Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Politik Partai Golkar (Studi Kasus DPD Partai Golkar di Kota Salatiga pada Pilkada Tahun 2011) T1 172008009 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Salatiga. Kota Salatiga sendiri dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang. Terletak antara 007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan dan antara 110.27’.56,81” dan 110.32’.4,64” Bujur Timur. Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng timur Gunung Merbabu yang membuat daerah Salatiga menjadi lebih sejuk. Pemandangan Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu yang indah membuat Salatiga menjadi daerah yang indah dan spektakuler. Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, antara lain di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.

Secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Kecamatan itu meliputi Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Tingkir, Kecamatan Sidomukti, serta Kecamatan Argomulyo. Sedangkan wilayah kelurahannya meliputi Kelurahan Noborejo, Cebongan, Randuacir, Ledok, Tegalrejo, Kumpulrejo, Tingkir Tengah, Tingkir Lor, Kalibening, Sidorejo Kidul, Kutowinangun, Gendongan, Kecandran, Dukuh, Mangunsari, Kalicacing, Pulutan Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, dan Kauman Kidul.

Luas wilayah Kota Salatiga pada tahun 2006 tercatat sebesar 5.678,110 hektar atau 56.781 Km². Luas yang ada terdiri dari 802,297 hektar (14,13%) lahan sawah dan 4.875,813 hektar atau 48.758 Km² (85,87%) bukan lahan sawah.


(2)

Luas Wilayah Kota Salatiga terbagi dalam 4 kecamatan dan Daftar Pemilih Tetap dengan rincian sebagai berikut:

1. Kecamatan Argomulyo seluas 18.826 Km2 terbagi menjadi enam kelurahan dan masyarakat yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap yaitu 29.715 DPT pada Pilkada Salatiga tahun 2011.

2. Kecamatan Tingkir seluas 10.549 Km2 terbagi menjadi enam Kelurahan dan masyarakat yang terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap yaitu 30.912 DPT.

3. Kecamatan Sidomukti seluas 11.459 Km2 terbagi menjadi empat kelurahan dengan Daftar Pemilihannya sebanyak 22.179 suara.

4. Sidorejo seluas 16.247 Km2 terbagi menjadi enam kelurahan dan terdapat 28.901 pemilik hak suara.

4.1.2 Partai Golkar di Salatiga

Partai Golongan Karya di Salatiga yang saat ini dipimpin Agung Setiyono merupakan salah satu partai besar di kota Salatiga. Partai Golkar memperoleh 8.886 suara sah pada Pemilu tahun 2009, hal ini menunjukkan bahwa Partai Golkar memiliki pendukung yang loyal terhadap Partai. Selama masa Orde Baru Partai Golkar merupakan partai penguasa secara nasional maupun di tiap-tiap daerah. Potensi Partai Golkar Pasca Orde Baru masih bagus, selama kurun waktu sepuluh tahun lebih Partai Golkar tersebar luas di masyarakat kota Salatiga. Partai Golkar di Kota Salatiga sendiri terbagi menjadi empat Pengurus Anak Cabang (PAC) yaitu PAC Argomulyo, PAC Tingkir, PAC Sidomukti, PAC Sidorejo. Sebelum dipimpin Agung Setiyono DPC Partai Golkar Salatiga di pimpin oleh;


(3)

2) Periode tahun 1972-1974 Kapten MS Sujiman 3) Periode tahun 1974-1979 Mayor Suwarjo

4) Periode tahun 1973-1984 Suyono Adi Winoto, BSc 5) Periode tahun 1984-1989 Katiman

6) Periode tahun 1989-1994 Rupa Ginting

7) Periode tahun 1994-2004 Drs. Bintoro yang mengundurkan diri kemudian diganti Totok Sukoco

8) Periode tahun 2004-2009 Dra Fadholi yang kemudian digantikan oleh Eddy Sarwono dari tahun 2005-2006 sebagai pelaksana tugas ketua DPD Partai Golkar Salatiga karena Drs. Fadholi di angkat menjadi Sekjen DPD Partai Golkar Provinsi sampai

9) Periode tahun 2006-Sekarang Agung Setiyono, SH

Partai Golkar pada pemilu 2009 untuk Daerah Pemilihan (DP) Salatiga 1 (kecamatan Argomulyo) memiliki wakil legislatif kota Salatiga dengan memperoleh suara tertinggi yaitu 1.327 dengan nama Eny Tri Yuliastuti, untuk Daerah Pemilihan 2 (kecamatan Tingkir) memiliki wakil legislatif atas nama Suyanto dengan memperoleh suara sah 570, untuk Daerah Pemilihan 3 (kecamatan Sidomukti) menempatkan Rosa Darwanti sebagai anggota legislatif dari partai Golkar dengan memperoleh suara sah 838, untuk Daerah Pemilihan 4 (kecamatan Sidorejo) menempatkan Agung Setiyono sebagai anggota legislatif dari partai Golkar dengan memperoleh suara 1028.

Partai Golkar juga memilki kepengurusan ditingkat Ranting dan Anak Ranting yang secara administratif organisasi partai politik merupakan hal yang baik, karena kepengurusan organisasi sudah mencapai bawah. Eksistensi Partai Golkar Di Salatiga


(4)

begitu kuat, terlihat sejak masa orde baru sampai setelah masa reformasi (sekarang) masih memiliki pendukung yang loyal. Hal ini ditunjukkan dengan kedudukan Partai Golkar Di Salatiga yang menempati urutan 4 pada pemilu 2009, dan pada Pemilu tahun-tahun sebelumnya Partai Golkar masuk dalam lima besar perolehan suara terbanyak.

Setelah pemilu tahun 2009, Partai Golkar di Salatiga masih harus bekerja keras untuk menghadapi Pilkada tahun 2011. Pembenahan dilakukan partai pada kader-kader partai baik di tingkat DPD maupun DPC.

Partai Golkar pada masa ini memiliki jadwal yang padat walaupun sebenarnya pada 2009 sudah bekerja keras untuk memenangkan pemilu, kegiatan-kegiatan yang diadakan partai Golkar lebih tertuju pada komposisi kepengurusan partai, koordinasi antara pimpinan kecamatan dan kelurahan, Rakerda pembahasan Pilkada tahun 2011.

Sebelum mengadakan pendaftaran Balon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada 2011, Partai Golkar sebelumnya mengadakan penyempurnaan struktur organisasi dari tingkat kelurahan atau pedesaan dan kecamatan setelah struktur kepengurusan kecamatan dan kelurahan atau pedesaan sempurna partai Golkar juga menyusun tim verifikasi Balon wali kota dan wakil wali kota.

4.2 Partai Golkar dalam Pilkada Salatiga Tahun 2011 4.2.1 Masa Konsolidasi dan Pencalonan

Sebelum Partai Golkar mengikuti ajang Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 DPD Tim Verifikasi (Terlampir) Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Partai Golkar Salatiga melakukan sejumlah persiapan menghadapi Pilkada Tahun 2011. Persiapan-persiapan tersebut yang pertama yaitu mengadakan Rapat Persiapan Pelaksanaan pada


(5)

tanggal 5 Agustus 2010 bertempat di sekretariat DPD Partai Golkar dengan peserta 10 orang termasuk ketua DPD Partai Golkar,yang kedua mengadakan Rapat Tim (Persiapan Pelaksanakan Pendaftaran Bakal Caln Walikota dan Wakil Walikota) pada tanggal 15 Agustus 2010 bertempat di sekretariat DPD Partai Golkar dengan peserta 9 orang , yang ketiga Pelaksanaan Pendaftaran, yang ke empat mengadakan Rapat Tim Pelaksana Seleksi Balon Walikota/Wakil Walikota untuk memverifikasi Administrasi Bakal Calon pada tanggal 15 Oktober 2010, yang kelima Wawancara Bakal Calon Bersama Tim Verifikasi Kegiatan pada tanggal 16 Oktober 2010 yang bertempat di sekretariat DPD Partai Golkar, yang keenam yaitu Perkenalan Bakal Calon dengan Semua Pengurus dan Tokoh Partai Golkar se-Kota Salatiga pada tanggal 19 Oktober 2010, yang ketujuh mengadakan Rapat Tim Verifikasi untuk Penyusunan Daftar Nominasi Bakal Calon dari Partai Golkar sesuai Data Aministrasi dan Pengamatan Tim terhadap kegiatan yang telah dilakukan Bakal Calon yang mendaftarkan yaitu :

a. Calon Walikota.

1. Ibu Rosa Darwanti, SH.MSi 2. Ibu Ir.Hj. Diah Sunarsasi

3. Ibu Ir.Hj. Andriana Suci Yudawati, MPd 4. Bapak Bambang Supriyanto, SH.MH b. Calon Wakil Walikota

1. Bapak Drs. A. Wadudi

2. Bapak IGN.S.Kuncoro, SH, MH

3. Bapak Drs. Adi Sutardjo, ML,MM,M.Min,c.Dr 4. Bapak Ir.AM. Roy Budianto


(6)

Kemudian yang kedelapan yaitu Rapat Tim Verifikasi bersama Ketua dan Sekretaris DPD Parrtai Golkar untuk Penetapan Nominasi Sementara Daftar Calon yang diadakan pada tanggal 12 November 2010. Adapun daftar nominasi Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota sebagai berikut ;

a. Calon Walikota

1. Ibu Rosa Darwanti, SH.MSi dengan jumlah nilai 7976 (Ranking Satu) 2. Ibu Ir.Hj. Diah Sunarsasi dengan jumlah nilai 7043 (Ranking Dua)

3. Bapak Bambang Supriyanto, SH.MH dengan jumlah nilai 6929 (Ranking Tiga) 4. Ibu Ir.Hj. Andriana Suci Yudawati, MPd dengan jumlah nilai 6604 (Ranking

Empat)

b. Calon Wakil Walikota

1. Bapak IGN.S.Kuncoro, SH, MH dengan jumlah nilai 7528 (Ranking Satu) 2. Bapak Drs. A. Wadudi dengan jumlah nilai 7340 (Ranking Dua)

3. Bapak Ir.AM. Roy Budianto dengan jumlah nilai 6608 (Ranking Tiga)

4. Bapak Drs. Adi Sutardjo, ML,MM,M.Min,c.Dr dengan jumlah nilai 6604 (Ranking Empat)

Demikian kegiatan tim verifikasi Cawali dan Cawawali dari Partai Golkar (Laporan Hasil Verifikasi Cawali dan Cawawali Partai Golkar Salatiga No: /Tim Verifikasi P.G./XII/2010). Partai Golkar menjalin hubungan atau mengadakan konsolidasi dengan beberapa partai dan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada di kota Salatiga. Ketua DPD Partai Golkar Salatiga, Agung Setiyono, mengatakan bahwa figur yang akan diajukan sebagai Balon Walikota dan bakal calon Wakil Walikota Salatiga adalah seorang yang memiliki rating tertinggi menurut survei oleh DPP Partai Golkar.


(7)

Konsolidasi yang dilakukan Partai Golkar bertujuan untuk memperoleh figur yang tepat dengan ideologi partai dan harapan partai, dalam hal ini Partai Golkar lebih mengutamakan figur yang sudah memiliki pengaruh kuat atau rating tinggi di Salatiga dan yang memiliki dana (uang) yang banyak guna pembiyayaan masa kampanye nantinya.

Sebelum Partai Golkar menetapkan Balon (Bakal Calon) yang akan diusung pada Pilkada tanggal 8 mei 2011 maka, Partai Golkar melakukan penjaringan calon yang akan maju dalam Pilkada 2011 dengan melakukan konsolidasi dengan petinggi-petinggi Partai Golkar dan Kader-kader anggota Partai Golkar, untuk menetapkan Bakal calon yang akan maju dalam Pilkada Kota Salatiga. Adapun hasil survei yang dilakukan pada bulan Januari tahun 2010 tersebut diperoleh dua figur Balon yaitu Rosa Darwanti seorang anggota DPRD dari Partai Golkar dan Diah Sunarsasi seorang Wakil Walikota Salatiga (Suara Merdeka 23/2/2010).

Berbagai pihak yang mendukung Rosa maupun Diah memberikan dukungan mereka masing-masing kepada kedua Balon tersebut, Kader-kader Partai Golkar sendiri sebagian besar mendukung Rosa Darwanti yang maju menjadi peserta Pilkada dari Partai Golkar dengan perolehan suara 7976 suara, selain itu Rosa juga petinggi di jajaran DPD Partai dan merupakan anggota DPRD Salatiga serta istri dari Walikota John Manopo (Wawancara dengan Hartati selaku Sekjen DPD Partai Golkar Salatiga pada tanggal 20 April 2012). Namun demikian penentuan akhir ada pada Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar di mana pada hasil akhirnya DPP Partai Golkar memilih untuk menyetujui Diah Sunarsasi yang maju menjadi calon Walikota dari Partai Golkar pada Pilkada Salatiga


(8)

tahun 2011. DPD Partai Golkar Salatiga menyikapi hal ini dengan menerima keputusan yang dikeluarkan oleh DPP Partai Golkar.

Sudah tidak menjadi rahasia umum lagi jika rekomendasi dari DPP Partai Golkar tertuju pada Diah dikarenakan uang yang disetorkan kepada partai lebih besar dari pada setoran dari Rosa Darwanti. Memang dari segi financial dan materi Diah lebih unggul, tetapi dukungan suara dari orang-orang DPC Partai Golkar Salatiga lebih besar tertuju pada Rosa Darwanti. Dana atau uang yang disetorkan oleh Diah Sunarsasi tersebut bukan money politic karena uang tersebut digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan kampanye dan mobilisasi para kader Partai Golkar maupun Tim Sukses Diah nantinya (Wawancara dengan Hartati selaku Sekjen DPD Partai Golkar Salatiga pada tanggal 20 April 2012).

4.2.2 Masa Koalisi

Menjelang Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011, sejumlah persiapan telah dilakukan oleh petinggi-petinggi Partai Golkar dan kader-kadernya, salah satunya yaitu dengan menjalin koalisi dengan beberapa partai yang ada di kota Salatiga. Setelah kepastian datang dari DPP Partai Golkar yang merekomendasikan Diah menjadi calon Walikota Salatiga, giliran partai mencari pendamping Diah untuk menjadi Wakil Walikota.

Hasil tawar menawar politik yang dilakukan Partai Golkar terhadap beberapa tokoh dan petinggi Partai Demokrat, PDIP, PKS, PKB, PPP, PKPI,PPRN, Gerindra dan Hanura maka hasilnya yaitu bahwa Partai Golkar menandatangani kesepakatan koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dari hasil koalisi tersebut PDIP menawarkan ketua DPC PDIP Salatiga Milhous Teddy Sulistiyo menjadi pendamping


(9)

Diah, dengan demikian terbentuklah pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Diah Sunarsasi-Teddy Sulistiyo (DIHATI).

Fakta lain yang ditemukan di lapangan keinginan beberapa kader Partai Golkar yang pada Pemilu 2009 mendukung Rosa tetap menginginkan Rosa maju mendampingi Diah masih ada, namun karena dari awal Rosa memberikan penjelasan terhadap Partai Golkar bahwa dia ingin maju bukan sebagai Wakil Walikota tetapi Walikota (Wawancara dengan Gantjar Widarso Pengurus Harian DPD Partai Golkar Salatiga pada tanggal 9 Mei 2012). Sehingga dari DPD Partai Golkar Salatiga tetap menjalankan rekomendasi dari DPP yang merekomendasikan pasangan DIHATI dengan nomor surat R.288/Golkar/2/2011 Tanggal 2 Februari 2011 dengan isi ;

1) Pengantar,

2) Sosialisasi Rekomendasi (Penetapan Calon Walikota dan Wakil Walikota Ir.Hj.Diah Sunarsasi-Milhous Teddy Sulistio, SE),

a. Internsl Partai Golkar b. Partai Koalisi

3) Reaksi Terhadap Surat Rekomendasi, 4) Menyikapi Perkembangan,

5) Deklarasi Bersama, 6) Pendaftaran Calon.

Pertimbangan dari Partai Golkar menjalin koalisi dengan PDIP dan menempatkan Teddy sebagai pendamping Diah dalam Pilkada Salatiga tahun 2011 yaitu bahwa dengan koalisi yang di bentuk diatas kekuatan politik yang kuat dianggap menjadi kekuatan yang kuat pula. Sudah diketahui bahwa PDIP adalah partai dengan perolehan suara terbanyak


(10)

pada pemilu di kota Salatiga (15.717 suara) dan dengan hal ini, koalisi kedua partai yang besar di kota Salatiga akan mendapatkan hasil yang baik karena basis dukungan ckup besar yaitu 24.603 suara (15.717 suara dari PDIP dan 8.886 suara dari Golkar), dengan terbentuknya pasangan DIHATI kedua partai tersebut masih menjalin koalisi dengan partai pemegang kursi di Salatiga.

Selanjutnya pergerakan Partai Golkar dan PDIP dalam menjalin koalisi membuahkan hasil yang cukup baik, hasil akhir dari penjajakan koalisi tersebut yaitu bahwa Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Damai Sejahtera (PDS), dan Partai Nasional Indonesia Mahaenisme (PNI Marhaenisme) bergabung bersama Partai Golkar dan PDIP untuk mengusung Diah-Teddy menjadi calon Walikota dan Wakil Walikota pada Pilkada Salatiga tahun 2011. Basis dukungan yang begitu besar yaitu 7.250 suara dari PAN, 2.150 suara dari PDS, 1.350 suara dari PNI Marhaenisme, dan 24.603 dari Golkar dan PDIP dengan suara potensial 124.309 suara maka dengan 34.033 suara atau 43.9 % dari suara potensial diyakini koalisi ini mampu memenangkan Pilkada.

4.2.3Profil Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota dari Partai Golkar pada Pilkada Tahun 2011

Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Salatiga tahun 2011 terdapat empat pasangan calon (Paslon), di antaranya sesuai nomor urutnya yaitu Bambang Supriyanto-Adriana Susi Yudhawati (Basis), Diah Sunarsasi-Teddy Sulistio (Dihati), Yuliyanto-Muhamad Haris (Yaris), dan Bambang Soetopo-Rosa Darwanti.

Dari keempat pasangan calon tersebut kandidat dari Partai Golkar yaitu pasangan Diah Sunarsasi-Teddy Sulistio (DIHATI). Secara ringkas, profil keempat Paslon sebagai berikut:


(11)

Tabel 4.1

Profil Paslon dalam Pemilukada Kota Salatiga Tahun 2011

!" #

$ % $

$ $ ! ! & ' ("% %

) % ( "

& ! $

* + , % -!

$, $ ! ! ! & '

! & !. + $ / , ' $ ! ! ! & ' .& % % .$%

) '

- '+ 0

$ ' % $1 . 2.

$ ! ! (

* ' %$1! --!

. 2.

$ ! !

!

& ' ($% % &$% .

! - + % $$%

-!$ ! . 2.

$ 0 & '

! " # $ %

$1!

/ , $ ! !

!

& ' ( & 2

2 - . '

$ . , % $ !-!$ ! . 2.

$ ! ! ! (

Sumber:KPUD Salatiga

Profil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar Paslon berasal dari kalangan pemerintah (eksekutif dan legislatif) dan kaum terpelajar dengan latar belakang sosial ekonomi relatif kuat. Semua Paslon memiliki latar belakang pendidikan cukup tinggi. Dari delapan calon, lima diantaranya berpendidikan magister (S2) dan tiga lainnya berpendidikan sarjana (S1). Dilihat dari segi usia, sebagian besar dari mereka berasal dari generasi tua (berusia di atas 45 tahun). Dari delapan calon,hanya dua orang yang berusia di bawah 45 tahun.

Lebih lanjut, dilihat dari segi kekuatan ekonomi, sebagian besar memiliki kekayaan di atas Rp.1 Milyar. Hanya 2 (dua) orang calon yang memiliki kekayaan kurang dari Rp.1 Milyar. Adapun bila dilihat dari sisi partai pengusung, tiga dari empat Paslon (Paslon 1, 2, dan 3) diusung oleh gabungan partai-partai dengan latar belakang


(12)

Idiologis nasionalis. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa tidak ada daya beda yang kuat diantara masing-masing Paslon, karena hal itu, cukup menarik untuk memperhatikan dinamika pemasaran politik para Paslon.

Berkaitan dengan pasangan calon yang diusung Partai Golkar (DIHATI) kekuatan mereka sebenarnya lebih kuat di bandingkan dengan Paslon lain . Potensi dukungan mereka bisa dilihat berdasar perolehan suara partai –partai yang mengusung Paslon DIHATI, dimana jumlah dukungan dari Partai Golkar sendiri yaitu 8.886 suara, Partai Damai Sejahtera (PDS) 2.150, Partai Amanat Nasional (PAN) 7.250 suara, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 15.717 suara, sehingga dengan demikian total dukungan Paslon DIHATI mencapai 34.033 suara. Sedangkan Paslon lain semuanya memiliki potensi dukungan di bawah Paslon DIHATI, yaitu BASIS memiliki potensi dukungan dengan total 13.948 suara, YARIS 30.445 potensial dukungan suara, dan POROS memiliki potensial dukungan 10.467 suara.

Pasangan DIHATI dengan potensi dukungan yang sebesar itu jika mampu mengenggam erat dukungan yang sudah ada, seharusnya mampu memenangkan pemilukada 2011.Selain dari dukungan Partai banyak organisasi-organisasi atau Ormas-ormas yang mendukung pasangan tersebut seperti, Badan Kemenangan Diah Sunarsasi (BKDS), Laskar Tirtomoyo untuk wilayah Pancuran, Forum Kyai Kota Salatiga (FKKS).

4.2.4 Strategi Partai Golkar dalam Memenangkan Pilkada Tahun 2011

Berbagai cara dilakukan Partai Golkar untuk memenangkan Paslon DIHATI, cara-cara tersebut dilakukan bersama-sama dengan partai koalisi yaitu PDIP, PAN, PDS, dan PNI Marhaenisme serta para perantara (tim Sukses) beserta organisasi-organisasi


(13)

yang memiliki tujuan untuk memenangkan pasangan tersebut, dalam mempengaruhi pilihan para pemilik hak suara. Proses ini dilakukan dengan cara-cara yang konvensional (dalam pertemuan-pertemuan resmi kampanye tertutup pertemuan dengan kelompok-kelompok masyarakat,kampanye dari mulut ke mulut, dan berbagai kegiatan lainnya) maupun non konvensional (membagikan uang atau barang).

Upaya atau cara yang dilakukan Paslon DIHATI untuk memenangkan PILKADA Tahun 2011 di Kota Salatiga yaitu dengan cara melakukan sosialisasi terbuka dan tertutup disetiap kecamatan, kelurahan maupun desa, adapun cara yang dilakukan itu tidak terlepas dari dukungan dari Tim Sukses dari pasangan DIHATI. Cara lain yang dilakukan adalah melalui kampanye dimana masa kampanye benar-benar dimanfaatkan oleh tim kampanye DIHATI, kemudian dengan memasang baliho, stiker, dan spanduk dengan janji-janji atau visi/misi yang dibuat untuk menarik simpati dari masyarakat yang memiliki hak suara dalam pemilukada 2011. Walaupun strategi tim kampanye DIHATI sudah dijalankan namun hasil akhir ada pada rakyat Salatiga yang nantinya akan memilih atau tidak memilih pasangan calon tersebut.

4.2.5 Masa Kampanye

Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 yang berlangsung pada tanggal 8 mei 2011, membuat sejumlah masing-masing tim kampanye pasangan calon (Paslon) mempersiapkan hal-hal yang nantinya akan mempengaruhi perolehan suara mereka. Kampanye yang berlangsung selama 14 hari, tepatnya mulai tanggal 21 april sampai tanggal 4 mei 2011 dimanfaatkan oleh masing-masing Paslon untuk melakukan berbagai kegiatan baik itu sosialisasi kepada masyarakat mengenai platform mereka, penyampaian visi dan misi mereka, ataupun sekedar menjalin kedekatan dengan masyarakat Salatiga.


(14)

Sebelum memasuki masa kampanye pasangan DIHATI membuat tim sukses pemenangan DIHATI yang di ketuai oleh Dance. Tim sukses DIHATI sebagian besar diisi oleh orang-orang PDIP dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program kerja tim suksespun dibahas di kantor DPC PDIP yang sekaligus menjadi kantor tim sukses DIHATI.

Tak jarang masyarakat salatiga menyebut pasangan ini sebagai pasangan yang paling variatif dalam berkampanye, tentunya dengan berbagai macam media dan bentuk kampanye yang mereka lakukan akan meyedot dana kampanye yang sangat besar. Bisa di lihat variasi baliho dan spanduk yang di buat oleh tim kampanye pasangan DIHATI ini, tidak hanya betuk saja tetapi wacana yang di angkatpun sangat variatif. Bahkan hampir setiap jenis spanduk mewakili satu wacana politik. Penyajian Paslon DIHATI yang di lakukan oleh tim suksesnya umumnya berkaitan atau menekankan ciri bahwa Paslon DIHATI ini siap menjadi pemimpin Salatiga yang dekat dengan rakyat kecil dan mewujudkan kehidupan bersama yang damai dengan berusaha merawat ciri Salatiga sebagai kota yang menghargai kemajemukan. Hal ini tampak jelas dalam spanduk-spanduk, stiker ataupun baliho yang mereka pasang di tempat-tempat umum, serta isi kampanye terbuka dan tertutup yang mereka lakukan.

Beberapa upaya untuk menunjukkan ciri khas mereka kepada masyarakat terlihat dari slogan-slogan berikut : “Sehati Dengan Rakyat, Cedak Karo Wong Cilik”, “Damai Kami Cinta Kesatuan dan Kesatuan Salam Dihati”, “Sehati Dengan Rakyat, Cedak Karo Wong Cilik. Kita Jaga Kerukunan Umat Beragama Salam Dihati”, “Penjaga Kemajemukan”, “Mari Kita Jaga Kerukunan Umat Beragama”,” Melayani Tanpa


(15)

Diskriminasi”, “Bersama Rakyat Membangun Salatiga”, dan “Sedekat Sahabat Sehati Dengan Rakyat”.

Sedangkan program-program kerja yang akan dilakukan Paslon DIHATI setelah memenangkan Pilkada 2011 yaitu pembenahan birokrasi layanan kesehatan seperti biaya berobat gratis bagi warga miskin, pendidikan seperti biaya sekolah gratis bagi siswa tidak mampu dan berprestasi, dan kesejahteraan serta memberikan subsidi bantuan kepada setiap kelurahan yang ada di Kota Salatiga berupa pemberian uang sebesar dua juta rupiah tiap-tiap kelurahan setiap bulannya, dan secara umum kebijakan (polyci) yang akan di berikan atau dijanjikan yaitu kemudahan layanan publik terutama yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat kecil.

Setiap pesan yang tersurat pada media yang di gunakan tim kampanye (tim sukses) Paslon DIHATI mengisyaratkan bahwa mereka adalah kandidat yang memihak kepada rakyat, penjaga kemajemukan dan dari keseluruhan memiliki inti yang sama memihak kepada rakyat dan menjaga kemajemukan kota salatiga. Berbagai spanduk yang memiliki latar belakang warna yang berbeda juga mengisyaratkan bahwa pasangan ini mencoba memberitahukan kepada publik bahwa mereka memahami kemajemukan dan kompleksifitas masyarakat kota salatiga.

Latar warna yang adapun mengambarkan bahwa apabila mereka menjadi walikota akan memihak pada semua kalangan baik yang beraliran hijau (Ideologis Islam), ungu (Ideologis Nasrani), kuning (Golongan Karya), ataupun merah (Nasionalis), dan ada pula yang putih di mana oleh sebagian kalangan di artikan sebagai lambang mereka yang masih netral terhadap bermacam faham ideologi ataupun sekte dalam kehidupan.


(16)

4.3 Hasil Perolehan Suara Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011

Pemilihan Kepala Daerah kota Salatiga yang berlangsung bulan Oktober tahun 2011 pada akhirnya menghasilkan perolehan suara bagi masing-masing Paslon menunjukkan hasil yang cukup baik. Hasil Rekapitulasi perolehan suara Pasangan Calon Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 sebagai berikut:

1. H.Bambang Supriyanto, SH.MM.Ir.Hj Adriana Susi Yudhawati,M.Pd (BASIS) memperoleh suara sah 5.580 suara (5,67%).

2. Ir.Hj.Diah Sunarsasi, M.Teddy Sulistio,SE (DIHATI) memperoleh suara sah 37.085 suara (37.085%).

3. Yulianto,SE,MM,H.Muh.Haris,SS.M.Si (YARIS) memperoleh suara sah 42.396 suara (43.09%).

4. H.Bambang Sutopo.SE, Rosa Darwanti,SH,M.Si memperoleh suara sah 13.317 suara (13.54%).

Hasil sebagaimana tertera diatas memberikan gambaran menarik jika ditempatkan dalam konteks dinamika politik di Kota Salatiga dan dinamika Politik pada tingkat partai-partai pengusung terutama Partai Golkar. Terutama, berkenan dengan tingkat penggunaan hak suara,serta pemetaan pendukung Paslon.

4.4 Tingkat Penggunaan Hak Suara di Kota Salatiga

Tingkat penggunaan hak suara masyarakat dalam pemilihan kepala daerah pada Pilkada Salatiga tahun 2011 berdasarkan data yang ada sebagai berikut:


(17)

Tabel 4.2. Tingkat Penggunaan Hak Suara Kota Salatiga

Kota : Salatiga Prov. : Jawa Tengah

No

Kecamatan Dan Kelurahan

Total

Suara Rusak DPT P.Masy Jmlh Golput 1 Argomulyo 24,355 869 29,722 84,87 25,22

4 4,498

2 Tingkir 23,939 930 30,912 80,45 24,86

9 6,043

3 Sidomukti 22,179 847 27,830 82,74 23,02

6 4,804

4 Sidorejo 27,905 996 35,854 80,63 28,90

1 6,944

Jumlah 98,378 3,642 124,309 82.17 102,0

20 22,289 Sumber: KPUD Salatiga

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata partisipasi masyarakat dalam proses pemberian suara di ajang Pemilukada Salatiga tahun 2011 ini mencapai 82,17% dengan tingkat partisipasi tertinggi di Kecamatan Argomulyo (84,87%) dan partisipasi terendah di Kecamatan Tingkir (80,45%). Namun jika dilihat dari jumlah orang yang tidak menggunakan hak suaranya terdapat 22,289% orang, dengan jumlah tertinggi di Kecamatan Sidorejo (6.944 orang) dan jumlah terendah di Kecamatan Argomulyo (4,498 orang).

Jika dilihat dari sisi asal kelurahan, tingkat partisipasi politik masyarakat di kedua jenis wilayah dalam pemilukada kali ini juga memberi gambaran yang cukup menarik. Seperti diketahui pada awalnya Kota Salatiga hanya memiliki 9 Desa/Kelurahan yang mencakup: Sidorejo Lor, Salatiga, Dukuh, Kalicacing, Mangunsari,Ledok,Tegalrejo, Kutowinangun dan Gendongan. Sejak tahun 1988 Kota Salatiga mendapat tambahan wilayah berupa 13 Desa di sekitarnya (yang sekarang sudah berubah menjadi kelurahan) yaitu Blotongan,


(18)

Pulutan, Bugel,Kauman Kidul,Kecandran,Noborejo,Kumpulrejo,Randuacir, Cebongan, Tingkir Lor, Tingkir Tengah, Kalibening, dan Sidorejo Kidul.

Gambaran partisipasi masyarakat di kedua jenis wilayah tersebut adalah sebagai berikut. Rata-rata partisipasi masyarakat di wilayah asli Salatiga dalam proses pemberian suara di ajang Pemilukada kali ini mencapai 80,38%, dengan tingkat partisipasi tetinggi di Kelurahan Dukuh (80,77%) dan partisipasi terendah di Kelurahan Gendongan (71,1%). Jika dilihat dari jumlah orang yang tidak menggunakan hak suaranya terdapat 15,318 orang (hampir 20% pemilih ), dengan jumlah tertinggi di kelurahan Kutowinangun (3,082 orang) dan jumlah terendah di Kelurahan Gendongan (1.108 orang).

Sedangkan rata-rata partisipasi masyarakat di wilayah tambahan Salatiga dalam proses pemberian suara di ajang Pemilukada kali ini mencapai 84,93%, dengan tingkat partisipasi tertinggi di kelurahan Randuacir (89,17%) dan partisipasi terendah di Kelurahan Blotongan (77,09%). Jika dilihat dari jumlah orang yang tidak mengunakan hak suaranya hanya terdapat 6.964 orang (sekitar 15% pemilih), dengan jumlah tetinggi di Kelurahan Blotongan (1.662 orang) dan jumlah terendah di Kelurahan Kalibening (190 orang).

4.5 Masa Setelah Pilkada

Berakhirnya Pilkada kota Salatiga tahun 2011 menyisakan beberapa masalah, di antara masalah yang ditimbulkan yaitu adanya konflik yang terjadi di internal partai pengusung pasangan calon DIHATI maupun konflik eksternal yang melibatkan KPU, Paslon DIHATI, dan Paslon Yuliyanto-Haris (Yaris). Hasil perolehan suara Pilkada Salatiga tahun 2011 menunjukkan bahwa Paslon DIHATI memperoleh 37,085 suara atau


(19)

31,70% dibawah Paslon Yaris yang tampil sebagai pemenang Pilkada tersebut dengan memperoleh 42,396 suara atau 43,09 %.

Konflik internal Partai Golkar di kota Salatiga diawali menjelang Pemilu 2009 dan Pilkada tahun 2011 memiliki dan meninggalkan dinamika politik bagi Partai Golkar sendiri. Terutama mencermati sikap Partai Golkar yang berupaya memenangi Pemilu tahun 2009 dan Pilkada tahun 2011, Partai Golkar berupaya untuk menghadapi realitas bahwa Partai tersebut sudah tidak se-jaya seperti pada masa Orde Baru. Dinamika politik nasional Partai Golkar yang kemudian berimbas pada dinamika politik Partai Golkar di daerah.

Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar di Salatiga yang di pimpin oleh Agung Setiyono dan beberapa kadernya menginginkan adanya iklim yang baik di tubuh Partai, situasi politik partai semenjak pergantian Ketua Umum dari Jusuf Kalla beralih ke Aburizal Bakri memberikan dampak signifikan terhadap loyalitas kader partai. Jusuf Kalla yang memimpin Partai Golkar dengan model kepemimpinan yang tegas, cepat dan jauh dari isu money politic memberikan ruang gerak yang cepat di DPD dalam memasarkan partai pada masyarakat, hal ini diungkapkan oleh salah satu pimpinan Partai Golkar di Salatiga ibu Hartati, diungkapkan pula kepemimpinan Partai Golkar masa Aburizal Bakri sekarang ini selalu di sibukkan dengan isu money politic dan otoriteren internal partai.

Kepemimpinan suatu partai politik memang berpengaruh terhadap citra partai di masyarakat dan kesolidan kader partai, dengan jadinya Aburizal Bakri menjadi Ketua Umum Partai Golkar ternyata memberikan pandangan yang kurang baik, hal ini terkait dengan isu pengemplangan pajak, isu lumpur Lapindo dan keterlibatannya dengan kasus


(20)

suap. Kota Salatiga yang tidak begitu luas memiliki kader-kader Partai Golkar yang masuk dalam jajaran pemerintahan, namun hal ini tidak menjadi jaminan akan berkembangnya partai apabila di dalam internal partai terdapat konflik sesama pengurus dan kader partai.

Suara Partai Golkar di Salatiga semenjak reformasi cenderung mangalami penurunan yang cukup signifikan, pada Pemilu tahun 2009 saja Golkar masih di bawah PDIP, PKS, dan Partai Demokrat. Pemasaran politik Partai Golkar yang cenderung melemah dari tahun ke tahun, hal ini juga menjadi penyebab menurunnya dukungan masyarakat tehadap partai ini, di tambah lagi dengan adanya konflik internal yang terjadi antar petinggi partai yang menyebabkan tidak kompaknya para pengurus dalam memasarkan partai pada masyarakat.

Semenjak konflik yang terjadi antara Rossa Darwanti dengan para pengurus Partai Golkar di Salatiga serta DPD Provinsi, keadaan internal Partai Golkar masih belum stabil. Sekarang ini hubungan Rosa Darwanti dengan Agung Setiyono dan para pengurus lainnya, masih konflik tidak ada komonikasi yang berkesinambungan antar mereka. Posisi Rosa Darwanti dan Agung Sulistio dipemerintahan Kota Salatiga sering pula tidak menunjukkan keakraban, majunya Rosa sebagai wakil wali kota yang berpasangan dengan Bambang Sutopo, sampai sekarang masih menjadi pembicaraan yang serius di DPD Partai Golkar di Salatiga. Secara administratif, seharusnya Rosa sudah dikeluarkan dari Partai Golkar atau tidak menjadi kader Partai Golkar lagi, namun karena kuatnya Rosa di kubu partai dan banyaknya kader partai yang mengikuti beliu, maka sampai sekarang pemberhentian Rosa sampai sekarang belum bisa terlaksana, belum ada Surat Keputusan resmi dari DPD yang memberhentikan Rosa Darwanti.


(21)

Kemudian konflik eksternal yang terjadi setelah Pilkada berakhir berawal dari gugatan yang dilakukan oleh pasangan DIHATI pada Paslon pemenang Pilkada yaitu Paslon YARIS ke Mahkamah Konstitusi. Pasangan DIHATI menduga kuat bahwa Paslon Yaris telah melakukan beberapa kecurangan pada saat proses Pilkada berlangsung. Kecurangan yang dilakukan paslon YARIS yang pertama yaitu memanipulasi data hasil perolehan suara yang bersifat massif, terstrukur dan sistematis, kedua melakukan money politic terhadap beberapa warga. Gugatan yang disampaikan tim DIHATI dikabulkan oleh MK dan disidangkan pada hari Rabu 25 Mei 2011. Pihak DIHATI sebagai Pemohon dan pihak YARIS sebagai Termohon, dari hasil sidang tersebut MK memutuskan adanya money politic,dan pelanggaran yang dilakukan oleh kedua belah pihak di lapangan, namun hal itu tidak bisa mengubah hasil Pilkada dan Paslon YARIS tetap menjadi pemenang Pilkada dan segera dilakukan pelantikan.

4.6 Konflik di Partai Golkar

Pemilihan Kepala daerah kota Salatiga tahun 2011 telah terlaksana dengan lancar namun tidak sepenuhnya lancar semua, masih terjadi berbagai konflik baik konflik eksternal maupun internal. Konflik-konflik yang timbul berkaitan dengan money politic, perolehan hasil suara, dan konflik yang terjadi di antara partai-partai pengsung pasangan calon. Dari konflik-konflik yang ada di partai-partai pengusung Paslon, Partai Golkar memiliki konflik internal yang panjang, dari saat sebelum terlaksananya Pilkada sampai berakhirnya Pilkada konflik yang terjadi di internal Partai Golkar. Konflik yang terjadi berasal dari penetapan pasangan calon peserta Pilkada dari Partai Golkar, kader-kader dari Partai Golkar banyak yang ingin mencalonkan diri sebagai peserta Pilkada di tahun 2011. Ketika Partai Golkar membuka pendaftaran peserta Pilkada yang akan maju dari


(22)

Partai Golkar, Partai Golkar mendapatkan Diah Sunarsasi sebagai calon Walikota yang berpasangan dengan Teddy Sulistio sebagai Wakil Walikota. Jika dilihat secara mendalam, Diah Sunarsasi bukan kader Partai Golkar yang aktif, bahkan tidak masuk dalam jajaran kepengurusan Partai. Namun masuknya Diah sebagai calon Walikota dari Partai Golkar bukan tidak menimbulkan konflik, bahkan konflik yang timbul salah satunya dari pencalonan Diah dari Partai Golkar. Sebenarnya Golkar memiliki kader yang ingin maju sebagai calon Walikota dari Partai Golkar yaitu Rosa Darwanti yang juga Sekjen Partai Golkar dan istri Walikota sebelumnya Jhon Manopo. Rosa Darwanti sudah berkeinginan cukup lama untuk menggantikan posisi suaminya melalui Partai Golkar namun keinginannya terganjal oleh majunya Diah Sunarsasi sebagai calon Walikota dari Partai Golkar.

Akibat dari hal tersebut,suara Partai Golkar terpecah belah dikarenakan Rosa Darwanti maju dalam Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011,bukan menjadai calon walikota tetapi calon wakil walikota dari pasangannya yaitu Bambang Soetopo sebagai calon walikotanya. Rosa maju dari partai Keadilan dan Persatuan Indonesia,dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Pencalonan beliau ini tanpa persetujuan dari Partai Golkar, kita tahu bahwa Rosa adalah kader Partai Golkar sedangkan surat keputusan DPP yang diusulkan Partai Golkar menetapkan Diah Sunarsasi, sebagai calon walikota yang maju dari Partai Golkar sedangkan Rosa Darwanti tidak memiliki ijin surat keputusan dari DPP Partai Golkar. Bahkan kasus yang terjadi Rosa Darwanti terkena tipu SK palsu mengakibatkan kerugian kurang lebih 1 milyar rupiah. Kader-kader Partai Golkar sebenarnya lebih mendukung Rosa Darwanti daripada Diah Sunarsasi namun karena sudah menjadi keputusan Partai, kader-kader Golkar tetap mendukung Diah Sunarsasi


(23)

tetapi ada juga beberapa kader Partai yang mendukung Rosa Darwanti hal inilah yang memecahbelah suara Partai Golkar. Perpecahan ini berlanjut hingga sekarang yang mengakibatkan Partai Golkar di Salatiga kehilangan banyak pendukung potensial yang berakibat pada tidak solidnya lagi pimpinan Partai Golkar di Salatiga.


(1)

Pulutan, Bugel,Kauman Kidul,Kecandran,Noborejo,Kumpulrejo,Randuacir, Cebongan, Tingkir Lor, Tingkir Tengah, Kalibening, dan Sidorejo Kidul.

Gambaran partisipasi masyarakat di kedua jenis wilayah tersebut adalah sebagai berikut. Rata-rata partisipasi masyarakat di wilayah asli Salatiga dalam proses pemberian suara di ajang Pemilukada kali ini mencapai 80,38%, dengan tingkat partisipasi tetinggi di Kelurahan Dukuh (80,77%) dan partisipasi terendah di Kelurahan Gendongan (71,1%). Jika dilihat dari jumlah orang yang tidak menggunakan hak suaranya terdapat 15,318 orang (hampir 20% pemilih ), dengan jumlah tertinggi di kelurahan Kutowinangun (3,082 orang) dan jumlah terendah di Kelurahan Gendongan (1.108 orang).

Sedangkan rata-rata partisipasi masyarakat di wilayah tambahan Salatiga dalam proses pemberian suara di ajang Pemilukada kali ini mencapai 84,93%, dengan tingkat partisipasi tertinggi di kelurahan Randuacir (89,17%) dan partisipasi terendah di Kelurahan Blotongan (77,09%). Jika dilihat dari jumlah orang yang tidak mengunakan hak suaranya hanya terdapat 6.964 orang (sekitar 15% pemilih), dengan jumlah tetinggi di Kelurahan Blotongan (1.662 orang) dan jumlah terendah di Kelurahan Kalibening (190 orang).

4.5 Masa Setelah Pilkada

Berakhirnya Pilkada kota Salatiga tahun 2011 menyisakan beberapa masalah, di antara masalah yang ditimbulkan yaitu adanya konflik yang terjadi di internal partai pengusung pasangan calon DIHATI maupun konflik eksternal yang melibatkan KPU, Paslon DIHATI, dan Paslon Yuliyanto-Haris (Yaris). Hasil perolehan suara Pilkada Salatiga tahun 2011 menunjukkan bahwa Paslon DIHATI memperoleh 37,085 suara atau


(2)

31,70% dibawah Paslon Yaris yang tampil sebagai pemenang Pilkada tersebut dengan memperoleh 42,396 suara atau 43,09 %.

Konflik internal Partai Golkar di kota Salatiga diawali menjelang Pemilu 2009 dan Pilkada tahun 2011 memiliki dan meninggalkan dinamika politik bagi Partai Golkar sendiri. Terutama mencermati sikap Partai Golkar yang berupaya memenangi Pemilu tahun 2009 dan Pilkada tahun 2011, Partai Golkar berupaya untuk menghadapi realitas bahwa Partai tersebut sudah tidak se-jaya seperti pada masa Orde Baru. Dinamika politik nasional Partai Golkar yang kemudian berimbas pada dinamika politik Partai Golkar di daerah.

Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar di Salatiga yang di pimpin oleh Agung Setiyono dan beberapa kadernya menginginkan adanya iklim yang baik di tubuh Partai, situasi politik partai semenjak pergantian Ketua Umum dari Jusuf Kalla beralih ke Aburizal Bakri memberikan dampak signifikan terhadap loyalitas kader partai. Jusuf Kalla yang memimpin Partai Golkar dengan model kepemimpinan yang tegas, cepat dan jauh dari isu money politic memberikan ruang gerak yang cepat di DPD dalam memasarkan partai pada masyarakat, hal ini diungkapkan oleh salah satu pimpinan Partai Golkar di Salatiga ibu Hartati, diungkapkan pula kepemimpinan Partai Golkar masa Aburizal Bakri sekarang ini selalu di sibukkan dengan isu money politic dan otoriteren internal partai.

Kepemimpinan suatu partai politik memang berpengaruh terhadap citra partai di masyarakat dan kesolidan kader partai, dengan jadinya Aburizal Bakri menjadi Ketua Umum Partai Golkar ternyata memberikan pandangan yang kurang baik, hal ini terkait dengan isu pengemplangan pajak, isu lumpur Lapindo dan keterlibatannya dengan kasus


(3)

suap. Kota Salatiga yang tidak begitu luas memiliki kader-kader Partai Golkar yang masuk dalam jajaran pemerintahan, namun hal ini tidak menjadi jaminan akan berkembangnya partai apabila di dalam internal partai terdapat konflik sesama pengurus dan kader partai.

Suara Partai Golkar di Salatiga semenjak reformasi cenderung mangalami penurunan yang cukup signifikan, pada Pemilu tahun 2009 saja Golkar masih di bawah PDIP, PKS, dan Partai Demokrat. Pemasaran politik Partai Golkar yang cenderung melemah dari tahun ke tahun, hal ini juga menjadi penyebab menurunnya dukungan masyarakat tehadap partai ini, di tambah lagi dengan adanya konflik internal yang terjadi antar petinggi partai yang menyebabkan tidak kompaknya para pengurus dalam memasarkan partai pada masyarakat.

Semenjak konflik yang terjadi antara Rossa Darwanti dengan para pengurus Partai Golkar di Salatiga serta DPD Provinsi, keadaan internal Partai Golkar masih belum stabil. Sekarang ini hubungan Rosa Darwanti dengan Agung Setiyono dan para pengurus lainnya, masih konflik tidak ada komonikasi yang berkesinambungan antar mereka. Posisi Rosa Darwanti dan Agung Sulistio dipemerintahan Kota Salatiga sering pula tidak menunjukkan keakraban, majunya Rosa sebagai wakil wali kota yang berpasangan dengan Bambang Sutopo, sampai sekarang masih menjadi pembicaraan yang serius di DPD Partai Golkar di Salatiga. Secara administratif, seharusnya Rosa sudah dikeluarkan dari Partai Golkar atau tidak menjadi kader Partai Golkar lagi, namun karena kuatnya Rosa di kubu partai dan banyaknya kader partai yang mengikuti beliu, maka sampai sekarang pemberhentian Rosa sampai sekarang belum bisa terlaksana, belum ada Surat Keputusan resmi dari DPD yang memberhentikan Rosa Darwanti.


(4)

Kemudian konflik eksternal yang terjadi setelah Pilkada berakhir berawal dari gugatan yang dilakukan oleh pasangan DIHATI pada Paslon pemenang Pilkada yaitu Paslon YARIS ke Mahkamah Konstitusi. Pasangan DIHATI menduga kuat bahwa Paslon Yaris telah melakukan beberapa kecurangan pada saat proses Pilkada berlangsung. Kecurangan yang dilakukan paslon YARIS yang pertama yaitu memanipulasi data hasil perolehan suara yang bersifat massif, terstrukur dan sistematis, kedua melakukan money politic terhadap beberapa warga. Gugatan yang disampaikan tim DIHATI dikabulkan oleh MK dan disidangkan pada hari Rabu 25 Mei 2011. Pihak DIHATI sebagai Pemohon dan pihak YARIS sebagai Termohon, dari hasil sidang tersebut MK memutuskan adanya money politic,dan pelanggaran yang dilakukan oleh kedua belah pihak di lapangan, namun hal itu tidak bisa mengubah hasil Pilkada dan Paslon YARIS tetap menjadi pemenang Pilkada dan segera dilakukan pelantikan.

4.6 Konflik di Partai Golkar

Pemilihan Kepala daerah kota Salatiga tahun 2011 telah terlaksana dengan lancar namun tidak sepenuhnya lancar semua, masih terjadi berbagai konflik baik konflik eksternal maupun internal. Konflik-konflik yang timbul berkaitan dengan money politic, perolehan hasil suara, dan konflik yang terjadi di antara partai-partai pengsung pasangan calon. Dari konflik-konflik yang ada di partai-partai pengusung Paslon, Partai Golkar memiliki konflik internal yang panjang, dari saat sebelum terlaksananya Pilkada sampai berakhirnya Pilkada konflik yang terjadi di internal Partai Golkar. Konflik yang terjadi berasal dari penetapan pasangan calon peserta Pilkada dari Partai Golkar, kader-kader dari Partai Golkar banyak yang ingin mencalonkan diri sebagai peserta Pilkada di tahun 2011. Ketika Partai Golkar membuka pendaftaran peserta Pilkada yang akan maju dari


(5)

Partai Golkar, Partai Golkar mendapatkan Diah Sunarsasi sebagai calon Walikota yang berpasangan dengan Teddy Sulistio sebagai Wakil Walikota. Jika dilihat secara mendalam, Diah Sunarsasi bukan kader Partai Golkar yang aktif, bahkan tidak masuk dalam jajaran kepengurusan Partai. Namun masuknya Diah sebagai calon Walikota dari Partai Golkar bukan tidak menimbulkan konflik, bahkan konflik yang timbul salah satunya dari pencalonan Diah dari Partai Golkar. Sebenarnya Golkar memiliki kader yang ingin maju sebagai calon Walikota dari Partai Golkar yaitu Rosa Darwanti yang juga Sekjen Partai Golkar dan istri Walikota sebelumnya Jhon Manopo. Rosa Darwanti sudah berkeinginan cukup lama untuk menggantikan posisi suaminya melalui Partai Golkar namun keinginannya terganjal oleh majunya Diah Sunarsasi sebagai calon Walikota dari Partai Golkar.

Akibat dari hal tersebut,suara Partai Golkar terpecah belah dikarenakan Rosa Darwanti maju dalam Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011,bukan menjadai calon walikota tetapi calon wakil walikota dari pasangannya yaitu Bambang Soetopo sebagai calon walikotanya. Rosa maju dari partai Keadilan dan Persatuan Indonesia,dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Pencalonan beliau ini tanpa persetujuan dari Partai Golkar, kita tahu bahwa Rosa adalah kader Partai Golkar sedangkan surat keputusan DPP yang diusulkan Partai Golkar menetapkan Diah Sunarsasi, sebagai calon walikota yang maju dari Partai Golkar sedangkan Rosa Darwanti tidak memiliki ijin surat keputusan dari DPP Partai Golkar. Bahkan kasus yang terjadi Rosa Darwanti terkena tipu SK palsu mengakibatkan kerugian kurang lebih 1 milyar rupiah. Kader-kader Partai Golkar sebenarnya lebih mendukung Rosa Darwanti daripada Diah Sunarsasi namun karena sudah menjadi keputusan Partai, kader-kader Golkar tetap mendukung Diah Sunarsasi


(6)

tetapi ada juga beberapa kader Partai yang mendukung Rosa Darwanti hal inilah yang memecahbelah suara Partai Golkar. Perpecahan ini berlanjut hingga sekarang yang mengakibatkan Partai Golkar di Salatiga kehilangan banyak pendukung potensial yang berakibat pada tidak solidnya lagi pimpinan Partai Golkar di Salatiga.


Dokumen yang terkait

Peran Partai Politik Dalam Pemenangan Pilkada (Studi Analisis Partai Golkar Sebagai Kendaraan Politik dalam Pilkada Kabupaten Rokan Hilir 2006)

2 42 102

KOALISI PARTAI POLITIK DALAM PEMENANGAN PILKADA (Study Kasus Koalisi DPD Partai Golkar Kabupaten Malang Tahun 2010)

2 21 35

PERAN PARTAI POLITIK GOLKAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen) Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

0 1 17

PENDAHULUAN Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

2 11 6

PERAN PARTAI POLITIK GOLKAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen) Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Politik Partai Golkar (Studi Kasus DPD Partai Golkar di Kota Salatiga pada Pilkada Tahun 2011)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Politik Partai Golkar (Studi Kasus DPD Partai Golkar di Kota Salatiga pada Pilkada Tahun 2011) T1 172008009 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Politik Partai Golkar (Studi Kasus DPD Partai Golkar di Kota Salatiga pada Pilkada Tahun 2011) T1 172008009 BAB II

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Politik Partai Golkar (Studi Kasus DPD Partai Golkar di Kota Salatiga pada Pilkada Tahun 2011) T1 172008009 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Politik Partai Golkar (Studi Kasus DPD Partai Golkar di Kota Salatiga pada Pilkada Tahun 2011)

0 0 9