29
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengingat rangkaian nada dan irama
serta mengekspresikannya melalui aktivitas musik. Anak dengan kecerdasan ini cenderung senang mendengarkan lagu, menikmati lagu tersebut, bahkan dapat
menyanyikanmemainkan lagu tersebut dengan nada yang tepat. Mengekspresikan irama dan rangkain nada dapat dilakukan dengan memainkan alat musik dan
menyanyikan lagu.
2. Manfaat Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal terwujud pada kepekaan orang pada musik, lagu, ritme, dan sebagainya. Paul Suparno 2004: 69 mengatakan bahwa guru dapat melatih
siswa mengembangkan intelegensi ini dengan beberapa latihan seperti mengenal tone suara, melatih ritme lagu, menyanyi, memainkan alat musik seperti angklung,
gamelan, band, piano, trompet, dan sebagainya. Mengenali suara lingkungan suara instrumental, bahkan juga suara orang. Siswa dapat diajari untuk memainkan alat
musik sederhana kemudian mementaskannya. Maka sangat baik bila di setiap sekolah ada kelompok musik, karena kegiatan ini selain membantu
mengembangkan kecerdasan musikal pemain, juga para pendengarnya. Mengembangkan kecerdasan musikal ini baik dilakukan ketika anak masih
sekolah dasar. Musik telah banyak dipakai oleh manusia sejak ribuan tahun lampau.
Banyak ilmuan dan filsuf masa lalu memasukan musik sebagai bagian penting dalam pendidikan. Munif Chatib 2014: 91 mengungkapkan ada Plato yang
30
menyatakan bahwa irama dan harmoni bisa merasuk ke dalam jiwa dan bersemayam kuat. Kemudian, Aristoteles menyebutkan bahwa kita akan mencapai
kualitas karakter tertentu dengan menghargai musik. Sementara Edward Teller memanfaatkan musik untuk membuat rekan kerjannya di Los Alamos Labotary
tetap terjaga sepanjang malam dengan memainkan sonata Beethoven dengan piano di barak tempat tinggalnya. Albert Einstein memainkan biola dan Albert
Schweitzer memainkan organ ketika orang sedang mengejar upaya kemanusiaan dan ilmiah mereka Amstrong, 2002: 61.
Musik memiliki sifat yang dapat menghibur, menenangkan, dan meredakan rasa takut sehingga kita mengenal pada jaman sekarang musik digunakan dalam
bidang kesehatan untuk terapi dan relaksasi. Lebih dari itu menurut Munif Chatib, 2014: 91 musik dengan getarannya mampu mengaktifkan transmisi saraf listrik
untuk memungkinkan lebih banyak asosiasi dendrit terjadi. Makin banyak stimulasi, makin banyak koneksi yang dibentuk untuk membuat lebih banyak
asosiasi. Melalui pengetahuan yang disimpan dalam memori otak, musik mampu memicu ingatan otak kanan sehingga proses belajat mudah diingat kembali.
Namun, kecerdasan musikal merupakan kecerdasan yang paling sedikit dipahami dan, setidaknya dalam lingkungan akademik, yang paling sedikit
didukung di antara jenis-jenis kecerdasan lainnya. Anak-anak yang bersenandung, bersiul dan bernyanyi di sekolah sering dipandang bertindak tak patut atau
dianggap menggangu kelas. Siswa-siswa yang dicap sebagai pembawa masalah perilaku mungkin saja sedang memperlihatkan kecerdasan musikalnya Jasmine,
2012: 24.
31
Di sekolah-sekolah pada umumnya, musik kurang berperan dalam kurikulum pendidikan ketika anak meningkat pada tataran pendidikan yang lebih
tinggi. Biasanya sebelum usia 12 atau 13 tahun, pembelajaran musik sering dihilangkan sama sekali dari kurikulum sekolah. Hanya jika seorang anak
mengambil apresiasi musik sebagai suatu kegiatan ekstrakurikuler pilihan maka dia akan meneruskan pendidikan musiknya.
Padahal menurut Ortiz 2002: 17 ketika anak menginjak usia 7 sampai 10 tahun ketrampilan motorik anak semakin sempurna sehingga anak-anak mampu
ambil bagian dalam aktivitas yang lebih terstruktur seperti memainkan suatu alat musik. Berkembangnya ketrampilan motorik meningkatkan kemampuan mereka
untuk memainkan alat musik. Anak-anak pada usia ini mampu belajar notasi musik serta mengingat dan menirukan rime melodi serta tempo yang lebih rumit.
Mereka juga lebih bersedia duduk diam menonton pertunjukan musik dari pada anak berusia 4 sampai 6 tahun. Keterlibatan yang semakin besar dlam aktivitas
sosial menjadikan anak-anak ini kandidat istimewa untuk mengikuti aktivitas musikal yang terorganisir, seperti bernyanyi dalam koor dan gabungan dalam
beberapa grup musik termasuk dalam grup musik angklung. Menurut Gagner Munif Chatib, 2014: 93 kecerdasan musikal merupakan
bentuk bakat manusia yang paling awal muncul. Keahlian di bidang musik bergantung pada bertambahnya pengalaman hidup sehingga mungkin saja,
seorang anak berusia 3 tahun mampu megenali nada-nada lagu yang didengarnya. Maka dari itu, anak yang memiliki bakat musik perlu dibina dan digunakan
sebagai sarana tambahan untuk meningkatkan pembelajaran. Perhatian harus
32
diberikan untuk mengoptimalkan bakat yang potensial ini karena tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki apresiasi terhadap musik. Pendidikan
menemukan bakat yang potensial dalam diri anak dan menghasilkan suatu lingkungan yang akan memungkinkannya untuk berkembang sudah layak menjadi
salah satu dari tujuan pendidikan. Lwin 2008: 137 juga mengungkapkan bahwa kecerdasan irama-musik
adlah kecerdasan yang pertama dari kecerdasan manusia yang harus dikembangkan dari sudut pandng neurologis, berkat dunia suara, irama dan
getaran yang kita rasakan sementara kita masih berda dalam kandungan. Ia menyebutkan beberapa alasan mengapa kecerdasan musikal perlu dikembangkan
dan dioptimalkan, antara lain 1 meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi, 2 meningkatkan kecerdasan, 3 meningkatkan daya ingat, dan 4 memabantu
mengajarkan kecerdasan lainnya.
Alasan-alasan diatas, memberikan pengertian bahwa mengembangkan kecerdasan musikal merupakan hal yang penting. Usia sekolah dasar merupakan
usia yang efektif untuk mengembangakan kecerdasan tersebut. Pembelajaran musik melalui praktik langsung membuat anak menjadi memiliki pengalaman
belajar dan memberikan dampak-dampak positif yang telah disebutkan di atas. Melalui pembelajaran sesuai dengan krakteristik kecerdasannya juga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dengan mudah menerima pengetahuan.
33
3. Ciri-Ciri Kecerdasan Musikal