20
cukup hanya membaca dua atau tiga paragraf, melainkan membaca cerita tersebut sampai tuntas.
2. Hakikat Psikologi Sastra a. Pengertian Psikologi Sastra
Psikologi sastra merupakan cabang ilmu sastra dengan menggunakan pendekatan psikologi. Pendekatan psikologi pada karya sastra berusaha untuk
mengidentifikasi berbagai karakter tokoh serta konflik batin yang dialami tokoh yang berhubungan dengan kejiwaan tokoh. Minderop 2011: 54
menyatakan bahwa psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Karya sastra sebagai hasil dari
aktivitas penulis sering dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan sebab karya sastra merupakan hasil dari penciptaan seorang pengarang yang secara sadar
atau tidak sadar menggunakan teori psikologi. Seperti yang dikemukakan oleh Al Ghraibeh 2012: 106, yaitu:
“The statement of the problem is defined by revealing the dominant hemisphere of the brain and its relation with the multiple intelligences.
This relation adds a significant change to the field of the psychology. The way of learning and thinking that is attributed to the hemispheres
of the brain and its relation with mental talented children’s personality.
Psikologi ditafsirkan sebagai lingkup gerak jiwa, konflik batin tokoh- tokoh dalam sebuah karya sastra secara tuntas. Pengetahuan psikologi dapat
dijadikan sebagai alat bantu dalam menelusuri sebuah karya sastra secara tuntas. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman
kepada masyarakat secara tidak langsung melalui pemahaman tokoh-tokohnya. Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran kejiwaan manusia yang terdiri
dari unsur-unsur struktural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses pancaindra.
Penelitian psikologi sastra memang memiliki landasan pijak yang kokoh. Karena baik sastra maupun psikologi sama-sama mempelajari hidup manusia.
Bedanya, kalau sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan imajinasi pengarang, sedangkan psikologi mempelajari manusia secara nyata. Namun, sifat-sifat
21 manusia dalam psikologi maupun sastra sering menunjukkan kemiripan, sehingga
psikologi sastra memang tepat dilakukan. Roekhan Endraswara, 2008: 97 menyatakan bahwa pendekatan psikologi sastra ditopang oleh tiga pendekatan
sekaligus. Pertama, pendekatan tekstual, yang mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra. Kedua, pendekatan reseptif-pragmatik, yang mengkaji aspek
psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra yang terbentuk dari pengaruh karya yang dibacanya, serta resepsi pembaca dalam menikmati karya sastra.
Ketiga, pendekatan ekspresif, yang mengkaji aspek psikologis sang penulis ketika melakukan proses kreatif yang terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai
pribadi maupun wakil masyarakatnya. Penelitian psikologi sastra merupakan sebuah penelitian yang menitikberatkan pada suatu karya sastra yang
menggunakan tinjauan tentang psikologi. Psikologi sastra dapat mengungkapkan tentang suatu kejiwaan baik
pengarang, tokoh karya sastra, maupun pembaca karya sastra. Ada tiga macam metode yang dapat diterapkan dalam menganalisis suatu karya dengan pendekatan
psikologi. Pertama, menguraikan ketidaksengajaan antara pengarang dan pembaca. Kedua, menguraikan kehidupan pengarang untuk memahami karyanya. Ketiga,
menguraikan karakter para tokoh yang ada dalam karya yang diteliti Scott Sangidu, 2004: 30. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Wahyuni
2011: 1, yaitu: “
Psikologi sastra adalah analisis teks. Artinya, psikologi ikut berperan penting dalam penganalisisan sebuah karya sastra dengan mengkaji dari
sudut kejiwaan karya sastra. Jika memusatkan perhatian pada tokoh- tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin.”
Penggunaan kajian psikologi dalam melihat karya sastra merupakan bentuk pemahaman terhadap karya sastra dari sisi lain. Konflik yang dialami tokoh dan
cara penyelesaiannya dapat dijadikan petunjuk adanya unsur psikologi dalam sebuah karya sastra. Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra menampilkan
tokoh-tokoh yang tidak bersifat individual melainkan dalam kelompok masyarakat tertentu. Karakter tokoh cerita dalam beberapa hal seperti orang yang nyata, tetapi
mereka tidak identik dengan orang dalam kehidupan nyata karena mereka hanya ada di dunia imajinasi pengarang. Kehidupan tokoh sebagai hasil imajinasi
pengarang inilah yang dapat dijadikan sumber pemahaman terhadap karakter
22 masing-masing tokoh. Selain itu, konflik batin yang dialami tokoh dapat
teridentifikasi Astuti, 2011: 1023.
Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa dan karsa dalam
berkarya. Begitulah pembaca, dalam menanggapi karya tidak akan lepas dari aktivitas kejiwaan masing-masing. Freud Alwisol, 2014: 13 kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar conscious, prasadar
preconscious, dan tak sadar unconscious. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari dan menyelidiki aktivitas dan tingkah laku manusia. Aktivitas dan
tingkah laku tersebut merupakan manifestasi jiwanya. Jadi, jiwa manusia terdiri dua alam, yaitu alam sadar kesadaran dan alam tidak sadar
ketidaksadaran, kedua alam bukan hanya saling menyesuaikan, alam sadar menyesuaikan dengan dunia luar, sedangkan alam tak sadar penyesuaiannya
terhadap dunia dalam. Jadi ilmu psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa yang mencakup segala aktivitas dan tingkah laku
manusia. Ratna 2012: 16 mengemukakan bahwa secara definitif psikologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan
aspek-aspek kejiwaannya. Sebagai hasil rekonstruksi proses mental karya sastra diduga mengandung berbagai masalah berkaitan dengan gejala-gejala
kejiwaan. Gejala yang muncul baik secara langsung maupun tidak langsung melalui unsur-unsur termanifestasikan dalam karya.
Kajian psikologi sastra lebih menekan pada kajian tokoh atau penokohan karena banyak menampilkan gejala-gejala kejiwaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi sastra merupakan
sebuah pendekatan untuk menganalisis karya sastra dari sisi psikologi, karena karya sastra sebagai ciptaan pengarang mengandung aspek kejiwaan. Kajian yang
berhubungan dengan psikologi sastra telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.
b. Psikologi Sastra Sigmund Freud