PENERAPAN STRATEGI KREATIF PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MATERI KREATIVITAS DALAM TINDAKAN EKONOMI PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VII C SMP N 11 YOGYAKARTA.

(1)

i SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Dewi Endrawati

10416241008

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

xi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 9

2. Manfaat Praktis ... 9

BAB II. KAJIAN TEORI ... 10

A. Kajian Teori... 10

1. Hakikat Pembelajaran IPS ... 10

2. Aktivitas belajar ... 13

3. Strategi kreatif produktif ... 16

B. Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka Pikir ... 25

D. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 27

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

E. Subjek Penelitian ... 35

F. Definisi Operasional ... 35

G. Instrumen Penelitain ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 41

I. Keabsahan data ... 43

J. Kriteria Keberhasilan ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45


(5)

xii

3. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 67

C. Pembahasan ... 87

D. Hambatan Penelitian ... 93

E. Temuan Penelitian ... 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Implikasi ... 97

C. Keterbatasan penelitian ... 97

D. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(6)

xiii

Tabel 2. Kisi-kisi Observasi dalam Pembelajaran ... 37

Tabel 3. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 38

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru ... 39

Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa ... 40

Tabel 6. Kategori Tingkat Perolehan Gain ... 43

Tabel 7. Hasil Observasi Pembelajaran siklus I ... 57

Tabel 8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus I pertemuan 1 ... 59

Tabel 9. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus I pertemuan 2 ... 60

Tabel 10. Hasil Observasi aktivitas belajar siklus I ... 62

Tabel 11. Hasil Observasi Pembelajaran siklus I ... 77

Tabel 12.Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 2 pertemuan 1.... . 79

Tabel 13. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siklus 2 pertemuan 2 .... 80

Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Belajar siklus 2 ... 82


(7)

xiv

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas ... 26

Gambar 2. Desain Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 27

Gambar 3. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 63

Gambar 4. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 83

Gambar 5. Histogram Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran ... 88


(8)

xv

LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 100

LAMPIRAN 2. Lembar Tugas Siswa ... 112

LAMPIRAN 3. Materi Kreativitas Dalam Tindakan Ekonomi ... 116

LAMPIRAN 4. Daftar Kelompok ... 119

LAMPIRAN 5. Lembar Observasi Guru ... 120

LAMPIRAN 6. Lembar Hasil Observasi Guru Siklus I ... 122

LAMPIRAN 7. Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II ... 124

LAMPIRAN 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 126

LAMPIRAN 9. Hasil Observasi aktivitas belajar siswa siklus I ... 127

LAMPIRAN 10. Hasil Observasi aktivitas belajar siswa siklus I ... 129

LAMPIRAN 11. Hasil Observasi aktivitas belajar siswa siklus II ... 131

LAMPIRAN 12. Hasil Observasi aktivitas belajar siswa siklus II ... 133

LAMPIRAN 13. Catatan Lapangan Siklus I ... 134

LAMPIRAN 14. Catatan Lapangan Siklus II ... 136

LAMPIRAN 15. Lembar Wawancara Guru ... 138

LAMPIRAN 16. Wawancara Guru Siklus I ... 139

LAMPIRAN 17. Wawancara Guru Siklus II ... 140

LAMPIRAN 18. Lembar Wawancara Siswa ... 141

LAMPIRAN 19. Wawancara Siswa Siklus I ... 142

LAMPIRAN 20. Wawancara Siswa Siklus II ... 147

LAMPIRAN 21. Checklist Dokumentasi ... 152

LAMPIRAN 22. Triangulasi Data ... 154

LAMPIRAN 23. Foto Kegiatan ... 170

LAMPIRAN 24. Daftar Nilai Kelas VII C ... 173


(9)

vii Oleh: Dewi Endrawati NIM: 10416241008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Mengetahui bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII C di SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan menerapkan strategi kreatif produktif dalam dan 2) Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan strategi kreatif produktif di kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas VII C SMP N 11 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiga tahap dalam setiap siklusnya yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan yaitu teknik triangulasi metode. Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif model Miles Huberman yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu rata-rata persentase keseluruhan indikator keaktifan dan kerjasama siswa mencapai 75%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat dilakukan dengan menerapkan strategi kreatif produktif yang dilakukan melalui beberapa tahapan strategi kreatif produktif yaitu orientasi, eksplorasi, intrepretasi, rekreasi dan evaluasi. 2) Peningkatan aktivitas belajar siswa terlihat pada siklus I menunjukkan 72,05% dan siklus II mencapai 91,61% dengan gain percentage sebesar 0,7% (kategori tinggi). Keberhasilan tersebut terlihat pada peningkatan aktivitas belajar siswa pada aspek visual, oral, listening, writing ,motor, mental, dan emotional activities. Hal ini berarti bahwa rata-rata persentase telah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu 75%.


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Djohar (2003: 57) menyatakan bahwa pendidikan pada dasarnya upaya untuk memenuhi tuntutan terhadap generasi bangsa, yakni: 1) tuntutan budaya, 2) tuntutan sosial, 3) tuntutan perkembangan anak. Sementara itu Sir Galfrey Thompson (Roni Artasasmita, 1985: 2) menyebutkan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan perilaku, pikiran, dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan maka dapat dikatakan peran pendidikan adalah sebagai landasan untuk membentuk, mempersiapkan, membina, dan mengembangkan, kemampuan sumber daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, penyelenggaran pendidikan seharusnya tidak hanya proses mentransfer ilmu dan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik namun pendidikan dilakukan lebih kepada upaya untuk menghasilkan manusia yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, berilmu, dan peka terhadap masalah-masalah sosial.


(11)

Pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini justru hanya berupa transfer ilmu dan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik di setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Siswa tidak didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran, tetapi siswa diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi, otak siswa diharuskan untuk mengingat dan menimbun informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut dan menghubungkan dengan masalah-masalah kehidupan di sekitar mereka.

Proses pembelajaran yang tidak mengembangkan kemampuan berpikir siswa seperti di atas banyak ditemukan dalam setiap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dilakukan di sekolah-sekolah menengah, akibatnya, setelah lulus dari sekolah siswa menjadi pintar secara teoritis namun kurang akan aplikasi. Dalam pembelajaran IPS seharusnya siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di sekitar mereka. Dari berbagai materi yang diberikan siswa diharapkan mampu untuk mengaitkan antara informasi-informasi yang ada dengan masalah-masalah di sekitar mereka. Bukan hanya menuntut siswa untuk mampu menghafal setiap materi yang diberikan tanpa mampu mengetahui makna dari materi-materi tersebut.

Saat ini Pembelajaran IPS khususnya di tingkat SMP lebih menekankan pada pembelajaran yang hanya bersifat kognitif saja, sehingga siswa hanya dituntut untuk menghafal materi-materi yang diberikan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Hal


(12)

tersebut mengakibatkan pembelajaran IPS banyak dikenal sebagai pembelajaran yang hanya bersifat hafalan. Pembelajaran IPS yang terus menerus menuntut siswa untuk belajar dengan cara menghafal materi akan menjadikan siswa pintar secara kognitif namun kurang kompeten secara afektif/psikomotor. Dengan kata lain, pembelajaran IPS seharusnya mampu membantu perkembangan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di sekitar mereka, berdasarkan informasi dari setiap materi yang diberikan.

Pembelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Menurut Supardi (2011: 87) tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inquiry, serta mampu memecahkan permasalahan sosial. Pencapaian tujuan IPS tersebut memerlukan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, tidak hanya fokus pada materi tetapi pembelajaran tersebut harus mampu mengubah peserta didik sesuai tujuan pembelajaran IPS.

Oleh karena itu perlu aktivitas belajar yang mendukung untuk pencapaian tujuan pembelajaran IPS. Adanya aktivitas belajar yang ideal dalam pembelajaran IPS, maka akan menjadikan pembelajaran IPS lebih menyenangkan dan bermakna. Selain itu pembelajaran IPS yang semula hanya sebatas pada hafalan akan dapat mencakup pemahaman dan aplikasi pada kehidupan masyarakat.


(13)

Aktivitas merupakan aspek penting dalam pembelajaran. Menurut Nasution (2010:86) pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya aktivitas. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang mengedepankan aktivitas dalam belajar akan menjadi lebih bermakna dan lebih menyenangkan. Hal ini akan berpengaruh pada pola pikir siswa, sehingga siswa akan lebih aktif, kreatif, dan mampu berpikir kritis dalam memecahkan sebuah permasalahan yang ada.

Aktivitas belajar masih kurang diperhatikan oleh guru terutama dalam pembelajaran IPS. Pelaksanaan pembelajaran IPS masih terpusat pada guru dan masih sering ditemukan pembelajaran yang bersifat hafalan. Guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional sehingga kurang mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Permasalahan berkaitan dengan pembelajaran IPS yang ditemui di SMP Negeri 11 Yogyakarta khususnya di kelas VII C yaitu rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat diketahui dari siswa yang kurang bersemangat dalam pembelajaran IPS. Selain itu juga banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran IPS. Siswa terlihat bosan dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran IPS yang pada umumnya dikenal dengan pembelajaran yang bersifat hafalan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa saat pembelajaran seperti mengantuk, mencoba mengganggu temannya dan melakukan kegiatan sendiri.


(14)

Hal lain yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 11 Yogyakarta terutama di kelas VII C yaitu pembelajaran IPS belum sepenuhnya terpusat pada siswa. Siswa hanya menunggu datangnya pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Siswa belum dibimbing untuk mencari sendiri pengetahuan tersebut. Selain itu juga belum diterapkannya penggunaan strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan kreativitas siswa hal ini menyebabkan aktivitas belajar siswa tidak meningkat. Permasalahan ini disebabkan karena guru jarang menggunakan strategi yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa akan membantu perkembangan kemampuan berpikir siswa untuk menerapkan ide-ide kreatifnya dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitar mereka. Namun guru lebih banyak menggunakan strategi konvensional seperti ceramah yang menonjolkan pembelajaran berpusat pada guru.

Setelah melihat permasalahan yang ada di SMP Negeri 11 Yogyakarta terutama di kelas VII C maka perlu dipikirkan cara penyampaian pembelajaran IPS yang tepat, sehingga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII C di SMP Negeri 11 Yogyakarta dan pembelajaran IPS akan lebih bermakna serta menyenangkan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap perkembangan aktivitas belajar siswa.


(15)

Sejumlah strategi bermunculan seiring dengan perkembangan IPTEK. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam suatu pembelajaran juga semakin banyak. Akan tetapi, setiap strategi memiliki kriteria sendiri-sendiri dalam mempengarui tingkat aktivitas dalam setiap pembelajaran sehingga siswa mampu memahami suatu masalah pada pembelajaran tertentu, khususnya pembelajaran IPS.

Pemilihan strategi pembelajaran yang baik akan meningkatkan antusiasme siswa dalam pembelajaran IPS. Salah satu strategi pembelajaran efektif untuk mendukung proses pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS adalah strategi kreatif produktif. Strategi kreatif produktif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS.

Strategi kreatif produktif adalah strategi yang dikembangkan dari berbagai pendekatan belajar mengajar yang menantang siswa untuk menghasilkan produk kreatif sebagai rekreasi atau hasil pemahamannya terhadap topik yang telah dikaji (Made Wena, 2009: 139). Melalui strategi kreatif produktif siswa dituntut aktif dan tidak hanya duduk diam mendengarkan ceramah dari guru. Strategi keatif produktif juga menuntut siswa mampu bekerja sama untuk menggali semua bahan pembelajaran dan memecahkan permasalahan mengenai suatu topik yang akan dikaji.


(16)

Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan

strategi kreatif produktif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan terkait penelitian ini sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Siswa terlihat bosan dengan pembelajaran IPS yang bersifat hafalan. 3. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru belum beragam dan

belum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

4. Terbatasnya pemilihan strategi yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, tidak semua masalah akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga penelitian ini berfokus pada upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan strategi kreatif produktif di SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan materi kreativitas dalam tindakan ekonomi.


(17)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan menerapkan strategi kreatif produktif?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII C di SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan menerapkan strategi kreatif produktif?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui upaya meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII C di SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan menerapkan strategi kreatif produktif dalam .

2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII C di SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan menerapkan strategi kreatif produktif.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat teoritis dan praktis.


(18)

1. Manfaat teoretis

Manfaat penelitian secara teoretis yaitu hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah inovasi dalam strategi pembelajaran IPS di sekolah, khususnya strategi kreatif produktif dalam pembelajaran IPS.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran IPS guna meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga mudah menuangkan ide kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS.


(19)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum SMP/ MTs. Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Trianto (2012: 171) dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). Berdasarkan pendapat Trianto, diketahui bahwa IPS merupakan kumpulan beberapa cabang ilmu sosial yang terintegrasi menjadi satu. Pendapat tersebut sangat relevan dengan pendapat dari Supardi yang menyatakan bahwa materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humoniora (Supardi, 2011: 182). Pendapat lain tentang IPS juga disampaikan oleh Numan Somantri (2004: 44) yang menyatakan bahwa pendidikan IPS di sekolah adalah penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara, dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu pendekatan ilmu yang didalamnya termuat beberapa disiplin ilmu


(20)

sosial yang terintegrasi dan termuat berbagai fakta dan persoalan yang terjadi di masyarakat. IPS merupakan suatu mata pelajaran dari kumpulan beberapa disiplin ilmu sosial yang diajarkan pada siswa. IPS diberikan tempat untuk dijadikan sebagai salah satu alat untuk memecahkan permasalahan masyarakat. Jadi IPS merupakan mata pelajaran sosial yang berhubungan dengan kehidupan realitas sosial, karena objek dari mata pelajaran IPS itu sendiri adalah masyarakat.

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan mata pelajaran lain. Trianto menyatakan bahwa karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik, karena IPS merupakan integrasi dari disiplin ilmu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya (2010: 174). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang membedakan mata pelajaran IPS dengan mata pelajaran lain yaitu pada konsep kajian materi yang memuat berbagai disiplin kajian ilmu sosial dan mengkaji berbagai permasalahan sosial. Jadi, mata pelajaran IPS adalah pembelajaran terkait dengan lingkungan sosial sesuai fakta yang terjadi di sekitar siswa dan yang mungkin dialami oleh siswa.

Hal lain yang dapat membedakan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lain selain karakteristik yaitu tujuan. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat


(21)

serta terampil dalam memecahkan masalah sosial yang terjadi di masyarakat (Trianto, 2010: 176). Hal tersebut senada dengan tujuan mata pelajaran IPS SMP/ MTs menurut Sapriya (2009: 201) yaitu siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sosial serta memiliki kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk

Arah mata pelajaran IPS dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Tujuan IPS menurut Supardi (2011: 186-187) yaitu menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri, melatih belajar mandiri, mengembangkan kecerdasan dan keterampilan sosial, menghayati nilai moral, serta mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

Arah dan tujuan dari pembelajaran IPS di SMP/ MTs sesuai dengan teori di atas adalah yang paling utama siswa menjadi warga negara yang baik dan mampu mengetahui ruang lingkup kehidupan sosial di sekitarnya serta mampu memecahkan persoalan yang terjadi


(22)

di masyarakat. Melalui pembelajaran IPS di SMP/ MTs siswa dituntut untuk memiliki jiwa sosial dan kecerdasan sosial, yaitu mampu berpikir logis dan kritis dalam menghadapi permasalahan sendiri dan yang terdapat di sekitarnya. Secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS mengarahkan proses pendidikan IPS menjadi proses yang mampu menyiapkan seorang peserta didik sebagai individu yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, aplikatif, bersikap yang positif dan mampu berkontribusi bagi kemajuan kehidupan masyarakat.

2. Aktivitas Belajar

Penelitian ini membatasi permasalahannya pada aktivitas belajar siswa. Aktivitas menjadi unsur penting dalam pembelajaran. Menurut Nasution (2010:86) dari semua asas didaktif, aktivitas merupakan asas terpenting dalam suatu pembelajaran karena tanpa aktivitas tidak akan mungkin seseorang belajar, hal ini juga dibenarkan oleh beberapa ahli salah satunya adalah Dewey yang mengatakan bahwa anak-anak dirangsang dengan perbuatan untuk melakukan suatu kegiatan dengan semboyannya yang terkenal yaitu “learning by doing” belajar dengan berbuat. Sardiman A.M (2011:95) menjelaskan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku sehingga harus melakukan kegiatan. Oleh sebab itu tidak ada pembelajaran tanpa adanya aktivitas. Dengan demikian aktivitas belajar merupakan suatu bentuk perubahan tingkah laku dalam proses belajar yang menjadi asas terpenting dalam


(23)

pembelajaran karena tidak akan ada proses belajar mengajar tanpa adanya aktivitas.

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah tradisional. Menurut Paul B. Diedrich (Sardiman A.M, 2011: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Visuals activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

d. Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, agket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model reparasi, bermain, berkebun, berternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut. Semakin aktif siswa selama pembelajaran, semakin banyak pula pengalaman belajar yang akan


(24)

diperoleh siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Pada penelitian ini macam aktivitas yang akan ditingkatkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah visuals activities, oral activities, writing activities, listening activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities.

Menurut Wina Sanjaya (2011: 131) aktivitas merupakan salah satu prinsip-prinsip strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan. Belajar bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik namun meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental, guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.

Strategi kreatif produktif dalam penelitian ini merupakan strategi yang mampu untuk meningkatkan aktivitas siswa, karena strategi ini menuntut siswa untuk aktif dalam suatu pembelajaran. Selain itu strategi ini juga membantu siswa dalam menanggapi suatu permasalahan sehingga siswa mampu untuk memecahkan permasalahan yang ada.

3. Strategi Kreatif Produktif


(25)

Strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu bentuk strategi yang semestinya sudah dipahami guru selain strategi yang umum digunakan oleh guru seperti strategi pembelajaran ekspositori. Pada mulanya strategi kreatif produktif dirancang khusus untuk pembelajaran apresiasi sastra. Namun, dalam perkembangannya dengan berbagai modifikasi, strategi ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Menurut Asri Budingsih (2006: 54) awalnya strategi ini dinamakan stategi strata setelah dilakukan berbagai modifikasi strategi ini disebut strategi kreatif produktif. Menurut Made Wena (2009: 138) Pembelajaran kreatif produktif merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pendekatan tersebut antara lain belajar aktif dan kreatif (CBSA) yang dikenal dengan strategi inkuiri, strategi pembelajaran konstruktif serta strategi pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (Made Wena, 2009: 139-144). Model pembelajaran konstruktivisme yang menjadi landasan strategi kreatif produktif juga telah terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Strategi kreatif produktif mengandung dua kata yaitu kreatif atau kreativitas dan produktif.Kreativitas siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, menurut Wankat dan Oreovon (Made Wena, 2009: 138), untuk meningkatkan kreativitas siswa


(26)

dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1) mendorong siswa untuk kreatif; 2) mengajari siswa menggunakan metode untuk menjadi kreatif; 3) menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan. Ketiga cara tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Mendorong siswa untuk kreatif

Dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: (1) mengembangkan pemecahan masalah secara kreatif untuk suatu masalah; (2) memberikan beberapa cara dalam memecahkan suatu masalah; dan (3) membuat daftar beberapa kemungkinan solusi untuk suatu masalah.

2) Mengajari siswa menggunakan metode untuk menjadi kreatif. Hal-hal yang dapat dilakukan dengan: mengembangkan ide sebanyak-banyaknya, mengembangkan ide berdasarkan ide-ide orang lain, mengevaluasi ide-ide yang telah ada, dan menyimpulkan ide yang terbaik.

3) Menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan. Pada tahap ini bantulah siswa mengembangkan ide-ide yang cemerlang. Hal yang dapat dilakukan, antara lain: memberi catatan aspek positif dan negatif dari ide dan memberikan hal yang menarik dari ide.

Menurut Made Wena(2009:139) dalam pembelajaran kontruktivisme, guru harus mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir produktif, yang ditandai dengan.


(27)

1) Menumbuhkan kemampuan berpikir dan belajar yang teratur secara mandiri.

2) Menumbuhkan sikap kritis, dan

3) Menumbuhkan sikap kreatif dalam berpikir dan belajar.

Kreativitas dan produktivitas merupakan hal yang saling berkaitan dalam proses belajar mengajar harus ditumbuhkan secara bersamaan. Menurut Made Wena (2009: 139) strategi kreatif produktif adalah strategi yang dikembangkan dari berbagai pendekatan belajar mengajar yang menantang siswa untuk menghasilkan produk kreatif sebagai re-kreasi atau pemahamannya terhadap topik yang telah dikaji. Strategi kreatif produktif memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan strategi pembelajaran lainnya. Karakteristik tersebut antara lain:

1) Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran.

2) Siswa didorong untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dikaji melalui beberapa cara seperti observasi, diskusi, dan percobaan.

3) Siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas bersama. 4) Pada dasarnya untuk menjadi kreatif seseorang harus bekerja

keras, berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri.

Mengacu pada karakteristik tersebut, strategi kreatif produktif diharapkan dapat memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara kreatif. Selain itu dengan penggunaan strategi kreatif produktif dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan aktivitas


(28)

pembelajaran siswa di dalam maupun di luar kelas. Menurut Asri Budiningsih (2006: 58)hal ini dapat dilihat dari karakteristik strategi kreatif produktif. Adapun dampak yang dapat dicapai melalui strategi kreatif produktif ini antara lain:

1) Siswa memiliki pemahaman akan suatu nilai, konsep atau suatu masalah tertentu yang sedang dipelajari.

2) Siswa memiliki kemampuan menerapkan konsep dan memecahkan masalah.

3) Siswa memiliki kemampuan mengkreasikan atau memproduksi sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut.

Dengan demikian strategi kreatif produktif merupakan strategi yang dikembangkan dari berbagai pendekatan belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai aktivitas belajar, sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara kreatif.

b. Tahap strategi kreatif produktif

Ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam strategi kreatif produktif, yaitu: orientasi, eksplorasi, interpretasi, rekreasi, dan evaluasi (Made Wena, 2009: 140). Kelima tahapan strategi kreatif produktif tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

1) Orientasi

Dalam tahap ini guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang diharapkan. Siswa juga diberi keleluasaan untuk bernegosiasi dengan


(29)

guru mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan pembelajaran.

2) Eksplorasi

Dalam tahap ini siswa dirangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya terhadap masalah atau konsep yang akan dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, melakukan percobaan, dan browsing lewat internet, dan sebagainya. Agar kegiatan eksplorasi terarah, guru harus membuat panduan singkat yang memuat tujuan, waktu, materi, cara kerja, serta hasil yang diharapkan. Sedangkan menurut Asri Budingsih (2006: 60) waktu eksplorasi tergantung bidang yang harus dieksplorasi. Eksplorasi yang memerlukan waktu lama dapat dilakukan di luar jam pelajaran. Sedangkan, eksplorasi yang memerlukan sedikit waktu dapat dilakukan pada jam pelajaran.

3) Interpretasi

Dalam tahap ini hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, bahkan percobaan kembali jika diperlukan. Tahap interpretasi amat penting karena siswa didorong untuk berpikir kritis dan


(30)

terbiasa memecahkan masalah dari berbagai aspek. Pada akhir tahap ini semua siswa diharapkan sudah memahami konsep, topik, masalah yang dipelajari.

4) Rekreasi

Dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahaman mengenai permasalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Hasil re-kreasi merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti.

5) Evaluasi

Hal-hal yang dinilai selama proses pembelajaran adalah kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan berpikir kritis dan logis, kemampuan bekerjasama dan memikul tanggung jawab bersama. Penilaian pada akhir pembelajaran adalah produk kreatif yang dihasilkan siswa.

c. Konstruktivisme Dalam Strategi Kreatif Produktif

Pembelajaran strategi kreatif produktif merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Von Glasersfeld (Sardiman,


(31)

2011: 37) menjelaskan bahwa pengetahuan yang kita miliki merupakan suatu konstruksi dari apa yang kita ketahui. Dengan kata lain, bahwa pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.

Menurut Made Wena (2009: 144) pembelajaran konstruktivisme merupakan landasan strategi kreatif produktif. Selain itu model-model pembelajaran konstruktivisme yang menjadi landasan strategi kreatif produktif telah terbukti meningkatkan kualitas pembelajaran. Sementara itu menurut Marzano (Made Wena, 2008:139) dalam proses pembelajaran konstruktivisme, guru harus mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir produktif yang ditandai dengan:

a. Menumbuhkan kemampuan berpikir dan belajar yang teratur secara mandiri

b. Menumbuhkan sikap kritis dalam berpikir

c. Menumbuhkan sikap kreatif dalam berpikir dan belajar Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pandangan konstruktisme menjadi landasan strategi kreatif produktif karena dalam pandangan konstruktivisme menekankan pada kemampuan untuk bersikap mandiri, kritis, dan kreatif pada diri seseorang. Selain itu strategi kreatif produktif juga menekankan pada kemampuan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan pandangan konstruktivisme.


(32)

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Dwi Widyastuti (08201241021) yang berjudul “Keefektifan Strategi Pembelajaran Kreatif-ProduktifPada Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIIIMts Maslakul Huda Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang.” Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kemampuan menulis naskah drama siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan strategi kreatif-produktif dan kemampuan menulis naskah drama siswa tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif. posttest kedua kelompok diperoleh th sebesar 8,354, dengan db=58 dan p sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, pretest dan posttest kelompok kontrol diperoleh th sebesar 0,538 dengan db=29 dan p sebesar 0,594, sedangkan pretest dan posttest pada kelompok eksperimen diperoleh th sebesar 8,398 dengan db=29 dan p sebesar 0,000. Dari data tersebutdiketahui th kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok kontrol, hal tersebut membuktikan strategi pembelajaran kreatif-produktif yang dilakukan pada kelas eksperimen lebih efektif.

2. Penelitian yang dilakukan Galuh Tri Wahyudi(2012) dengan judul “Penerapan Strategi kreatif produktif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas VA SDN Krapyak Kota Semarang”. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk


(33)

meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VA SDN Krapyak kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 18 dengan kategori cukup, siklus II memperoleh skor 26 dengan kategori sangat baik dan pada siklus III memperoleh skor 29 dengan kategori sangat baik. (2) Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 2,48 kategori cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 2,81 kategori baik dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor 3,04 kategori baik. (3) Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I 51,6% , meningkat pada siklus II menjadi 67,7%, dan meningkat pada siklus III menjadi 76,6%. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan dari segi strategi pembelajaran yang diterapkan yaitu strategi kreatif produktif dan tujuan penelitian dalam meningkatkan aktivitas siswa.

3. Penelitian yang dilakukan Dyah Ika Puspita Sari (2010) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKN di SMP N 2 Tempel”. Hal ini dapat terlihat pada nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan bahwa nilai aktivitas siswa adalah sebesar 46,69% mempunyai tingkat aktivitas rendah. Siklus II tingkat aktivitas belajar siswa meningkat yaitu 70,56% mempunyai tingkat aktivitas yang


(34)

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran PKN dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Nilai rata-rata hasil belajar pada pre test siklus I 64,30 dan nilai rata-rata post test siklus I 72,14 dan post test siklus 58 II 78,05. Masing-masing nilai rata-rata hasil belajar siswa pada post test dan pre test siklus I dan II mengalami kenaikan. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama mengukur peningkaran aktivitas belajar siswa.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta berdasarkan observasi yang dilakukan masih tergolong pada pembelajaran yang memiliki aktivitas belajar rendah. Guru jarang menggunakan strategi pembelajaran yang mampu membangkitkan aktivitas belajar siswa. Selain itu, belum maksimalnya penggunaan strategi yang mampu merangsang siswa untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya sehingga aktivitas belajar siswa baik di kelas maupun di luar kelas tidak meningkat. Solusi untuk mengatasi aktivitas belajar siswa yang rendah ini adalah diperlukannya penggunaan strategi pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah penggunaan strategi kreatif produktif dalam pembelajaran IPS. Oleh sebab itu penelitian ini berfokus pada peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan strategi kreatif produktif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:


(35)

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian tindakan kelas D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII C SMP N 11 Yogyakarta dapat diupayakan melalui penerapan strategi kreatif produktif.

2. Penerapan strategi kreatif produktif dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII C dengan strategi kreatif produktif di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

.

Pembelajaran IPS monoton

Aktivitas dalam pembelajaran

Penerapan strategi kreatif produktif

Aktivitas belajar meningkat


(36)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Sukardi, 2008: 210), penelitian tindakan kelas adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan karena ada kepedulian bersama terhadap situasi pembelajaran kelas yang perlu ditingkatkan. Berikut ini desain siklus penelitian tindakan kelas:


(37)

Menurut Kemmis dan Mc Taggart

Secara garis besar, tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan (planing), diteruskan dengan pelaksanaan tindakan (acting), dan diikuti dengan sistematika terhadap tindakan yang dilakukan (observing), kemudian refleksi berdasarkan hasil pengamatan (reflecting) (Sukardi, 2008: 214). Penelitian tindakan dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus. Lebih rincinya tahapan tiap siklus dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

1) Menyusun pembelajaran terkait standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai dengan strategi pembelajaran kreatif produktif.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan materi pembelajaran

4) Menyusun instrumen berupa pedoman untuk melihat bagaimana aktivitas belajar pada pembelajaran IPS ketika diterapkan strategi kreatif produktif.

5) Menyusun instrumen untuk membantu dalam proses mengetahui respon siswa terhadap penerapan strategi kreatif produktif.


(38)

b. Perlakuan tindakan (acting) dan pengamatan (observing)

Tahap perlakuan tindakan dan pengamatan dalam penelitian dilakukan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan materi mengenai kreativitas. 1) Orientasi

Tahap ini guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang diharapkan. Dalam tahap ini siswa juga diberi keleluasaan untuk bernegosiasi dengan guru mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan pembelajaran. Selain itu guru menjelaskan kepada siswa mengenai strategi pembelajaran kreatif produktif.

2) Eksplorasi

Tahap ini siswa dirangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya terhadap masalah atau konsep yang akan dikaji. Eksplorasi dilakukan dengan cara, seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, dan browsing lewat internet, dan sebagainya. Penelitian ini eksplorasi dilakukan dengan cara membaca atau mencari sumber informasi melalui membaca buku sebagai sumber belajar yang dapat dilakukan diperpustakaan, selain itu siswa juga dapat melakukan tanya jawab atau wawancara dengan teman, guru, ataupun warga sekolah yang lain. Agar kegiatan eksplorasi terarah, guru harus


(39)

membuat panduan singkat yang memuat tujuan, waktu, materi, cara kerja, serta hasil yang diharapkan.

3) Interpretasi

Tahap ini hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, dan tanya jawab. Tahap interpretasi amat penting karena siswa didorong untuk berpikir kritis dan terbiasa memecahkan masalah dari berbagai aspek. Pada akhir tahap ini semua siswa diharapkan sudah memahami konsep, topik, masalah yang dipelajari.

4) Rekreasi

Tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahaman mengenai permasalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Hasil re-kreasi merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti. Dalam penelitian ini hasil re-kreasi di tunjukan dalam bentuk ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk artikel.

5) Evaluasi

Hal-hal yang dinilai selama proses pembelajaran adalah kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan berpikir kritis dan logis, kemampuan bekerjasama dan memikul tanggung jawab bersama. Penilaian pada akhir pembelajaran adalah produk kreatif yang dihasilkan siswa.


(40)

Selain itu juga dilakukan pengamatan observasi dengan pedoman observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif. Hal ini digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.

c. Refleksi (reflecting)

Melakukan refleksi bersama guru terkait pelaksanaan pembelajaran. Refleksi pada siklus ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan (planing)

Hal lain yang dilaksanakan pada tahap ini pada dasarnya sama dengan yang dilaksanakan pada tahap siklus I. Menetapkan rencana baru sebagai pengalaman dan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus serta dilakukan perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I.

b. Perlakuan tindakan (acting) dan pengamatan (observing)

Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap perlakuan tindakan dan pengamatan ini pada dasarnya sama dengan yang dilaksanakan pada siklus I. Guru mengajar sesuai dengan RPP dan materi yang disajikan merupakan kelanjutan dari materi sebelumnya.


(41)

Observasi dilaksanakan selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kreatif produktif dan dicatat pada lembar observasi sama pada siklus I.

c. Refleksi (reflecting)

Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan aktivitas belajar atau tidak. Jika belum ada peningkatan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut:

1. Catatan lapangan

Catatan lapangan berisi catatan tentang segala hal yang terjadi dalam pemebelajaran di kelas yang berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran kreatif produktif mulai dari siklus I sampai siklus II. Menurut Rochiati Wiraatmaja (2006: 125) “sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti yang melakukan observasi atau pengamatan. Hal ini dikarenakan catatan lapangan memuat data atau informasi mengenai berbagai aspek pembelajaran yang terjadi di kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, serta interaksi siswa dengan siswa.


(42)

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Wina Sanjaya, 2010: 86). Observasi dilakukan secara partisipatif yang berarti pengamat ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh subyek yang diamati (Wina Sanjaya, 2010: 92). Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi aktivitas belajar yang telah dipersiapkan sebelumnya berikut dengan pedoman penilaian untuk membantu pemberian skor aktivitas belajar kepada tiap siswa dan membuat catatan tentang segala kejadian selama pembelajaran. Selain itu perlu juga dilakukan observasi terhadap guru saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu dengan 3 orang observer dari rekan peneliti yang memiliki latar belakang yang sama dengan peneliti.

3. Wawancara

Menurut Zainal Arifin (2012: 233) wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya-jawab dengan responden untuk tujuan tertentu. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara dengan siswa dan guru IPS SMP N 11 Yogyakarta berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat.


(43)

Wawancara dilakukan untuk menggali data mengenai aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

dibuat oleh sendiri atau oleh orang lain tentang subyek (Haris Herdiansyah, 2010:143). Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang sudah ada, meliputi data tentang siswa. D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta, yang beralamat di Jl. HOS Cokroaminoto 127 Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2014 dengan rincian pada tabel sebagai berikut:

Tabel1. Rincian pelaksanaan penelitian

No. Kegiatan Waktu

1 Proposal 7April 2014

2 Seminar Proposal 7 Mei 2014

3 Izin Penelitian 12 dan 13Mei 2014

4 Pelaksanaan Penelitian 22, 23, 30 Mei dan 5 Juni 2014


(44)

E. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari siswa putra berjumlah 16 dan putri 18 siswa. Alasan memilih kelas VII C tersebut dikarenakan tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas ini masih rendah daripada kelas yang lain. F. Definisi Operasional Variabel

1. Aktivitas belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu bentuk perubahan tingkah laku dalam proses belajar yang menjadi asas terpenting dalam pembelajaran karena tidak akan ada proses belajar mengajar tanpa adanya aktivitas. Indikator aktivitas belajar yang akan diteliti adalah adalah visuals activities, oral activities, writing activities, listening activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. 2. Strategi kreatif produktif

Strategi kreatif produktif merupakan strategi yang dikembangkan dari berbagai pendekatan belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai aktivitas belajar, sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara kreatif. Strategi kreatif produktif, menuntut pembelajaran siswa aktif. Langkah-langkah pembelajarannya adalah orientasi, eksplorasi, interpretasi, rekreasi, dan evaluasi.


(45)

G. Instrumen Penelitian 1. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai pencatat berita acara pelaksanaan pembelajaran strategi kreatif produktif . Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala bentuk aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran yang dilakukan dengan strategi pembelajaran kreatif produktif

2. Lembar Observasi

a. Lembar observasi guru

Lembar observasi guru bertujuan untuk mengamati kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan strategi pembelajaran kreatif produktif. Lembar observasi disusun berdasarkan langkah-langkah pembelajaran.

Berikut ini kisi-kisi observasi guru selama proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kreatif produktif


(46)

37

Tabel 2. Kisi-kisi observasi dalam pembelajaran dengan menerapkan strategi kreatif produktif No. Aspek yang

diamati

Indikator No.

item

1. Kegiatan awal a. Membuka pelajaran dengan salam dan doa pembuka b. Memeriksa kehadiran siswa

c. Menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa saat pelajaran d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

1 2 3 4 2. Kegiatan inti Tahap orientasi:

a. Menyampaikan materi pengantar

b. Menjelaskan dan menerangkan mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan strategi kreatif produktif

Tahap eksplorasi:

a. Membimbing siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 anggota b. Menugaskan setiap kelompok untuk :

1) membaca buku di perpustakaan mencari informasi mengenai, kreativitas, wiraswasta dan kemandirian 2) menyusun daftar pertanyaan wawancara sesuai dengan kisi-kisi yang telah diberikan oleh guru

3) Memberikan tugas pada setiap kelompok untuk mecari informasi mengenai bentuk kreativitas yang ada di sekitar mereka dengan cara melakukan wawancara dengan warga sekolah.

c. Memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum mengerti

Tahap interpretasi:

a. Membimbing setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok

b. Membimbing kelompok lain untuk menyimak materi yang disampaiakan oleh kelompok lain yang sedang presentasi dan saling memberi tanggapan

Tahap re-kreasi

a. Siswa diberikan tugas untuk menuangkan ide-ide kreatifnya kedalam bentuk proposal sederhana mengenai jenis produk yang dapat mereka kembangkan

b. Memberikan contoh kepada siswa mengenai bentuk proposal sederhana

Tahap evaluasi:

Membimbing siswa mengenai hasil prosposal yang telah dibuat

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3. Kegiatan

penutup

a. Merefleksikan/menyampaikan makna dari pembelajaran yang telah dipelajari b. Memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya c. Menyampaikan doa dan salam penutup

16 17 18


(47)

38 b. Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat dan setelah pembelajaran dengan strategi pembelajaran kreatif produktif. Pedoman observasi disusun berdasarkan indikator aktivitas belajar siswa. Berikut ini kisi-kisi observasi aktivitas belajar siswa.

Tabel 3.kisi-kisi observasi aktivitas belajar siswa

No. Aspek yang diamati

Indikator Sub indikator No.

Item 1 Aktivitas

belajar siswa

Visual Activities a. Siswa membaca buku paket/sumber belajar

b. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh guru

1, 2

2 Oral activities a. Siswa bertanya kepada teman atau guru baik saat diskusi ataupun pembelajaran

individu

b. Siswa mampu mengemukakan kesimpulan atas materi yang diajarkan

3, 4

3 Listening activities a. Siswa fokus memperhatikan presentasi teman atau penjelasan materi dari guru (tidak melamun, bercanda dan berbicara dengan temannya)

b. Siswa menyimak pendapat teman yang sedang presentasi

5, 6

4 Writing activities Siswa mencatat pelajaran guru kedalam buku catatan 7

5 Motor activities Siswa aktif mencari informasi mengenai materi dari berbagai sumber 8

6 Mental activities a.siswa berani mengemukakan kesimpulan materi pembelajaran 9


(48)

39 1. Wawancara

Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan mengenai keaktifan siswa yang akan diajukan kepada narasumber yaitu guru IPS dan siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Guru IPS

No. Aspek Indikator Sub Indikator No.

Item 1 Pembelajaran

IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran kreatif produktif Tanggapan guru mengenai pelaksanaan strategi pembelajara n kreatif produktif

Pemahaman guru mengenai strategi pembelajaran kreatif produktif

1,2,3 ,4

2 Aktivitas belajar siswa

Visual Activities

Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca dan mengamati

1, 2

Oral activities

Upaya yang dilakukan guru untuk mengasah kemampuan siswa dalam bertanya

3, 4

Listening activities

Upaya guru agar siswa mampu untuk menyimak dan

memperhatikan saat pembelajaran berlangsung

5, 6

Writing activities

Upaya yang dilakukan guru agar siswa mau untuk mencatat poin-poin penting dalam setiap materi yang diberikan

7

Motor activities

Upaya guru meningkatkan keaktifan siswa untuk mencari informasi terkait materi yang sedang dipelajari

8

Mental activities

Upaya guru untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa

9 Emotional

activities

Upaya guru untuk menumbuhkan semangat belajar siswa


(49)

40

Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan siswa

No. Aspek Indikator Sub Indikator No.

Item 1. Pembelajaran

IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran kreatif produktif Tanggapan siswa mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran kreatif produktif Pemahaman siswa mengenai strategi pembelajaran kreatif produktif 1,2,3,4

2 Aktivitas belajar siswa

Visual Activities

kemampuan membaca dan mengamati pada siswa

1, 2 Oral

activities

kemampuan siswa dalam bertanya dan menyimpulkan pembelajaran 3, 4 Listening activities Kemampuan siswa menyimak dan memperhatikan saat pembelajaran berlangsung 5, 6 Writing activities

Kemampuan siswa mencatat poin-poin penting dalam setiap materi yang diberikan dan mengerjakan tugas ang diberikan

7

Motor activities

Kemampuan siswa untuk mencari informasi terkait materi yang sedang dipelajari

8

Mental activities

Kemampuan siswa

menumbuhkan kepercayaan diri 9 Emotional activities Kemampuan siswa menumbuhkan semangat belajar siswa 10


(50)

41 2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh selama penelitian dilakukan. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang subjek yang diteliti berupa lembar observasi, daftar nilai untuk membentuk kelompok, catatan lapangan serta dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain telah terkumpul. Dalam penelitian ini bentuk analisis data menggunakan analisis kualitatif

Data yang berhasil dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi kemudian dianalisis mengacu pada model anlisis kualitatif dari Miles Huberman (Sugiyono, 2011: 334-343). Metode analisis tersebut terdiri dari tiga komponen yaitu: 1. Reduksi data, yaitu proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keleluasaan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli (Sugiyono, 2012: 337). Jadi melalui diskusi itu wawasan penelitian akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.


(51)

2. Sajian data, yaitu susunan informasi yang dapat ditarik dalam penelitian. Sajian data dalam penelitian ini disajikan secara lengkap. baik data yang diperoleh melalui tes, observasi, maupun catatan lapangan guna memperoleh sajian data ang jelas dan sistematis. Data yang telah terorganisir ini kemudian dijabarkan secara deskriptif dalam bentuk tulisan dan tabel.

3. Penarikan kesimpulan, data yang telah direduksi dan dideskrptifkan dalam bentuk sajian data kemudian dipresentasikan. Setelah itu baru ditarik kesimpulan akhir yang sistematis dan perumusan saran yang relevan dengan perumusan yang dikaji.

Cara menganalisis informasi dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dan observasi pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi kreatif produktif dapat dilakukan dengan mempresentasekan dari skor maksimum ideal yang seharusnya dicapai. Menurut Ngalim Purwanto (2009: 102), skor rata-rata tersebut dipersentasekan dan dikualifikasikan dengan rumus:

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum


(52)

Berdasarkan data lembar observasi aktivitas belajar siswa kemudian dihitung menggunakan gain score ternormalisasi (N-gain). Hake (1991:1) perolehan gain score dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kategori tingkat perolehan gain dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 6. Kategori tingkat perolehan gain

kategori Tingkat Perolehan Gain

Tinggi G ≥ 0,7

Sedang 0,3 ≥ G ≥ 0,7

Rendah G ≤ 0,3

I. Keabsahan Data

Keabsahan data diperlukan untuk menjamin kebenaran dan konsitensi data dalam penelitian. Strategi yang akan digunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah dengan triangulasi. Moleong (2011: 330-331) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan dari beberapa teknik pengumpulan data, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode berbeda.


(53)

J. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria keberhasilan tindakan adalah apabila setelah penerapan strategi pembelajaran kreatif produktif, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dihitung dengan mempresentasekan skor aktivitas pada indikator yang diteliti. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif baik fisik maupun mental (E Mulyasa, 2010: 218). Dengan demikian indikator keberhasilan tindakan ini adalah meningkatnya aktivitas belajar siswa yang dicapai siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan diterapkannya strategi pembelajaran kreatif produktif pada siswa kelas VII dari siklus I ke siklus II yang dibuktikan dengan sekurang-kurangnya aktivitas belajar siswa dapat mencapai 75%.


(54)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada semester II tahun ajaran 2013/2014. SMP Negeri 11 Yogyakarta berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto 127, tepatnya di kelurahan Tegalrejo kecamatan Tegalrejo Yogyakarta. Sekolah ini berdiri tepat di pertigaan jalan raya dan dekat dengan pemukiman penduduk sehingga lokasinya strategis dan mudah dijangkau.

Sekolah sangat mendukung keterlaksanan proses pembelajaran yang kondusif di SMP Negeri 11 Yogyakarta. hal ini dapat dilihat dari beberapa fasilitas yang mendukung bagi terlaksananya kegiatan belajar mengajar tersebut. Seperti adanya labolatorium multimedia, perpustakaan, adanya LCD dan proyektor di setiap kelas juga membantu dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Kondisi Sekolah a. Kondisi Fisik

SMP Negeri 11 Yogyakarta mempunyai luas bangunan 2675 m2 yang terdiri dari 12 ruangan kelas (3 kelas untuk masing-masing tingkat), ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah dan Tata Usaha (TU), ruang guru, ruang ibadah, ruang olahraga, ruang OSIS, laboratorium IPA, laboratorium multimedia, ruang komputer, ruang


(55)

BK, koperasi, gudang dan toilet. Fasilitas penunjang di dalam kelas sudah dilengkapi dengan black board, white board, papan presensi, struktur kelas, dan juga fasilitas LCD beserta proyektor.

b. Kondisi Non Fisik

Kepala SMP Negeri 11 Yogyakarta dijabat oleh Drs Sukirno, SH. Jumlah guru adalah 23 orang, guru pengampu mata pelajaran Tata Sebagian besar guru pengampu di SMP N 11 Yogyakarta telah menempuh jenjang pendidikan Sarjana Strata 1.

Jumlah siswa di SMP N 11 Yogyakarta untuk tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 406 siswa terdiri dari kelas VII-IX dengan masing-masing jenjang kelas terdapat kelas A, B, C, dan D. Siswa kelas VII terdiri dari 137 siswa, kelas VIII 135 siswa, dan kelas IX 134 siswa (dokumen SMP N 11 Yogyakarta).

c. Kondisi Umum Kelas Penelitian

Kelas VII C berjumlah 34 siswa terdiri dari 16 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Fasilitas penunjang berupa papan meja dan kursi sejumlah siswa, lampu penerang kelas, papan presensi, white board, black board, LCD, dan proyektor. Secara umum kelas VII C memiliki sarana prasarana penunjang proses pembelajaran yang bagus, hanya dalam kelas masih belum terdapat slogan-slogan sebagai penyemangat dan motivasi dalam kegiatan belajar siswa di kelas.


(56)

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kegiatan Pra Tindakan

Sebelum penelitian dilaksanakan, tahap pertama yang dilakukan adalah memohon ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SMP 11 Yogyakarta dan guru IPS yang bersangkutan. Selanjutnya berdiskusi dengan guru tentang permasalahan pembelajaran IPS di kelas VII dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Sebelumnya telah dilakukan pula perencanaan pada saat melaksanakan observasi pada tanggal 4 April 2014. Pra tindakan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014, peneliti melakukan wawancara pra tindakan terhadap guru yang bersangkutan.

Hasil dari kegiatan pra tindakan ini berupa hasil wawancara yang menunjukkan rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Data hasil wawancara yang diperoleh menunjukkan aktivitas siswa dalam kelas hanya mendengarkan, mencatat, dan kurang berani mengungkapkan pendapat atau bertanya pada guru. Keterampilan sosial yang dimiliki juga belum terlihat karena dalam formasi tempat duduk siswa dan kelompok belajar yang cenderung tidak berubah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tersebut peneliti memperkenalkan strategi kreatif prduktif kepada guru sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah memberikan pemahaman kepada guru


(57)

mengenai strategi kreatif produktif. Pemahaman meliputi langkah-langkah strategi kreatif produktif, karakteristik strategi kreatif produktif, dan manfaat strategi kreatif produktif. Peneliti menjelaskan langkah-langkah strategi kreatif produktif kepada guru, agar guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutannya. Hal ini dilakukan agar pembelajaran tidak keluar dari rencana yang telah disusun sebelumnya.

2. Hasil Penelitian Siklus I

Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan strategi pembelajaran kreatif produktif pada siklus I dilakukan pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014. Kompetensi dasar yang digunakan untuk siklus I adalah mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Berikut tahap-tahap dalam melaksanakan tindakan siklus I:

d. Perencanaan (planning)

6) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.


(58)

7) Menyiapkan materi pembelajaran dan mempersiapkan handout serta daftar pertanyaan yang diperlukan untuk diskusi kelompok.

8) Membuat pedoman observasi untuk mengamati Aktivitas Belajar IPS siswa kelas VII C yang berjumlah 34 siswa dan pedoman penilaian untuk menentukan skor aktivitas tiap siswa dan tiap indikator .

9) Membuat catatan lapangan sebagai instrumen untuk mencatat berita acara pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi kreatif produktif.

10)Membagi siswa yang berjumlah 34 siswa secara merata berdasarkan kemampuan akademik dengan cara melakukan koordinasi dengan guru sebagai pengajar sehingga setiap kelompok memiliki kemampuan akademik yang berbeda. Kelas dibagi menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

Siklus I dilaksanakan di kelas VII C dengan pelaksanaan tindakan penelitian adalah guru berkolaborasi dengan peneliti sebagai observer dibantu oleh tiga observer.


(59)

e. Perlakuan Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing)

Tahap perlakuan tindakan dan pengamatan dalam penelitian dilakukan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kompetensi dasar Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan dengan materi kreativitas. Berikut ini perlakuan tindakan pada siklus 1 berdasarkan penerapan strategi pembelajaran kreatif produktif.

6) Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 pada pukul 08.35-09.55 WIB. Berdasarkan strategi pembelajaran yang akan diterapkan yaitu strategi pembelajaran kreatif produktif berikut langkah-langkah pembelajaranya: a) Orientasi

Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa. Selanjutnya guru melakukan presensi terhadap 34 siswa di kelas VII C dan memperkenalkan peneliti serta observer. Guru memulai pelajaran dengan melakukan kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menggambar sejenis binatang yang belum pernah ada di bumi ini. Setelah melakukan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa supaya mampu


(60)

memahami kreativitas dalam tindakan ekonomi. selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah memperkenalkan strategi pembelajaran yang akan diterapkan berikut dengan langkah-langkahnya.

b) Eksplorasi

Pada tahap ini guru memberikan materi sebagai pengantar pembelajaran. Selanjutnya guru membagi kelas yang berjumlah 34 siswa menjadi delapan kelompok yang masing-masing kelas terdiri dari empat hingga lima orang siswa. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari informasi terkait materi yang dipelajari dengan memanfaatkan perpustakaan. Guru memberikan batasan-batasan pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa yaitu mengenai hakekat kreativitas, makna dari kreativitas sebagai tindakan ekonomi, contoh kreativitas yang sering ditemukan di sekitar siswa, dan gagasan kreatif yang dimiliki siswa.

c) Interpretasi

Batasan-batasan pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa yaitu mengenai hakekat kreativitas, makna dari kreativitas sebagai tindakan ekonomi, contoh kreativitas yang sering ditemukan di sekitar siswa, dan gagasan kreatif yang dimiliki siswa. Dalam tahap ini siswa diberi waktu


(61)

selama 30 menit untuk melakukan diskusi dan menyelesaikan tugas tersebut. Setelah diskusi kelompok selesai dilanjutkan dengan diskusi kelas yaitu dengan melakukan presentasi untuk setiap kelompok. Dalam pembelajaran ini guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi dengan kelompoknya.

d) Rekreasi

Dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahaman mengenai permasalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Hasil re-kreasi merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti. Dalam hal ini hasil rekreasi di tunjukan dalam bentuk ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan berupa tugas yang telah diberikan oleh guru untuk ditindaklanjuti pada pertemuan ke tiga.

e) Evaluasi

Berdasarkan tugas-tugas yang diberikan selanjutnya guru melakukan evaluasi dengan cara pengamatan observasi berdasarkan pedoman observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif. Hal ini digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.


(62)

7) Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Mei 2014 pada pukul 9.40-11.00 WIB. Berdasarkan strategi pembelajaran yang akan diterapkan yaitu strategi pembelajaran kreatif produktif berikut langkah-langkah pembelajaranya: a) Orientasi

Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa. Selanjutnya guru melakukan presensi terhadap 34 siswa di kelas VII C. Guru memulai pelajaran dengan melakukan kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah dengan mengajak siswa bercerita mengenai wirausaha atau pegusaha sukses disekitar mereka. Setelah melakukan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah memperkenalkan strategi pembelajaran yang akan diterapkan berikut dengan langkah-langkahnya.

b) Eksplorasi

Pada tahap ini guru memberikan materi sebagai pengantar pembelajaran. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi delapan kelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari informasi terkait materi


(63)

yang dipelajari dengan melakukan wawancara pada warga sekolah setelah itu siswa diharuskan menyusun laporan yang berisi jawaban atas pertanyaan yang telah dipersiapkan. Selain itu guru juga memberikan batasan-batasan pertanyaan wawancara yang harus dilaksanakan oleh siswa berikut daftar pertanyaan wawancara siswa. c) Interpretasi

Dalam tahap ini siswa diberi waktu selama 30 menit untuk melakukan diskusi dan menyelesaikan tugas tersebut. Dalam pembelajaran ini guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi dengan kelompoknya. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru jika terdapat hal yang belum dipahami

d) Rekreasi

Dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahaman mengenai permasalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Hasil re-kreasi merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti. Dalam hal ini hasil rekreasi di tunjukan dalam bentuk ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan berupa laporan hasil wawancara untuk ditindaklanjuti pada pertemuan ketiga.


(64)

e) Evaluasi

Berdasarkan tugas-tugas yang diberikan selanjutnya guru melakukan evaluasi dengan cara pengamatan observasi berdasarkan pedoman observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif. Hal ini digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. Menutup pembelajaran dengan mengambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dilanjutkan dengan doa dan salam. Setelah melakukan perlakuan tindakan tahap selanjutnya adalah observasi atau pengamatan. Observasi atau pengamatan pada siklus I dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran kreatif produktif dan aktivitas belajar siswa. Adapun penjelasan dari pengamatan-pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap pelaksanaan strategi pembelajaran kreatif produktif dalam pembelajaran IPS

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan strategi pembelajaran kreatif produktif pada siklus I menunjukan bahwa 12 dari 15 aspek telah terlaksana dengan baik. Keterlaksanaan strategi pembelajaran kreatif produktif termasuk ke dalam katagori baik karena presentase keterlaksanaannya mencapai


(65)

83,33%. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan langkah-langkah strategi pembelajaran kreatif produktif.

Pada penggunaan strategi pembelajaran kreatif produktif, guru belum menyampaikan kesimpulan diakhir pembelajaran. Pemberian tugas juga belum disampaikan oleh guru dan belum melakukan bimbingan pada siswa saat presentasi berlangsung.

Pengalokasian waktu pembelajaran yang dilakukan oleh guru nampak belum efektif. Pengelolaan kelas masih belum maksimal dan siswa sulit dikondisikan oleh guru. Sebagian besar siswa masih belum dapat fokus pada penjelasan guru. Berikut keterlaksanaan strategi pembelajaran kreatif produktif pada pembelajaran IPS disajikan dalam tabel 7 di bawah ini.


(1)

3. Pada saat diskusi berlangsung masih ditemukan siswa yang menggantungkan jawaban kepada teman dan memanfaatkan waktu diskusi untuk mengobrol. Hal ini juga terjadi saat preasentasi berlangsung.

E. Temuan Penelitian

Hasil penelitian di lapangan, peneliti mengumpulkan data-data hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Beberapa temuan peneliti dalam penerapan strategi pembelajaran kreatif produktif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII C SMP N 11 Yogyakarta antara lain:

1. Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif mampu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII. Hal ini dapat dilihat peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2.

2. Pembelajaran di luar kelas seperti memanfaatkan perpustakaan dan melakukan wawancara mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. 3. Pembelajaran yang menghasilkan sesuatu yang mencerminkan

pemahaman mengenai permasalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing dan hasil kreasi tersebut merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti mampu menghidupkan pembelajaran dikelas sehingga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(2)

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII C SMP N 11 Yogyakarta dapat diupayakan melalui penerapan strategi pembelajaran kreatif produktif yang dapat dilakukan melalui beberapa langkah-langkah strategi pembelajaran kreatif produktif sebagai berikut:

a. Orientasi, pada tahap ini siswa diberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran, nilai yang diharapkan, dan langkah-langkah pembelajaran strategi kreatif produktif.

b. Eksplorasi, pada tahap ini siswa diberikan tugas untuk mencari informasi terkait dengan materi yang sedang dipelajari melalui berbagai cara seperti mencari informasi dengan membaca di perpustakaan atau browsing di internet dan melakukan wawanncara. Hasil dari kegiatan tersebut nantinya akan disikusikan bersama kelompok dan dipresentasikan di depan kelas.

c. Interpretasi, pada tahap ini siswa diharapkan mampu untuk mempresentasikan hasil diskusinya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan. Hasil diskusi bisa berupa laporan tertulis maupun produk barang yang telah dibuat sebelumnya


(3)

d. Rekreasi, tahap ini merupakan tahap dimana siswa diminta untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahaman mengenai permasalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing dan hasil kreasi tersebut merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti.

e. Evaluasi, tahap ini merupakan tahap penilaian yang dilakukan oleh guru. Penilaian didasarkan pada lembar observasi dan lembar penilaian yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Berdasarkan observasi terhadap upaya peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi pembelajaran kreatif produktif dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VII C SMP N 11 Yogyakarta meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Siklus 1 sebesar 83,33% meningkat menjadi 100% pada siklus 2. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya semua aspek pembelajaran pada siklus 2.

2. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan strategi kreatif produktif meningkat dari siklus I sebesar 72,05% ke siklus II sebesar 91,61%. Terdapat peningkatan sebesar 19,56% berdasarkan gain precentage meningkat sebesar 0,7 termasuk ke dalam kategori tinggi dan telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan sebesar 75%. Hal ini dikarenakan pada siklus I terdapat beberapa indikator-indikator aktivitas siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan, sehingga diperbaiki pada siklus II.


(4)

B. Implikasi

Implikasi pada penelitian ini adalah guru dapat menerapkan strategi pembelajaran kreatif produktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan strategi pembelajaran kreatif produktif terbukti mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta.

2. Keterbatasan penelitian pada subjek penelitian yang terbatas sebanyak 34 orang siswa di kelas VII C SMP Negeri 11 Yogyakarta

3. Penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. D. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya guru melaksanakan strategi kreatif prduktif ini agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas lain.

2. Sebaiknya guru terus berupaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, meskipun penelitian telah selesai.

3. Sebaiknya guru memanfaatkan waktu pembelajaran sebaik mungkin agar rencana dan tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani. (1991). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta C. Asri Budingsih. (2006). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY Djohar M. S. (2003). Pendidikan Modelk. Yogyakarta: LESFI.

Dyah Ika Puspita Sari. (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKN di SMP N 2 Tempel .Skripsi. UNY.

Dwi Widyastuti. (2012). Keefektifan Strategi Pembelajaran Kreatif Produktif pada Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII Mts Maslakul Huda Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang. Skripsi. UNY

E. Mulyasa. (2010). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Galuh Tri Wahyudi. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif Produktif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas Va SDN Krapyak Kota Semarang. Skripsi. UNNES.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Haris Hendriyansyah. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2010). Didaktik Asas Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Numan Somantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rochiati Wiraatmaja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Roni Artasasmita. (1985). Pedoman Merancang Sistem Kursus dan Latihan.

Bandung: PLS FIP IKIP.


(6)

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Rnd. Bandung: Alfabeta.

Sugihartono. et al. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Supardi. (2011). Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit ombak. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Made Wena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 8 387

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI PADA SISWA VII A SMP N 2 Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Ekonomi Pada Siswa VII A SMP N 2 Gatak Ta

0 1 12

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SQR3 DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI DI SMP NEGERI 37 MEDAN (PENELITIAN TINDAKAN KELAS).

0 2 20

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Ne

0 0 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas VII-D SMP Negeri 1 Cimahi.

6 32 35

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KUTABULUH).

0 5 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

0 1 52

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung.

0 0 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE DISCUSSION GROUP (DG)-GROUP PROJECT (GP) KELAS VII B SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA.

1 3 236