Tinjauan status nutrisi dan tingkat perkembangan anak usia 3-5 tahun Kerangka Konsep Desain Penelitian

2.9 Tinjauan status nutrisi dan tingkat perkembangan anak usia 3-5 tahun

Pertumbuhan anak sangat berkaitan dengan nutrisi yang dikonsumsi. Kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi setiap hari menentukan status gizi anak. Status gizi yang baik mampu meningkatkan daya tahan tubuh yang baik pula, sebaliknya status gizi yang buruk memudahkan timbulnya penyakit. Oleh karena itu makan bukan hanya kebutuhan fisik utama semata namun juga diperlukan sebagai faktor penunjang pertumbuhan, sedangkan pertumbuhan itu merupakan langkah awal bagi perkembangan Soetjiningsih, 2004. Menurut Nelson 2000 anak usia 3 dan 5 tahun, tantangan-tantangan perkembangan dari periode sebelumnya diakhiri dalam keadaan lingkungan sosial yang luas dan dibentuk kembali oleh pertambahan bahasa yang rumit. Ketegangan antara pertumbuhan perasaan otonomi anak dan keterbatasan internal maupun eksternal, menentukan pusat dinamis usia ini. Ketegangan ini dipengaruhi oleh dan selanjutnya mempengaruhi perkembangan di banyak bidang Nelson, 2000.

2.10 Konsep Usia Prasekolah

Universitas Sumatera Utara

2.10.1 Defenisi

Periode prasekolah adalah periode yang berkisar usia 3-5 tahun. Kombinasi pencapaian biologis, psikososial, kognitif, spiritual dan soaial selama periode prasekolah mempersiapkan anak prasekolah untuk perubahan gaya hidupnya yang paling bermakna untuk masuk sekolah Wong, 2009.

2.10.2 Perkembangan Biologis

Kecepatan pertumbuhan fisik terlambat dan semakin stabil selama prasekolah. Berat badan rata-rata pada usia 3 tahun adalah 14,6kg, pada usia 4 tahun adalah 16,7kg, dan pada usia 5 tahun adalah 18,7kg. Rata-rata pertambahan berat badan pertahun tetap sekitar 2,3kg Wong, 2009. Pertumbuhan tinggi badan juga dapat berlangsung dengan pertambahan 6,75 sampai 7,5cm per tahun dan umumnya lebih terjadi pada perpanjangan tungkai dari pada batang tubuh. Rata-rata tinggi badan pada usia 3 tahun adalah 95cm, pada usia 4 tahun adalah 103cm, dan pada usia 5 tahun adalah 110cm. Postur anak prasekolah lebih langsing tetapi kuat, anggun, tangkas, dan tegap. Hanya sedikit perbedaan dalam karakteristik fisik sesuai dengan jenis kelamin, kecuali yang ditentukan oleh faktor lain seperti pakaian dan potongan rambut. Sebagaian besar sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri dengan stress dan perubahan yang moderat. Selama periode ini sebagain besar anak sudah menjalani toilet training. Perkembangan motorik terjadi pada sebagian besar peningkatan kekuatan dan penghalusan keterampilan yang telah dipelajari Universitas Sumatera Utara sebelumnya, seperti berjalan, berlari, dan melompat. Namun, perkembangan otot dan pertumbuhan tulang masih jauh dari matur. Postur yang baik, latihan yang tepat, dan nutrisi yang adekuat serta istirahat sangat penting untuk perkembangan sistem musculoskeletal yang optimal Wong, 2009. Perilaku motorik kasar dan halus yang ditunjukkan oleh anak usia prasekolah adalah berjalan, berlari, memanjat dan melompat telah tercapai dengan baik pada usia 36 bulan. Penghalusan koordinasi mata, tangan dan otot jelas terbukti dalam beberapa area. Pada usia 3 tahun anak prasekolah mampu mengendarai sepeda roda tiga, berjalan jinjit, berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik dengan seimbang, dan lompat jauh. Pada usia 4 tahun anak mampu melakukan loncatan dan lompatan dengan kaki bergantian, mulai main papan luncur dan berenang Wong, 2009. Perkembangan motorik halus jelas terbukti pada peningkatan manipulasi keterampilan anak, seperti dalam menggambar dan berpakaian. Keterampilan ini memberikan kesiapan untuk belajar mandiri untuk memasuki sekolah Wong, 2009.

2.10.3 Perkembangan Psikososial

Tugas psikososial utama pada periode anak prasekolah adalah menguasai rasa inisiatif. Anak sedang dalam stadium belajar energik. Mereka bermain, bekerja, dan hidup sepenuhnya serta merasakan rasa pencapaian dan kepuasaan yang sebenarnya dalam aktivitas mereka. Konflik timbul ketika anak telah melampaui batas kemampuan mereka dan memasuki serta mengalami rasa bersalah karena tidak berperilaku atau bertindak dengan benar. Perasaan bersalah, ansietas, dan takut juga bisa diakibatkan oleh pikiran yang berbeda dengan Universitas Sumatera Utara perilaku yang diharapkan. Perkembangan superego, atau kesadaran, telah dimulai pada akhir masa toddler dan merupakan tugas utama untuk anak prasekolah Wong, 2009.

2.10.4 Perkembangan Kognitif

Salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran di sekolah. Banyak proses berpikir pada periode ini sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut, dan telah ditentukan bahwa anak mulai sekolah pada usia 5 dan 6 tahun daripada umur yang lebih muda Wong, 2009. Menurut Wong 2009 teori kognif piaget sebenarnya tidak meliputi periode yang khusus untuk anak usia 3 sampai 5 tahun. Fase oprasional meliputi anak dalam rentang usia 2 sampai 7 tahun dan dibagi menjadi dua tahap yaitu fase prakonseptual adalah usia 2 sampai 4 tahun, dan fase intuitif adalah usia 4 sampai 7 tahun. Salah satu transisi utama selama kedua fase tersebut adalah perpindahan dari pikiran egosentris total menjadi kesadaran sosial dan kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Bahasa terus berkembang selama periode prasekolah. Anak prasekolah berasumsi bahwa setiap orang yang berpikir seperti yang mereka pikirkan dan penjelasan singkat mengenai pikiran mereka membuat keseluruhan pikiran mereka dipahami oleh orang lain. Untuk anak pada kelompok usia ini, metode yang paling menyenangkan dan efektif adalah bermain, menyesuaikan, dan mengembangkan pengalaman hidup Wong, 2009. Anak prasekolah semakin banyak menggunakan bahasa tanpa memahami makna dari kata-kata. Anak prasekolah menjelaskan konsep yang penjelasannya Universitas Sumatera Utara telah mereka dengar dari orang lain. Namun pemahaman mereka masih terbatas. Contohnya adalah konsep mengenai waktu. Karena waktu masih belum dipahami sama sekali, anak akan menerjemahkan sesuai kerangka pemahamannya sendiri Wong, 2009. Pemikiran anak prasekolah sering kali dijelaskan sebagai pemikiran magis. Karena egosentris dan alasan transduktif mereka, mereka percaya bahwa pikiran adalah yang paling berkuasa. Pikiran tersebut ,menempatkan mereka pada posisi yang rentan untuk merasa bersalah dan bertanggung jawab terhadap pikiran buruk, yang secara kebetulan terjadi sesuai dengan keindahan yang diharapkan Wong, 2009.

2.10.5 Perkembangan Moral

Perkembangan penilaian moral anak kecil berada pada tingkat paling dasar. Mereka berperilaku sesuai dengan kebebasan atau batasan yang berlaku pada suatu tindakan. Pada orientasi hukuman dan kepatuhan, anak berusia sekitar 2 sampai 4 tahun menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan. Apabila anak dihukum, tindakan tersebut berarti baik, tanpa memperhitungkan makna tindakan tersebut. Sedangkan dari sekitar usia 4 sampai 7 tahun anak-anak berada pada tahap orientasi instrumental naïf, yang segala tindakan ditujukan kearah pemuasan kebutuhan mereka dan lebih jarang ditujukan pada kebutuhan orang lain. Mereka memiliki rasa keadilan yang sangat konkret Wong, 2009.

2.10.6 Perkembangan Spritual

Pengetahuan anak tentang keyakinan dan agama dipelajari dari orang lain yang bermakna dalam lingkungan mereka, biasanya dari orang tua dan praktik Universitas Sumatera Utara keagamaan mereka Kenney, 1999 dalam Wong 2009. Namun, pemahaman anak kecil mengenai spiritual dipengaruhi oleh tingkat kognitifnya. Anak prasekolah memiliki konsep konkret mengenai Tuhan dengan karakteristik fisik, yang sering kali meyerupai teman imaginer mereka. Mereka mengerti kisah sederhana dari kitab suci dan menghapal doa-doa yang singkat, tetapi pemahaman mereka mengenai makna ritual ini masih terbatas. Mereka memperoleh manfaat dari penjelasan konkret yang diberikan oleh pemuka agama, seperti gambar kitab susi dan cerita tentang kelahiran utusan Tuhan mereka Wong, 2009.

2.10.7 Perkembangan Citra Tubuh

Masa prasekolah memainkan peranan penting dalam perkembangan citra tubuh. Dengan meningkatnya pemahaman bahasa, anak prasekolah mengenai individu memiliki penampilan yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Pada usia 5 tahun anak mulai membandingkan ukuran tubuhnya dengan teman sebaya dan bisa menjadi sadar bahwa mereka tinggi atau pendek, terutama jika orang lain mengatakan mereka sangat besar atau sangat kecil untuk usia mereka. Meskipun perkembangan citra tubuh telah maju, anak prasekolah tidak dapat mendefenisikan ruang lingkup tubuhnya dengan baik dan mereka hanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai anatomi internalnya Wong, 2009.

2.10.8 Perkembangan Seksualitas

Perkembangan seksual selama masa ini merupakan fase yang sangat penting untuk identitas dan kepercayaan seksual individu secara menyeluruh. Anak prasekolah membentuk kelekatan yang kuat dengan orang tua yang berlawanan jenis kelamin sambil mengidentifikasi orang tua yang berjenis Universitas Sumatera Utara kelamin sama. Saat identitas seksual berkembang melebihi pengenalan gender, maka kerendahan hati menjadi perhatian, begitu juga ketakutan adanya mutilasi. Terjadi imitasi peran seks dan “berdandan pada ibu atau ayah” merupakan aktivitas yang penting. Perilaku dan respon orang lain terhadap permainan peran dapat mengondisikan anak untuk memandang dirinya sendiri atau orang lain. Misalnya seperti anak lelaki tidak boleh bermain boneka, dapat mempengaruhi konsep diri anak lelaki maskulinitas. Eksplorasi seksual mungkin kini lebih menonjol dari sebelumnya, terutama dalam hal eksplorasi dan manipulasi genital. Pertanyaan mengenai reproduksi seksual bisa sampai kebagian depan pencarian pemahaman anak prasekolah Wong, 2009.

2.10.9 Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial pada anak prasekolah adalah anak telah banyak mengatasi yang berhubungan dengan orang asing dan ketakutan akan perpisahan pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka dapat berhubungan dengan orang yang tidak dikenal dengan mudah dan mentoleransi perpisahan singkat dari orang tua dengan sedikit atau tanpa protes. Mereka dapat menghadapi perubahan dalam rutinitas harian lebih baik dari pada anak toddler, tetapi mereka bisa mengalami ketakutan imaginer yang lebih besar. Mereka memperoleh keamanan dan kenyaman dari benda-benda yang sudah dikenal, seperti mainan, boneka, atau foto anggota keluarga Wong, 2009.

2.10.10 Perkembangan berbahasa

Bahasa menjadi model komunikasi dan interaksi sosial yang utama. Peningkatan pembendaharaan kata sangat dramatis, dari 300 kata pada usia 2 tahun menjadi lebih dari 2100 kata pada akhir tahun kellima. Struktur kalimat, Universitas Sumatera Utara penggunaan, penggunaan tata bahasa, dan inteligibilitas juga meningkat sampai ke tingkat yang lebih dewasa Wong, 2009. Anak usia antara 3 dan 4 tahun membentuk kalimat yang terdiri atas sekitar tiga sampai 4 kata dan hanya memasukkan kata-kata terpenting untuk menyampaikan sebuah makna. Percakapan seperti itu sering kali diistilahkan telegrafik karena kalimatnya yang singkat. Anak berusia 3 tahun banyak sekali bertanya dan menggunakan bentuk jamak, kata ganti yang benar, dan bentuk lampau dari kata kerja. Mereka dapat menyebutkan nama objek yang dikenal seperti binatang, bagian tubuh, kerabat, dan teman. Mereka dapa memberi dan mengikuti perintah sederhana. Mereka berbicara berulang-ulang, tanpa memperhatikan apakah ada orang yang mendengarkan atau menjawabnya. Sedangkan dari anak usia 4 sampai 5 tahun anak prasekolah menggunakan kalimat yang lebih panjang yang terdiri atas empat sampai lima kata dan menggunakan lebih banyak untuk menyampaikan pesan, seperti kata depan, kata sifat, dan bermacam-macam kata kerja. Pada sekitar akhir usia 5 tahun anak dapat menggunakan semua bentuk percakapan dengan benar, kecuali pertanyaan yang menyimpang dari aturan. Mereka dapat mendefenisikan hal-hal sederhana dengan menjelaskan kegunaan, bentuk, atau kategori klasifikasi yang umum, dari pada hanya menjelaskan penampilan luarnya Wong, 2009.

2.10.11 Perilaku Personal Sosial

Anak prasekolah sudah memperlihatkan rasa autonomi mereka secara berbeda. Mereka mampu mengemukakan keinginan mereka akan kemandirian dan melakukannya secara mandiri karena perkembangan fisik dan kognitifnya yang semakin halus. Pada usia 4 sampai 5 tahun mereka hanya memerlukan sedikit Universitas Sumatera Utara bantuan, jika perlu untuk berpakaian, makan, atau ke toilet. Mereka juga dapat dipercaya untuk mematuhi peringatan bahaya, meskipun anak usia 3 atau 4 tahun kadang-kadang melebihi batas. Mereka juga jauh lebih mampu bersosialisasi dan memiliki keinginan untuk memuaskan. Mereka telah menginternalisasi banyak standard dan nilai keluarga dan budaya. Namun pada masa anak-anak awal mereka mulai mempertanyakan nilai parenteral dan membandingkan nilai-nilai tersebut dengan nilai kelompok sebayanya dan figure otoritas lain akibatnya mereka kurang berkeinginan untuk mematuhi peraturan keluarga. Anak prasekolah semakin menyadari posisi dan peran mereka dalam keluarga Wong, 2009.

2.10.12 Bermain

Anak prasekolah menikmati permainan asosiatif, permainan kelompok dengan aktivitas yang sama atau identik tetapi tanpa organisasi atau peraturan yang kaku. Permainan harus membantu memberikan perkembangan fisik, sosial dan mental. Mungkin tidak ada masa lain yang menirukan perilaku orang dewasa dengan begitu percaya dan begitu menyerap seperti pada anak usia 4 dan 5 tahun. Pada akhir periode prasekolah, anak menjadi kurang puas dengan benda yang tidak benar atau palsu menyenangi melakukan aktivitas yang aktual Wong, 2009. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini dikembangkan berdasarkan teori Supriasa 2008 yang menyatakan bahwa, penilaian status nutrisi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Ukuran antropometri yang bermanfaat dan sering dipakai adalah berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas dan lipatan kulit. Secara singkat kerangka konsep tersebut dapat dilihat seperti skema berikut ini : Status Nutrisi pada anak usia 3-5 tahun di Kelurahan Medan Denai: a. Nutrisi lebih b. Nutrisi Normal c. Nutrisi kurang Tingkat perkembangan anak usia 3-5 tahun: a. Normal b. Tidak normal Universitas Sumatera Utara Skema 3.1 kerangka konsep 3.2 Definisi Operasional 3.2.1. Status nutrisi Dalam penelitian ini adalah status nutrisi. Yang dimaksud dengan status nutrisi adalah keadaan yang ditunjukan sebagai konsekuensi dari keseimbangan antara zat nutrisi yang masuk ketubuh dan yang diperlukan. Kemudian diukur secara antropometri dengan menggunakan indeks BBU. Pengukuran dikategorikan dengan kriteria : nutrisi lebih, nutrisi normal, nutrisi kurang. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal Depkes RI, 2005.

3.2.2. Tingkat perkembangan

Variabel terikat dalam perkembangan ini adalah perkembangan anak usia 3-5 tahun. Yang dimaksud perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah pencapaian kemampuan dasar atau aspek perkembangan sesuai dengan usia anak. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur Hasil Ukur 1. Status nutrisi anak usia 3-5 tahun Keadaan yang ditunjukan oleh anak usia 3-5 tahun sebagai konsekuensi dari keseimbangan antara nutrisi yang masuk ketubuh dan yang diperlukan Kartu Menuju Sehat Dilakukan secara langsung observasi. Ordinal Nutrisi lebih Normal Nutrisi kurang 2. Tingkat perkembangan anak. Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek pada anak yang berusia 3-5 tahun Kartu Menuju Sehat Dilakukan secara langsung observasi. Ordinal Normal Tidak normal Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status nutrisi dan tingkat perkembangan anak di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi