106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melalui proses penelitian dan proses analisis struktural-semiotik terhadap roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc Levy, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis Struktural
Secara struktural, alur dalam roman ini adalah alur progresif karena setiap peristiwa yang ditampilkan terjadi secara berurutan dan
kronologis. Sesuai dengan judulnya yaitu Sept Jours pour une Éternité setiap kejadian di dalam roman ini terjadi secara runtut dari hari
pertama sampai hari ketujuh. Akhir cerita dari roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc Levy ini adalah fin suite possible akhir
ceritayang mungkin masih bisa berlanjut. Tokoh yang paling dominan di dalam roman Sept Jours pour
une Éternité karya Marc Levy adalah Zofia. Zofia adalah tokoh utama dalam roman ini karena ia mempunyai intensitas yang paling sering
muncul dalam sekuen dan fungsi utama. Zofia juga berperan sebagai fokus dan sorotan utama dalam cerita, oleh karena itu ia juga berperan
sebagai le sujet subjek sekaligus le destinateur penerima dalam skema aktan. Selain itu, terdapat tiga tokoh tambahan dalam cerita
yaitu Lucas, Mathilde, dan Michael. Latar tempat yang paling dominan dan sering muncul di dalam
roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc Levy terdapat di dua
tempat yaitu New York dan San Francisco. New York merupakan tempat tinggal tokoh tambahan yang bernama Lucas sedangkan San
Francisco merupakan tempat tinggal tokoh utama yang bernama Zofia.
Latar waktu di dalam roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc Levy adalah tujuh hari sesuai dengan judulnya. Cerita
dalam roman ini diawali dari hari pertama sampai hari ketujuh. Peristiwa pada hari pertama yang mengawali cerita ini yaitu
pengiriman Zofia ke bumi oleh Dieu sampai peristiwa terakhir pada hari ketujuh yaitu perpisahan antara Lucas dan Zofia untuk selamanya.
Latar sosial yang terlihat dominan di dalam roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc Levy adalah masyarakat modern
Amerika Serikat khususnya di negara bagian New York dan San Francisco. Masyarakat di negara maju yang mempunyai gaya hidup
mewah hedonisme dan cenderung mempunyai persaingan ketat antara satu dengan yang lain.
Terdapat tema mayor dan tema minor di dalam roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc Levy. Tema mayor dalam roman
ini adalah perjuangan Zofia untuk mewujudkan kedamaian untuk umat manusia di bumi sedangkan tema minor dalam roman ini adalah
keikhlasan, persahabatan, loyalitas, dan ambisius.
2. Wujud Keterkaitan antarunsur Instrinsik
Wujud keterkaitan antara unsur intrinsik satu dengan yang lain di dalam roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc levy tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada alur terjadi karena adanya interaksi antartokoh yang
merupakan penggerak dalam sebuah cerita. Peristiwa yang dialami tokoh membutuhkan latar baik latar tempat, latar waktu maupun latar
sosial. Di dalam roman ini latar juga bisa mempengaruhi karakter setiap tokoh. Keterkaitan antarunsur yang berupa alur, penokohan, dan
latar tersebut akan menimbulkan kesatuan cerita yang diikat oleh tema.
3. Analisis Semiotik
Secara semiotik roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc Levy ditemukan wujud hubungan antara representamen dan latar
ground yang berupa 2 bentuk qualisign, 5 bentuk sinsign, dan 2 bentuk legisign. Dari ketiga wujud hubungan tersebut yang paling
dominan adalah sinsign. Melalui gambar sayap malaikat yang terdapat pada sampul depan roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc
Levy ditemukan makna cerita yaitu rasa tanggung jawab yang dimiliki untuk menyelesaikan target dalam kehidupan. Meskipun, akan selalu
menemui halangan disetiap prosesnya. Selanjutnya, wujud hubungan antara tanda dan acuannya yang
berupa ikon, indeks, dan simbol dalam roman Sept Jours pour une
Éternité karya Marc Levy ditemukan 1 ikon topologis, 5 ikon metafora, 9 indeks, dan 10 simbol. Dari ketiga wujud hubungan
tersebut yang paling dominan adalah simbol. Makna yang terkandung adalah melalui warna hijau yang terdapat pada sampul roman
menunjukkan bahwa semua manusia di dunia menginginkan kedamaian dan kesejahteraan untuk selamanya.
Yang terakhir adalah wujud hubungan antara tanda dan interpretan di dalam roman Sept Jours pour une Éternité karya Marc
Levy ditemukan 1 bentuk terms, 1 bentuk preposisi, dan 1 bentuk argument. Tidak ada wujud hubungan yang paling dominan karena
semua mempunyai porsi yang sama. Makna yang terkandung adalah dari bentuk terms mempunyai makna kritikan terhadap masyarakat
modern yang sudah tidak memperdulikan nilai-nilai kebaikan. Selanjutnya dari bentuk preposisi makna yang ditemukan
adalah didalam roman ini mengandung banyak pelajaran tentang keikhlasan. Hal ini dapat menjadi pembelajaran untuk para pembaca
agar untuk selalu ikhlas jika sesuatu yang diinginkan tidak tercapai karena Tuhan sudah mengatur segalanya yang terbaik untuk manusia.
Yang terakhir dari bentuk argument makna yang terkandung adalah sebuah arti pengorbanan di dalam kehidupan.