Hak Pihak Ketiga dalam Memperoleh Ganti Kerugian

56 Merujuk dari contoh diatas, kedudukan hukum pihak ketiga Adi yaitu sebagai pemilik dari rumah tersebut. Jadi, ketika peristiwa yang tidak dinginkan akibat kelalaian Badu menyebabkan kerusakan atau berkurangnya nilai dari rumah tersebut, maka Adi yang kedudukan hukumnya selaku pemilik rumah tersebut menuntut ganti rugi atas kerugian yang dialaminya.

C. Hak Pihak Ketiga dalam Memperoleh Ganti Kerugian

Menurut hukum hukum adat maupun KUHPrdt, seseorang berkewajiban memberi ganti rugi bila melakukan perbuatan melanggar hukum onrechtmatige daad yang dengan demikian mengakibatkan orang lain menderita kerugian. Kewajiban seseorang untuk mengganti kerugian tidak hanya berdasarkan atas suatu perbuatan melanggar hukum, tetapi juga dapat berdasarkan atas tidak melaksanakan suatu perjanjian atau kontrak. Pasal 1365 KUHPrdt menyatakan bahwa tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Merujuk pada isi Pasal 1365 KUHPrdt, pihak ketiga berhak memperoleh ganti kerugian sesuai dengan kerugian yang dideritanya. Penerbitan Ganti kerugian yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga terhadap obyek yang diasuransikan terlebih dahulu harus diketahui penyebabnya, dan penyebabnya tersebut haruslah dijamin oleh polis. Jika terjadi suatu musibahmalapetaka yang menimbulkan kerusakankerugian atas obyek pertanggungan, tetapi kemudian ketika Universitas Sumatera Utara 57 mengajukan klaim kepada penanggung ternyata kerugian tersebut tidak mendapat ganti rugi dari penanggung, hal ini mencerminkan bahwa jaminan asuransi yang dibeli tertanggung tidak sesuai dengan yang dibutuhkannya atau terjadi hal-hal yang menyebabkan klaim tidak dibayar. Terdapat beberapa kemungkinan penyebab suatu klaim yang diajukan tertanggung ditolak oleh penanggung, antara lain: 1. Kesalahan Pengisian Surat Permohonan Penutupan Asuransi SPPA Sebagaimana disebutkan terdahulu bahwa calon tertanggung harus mengisi SPPA, dimana dalam SPPA disebutkan bahwa pernyataan calon tertanggung adalah benar dan akurat.SPPA merupakan salah satu pertimbangan penanggung dalam menerima permintaan penutupan asuransi oleh tertanggung. Kesalahan pengisian SPPA, baik disengaja maupun tidak, yang sifatnya sedemikian rupa sehingga mempengaruhi penerimaan risiko maupun penentuan kondisipersyaratan polis dan suku premi, memberikan hak penanggung untuk menolak tanggung jawab dalam hal terjadi klaim. 49 Oleh sebab itu calon tertanggung harus sangat berhati-hati dalam pengisian SPPA. Dalam hal ini bantuan pialang asuransi diperlukan karena pialang asuransi adalah professional pada bidangnya yang bertindak untuk dan atas nama tertanggung. 2. Keterlambatan Membayar Premi 49 Anonim, “surat permohonan penutupan asuransi”, dalam http:asuransi911.com?p=tips, diakses pada tanggal 4 Januari 2015. Universitas Sumatera Utara 58 Pada polis lazimnya disebutkan bahwa dengan syarat premi telah dibayar sesuai schedule yang ditetapkan, penanggung bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi sesuai ketentuan polis. Dengan kata lain, walaupun kerugian yang terjadi risikonya dijamin polis tetapi jika premi tidak dibayar sesuai waktu yang ditetapkan, penanggung berhak menolak klaim. Oleh sebab itu, kewajiban utama bagi tertanggung adalah membayar premi tepat waktu. Pada beberapa polis bahkan disebutkan dengan tegas ketentuan mengenai pembayaran premi ini, yaitu: a. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan cara tunai, cek, bilyet giro, transfer atau dengan cara lain yang disepakati. b. Penanggung dianggap telah menerima pembayaran premi, pada saat: 1 Diterimanya pembayaran tunai, atau 2 Premi bersangkutan tercatat pada rekening Bank penanggung, atau 3 Penanggung secara tertulis menyetujui adanya pelunasan premi. 50 Jika premi tidak dibayar sesuai dengan ketentuan yang diatur, penanggung dibebaskan dari semua tanggung jawab atas kerugian dan atau kerusakan yang terjadi atau biaya yang timbul dari padanya atau bahkan dinyatakan bahwa polis menjadi batal. Selain itu juga terdapat polis yang menyatakan bahwa tanggung jawab penanggung baru berlaku jika premi telah dibayar oleh tertanggung. 50 Anonim, “surat permohonan penutupan asuransi”, dalam http:asuransi911.com?p=tips, diakses pada tanggal 4 Januari 2015. Universitas Sumatera Utara 59 3. Kondisi Awal Jika atas suatu klaim yang diajukan ternyata dapat dibuktikan merupakan kerusakankerugian akibat suatu kondisi yang telah ada Pre Existing Conditions saat pengajuan permohonan asuransi, penanggung dapat menolak klaim yang diajukan. Ini sejalan dengan fungsi asuransi yaitu menerima pengalihan risiko. Jika suatu kejadian adalah akibat hal-hal yang sebelumnya telah diketahui pasti terjadi, maka itu bukan suatu risiko karena risiko diartikan sebagai suatu kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang dan jika memang terjadi dapat menimbulkan kerusakankerugian. Misalnya dalam asuransi jiwa yang tidak dilakukan pemeriksaan dokter sebelumnya, biasanya dalam polis dicantumkan suatu waktu tertentu misalnya 6 bulan atau 12 bulan, penanggung tidak bertanggung jawab atas sakitkehilangan jiwa tertanggung karena penyakit tertentu yaitu jenis penyakit yang tidak datang dengan tiba-tiba melalui proses lama misalnya penyakit jantung, penyakit paru - paru, HIVdan lain-lain. Jadi seorang tertanggung yang sakitmeninggal karena penyakit jantung dalam waktu 3 bulan setelah membeli polis, penanggung menolak klaim karena penyakit jantung merupakan pre existing condition. 4. Penyebab kerugian tidak dijamindikecualikan polis Penanggung dapat menolak klaim jika kerusakankeugian yang terjadi: a. Tidak disebabkan oleh atau akibat dari risiko yang dijamin, misalny tertanggung membeli Polis Stándar Asuransi Kebakaran Indonesia Universitas Sumatera Utara 60 PSAKI yang menjamin risiko kebakaran, peledakan, sambaran petir, kejatuhan pesawat terbang, dan kerusakankerugian karena asap. Sedangkan klaim yang diajukan adalah kerusakankerugian karena banjir. b. Penyebab kerusakankerugian adalah risiko yang dikecualikan polis misalnya: 1 Polis asuransi kendaraan bermotor mengecualikan kerusakankerugian yang disebabkan kendaraan digunakan untuk menarik atau mendorong kendaraan atau benda lain, memberi pelajaran mengemudi, turut serta dalam perlombaan, latihan, penyaluran hobi kecakapan atau kecepatan, karnaval, pawai, kampanye, unjuk rasa, melakukan tindak kejahatan, kelebihan muatan dari kapasitas kendaraan dan sebagainya. 2 Polis asuransi kebakaran mengecualikan pencurian dan atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya peristiwa, kerusakankerugian akibat tindakan sengaja tertanggung, wakil tertanggung atau pihak lain atas perintah tertanggung atau kesengajaan pihak lain dengan sepengetahuan tertanggung, kecuali dapat dibuktikan bahwa hal tersebut terjadi di luar kendali tertanggung. 51 5. Keterlambatan Laporan Klaim Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa dalam polis diatur waktu pelaporan klaim misalnya: 51 Anoni m, “surat permohonan penutupan asuransi”, dalam http:asuransi911.com?p=tips, diakses pada tanggal 4 Januari 2015. Universitas Sumatera Utara 61 a. Polis standar asuransi kebakaran indonesia PSAKI menyatakan bahwa jika terjadi kerusakankerugian harus segera memberitahukan penanggung dan kemudian dalam waktu 7 tujuh hari kalender setelah itu memberikan keterangan tertulis. b. Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia PSKBI menyebutkan bahwa laporan harus dilakukan selambat-lambatnya 5 lima hari kalender sejak terjadinya kerugian dan atau kerusakan; Jika klaim diajukan melewati waktu yang diatur pada polis, penanggung dapat menolak klaim bersangkutan karena adanya pelanggaran ketentuan polis, dalam hal ini tentang laporan klaim. 6. Kadaluwarsa Pengurusan Klaim Jika klaim telah dilaporkandiajukan tetapi tidak dilanjutkan pengurusannya dalam waktu yang ditentukan polis, maka penanggung berhak menolak ganti rugi. Pada polis asuransi kebakaran disebutkan bahwa: a. Tertanggung kehilangan hak ganti rugi jika tidak mengajukan keberatan secara tertulis maupun melakukan penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau tindakan hukum lainnya dalam waktu 6 bulan sejak penanggung menolak klaim, atau b. Tertanggung kehilangan hak untuk mendapatkan ganti rugi lebih besar jika tidak mengajukan keberatan secara tertulis maupun melakukan penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau tindakan hukum lainnya dalam waktu 3 bulan sejak penanggung menetapkan jumlah ganti rugi. Universitas Sumatera Utara 62 Peristiwa yang mengakibatkan kerugian terjadi di luar periode asuransi.Hal ini sering terjadi karena tertanggung tidak menyadari bahwa polis sudah berakhir dan lupa atau terlambat memperpanjang polis bersangkutan.Terdapat polis yang dimulai dan diakhirinya pada tengah hari pada tanggal tertentu misalnya 30 Agustus 2012 – 30 Agustus 2013. Jika suatu kebakaran terjadi pada tanggal 30 Agustus pada pukul 13.00 penanggung menolak klaim karena jangka waktu polis telah berakhir pada pukul 12.00. Untuk memperoleh ganti rugi, selain harus membuktikan adanya suatu kejadian yang menyebabkan kerugian, tertanggung juga harus dapat memberikan dokumen pendukung atas klaim bersangkutan. Jenis dokumen ini tentu tergantung dari jenis asuransinya maupun jenis risikonya misalnya pada asuransi kebakaran selain diperlukan kwitansi-kwitansi pembelian dari barang yang terbakar karena tersambar petir juga diperlukan surat keterangan dari otoritas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG. Pada asuransi kesehatan diperlukan kwitansi dokter danatau pembelian obat-obatdan sebagainya. Jika klaim tidak didukung dengan dokumen yang lengkap dan benar, akan mempengaruhi jumlah ganti rugi yang dibayar atau bahkan klaim ditolak sama sekali. Kerusakankerugian akibat pelanggaran peraturan perundang-undangan oleh tertanggung, tidak dijamin polis, misalnya: 1. Pada asuransi harta benda: sebuah bangunan dibangun tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku salah rancanganfaulty design, pekerjaan yang kurang baikbad workmanship dan lain-lain Universitas Sumatera Utara 63 2. Pada asuransi kendaraan bermotor: dikendarai melalui jalan terlarang atau pengendara tidak memiliki Surat Izin Pengemudi SIM dan lain- lain. Agar tertanggung mempunyai hak menerima ganti rugi dalam hal terjadi musibah, tertanggung harus telah melaksanakan kewajiban yang disebutkan dalam polis, tidak saja yang tercantum pada kondisipersyaratan polis. Misalnya, memberitahu penanggung jika terjadi perubahan yang meningkatkan risiko, dan memperhatikan warranty yang berlaku, mislanya menjamin bahwa barang-barnag yang mudah terbakar tidak disimpan dekat dengan proses produksi, tetapi juga dalam hal terjadi musibah yang menimbulkan kerusakankerugian, tertanggung harus menjaga barang yang tersisa sedemikian rupa seolah-olah barang tersebut tidak diasuransikan. Jika tertanggung tidak memenuhi kewajiban tersebut, penanggung dapat menolak klaim yang diajukan, baik sebagian maupun seluruhnya. Disamping hal-hal yang disebutkan diatas, masih terdapat kemungkinan lain dimana penanggung menolak klaim yang diajukan tertanggung, baik seluruhnya atau sebagian. Oleh sebab itu, disamping tertanggung harus memahami dengan benar isi polis yang dibelinya, baik tentang persyaratankondisi maupun cara mengajukan klaim yang benar. Oleh sebab itu, dalam banyak hal, tertanggung memerlukan bantuan pihak yang profesional dalam hal ini yaitu pialang asuransi, sebagaimana telah disebutkan terdahulu. Dengan demikian, tertanggung dapat lebih fokus melakukan hal-hal lain baik Universitas Sumatera Utara 64 dalam kegiatan individu maupun kegiatan dalam dunia usaha, dan jika terjadi klaim ada pihak profesional yang membantunya dalam penanganan klaim. Universitas Sumatera Utara 65

BAB IV PERLINDUNGAN PIHAK TERTANGGUNG DALAM