Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Media Visual pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Kecamatan Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  3.1.1 Setting Penelitian

  Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. SD Negeri 2 Ampel terletak di desa Candi Kecamatan Ampel. Suasana pembelajaran di SD tersebut kurang kondusif dikarenakan letak SD berdekatan dengan jalan raya, sehingga proses belajar mengajar agak terganggu oleh suara bising kendaraan yang melintas.

  SD Negeri 2 Ampel memiliki 13 ruangan dengan rincian sebagai berikut: 6 ruangan kelas untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 kantin, 1 ruang perpustakaan, 1 toilet guru, 1 toilet siswa, dan 1 ruang gudang.

  Sedangkan fasilitas belajar mengajar dan alat peraga yang ada di SD Negeri 2 Ampel masih belum cukup memadai. Sarana penunjang siswa seperti buku-buku yang dapat membantu siswa belajar cukup memadai dan tertata rapi di perpustakaan SD tersebut. Tenaga guru yang ada di SD Negeri 2 Ampel sudah memadai dengan jumlah 10 guru dan 1 penjaga sekolah.

  Waktu penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Februari sampai April semester II tahun ajaran 2014/2015. Pada bulan Februari sampai Maret peneliti melakukan persiapan. Bulan April peneliti mulai melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan siklus I dan siklus II. Mulai bulan April peneliti mulai membuat laporan hasil penelitian.

  3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

  Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 2 Ampel, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali pada semester II tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang dalam satu kelas.

  Siswa SD Negeri 2 Ampel berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang siswa ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa. Terdapat siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti anak yang suka berbicara sendiri pada saat jam pelajaran berlangsung, tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa yang terlalu aktif di dalam kelas, dan siswa yang memerlukan waktu lebih untuk memahami suatu materi.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

  3.1.1.1 Variabel Bebas (X)

  Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual.

  3.1.1.2 Variabel Terikat (Y)

  Variabel terikat adalah unsur yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPA siswa dalam materi sifat-sifat cahaya.

3.2.2 Definisi Operasional

  Definisi penelitian dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu:

  1. Metode Eksperimen Berbantuan Media Visual Metode eksperimen berbantuan media visual, adalah pembelajaran yang membuat siswa melakukan percobaan sendiri dengan bantuan media visual dalam menjelaskan langkah-langkah percobaan untuk mengetahui kebenaran suatu teori atau memecahkan suatu masalah yang dihadapi siswa dimulai dari melakukan persiapan sebelum percobaan, kemudian melaksanakan percobaan sesuai langkah- langkah yang sudah dijelaskan melalui media visual, dan yang terakhir adalah tindak lanjut eksperimen dengan membuat laporan hasil percobaan dan menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

  2. Hasil Belajar IPA Siswa Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui kegiatan belajar, yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil nilai tes yang diberikan guru dari sejumlah materi pelajaran tertentu.

3.3 Rencana Prosedur Penelitian

  Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16), model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dengan melalui beberapa siklus tindakan dan terdiri dari empat komponen yaitu yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan dan perbaikan yang ingin dicapai.

  Gambar 1 Skema PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16)

  Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus dibagi menjadi 3 kali pertemuan dan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk itu setiap akhir siklus diberikan tes untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. Secara rinci pelaksanaan prosedur penelitian siklus I dan siklus II yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

3.3.1 Siklus I

  3.3.1.1 Perencanaan Tindakan

  Pada tahap perencanaan tindakan ini hal-hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

  a. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

  b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode eksperimen berbantuan media visual berupa gambar diam.

  c. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang akan digunakan.

  d. Menyusun lembar kisi-kisi lembar observasi dan soal siklus I dan siklus II.

  e. Penyusunan soal tes dari siklus I sampai siklus II.

  f. Penyusunan lembar observasi.

  g. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media visual kepada guru.

  3.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan.

  Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, sebagai berikut.

  a. Pertemuan 1

  Kegiatan Deskripsi Kegiatan

  Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam.

  2. Guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti

  1. Siswa mendengarkan penjelasan guru, bahwa siswa akan diajak belajar dengan menggunakan metode ekperimen berbantuan media visual.

  2. Guru memberikan gambaran awal tentang materi apa yang akan menjadi bahan eksperimen, yaitu: sifat cahaya dapat merambat lurus, sifat cahaya dapat menembus benda bening, dan sifat cahaya dapat dipantulkan.

  3. Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen.

  4. Guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan secara berkelompok dan dilakukan di dalam kelas.

  5. Siswa membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa sesuai dengan arahan dari guru.

  6. Guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan serta membagikan lembar kegiatan eksperimen kesetiap kelompok.

  7. Siswa mengamati gambar tentang langkah-langkah dalam melakukan setiap eskperimen yang ada di lembar eksperimen.

  8. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah dalam melakukan eksperimen melalui gambar yang sudah dibagikan ke setiap kelompok.

  9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan dalam melakukan eksperimen agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  10. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan oleh guru.

  11. Guru mengamati jalannya proses eksperimen yang dilakukan siswa, jika ada siswa yang mengalami kesulitan guru membimbing kelompok tersebut.

  12. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar eksperimen sesuai dengan hasil percobaan yang didapat oleh siswa. laporan hasil eksperimen sesuai yang diperintahkan guru.

  14. Guru mengamati proses pembuatan laporan eksperimen dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

  15. Setiap kelompok mengumpulkan laporan eksperimen kepada guru.

  16. Salah satu kelompok mempresentasikan laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan kelompok yang lain menanggapi hasil laporan eksperimen yang dipresentasikan di depan kelas.

  17. Guru meluruskan jawaban siswa, jika ada jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang sifat- sifat cahaya.

  18. Setelah semua materi yang dilakukan percobaan dilaporkan dan dibahas di depan kelas. guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya.

  19. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan ekperimen.

  Penutup

  1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.

  2. Guru melakukan tanya jawab untuk menguji pemahaman siswa.

  3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

  4. Guru menutup pembelajaran.

  b. Pertemuan Ke-2

  Kegiatan Deskripsi Kegiatan

  Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam.

  2. Guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  4. Guru mengajak siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Inti

  1. Siswa mendengarkan penjelasan guru, bahwa siswa akan diajak belajar dengan menggunakan metode ekperimen berbantuan media visual.

  2. Guru memberikan gambaran awal tentang materi apa yang akan menjadi bahan eksperimen melalui media visual yaitu: sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat diuraikan.

  3. Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen.

  4. Guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan secara berkelompok dan dilakukan di dalam kelas.

  5. Siswa membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa sesuai dengan arahan dari guru.

  6. Guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan serta membagikan lembar kegiatan eksperimen kesetiap kelompok.

  7. Siswa mengamati gambar tentang langkah-langkah dalam melakukan setiap eskperimen yang ada di lembar eksperimen.

  8. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah dalam melakukan eksperimen melalui gambar yang sudah dibagikan ke setiap kelompok.

  9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan dalam melakukan eksperimen agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  10. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan oleh guru.

  11. Guru mengamati jalannya proses eksperimen yang dilakukan siswa, jika ada siswa yang mengalami kesulitan guru

  12. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar eksperimen sesuai dengan hasil percobaan yang didapat oleh siswa.

  13. Setelah setiap kelompok melakukan eksperimen, siswa membuat laporan hasil eksperimen sesuai yang diperintahkan guru.

  14. Guru mengamati proses pembuatan laporan eksperimen dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

  15. Setiap kelompok mengumpulkan laporan eksperimen kepada guru.

  16. Salah satu kelompok mempresentasikan laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan kelompok yang lain menanggapi hasil laporan eksperimen yang dipresentasikan di depan kelas.

  17. Guru meluruskan jawaban siswa, jika ada jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang sifat- sifat cahaya.

  18. Setelah semua materi yang dilakukan percobaan dilaporkan dan dibahas di depan kelas. guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya.

  19. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan ekperimen.

  Penutup

  1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.

  2. Guru melakukan tanya jawab untuk menguji pemahaman siswa.

  3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

  4. Guru menutup pembelajaran. c. Pertemuan Ke-3

  Kegiatan Deskripsi Kegiatan

  Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam.

  2. Guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  4. Guru mengajak siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Inti

  1. Siswa diberikan pertanyaan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman mereka mengenai materi yang telah diberikan.

  2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang berisi tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

  3. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan soal.

  4. Guru memberikan batas waktu kepada siswa dalam mengerjakan soal evaluasi.

  5. Siswa mengerjakan soal tes yang sudah dibagikan sesuai dengan petunjuk dari guru dan batas waktu yang telah ditentukan.

  6. Siswa mengumpulkan soal tes yang telah dikerjakan.

  7. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai soal-soal yang telah dikerjalan.

  8. Guru memberikan penguatan materi terhadap kegiatan evaluasi yang telah dilakukan.

  Penutup

  1. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran sifat-sifat cahaya.

  2. Guru menutup pembelajaran.

  2.3.1.3 Observasi

  Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan sintaks dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Peneliti dibantu oleh pengamat selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengisi lembar observasi keterlaksanaan sintaks yang sudah disiapkan oleh peneliti. Lembar observasi yang disediakan adalah lembar observasi untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal yang diamati dari guru dalam penelitian ini adalah dari persiapan, membuka pelajaran, arpesepsi dan memotivasi siswa, penguasaan materi, penguasaan kelas, kesesuaian tahap pembelajaran dengan metode, penggunaan media serta pemberian evaluasi pada siswa. Sedangkan hal yang diamati dari siswa adalah perhatian siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa, kerjasama, pemahaman siswa serta ketertiban siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

  2.3.1.4 Refleksi

  Pada tahap refleksi dilakukan analisis berdasarkan hasil observasi untuk memperoleh masukan, saran-saran mengenai pelaksanaan tindakan digunakan untuk perbaikan dan sebagai dasar untuk menentukan langkah berikutnya. Dengan adanya refleksi, peneliti dan guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus pertama sehingga dapat dilakukan tindakan pada siklus berikutnya. Kelebihan-kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan pada siklus selanjutnya sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki disiklus selanjutnya.

3.3.2 Siklus II

3.3.2.1 Perencanaan Tindakan

  Pada tahap perencanaan tindakan ini hal-hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

  a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dengan metode eksperimen berbantuan media visual berupa gambar diam. b. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang akan digunakan.

  c. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media visual kepada guru.

3.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan.

  Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, sebagai berikut.

  a. Pertemuan 1

  Kegiatan Deskripsi Kegiatan

  Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam.

  2. Guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  4. Guru mengajak siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Inti membagikan lembar kegiatan eksperimen kesetiap kelompok.

  1. Siswa mendengarkan penjelasan guru, bahwa siswa akan diajak belajar dengan menggunakan metode ekperimen berbantuan media visual.

  2. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang alat-alat yang menerapkan sifat-sifat cahaya dan salah satunya adalah periskop dan lup.

  3. Guru memberikan gambaran awal tentang materi apa yang akan menjadi bahan eksperimen yaitu membuat alat yang menerapkan salah satu sifat-sifat cahaya berupa periskop sederhana.

  4. Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sebuah periskop sederhana.

  5. Guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan secara berkelompok dan dilakukan di dalam kelas.

  6. Siswa membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa sesuai dengan arahan dari guru.

  7. Guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan serta

  8. Siswa mengamati gambar tentang langkah-langkah dalam membuat periskop sederhana dan melakukan eskperimen dengan menggunakan alat tersebut yang ada di lembar eksperimen.

  9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah dalam pembuatan periskop sederhana dan melakukan eksperimen dengan alat tersebut melalui gambar yang sudah dibagikan ke setiap kelompok.

  10. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan dalam melakukan eksperimen agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  11. Siswa membuat periskop sederhana sesuai dengan tahapan- tahapan yang sudah dijelaskan oleh guru.

  12. Guru mengamati jalannya proses eksperimen yang dilakukan siswa, jika ada siswa yang mengalami kesulitan guru membimbing kelompok tersebut.

  13. Setelah siswa selesai membuat sebuah persikop, siswa mulai melakukan percobaan dengan menggunakan periskop tersebut.

  14. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar eksperimen sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan.

  15. Setelah setiap kelompok selesai membuat periskop dan melakukan eksperimen dengan menggunakan alat tersebut, siswa membuat laporan hasil eksperimen sesuai yang diperintahkan guru.

  16. Guru mengamati proses pembuatan laporan eksperimen dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

  17. Setiap kelompok mengumpulkan laporan eksperimen kepada guru.

  18. Salah satu kelompok mempresentasikan langkah-langkah pembuatan periskop, cara penggunaan periskop, dan laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan kelompok yang lain depan kelas.

  19. Guru meluruskan jawaban siswa, jika ada jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang sifat- sifat cahaya.

  20. Setelah presentasi selasai guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya.

  21. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan ekperimen.

  Penutup

  1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.

  2. Guru melakukan tanya jawab untuk menguji pemahaman siswa.

  3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

  4. Guru menutup pembelajaran.

  b. Pertemuan Ke-2

  Kegiatan Deskripsi Kegiatan

  Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam.

  2. Guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  4. Guru mengajak siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Inti

  1. Siswa mendengarkan penjelasan guru, bahwa siswa akan diajak belajar dengan menggunakan metode ekperimen berbantuan media visual.

  2. Guru memberikan gambaran awal tentang materi apa yang akan menjadi bahan eksperimen yaitu membuat alat yang menerapkan salah satu sifat-sifat cahaya berupa lup sederhana.

  3. Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sebuah lup sederhana.

  4. Guru menyampaikan bahwa eksperimen akan dilakukan secara berkelompok dan dilakukan di dalam kelas.

  5. Siswa membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa sesuai dengan arahan dari guru.

  6. Guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan serta membagikan lembar kegiatan eksperimen kesetiap kelompok.

  7. Siswa mengamati gambar tentang langkah-langkah dalam membuat lup sederhana dan melakukan eskperimen dengan menggunakan alat tersebut yang ada di lembar eksperimen.

  8. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah dalam pembuatan lup sederhana dan melakukan eksperimen dengan alat tersebut melalui gambar yang sudah dibagikan ke setiap kelompok.

  9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan dalam melakukan eksperimen agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  10. Siswa membuat lup sederhana sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan oleh guru.

  11. Guru mengamati jalannya proses eksperimen yang dilakukan siswa, jika ada siswa yang mengalami kesulitan guru membimbing kelompok tersebut.

  12. Setelah siswa selesai membuat sebuah lup, siswa mulai melakukan percobaan dengan menggunakan periskop tersebut.

  13. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar eksperimen sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan. eksperimen dengan menggunakan alat tersebut, siswa membuat laporan hasil eksperimen sesuai yang diperintahkan guru.

  15. Guru mengamati proses pembuatan laporan eksperimen dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

  16. Setiap kelompok mengumpulkan laporan eksperimen kepada guru.

  17. Salah satu kelompok mempresentasikan langkah-langkah pembuatan lup, cara penggunaan lup, dan laporan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan kelompok yang lain menanggapi hasil laporan eksperimen yang dipresentasikan di depan kelas.

  18. Guru meluruskan jawaban siswa, jika ada jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang sifat- sifat cahaya.

  19. Setelah presentasi selasai guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya.

  20. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan ekperimen.

  Penutup

  1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.

  2. Guru melakukan tanya jawab untuk menguji pemahaman siswa.

  3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

  4. Guru menutup pembelajaran. c. Pertemuan Ke-3

  Kegiatan Deskripsi Kegiatan

  Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam.

  2. Guru memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  4. Guru mengajak siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Inti

  1. Siswa diberikan pertanyaan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman mereka mengenai materi yang telah diberikan.

  2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang berisi tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

  3. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan soal.

  4. Guru memberikan batas waktu kepada siswa dalam mengerjakan soal evaluasi.

  5. Siswa mengerjakan soal tes yang sudah dibagikan sesuai dengan petunjuk dari guru dan batas waktu yang telah ditentukan.

  6. Siswa mengumpulkan soal tes yang telah dikerjakan.

  7. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai soal-soal yang telah dikerjalan.

  8. Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan evaluasi yang telah dilakukan.

  Penutup

  1. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran sifat-sifat cahaya.

  2. Guru menutup pembelajaran.

  3.3.2.3 Observasi

  Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan sintaks dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Peneliti dibantu oleh pengamat selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengisi lembar observasi keterlaksanaan sintaks yang sudah disiapkan oleh peneliti. Lembar observasi yang disediakan adalah lembar observasi untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal yang diamati dari guru dalam penelitian ini adalah dari persiapan, membuka pelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa, penguasaan materi, penguasaan kelas, kesesuaian tahap pembelajaran dengan metode, penggunaan media serta pemberian evaluasi pada siswa. Sedangkan hal yang diamati dari siswa adalah perhatian siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa, kerjasama, pemahaman siswa serta ketertiban siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

  3.3.2.4 Refleksi

  Pada tahap refleksi dilakukan analisis berdasarkan hasil observasi untuk memperoleh masukan, saran-saran mengenai pelaksanaan tindakan digunakan untuk perbaikan dan sebagai dasar untuk menentukan langkah berikutnya. Dengan adanya refleksi, peneliti dan guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus pertama sehingga dapat dilakukan tindakan pada siklus berikutnya. Kelebihan-kelebihan yang ada dipertahankan pada siklus selanjutnya sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada diperbaiki disiklus selanjutnya.

  Pada kegiatan refleksi ini juga peneliti dapat melihat ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengalami 2 siklus, jika ada siswa yang belum tuntas, guru dan peneliti bekerja sama untuk mencari penyebab kegagalan siswa tersebut kemudian dilakukan penanganan dengan cara melakukan siklus III terhadap siswa yang gagal agar hasil belajar meningkat dan siswa tersebut dapat tuntas.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

  3.4.1.1 Tes

  Instrumen ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa yang berkenaan dengan pemahaman materi yang telah diajarkan. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang berbantuan media visual.

  3.4.1.2 Observasi

  Observasi digunakan untuk mendapat data tentang aktivitas pengajaran guru di dalam kelas serta aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga bisa dilihat di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang berbantuan media visual berupa gambar diam. Observasi ini dilakukan oleh observer/pengamat , observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Observasi guru dilakukan untuk mengamati kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi untuk siswa digunakan untuk mengamati respon siswa selama proses pembelajaran. Jadi observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan sintaks metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual dalam kegiatan pembelajaran.

  3.4.1.3 Dokumentasi

  Teknik dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen arsip, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklus. Dokumen penelitian harus sesuai dengan fokus masalah penelitian dan tujuan. Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan adalah dokumentasi dalam bentuk foto selama pembelajaran berlangsung.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

3.4.2.1 Soal Tes

  

Tabel 3

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I

Standar Kompetensi Dasar Indikator Nomer Jumlah Kompetensi

  Item Soal Menerapkan sifat- Mendiskripsikan Mengidentifikasi sifat 1, 5, 16 3 sifat cahaya sifat-sifat cahaya. cahaya dapat dapat melalui kegiatan merambat lurus. membuat suatu karya atau model. Mengidentifikasi sifat 2, 4, 7,

  6 cahaya dapat menembus 17, 19, benda bening.

  20 Menunjukkan sifat 8, 13,

  4 cahaya dapat 14, 18 dipantulkan. Menunjukkan sifat 6, 10,

  4 cahaya dapat dibiaskan. 11, 15 Menunjukkan sifat 3, 9, 12

  3 cahaya dapat diuraikan.

  

Tabel 4

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

Standar Kompetensi Dasar Indikator Nomer Jumlah Kompetensi

  Item Soal Menerapkan sifat- Membuat suatu Menunjukkan alat-alat 1, 3, 4, 6 sifat cahaya karya/model, yang menerapkan sifat 8, 13, melalui kegiatan misalnya periskop cahaya.

  15 membuat suatu atau lensa dari Mengidentifikasi sifat 2, 6, 7,

  6 karya atau model. bahan sederhana cahaya kedalam bentuk 11, 17

dengan periskop dan lup dari

  20 menerapkan sifat- bahan sederhana. sifat cahaya.

  Menyebutkan prinsip 5, 9,

  4 kerja periskop dan lup 10, 16 berdasarkan sifat cahaya. Mengidentifikasi 12, 14,

  4 pemanfaatan periskop 18, 19 dan lup dalam kehidupan sehari-hari.

3.4.2.2 Soal Observasi

  

Tabel 5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru

No Langkah Aspek-aspek yang diobservasi Keterlaksanaan

Kegiatan sintaks Ya Tidak

  1 Awal

  1. Guru membuka pembelajaran dengan salam.

  2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  4. Guru mengulas pembelajaran dari pertemuan sebelumnya.

  1. Guru memberikan gambaran awal

  2 Inti

  tentang materi yang akan menjadi bahan eksperimen.

  2. Guru menyiapkan alat dan bahan.

  3. Guru menyampaikan eksperimen akan dilakukan di kelas dan secara berkelompok.

  4. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok.

  5. Guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen melalui gambar.

  6. Guru menjelaskan aturan dalam melakukan eksperimen.

  7. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam eksperimen.

  8. Guru meminta siswa untuk membuat laporan hasil eksperimen.

  9. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan.

  10. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang talah dilakukan.

  11. Guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat.

  12. Guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen berlangsung. kembali alat dan bahan eksperiemen.

3 Penutup

  1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

  2. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

  3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

  

Tabel 6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa

No Aspek-aspek yang diobservasi Keterlaksanaan

Ya Tidak

  1. Kesiapan siswa dalam mengikuti KBM.

  2. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan tertib.

  3. Siswa bekerjasama dalam kelompok.

  4. Siswa melakukan eksperimen dengan tertib.

  5. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

  6. Siswa membuat laporan hasil penelitian.

  7. Siswa mempresentasikan laporan hasil penelitian dengan percaya diri.

  8. Siswa berani mengajukan pertanyaan.

  9. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan.

  10. Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan pembelajaran.

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Data

3.4.3.1 Validitas Data

  Menurut Sugiyono (2011 : 121), “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

  ” Uji validitas perlu dilakukan agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar mengukur kemampuan yang akan diukur.

  Uji validitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 dengan cara pilih analyze, kemudian pilih scale lalu pilih reliability analysis, pindah semua data yang akan diuji pada bagian item, kemudian pada menu statistics pilih

  

scale if item deleted kemudian pilih continue pada model pilih alpha lalu pilih ok, lihat kolom corrected item-total correlation pada output SPSS untuk mengetahui tingkat kevaliditasan soal.

  Uji validitas soal siklus 1 maupun siklus 2 di uji cobakan terlebih dahulu di SD Negeri 2 Ampel pada tingkatan kelas yang lebih tinggi yaitu kelas 6 dengan jumlah siswa 30. Penetapan butir soal yang valid digunakan sebagai acuan ketentuan tingkat validitas suatu soal yaitu nilai corrected item-total correlation (r) pada r tabel untuk jumlah responden 30 orang yakni 0,361 dengan taraf signifikan 5% (Sugiyono, 2011 : 373). Nilai tersebut kemudian dicocokan dengan

  

corrected item-total correlation (r) yang muncul pada output SPSS untuk

  mengetahui tingkat kevaliditasan suatu soal. Nilai yang ≥ 0,361 menyatakan bahwa soal tersebut valid. Sementara nilai yang ≤ 0,361 menyatakan bahwa soal tersebut tidak valid.

  Setelah melakukan pengujian validitas soal siklus I dapat diketahui bahwa dari 30 soal yang diujikan didapatkan ada 22 soal yang valid (1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 30) dan ada 8 soal yang tidak valid (7, 8, 9, 11, 16, 23, 24, 29). Dari data tersebut peneliti memutuskan mengambil 20 soal dari 22 soal yang valid tadi untuk dijadikan sebagai soal evaluasi siswa pada siklus I.

  Uji validitaas soal pada siklus II dapat diketahui bahwa dari 30 soal yang diujikan, ada 21 soal yang valid (2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 30) dan ada 9 soal yang tidak valid (1, 7, 8, 9, 11, 13, 23, 24, 25). Dari data tersebut peneliti memutuskan mengambil 20 soal dari 21 soal yang valid tadi untuk dijadikan sebagai soal evaluasi siswa pada siklus II.

  3.4.3.2 Uji Taraf Kesukaran Soal Asumsi yang digunakan untuk memperoleh soal yang baik, disamping melalui uji validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan yang digunakan dalam soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal yang masuk kedalam kategori soal mudah, soal sedang dan soal sukar. Persoalan yang penting dalam melakuakn analisi tingkat kesukaran soal adalah penetuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2011:137).

  Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut. I = Keterangan: I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Jumlah siswa

  Kriteria indeks kesulitan soal dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Kriterianya adalah sebagai berikut: I = 0,00

  • – 0,30 = soal kategori sukar I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang I = 0,71
  • – 1,00 = soal kategori mudah Soal evaluasi yang sudah di validitas pada siklus 1 dan siklus 2 kemudian soal tersebut ditentukan taraf kesukaranya. Uji taraf kesukaran dilaksanakan pada siswa kelas 6 SD Negeri 2 Ampel Kecamatan Ampel yang berjumlah 30 orang. Instrumen tes yang akan diuji terdiri dari 20 item soal yang berbentuk pilihan ganda. Berikut hasil data tersebut.

  

Tabel 7

Taraf Kesukaran Soal Siklus I

Indikator Kesukaran No. Item Jumlah Item

  Mudah 4, 7, 9, 12, 16, 17

  6 Sedang 1, 2, 3, 6, 10, 13, 14, 15, 18,

  11 19, 20

  Sukar 5, 8, 11

  3 Total

  20 Berdasarkan tabel di atas dari 20 soal item yang memiliki indeks

  kesukaran kategori mudah ada 6 pada item nomor 4, 7, 9, 12, 16, 17. Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sedang ada 11 pada item nomor 1, 2, 3, 6, 10, 13, 14, 15, 18, 19, 20. Dan item yang memiliki indeks kesukaran kategori sukar ada 3 pada item nomor 5, 8 dan 11.

  

Tabel 8

Taraf Kesukaran Soal Siklus II

Indikator Kesukaran No. Item Jumlah Item

  Mudah 3, 7, 8, 9, 13, 16

  6 Sedang 2, 4, 5, 6, 10, 12, 14, 15,

  10 17, 18, 20

  Sukar 1, 6, 11, 19

  4 Total

  20 Berdasarkan tabel di atas dari 20 soal item yang memiliki indeks

  kesukaran kategori mudah ada 6 pada item nomor 3, 7, 8, 9, 13, 16. Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sedang ada 10 pada item nomor 2, 4, 5, 6, 10, 12, 14, 15, 17, 18, 20. Dan item yang memiliki indeks kesukaran kategori sukar ada 4 pada item nomor 1, 6, 11 dan 19.

3.4.3.3 Reliabilitas Data

  Menurut Sugiyono (2011 : 121), “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

  ” Untuk mengukur reliabilitas instrumen menggunakan uji reliabilitas alpha dengan menggunakan program SPSS 22 dengan cara pilih analyze, kemudian pilih scale lalu pilih reliability

  

analysis , pindah semua data yang akan diuji pada bagian item, kemudian pada

  menu statistics pilih scale if item deleted kemudian pilih continue pada model pilih alpha lalu pilih ok, lihat nilia pada kolom

  cronbach’s alpha. Koefisien

reliabilitas selalu berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas suatu soal (mendekati 1), makin tinggi pula

  keajegan/ketepatannya. Menurut George dan Mallerry (Azwar 2005 : 29), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan yang dijelaskan melalui tabel sebagai berikut.

  

Tabel 9

Rentang Indeks Reliabilitas

Nilai reliabilitas Kategori

  tidak dapat diterima α ≤ 0,7 dapat diterima

  0,7 ≤ α ≤ 0,8 0,8 ≤ α ≤ 0,9 reliabilitas bagus reliabilitas memuaskan

  α > 0,9 Setelah melakukan pengujian reliabilitas soal pada siklus I dan siklus II didapatkan hasil reliabilitas sebagai berikut.

  

Table 10

Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Reliability Statistics

  Cronbach's Alpha N of Items

.881

  30 Table 11

Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

  

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

  

.851

  30 Dari kedua tabel di atas menunjukkan bahwa nilai c ronbach’s alpha soal

  siklus I sebesar 0,881, sehingga reliabilitas soal tersebut masuk dalam kategori reliabilitas bagus. Untuk nilai c

  ronbach’s alpha soal siklus II sebesar 0,851,

  sehingga reliabilitas soal tersebut masuk dalam kategori reliabilitas bagus. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen soal sudah reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

  3.5 Indikator Kinerja Indikator kinerja di sini dibagi menjadi 2 yaitu indikator kinerja proses dan

  indikator kinerja hasil. Indikator kinerja pr oses dikatakan berhasil jika ≥ 80% dari jumlah keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas sesuai dengan sintaks metode eksperimen berbantuan media visual yang.

  Sedangkan indikator kinerja hasil, adalah keberhasilan pembelajaran yang ditandai dengan nilai akhir yang diperoleh siswa diatas KKM yaitu ≥70 dan jika nilai siswa <70, maka pembelajaran itu dikatakan tidak tuntas.

  3.6 Analisis Data

  Analisis data adalah suatu kegiatan meneliti, menguraikan dan mengaitkan setiap informasi untuk mendapatkan kesimpulan dari tindakan yang dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar dan analisis komparatif hasil belajar.

  a. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar

  Analisis ketuntasan hasil belajar digunakan untuk menganalisis pencapaian hasil belajar IPA siswa yang diperoleh dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Analisis ketuntasan hasil belajar disini adalah membandingkan anatara hasil belajar IPA siswa dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

  b. Analisis Komparatif Hasil Belajar

  Analisis komparatif hasil belajar adalah analisis data dengan cara membandingkan data hasil belajar yang diperoleh dari pra siklus dengan data hasil belajar yang diperoleh dari siklus I dan siklus II. Dari perbandingan data tersebut, dapat dilihat adanya perubahan hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen berbantuan media visual. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau bahkan penurunan dari hasil belajar siswa.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Project Based Learning pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Project Based Learning pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 44

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI KUTOWINANGUN 11 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Project Based Learning pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 78

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SD Negeri 02 Pilang Randu

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SD Negeri 02 Pilang

0 0 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Hasil penelitian siklus I - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 S

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SD Negeri 02 Pilang Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SD Negeri 02 Pilang Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 84

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Media Visual pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ampel Kecamatan Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 23