5 Gambar 1. Sidat kembang Anguilla mauritania
Tubuh sidat bersisik kecil-kecil membujur, berkumpul dalam kumpulan-kumpulan kecil yang masing-masing kumpulan-kumpulan terletak miring pada sudut siku terhadap
kumpulan-kumpulan di sampingnya. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di dasar
perairan seperti ular. Warna tubuh abu-abu gelap di punggung, di bagian dadaperut berwarna keputihan.
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Selain itu
terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari perbandingan antara panjang preanal sebelum
sirip dubur dan predorsal sebelum sirip punggung, struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang.
Sidat termasuk ikan karnivora pemakan daging. Sama halnya dengan belut sawah Monoterus albusFluta alba, lele Clarias batracus, dan gabus Ophiocephalus striatus. Di
alam aslinya, sidat memangsa ikan, kodok, udang, dan juga sesama sidat kanibalisme. Kanibalisme akan terjadi apabila populasi sidat dalam satu koloni sangat besar, tetapi
volume pakan kurang.
B. SIKLUS HIDUP SIDAT
Sidat merupakan ikan, berbentuk panjang bertulang tipis ordo Anguilliformes. Karena nelayan dahulu tidak pernah mengetahui anakan sidat, siklus hidup sidat adalah misteri
untuk jangka waktu yang sangat panjang dalam sejarah ilmiah perikanan. Sidat tumbuh besar di perairan tawar, setelah dewasa kembali ke laut untuk berpijah.
Dalam siklus hidupnya, setelah tumbuh dan berkembang dalam waktu yang panjang di perairan tawar, sidat dewasa yang lebih dikenal dengan yellow eel berkembang menjadi
silver eel matang gonad yang akan bermigrasi ke laut untuk memijah.
6 Pada stadium larva, sidat hidup di laut. Bentuknya seperti daun lebar, tembus
cahaya, dan dikenal dengan sebutan leptocephalus. Larva ini hidup terapung-apung di tengah samudera. Leptocephalus hidup sebagai plankton terbawa arus samudera mendekati
daerah pantai. Pada stadium elver, sidat banyak ditemukan di pantai atau muara sungai. Panjang tubuh 5-7 cm, tembus cahaya. Burayak anak ikanimpun akan hidup di air payau
sampai umur satu tahun. Ketika itulah sidat akan berenang melawan arus menuju hulu sungai. Setelah bertemu dengan perairan yang dalam dan luas, misalnya lubuk, bendungan,
rawa atau danau, sidat akan menetap dan tumbuh menjadi ikan buas dan liar. Impun dewasa inilah yang selanjutnya dikenal sebagai sidat. Ketika itulah dia akan kembali ke laut
lepas untuk kawin dan berkembangbiak. Setelah berpijah, induk akan mati. Pola hidup sidat bertolakbelakang dengan ikan salmon Salmonidae. Salmon justru hidup di laut, tetapi
kawin dan berkembangbiak di air tawar di pedalaman. Perilaku catadromous, tidak hanya terjadi pada sidat, melainkan juga udang galah.
Keterangan: perkembangan larva sidat dari leptocephalus sampai menjadi impun, yang banyak ditangkap
di tepi pantai Gambar 2. Larva sidat dan tingkat pertumbuhannya
7
C. JENIS-JENIS SIDAT
Sidat eels adalah ikan dari famili Anguillidae. Ada sekitar 16 sd. 20 spesies sidat, yang kesemuanya merupakan genus Anguilla. Di antaranya adalah Sidat Eropa Anguilla
anguilla; Sidat Jepang Anguilla japonica, Sidat Amerika Anguilla rostrata; Sidat sirip pendek Anguilla australis, Sidat putih Anguilla marmorata, Sidat loreng Anguilla
nebulosa, Sidat loreng India Anguilla bengalensis bengalensis, Sidat loreng Afrika Anguilla bengalensis labiata, Sidat sirip pendek
Gambar 3. Siklus hidup sidat Indonesia Anguilla bicolor bicolor, sidat sirip pendek india Anguilla bicolor pacifica, sidat
sirip panjang Indonesia Anguilla malgumora, sidat sirip panjang Sulawesi Anguilla celebensis, sidat sirip panjang Selandia Baru Anguilla dieffenbachii, sidat sirip panjang
dataran tinggi Anguilla interioris, sidat sirip panjang Polynesia Anguilla megastoma, sidat sirip panjang Afrika Anguilla mossambica, sidat sirip pendek pasifik atau sidat pasifik
selatan Anguilla obscura, sidat bintik sirip panjang atau sidat sirip panjang Australia Anguilla reinhardtii.
Sidat merupakan ikan catadromous. Yakni ikan yang hidupnya di perairan air tawar di pedalaman. Baik berupa sungai besar, danau, waduk atau rawa, tetapi berkembangbiak di
laut. Indonesia paling sedikit memiliki enam jenis ikan sidat yakni: Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan
Anguilla bicolor pacifica. Jenis-jenis ikan tersebut menyebar di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam. Di perairan daratan inland water ikan sidat hidup di perairan
Sidat Tumbuh di Perairan Tawar
Perairan Tawar Sidat Dewasa
Perairan Laut Reproduksi
Perairan Laut Perkembangan
Larva Perairan Pantai
Ruaya
8 estuaria laguna dan perairan tawar sungai, rawa dan danau dataran rendah hingga
dataran tinggi. ]enis
sidat yang
sering ditangkap
nelayan hanya
dua yaitu
sidat kembang
Anguilla mauritiana
dan sidat
anjing Anguilla
bicolon. Kedua
jenis ini
berdiam dalam
lubang pada cadas-cadas
atau diantara
sela-sela batu,
dan yang
disukai masyarakat
adalah sidat
kembang .
Sidat anjing
kurang disukai,
bahkan ditolak
untuk menyantap
dagingnya karena
namanya yang diemb e
l-embel anjing. Sidat Indonesia Anguilla bicolor bicolor, Anguilla marmorata, maupun Anguilla
celebensis, populasinya sangat mengkhawatirkan. Sidat Sulawesi, Anguilla celebensis yang terdapat di danau Poso, Sulawesi Tengah, malahan sudah sangat kritis keadaannya. Sebab
sidat ini hanya endemik di pulau Sulawesi. Beda dengan Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla marmorata yang meskipun diberi nama Indonesia, sebaran habitatnya mulai dari
Madagaskar sampai ke Pasifik. Meskipun populasi Anguilla bicolor bicolor, dan Anguilla marmorata masih tidak sekritis Anguilla celebensis, namun penelitian untuk budidaya secara
intensif sudah sangat mendesak.
Budidaya ikan sidat, bukan sekadar usaha peternakan, melainkan sebuah matarantai agroindustri yang satu sama lain saling terikat. Di Jepang, laboratorium penelitian sidat,
berusaha untuk menemukan teknik pemijahan secara buatan. Hingga di Jepang, sidat Anguilla japonica, sudah bisa dipijahkan secara buatan seperti halnya kita memijahkan ikan
mas, lele dan udang. Dengan dikuasainya teknik pemijahan buatan, maka industri benih sidat di Jepang menjadi bagian dari agroindustri komoditas sidat. Dengan industri benih yang
cukup maju, maka industri pembesaran sidat konsumsi juga berkembang cukup pesat. Para peternak sidat di Jepang, cukup menyediakan kolam, meramu pakan sendiri atau membeli
pakan jadi, dan membeli benih dan memeliharanya sampai sidat siap jual.
D. KANDUNGAN GIZI SIDAT