Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

7. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian perlu digunakan sebagai pengembang terhadap penelitian yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah 2008 tentang penggunaan model pembelajaran modul terhadap ketuntasan dan peningkatan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas X SMAN I Kesamben. Penelitian yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis penelitian yang dipakai adalah uji beda dua rata-rata atau “t-test”. Meningkatnya prestasi belajar siswa dapat diketahui dari ketuntasan belajar dan hasil kemampuan akhir siswa atau post-test pada mata pelajaran ekonomi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dengan menggunakan pembelajaran modul ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terbukti dengan analisis hasil belajarnya yang dapat dilihat dari ketentuan belajar siswa terdapat perbedaan yang signifikan. Yaitu pada kelas kontrol sebesar 90 telah tuntas dan 10 tidak tuntas. Sedangkan kelas eksperimen sebesar 100 telah tuntas dan 2,5 yang belum tuntas dalam belajar. Sedangkan dari hasil nilai ratarata kemampuan akhir siswa kelas kontrol 75,87 dan kelas eksperimen 84,37. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pembelajaran modul terhadap prestasi belajar siswa pada matapelajaran ekonomi di SMAN 1 Kesamben

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan. Berdasarkan kajian teori dimuka maka dapat diambil suatu kerangka berpikir perbedaan antar variabel, perbedaan antara kelas yang menggunakan pembelajaran modul dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar. Berikut ini adalah kerangka berpikirnya; Menurut beberapa pendapat para ahli pada kajian teori sebelumnya dapat diketahui prestasi belajar adalah bukti keberhasilan belajar atau kemampuan siswa meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam bentuk angka ataupun nilai diberikan oleh guru yang menceritakan pencapaian hasil belajar oleh setiap siswa pada periode tertentu. Prestasi belajar siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dinyatakan dalam bentuk nilai pada setiap mata pelajaran setelah mengalami proses belajar. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar atau prestasinya baik jika nilainya telah mampu melewati nilai KKM dalam silabusnya. Namun pada kenyataanya nilai murni evaluasi pada semester gasal yang lulus kriteria ketuntasan minimal KKM pada mata diklat Pengapian Sepeda Motor kurang dari 60. Artinya masih banyak siswa Hal ini disebabkan oleh kemandirian siswa dalam usaha menguasai materi masih rendah, hal ini terlihat pada saat guru memberi soal tentang materi berikutnya yang belum disampaikan, hampir tidak ada yang bisa menjawab. Selain itu, pembelajaran yang terjadi juga kurang efektif dan membuat siswa menjadi jenuh karena pembelajaran yang monoton dan lebih bersifat teacher centre bukan student centre. Hal ini ditunjukkan dari aktivitas siswa dalam proses balajar-mengajar rendah dan bersifat pasif yaitu cenderung hanya sebagai penerima saja. Siswa kelihatan tidak semangat, ada yang mengantuk, bermain telepon genggam hand phone dan mengobrol dengan teman mengenai topik diluar materi pembelajaran. Karena proses pembelajaran yang terganggu maka waktu yang diperlukan untuk menyampiakan materi juga tersita, waktu yang ada sudah habis sedangkan materi yang harus disampaikan belum tuntas diajarkan kepada siswa. Ketika mid dan semesteran sudah tiba maka siswa banyak yang tidak tahu mengenai materi yang akan diujikan karena tidak semua materi bisa tersampikan akhirnya berpengaruh terhadip prestasi belajar siswa.. Masalah tersebut diatas dapat ditanggulangi jika pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswanya berlangsung secara menarik, variatif dan menyenangkan, baik dari segi metode maupun media yang digunakan. Prestasi belajar bisa ditingkatkan dengan penggunaan pembelajaran modul dalam proses pembelajaranya. Pemanfatan pembelajaran modul dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang menarik untuk siswa karena Modul tersebut dapat digunakan siswsa untuk belajar dirumah. Artinya siswa datang ke sekolah dengan mempunyai bekal sebelum menerima penjelasan dari guru. Karena telah mempelajarinya dirumah, seperti yang di ungkapkan oleh Suryobroto bahwa “modul memungkinkan siswa belajar sendiri” 1986:154. Selama proses KBM siswa tidak mendengar ceramah dari guru terus menerus, siswa bisa membaca sendiri materi yang tengah di bahas dan setelah selesai bisa mengerjakan soal test yang telah disiapkan untuk memperkuat ingatanya. Hal ini bisa membuat siswa selalu menyimak materi yang disampaikan, karena modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual yang memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuanya. Karena siswa selalu disibukan dengan modul yang ada maka kesempatan siswa untuk melakukan hal-hal yang sekiranya mengganggu proses KBM seperti mengantuk, bermain telepon genggam hand phone dan ramai bersama teman bisa di minimalisir. Masalah ketuntasan dalam belajar bisa diatasi dengan pembelajaran modul karena modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan secara sistematik, dimana waktu yang ada bisa dimaksimalkan sehingga ketika jumlah jam yang tersedia untuk materi sudah habis siswa bisa fokus untuk belajar mempersiapkan evaluasi setiap akhir pembelajaran. Efektifitas waktu dalam KBM juga lebih baik karena dalam prosesnya guru hanya menambahkan dimana siswa tersebut tidak begitu paham dan siswa menambahkan catatan kecil pada modul yang dimiliki. Dengan demikian presentasi yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM akan lebih menarik perhatian dan bisa lebih memotivasi siswa dalam belajar siswa, sehingga memudahkan siswa dalam menguasai setiap kompetensi yang diajarkan oleh guru. Hal ini juga nantinya diharapkan akan mampu mengurangi aktifitas siswa yang dapat mengganggu proses belajar seperti karena setiap siswa akan aktif mengikuti proses pembelajaran. Karena proses pembelajaran berlangsung lancar maka siswa mampu menerima materi secara lengkap, ketika mid dan semesteran pun siswa akan mudah untuk belajar karena semua materi telah diberikan oleh guru. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik dan variatif menyebabkan perubahan tingkah laku siswa dalam belajar, perhatian dan ketuntasan dalam belajar yang baik, sehingga nantinya pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat diduga bahwa penggunaan pembelajaran modul dapat mempengaruhi prestasi belajar. proses

C. Pengajuan Hipotesis