commit to user 39
teknik mesin. Sehingga penulis harus bekerja keras, seperti bertanya langsung pada teknisi China maupun teknisi lokal mengenai
spare part
mesin, maupun alat kerja dan kemudian menghafalkannya. Hal ini bertujuan agar dalam proses
menerjemahkan dapat berjalan lancar dan juga dapat menerjemahkan dengan baik dan benar.
D. Hasil yang Dicapai
Ada banyak hal yang penulis peroleh dan alami selama menjalankan praktik kerja lapangan. Sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa bagi
penulis. Melalui praktik kerja kali ini, penulis memperoleh hasil yang bisa dikatakan tidak mengecewakan. Penulis mendapatkan banyak wawasan baru,
mengetahui karakteristik dan pola pikir sesama yang ada disekitar, belajar mengenai semangat hidup, kerja keras, kesabaran, keuletan, dll.
Berikut ini merupakan hal – hal yang telah penulis capai selama praktik
kerja lapangan di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil I: 1.
Mendapatkan pengalaman bekerja bersama orang China. 2.
Mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan orang China secara langsung.
3. Mengetahui pola pikir orang China di dalam dunia usaha, keuletan dan
keteguhannya dalam bekerja. 4.
Mengetahui kebudayaan orang China. 5.
Mendapatkan tambahan kosa kata baru bahasa China mengenai bisnis dan terutama mengenai teknik mesin.
Contoh:
commit to user 40
i. Listrik : Diàn : 电
ii. Motor : Mǎdá : 马达
iii. Spindle : Lóng jīn : 龙筋
iv. Bearing :
Zhóuchéng : 轴承
v. Roller : Luōlā : 罗拉
6. Mendapatkan ilmu teknik secara tidak langsung, mengenai bagian –
bagian dari mesin, fungsinya, dan cara kerja sebuah mesin. 7.
Menerjemahkan dengan baik setiap teks yang diberikan. 8.
Kekompakan dan semangat di dalam tim kerja. Adapun hal
– hal yang telah penulis selesaikan selama praktik kerja di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil I:
1. Mendampingi teknisi China selama berada di Indonesia.
2. Menjadi penerjemah diskusi antara PT. Delta Merlin Sandang Tekstil I
dan teknisi China. 3.
Menerjemahkan teks – teks panduan yang berkaitan dengan prosedur – prosedur dalam pemasangan dan menjalankan mesin Spinning.
E. Kendala yang Dihadapi dalam Penerjemahan Bahasa China
Di dalam suatu proses penerjemahan, tentunya ada kendala yang terjadi. Begitu pula dengan proses penerjemahan bahasa China, baik secara lisan maupun
tertulis.
commit to user 41
Berikut ini adalah beberapa kendala penerjemahan bahasa China yang sering dirasakan oleh kebanyakan penerjemah khususnya penerjemah pemula:
1. Kurang yakin akan kemampuan diri.
Kurang yakin akan kemampuan diri timbul akibat dari kurangnya percaya diri atas kemampuan yang dimiliki. Hal ini
disebabkan dari pola pikir individu
itu sendiri, sehingga
mengakibatkan kebanyakan orang tidak yakin bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu hal.
2. Tidak adanya target di dalam diri.
Target alangkah baiknya jika dibuat diatas kemampuan yang dimiliki. Hal ini sebagai motivasi kita untuk melakukan sesuatu.
Namun seringkali hal ini lah yang diremehkan dan dilupakan. 3.
Kurangnya penguasaan kosa kata. Penguasaan kosa kata yang terbatas menjadi salah satu faktor
kegiatan penerjemahan tidak dapat berjalan lancar. 4.
Kurangnya penguasan tata bahasa baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran.
Penguasaan tata bahasa yang baik dan benar sering kali menjadi masalah. Hal ini disebabkan karena jarangnya menggunakan bahasa
secara baik dan benar dalam berkomunikasi. 5.
Adanya paksaan dalam menerjemahkan. Seorang
penerjemah dalam
melakukan penerjemahan
diharapkan berdasarkan atas keinginan diri sendiri. Adanya paksaan
commit to user 42
dari berbagai pihak justru akan menjadikan hasil penerjemahan tidak akan maksimal.
Banyaknya kendala yang terjadi hampir sama dengan yang dialami oleh penulis. Berikut adalah beberapa kendala penerjemahan bahasa China secara lisan
yang dirasakan oleh penulis: 1.
Faktor Internal: 1.1
Adanya sikap tidak percaya diri. Dengan adanya sikap ini, tidak jarang seorang penerjemah
menjadi takut untuk berbicara dengan lantang dan memvariasi kalimat. Sehingga hasil terjemahan yang terbentuk tidak sesuai
dengan tata bahasa yang baik dari bahasa sasaran dan menjadi sulit dipahami.
1.2 Perasaan gugup yang berlebihan.
Bagi seorang pemula, perasaan gugup adalah wajar. Namun jika gugup tersebut berlebihan justru akan mengganggu dalam
penerjemahan, seorang penerjemah menjadi kurang berkonsentrasi. 1.3
Kurangnya menguasai bahasa sasaran dengan baik. Hal ini menjadi suatu kendala yang sangat mengganggu
apabila struktur kalimat, pemilihan kosa kata seorang penerjemah tidak luas.
1.4 Kurangnya menguasai bahasa sasaran dengan baik.
Penguasaan kosa kata terutama yang terkait dengan topik, penggunaan tata bahasa dengan baik, kemampuan menangkap
commit to user 43
bahasa sasaran, kemampuan melafalkan dengan tepat dan lancar merupakan syarat penting bagi seorang penerjemah.
1.5 Tidak adanya persiapan terlebih dahulu untuk mempelajari teks
yang akan menjadi topik. Hal ini memerlukan suatu pengalaman. Sebab dalam
kondisi tersebut, seorang penerjemah dituntut untuk memiliki kemampuan di bidang teknik dan ketrampilan untuk menebak
kalimat – kalimat yang akan dipertanyakan.
1.6 Kurang mengenal kebudayaan dari negara China.
Bahasa merupakan bagian dari budaya. Sehingga untuk mampu menerjemahkan dengan baik, seorang penerjemah harus memiliki
pemahaman budaya yang baik. Dengan pemahaman budaya yang baik akan membantu untuk menerjemahkan secara efektif, dan
tidak menimbulkan kesalahpahaman. 2.
Faktor Eksternal: 2.1
Kondisi lingkungan sekitar. Suara yang ditimbulkan kendaraan bermotor, suara
renovasi bangunan, dan suara yang lain, sering kali dapat mengganggu konsentrasi dari seorang penerjemah.
Berikut ini adalah kendala penerjemahan bahasa China secara tertulis yang dirasakan oleh penulis:
1. Faktor Internal:
commit to user 44
1.1 Penguasaan istilah – istilah dan kosa kata – kosa kata di bidang
teknik, ekonomi yang masih kurang. Kondisi ini berdampak pada penerjemah yaitu semakin
lamanya waktu yang dibutuhkan oleh seorang penerjemah untuk menyelesaikan tugasnya, dan menyusun kalimat.
1.2 Penguasaan huruf bahasa China yang kurang.
1.3 Munculnya rasa jenuh di dalam diri penerjemah.
Hal ini disebabkan karena teks yang diterjemahkan bukanlah bahasa keseharian.
2. Faktor Ekaternal:
2.1 Keterbatasan waktu
Target waktu yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan jumlah bahan yang harus diterjemahkan.
F. Pemecahan Masalah