32
masih menjadi perdebatan yang menjengkelkan. Akan tetapi, pada tahun 1970-an peraturan-peraturan serta tingkah laku masyarakat
lambat laun berubah menjadi tenang. Celana dengan serta panjang yang bervariasi telah diterima
sebagai bagian dari busana wanita.Baik untuk perlengkapan casual santai maupun formal.Pada tahun 1980-an, perjuangkan wanita
untuk memakai celana secara keseluruhan telah hampir mencapai kemenangan, walaupun masih ada perlawanan dari sebagian
perlawanan masyarakat, khususnya berkenaan dengan ide agar wanita mendapat kebebasan untuk mengenakan celana kekantor.
b. Bagian-bagian Celana
Celana pants, trouserm,slacks,pantaloons adalah busana luar yang menutupi pinggul dan kaki-kaki dari pinggang sampai ke mata
kaki, dengan setiap kaki yang tertutup secara terpisah. Model style celana ditentukan oleh panjang, lebar keliman bawah, serta bentuk
pinggul menuju kelimanya.Bentuknya bisa ditunjukkan pada
pinggang, pinggul, lutut atau kelimnya. Short celana pendek panjangnya berakhir pada atau diatas
lutut kaki. Jumpsuits celana terusan adalah sebentuk celana yang disambungkan dengan batas atas bodice. Celana dikencangkan
fitted pada pinggang dengan ban pinggang, elastis, tali kor, tali pita tie, atau ikat pinggang. Celana yang pas-suai memerlukan bukaan
sehingga bisa ditarik ke atas pinggul sewaktu memakainya. Celana mempunyai jahitan-jahitan pada tengah depan dan tengah
33
belakangnya, dan letak sambungan dua kaki pada bagain itu disebut crotch lingkar pesak.
B. Kajian Penelitian Yang relevan
Dalam penelitian ini, peneliti membaca beberapa referensi penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Menggambar Busana.
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan : 1. Choirul Choyimah 2013 yang meneliti mengenai kemampuan
menggambar busana pesta dengan memanfaatkan media cetak majalah busana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Dalam
ranah kognitif dengan memanfaatkan media cetak majalah cukup mampu menggambar busana, 2 Dalam ranah psikomotorik
dengan memanfaatkan media cetak majalah cukup mampu menggambar
busana, 3
Dalam ranah
afektif dengan
memanfaatkan media cetak majalah cukup mampu menggambar busana, 4Dengan memanfaatkan media cetak majalah busana,
siswa kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta cukup mampu dalam menggambar busana pesta, 5 secara keseluruhan kemampuan
siswa dalam menggambar busana pesta mengalami peningkatan. 2. Tri Kusuma , Astuti 2013pengembangan media pembelajaran
menggambar proporsi tubuh menggunakan macromedia flash. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1 Berdasarkan hasil
penilaian responden pada uji lapangan, penilaian pada aspek Tampilan masuk pada kategori sangat baik, 2 hasil penilaian
responden pada
uji lapangan,
penilaian untuk
aspek
34
pemrograman yang meliputi kemudahan memilih menu sajian dan kemudahan dalam penggunaan media, masuk pada kategori
sangat baik, 3 Berdasarkan penilaian responden pada uji lapangan untuk aspek manfaat yang meliputi kemampuan
memotivasi, materi lebih mudah dipahami dan memungkinkan siswa melakukan peniruan sesuai tayangan media, masuk dalam
kategori sangat baik, 4 Media pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran.
3. Erma Fitriana 2012, Pengembangan media gambar untuk meningkatkankreativitas
mendesain pada
mata pelajaran
menggambar busana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1 kualitas mediapembelajaran media termasuk dalam kategori
“layak”, 2 pengembangan media gambar “layak” digunakan untuk pembelajaran, 3 pada uji coba media gambar diperoleh hasil
dengan kategori baik, 4 ada peningkatan kreativitas mendesain busana pesta malam terhadap media gambar.
Penelitian yang akan peneliti lalukan yaitu pengembangan media booklet menggambar busana pada kompetensi dasar
menggambar celana
wanita. Perbedaan
penelitian ini
dibandingkan dengan penelitian yang sudah ada yaitu dilakukannya penelitian untuk mengetahui pengembangan media
booklet sebagai media pembelajaran, pengkajian tentang kelayakan media booklet dilihat dari aspek media,materi dan
keterbacaan mediamenurut pendapat siswa SMK Negeri