S PKN 1104090 Chapter3
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Menurut Nasution (2003, hlm. 43) “Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang diindentifikasikan oleh adanya 3 unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat di observasi”. Unsur tempat atau lokasi adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian tersebut.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Ciamis, SMA Negeri 2 Ciamis dan SMA Negeri 3 Ciamis. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Ciamis, SMA Negeri 2 Ciamis dan SMA Negeri 3 Ciamis ini adalah dikarenakan:
a. Menurut hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang penulis lakukan, sekolah tersebut telah mengimplementasikan kurikulum 2013.
b. Letak geografis sekolah tersebut berada di daerah kabupaten yang cukup jauh dari Ibukota Propinsi Jawa Barat.
c. Sekolah tersebut termasuk dalam jajaran sekolah favorit di kabupaten Ciamis.
d. Sekolah tersebut adalah sekolah menengah atas negeri di Ciamis dengan kualitas baik.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampel purposive. Sugiyono (2013, hlm. 300) mengungkapkan bahwa “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut, subjek dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada guru mata pelajaran PKn SMA kelas X, kepala sekolah dan lima orang peserta didik kelas X.
Adapun alasan peneliti menentukan guru mata pelajaran PKn SMA kelas X, kepala sekolah dan lima orang peserta didik kelas X sebagai subjek penelitian karena sangat mendukung dalam penelitian ini.
(2)
B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn ini adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif atau yang lebih dikenal dengan nama metode penelitian kombinasi
(Mixed Methods). Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm. 397)
yang mengemukakan bahwa :
Metode Penelitian Kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian dengan metode kombinasi (Met Kom), maka harus difahami terlebih dulu karakteristik kedua metode tersebut.
Di sisi lain Creswell (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 404) juga memberikan definisi tentang “mixed methods research: is an approach to inquiry that combines or associated both qualitative quantitative forms research. it involves philosophical assumptions the use of quantitative and qualitative approaches, and
the mixing of both approached in a study”, Metode penelitian kombinasi
merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hal ini mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan mengombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan mixed methods karena dengan pendekatan penelitian kombinasi atau mixed methods data yang diperoleh dari penelitian akan lebih valid dan saling menguatkan.
Dalam penelitian ini menggunakan desain concurrent embedded. Desain
concurrent embedded dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mencampur kedua metode tersebut secara tidak seimbang.
Penggunaan dua pendekatan dalam penelitian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn ini dikarenakan di dalam penelitian ada dua buah data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif dalam penelitian ini yaitu berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru Pendidikan
(3)
Kewarganegaraan. Sedangkan untuk data kualitatifnya yaitu data yang berupa uraian kata dari hasil wawancara.
2. Metode Penelitian
Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara, dan kata
“logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam mencari sesuatu hal dengan menggunakan logika berpikir sehingga diperoleh suatu hasil yang diinginkan. Masyhuri dan Zainuddin (2008, hlm. 151) menjelaskan mengenai pengertian metode sebagai berikut:
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
Dilihat dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Moh Nazir (1988, hlm. 63), yaitu:
Metode deskriptif adalah suatu metoda dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau punkelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Lebih lanjut, Arikunto (2010, hlm. 3) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu”. Pengertian metode deskriptif ini lebih ditegaskan lagi oleh Winarno Surakhmad (1990, hlm. 140) yaitu sebagai berikut:
Pertama, memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada saat
sekarang atau bersifat sakaral (up to date). Kedua, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan yang kemudian dianalisis (karena ini metode ini sering pula disebut metode analitik).
(4)
Metode deskriptif ini dirasa penulis sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian ini. Hal ini karena penelitian ini berusaha mencari gambaran tentang kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn, khususnya mengenai proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilakukan oleh guru PKn, hambatan yang dialami oleh guru dan upaya yang dilakukannya.
Menurut Best (dalam Sukardi 2004, hlm. 157) menyatakan bahwa “Metode
deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan
apa adanya”. Sedangkan Nasution (2003, hlm. 5) menyatakan bahwa:
Penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini tidak mengutamakan angka-angka dan statistic walaupun tidak menolak data kuantitatif.
Penulis melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena sesuai dengan sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji hipotesis, tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran nyata tentang proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilakukan oleh guru PKn, hambatan yang dialami oleh guru dan upaya yang dilakukannya.
C. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperoleh kesatuan arti dan pengertian dari judul penelitian ini, penulis memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan :
1. Analisis
“Analisis mempunyai arti penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) . untuk mengetahui keadaan sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dsb)”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm. 43).
2. Kinerja Guru
Menurut Supardi (2013, hlm. 23) mengemukakan bahwa:
Kinerja guru merupakan kemampuan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang ditunjukkan oleh dimensi: (1) kemampuan menyusun rencana pembelajaran dengan indikator: (a) merencanakan pengelolaan pembelajaran, (b) merencanakan pengorganisasian bahan pelajaran, (c) merencanakan pengelolaan kelas, (d) merencanakan penilaian hasil belajar; (2) dimensi kemampuan melaksanakan pembelajaran dengan indikator: (a) memulai pembelajaran,
(5)
(b) mengelola pembelajaran, (c) mengorganisasikan pembelajaran, (c) melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, (d) mengakhiri pembelajaran.
3. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Majid (2012, hlm. 17) Mengemukakan bahwa:
Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Soemantri (2001, hlm. 229) mengemukakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
D. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan pada pendakatan penelitian dan metode penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dalam melakukan penelitian ini diperlukan adanya sebuah teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Adapaun teknik yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :
1. Observasi
“Dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu” (Danial, 2009, hlm. 77).
Sedangkan observasi menurut Satori dan Komariah (2011, hlm. 105)
(6)
untuk mengetahui keberadaan objek, situasi konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian.
Jadi dari beberapa pendapat mengenai observasi memiliki satu kesamaan yakni observasi harus merupakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti guna mendapatkan informasi bagi peneliti.
Alasan peneliti menggunakan teknik observasi, karena bertujuan untuk mendapatkan data yang mempunyai validitas tinggi, artinya dapat mempertanggung jawabkan data yang didapat serta menghindarkan peneliti dari data yang tidak nyata. Dalam melakukan penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi perlu dilakukan dalam penelitian ini agar data yang didapatkan lebih faktual, cermat dan terinci. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Ciamis, SMA Negeri 2 Ciamis dan SMA Negeri 3 Ciamis yaitu berupa penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Wawancara
Pada penelitian ini menggunakan wawancara dalam teknik pengumpulan data penelitian. Menurut Danial (2009, hlm. 71) mengemukakan bahwa wawancara adalah “tehnik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan reponden secara sungguh-sungguh”.
Lebih lanjut, Basrowi dan Suwandi (2009, hlm. 127) memaparkan bahwa yang dimaksud wawancara yaitu “percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Begitu juga dengan pendapat Cresswell (2012, hlm. 2017) menyatakan bahwa “a qualitative interview occurs when researchers ask one or more participants
general, open-ended questions and record their answer”. Pada pernyataan
tersebut mengemukakan bahwa wawancara dilakukan secara orang perorangan atau kelompok dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan merekam pernyataan responden tersebut.
Pada penelitian ini melakukan wawancara dengan guru PKn kelas X SMA Negeri 1 Ciamis, SMA Negeri 2 Ciamis dan SMA Negeri 3 Ciamis. Wawancara
(7)
ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan informasi yang lebih tentang kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn. Pada penelitian ini peneliti mengutamakan pertanyaan dengan teknik wawancara. Oleh sebab itu, peneliti harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Dalam hal ini, peneliti harus penuh perhatian dengan apa yang diungkapkan, berusaha bertanya kepada responden secara rinci.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah “mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, dsb” (Danial, 2009, hlm. 79).
Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2009, hlm. 159) mengemukakan bahwa “studi dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan”.
Dokumentasi dalam penelitian ini diperoleh dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1, 2 dan 3 Ciamis.
4. Studi Kepustakaan
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang berkaitan erat dengan perencanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(8)
E. Tahapan Penelitian
Penelitian dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan jika persiapan dilakukan dengan matang. Oleh karena itu, untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka diperlukan beberapa persiapan sebelum melakukan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan agar selama melakukan penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Beberapa persiapan yang dilakukan penulis sebelum melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian dan lain sebagainya. Selanjutnya penulis mengupayakan perizinan penelitian dari instansi terkait. Adapun prosedur perizinan yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditandatangani oleh ketua Departemen PKn, untuk melakukan penelitian ke instansi/lembaga yang dituju, kemudian diteruskan dengan pengesahan surat penelitian oleh Pembantu Dekan I FPIPS UPI untuk mendaptkan surat rekomendasi dari BAAK UPI yang secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrasi dan akademis.
b. Pembantu Rektor I atas nama rektor mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Ciamis.
c. Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Ciamis mengeluarkan surat rekomendasi izin penelitian untuk ditujukan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.
d. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis mengeluarkan surat izin penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
(9)
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah tahap perizinan selesai maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menghubungi kepala dan staf administrasi sekolah/Tata Usaha SMA Negeri 1 Ciamis, SMA Negeri 2 Ciamis dan SMA Negeri 3 Ciamis. b. Peneliti diperkenalkan dengan kepala sekolah ditiap sekolah lokasi
penelitian untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi responden dalam penelitian tersebut dan menetukan jadwal pelaksanaan penelitian dengan reponden yang bersangkutan.
c. Peneliti diperkenalkan dengan guru-guru PKn yang ada ditiap sekolah lokasi penelitian dan menentukan jadwal pelaksanaan penelitian.
d. Mengadakan wawancara dengan reponden dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai dokumen tertulis yang ada di sub bagian dokumentasi.
f. Setelah hasil wawancara dari reponden dan dokumentasi data diperoleh, kemudian disusun dan dideskripsikan dalam bentuk catatan lapangan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini, karena menggunakan metode penelitian kombinasi (Mixed Methods) jadi dalam teknik analisis dan pengolahan datanya ada dua, yaitu dari kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kuantitatif dalam penelitian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn ini menggunakan analisis data statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 199) mengemukakan bahwa “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Dalam penelitian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn ini analisis kuantitatif hanya dibuat nilai akhir yang didapat oleh guru Pendidikan
(10)
Kewarganegaran dari penilaian RPP yang dibuat oleh guru tersebut tanpa diperdalam lagi. Adapun rumus yang dipergunakan untuk menghitung nilai akhir dari penilaian RPP adalah sebagai berikut:
Rumus 3.1
Menghitung Nilai Akhir Penilaian RPP
Sumber: Modul Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan oleh Peneliti (2015) Keterangan:
N : Nilai
Skor Ideal : 96
100 : Bilangan Tetap
Adapun rumus untuk menghitung nilai rata-rata dari seluruh responden dalam penilaian RPP adalah sebagai berikut:
Rumus 3.2
Menghitung Nilai Rata-Rata Penilaian RPP dari Seluruh Responden
Sumber: Dikembangkan Oleh Peneliti (2015)
Keterangan:
NR : Nilai Rata-Rata
SR : Jumlah skor yang didapat dari tiap responden JR : Jumlah Responden
(11)
Adapun untuk kategori kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kategori Nilai Kinerja Guru dalam Penyusunan RPP
No Nilai Kategori
1 91 – 100 Amat Baik
2 76 – 90 Baik
3 61 – 75 Cukup
4 51 – 60 Sedang
5 ≤50 Kurang
Sumber: Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Sedangkan untuk analisis data kualitatif tentang kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data yang tinggi. Oleh karena itu dilakukanlah analisis data dalam penelitian kualitatif, sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 244) mengenai analisis data sebagai berikut: Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan pernyataan tersebut menjelaskan bahwa analisis data dalam penelitian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran PKn dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari narasumber. Bila jawaban dari narasumber kurang memuaskan setelah dianalisis, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan yang lebih mendalam sampai tahap tertentu, dimana pertanyaan tersebut muncul bukan dari
(12)
yang sudah direncanakan sebelumnya, melainkan muncul dari jawaban narasumber apabila jawaban tersebut dirasa masih menyimpan sebuah jawaban lainnya yang diperlukan oleh peneliti, serta apabila ada petunjuk yang ditujukan oleh narasumber, peneliti akan terus mencari tahu sampai semua jawaban dari narasumber dan semua petunjuk yang ditujukan memberikan jawaban yang dianggap sudah kredibel, setelah itu peneliti akan mengorganisasikan data yang diperoleh ke dalam kategori dan memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun oleh orang lain. Selanjutnya Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337) mengemukakan bahwa :
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
Dilihat dari pendapat Miles dan Hubermen diatas menjelaskan bahwa analisis data yang dilakukan didalam penelitian kualitatif berlangsung secara terus menerus dan mendalam sampai data yang didapat dinilai sudah cukup dan terasa jenuh dan ada pula aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display
dan conclusion drawing/verification.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif data yang didapat dari lapangan cukup banyak. Seperti yang telah dikemukakan, semakin lama penelitian dilapangan, maka jumlah data yang didapat akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data, dimana fungsi reduksi data adalah untuk mencarikan, menggolongkan, mengarahkan hasil-hasil penelitian dengan memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Sesuai dengan pendapat Nasution (2003, hlm. 129) yang menyatakan:
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mencarikan, menggolongkan, mengarahkan hasil – hasil penelitian dengan memfokuskan pada hal – hal yang dianggap penting oleh peneliti. Dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk mempemudah pemahaman terhadap data yang telah tekumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum,
(13)
mengklasifikasikan sesuai dengan masalah dan aspek – aspek permasalahan yang diteliti.
Lebih lanjut Sugiyono (2013, hlm. 338) mengemukakan bahwa “Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”.
Dilihat dari pengertian diatas menunjukan bahwa penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti akan menghasilkan data yang banyak, kompleks dan rumit. Oleh karena itu, dengan reduksi data peneliti akan mencari, menggolongkan, dan mengarahkan hasil-hasil penelitian pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti untuk data penelitian. Karena hal itulah peneliti menggunakan reduksi data.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dimana dalam penelitian kualitatif, mendisplaykan data bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Sehubungan dengan hal tersebut, Nasution (2003, hlm. 129) menyatakan bahwa:
Display data adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.
Sebagaimana pengertian diatas, peneliti akan menghubungkan data-data yang didapat agar bisa menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan pola hubunganya agar data hasil dari penelitian mudah dimengerti baik oleh peneliti maupun orang lain.
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan veritifikasi. Penarikan kesimpulan dan veritifikasi dilakukan setelah dua tahap sebelumnya benar-benar sudah dilakukan dengan baik dengan bentuk pernyataan singkat serta mudah dipahami. Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang diuraikan oleh Moleong (2010, hlm. 192) sebagai berikut:
a. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkap permasalahan secara tepat.
b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.
(14)
c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.
Sebagaimana pernyataan Moleong tersebut dengan jelas menggambarkan urutan proses dalam analisis data, mulai dari penggolongan data, pendeskripsian data, hingga difokuskan pada subtantif fokus penelitian. Selanjutnya Nasution (2003, hlm. 129) menyatakan bahwa kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut :
Upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal – hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut maka kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan bisa berkembang setelah melakukan penelitian dilapangan.
G. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability). Hal ini sesuai pendapat Sugiyono (2013, hlm. 366) yang menyatakan “bahwa uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability)”.
1. Uji Validitas Internal (Credibility)
Uji validitas internal dilaksanakan untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan. Kriteria ini berfungsi melakukan inquiry sedemikian rupa sehingga kepercayaan penemuannya dapat dicapai.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 368-375) mengemukakan bahwa “untuk hasil penelitian yang kredibel, terdapat teknik yang diajukan yaitu perpanjangan
(15)
pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, menggunakan bahan referensi dan mengadakan member check”.
a. Perpanjangan Pengamatan
Untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjangan pangamatan atau masa observasi peneliti di lapangan, akan mengurangi kebiasan suatu data karena dengan waktu yang lebih lama di lapangan, peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian. Usaha peneliti dalam memperpanjang waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan menggunakan waktu yang seefisien mungkin. Misalnya pertemuan hanya berupa percakapan informal, hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih memahami kondisi sumber data.
b. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, serta peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
c. Triangulasi
Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda, atau membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dikumpulkan. Sugiyono (2013, hlm.372) mengemukakan bahwa:
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Adapun triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan guru
(16)
mata pelajaran PKn dan peserta didik. Triangulasi tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a) Triangulasi Teknik
Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Adapun triangulasi teknik dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 3.1
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Observasi
Studi dokumentasi
Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm.372)
b) Triangulasi Sumber
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 372) “triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama”. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2
Triangulasi Sumber Data
Kepala Sekolah Peserta Didik
Guru
Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm.372) d. Menggunakan Bahan Referensi
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 275) menyatakan bahwa: “…yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data
(17)
yang telah ditemukan oleh peneliti”. Yang dimaksud dari pernyataan tersebut
adalah adanya bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian, sebagai contoh rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan sebagainya yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.
e. Mengadakan Member Check
Menurut Sugiyono (2013, hlm.375) member check adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Seperti halnya pemeriksaan daya yang lain, member check juga dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data. Member check dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara, dalam hal ini transkripsi dan tafsiran data hasil penelitian yang telah disusun oleh peneliti kemudian diperlihatkan kembali kepada para responden untuk mendapatkan konfirmasi bahwa transkripsi itu sesuai dengan pandangan mereka. Responden melakukan koreksi, mengubah atau bahkan menambahkan informasi.
Proses member check tersebut dapat menghindari salah tafsir terhadap jawaban responden sewaktu diwawancara, menghindari salah tafsir terhadap perilaku responden sewaktu diobservasi dan dapat mengkonfirmasai perspektif responden terhadap suatu proses yang sedang berlangsung.
2. Pengujian Transferability
Sugiyono (2012, hlm. 276) menjelaskan bahwa:
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.
Validitas eksternal menunjukkkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, dengan demikian penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
(18)
3. Pengujian Dependability
Sugiyono (2012, hlm. 368) menjelaskan bahwa:
Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut juga reliabilitas. Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependability.
Berkaitan dengan uji dependability, peneliti bekerjasama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukkan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukkan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukkan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data sampai membuat kesimpulan. 4. Pengujian Confirmability
Sugiyono (2012, hlm. 368) menjelaskan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.
Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses
yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability.
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menguji hasil penelitian tersebut secara bersama-sama dan disepakati banyak orang. Karena pada dasarnya ketika suatu penelitian ada data tetapi tidak ada proses, maka penelitian tersebut mesti diragukan konfirmabilitinya.
(1)
mengklasifikasikan sesuai dengan masalah dan aspek – aspek permasalahan yang diteliti.
Lebih lanjut Sugiyono (2013, hlm. 338) mengemukakan bahwa “Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”.
Dilihat dari pengertian diatas menunjukan bahwa penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti akan menghasilkan data yang banyak, kompleks dan rumit. Oleh karena itu, dengan reduksi data peneliti akan mencari, menggolongkan, dan mengarahkan hasil-hasil penelitian pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti untuk data penelitian. Karena hal itulah peneliti menggunakan reduksi data.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dimana dalam penelitian kualitatif, mendisplaykan data bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Sehubungan dengan hal tersebut, Nasution (2003, hlm. 129) menyatakan bahwa:
Display data adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.
Sebagaimana pengertian diatas, peneliti akan menghubungkan data-data yang didapat agar bisa menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan pola hubunganya agar data hasil dari penelitian mudah dimengerti baik oleh peneliti maupun orang lain.
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan veritifikasi. Penarikan kesimpulan dan veritifikasi dilakukan setelah dua tahap sebelumnya benar-benar sudah dilakukan dengan baik dengan bentuk pernyataan singkat serta mudah dipahami. Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang diuraikan oleh Moleong (2010, hlm. 192) sebagai berikut:
a. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkap permasalahan secara tepat.
b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.
(2)
c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.
Sebagaimana pernyataan Moleong tersebut dengan jelas menggambarkan urutan proses dalam analisis data, mulai dari penggolongan data, pendeskripsian data, hingga difokuskan pada subtantif fokus penelitian. Selanjutnya Nasution (2003, hlm. 129) menyatakan bahwa kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut :
Upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal – hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut maka kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan bisa berkembang setelah melakukan penelitian dilapangan.
G. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability). Hal ini sesuai pendapat Sugiyono (2013, hlm. 366) yang menyatakan “bahwa uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability)”.
1. Uji Validitas Internal (Credibility)
Uji validitas internal dilaksanakan untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan. Kriteria ini berfungsi melakukan inquiry sedemikian rupa sehingga kepercayaan penemuannya dapat dicapai.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 368-375) mengemukakan bahwa “untuk hasil penelitian yang kredibel, terdapat teknik yang diajukan yaitu perpanjangan
(3)
pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, menggunakan bahan referensi dan mengadakan member check”.
a. Perpanjangan Pengamatan
Untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjangan pangamatan atau masa observasi peneliti di lapangan, akan mengurangi kebiasan suatu data karena dengan waktu yang lebih lama di lapangan, peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian. Usaha peneliti dalam memperpanjang waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan menggunakan waktu yang seefisien mungkin. Misalnya pertemuan hanya berupa percakapan informal, hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih memahami kondisi sumber data.
b. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, serta peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
c. Triangulasi
Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda, atau membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dikumpulkan. Sugiyono (2013, hlm.372) mengemukakan bahwa:
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Adapun triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan guru
(4)
mata pelajaran PKn dan peserta didik. Triangulasi tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a) Triangulasi Teknik
Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Adapun triangulasi teknik dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 3.1
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Observasi
Studi dokumentasi
Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm.372)
b) Triangulasi Sumber
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 372) “triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama”. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2
Triangulasi Sumber Data
Kepala Sekolah Peserta Didik
Guru
Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm.372)
d. Menggunakan Bahan Referensi
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 275) menyatakan bahwa: “…yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data
(5)
yang telah ditemukan oleh peneliti”. Yang dimaksud dari pernyataan tersebut adalah adanya bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian, sebagai contoh rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan sebagainya yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.
e. Mengadakan Member Check
Menurut Sugiyono (2013, hlm.375) member check adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Seperti halnya pemeriksaan daya yang lain, member check juga dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data. Member check dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara, dalam hal ini transkripsi dan tafsiran data hasil penelitian yang telah disusun oleh peneliti kemudian diperlihatkan kembali kepada para responden untuk mendapatkan konfirmasi bahwa transkripsi itu sesuai dengan pandangan mereka. Responden melakukan koreksi, mengubah atau bahkan menambahkan informasi.
Proses member check tersebut dapat menghindari salah tafsir terhadap jawaban responden sewaktu diwawancara, menghindari salah tafsir terhadap perilaku responden sewaktu diobservasi dan dapat mengkonfirmasai perspektif responden terhadap suatu proses yang sedang berlangsung.
2. Pengujian Transferability
Sugiyono (2012, hlm. 276) menjelaskan bahwa:
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.
Validitas eksternal menunjukkkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, dengan demikian penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
(6)
3. Pengujian Dependability
Sugiyono (2012, hlm. 368) menjelaskan bahwa:
Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut juga reliabilitas. Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependability.
Berkaitan dengan uji dependability, peneliti bekerjasama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukkan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukkan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukkan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data sampai membuat kesimpulan.
4. Pengujian Confirmability
Sugiyono (2012, hlm. 368) menjelaskan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.
Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses
yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability.
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menguji hasil penelitian tersebut secara bersama-sama dan disepakati banyak orang. Karena pada dasarnya ketika suatu penelitian ada data tetapi tidak ada proses, maka penelitian tersebut mesti diragukan konfirmabilitinya.