12
C. Uji Pengaruh Rhizobakteria dari tanaman Solanaceae Pada tanaman kedelai
Mikroba Rhizobakteria hasil isolasi dari tanaman leguminosae diuji kemampuannya dalam memacu pembentukan senyawa penginduksi ketahanan sistemik pada tanaman kedele,
dan pertumbuhan tanaman kedele serta hasil tanaman kedele di rumah kaca dilakukan dengan cara;
a. Disiapkan Sumber inokulum Rhizobakteria dari tanaman leguninosae Ke tiga belas isolate Rhizobakteria dari tanaman leguninosae, masing masing di biakan
pada media Potato pepton glukosa PPG cair dan diinkubasi selama 2 hari hingga media tampak keruh dan penuh ditumbuhi bakteri, selanjutnya larutan bakteri tersebut diencerkan
sebanyak tiga kali hingga mendapatkan konsentrasi bakteri 10
6
cfuml, b. Disiapkan Sumber inokulum bakteri Rhizobium
Bakteri Rhizobium isolate Btl 8, dibiakan pada media YEM Yeast Extract Mannitol cair yang terdiri atas K
2
HPO
4
0,5 g, MgSO
4
7H
2
O 0,2 g, NaCl 0,1 g, CaCO
3
g, Mannitol 10 g, Yeast extract 3 g, PCNB 2 g,
aquades 1.000 ml. dan di inkubasi selama 2 hari. selanjutnya larutan bakteri tersebut diencerkan sebanyak tiga kali hingga mendapatkan
konsentrasi bakteri Rhizobium 10
6
cfuml c. Perlakuan benih
Disiapkan media humus yang bahan bakunya berasal dari limbah pembuatan biogas kotoran sapi. Media humus dikemas dalam kantong plastik masing-masing sebanyak 150
g dan disterilisasi memakai autoclave. Setelah media humus dingin, media diinokulasikan masing masing dengan 1 ml biakan Rhizobakteria dari tanaman leguninosae, perlakuan ini
di ulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 39 kantong inokulum dan satu kantong sebagai control. Kemudian media yang sudah berisi Rhizobakteria diinokulasi kembali
dengan 1 ml biakan bakteri Rhizobium Btl 8. Selanjutnya media humus yang sudah diinokulasikan dengan Rhizobakteria dari tanaman leguninosae dan bakteri Rhizobium Btl
8 diinkubasi selama 30 hari, sambil setiap hari biakan di kocok. Benih kedelai sebelum ditanam terlebih dahulu diimbibisi pada media humus selama 24 jam sebanyak 50 biji
kedele dalam 1 kantong humus mengandung Rhizobakteria. d. Penanaman benih
Setelah benih kedele mendapatkan perlakuan Imbibisi Rhizobakteria dari tanaman leguninosae, benih kedele ditanam pada 2 kg media tanah campuran, tanah : pupuk
kandang sapi 2 : 1 di dalam pot, dan humus bekas media imbibisi dicampurkan secara merata ke media tanam. Setiap pot di Tanami 4 benih kedele nantinya akan di perjarang
13
menjadi 2 tanaman. yang masing masing sudah mendapatkan perlakuan benih dengan Rhizobakteria pelarut fosfat sesuai dengan perlakuan yang di uji. Perlakuan yang di uji
adalah 14 perlakuan yang terdiri dari 13 isolat Rhizobakteria dari tanaman leguninosae, dan satu control tampa perlakuan bakteri, yaitu dengan perlakuan air saja. Rancangan yang
di gunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAK. Tanaman dipelihara hingga berbuah hingga bijinya siap panen tetapi tanaman belum
kering dan dipanen. Pada saat tanaman berumur 2 minggu, tanaman diinokulasi dengan virus penyebab penyakit
mosaic, inokulasi dilakukan secara mekanis dengan memakai air perasan tanaman kedele sakit terserang penyakit Mosaic. Tanaman sebagai sumber inokulum di ambil dilapangan
karena pada saat ini tanamn kedele petani banyak yang tersrang penyakit Mosaic. Metode inokulasi virus adalah;
Inokulasi virus dilakukan sat tanaman berumur 30 hari setelah tanam. Inokulum yang digunakan diperoleh dari tanaman kedelai yang ada di areal sawah Subak Angantaka, Desa
Angantaka Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, yang menunjukkan gejala serangan CMV. Tanaman kedelai yang akan diinokulasi, daunnya yang masih muda dan sudah
membuka sempurna daun kedua dan ketiga dari ujung tunas ditaburi dengan celite secara merata. Inokulasi dilakukan secara mekanik dengan menggunakan cotton bud. Konsentrasi
inokulum yang digunakan adalah 1 mg10 ml phosphate buffer pH 7. Inokulasi dilakukan antara pukul 17.00 sampai 18.00. Sehari setelah inokulasi, permukaan daun tanaman disiram
dengan air untuk membersihkan celite Selama pemeliharaan dilakukan pengamatan:
1. Tinggi tanaman, 2. Jumlah daun,
3. jumlah khlorofil 4. Gejala penyakit yang muncul pada tanaman, di uji dengan metode Elisa
5. jumlah Polong, jumlah biji dan Berat biji, pertanaman 6. Kemudian diamati juga kandungan senyawa Fenol, asam salisilat dan senyawa
Peroksidase Rhizobakteri yang mampu menghasilkan bintil akar dengan jumlah dan berat terbesar,
serta mampu memberikan pertumbuhan tanaman kedele terbaik dan mampu melindungi tanaman dari serangan penyakit virus mosaic adalah Rhizobakteri pelarut fosfat terbaik
14
D. Identifikasi Spesies Rhizobakteria Pemacu Rhizobium membentuk Bintil akar terbaik