masyarakat secara luas. Untuk melihatnya dapat dijadikan indikator seperti penghasilan, pendidikan, sandang, pangan, kesehatan dan sebagainya yang
tentunya disesuaikan dengan keperluan suatu konsep penelitian yang dilakukan. Jadi, tingkat sosial ekonomi adalah adanya suatu jenjang yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
2.3. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang
baik Isbandi, 1994:3. Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat dalam UU No.11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok
kesejahteraan sosial, pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut: “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.
Walter A. Friedlander, mengutarakan bahwa konsep dan istilah kesejahteraan sosial dalam pengertian program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan
dengan masalah sosial dari pada masyarakat kita yang industrial. Kemiskinan, kesehatan yang buruk, penderitaan dan disorganisasi sosial telah ada dalam sejarah
kehidupan umat manusia, namun masyarakat yang industrial dari abad ke 19 dan 20 ini menghadapi begitu banyak masalah sosial sehingga lembaga-lembaga insani yang
sama seperti keluarga, ketetanggaan, gereja, dan masyarakat setempat tidak mampu lagi mengatasinya secara memadai. Berikut ini beberapa defenisi yang menjelaskan
arti kesejahteraan sosial, W.A Friedlander mendefenisikan: “Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang
Universitas Sumatera Utara
ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan serta untuk mencapai relasi perseorangan dan
sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan- kemampuannya secara penuh untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras
dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat”Muhaidin, 1984: 1-2.
2.3 Kerangka Pemikiran
Sejak berabad-abad lalu manusia mengadakan perjalanan, manusia berkunjung. Pada dasarnya manusia memiliki keinginan untuk dapat mengenal
berbagai tempat. Bahkan setelah manusia berkelompok dan membentuk masyarakat, maka rasa ingin mengetahui, ingin mengadakan perjalanan, ingin
mencari hal-hal aneh yang belum dikenal, menjadi semakin besar. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat
kesejahteraan masyarakat meningkat, serta teknologi informasi, transportasi yang semakin berkembang memungkinkan masyarakat bisa melakukan kunjungan
keberbagai objek atau tempat yang ingin dikenalnya. Mudahnya memperoleh berbagai informasi dan mobilitas masyarakat semakin meningkat, maka orang
menyukai liburan mini berupa long weekends akhir minggu panjang. Perjalanan makin jauh dan makin cepat serta keinginan untuk manusia berkunjung ketempat
lain, untuk mendapatkan sesuatu yang lain, menyebabkan jumlah manusia yang mengembara berwisata semakin banyak. Hal ini menjadikan pariwisata menjadi
bagian dari budaya masyarakat yang berkaitan dengan penggunaan waktu senggang leisure time yang dimiliki seseorang.
Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak terpisahkan dari aspek kehidupan sosial, psikologis, ekologis dan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat. Hal ini disebabkan karena pariwisata memungkinkan adanya kontak antara orang-orang dari belahan dunia yang paling berjauhan, orang-orang dari
berbagai bahasa, ras kepercayaan, paham politik dan tingkat perekonomian. Pariwisata dipandang sebagai sumberdaya ekonomi yang potensial dikarenakan
sektor pariwisata memberikan manfaat seperti diversifikasi usaha masyarakat, memperluas kesempatan kerja, mempercepat peningkatan infrastruktur dan
perkembangan pemukiman penduduk serta pengembangan wawasan sosial. Berkembangnya pariwisata disuatu daerah akan membawa perubahan pada
daerah tersebut. Suksesnya pengembangan pariwisata tidak perlu didasarkan pada meningkatnya jumlah wisatawan dan peningkatan penerimaan. Peningkatan
penerimaan dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas fasilitas serta pelayanan yang memungkinkan peningkatan harga jasa yang
diberikan. Tujuan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau suatu kawasan wisata
adalah untuk bersenang-senang serta mencari pengalaman yang menyenangkan. Sehingga bagi penyedia barang dan jasa wisata harus mampu memberikan
penawaran atraksi wisata menarik, aksesibilitas yang mudah, serta berbagai hal yang mampu menambah kenyamanan para wisatawan. Atraksi wisata merupakan
daya tarik utama wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Pengelola pariwisata perlu memperhatikan masalah keberadaan atraksi supaya
wisatawan yang berkunjung kedaerah tersebut memperoleh kepuasan sebagaimana yang diharapkan pada saat berwisata didaerah itu.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai perjalanan aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan lokal maupun mancanegara menyebabkan munculnya produk barang dan jasa
pariwisata Dalam hal ini mereka membutuhkan pelayanan transportasi, akomodasi, catering, hiburan, dan pelayanan lainnya. Dalam penyediaan
pelayanan yang dibutuhkan wisatawan, masyarakat setempat juga berperan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan
standar hidup mereka sehingga kontribusi dari aktivitas wisata berpengaruh terhadap peningkatan sosial ekonomi, khususnya yang berada di lingkungan
pariwisata tersebut. Wisata Lumban Silintong sangat banyak diminati oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara. Wisata ini diminati karena memiliki daya tarik alam seperti pesona alam yang indah, air yang jernih, bukit yang menjulang tinggi, pinggiran
pantai yang bertanjung dan berteluk, Pantai berpasir dan landai. Daya tarik Wisata Lumban Silintong ini sangat sesuai dengan aktivitas wisata seperti berenang
dengan air yang jernih, sepeda air, menikmati pemandangan yang indah dari bukit yang menjulang tinggi sehingga tampak keindahan danau toba, melakukan
camping dibukit yang berada di pinggiran Danau Toba. Adapun jasa pelayanan
yang mendukung aktivitas wisata yaitu berupa jasa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour, berbagai prasarana utilitas umum dan
keramahtamahan.
Universitas Sumatera Utara
Wisata Lumban Silintong merupakan daerah yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik. Sejarah wisata Lumban Silintong berasal dari
kunjungan-kunjungan masyarakat sekitar untuk melihat keindahan pantai yang ada disana. Oleh karena kunjungan yang semakin ramai sehingga masyarakat
setempat mulai membuka usaha-usaha pariwisata untuk menyediakan kebutuhan para wisatawan
Meningkatnya aktivitas wisata membuat masyarakat terlibat seperti dalam penyediaan kebutuhan wisatawan seperti pelayanan transportasi, akomodasi,
catering , hiburan, dan pelayanan lainnya. Sehingga masyarakat menjadikan hal ini
sebagai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sektor pariwisata ini tentu memberikan kontribusi pada tingkat pendapatan masyarakat, tingkat
pendidikan serta tingkat kesehatan masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Bagan Alur Pikir
Aktivitas Wisata
Usaha –Usaha Pariwisata
• Kunjungan Kawasan Alam • Kunjungan Situs Sejarah
Purbakala • Belanja Cendramata
• Menikmati Pemandangan • Aktivitas Rekreasi biasa
• Pekerjaan • Pendidikan
• Pendapatan • Kesehatan
• Hubungan sosial masyarakat
Kontribusi Sosial Ekonomi
• Akomodasi • Transportasi
• Jasa Perjalanan • Jasa Makanan
• Fasilitas Rekreasi • Budayahiburan
Atraksi Wisata
• Atraksi Wisata Alam • Atraksi wisata Budaya
• Atraksi Khusus
Universitas Sumatera Utara
2.4 Defenisi Konsep