Gratis PTK dan Jurnal Bahasa Indonesia Untuk Jenjang SMP JURNAL-PTK

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MUSIKALISASI PUISI DAN KEMAMPUAN BEREKSPRESI MELALUI TEKNIK KOLABORASI MEMBACA PUISI

DI KELAS IX J, SMP NEGERI 2 TOROH SEMESTER 1 TAHUN 2015/2016

Rubiyati*)

Abstrak : Keterampilan menyanyikan puisi adalah salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan sebagai wujud kemampuan apresiasi. Menyanyikan puisi harus dilakukan secara ekspresif mengingat puisi merupakan ekspresi jiwa penyair . Teknik yang tepat dalam pembelajaran ini adalah berkolaborasi dengan membaca puisi.

Permasalahan yang timbul pada penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kemampuan siswa berekspresi dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan tenik kolaborasi di kelas IX A SMP Negeri 2 Toroh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berekspresi dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi sesuai dengan suasana/irama yang sudah dibangun di kelas IX A SMP Negeri 2 Toroh setelah mendapatkan pembelajaran musikalisasi dengan teknik kolaborasi degan membaca puisi..

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah kemampuan berekspresi dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi di kelas IX A SMP Negeri 2 Toroh tahun 2015/2016 sebanyak 34 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dan nontes. Tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja, sedangkan nontes berupa observasi dan angket. Analisis data meliputi data kuantitatif dan data kualitatif.

Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi secara ekspresif melalui teknik kolaborasi dengan membaca puisi . sudah dimusikalisasi melalui teknik kolaborasi dengan membaca puisi.

Saran yang peneliti sampaikan adalah dalam pembelajaran menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi hendaknya guru menggunakan teknik kolaborasi dengan membaca puisi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan keberanian siswa dalam berekspresi sesuai dengan suasana/irama yang sudah dibangun.

Kata Kunci: Kemampuan berekspresi, puisi, musikalisai , kolaborasi


(2)

membantu siswa memahami gagasan penulis juga membuat siswa lebih apresiatif terhadap suatu karya sastra khusunya puisi sehingga dapat mengembangkan daya kreasi, imajinasi, dan menambah kepekaan batin.

Di dalam Standar Isi kurikulum 2006 berbasis kompetensi, pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membekali siswa dengan keterampilan, tidak hanya pengetahuan saja. Keterampilan melakukan musikalisasi puisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang disajikan di kelas IX semester satu.

Sesuai dengan standar isi dan KTSP SMP Nereri 2 Toroh Kabupaten Grobogan, pembelajaran bahasa Indonesia KD 6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana /irama yang sudah dibangun mensyaratkan KKM yang harus dicapai 77. Namun demikian, hasil yang diperoleh siswa pada saat penilaian cenderung kurang memuaskan karena siswa kurang berani berekspresi sehingga mempengaruhi pencapain KKM seperti yang dialami oleh siswa SMP Negeri 2 Toroh kelas IX J tahun pelajaran 2015/2016.

Dari 34 siswa yang tuntas KKM 15 siswa (44,12%) dan tidak tuntas KKM 19 siswa (55,88%). Hal ini disebabkan siswa kurang berani berekspresi ketika menyanyikan puisi yang sudah dimusikalsasi. Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran, dari 34 siswa baru 15 siswa atau (44,88%) berani menyanyikan puisi dengan ekspresi sesuai suasana, dan irama puisi. Ada juga siswa yang sudah berekspresi, tetapi kurang sesuai dengan suasana/irama puisi ada 2 siswa (5,88%) . Sedangkan siswa yang lain menyanyi tanpa ekspresi. Dengan demikian kemampuan dan keberanian siswa kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh tahun pelajaran 2015/2016 masih rendah.

Rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia khususnya menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisai juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor itu berupa sikap siswa atau keberanian dalam mengekspresikan puisi sesuai dengan isi puisi, metode pembelajaran yang digunakan, serta pendekatan serta teknik.

Dalam penelitian ini penulis tidak akan meneliti semua permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia. Namun hanya yang berkaitan dengan kemampuan siswa berekspresi dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi. Dalam pembelajaran ini ada tiga indikator yang harus dicapai , yaitu (1) mampu menyanyikan puisi dengan vokal yang jelas puisi, (2) mampu menyanyikan puisi sesuai dengan irama/suasana yang sudah dibangun, (3) mampu menyanyikan puisi dengan ekspresi yang tepat . Dari ketiga indikator tersebut ada satu indikator yang sangat rendah hasilnya, yaitu indiktor (3) mampu menyanyikan puisi dengan ekspresi yang tepat.

Rendahnya kemampuan berekspresi siswa dalam menyanyikan puisi disebabkan teknik menyanyikan puisi dilakukan perorangan . Rata-rata siswa merasa malu dan takut. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti akan melakukan pembelajaran menyanyikan puisi


(3)

yang sudah dimusikalisasi dengan teknik bekolaborasi dengan membaca puisi. Diharapkan dengan tampil berdua dapat menambah keberanian siswa berekspresi. Mengapa tidak menyanyikan puisi secara berdua atau duet? Karena kalau berduet sulit diketahui siswa mana yang menyanyikan sesuai dengan irama yang sudah dibangun.

Tujuan penelitian tindakan ini ialah untuk

1. Meningkatkan kemampuan berekspresi siswa kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh Tahun pelajaran 2015/2016 dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi.

2. Menambah pengetahuan dan pengalaman guru bahasa Indonesia umumnya dan peneliti pada khusunya dalam menerapkan teknik yang tepat dalam proses pembelajaran musikalisasi puisi.

3. Meningkat hasil pembelajaran agar siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan, bahkan terlampaui.

KAJIAN TEORETIS Hakikat Ekspresi

Menurut Soehardjo ( 2005 : 121 ) ekspresi adalah ungkapan perasaan pelaku seni. Perasaan yang dimaksud adalah perasaan khusus yang dapat membagun sikap serta nilai. Munculnya dipicu oleh interaksi pelaku seni dengan lingkungannya. Jika intuisi atau imajinasi itu disertai dengan dorongan dari dalam batin, maka proses kreasi berlangsung.

Sedangkan Asfandiyar (2010: 54) berpendapat bahwa pembelajaran musikalisasi puisi merujuk pada kecerdasan musikal. Musik sarana ekspresi diri dan memupuk rasa percaya diri. Kecerdasan musikal mencakup kepekaan atau penguasaan terhadap nada, irama, pola, ritme, tempo, instrumen, dan ekspresi musik. Musik berperan dalam perkembangan kognitif, kecakapan sikap, tingkah laku dan disiplin anak (Asfandiyar, 2010:54).

Sedangkan dalam KBBI (2005:291) ekspresi adalah pengungkapan atau proses menyatakan ( yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan dan sebagainya) atau pandangan iar muka yang memperlihatkan perasaan seseorang.

Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek-efek bunyi seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total. Lakuan-lakukan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk, berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam puisi. Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca.


(4)

Puisi merupakan ekspresi pengarang yang dituangkan dalam kata-kata atau kalimat agar apa yang dirasakan pengarang ikut juga dirasakan oleh orang lain atau pembaca. Oleh karena itu, ketika kita membaca puisi atau menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi kita harus menafsirkan isi puisi tersebut secara tepat agar dapat mengekspresikan secara tepat pula.

Hakikat Puisi

Menurut Waluyo (2003:1) mengatakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan , dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias

Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Sayuti (2008:3) bahwa puisi adalah sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Sedangkan Suharianto (1982:46) menjelaskan bahwa puisi adalah karya sastra yang bersifat konsentrif dan intensif. Pengarang tidak menjelaskan secara rinci apa yang akan diungkapkannya, melainkan sebaliknya . Pengarang hanya mengutarakan apa yang menurut perasaan atau pendapatnya merupakan yang pokok atau penting saja.

Pendapat lain mengenai pengertian puisi juga disampaikan oleh Pradopo (2002:7) yang menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan , yang merangsang imajinasi pancaindera dalam ssusunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Sementara itu, unsur-unsur estetika puisi dapat diketahui melalui unsur-unsur estetika (keindahan), misalnya gaya bahasa dan komposisinya. Puisi sebagai karya sastra, memiliki fungsi estetika dominan dan di dalamnya terdapat unsur-unsur kepuitisannya, misalnya persajakan , diksi (pilihan kata), irama dan gaya bahasa. Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu efek estetika atau aspek kepuitisan.

Dari beberapa definisi puisi di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ungkapan perasaan , emosi, ide yang disampaikan dengan bahasa yang indah susunannya dan mempunyai makna yang luas. Puisi merupakan wujud pengalaman penulisnya dalam bentuk bahasa yang memiliki makna yang dalam. Bahasa puisi bersifat plastis, tetapi mampu mengakomodasikan berbagai dimensi makna di balik apa yang tersurat. Dimensi itu , misalnya imagery , yaitu gambar angan-angan pada saat orang membaca sebuah karya , sehingga merasa melihat sesuai dengan perasaan penyair.


(5)

Hakikat Musikalisasi Puisi

Batasan musikalisasi puisi ternyata menjadi perdebatan panjang oleh para ahli, karena ada perbedaan pendapat. Menurut Tengsoe Tjahjono ada 4 pendapat, yaitu (a) dalam musikalisasi tidak boleh ada aktivitas membaca puisi; jika ada pembacaan puisi didalamnya, kegiatan tersebut bukanlah musikalisasi puisi, (b) dalam musikalisasi boleh saja terdapat kegiatan pembacaan puisi, sebab tidak semua baris atau fase dalam puisi bisa dimusikalisasikan, (c) membaca puisi dengan iringan alat musik bukanlah musikalisasi puisi, dan (d) membaca puisi dengan alat musik juga merupakan kegiatan musikalisasi puisi (Tjahjono, 2011:167).

Musikalisasi puisi merupakan suatu kegiatan penyampaian puisi melalui permainan musik sehingga menciptakan warna tersendiri baik itu pada puisinya maupun musiknya. Perpaduan dua aliran seni tersebut dapat memunculkan suatu pemaknaan yang mendalam. Musikalisasi puisi dapat dilakukan dalam bentuk kelompok musik atau band. Hal ini disampaikan oleh Ramdhani ( http;//www.kulinet.com/baca/musikalisasi-puisi/533/).

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan musikalisasi puisi adalah puisi yang dinyanyikan. Musikalisasi merupakan kolaborasi antara sastra dan musik. Puisi yang biasa dibacakan atau diucapkan dengan intonasi, sedangkan musikalisai puisi dibacakan atau diucapkan dengan nada dan diiringi dengan musik.

Pono Banoe ( 2003:233), menyatakan bahwa lagu merupakan nyanyian atau melodi pokok, juga berarti karya musik. Karya musik untuk dimainkan atau dinyanyikan dengan pola dan bentuk tertentu. Contoh: Indonesia Raya, Simfoni, Melati dari Jaya Giri dan sebagainya. Lebih lanjut lagu dibedakan menjadi : lagu anak-anak, lagu daerah, lagu hiburan, lagu kebangsaan, lagu melayu, dan lagu pop.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan musikalisasi puisi adalah puisi yang dinyanyikan. Musikalisasi merupakan kolaborasi antara sastra dan musik. Puisi yang biasa dibacakan atau diucapkan dengan intonasi, sedangkan musikalisai puisi dibacakan atau diucapkan dengan nada dan diiringi dengan musik.

Kolaborasi

Menurut Elizabert E. Barkley dkk. (2014:4) berkolaborasi berarti bekerja sama-sama orang lain . Dalam praktik pembelajaran kolaboratif berarti bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Pembelajaran kolaboratif berarti belajar melalui kerja kelompok, bukan belajar dengan bekerja sendirian.


(6)

Sejalan dengan pendapat tersebut Cifor Pili ( 2005) berpendapat bahwa kolaborasi adalah bentuk kerja sama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga , dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.

Sedangkan menurut Abdulsyani (1994 :156) kolaborasi adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing. Sebagaimana dikutib oleh Abdulsyani, Roucek dan Warren, mengatakan bahwa kolaborasi berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia adalah suatu proses sosial yang paling dasar. Biasanya, kolaborasi melibatkan pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya demi

Sedangkan dalam KBBI (2005:580) kolaborasi adalah perbuatan kerjasama.

Dengan demikian dapat disimpulkan kolaborasi adalah kerja sama dalam kelompok kecil untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan bersama secara maksimal. Kolaborasi menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan membaca puisi adalah salah satu siswa menyanyikan puisi diikuti pembacaan puisi secara susul-menyusul sehinggga dapat menghasilkan suatu kolaborasi yang menarik. Selain itu dengan adanya teman atau tampil berdua akan dapat mengurangi rasa takut, minder, malu dalam berekspresi

Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi ini penulis akan menggunakan teknik kolaborasi dengan membaca puisi. Dalam teknik ini ada siswa yang menyanyikan puisi dan ada siswa yang membacakan puisi secara bersama- sama atau saling menyusul. Dengan berkolaborasi atau kerja sama diharapkan bisa menambah beberanian dan kemampuan siswa mengekpresikan puisi yang sedang dinyanyikan sesuai dengan kehendak penyair. Pada dasarnya isi puisi itu adalah pikiran, perasaan penyair yang dituangkan melalui kata-kata.

Apabila hasil yang diperoleh masih kurang memuaskan atau diperkirakan masih dapat meningkat lagi, maka peneliti akan melanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus kedua dengan menggunakan teknik kolaborasi. Diduga dengan teknik kolaborasi dengan membaca puisi hasil yang diperoleh akan meningkat sesuai yang diharapkan dan masalah yang dihadapi akan teratasi.

Hipotesis Tindakan


(7)

1. Hasil belajar menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi siswa kelas IX J SMP Negei 2 Toroh, semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat jika menggunakan teknik kolaborasi membaca puisi.

2. Kemampuan berekspresi dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi siswa kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh, Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat jika menggunakan teknik kolaborasi dengan membaca puisi.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu empat bulan, mulai minggu pertama bulan Agustus 2015 sampai dengan minggu keempat bulan November 2015. Penyusunan proposal penelitian bulan Agustus 2015. Penyusunan instrumen minggu pertama sampai dengan minggu dua bulan September 2015. Pengumpulan data dan pelaksanaan siklus I minggu ketiga bulan September, siklus II pada minggu keempat. Bulan Oktober 2015 peneliti menganalisis data dan melakukan pembahasan hasil analis yang merupakan akhir dari kegiatan penelitian. Sedangkan pada bulan November 2015 penulis melakukan penyusunan laporan.

2. Tempat Penelitian

Peneliti memilih tempat penelitian di SMP Negeri2 Toroh Kabupaten Grobogan. Letak SMP Negeri 2 Toroh sangat strategis, di Jalan Raya Depok Nomor 61 Toroh. Dari kota Purwodadi kurang lebih lima kilometer. SMP tersebut merupakan tempat peneliti bekerja sehari-hari. Peneliti menggunakan siswa kelas IX J sebagai objek penelitian. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Toroh kelas IX J semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 34 siswa ; terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan . Mereka memiliki latar belakang sosial ekonomi, intelektual dan keberanian yang berbeda-beda. Ada yang tinggi, sedang, dan rendah.

Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan dua siklus. Pada tiap-tiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi


(8)

Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini berasal dari tes unjuk kerja menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi tanpa berkolaborasi dengan membaca puisi. Pembelajaran pratindakan sebagai data awal untuk melakukan tindakan siklus I dan data siklus I sebagai dasar melakukan siklus II berupa data kauantitatif. Sedangkan data kualitatif peneliti menggunakan hasil observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan angket siswa setelah proses pembelajaran.

Teknik dan Alat Pengumpul Data a. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan peneliti dan observer mengamati siswa yang sedang melakukukan pembelajaran musikalisasi puisi. Observer dan peneliti mencatat segala permasalahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

a. Angket

Angket yang berisi sepuluh pertanyaan berkaitan dengan kesulitan dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran. Angket ini dibagikan dan diisi oleh siswa setelah proses pembelajaran siklus I.

b. Tes

Tes yang digunakan adalah perbuatan (unjuk kerja) yang dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung. Tes tersebut merupakan tes unjuk kerja ketika pembelajaran berlangsung. Peneliti dapat memberikan motivasi belajar dan memberikan bantuan kepada siswa atau kelompok yang mendapatkan kesulitan.

Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar siswa. Maksud pembandingan ini adalah perbandingan nilai yang diperoleh sebelum penelitian (data awal) dengan siklus pertama, serta nilai yang diperoleh siklus pertama dengan siklus kedua dan akhirnya perbandingan antara nilai yang diperoleh dari data awal dengan data akhir.

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Hasil Refleksi Awal ( Prasiklus ) Hasil Belajar Siswa dalam Menanyikan Puisi

Hasil belajar pada tahap pratindakan berupa nilai tes unjuk kerja menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi sebelum menggunakan teknik kolaborasi. Berikut ini hasil tes pratindakan menynyikan puisi yang sudah dimusikalisasi di kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh semester 1 tahun 2015/2016 terlihat pada tabel 1.


(9)

N o

Nilai Frekuensi Bobot Skor Persentase

1 91 - 100 0 0 0%

2 81 - 90 5 430 14,71%

3 71 - 80 19 1458 55,88%

4 61 - 70 10 685 29,41%

5 51 - 60 0 0 0%

6 < 51 0 0 0%

34 2573 100%

Nilai rata-rata 2573/34 = 75,69 Sumber: Data Penelitian

Berdasarkan refleksi awal kemampuan siswa dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi masih memprihatinkan. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa memperoleh nilai rendah. Dari 34 siswa siswa memperoleh nilai kurang dari 91 - 100 tidak ada (0%) , nilai 81 - 90 sebanyak 5 siswa (14,71%), nilai 71-80 sebanyak 19 siswa (55,88%), nilai 61-70 sebanyak 10 siswa (29,41 %), nilai 51-60 tidak ada (0%), dan nilai < 50 tidak ada (0%). Jika dilihat dari ketuntasan (KKM: 78), siswa tuntas KKM 14 (41,18%), dengan rincian yang mendapat nilai 80 ada 9 siswa, 83 ada 2 siswa, 87 ada 2 siswa, dan 90 ada 1 siswa..

Jika dilihat dari kemampuan penguasaan tiap komponen dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi tampak dalam tabel berikut.

Tabel 3 : Persentase Penguasaan Per Komponen dalam Menyanyikan Puisi No

.

Aspek yang Dinilai Bobot/Skoridal RerataSkor Persentase 1. Menentukan suasana

puisi 10 8,265 82,65%

2. Kesesuaian Irama 10 7,853 78,53%

3. Ekspresi 10 6,588 65,88%

Total 30 21,38 75,69%

Sumber data : Hasil penelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa kemampuan siswa menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi hanya mencapai 71,27%, meliputi menentukan suasana 77,94%, kesesuaian dengan irama yang sudah dibangun 73,82%, dan ekspresi 62,08%.

B. Hasil Tindakan Siklus I

Hasil refleksi awal dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi melalui teknik kolaborasi dengan membaca puisi. Teknik ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengekpresikan isi puisi. Tindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bahasa Indonesia yang lain. Agar tindakan sesuai dengan harapan, peneliti melakukan berbagai persiapan, mulai dari perencanaan menyusun silabus dan RPP, pemilihan dan pengorganisasian materi ajar,


(10)

pemilihan sumber belajar dan media, serta perencanaan untuk penilaian hasil belajar sampai dengan pelaksanaan pembelajaran.

Setiap langkah diidentifikasi kesulitan-kesulitan terjadi. Selanjutnya dicari solusi-solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, terutama dalam menyanyikan puisi secara ekspresif . Kemudian siswa diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan. Sehingga dapat memberikan kemudahan belajar bagi siswa dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi secara ekspresif.

Setelah dilakukan tindakan, dengan memperhatikan hasil observasi, angket siswa, dan hasil tes unjuk kerja siswa, peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator. Berdasarkan hasil diskusi, teknik kolaborasi dapat membantu siswa lebih percaya diri, lebih berani berekspresi . Hal ini terlihat dari hasil unjuk kerja mereka. Pada siklus I ini tidak ada lagi siswa yang menyanyi tanpa ekspresi, meskipun kadang-kadang ekspresinya masih kaku dan kurang tepat. Kemampuan siswa berekspresi pun semakin tampak baik. Hal ini terlihat dari air muka, gerakan tangan, gerakan tubuh pada saat menyanyikan puisi. Siswa sudah berani memandang penonton, tidak menatap lantai atau langit-langit.

Tabel 4: Hasil Belajar Siswa dalam Menyanyikan Puisi setelah Dilakukan Tindakan Siklus I No Nilai Frekuensi Bobot Skor Persentase

1 91 - 100 2 186 5,88%

2 81 - 90 13 1.112 38,24%

3 71 - 80 19 2.492 55,88%

4 61 - 70 0 0 0%

5 51 - 60 0 0 0%

6 < 51 0 0 0%

Total 34 2.790 100%

Nilai rata-rata 2.790/34 = 81,27 Sumber data : Hasil penelitian

Adapun deskripsi hasil belajar siwa tersebut tampak ada peningkatan nilai kinerja siswa. Rentang nilai 91-100 pada refleksi awal ( prasilkus ) tidak ditemukan, pada siklus I ada 2 siswa (5,88%). Rentang nilai 81-90 semula 5 siswa, kini menjadi 13 siswa (38,24 %). Rentang nilai 71-80 tidak mengalami kenaikan semula hanya 19 siswa kini tetap 19 siswa (55,88%). Rentang nilai 60-70 semula 10 siswa pada siklus I sudah tidak ditemukan lagi (0%). Siswa tuntas KKM pada prasiklus 14 orang. Setelah dilakukan tindakan Siklus I meningkat 29 orang (85,29 %), siswa tidak tuntas tinggal 5 orang (14,71%). Dengan demikian ketuntasan secara klasikal (85,50%) telah tercapai meskipun masih ada siswa yang belum tuntas secara pribadi.

Hasil penguasaan per komponen dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5: Persentase Penguasaan Per Komponen dalam Menyanyikan Puisi No

.

Aspek yang Dinilai Bobot/Sko r ideal

Rerata Skor


(11)

1. Menentukan suasana puisi

10 8,53 85,29%

2. Kesesuaian Irama 10 8,26 82,65%

3. Ekspresi 10 7,58 75,88%

Total 30 24,37 81,27%

Sumber data : Hasil penelitian

Kemampuan per komponen dalam kegiatan menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi puisi juga mengalami peningkatan. Komponen menentukan suasana sebelum dilakukan tindakan sebesar 82,65% kini mejadi 85,29%. Komponen kesesuaian irama semula 78,53 % menjadi 82,65 %. Komponen ekspresi semula 65,88 % menjadi 75,88 %. C. Hasil Tindakan Siklus II

Hasil refleksi dari hasil tindakan pada Siklus I kemudian didiskusikan dengan kolaborator. Selanjutnya, hasil tersebut dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan berikutnya, yakni siklus II. Tindakan yang dilakukan dalam siklus II yaitu membantu siswa mengidentifikasi kekurangan-kekurangan mulai dari menentukan suasana puisi, memahami irama, cara menyesuaikan dengan alat musik, dan berekspresi sesuai dengan suasana/irama puisi. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, peneliti meberikan dorongan dan arahan kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuannya dalam berekspresi.

Untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya, peneliti memberikan beberapa model musikalisasi puisi. Berdasarkan model tersebut diharapkan siswa akan lebih total dalam berekpresi dan tidak malu atau canggung lagi. Pada siklus II peneliti tidak menggunakan media LCD, tetapi menggunakan laptop agar setiap kelompok lebih mudah dalam memahami dan berlatih musikalisasi puisi. Puisi yang peneliti sajikan juga berbeda dengan puisi siklus I. Peneliti menggunakan puisi bersuasana heroik. Dengan demikian beberapa kelemahan yang ada dapat diatasi.

Skenario dan proses pembelajaran siklus II sama dengan siklus I setiap kelompok beranggota 4-6 siswa, tetap menggunakan teknik kolaborasi dengan membaca puisi , tetapi puisi yang dinyanyikan berbeda dengan puisi yang telah dinyanyikan pada siklus I.

Siklus II juga dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 21 September 2015 jam pelajaran ke-2 sampai ke-4 ( 120 Menit). Peneliti menggunakan puisi bersuasana heroik.

Hasil tes unjuk kerja siswa dalam menyanyikan puisi setelah dilakukan tindakan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6: Prestasi Belajar Siswa dalam Menyanyikan Puisi setelah Dilakukan Tindakan Siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase


(12)

4 61 - 70 0 0%

5 51 - 60 0 0%

6 < 51 0 0%

Total 34 100%

Sumber data : Hasil penelitian

Setelah dilakukan siklus II, kemampuan siswa dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut rentang nilai 91-100 pada siklus I ada 2 siswa bertambah menjadi 6 siswa atau sekitar 17,65 %. Rentang nilai 81-90 semula 13 siswa kini menjadi 17 siswa (50,00 %). Rentang nilai 71-80 semula 19 siswa pada sikluas II tinggal 11 (32,35 %). Rentang nilai 61-70 sudah kini tidak ditemukan lagi. Ketuntasan belajar musikalisasi puisi 78 , siswa yang mendapat nilai kurang dari 78 sudah tidak ada lagi bahkan nilai terendah 80. Dengan demikian semua siswa telah mencapai ketuntasan (100%) dengan rata-rata kelas 84,71.

Hasil penguasaan per komponen dalam menyanyikan puisi yang sudah dimukalisasi secara ekspresif terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 7: Persentase Penguasaan Per Komponen Menyanyikan Puisi pada Siklus II No

.

Aspek yang Dinilai Bobot/Skor ideal Rerata Skor Persentase 1. Menentukan suasana puisi 10 8,74 87,35%

2. Kesesuaian Irama 10 8,41 84,12%

3. Ekspresi 10 8,26 82,65%

Total 30 25,41 84,71%

Sumber data : Hasil penelitian

Penguasaan per komponen dalam kegiatan menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi puisi juga mengalami peningkatan. Komponen menentukan suasana pada siklus 1 sebesar 82,29 % kini dalam siklus 2 menjadi 87,35%. Komponen kesesuaian irama dalam siklus 1 semula 82,65 % dalam siklus 2 menjadi 84,12 %. Komponen ekspresi dalam siklus 1 semula 75,88 % menjadi 82,65%.

D. Perubahan Hasil Belajar dan Penguasaan Per Komponen dalam Menyanyikan Puisi dari Siklus ke Siklus

Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat peningkatan yang lebih jelas kemampuan siswa dan penguasaan per komponen dari mulai tes unjuk kerja awal, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 8: Perubahan Hasil Belajar Siswa dalam Menyanyikan Puisi dari Awal, Hasil Siklus I, dan Siklus II

N

o Rentang Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 91-100 0 2 6

2 81-90 5 13 17

3 71-80 19 19 11

4 61-70 10 0 0


(13)

6 <51 0 0 0 Sumber data : Hasil penelitian

Perubahan prestasi siswa dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusiklalsasi pada kondisi awal mencapai nilai 91-100 tidak ada, pada siklus I ada 2 siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi 6 siswa. Pada kondisi awal siswa mencapai nilai 81-90 ada 5 siswa, pada siklus I bertambah menjadi 13 siswa, dan pada siklus II ada 17 siswa .Siswa mencapai rentang nilai 71-80 pada kondisi awal ada 19 orang, pada siklus I tetap 19 siswa, dan pada siklus II 11 siswa. Rentang nilai 61-70 pada kondisi awal 10 siswa, siklus sudah tidak ada, siklus II juga tidak ada.

Tabel 9: Penguasaan Per Komponen dalam Menyanyikan Puisi dari Awal, Hasil Siklus I, dan Siklus II

No .

Aspek yang Dinilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1. Menentukan suasana puisi 82,65% 85,29% 87,35%

2. Kesesuaian Irama 78,53% 82,65% 84,12%

3. Ekspresi 65,88% 75,88% 82,65%

Total 75,69% 81,27% 84,71%

Sumber data : Hasil penelitian

Dari tabel tersebut tampak bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyanyikan puisi. Komponen dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi aspek menentukan suasana puisi sebelum tindakan sebesar 82,65%, setelah tindakan siklus I menjadi 85,29% dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 87,35 %. Aspek kesesuaian dengan irama yang sudah dibangun sebelum tindakan 78,53%, setelah tindakan siklus I menjadi 82,65%, dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 84,35%. Dalam aspek eskpresi sebelum tindakan 65,88% , setelah tindakan I meningkat menjadi 75,88%, dan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 82,65%.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi secara ekspresif di kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh tahun pelajaran 2015/2016 meningkat 9,02%. Peningkatan tersebut dicapai setelah dilakukan tindakan kelas yang meliputi siklus I dan siklus II melalui teknik kolaborasi dengan membaca puisi. Hal ini dihitung berdasarkan nilai rata-rata pada tahap pratindakan 75,69, pada siklus I nilai rata-rata meningkat 81,27, meningkat 5.58. Pada siklus II nilai rata-rata 84,71 meningkat 3,44. Jadi peningkatan keseluruhan dari prasiklus, siklus I, dan sklus II mencapai 9,02.

Kemampuan berekspresi dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalsai siswa kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh Tahun Pelajaran 2015/2016 mengalami perubahan sikap,


(14)

tidak berani berekspresi dalam menyanyikan puisi menjadi lebih ekspresif, setelah mendapatkan pembelajaran menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi melalui teknik kolaborasi dengan membaca puisi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Pembelajaran menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan teknik

kolaborasi dengan membaca puisi dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2. Untuk memperoleh pembelajaran yang efektif, guru perlu memilih teknik yang tepat, salah satunya adalah pembelajaran musikalisasi puisi dengan teknik kolaborasi. 3. Peneliti yang mengembangkan penelitian tentang musikalisasi dapat menggunakan

hasil penelitian ini sebagai acuan dan pembanding hasil penelitian.

4. Lembaga pendidikan hendaknya menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam pengambilan keputusan program-program pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran musikalisasi puisi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani.1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Ari KPIN. 2008. Musikalisasi Puisi. Yogyakarta: Hikayat.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asfandiyar Yudha, A.2010. Cara Pintar Mendongeng. Bandung : PT Mirzan Pustaka.

Barkley, Elizabert E. dkk. 2014.Teknik-Teknik Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Media. Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Danardana, Agus Sri. 2013. Pelangi Sastra Ulasan dan Model-model Apresiasi. Pekanbaru: Palagan Pers.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.


(15)

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Efendi, Anwar dkk. 1998. Pengajaran Apresiasi Sastra. Jakarta:Universitas Terbuka. Jacob Sumarjo dan Siaini KM. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Bandung: Mitra Kencana.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual(Contextual Teaching and

Learning/CTL) dan Penerapanya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Pili, Cifor. 2005. Inovasi Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Konservasi di Indonesia

MelaluiPembelajaran Bersama Masyarakat. Bogor: Pusat Informasi Lingkungan Indonesia.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Beberapa Teori Sastra,Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.

Soehardjo, A.J. 2005. Pendidikan Seni: Dari Konep sampai Program. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fak. Sastra UM.

Suharianto,S. 1982. Dasar-Dasar Teoti Sastra. Surakarta: Widya Duta.

Sujana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Tjahjono, Tengsoe. 2011. Mendaki Gunung Puisi Ke Arah Kegiatan Apresiasi. Cetakan 1. Malang : Banyu Media Publishing.

UU No.20.2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Diknas. Waluyo, Herman J.2003. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Erlangga.


(1)

pemilihan sumber belajar dan media, serta perencanaan untuk penilaian hasil belajar sampai dengan pelaksanaan pembelajaran.

Setiap langkah diidentifikasi kesulitan-kesulitan terjadi. Selanjutnya dicari solusi-solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, terutama dalam menyanyikan puisi secara ekspresif . Kemudian siswa diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan. Sehingga dapat memberikan kemudahan belajar bagi siswa dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi secara ekspresif.

Setelah dilakukan tindakan, dengan memperhatikan hasil observasi, angket siswa, dan hasil tes unjuk kerja siswa, peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator. Berdasarkan hasil diskusi, teknik kolaborasi dapat membantu siswa lebih percaya diri, lebih berani berekspresi . Hal ini terlihat dari hasil unjuk kerja mereka. Pada siklus I ini tidak ada lagi siswa yang menyanyi tanpa ekspresi, meskipun kadang-kadang ekspresinya masih kaku dan kurang tepat. Kemampuan siswa berekspresi pun semakin tampak baik. Hal ini terlihat dari air muka, gerakan tangan, gerakan tubuh pada saat menyanyikan puisi. Siswa sudah berani memandang penonton, tidak menatap lantai atau langit-langit.

Tabel 4: Hasil Belajar Siswa dalam Menyanyikan Puisi setelah Dilakukan Tindakan Siklus I

No Nilai Frekuensi Bobot Skor Persentase

1 91 - 100 2 186 5,88%

2 81 - 90 13 1.112 38,24%

3 71 - 80 19 2.492 55,88%

4 61 - 70 0 0 0%

5 51 - 60 0 0 0%

6 < 51 0 0 0%

Total 34 2.790 100%

Nilai rata-rata 2.790/34 = 81,27

Sumber data : Hasil penelitian

Adapun deskripsi hasil belajar siwa tersebut tampak ada peningkatan nilai kinerja siswa. Rentang nilai 91-100 pada refleksi awal ( prasilkus ) tidak ditemukan, pada siklus I ada 2 siswa (5,88%). Rentang nilai 81-90 semula 5 siswa, kini menjadi 13 siswa (38,24 %). Rentang nilai 71-80 tidak mengalami kenaikan semula hanya 19 siswa kini tetap 19 siswa (55,88%). Rentang nilai 60-70 semula 10 siswa pada siklus I sudah tidak ditemukan lagi (0%). Siswa tuntas KKM pada prasiklus 14 orang. Setelah dilakukan tindakan Siklus I meningkat 29 orang (85,29 %), siswa tidak tuntas tinggal 5 orang (14,71%). Dengan demikian ketuntasan secara klasikal (85,50%) telah tercapai meskipun masih ada siswa yang belum tuntas secara pribadi.

Hasil penguasaan per komponen dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5: Persentase Penguasaan Per Komponen dalam Menyanyikan Puisi No

.

Aspek yang Dinilai Bobot/Sko r ideal

Rerata Skor


(2)

1. Menentukan suasana puisi

10 8,53 85,29%

2. Kesesuaian Irama 10 8,26 82,65%

3. Ekspresi 10 7,58 75,88%

Total 30 24,37 81,27%

Sumber data : Hasil penelitian

Kemampuan per komponen dalam kegiatan menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi puisi juga mengalami peningkatan. Komponen menentukan suasana sebelum dilakukan tindakan sebesar 82,65% kini mejadi 85,29%. Komponen kesesuaian irama semula 78,53 % menjadi 82,65 %. Komponen ekspresi semula 65,88 % menjadi 75,88 %. C. Hasil Tindakan Siklus II

Hasil refleksi dari hasil tindakan pada Siklus I kemudian didiskusikan dengan kolaborator. Selanjutnya, hasil tersebut dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan berikutnya, yakni siklus II. Tindakan yang dilakukan dalam siklus II yaitu membantu siswa mengidentifikasi kekurangan-kekurangan mulai dari menentukan suasana puisi, memahami irama, cara menyesuaikan dengan alat musik, dan berekspresi sesuai dengan suasana/irama puisi. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, peneliti meberikan dorongan dan arahan kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuannya dalam berekspresi.

Untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya, peneliti memberikan beberapa model musikalisasi puisi. Berdasarkan model tersebut diharapkan siswa akan lebih total dalam berekpresi dan tidak malu atau canggung lagi. Pada siklus II peneliti tidak menggunakan media LCD, tetapi menggunakan laptop agar setiap kelompok lebih mudah dalam memahami dan berlatih musikalisasi puisi. Puisi yang peneliti sajikan juga berbeda dengan puisi siklus I. Peneliti menggunakan puisi bersuasana heroik. Dengan demikian beberapa kelemahan yang ada dapat diatasi.

Skenario dan proses pembelajaran siklus II sama dengan siklus I setiap kelompok beranggota 4-6 siswa, tetap menggunakan teknik kolaborasi dengan membaca puisi , tetapi puisi yang dinyanyikan berbeda dengan puisi yang telah dinyanyikan pada siklus I.

Siklus II juga dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 21 September 2015 jam pelajaran ke-2 sampai ke-4 ( 120 Menit). Peneliti menggunakan puisi bersuasana heroik.

Hasil tes unjuk kerja siswa dalam menyanyikan puisi setelah dilakukan tindakan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6: Prestasi Belajar Siswa dalam Menyanyikan Puisi setelah Dilakukan Tindakan Siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase

1 91 - 100 6 17,65%

2 81 - 90 17 50,00%


(3)

4 61 - 70 0 0%

5 51 - 60 0 0%

6 < 51 0 0%

Total 34 100%

Sumber data : Hasil penelitian

Setelah dilakukan siklus II, kemampuan siswa dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut rentang nilai 91-100 pada siklus I ada 2 siswa bertambah menjadi 6 siswa atau sekitar 17,65 %. Rentang nilai 81-90 semula 13 siswa kini menjadi 17 siswa (50,00 %). Rentang nilai 71-80 semula 19 siswa pada sikluas II tinggal 11 (32,35 %). Rentang nilai 61-70 sudah kini tidak ditemukan lagi. Ketuntasan belajar musikalisasi puisi 78 , siswa yang mendapat nilai kurang dari 78 sudah tidak ada lagi bahkan nilai terendah 80. Dengan demikian semua siswa telah mencapai ketuntasan (100%) dengan rata-rata kelas 84,71.

Hasil penguasaan per komponen dalam menyanyikan puisi yang sudah dimukalisasi secara ekspresif terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 7: Persentase Penguasaan Per Komponen Menyanyikan Puisi pada Siklus II No

.

Aspek yang Dinilai Bobot/Skor ideal Rerata Skor Persentase

1. Menentukan suasana puisi 10 8,74 87,35%

2. Kesesuaian Irama 10 8,41 84,12%

3. Ekspresi 10 8,26 82,65%

Total 30 25,41 84,71%

Sumber data : Hasil penelitian

Penguasaan per komponen dalam kegiatan menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi puisi juga mengalami peningkatan. Komponen menentukan suasana pada siklus 1 sebesar 82,29 % kini dalam siklus 2 menjadi 87,35%. Komponen kesesuaian irama dalam siklus 1 semula 82,65 % dalam siklus 2 menjadi 84,12 %. Komponen ekspresi dalam siklus 1 semula 75,88 % menjadi 82,65%.

D. Perubahan Hasil Belajar dan Penguasaan Per Komponen dalam Menyanyikan Puisi dari Siklus ke Siklus

Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat peningkatan yang lebih jelas kemampuan siswa dan penguasaan per komponen dari mulai tes unjuk kerja awal, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 8: Perubahan Hasil Belajar Siswa dalam Menyanyikan Puisi dari Awal, Hasil Siklus I, dan Siklus II

N

o Rentang Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 91-100 0 2 6

2 81-90 5 13 17

3 71-80 19 19 11

4 61-70 10 0 0


(4)

6 <51 0 0 0

Sumber data : Hasil penelitian

Perubahan prestasi siswa dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusiklalsasi pada kondisi awal mencapai nilai 91-100 tidak ada, pada siklus I ada 2 siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi 6 siswa. Pada kondisi awal siswa mencapai nilai 81-90 ada 5 siswa, pada siklus I bertambah menjadi 13 siswa, dan pada siklus II ada 17 siswa .Siswa mencapai rentang nilai 71-80 pada kondisi awal ada 19 orang, pada siklus I tetap 19 siswa, dan pada siklus II 11 siswa. Rentang nilai 61-70 pada kondisi awal 10 siswa, siklus sudah tidak ada, siklus II juga tidak ada.

Tabel 9: Penguasaan Per Komponen dalam Menyanyikan Puisi dari Awal, Hasil Siklus I, dan Siklus II

No .

Aspek yang Dinilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1. Menentukan suasana puisi 82,65% 85,29% 87,35%

2. Kesesuaian Irama 78,53% 82,65% 84,12%

3. Ekspresi 65,88% 75,88% 82,65%

Total 75,69% 81,27% 84,71%

Sumber data : Hasil penelitian

Dari tabel tersebut tampak bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyanyikan puisi. Komponen dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi aspek menentukan suasana puisi sebelum tindakan sebesar 82,65%, setelah tindakan siklus I menjadi 85,29% dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 87,35 %. Aspek kesesuaian dengan irama yang sudah dibangun sebelum tindakan 78,53%, setelah tindakan siklus I menjadi 82,65%, dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 84,35%. Dalam aspek eskpresi sebelum tindakan 65,88% , setelah tindakan I meningkat menjadi 75,88%, dan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 82,65%.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi secara ekspresif di kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh tahun pelajaran 2015/2016 meningkat 9,02%. Peningkatan tersebut dicapai setelah dilakukan tindakan kelas yang meliputi siklus I dan siklus II melalui teknik kolaborasi dengan membaca puisi. Hal ini dihitung berdasarkan nilai rata-rata pada tahap pratindakan 75,69, pada siklus I nilai rata-rata meningkat 81,27, meningkat 5.58. Pada siklus II nilai rata-rata 84,71 meningkat 3,44. Jadi peningkatan keseluruhan dari prasiklus, siklus I, dan sklus II mencapai 9,02.

Kemampuan berekspresi dalam menyanyikan puisi yang sudah dimusikalsai siswa kelas IX J SMP Negeri 2 Toroh Tahun Pelajaran 2015/2016 mengalami perubahan sikap, perilaku, dan kreativitas mengalami peningkatan ke arah lebih baik, yaitu siswa mulanya


(5)

tidak berani berekspresi dalam menyanyikan puisi menjadi lebih ekspresif, setelah mendapatkan pembelajaran menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi melalui teknik kolaborasi dengan membaca puisi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Pembelajaran menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan teknik

kolaborasi dengan membaca puisi dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2. Untuk memperoleh pembelajaran yang efektif, guru perlu memilih teknik yang tepat, salah satunya adalah pembelajaran musikalisasi puisi dengan teknik kolaborasi. 3. Peneliti yang mengembangkan penelitian tentang musikalisasi dapat menggunakan

hasil penelitian ini sebagai acuan dan pembanding hasil penelitian.

4. Lembaga pendidikan hendaknya menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam pengambilan keputusan program-program pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran musikalisasi puisi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani.1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Ari KPIN. 2008. Musikalisasi Puisi. Yogyakarta: Hikayat.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asfandiyar Yudha, A.2010. Cara Pintar Mendongeng. Bandung : PT Mirzan Pustaka.

Barkley, Elizabert E. dkk. 2014.Teknik-Teknik Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Media. Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Danardana, Agus Sri. 2013. Pelangi Sastra Ulasan dan Model-model Apresiasi. Pekanbaru: Palagan Pers.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.


(6)

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Efendi, Anwar dkk. 1998. Pengajaran Apresiasi Sastra. Jakarta:Universitas Terbuka. Jacob Sumarjo dan Siaini KM. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Bandung: Mitra Kencana.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual(Contextual Teaching and

Learning/CTL) dan Penerapanya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Pili, Cifor. 2005. Inovasi Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Konservasi di Indonesia

Melalui Pembelajaran Bersama Masyarakat. Bogor: Pusat Informasi Lingkungan Indonesia.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Beberapa Teori Sastra,Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.

Soehardjo, A.J. 2005. Pendidikan Seni: Dari Konep sampai Program. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fak. Sastra UM.

Suharianto,S. 1982. Dasar-Dasar Teoti Sastra. Surakarta: Widya Duta.

Sujana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Tjahjono, Tengsoe. 2011. Mendaki Gunung Puisi Ke Arah Kegiatan Apresiasi. Cetakan 1. Malang : Banyu Media Publishing.

UU No.20.2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Diknas. Waluyo, Herman J.2003. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Erlangga.