Analisis potensi pelaporan akuntansi lingkungan sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan (studi kasus pada PG. Madukismo, Daerah Istimewa Yogyakarta)

(1)

ANALISIS POTENSI PELAPORAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN

TERHADAP LINGKUNGAN

(Studi Kasus pada PG. Madukismo, Daerah Istimewa Yogyakarta)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Katarina Nathania Karmila NIM: 132114077

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

ANALISIS POTENSI PELAPORAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN

TERHADAP LINGKUNGAN

(Studi Kasus pada PG. Madukismo, Daerah Istimewa Yogyakarta)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Katarina Nathania Karmila NIM: 132114077

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“HIDUPKU ADALAH TANGGUNGJAWABKU”

“Life is like riding bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” -Albert Einstein

Karya ini kupersembahkan untuk:

• Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

• Keluargaku yang senantiasa memberikan doa dan semangat


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS POTENSI PELAPORAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN

TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PG. Madukismo)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Katarina Nathania Karmila

NIM : 132114077

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS POTENSI PELAPORAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN

TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PG. Madukismo)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari penulis maupun royalty kepada penulis selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang menyatakan,


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan pernyertaan penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Kemungkinan Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan (Studi Kasus pada PG. Madukismo)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dhaema Yogyakarta.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.BA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakrta.

3. Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si, Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. PG. Madukismo yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melakukan penelitian


(9)

viii

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang banyak membantu penulis selama kuliah.

7. Mami, Papi, Ko Febri, dan Ko Niko yang telah memberi dukungan kepada penulis baik moral, spiritual maupun material selama masa kuliah.

8. Teman-teman kuliah Tere, Selvi, Elsa, Dewi, Mariana dan Cece yang sudah memberikan doa dan semangat selama kuliah.

9. Teman-teman akuntansi angkatan 2013 dan teman-teman pejuang MPAT untuk bantuan dan masukannya.

10.Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penelitian ... 5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Lingkungan ... 7


(11)

x

1. Pengertian Akuntansi Lingkungan ... 8

2. Tujuan Akuntansi Lingkungan ... 8

3. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan ... 10

C. Konsep Ekoefisiensi ... 12

D. Biaya Lingkungan ... 13

E. Penilaian Siklus Hidup ... 17

F. Laporan Keuangan ... 18

1. Tujuan Laporan Keuangan ... 18

2. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan ... 19

3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan yang Berkaitan Secara Langsung dengan Pengukuran Posisi Keuangan ... 21

4. Unsur-unsur Laporan Keuangan yang Secara Langsung Terkait dengan Pengukuran Laba ... 22

5. Penyajian Laporan Keuangan ... 23

G. Pelaporan Biaya Lingkungan ... 24

H. Penelitian Terdahulu ... 25

BAB III: METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28

D. Data yang Dicari ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29


(12)

xi

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

A. Identitas Perusahaan ... 31

B. Sejarah Perusahaan ... 31

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 32

D. Struktur Organisasi ... 33

E. Lokasi Perusahaan ... 35

F. Produksi ... 35

G. Pengelolaan Limbah di PG. Madukismo ... 36

BAB V: ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42

BAB VI: PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan ... 53

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Pengelompokan Biaya Lingkungan berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting

(IFAC: 2005) ... 13

Tabel 2.2: Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2013 ... 24

Tabel 4.1: Jumlah Karyawan PT. Madubaru ... 34

Tabel 4.2: Sumber, Macam, dan Sifat Limbah PG. Madukismo ... 36

Tabel 5.1: Aktivitas dan Komponen Biaya Lingkungan PG. Madukismo ... 44

Tabel 5.2: Pengungkapan Biaya Lingkungan PG. Madukismo ... 45

Tabel 5.3: Identifikasi Biaya Lingkungan PG. Madukismo Menurut Pengelompokan Biaya Lingkungan IFAC (2005) ... 48

Tabel 5.4: Laporan Biaya Lingkungan PG. Madukismo Berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) ... 51


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(15)

xiv ABSTRAK

ANALISIS POTENSI PELAPORAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN

TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PG. Madukismo)

Katarina Nathania Karmila NIM: 132114077 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui potensi penerapan pelaporan biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005). Penelitian dilakukan di PG. Madukismo.

Jenis penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskripstif dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung dan membandingkan kondisi perusahaan dengan standar yang berasal dari International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan memiliki potensi menerapkan pelaporan lingkungan yang sesuai dengan International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005), dengan syarat ada pemisahaan biaya air dan listrik, serta biaya tenaga kerja pelaksana lingkungan.


(16)

xv

ABSTRACT

POTENTIAL ANALYSIS OF ENVIRONMENTAL ACCOUNTING REPORTING AS A COMPANY'S RESPONSIBILITY FOR

ENVIRONMENTAL ASSISTANCE (Case Study on PG Madukismo)

Katarina Nathania Karmila NIM: 132114077 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aimed to know the potential implementation of environmental cost reporting based on International Guideline Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005). The study was conducted at PG. Madukismo.

The type of research was case study. Data was obtained by interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used was descriptive analysis by identiying, classifying, computing and comparing the firm conditions with standards derived from International Document Accounting for Environmental Management (IFAC, 2005).

The results showed the company has the potential to apply environmental reporting based on International Document of Environmental Management Accounting (IFAC, 2005), provided that there was separation of water and electricity costs, as well as the cost of the environmental implementer.


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gula merupakan komoditi penting bagi masyarakat Indonesia. Gula tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga, tetapi juga sebagai bahan pemanis utama yang digunakan sebagai bahan baku pada industri makanan dan minuman. Industri gula meningkat pesat baik pada skala regional maupun nasional seirirng dengan daya beli konsumen masyarakat Indonesia. Meningkatnya kebutuhan bahan baku gula pada industri-industri menciptakan prospek industri gula semakin cerah sehingga industri gula akan memaksimalkan produktivitasnya dan menyebabkan limbah produksi yang dihasilkan juga meningkat.

Pada umumnya, perusahaan hanya berorientasi pada peningkatan laba dengan memaksimalkan proses produksi tanpa memerhatikan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan sekitar. Agustia (2010) menyatakan bahwa perusahaan manufaktur di dalam operasinya selain menghasilkan produk, juga menghasilkan limbah. Hal ini disebabkan oleh adanya inefisensi dalam operasi perusahan tersebut. Konsep mengenai pengelolaan lingkungan yang dipahami perusahaan adalah terbatas pada pengelolaan limbah yang dihasikan dari proses produksi, tanpa adanya pertimbangan untuk mengubah proses produksi agar limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.


(18)

Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini memunculkan banyak respon dari berbagai pihak untuk melakukan upaya dalam mengatasi kerusakan lingkungan, di antaranya konsumen, stakeholder, pemerintah dan pihak terkait dalam lingkungan hidup baik secara independen, nasional maupun internasional (Fitriyani & Mutmainah, 2011). Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Hal ini terjadi akibat dari tek1970-an1970-an lembaga-lembaga buk1970-an pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja. Pengelolaan limbah yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan pengukuran, penilaian, pengungkapan, dan pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan proses produksi perusahaan.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan peraturan berkenaan dengan pencemaran lingkungan. Salah satunya adalah Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 hingga 4 menyatakan: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan /atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, (2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dalam memperhatikan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak melaksanakan


(19)

kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan (4) ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

PG. Madukismo adalah perusahaan manufaktur yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. PG. Madukismo memproduksi gula sebagai produksi utama dan alkohol spiritus sebagai produksi samping. Dalam proses produksi gula dari tanaman tebu yang diproses menjadi gula kasar atau gula murni akan menghasilkan limbah produksi. PG. Madukismo telah melakukan pencegahan dan penanganan terhadap limbah produksinya. Namun, pecatatan biaya pencegahan dan penanganan limbah masih tergabung dalam pos Harga Pokok Penjualan. Oleh karena itu, PG. Madukismo perlu menerapkan akuntansi lingkungan agar pelaporan biaya lingkungan dapat dilihat lebih rinci. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan memajukan perkembangan perusahaan ke arah yang lebih baik.


(20)

B. Rumusan Masalah

Apakah pelaporan biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) dapat diterapkan di PG. Maduksimo?

C. Batasan Masalah

Fokus penelitian ini adalah biaya lingkungan dalam konsep penilaian siklus hidup (life cycle assesment). Perlakuan biaya lingkungan mencakup pengakuan biaya lingkungan dan pengungkapan biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005).

.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah pelaporan biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) dapat diterapkan di PG. Maduksimo.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menerapkan akuntansi lingkungan di laporan keuangannya.


(21)

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi koleksi pustaka tentang akuntansi lingkungan.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat belajar sekaligus menerapkan teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan dan dapat memenuhi keingintahuan penulis mengenai akuntansi lingkungan.

4. Bagi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan pihak-pihak yang berkepentingan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sarana untuk mencermati lingkungan hidup dan mendorong pembakuan standarisasi mengenai akuntansi lingkungan di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang semua teori yang mendukung penulisan, dari studi pustaka yang diguanakan sebagai pengolahan data, yaitu studi pustaka mengenai perlakuan


(22)

biaya lingkungandalam akuntansi lingkungan dan teori-teori lain yang mendukungnya.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari dan teknis pengolahan data. BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, letak geogafis, struktur organisasi perusahaan, kegiatan produksi, manajemen lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan, serta sistem pencatatan dan pelaporan biaya lingkungan perusahaan.

BAB V Analisis dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah analisis yang dipakai untuk menjawab permasalahan dalam rumusan masalah yang kemudian akan dibahas.

BAB VI Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran yang diambil terkait dengan analisis dan pembahasan mengenai permasalahan yang ada


(23)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan

Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 yang kemudian disempurnakan oleh Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, keduanya mendefinisikan pengertian lingkungan hidup sebagai berikut:

"Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain."

Menurut Darsono (1995), lingkungan adalah semua benda dan kondisi, termasuk manusia dan kegiatan mereka, yang terkandung dalam ruang di mana manusia dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya. Menurut Danusaputra (1980), lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya. lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita (Soemarwoto, 1997).


(24)

B. Akuntansi Lingkungan

1. Pengertian Akuntansi Lingkungan

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection Agency (US EPA): “Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk menyajikan biaya-biaya lingkungan bagi para stakeholders perusahaan, yang mampu mendorong pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu yang bersamaan, perusahaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan”.

2. Tujuan Akuntansi Lingkungan

Menurut Ikhsan (2008) tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan untuk pihak-pihak yang memerlukan. Tujuan dikembangkannya akuntansi lingkungan antara lain meliputi:

a. Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan.

Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya


(25)

konservasi lingkungan. Data akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya keseluruhan konservasi lingkungan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang berlangsung terus menerus.

b. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat.

Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan, dan hasilnya kepada publik. Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari berbagai pihak, pelanggan, dan masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk mengubah pendekatan perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan lingkungan.


(26)

3. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan

Menurut Ikhsan (2008) Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu:

a. Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan. Sistem informasi lingkungan perusahaan memungkinkan fungsi internal untuk mengukur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis.


(27)

b. Fungsi Eksternal

Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan. Statements of Financial Accounting Concepts atau SFAC No.1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi kepada pihak eksternal tentang bagaimana manajemen perusahaan dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber ekonomi yang dipercayakan kepada perusahaan. Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan-perusahaan dalam memenuhi pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para stakeholders yang secara simultan sangat berarti untuk kepastian evaluasi dari kegiatan konservasi lingkungan.


(28)

C. Konsep Ekoefisiensi

Menurut Hansen dan Mowen (2007: 410), ekoefiensi adalah kemampuan perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa yang secara simultan mengurangi dampak lingkungan yang negatif, konsumsi sumber daya, dan biaya.Konsep ini mengandung tiga pesan penting, yaitu:

1) Perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi seharusnya dapat saling melengkapi.

2) Perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipandang hanya sebagai amal dan derma, melainkan sebagai kebersaingan.

3) Ekoefisiensi adalah suatu pelengkap dan mendukung pengembangan yang berkesinambungan.

Ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari perbaikan kinerja lingkungan. Penyebab-penyebab yang mendorong peningkatan ekoefiensi, antara lain:

1) Permintaan pelanggan akan produk yang lebih bersih, yaitu produk yang ramah lingkungan

2) Pegawai yang lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggungjawab terhadap lingkungan dan akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar

3) Perusahaan cenderung memperoleh keuntungan eksternal, seperti biaya modal yang lebih rendah dan tingkat asuransi yang lebih rendah.


(29)

4) Keuntungan sosial yang signifikan sehingga citra perusahaan menjadi lebih baik

5) Melakukan inovasi dan mencari peluang baru

6) Pengurangan biaya lingkungan dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan bersaing

D. Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya lingkungan juga diartikan sebagai dampak, baik moneter atau non-moneter yang terjadi oleh hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan (Ikhsan, 2008).

Tabel 2.1

Pengelompokan Biaya Lingkungan berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting

(IFAC: 2005) No. Biaya

Lingkungan

Sub Komponen

Biaya Lingkungan Keterangan 1. Biaya Bahan

Output Produk

a.Bahan Mentah dan Bahan pembantu b.Bahan

Pembungkus c.Air dan Energi

Termasuk biaya penyedia sumber daya seperti air dan biaya pembelian bahan lainnya yang akan diproduksi menjadi suatu output produk.

2. Biaya Bahan Output Non-Produk

a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu b. Bahan

Pembungkus c. Bahan Operasi d. Air dan Energi e. Biaya

Pemrosesan

Termasuk biaya pembelian dan pengolahaan sumber daya dan bahan lainnya yang menjadi output non-produk.


(30)

Tabel 2.1

Pengelompokan Biaya Lingkungan Berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting

(IFAC: 2005) (lanjutan)

No. Biaya

Lingkungan

Sub Komponen

Biaya Lingkungan Keterangan 3. Biaya

Pengendalian Limbah dan Emisi a. Depresasi Peralatan Pengendalian Limbah

b. Bahan Operasi c. Air dan Energi d. Tenaga Internal e. Jasa eksternal f. Biaya-biaya,

Perijinan dan Pajak

g. Asuransi h. Pemulihan dan

kompensasi

Temasuk biaya penanganan, perlakuan dan pembuangan limbah dan emisi, biaya perbaikan dan ganti rugi karena kerusakan lingkungan dan semua biaya yang berkaitan dengan kepatuhan atas regulasi lingkungan yang berkaitan dengan pengendalian limbah dan emisi.

4. Biaya Pencegahan dan Biaya Pengelolaan Lingkungan a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal c. Jasa Eksternal d. Biaya lainnya

Termasuk biaya yang timbul karena adanya kegiatan lingkungan yang bersifat preventif. Biaya pengelolaan lingkungan lainnya seperti perencanaan perbaikan lingkungan, pengukuran kualitas lingkungan, komunikasi dengan masyarakat dan kegiatan-kegiatan lain yang relevan. 5. Biaya Riset

dan

Pengembang-an

a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal c. Jasa Eksternal

Termasuk dalam kelompok ini adalah biaya aktivitas riset dan pengembangan yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan, seperti biaya riset potensi racun/zat berbahaya pada bahan baku, biaya pengembangan produk yang hemat energi atau ramah lingkungan, biaya uji coba desain peralatan baru yang dapat menghemat penggunaan bahan baku.


(31)

Tabel 2.1

Pengelompokan Biaya Lingkungan Berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting

(IFAC: 2005) (lanjutan) No. Biaya

Lingkungan

Sub Komponen

Biaya Lingkungan Keterangan 6. Biaya Tak

Berwujud

Termasuk biaya internal dan eksternal yang tak berwujud (sulit dihitung) yang biasanya tidak ditemukan dalam sistem informasi perusahaan namun nilainya berpotensi signifikan. Biaya ini mencakup kewajiban (liability) seperti biaya pertimbangan hukum atas kerusakan alam, biaya regulasi seperti biaya masa yang akan datang akibat efek gas rumah kaca.

Sumber: Internatioanal Federation of Accountants (IFAC)

Pendekatan lain untuk mengelompokan biaya lingkungan dilakukan oleh Hansen dan Mowen (2007: 780) yang mengembangkan environmental quality cost model yang diadopsi dari quality cost model dalam konsep total quality management. Dengan pendekatan ini manajemen akan memandang bahwa kondisi yang ideal adalah nol (tidak ada) kerusakan lingkungan atau zero damage to the environment yang analog dengan zero-defects dalam total quality management. Kerusakan yang dimaksud dalam konteks ini adalah penurunan kualitas lingkungan secara langsung berupa pencemaran limbah padat, cair atau gas ke lingkungan, maupun penurunan kualitas lingkungan secara tidak langsung berupa penggunaan bahan dan energi yang tidak perlu. Dengan demikian maka biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh perusahaan ditujukan untuk mencapai zero damage to the environment.


(32)

Berdasarkan pendekatan tersebut maka pengelompokan biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2007: 413) adalah sebagai berikut:

1. Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost)

Biaya yang timbul dari aktivitas untuk mencegah kotoran dan limbah produksi merusak lingkungan. Contoh: biaya mendesain proses/produk yang dapat meminimalkan atau menghilangkan polusi, biaya studi dampak lingkungan, dan sebagainya.

2. Biaya deteksi lingkungan (environmental detection cost)

Biaya yang timbul dari aktivitas untuk menjadikan produk, proses, dan aktivitas lain dalam perusahaan memenuhi standar lingkungan yang ditetapkan. Contoh: biaya audit aktivitas lingkungan, biaya melakukan uji polusi, dan sebagainya.

3. Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure cost) Biaya yang timbul dari aktivitas yang dilakukan karena kotoran dan limbah telah dihasilkan namun belum dibuang ke lingkungan sekitar perusahaan. Contoh: biaya pengolahan dan pembuangan limbah berbahaya, biaya daur ulang sisa bahan, dan sebagainya.

4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure cost)

Biaya yang timbul sesudah kotoran dan limbah dibuang ke lingkungan sekitar perusahaan. Biaya ini terbagi lagi menjadi dua yaitu:

a) Biaya kegagalan eksternal yang terealisasi (realized external failure cost) yaitu biaya yang ditanggung dan dibayar oleh perusahaan.


(33)

Contohnya yaitu biaya konservasi lahan yang rusak, biaya pembersihan lingkungan yang tercemar, dan sebagainya.

b) Biaya kegagalan eksternal yang tidak terealisasi (unrealized external failure cost) yaitu biaya yang ditanggung dan dibayar oleh pihak lain di luar perusahaan dan tidak termasuk dalam kelompok biaya lingkungan yang harus diakui dan dibebankan ke perusahaan walaupun timbulnya biaya tersebut disebabkan oleh perusahaan, biasanya secara tidak langsung. Biaya ini disebut juga biaya sosial (societal cost). Contohnya yaitu biaya pengobatan warga yang sakit karena terpapar polusi akibat aktivitas perusahaan, biaya kehilangan lingkungan yang sehat, dan sebagainya.

E. Penilaian Siklus Hidup

Menurut Hansen dan Mowen (2007: 423), biaya produk lingkungan dapat menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan pembenahan produk perusahaan. Pembenahan produk meliputi praktik mendesain, membuat, mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan kerusakan lingkungan. Untuk meningkatkan pembenahan produk dilakukan penilaian siklus hidup (life cycle assessment), yaitu pengidentifikasian pengaruh lingkungan dari suatu produk selama siklus hidupnya dan kemudian mencari peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan. Penilaian siklus hidup membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan.


(34)

Penilaian biaya siklus hidup membebankan beberapa biaya desain produk pada biaya lingkungan. Biaya siklus hidup adalah fungsi dari penggunaan bahan baku, energi yang dikonsumsi, dan pelepasan limbah ke lingkungan yang berasal dari proses produksi. Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal, yaitu:

1. Analisis persediaan (inventory analysis): memberikan perincian bahan baku, energi, dan pelepasan limbah ke lingkungan dari suatu produk.

2. Analisis dampak (impact analysis): menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain dan memberikan peringkat relatif/penilaian biaya dari pengaruh-pengaruh tersebut.

3. Analisis perbaikan (improvement analysis): bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh analisis persediaan dan analisis dampak.

F. Laporan Keuangan

1. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 1 Tahun 2013 adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau


(35)

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

2. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi.

b. Relevan

Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c. Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.


(36)

d. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur sesuai dengan apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

e. Substansi Mengungguli Bentuk Transaksi

Peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.

f. Pertimbangan sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.

g. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak relevansi.


(37)

h. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

i. Tepat waktu

Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.

j. Keseimbangan antara biaya dan manfaat-manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya.

3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan yang Berkaitan Secara Langsung dengan Pengukuran Posisi Keuangan

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.

b. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan


(38)

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.

d. Kinerja keuangan

4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Yang Secara Langsung Terkait dengan Pengukuran Laba

a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal.


(39)

5. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban (PSAK 1, 2013). Laporan keuangan entitas meliputi:

a. Neraca

b. Laporan laba rugi

c. Laporan perubahan ekuitas d. Laporan arus kas

e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. f. Identifikasi laporan keuangan

Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan. Jika laporan keuangan merupakan komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan harus dibedakan dari informasi lain dalam laporan tersebut.


(40)

G. Pelaporan Biaya Lingkungan

Pelaporan biaya lingkungan adalah penting jika sebuah organisasi serius memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya. Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memeberikan perincian biaya lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori memberikan dua hasil yang penting, yaitu dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan dan jumlah relative yang dihabiskan untuk setiap kategori (Hansen, 2007). Contoh laporan biaya lingkungan tersajikan pada tabel 2.2

Tabel 2.2

Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2013 No. Komponen Biaya Lingkungan Biaya Lingkungan

(Rp)

% dari Total Biaya Operasional

1. Biaya Bahan Output Produk - -

2. Biaya Bahan Output Non-Produk Biaya air dan listrik xxx

xxx xx%

Total Biaya Bahan Output Non-Produk 3. Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi

Biaya pengelolaan limbah cair xxx

xxx xx%

Biaya depresiasi incenerator xxx Total Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi

4. Biaya Pencegahan dan Biaya Pengelolaan Lingkungan Biaya penyehatan ruang dan

bangunan

xxx

xxx xx%

Biaya pemantauan kualitas udara xxx Total Biaya Pencegahan dan Biaya Pengelolaan Lingkungan

5. Biaya Riset dan Pengembangan

Uji limbah cair xxx

xxx xx%

Total Biaya Riset dan Pengembangan 6. Biaya Tak Berwujud

Biaya Sertifikasi lingkungan xxx

xxx xx%

Total Biaya Lingkungan

Total Biaya Operasional xxx 100%


(41)

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengangkat topik mengenai penerapan akuntansi lingkungan. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Menurut Perdana (2015), hasil penelitiannya yang berjudul penerapan akuntansi lingkungan sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan menunjukkan bahwa PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah mengakui adanya biaya lingkungan namun pada penyajian laporan laba rugi komprehensif masih digabungkan dengan biaya-biaya umum lainnya. Peneliti menyimpulkan bahwa perusahaan dapat menerapkan akuntansi lingkungan dalam pelaporan keuangannya.

Penelitian lainnya menurut Rustika (2011) yang berjudul analisis pengaruh penerapan akuntansi manajemen lingkungan dan strategi terhadap inovasi perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Jawa Tengah) menunjukkan bahwa penerapan Environmental Management Accounting (EMA) dan strategi terhadap inovasi perusahaan memiliki pengaruh positif pada inovasi produk dan inovasi proses. Hasil dari penelitian ini umumnya mendukung hipotesis pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Jawa Tengah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran perusahaan akan pentingnya lingkungan berpengaruh signifikan terhadap inovasi perusahaan.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan akuntansi lingkungan berperan penting dalam menjaga lingkungan sekitar dari pencemaran yang ditimbulkan perusahaan.


(42)

Perusahaan tidak hanya meningkatkan profit tetapi juga peduli terhadap lingkungan. Akuntansi lingkungan juga perlu diterapkan dalam laporan keuangan agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan.

Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada obyek yang berbeda, yaitu pabrik gula. Penulis akan menganalisis pelaporan biaya lingkungan meliputi pengidentifikasian, pengakuan, penyajian dan pengungkapan yang diterapkan pabrik gula dengan IFAC (International Guidance Document) dan menarik kesimpulan dari hasil analisis.


(43)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang merupakan kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif (Kountur, 2005: 105) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu (Creswell, 2008: 19). Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di PG. Madukismo. 2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari 2017 sampai dengan Maret 2017.


(44)

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber obyek yang akan diteliti dan dikenai simpulan dari hasil penelitian. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Departemen Akuntansi b. Departemen Produksi

c. Departemen bagian lainnya yang memiliki kepentingan dan tanggung jawab terhadap manajemen lingkungan yang diterapkan dalam proses pengolahan limbah dan daur ulang.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah data sebagai obyek yang akan diteliti. Obyek penelitian ini adalah sebuah perusahaan manufaktur yaitu PG. Madukismo.

D. Data yang dicari

Data yang dicari dalam penelitian ini adalah: 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 2. Struktur Organisasi Perusahaan

3. Kebijakan-kebijakan Lingkungan

4. Data Produksi mengenai proses produksi gula dan jenis limbah yang dihasilkan.


(45)

5. Data Manajemen Lingkungan mengenai penanganan limbah yang dilakukan PG. Madukismo

6. Data Akuntansi mengenai Biaya Pengelolaan Lingkungan 7. Laporan keuangan perusahaan tahun 2015

E. Teknis Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah cross sectional survei. Cross sectional survei (Kountur, 2005:106) adalah metode pengumpulan data dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu.

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan orang-orang dalam perusahaan tentang kebijakan lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menyalin catatan-catatan dan data-data dalam perusahaan berkaitan dengan pengolahan limbah dan laporan keuangan perusahaan.


(46)

F. Teknis Analisis Data

Langkah-Langkah yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan komponen biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005).

2. Mendeskripsikan pengakuan biaya lingkungan yang dilakukan oleh PG. Madukismo.

3. Mendeskripsikan aktivitas dan komponen biaya lingkungan yang dilakukan oleh PG. Madukismo.

4. Mendeskripsikan penyajian dan pengungkapan biaya yang dilakukan oleh PG. Madukismo.

5. Mengevaluasi pengakuan, penilaian, pengungkapan biaya lingkungan berdasarkan International guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan biaya lingkungan menurut PG. Maduksimo.

6. Memberikan kesimpulan tentang dapat diterapkannya pelaporan akuntansi lingkungan pada PG. Madukismo berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis.


(47)

31 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Madubaru / PG.PS. Madukismo Alamat Perusahaan : Padokan Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul

Yogyakarta 55181

Nomor Telepon : (0274) 377 039 dan (0274) 377 916 Nomor Fax : (0274) 373 071

E-mail : madubaru@yahoo.com Website : www.madubaru.comyr.com

B. Sejarah Perusahaan

PG. Madukismo dibangun pada 14 Juni 1955 sampai dengan 31 Maret 1958 dengan kontraktor Machinen Fabriek Sangerhausen dari Jerman Timur. Peletakan batu terakhirnya dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pabrik ini diresmikan secara langsung oleh Presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958 dengan bentuk perseroan terbatas. Setelah peresmian pabrik oleh Ir. Soekarno, pabrik mulai beroperasi untuk memproduksi gula. Hak kepemilikan pabrik atau saham pabrik ini terbagi menjadi dua, yaitu 75% saham milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan 25% saham mikik pemerintah RI.


(48)

Pada tahun 1962, pemerintah RI mengambil alih semua pabrik gula baik yang dimiliki asing, swasta, ataupun semi swasta dan sejak tanggal 11 Maret 1962 status PG. Madukismo berubah menjadi Perusahaan Negara dan berada dibawah BPUPPN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Pada tanggal 3 September 1968 status PG. Madukismo kembali menjadi perseroan terbatas dengan nama PT. Madubaru.

Pada tanggal 4 Maret 1984, dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, PT. Madubaru kembali dikelola oleh pemerintah RI dengan menunjuk PT. Rajawali Nusantara Indonesia sebagai pengelolanya. Hal ini didasarkan oleh perjanjian yang dilakukan pada tanggal 4 Maret 1984 yang dilakukan oleh Direktur utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemegang saham terbesar. Dalam perkembangannya, komposisi hak kepemilikan pada PT. Madubaru menjadi 65% milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan 35% milik pemerintah Indonesia. Pada awal tahun 2004 kepemilikan saham pemerintah dialihkan kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia dan sejak saat itu PT. Madubaru dikelola secara mandiri oleh Direksi.

C. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan

Visi dari PT. Madubaru adalah menjadi perusahaan Agro industri yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.


(49)

2. Misi Perusahaan

Misi PT. Madu Baru adalah sebagai berikut:

a) Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b) Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.

c) Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.

d) Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share holder values.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Madubaru adalah struktur organisasi fungsional yaitu sistem organisasi yang wewenang pimpinan dilimpahkan kepada bagian-bagian organisasi yang ada di bawahnya dalam bidang kerja tertentu. Struktur organisasi PT. Madubaru Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1.

Komisaris Utama : GKR Pembayun

2.

Komisaris : - Drs. H. Sumargono Kusumodiningrat - Djoko Retnadi, S.E.


(50)

DIREKTUR KABAG TANAMAN STAF KHUSUS LTD KABAG

INSTALASI PABRIKASIKABAG

KABAG PABRIK SPIRITUS KABAG PEMASARAN KABAG AKT & KEU KABAG SDM & UMUM KEPALA SPI DEWAN KOMISARIS

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Berdasarkan peraturan perusahaan yaitu SK Kanwil Departemen Tenaga Kerja terdapat dua macam tenaga kerja PT. Madubaru, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap terdiri dari karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan kerja paruh waktu (KKWT) yang hanya bekerja pada masa produksi dan karyawan borongan yang bekerja hanya saat ada pekerjaan borong.

Tabel 4.1

Jumlah Karyawan PT. Madubaru Karyawan pimpinan 56 orang Karyawan pelaksana 388 orang

KKWT 934 orang

Borongan tebangan dan garap kebun

± 3.000 orang Sumber: PT. Madukismo,2015.


(51)

E. Lokasi Perusahaan

PT. Madubaru mempunyai usaha pokok yaitu Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol/Spiritus Madukismo. Kedua pabrik ini terletak ± 5 km arah barat daya Yogyakarta, tepatnya di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik gula dan pabrik spiritus menempati luas area 276.000 m2 dengan luas bangunan 51.000 m2.

F. Produksi

1. Kegiatan Produksi

Bahan baku dalam pengolahan gula di PG. Madukismo adalah Tebu. Tebu yang akan diproses menjadi gula berasal dari tebu perkebunan PG. Madukismo yaitu perkebunan rakyat yang berada di beberapa daerah seperti di daerah DIY, Purwokerto, Temanggung Klaten, Wonosari, Karang Anyar, Sragen dan lain-lain. Proses produksi PG. Madukismo dilakukan selama kurang lebih 3 sampai 7 bulan tergantung dari jumlah tebu yang digiling. Ada beberapa tahapan yang dilakukan PG. Madukismo dalam proses produksi yang digunakan. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan di stasiun penggilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun pemasakan/kristalisasi, stasiun pemutaran, dan stasiun penyelesaian.


(52)

2. Jenis Produk PT. Madubaru a) Produksi Utama

Produksi utama dari PG. Madukismo yaitu gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih).

b) Produksi Samping

Produk samping dari PS. Madukismo yaitu: 1) Alkohol Murni yang berkadar 95%. 2) Spiritus Bakar yang berkadar 94%.

G. Pengelolaan Limbah di PG. Maduksimo 1. Karakteristik Limbah

Secara umum limbah yang dihasilkan PG. Madukismo dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu limbah padat, limbah cair, limbah gas, serta limbah B3.

Tabel 4.2

Sumber, Macam, dan Sifat Limbah PG. Madukismo

No Sumber Macam bahan

buangan

Sifat fisika Sifat kimia 1. Stasiun

pemerahan

a. Gilingan Ampas, bocoran minyak pelumas Padat/cair, terapung Air pendingin metal Mengendap, suhu normal b. Diffuser Ampas, bocoran

minyak pelumas

Padat/cair, terapung 2. Mesin-mesin Air pendingin

mesin

Cair, suhu normal


(53)

Tabel 4.2

Sumber, Macam, dan Sifat Limbah PG. Madukismo (lanjutan)

S

S

Sumber: PT. Madubaru, 2015.

No Sumber Macam bahan

buangan

Sifat fisika Sifat kimia 3. Stasiun ketelan Ampas, abu Padat,

mengendap

Agak asam/basa Air kurasan Slurry

(padatan) suhu >50oC 4. Stasiun

Pembangkit listrik Bocoran minyak pelumas Terapung dalam air 5. Stasiun

Pemurnian

Blotong Padat

Kapur Cair

Soda Cair, suhu

normal Air pendingin vacuum filter Cair Air pendingin tobong sublimator Cair, suhu 60-70oC

6. Stasiun penguapan

Air pendingin kondensor

Cair, suhu >42oC

Netral

Soda Cair basa

7. Stasiun masakan

Air pendingin kondensor

Cair Netral

8. Stasiun Pendingin

Air pendingin Cair, suhu normal 9. Stasiun

puteran

Tetes/molasses Cair, suhu normal

pH5,5-6,5 10. Laboratorium Larutan

gula/nira

Cair pH<7

Air Cair Netral

Bahan kimia lain

Cair pH


(54)

2. Pengelolaan limbah a. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu menjadi gula adalah pucuk tebu, daun kering, tebu yang tercecer, ampas tebu (bagas), blotong, dan abu sisa pembakaran ampas. Pucuk tebu, daun kering, dan tebu yang tercecer jumlahnya sedikit sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Sementara ampas tebu (bagas), blotong, dan abu ketel jumlahnya banyak dan memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari manusia dan lingkungan sekitar. Limbah padat yang paling banyak dihasilkan pada industri gula kristal putih adalah ampas tebu (bagas).

1) Ampas tebu berasal dari stasiun penggilingan. Ampas tebu berupa cacahan tebu kering yang telah terpisah dari cairannya (nira). Limbah padat ini oleh PG. Madukismo dimanfaatkan sebagai bahan bakar stasiun ketelan untuk menghasilkan energi uap dan energi listrik. Energi digunakan untuk mendukung proses produksi. Ampas tebu juga dapat digunakan sebagai pakan ternak atau dicampur dengan blotong dan abu ketel untuk digunakan sebagai pupuk.

2) Blotong merupakan endapan yang dihasilkan dari proses pemurnian nira pada stasiun pemurnian. Nira disaring


(55)

menggunakan rotary vacuum filter untuk memisahkan nira dengan blotong. Blotong memiliki kadar air 50% sehingga perlu ditambahkan sedikit ampas tebu kemudian ditekan sehingga blotong yang dihasilkan bersifat padat dan remah dengan kadar air 30 %. Blotong yang padat dan remah ini ditampung dalam dump truck untuk didistribusikan ke lahan pertanian dan pabrik pupuk.

3) Abu ketel dari boiler terdiri dari dua yaitu abu yang keluar melalui cerobong dan ditangkap dengan alat dust collector dan abu ketel yang keluar dari hasil pembersihan dapur boiler. Abu ketel merupakan sisa pembakaran gorek dapur ketel. Abu ketel sebagian besar mengandung unsur karbon, disamping unsur mikro lainnya. Abu ketel berfungsi untuk urug tanah dan bahan pembuatan batako.

b. Limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan PG. Madukismo adalah air pendingin, air bekas pencucian lantai, ceceran nira, air kurasan, larutan soda bekas dan kapur, air bekas cucian evaporator, air jatuhan kondensor, tetes/molasses, dan air penangkap abu boiler. Limbah cair yang dihasilkan oleh proses produksi gula ditangani dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Limbah cair berupa ceceran nira merupakan limbah organik, sehingga


(56)

penanganan limbah ini menggunakan sistem biologis menggunakan bakteri inola sp. Limbah cair berupa tetes/molasses menjadi bahan utama dari PS. Madukismo dan limbah cair dari stasiun produksi diolah secara terpisah dengan prinsip pengendapan pada kolam IPAL yang tersedia. Setelah pencemar dalam limbah tersebut hilang, maka yang tersisa adalah air bersih yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi gula.

c. Limbah Gas

Selain menghasilkan limbah dalam bentuk padatan dan cairan, proses produksi gula PG. Madukismo juga menghasilkan limbah gas yang dapat mencemari udara. PG. Madukismo mempunyai 6 unit boiler tersebut sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan, karena emisi cerobongnya mengeluarkan gas buang sisa pembakaran yang mengandung CO2 dan partikel

abu, sehingga menimbulkan polusi udara. Oleh karena itu dari 6 unit boiler tersebut pada masing-masing boiler dilengkapi dengan alat penangkap debu (Dust Collector) dengan sistem Dry Cyclone. Untuk mengontrol efektivitas Dust Collector tersebut pada masing-masing cerobong dilengkapi lubang untuk mengambil sample emisi (tempat sampling). Dari hasil beberapa sample emisi gas cerobong menunjukkan bahwa parameter yang telah


(57)

ditetapkan pemerintah semuanya terpenuhi, berarti emisi gas cerobong boiler PG. Madukismo cukup ramah lingkungan.

d. Limbah B3

Limbah B3 yang dihasilkan berupa bocoran minyak pelumas/oli dan aki bekas. Limbah ini berbahaya dan beracun karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup (membahayakan kesehatan dan lingkungan). Volume oli sisa proses adalah 70-105 liter/hari. Oli dan Accu bekas (rusak) tersebut di simpan dalam drum dan ditempatkan dalam gudang penyimpanan sementara, yang selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga yang telah ditunjuk oleh pemerintah.


(58)

42 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Mengidentifikasikan komponen biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005)

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis. PG. Madukismo telah melakukan penanganan dan pencegahan terhadap limbah produksinya. PG. Madukismo juga bekerjasama dengan perusahaan lain dalam pengolahan limbah, seperti pengolahan limbah blotong yang diolah menjadi pupuk organik pada PT. Victory. Penulis mengidentikasikan komponen biaya lingkungan yang dilakukan PG. madukismo sebagai berikut:

1) Air dan listrik 2) Biaya depresiasi

a) Depresiasi Dust Collector b) Depresiasi alat-alat pertanian 3) Biaya pembibitan

a) Bibit Pokok Utama b) Bibit Pokok

c) Bibit Nenek d) Bibit Induk e) Bibit Datar f) Pembelian bibit g) Pompa Air dan Hama


(59)

4) Biaya tenaga kerja PG. Madukismo 5) Izin gangguan

6) Pengangkutan blothong 7) Biaya uji laboratorium

a) Uji limbah cair b) Uji emisi

c) Uji FK Air&BIO

d) Pengambilan contoh uji spesimen kesehatan

2. Mendeskripsikan pengakuan biaya lingkungan yang dilakukan oleh PG. Madukismo

Pengakuan biaya lingkungan yang dilakukan PG. Madukismo digolongkan menjadi satu dengan biaya produksi perusahaan. Biaya lingkungan yang dilakukan oleh PG. Madukismo meliputi:

1) Air dan listrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka pemakaian air dan listrik untuk proses produksi.

2) Biaya depresiasi adalah biaya penyusutan peralatan yang digunakan oleh perusahaan.

3) Biaya pembibitan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli, menanam dan memelihara bibit tebu.

4) Biaya tenaga kerja PG. Madukismo adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian pabrikasi. 5) Izin gangguan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk


(60)

6) Pengangkutan blotong merupakan biaya jasa transportasi yang dikeluarkan perusahaan untuk mengangkut blothong ke kebun-kebun.

7) Biaya uji laboratorium merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan pengujian emisi dan limbah cair.

3. Mendeskripsikan aktivitas dan komponen biaya lingkungan yang dilakukan oleh PG. Madukismo.

Aktivitas dan komponen biaya lingkungan yang dilakukan oleh PG. Madukismo disajikan dalam tabel 5.1

Tabel 5.1

Aktivitas dan Komponen Biaya Lingkungan PG. Madukismo

No. Aktivitas Lingkungan PG. Madukismo Komponen Biaya PG. Madukismo Keterangan

1. Penangkap abu ketel

Biaya air dan listrik Air dan listrik digunakan dalam kegiatan produksi tebu Depresiasi Dust

Collector

Dust Collector merupakan alat untuk menangkap debu sebagai upaya pengendalian limbah abu ketel

2. Pembibitan tebu a. Bibit Pokok Utama b. Bibit Pokok c. Bibit Nenek d. Bibit Induk e. Bibit Datar f. Pembelian bibit g. Pompa Air dan

Hama

Pembibitan dilakukan sebagai pemenuhan bahan baku tebu. Kegiatan pembibitan meliputi menanam dan memelihara hingga tebu siap dipanen. pupuk yang digunakan untuk tanaman tebu merupakan limbah blotong yang dihasilkan dari proses produksi.

Biaya depresiasi alat-alat pertanian

Peralatan pertanian meliputi traktor dan pompa air.


(61)

Tabel 5.1

Aktivitas dan Komponen Biaya Lingkungan PG. Madukismo (lanjutan)

No. Aktivitas Lingkungan PG. Madukismo Komponen Biaya PG. Madukismo Keterangan

3. Pengangkutan Blotong

Biaya jasa pengangkutan blotong

Pengangkutan dilakukan selama masa giling tebu. Pengangkutan blotong

dilakukan dari PG. Madukismo ke kebun-kebun pertanian. Biaya tenaga kerja

pelaksana PG. Madukismo

Tenaga kerja PG. Madukismo yang bekerja pada bagian pengawasan dan penanganan limbah produksi.

4. Pengujian limbah PG. Madukismo

a.Uji limbah cair b.Uji emisi

c.Uji FK Air&BIO d.Pengambilan

contoh uji spesimen kesehatan

Biaya pengujian limbah yang dilakukan oleh pihak eksternal merupakan kegiatan

pencegahan terhadap

pencemaran limbah produksi

4. Mendeskripsikan penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan yang dilakukan oleh PG. Madukismo

Pengungkapan biaya lingkungan yang dilakukan PG. Madukismo disajikan dalam tabel 5.2

Tabel 5.2

Pengungkapan Biaya Lingkungan PG. Madukismo

No.

Komponen Biaya Lingkungan PG. Madukismo

Jumlah (Rp) Keterangan

1. Air dan listrik - Penggunaan air dan listrik untuk kegiatan produksi teridentifikasi sebesar Rp5.194.439.840, tetapi tidak dapat diukur untuk penggunaan air dan listrik dalam penanganan limbah produksi

2. a. Depresiasi Dust Collector b. Depresiasi

alat-alat pertanian

44.545.453 376.551.385

Perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam perhitungan akumulasi peralatan


(62)

Tabel 5.2

Pengungkapan Biaya Lingkungan PG. Madukismo (lanjutan)

No.

Komponen Biaya Lingkungan PG. Madukismo

Jumlah (Rp) Keterangan

3. Tenaga kerja Pelaksana PG. Madukismo

- Biaya tenaga kerja pelaksana PG. Madukismo dapat teridentifikasi dan terukur sebesar Rp1.771.541.740. Biaya tersebut merupakan biaya tenaga kerja produksi, sedangkan biaya tenaga kerja pelaksana PG. Madukismo yang mengawas dan menangani limbah tidak dapat terukur.

4. Izin gangguan

5.089.500 Biaya surat perizinan gangguan berlaku selama lima tahun 5. Biaya pembibitan

a. Bibit Pokok Utama b. Bibit Pokok c. Bibit Nenek d. Bibit Induk e. Bibit Datar f. Pembelian bibit g. Pompa Air dan

Hama 1.685.355 19.433.000 15.720.854 318.860.038 3.491.265.270 282.534.750 580.052.352

Biaya pembibitan dapat

teridentifikasi dan terukur. Biaya pembibitan merupakan biaya

penanaman dan pemeliharan tanaman hingga siap dipanen.

6. Pengangkutan blotong

337.601.245 Biaya pengangkutan blotong merupakan biaya jasa eksternal yang dibayarkan perusahaan untuk

mengangkut blotong ke kebun-kebun tebu.

7. a.Uji limbah cair b.Uji emisi

c.Uji FK Air&BIO d.Pengambilan contoh uji spesimen kesehatan 23.400.000 10.000.000 3.365.000 5.550.000

Biaya uji laboratorium dinilai

berdasarkan tarif jasa eksternal dalam melakukan pengujian limbah dan emisi.

Dari analisis yang dilakukan oleh penulis, manajemen telah melakukan penanganan dan pencegahan terhadap limbah produksi yang ada pada PG. Madukismo. Namun, biaya lingkungan tidak diukur secara rinci, seperti biaya tenaga kerja pelaksana serta biaya air dan listrik yang terjumlah secara keseluruhan dengan kegiatan produksi.


(63)

Biaya pembibitan termasuk dalam pengelompokan biaya bahan output produk karena PG. Madukismo tidak membeli tebu untuk bahan bakunya. Tetapi, bahan baku utama PG. Madukismo merupakan hasil panen tebu dari perkebunannya.

Limbah tetes/molasses yang diolah PS. Madukismo sebagai produk sampingan telah melakukan pencatatan secara terpisah sebagai produk baru. Sehingga penelitian difokuskan pada penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh PG. Madukismo.

Pada PG. Madukismo penyajian biaya lingkungan dicatat pada pos Harga Pokok Penjualan, kecuali biaya izin gangguan. Penyajian biaya lingkungan akan menambah nilai dari harga pokok penjualan.

5. Mengevaluasi hasil analisis pengakuan, penilaian, pengungkapan biaya lingkungan menurut International guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan biaya lingkungan menurut PG. Madukismo

Dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, perusahaan belum menerapkan akuntansi lingkungan sehingga pengukuran, penilaian dan pengungkapan biaya lingkungan tidak tersajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Biaya-biaya berkaitan dengan lingkungan PG. Madukismo diakui sebagai komponen perhitungan Harga Pokok Penjualan.

Biaya lingkungan yang dicatat pada Harga Pokok Penjualan menyebabkan Harga Pokok Penjualan menjadi besar dan laba kotor


(64)

akan menjadi kecil. Namun hal ini tidak mempengaruhi laba/rugi bersih perusahaan.

Hasil dari identifikasi biaya lingkungan pada PG.Madukismo menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) yang dilakukan oleh penulis seperti pada tabel 5.2

Tabel 5.3

Identifikasi Biaya Lingkungan PG. Madukismo Menurut Pengelompokan Biaya Lingkungan IFAC (2005)

No. Biaya Lingkungan Sub Komponen Biaya

Lingkungan

Komponen Biaya Lingkungan PG. Madukismo

1. Biaya Bahan Output Produk

Bahan Mentah dan Bahan pembantu

Biaya pembibitan h. Bibit Pokok Utama i. Bibit Pokok j. Bibit Nenek k. Bibit Induk l. Bibit Datar m.Pembelian bibit n. Pompa Air dan

Hama Bahan Pembungkus Tidak ada Air dan Energi Tidak ada 2. Biaya Bahan Output

Non-Produk

Bahan Mentah dan Bahan Pembantu

Tidak ada Bahan Pembungkus Tidak ada Bahan Operasi Tidak ada Air dan Energi Air dan listrik Biaya Pemrosesan Tidak ada


(65)

Tabel 5.3

Identifikasi Biaya Lingkungan PG. Madukismo Menurut Pengelompokan Biaya Lingkungan IFAC (2005)(lanjutan)

No. Biaya Lingkungan Sub Komponen

Biaya Lingkungan

Komponen Biaya Lingkungan PG.

Madukismo

3. Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi

Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah

a. Depresiasi Dust Collector b. Depresiasi alat-alat

pertanian Bahan Operasi Tidak ada Air dan Energi Tidak ada

Tenaga Internal Tenaga kerja pelaksana PG. Madukismo

Jasa eksternal Pengangkutan blotong Biaya-biaya, Perijinan

dan Pajak

Izin gangguan Asuransi Tidak ada Pemulihan dan

kompensasi 4. Biaya Pencegahan

dan Biaya Pengelolaan Lingkungan

Depresiasi Peralatan Tidak ada Tenaga Internal Tidak ada

Jasa Eksternal a.Uji limbah cair b.Uji emisi

c.Uji FK Air&BIO d.Pengambilan contoh uji

spesimen kesehatan Biaya lainnya Tidak ada

5. Biaya Riset dan Pengembangan

Depresiasi Peralatan Tidak ada Tenaga Internal Tidak ada Jasa Eksternal Tidak ada 6. Biaya Tak Berwujud Tidak ada


(66)

6. Memberikan kesimpulan tentang dapat diterapkannya pelaporan akuntansi lingkungan pada PG. Madukismo berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis.

Pelaporan biaya lingkungan pada PG. Madukismo berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) yang dilakukan oleh penulis seperti pada tabel 5.4


(67)

Tabel 5.4

Laporan Biaya Lingkungan PG. Madukismo Berdasarkan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC)

No. Komponen Biaya

Lingkungan Biaya Lingkungan (Rp)

% dari Total Biaya Operasional 1. Biaya Bahan Output Produk

Bibit Pokok Utama 1.685.355

4.709.550.765 2,44

Bibit Pokok 19.433.000

Bibit Nenek 15.720.000

Bibit Induk 318.860.038

Bibit Datar 3.491.265.270

Pembelian bibit 282.534.750

Pompa air dan hama 580.052.352

Total Biaya Bahan Output Produk 2. Biaya Bahan Output Non-Produk

Biaya air dan listrik* -

-Total Biaya Bahan Output Non-Produk

3. Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi

Depresiasi Dust Collector 44.545.453

763.787.583 0,4

Depresiasi alat-alat

pertanian 376.551.385

Izin gangguan 5.089.500

Pengangkutan Blotong 337.601.245

Tenaga kerja pelaksana PG.

Madukismo * -

TotalBiaya Pengendalian Limbah dan Emisi

4. Biaya Pencegahan dan Biaya Pengelolaan Lingkungan

Uji limbah cair 23.400.000

42.315.000 0,02

Uji emisi 10.000.000

Uji FK Air&BI 3.365.000

Pengambilan contoh uji

spesimen kesehatan 5.550.000

TotalBiaya Pencegahan dan Biaya Pengelolaan Lingkungan

Total Biaya Lingkungan 5.515.653.348 2,86

Total Biaya Operasional 192.763.595.198 100

Keterangan:

* Biaya air dan listrik serta biaya tenaga kerja pelaksana PG. Madukismo dapat teridentifikasi dan terukur, namun pengukurannya masih tergabung dengan aktivitas lainnya.


(68)

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara serta analisis yang telah dilakukan penulis, maka PG. Madukismo dapat menerapkan pelaporan biaya lingkungan berdasarkan acuan International guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005), apabila PG. Madukismo dapat memisahkan pengukuran biaya air dan listrik serta biaya tenaga kerja pelaksana yang masih tergabung dengan aktivitas lain. PG. Madukismo perlu memisahkan pengukuran biaya air dan listrik serta biaya tenaga kerja pelaksana yang digunakan untuk aktivitas lingkungan agar dapat diketahui total biaya lingkungan dalam pelaporannya.


(69)

53 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa pelaporan lingkungan yang sesuai dengan International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) dapat diterapkan di perusahaan, dengan syarat ada pemisahaan biaya air dan listrik serta biaya tenaga kerja pelaksana lingkungan.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang penulis temui saat melakukan penelitian ini adalah tidak seluruh data yang diperlukan oleh penulis dapat diakses. Penulis tidak dapat mencantumkan nominal pada biaya air dan listrik serta biaya tenaga kerja pelaksana karena pengukurannya masih tergabung dengan aktivitas lain.

C. Saran

1. Bagi perusahaan

Diharapkan PG. Madukismo dapat menerapkan akuntansi lingkungan mulai dari pengidentifikasian, pengakuan, penilaian dan pengungkapan dalam kaitannya dengan lingkungan secara rinci. Hal ini bertujuan agar pengguna laporan keuangan dapat


(70)

mengetahui bahwa PG. Madukismo telah bertanggungjawab terhadap lingkungannya.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian pada PS. Madukismo sehingga dapat diketahui secara keseluruhan biaya lingkungan yang ada pada PT. Madubaru.


(71)

55

Daftar Pustaka

Agustia, Dian. 2010. “Pelaporan Biaya Lingkungan Sebagai Alat Bantu Bagi Pengambilan Keputusan yang Berkaitan Dengan Pengelolaan Lingkungan”. Jurnal Akuntansi: Akrual. Vol.1, No.2

Danusaputra, Munajat ST. 1980. Hukum Lingkungan Buku I Umum. Bandung: Bina Cipta.

Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya.

Fitriyani dan Siti Mutmainah. 2011. “Keterkaitan Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Finansial”. Skripsi, (online). Semarang: Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/35522/1/Skripsi_30.pdf (diakses 8 September 2016).

Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2007. Managerial Accounting Buku 2. Edition. Jakarta: Selemba Empat.

IFAC (International Federation of Accountants). 2005. International Guidance Document: Environmental Management Accounting, Massachusetts: EMARIC.

Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

John W. Creswell. 2008. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Edisi Ketiga. Bandung : Pustaka Pelajar.

Kountur, Ronny. 2005. Metode penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.

Perdana, Galih Bintang Kusuma. 2015. “Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan”. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 Revisi 2013 tentang Penyajian Laporan Keuangan.

Purwanugraha, H. Andre. 2014. “Analisis Biaya Lingkungan pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.


(72)

Rustika, Novia. 2011. “Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Strategi Terhadap Inovasi Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Jawa Tengah)”. Skripsi, (online). Semarang: UNDIP. http://eprints.undip.ac.id (diakses 8 September 2016).

Soemarwoto, Otto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Widayaka, Yosef. 2011. “Kemungkinan Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan”. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.


(73)

57


(74)

PT. MADUBARU LAPORAN LABA RUGI

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2015

PENJUALAN BERSIH 25 213.336.637.888

BEBAN POKOK PENJUALAN 26 (189.787.646.837)

LABA KOTOR 23.548.991.031

BEBAN USAHA

Beban Penjualan 27 484.228.407

Beban Umum dan Administrasi 28 2.491.719.954

Jumlah Beban Usaha 2.975.948.361

LABA USAHA 20.573.042.690

PENGHASILAN (BEBAN) DILUAR USAHA 29

Penghasilan Diluar Usaha 2.823.716.062

Beban Diluar Usaha (5.499.092.400)

Jumlah Penghasilan (Beban) Diluar Usaha (2.675.376.338) LABA BERSIH SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 17.897.666.352

Pajak Penghasilan 30

Pajak Kini 4.798.318.000

Pajak Tangguhan 501.510.604

5.299.828.605 LABA BERSIH SETELAH PAJAK


(75)

PT. MADUBARU

LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

A S E T

ASET LANCAR Catatan 2015

Kas dan Setara Kas 5 12.115.396.726

Piutang Usaha 6 30.459.286.534

Investasi Jangka Pendek 7 300.000.000

Piutang Pajak 8 9.298.341.847

Piutang Lain-lain 9 7.376.749.480

Persediaan 10 48.300.360.017

Uang Dibayar Dimuka 11 550.328.068

Beban Dibayar Dimuka 12 6.144.067.862

Jumlah Aset Lancar 114.544.530.535

ASET TIDAK LANCAR

Aset Tetap 13 82.029.894.677

(setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp75,813,642,237 tahun 2015)

Jumlah Aset Tidak Lancar 82.029.894.677

ASET LAIN-LAIN

Beban ditangguhkan 14 5.725.781.782

Piutang Kemitraan dan Proyek Percobaan 15 11.540.017.479

Persediaan Tidak Produktif 16 281.059.147

Jumlah Aset Lain-lain 17.546.858.408

JUMLAH ASET 214.121.283.620

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LANCAR

Utang Usaha 17 7.198.566.748

Pinjaman Bank Jangka Pendek 18 30.959.062.849

Utang Pajak 19 4.034.064.262

Beban Yang Masih Harus Dibayar 20 2.319.047

Utang Lain-lain 21 52.503.602.098

Jumlah Liabilitas Lancar 94.697.615.003


(76)

LIABILITAS TIDAK LANCAR

Kewajiban Imbalan Masa / Pasca Kerja 23 14.818.662.595

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 14.818.662.595

EKUITAS 24

Modal Disetor 6.925.000.000

Agio Saham 4.081.670.000

Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap 448.255.504

Cadangan Umum 73.511.996.903

Laba Tahun Berjalan 12.597.837.747

Jumlah Ekuitas 97.564.760.154


(77)

Daftar pertanyaan 1. Bagaimana sejarah didirikannya perusahaan? 2. Apa visi dan misi perusahaan?

3. Bagaimana struktur organisasi perusahaan? 4. Berapa jumlah karyawan seluruhnya? 5. Dimana letak dan lokasi perusahaan?

6. Berapa luas lokasi yang ditempati perusahaan? 7. Bagaimana kegiatan produksi perusahaan? 8. Apa saja limbah yang ada di perusahaan? 9. Bagaimana pengolahan limbah tersebut?

10.Apakah ada pemanfaatan kembali limbah produksi? Berapa biaya yang dikeluarkan?

11.Bagaimana pencatatan biaya tersebut?

12.Apa saja biaya yang berkaitan dengan limbah produksi?

13.Berapa biaya depresiasi peralatan yang digunakan untuk limbah? 14.Apa saja biaya perijinan yang terdapat di perusahaan?


(78)

(1)

57


(2)

PT. MADUBARU LAPORAN LABA RUGI

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2015

PENJUALAN BERSIH 25 213.336.637.888

BEBAN POKOK PENJUALAN 26 (189.787.646.837)

LABA KOTOR 23.548.991.031

BEBAN USAHA

Beban Penjualan 27 484.228.407

Beban Umum dan Administrasi 28 2.491.719.954

Jumlah Beban Usaha 2.975.948.361

LABA USAHA 20.573.042.690

PENGHASILAN (BEBAN) DILUAR USAHA 29

Penghasilan Diluar Usaha 2.823.716.062

Beban Diluar Usaha (5.499.092.400)

Jumlah Penghasilan (Beban) Diluar Usaha (2.675.376.338) LABA BERSIH SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 17.897.666.352

Pajak Penghasilan 30

Pajak Kini 4.798.318.000

Pajak Tangguhan 501.510.604

5.299.828.605 LABA BERSIH SETELAH PAJAK


(3)

PT. MADUBARU

LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

A S E T

ASET LANCAR Catatan 2015

Kas dan Setara Kas 5 12.115.396.726

Piutang Usaha 6 30.459.286.534

Investasi Jangka Pendek 7 300.000.000

Piutang Pajak 8 9.298.341.847

Piutang Lain-lain 9 7.376.749.480

Persediaan 10 48.300.360.017

Uang Dibayar Dimuka 11 550.328.068

Beban Dibayar Dimuka 12 6.144.067.862

Jumlah Aset Lancar 114.544.530.535

ASET TIDAK LANCAR

Aset Tetap 13 82.029.894.677

(setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp75,813,642,237 tahun 2015)

Jumlah Aset Tidak Lancar 82.029.894.677

ASET LAIN-LAIN

Beban ditangguhkan 14 5.725.781.782

Piutang Kemitraan dan Proyek Percobaan 15 11.540.017.479

Persediaan Tidak Produktif 16 281.059.147

Jumlah Aset Lain-lain 17.546.858.408

JUMLAH ASET 214.121.283.620

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LANCAR

Utang Usaha 17 7.198.566.748

Pinjaman Bank Jangka Pendek 18 30.959.062.849

Utang Pajak 19 4.034.064.262

Beban Yang Masih Harus Dibayar 20 2.319.047

Utang Lain-lain 21 52.503.602.098


(4)

LIABILITAS TIDAK LANCAR

Kewajiban Imbalan Masa / Pasca Kerja 23 14.818.662.595

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 14.818.662.595

EKUITAS 24

Modal Disetor 6.925.000.000

Agio Saham 4.081.670.000

Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap 448.255.504

Cadangan Umum 73.511.996.903

Laba Tahun Berjalan 12.597.837.747

Jumlah Ekuitas 97.564.760.154


(5)

Daftar pertanyaan

1. Bagaimana sejarah didirikannya perusahaan?

2. Apa visi dan misi perusahaan?

3. Bagaimana struktur organisasi perusahaan?

4. Berapa jumlah karyawan seluruhnya?

5. Dimana letak dan lokasi perusahaan?

6. Berapa luas lokasi yang ditempati perusahaan?

7. Bagaimana kegiatan produksi perusahaan?

8. Apa saja limbah yang ada di perusahaan?

9. Bagaimana pengolahan limbah tersebut?

10.Apakah ada pemanfaatan kembali limbah produksi? Berapa biaya yang dikeluarkan?

11.Bagaimana pencatatan biaya tersebut?

12.Apa saja biaya yang berkaitan dengan limbah produksi?

13.Berapa biaya depresiasi peralatan yang digunakan untuk limbah? 14.Apa saja biaya perijinan yang terdapat di perusahaan?


(6)