Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga

15 7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk , termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual Setiap perempuan berhak untuk dilindungi dari ancaman bentuk-bentuk kekerasan yang dapat mmenimbulkan penderitaan secara fisik, seksual, dan psikis yang mengganggu kesehatan fisik, mental, dan reproduksinya. Contoh: Perkosaan terhadap wanita misalnya dapat berdampak pada munculnya kehamilan yang tidak diinginkan oleh yang bersangkutan maupun oleh keluarga dan lingkungannya. Penganiayaan atau tindakan kekekerasan lainnya dapat berdampak pada trauma fisik maupun psikis yang kemudian dapat saja berpengaruh pada kehidupan reproduksinya. 8. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kesehatan reproduksi Setiap perempuan berhak untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kesehatan reproduksi, misalnya informasi yang jelas dan benar serta kemudahan akses untuk mendapatkan alat kontrasepsi baru. Contoh: Jika petugas mengetahui tentang Kesehatan Reproduksi Wanita, maka petugas berkewajiban untuk memberi informasi kepada wanita , karena mungkin pengetahuan tersebut adalah hal yang paling baru untuk wanita

9. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya

Setiap perempuan berhak untuk dijamin kerahasiaan kesehatan reproduksinya, misalnya informasi tentang kehidupan seksualnya, masa menstruasi, jenis alat kontrasepsi yang digunakan.Contoh : Petugas atau seseorang yang memiliki Universitas Sumatera Utara 16 informasi tentang kehidupan reproduksi seseorang tidak boleh “membocorkan” atau dengan sengaja memberikan informasi yang dimilikinya kepada orang lain. Jika informasi dibutuhkan sebagai data untuk penunjang pelaksanaan program, misalnya data tentang prosentase pemakaian alat kontrasepsi masih tetap dimungkinkan informasi tersebut dipublikasikan sepanjang tidak mencantumkan indentitas yang bersangkutan.

10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga

Setiap perempuan berhak untuk menentukan kapan, di mana, dengan siapa, serta bagaimana ia akan membangun perkawinan atau keluarganya. Contoh : Seseorang akan menikah dalam usia yang masih muda, maka petugas tidak bisa memaksa orang tersebut untuk membatalkan pernikahannya. Yang bisa di upayakan adalah memberitahu orang tersebut tentang peraturan yang berlaku di Indonesia tentang batas usia terendah untuk menikah dan yang penting adalah memberitahu tentang dampak negatif dari menikah dan hamil pada usia muda. 11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi Setiap perempuan berhak untuk menyampaikan pendapat atau aspirasinya mengenai kehidupan reproduksi secara pribadi atau melalui organisasi atau partai. Contoh: Orang tidak mampu harus mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas bukan sekedar atau asal-asalan yang tentu saja sesuai dengan kondisi yang melingkupinya. Demikian pula seseorang tidak boleh mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi hanya karena yang bersangkutan memiliki keyakinan berbeda dalam kehidupan reproduksi.Misalnya seseorang tidak mendapatkan pelayanan pemeriksaan Universitas Sumatera Utara 17 kehamilan secara benar, hanya karena yang bersangkutan tidak ber-KB atau pernah menyampaikan suatu aspirasi yang berbeda dengan masyarakat sekitar.Pelayanan juga tidak boleh membedakan apakah seseorang tersebut perempuan atau laki-laki. 12. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi Setiap perempuan berhak untuk terbebaskan dari perlakuan diskriminasi berdasarkan genderperbedaan jenis kelamin, ras, status perkawinan atau kondisi sosial-ekonomi, agamakeyakinannya dalam kehidupan keluarga dan proses reproduksinya. Misalnya, orang tidak mampu harus mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, demikian pula remaja yang hamil di luar nikah. Contoh: seseorang berhak menyuarakan penentangan atau persetujuan terhadap aborsi baik sebagai individu maupun bersama dengan kelompok. Yang perlu diingatkan adalah dalam menyampaikan pendapat atau aspirasi tersebut harus memperhatikan azas demokrasi dan dalam arti tidak boleh memaksakan kehendak dan menghargai pendapat orang lain serta taat kepada hukum dan peraturan peraturan yang berlaku. Pemenuhan hak-hak reproduksi pada perempuan di dunia sekarang ini tampaknya masih belum terpenuhi dan masih penuh dengan persoalan. Dalam sebuah acara diskusi di kantor Komnas HAM, Ketua Komnas HAM, Siti Noor Laila, menilai pemerintah Indonesia belum maksimal memenuhi hak-hak reproduksi, sehingga menyebabkan kesehatan reproduksi masyarakat menurun dan jika kondisi ini terus terjadi, pemerintah berpotensi melanggar Hak Azasi Manusia. Universitas Sumatera Utara 18 Hak kesehatan reproduksi diatur dalam Konvensi Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Ekosob yang sudah diratifikasi Pemerintah Indonesia sejak tahun 2005.Ironisnya, sejak Konvensi itu diratifikasi, pemenuhan hak kesehatan reproduksi belum menunjukkan kemajuan atau bahkan sebaliknya, justru menunjukkan kemunduran 9 Terry Rambo mengemukakan bahwa manusia akan melakukan strategi yang sesuai dengan pengetahuan budayanya untuk menghadapi perubahan. Manusia mempunyai strategi yang tepat akan berhasil, yang tidak mempunyai strategi yang tepat akan gagal dan mati process of natural selection Rambo, 1983 . “Belum ada kemajuan dalam pemenuhan hak ekosob, termasuk kesehatan.Itu terjadi kemunduran, buktinya angka kematian ibu sekarang meningkat”. Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa pemerintah kurang aktif memberikan informasi kepada masyarakat seputar hak-hak reproduksi dan apabila hak-hak reproduksi tidak terpenuhi akan berdampak kepada kesehatan reproduksi masyarakat. Misalnya, dalam mata pelajaran tentang hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi tidak termasuk dalam kurikulum sehingga banyak masyarakat yang minim informasi akan hak-hak reproduksi dan dampak tidak terpenuhinya hak-hak reproduksi tersebut. Strategi Adaptasi 10 9 . Adaptasi dibagi menjadi tiga bagian, yakni, adaptasi fisiologis, adaptasi morfologis, dan adaptasi kultural, dalam penelitian ini penulis menggunakan www.hukumonline.com diakses pada tanggal 4 April 2014 10 El-noya.blogspot.com201112adaptasi-kultural-terhadap.html?m=1 diakses tanggal 24 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara 19 adaptasi kultural. Adaptasi kultural : Berhubungan dengan teknologi, yang disesuaikan dengan keadaan sekitar. Adaptasi tentunya tak dapat dilakukan secara tiba-tiba, melainkan dilakukan secara bertahap. Cohen 1974 menyebutkan bahwa adaptasi dapat diterangkan dalam empat tahap : • Tahap pertama, adaptasi yang paling mudah dengan semua habitat; perubahan teknologi dan organisasi yang didapat dari hubungan- hubungan sosialbermasyarakatpergaulan. • Tahap kedua, terhadap bentuk hunian, rumah tangga, organisasi politik, dan kekerabatan. • Tahap ketiga, dalam agama dan kepercayaan. • Tahap keempat, tahap yang paling sulit karena ini merupakan persepsi subyektif terhadap habitat, lingkungan, berhubungan dengan mata pencaharian, pemeliharaan anak, taboo pantangan, incest hubungan sedarah, ritual-ritualupacara-upacara, termasuk musik dan tarian kebudayaan. Kebudayaan juga berkaitan dengan reproduksi, kaitannya dapat dilihat dari pemaparan di bawah ini : Punyailah tujuh belas anak laki-laki dan enam belas anak perempuan Petuah tradisional perkawinan orang Batak Manusia percaya bahwa salah satu tugas mereka di dunia adalah melestarikan eksistensi manusia di bumi ini. Memiliki anak merupakan salah satu cara untuk memenuhi kewajiban itu. Sementara itu banyak budaya yang membolehkan atau malah mendorong seorang laki-laki untuk menceraikan isterinya, dan mendorong untuk kawin lagi, kalau perkawinan mereka tidak Universitas Sumatera Utara 20 menghasilkan keturunan.Seolah-olah penyebab kemandulan hanya terdapat pada perempuan saja. Di kalangan masyarakat agraris, kelangsungan hidup mereka amat bergantung pada kesuburan, baik kesuburan tanah tempat mereka hidup maupun kesuburan kaum perempuannya.Pandangan terhadap pentingnya kesuburan pertanian dan keluarga bagi kelangsungan hidup manusia itu sudah ada sejak jaman purba.Tak heran jika kepercayaan itu tertanam begitu mendalam di dalam benak manusia dan bertahan hingga kini. 11 Adapun pengaturan mengenai pelaksanaan hak narapidana wanita tertuang di dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 32 Tahun 1999, tentang Syarat dan Tata Oleh karena itu, perempuan yang subur sangat dihargai, sedangkan yang tidak subur dipandang rendah.Budaya semacam itu telah menanamkan konsep pada kaum perempuan bahwa mengandung dan melahirkan anak adalah kewajiban, tanpa diimbangi dengan hak dan juga pilihan yang lainnya. Dengan begitu, keinginan untuk tidak hamil dan tidak mempunyai anak akan dianggap menyimpang dari aturan sosial dan budaya. Lembaga Pemasyarakatan memerlukan kerangka spesifik untuk perawatan kesehatan pada perempuan khususnya kesehatan reproduksi, penyakit mental, masalah penggunaan narkoba, kekerasan fisik dan seksual.Akses yang tepat terhadap semua layanan yang tersedia bagi perempuan di lembaga pemasyarakatan harus juga tersedia bagi perempuan di lembaga pemasyarakatan serta kerahasiaan catatan medis harus selalu terjamin WHO, 2009. 11 Sai, F., Adam Eve and the Serpent, London: International Planned Parenthood Federation, 1995, hal.1. dalam buku Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi hlm 50 Universitas Sumatera Utara 21 Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, dimana Pasal 20 mengatur perlindungan terhadap narapidana wanita yaitu : 1. Narapidana dan Anak didik pemasyarakatan yang sakit, hamil dan menyusui berhak mendapat makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter. 2. Makanan tambahan juga diberikan kepada narapidana yang melakukan jenis pekerjaan tertentu. 3. Anak dari narapidana wanita yang dibawa kedalam LAPAS ataupun yang lahir di LAPAS dapat diberi makanan tambahan atas petunjuk dokter, paling lama sampai berumur 2 dua tahun. 4. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 telah mencapai umur 2 dua tahun, harus diserahkan kepada bapaknya atau sanak keluarga, atau pihak lain atas persetujuan ibunya dan dibuat dalam satu berita acara. 5. Untuk kepentingan kesehatan anak, Kepala LAPAS dapat menentukan makanan tambahan selain sebagaimana di maksud dalam ayat 3 berdasarkan pertimbangan. Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor : 32 Tahun 1999 disebutkan bahwa narapidana dan Anak didik pemasyarakatan yang sakit, hamil dan menyusui berhak mendapat makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter, yang dimaksud makanan tambahan adalah penambahan jumlah kalori diatas rata-rata jumlah kalori yang ditetapkan. Bagi wanita yang sedang hamil ditambah 300 tiga ratus kalori seorang sehari.Bagi wanita yang sedang menyusui dapat ditambah antara 800 delapan ratus kalori sampai dengan 1000 seribu kalori sehari seorang sehari.Pemberian makanan tambahan dimaksudkan Universitas Sumatera Utara 22 untuk menjaga terpeliharanya pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang lahir di Lembaga Pemasyarakatan telah mencapai 2 tahun harus diserahkan kepada bapaknya atau sanak keluarga atau pihak lain atas persetujuan ibunya. Namun, kenyataannya di lembaga pemasyarakatan, seperti di lembaga pemasyarakatan Cilacap belum sampai mencapai usia 2 tahun sudah di ambil oleh pihak keluarga.

1.3 Perumusan Masalah