Penerapan akuntansi lingkungan sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan (studi kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara).

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN

PERUSAHAANTERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)

Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengakuan biaya yang timbul dari PT.Pesona Khatulistiwa Nusantara yang berkaitan dengan aktivitas lingkungan, (2) penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laba rugi komprehensif, dan (3) akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, dan membandingkan kondisi perusahaan dengan standar yang berasal dari International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) and Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Hasil penelitian menunjukkan (1) biaya lingkungan sebesar Rp498.937.640.262,00, (2) perusahaan telah mengakui dan melaporkan biaya lingkungan. Namun, penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan masih diintegrasikan dengan biaya lainnya sehingga tidak sesuai dengan International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (3) akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, tetapi perlu adanya pengalokasian biaya antara biaya overburden dan biaya reklamasi.

Kata kunci: Akuntansi Lingkungan, Biaya Lingkungan, Laporan Keuangan


(2)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF ENVIROMENTAL ACCOUNTING

AS A COMPANY’S RESPONSIBILITY

TO THE ENVIRONMENT

(A Case Study at PT Pesona Khatulistiwa Nusantara) Galih Bintang Kusuma Perdana

NIM: 112114020 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The research aims to determine (1) the recognition of the expenses arising from PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara activities related to the environment, (2) the presentation and disclosure of environmental expenses in the comprehensive income, and (3) whether the environmental accounting canbe applied at PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

This research is a case study. Data was obtained by observation, interviews, and documentation methods. Data analysis technique used is descriptive analysis by identifying, classifying, calculating, and comparing the firm conditions with those of the standards derivedfrom International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) and Statement of Financial Accounting Standards (SFAS).

The results showed (1) the environmental expenses was Rp498.937.640.262,00, (2) the firm has recognized and reported the environmental expenses. However, the presentation and disclosure of environmental expenseswere integrated with other expenses and were not in accordance with theInternational Guidance Document Environmental ManagementAccounting(IFAC, 2005) and Statement of Financial Accounting Standards (SFAS), (3) the environmental accounting could be applied at PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, but it needed for separating expenses between overburden expenses and reclamation expenses.


(3)

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN

(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2015


(4)

i

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN

(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

ii


(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur”

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil.

Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk sukses”

Karya ini kupersembahkan untuk:  Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nyaa kepadaku  Keluargaku yang senantiasa memberi semangat dan dorongan  Keluarga Besar Universitas Sanata Dharma


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN

(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 31 Juli 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Galih Bintang Kusuma Perdana

NIM : 112114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN

(Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan tidak mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis perlu meminta izin dari penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Agustus 2015 Yang menyatakan,

Galih Bintang Kusuma Perdana


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan yang luar biasa sehingga penulis bisa

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Penerapan Akuntansi

Lingkungan sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan (Studi Kasus pada PT Pesona Khatulistiwa Nusantara)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. Y. P. Supardiyono, Ak., M.Si., QIA., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. Dan Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA. selaku dosen penguji skripsi saya.


(11)

viii

6. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melakukan penelitian.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang banyak membantu penulis selama kuliah.

8. Orang tua dan keluarga untuk segala doa dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman angkatan 2011 dan MPAT untuk bantuan dan masukannya. 10. Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam

penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Galih Bintang Kusuma Perdana


(12)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan... 6

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 9


(13)

x

1. Pengertian Lingkungan ... 9

2. Pengelolaan Lingkungan ... 9

3. Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan ... 9

4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ... 11

B. Akuntansi Lingkungan ... 13

1. Pengertian Akuntansi ... 13

2. Pengertian Akuntansi Lingkungan ... 14

3. Sifat Akuntansi Lingkungan ... 15

4. Tujuan Akuntansi Lingkungan ... 15

5. Fungsi Akuntansi Lingkungan ... 16

6. Ruang Lingkup Akuntansi Lingkungan ... 17

7. Ekoefisiensi ... 18

8. Pendekatan Akuntansi Lingkungan ... 21

C. Biaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 22

1. Pengertian Biaya ... 22

2. Biaya Lingkungan ... 22

D. Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment) ... 24

1. Pengukuran Biaya Lingkungan dengan Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment) ... 25

2. Tipe-tipe Informasi Aliran Fisik ... 26

3. Informasi Aliran Moneter ... 28

E. Laporan Keuangan ... 35

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 35


(14)

xi

2. Tujuan Laporan Keuangan ... 35

3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ... 36

F. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Keuangan Perusahaan ... 38

1. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ... 39

2. Pengungkapan Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Posisi Keuangan ... 41

G. Penelitian Terdahulu ... 43

BAB III: METODE PENELITIAN ... 46

A. Jenis Penelitian ... 46

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 46

D. Data yang Dicari ... 47

E. Teknis Pengumpulan Data ... 48

F. Teknis Analisis Data ... 48

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Identitas Perusahaan ... 59

B. Sejarah Perusahaan ... 59

C. Lokasi ... 61

D. Visi Misi ... 62

E. Struktur Organisasi ... 63

F. Kegiatan Produksi ... 64

G. Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan ... 66


(15)

xii

I. Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan dan

Kebijakan Penaganannya ... 69

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 82

BAB VI : PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Keterbatasan ... 112

C. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN ... 119


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tipe Input dan Output Fisik ... 27

Tabel 3.1 : Komponen Pengukuran/ Perhitungan Biaya Lingkungan ... 52

Tabel 3.2 : Perbandingan Komponen Pengukuran/ Perhitungan Biaya Lingkungan ... 54

Tabel 3.3 : Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan ... 56

Tabel 4.1 : Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ... 64

Tabel 4.2 : Data Perusahaan Kontraktor ... 121

Tabel 4.3 : Daftar Peralatan Penambangan yang dimiliki Perusahaan dan Kontraktor ... 122

Tabel 4.4 : Peralatan Pengolahan dan Fasilitas Loading (Pengapalan) yang Dimiliki Perusahaan dan Kontraktor ... 123

Tabel 4.5 : Dampak yang Ditimbulkan Bagi Lingkungan dari Setiap Proses Kegiatan Penambangan Batubara di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ... 70

Tabel 4.6 : Lokasi dan Sumber Aliran Settling Pond di PT. Pesona Khatulistiwa Nuantara ... 73

Tabel 4.7 : Lokasi Limbah Berbahaya dan Beracun di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ... 74

Tabel 5.1 : Informasi Aliran Fisik PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara .... 88

Tabel 5.2 : Penggunaan Sumber Daya dan Energi oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) ... 89

Tabel 5.3 : Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) ... 91

Tabel 5.4 : Rata-rata Nilai Mata Uang Rupiah (Rp) terhadap US Dollar (US $) Tahun 2013 ... 124


(17)

xiv

Tabel 5.5 : Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document:

Environmental Management Accounting (IFAC) ... 94 Tabel 5.6 : Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa

Nusantara menurut Perusahaan dan International Guidance

Document: Environmental Management Accounting (IFAC) .... 101 Tabel 5.7 : Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan ... 108 Tabel : Plan dan Actual ... 118


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Fungsi Akuntansi Lingkungan ... 17 Gambar 2.2 : Penyebab dan Insentif untuk Melakukan Ekoefisiensi ... 20 Gambar 2.3 : Informasi Aliran Fisik dalam Proses Produksi ... 26 Gambar 4.1 : Peta Lokasi PKP2B PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara di

Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ... 119 Gambar 4.2 : Peta Situasi Tmabang PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ... 120 Gambar 4.3 : Struktur Organisasi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ... 63


(19)

xvi ABSTRAK

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN

PERUSAHAANTERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)

Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengakuan biaya yang timbul dari PT.Pesona Khatulistiwa Nusantara yang berkaitan dengan aktivitas lingkungan, (2) penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laba rugi komprehensif, dan (3) akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, dan membandingkan kondisi perusahaan dengan standar yang berasal dari International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) and Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Hasil penelitian menunjukkan (1) biaya lingkungan sebesar Rp498.937.640.262,00, (2) perusahaan telah mengakui dan melaporkan biaya lingkungan. Namun, penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan masih diintegrasikan dengan biaya lainnya sehingga tidak sesuai dengan International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (3) akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, tetapi perlu adanya pengalokasian biaya antara biaya overburden dan biaya reklamasi.

Kata kunci: Akuntansi Lingkungan, Biaya Lingkungan, Laporan Keuangan


(20)

xvii ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF ENVIROMENTAL ACCOUNTING

AS A COMPANY’S RESPONSIBILITY

TO THE ENVIRONMENT

(A Case Study at PT Pesona Khatulistiwa Nusantara) Galih Bintang Kusuma Perdana

NIM: 112114020 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The research aims to determine (1) the recognition of the expenses arising from PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara activities related to the environment, (2) the presentation and disclosure of environmental expenses in the comprehensive income, and (3) whether the environmental accounting canbe applied at PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

This research is a case study. Data was obtained by observation, interviews, and documentation methods. Data analysis technique used is descriptive analysis by identifying, classifying, calculating, and comparing the firm conditions with those of the standards derivedfrom International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) and Statement of Financial Accounting Standards (SFAS).

The results showed (1) the environmental expenses was Rp498.937.640.262,00, (2) the firm has recognized and reported the environmental expenses. However, the presentation and disclosure of environmental expenseswere integrated with other expenses and were not in accordance with theInternational Guidance Document Environmental ManagementAccounting(IFAC, 2005) and Statement of Financial Accounting Standards (SFAS), (3) the environmental accounting could be applied at PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, but it needed for separating expenses between overburden expenses and reclamation expenses.

Keywords: Environmental Accounting, Environmental Expenses, Financial Reports


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini permasalahan lingkungan sedang ramai diperbincangkan dan sudah bukan menjadi hal baru lagi. Persoalan lingkungan semakin berkembang seiring perkembangan teknologi dan ekonomi. Industrialisasi dan isu lingkungan seolah-olah merupakan dua sisi yang saling berlawanan. Dunia industri berfokus pada maksimalisasi laba dan peningkatan efisiensi sehingga terkadang aspek-aspek lingkungan menjadi terabaikan (Ikhsan, 2008: 2).

Perekonomian modern seperti saat ini, telah memunculkan berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemanasan global, ekoefisiensi, dan kegiatan industri lain yang memberi dampak langsung terhadap lingkungan sekitarnya (Agustia, 2010). Menurut Hilman (2007), keadaan lingkungan di dunia termasuk di Indonesia saat ini sudah memprihatinkan, dan salah satu masalah lingkungan hidup dimaksud adalah pemanasan global (global warming).

Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) sekaligus Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin, Ak, MSc, dalam artikel majalah Akuntan Indonesia Edisi No.3 November 2007, melihat ada empat hal alasan isu lingkungan semakin signifikan, yaitu:


(22)

1. Ukuran perusahaan yang semakin besar. Semakin besar perusahaan, diperlukan akuntabilitas yang lebih tinggi dalam pembuatan keputusan berkaitan dengan operasi, produk, dan jasa yang dihasilkan.

2. Aktivis dan LSM bidang lingkungan hidup telah tumbuh dengan pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Mereka akan mengungkap sisi negatif perusahaan yang terkait dengan isu lingkungan hidup dan akan menuntut tanggung jawab atas kerusakan lingkungan atau dampak sosial yang timbul oleh operasi perusahaan.

3. Reputasi dan citra perusahaan. Perusahaan-perusahaan saat ini menyadari bahwa reputasi, merek, dan citra perusahaan merupakan isu strategis bernilai tinggi dan harus dilindungi.

4. Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat. Isu lingkungan dan sosial yang berdampak negatif akan menyebar dan dapat diakses dengan mudahnya menggunakan teknologi informasi.

Pada umumnya perusahaan dan organisasi bisnis lainnya hanya menerapkan konsep maksimalisasi laba (salah satu dari konsep yang dianut kaum kapitalis), tetapi pada saat yang sama mereka melanggar konsensus dan prinsip-prinsip maksimalisasi laba itu sendiri (Suartana, 2010). Dalam konsep ini, perusahaan selalu mencari cara agar dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara efisien. Dampak yang ditimbulkan adalah kurangnya perhatian terhadap program pengelolaan lingkungan dan rendahnya tingkat kinerja lingkungan serta rendahnya minat perusahaan terhadap konservasi lingkungan.


(23)

3

Dari berbagai macam dampak yang ditimbulkan tersebut, diharapkan perusahaan mulai memperhatikan tanggung jawab lingkungan dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan. Diharapkan pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan tidak hanya semata-mata perusahaan menekan jumlah limbah yang dihasilkan, namun juga dapat menghemat energi dan sumber daya yang digunakan.

Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa akibat tekanan dari lembaga-lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan tidak hanya kegiatan industri demi bisnis semata.

Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini memunculkan banyak respon dari berbagai pihak untuk melakukan upaya dalam mengatasi kerusakan lingkungan, di antaranya konsumen, stakeholder, pemerintah dan pihak terkait dalam lingkungan hidup baik secara independen, nasional maupun internasional (Fitriyani & Mutmainah, 2011).

Saat ini standar akuntansi yang diterapkan di banyak negara belum mengatur secara khusus hal pelaporan akuntansi lingkungan, termasuk di Indonesia. Namun dengan berjalannya waktu, ketika International Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting Standards (IFRS) telah semakin banyak diadopsi dan semakin banyaknya persyaratan bahwa organisasi harus mengungkapkan aktivitas lingkungannya, maka


(24)

standar akuntansi khusus akuntansi lingkungan perlu dibuat (Sadjiarto, 2011). Akuntansi merupakan proses pencatatan, peringkasan, pengklasifikasian, serta pelaporan hasil keuangan dalam menunjukkan kinerja perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan bisnis.

Akuntansi lingkungan sebagai alat pertanggungjawaban lingkungan memiliki fungsi untuk menggambarkan biaya lingkungan supaya diperhatikan oleh para stakeholders perusahaan yang mampu mendorong dalam pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya ketika dalam waktu yang bersamaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan (US EPA).

PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah salah satu perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang terletak di Provinsi Kalimantan Utara. Sebagai perusahaan pertambangan batubara, PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah mengoperasikan kegiatan penambangan batubara yang terintegrasi mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran produk baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Sebagai perusahaan pertambangan yang cukup besar, maka sudah sepatutnya PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara memerhatikan lingkungan serta kondisi kehidupan masyarakat sekitar sebagai akibat yang timbul dari kegiatan pertambangan. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk melaporkan aktivitas lingkungannya karena pelaporan tersebut dapat membantu perusahaan menaikkan kepercayaan dan baik bagi perkembangan


(25)

5

perusahaan di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara? 2. Bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan

laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?

3. Apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?

C. Batasan Masalah

Akuntansi lingkungan yang menjadi fokus penelitian ini adalah biaya lingkungan dalam konsep penilaian siklus hidup (life cycle assessment). Perlakuan biaya lingkungan mencakup perhitungan biaya lingkungan dan pengelompokan biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Mangement Accounting (IFAC: 2005).

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona


(26)

Khatulistiwa Nusantara.

3. Untuk mengetahui apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menerapkan akuntansi lingkungan dalam laporan keuangannya.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi koleksi pustaka tentang akuntansi lingkungan.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat belajar sekaligus menerapkan teori-teori yang didapatkan selama duduk di bangku perkuliahan serta dapat memenuhi keingintahuan penulis mengenai akuntansi lingkungan.

4. Bagi Badan Penyusun Standar (DSAK)

Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan wahana untuk mencermati lingkungan hidup dan mendorong pembakuan peraturan atau standarisasi mengenai akuntansi lingkungan di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN


(27)

7

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang semua teori yang mendukung penulisan, dari studi pustaka yang digunakan sebagai dasar pengolahan data, yaitu studi pustaka mengenai perlakuan biaya lingkungan dalam akuntansi lingkungan serta teori-teori lain yang mendukungnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini meguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari dan teknis pengolahan data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, letak geografis, struktur organisasi perusahaan, kegiatan produksi, manajemen lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan, serta sistem pencatatan dan pelaporan biaya lingkungan perusahaan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah analisis yang dipakai untuk menjawab permasalahan dalam rumusan masalah yang kemudian akan dibahas.


(28)

BAB VI PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran yang diambil terkait dengan analisis dan pembahasan mengenai analisis dan pembahasan atas permasalahan yang ada.


(29)

9 BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan

1.Pengertian Lingkungan

Pengertian lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 adalah:

"Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain."

2.Pengelolaan Lingkungan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 2, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

3.Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab V Pasal 74 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan ayat 4 disebutkan bahwa:


(30)

(1)Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

(2)Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3)Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.

(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas telah mengatur bahwa sebuah perusahaan harus menempatkan tanggung jawab sosial dan masalah lingkungan sebagai bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan. Apabila perusahaan tidak melakukannya, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada bagian Penjelasan, disebutkan bahwa:

Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.

Yang dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang - undangan yang


(31)

11

terkait.

4.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Bab 1 Pasal 2, menyatakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan yang merencanakan dan melakukan kegiatan yang berdampak pada lingkungan sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 22 Ayat 1 disebutkan bahwa:

"Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal."

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 23 Ayat 1, kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan AMDAL terdiri atas:

a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;

b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;

c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan


(32)

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;

d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;

e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;

f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik; g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;

h. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara; dan/atau

i. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.

Tahap-tahap dalam proses AMDAL (Soeratmo, 1993:143) adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi

Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi komponen lingkungan yang akan terkena dampak dengan adanya kegiatan perusahaan, atau perusahaan hanya mengidentifikasi kegiatan proyek yang akan memberikan dampak terhadap komponen lingkungan.

b. Prediksi

Pada tahap ini perusahaan memperkirakan seberapa besar dampak yang akan terjadi akibat adanya limbah dari kegiatan perusahaan.


(33)

13

c. Evaluasi

Pada tahap ini evalusai digunakan untuk menilai seberapa besar perubahan lingkungan yang terjadi akibat limbah perusahaan.

B.Akuntansi Lingkungan 1.Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah proses pencatatan, peringkasan, pengklasifikasian, serta pelaporan hasil keuangan dalam menunjukkan kinerja perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan bisnis.

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan (Weygant, 2005: 4)

Kebutuhan informasi tergantung kepada keputusan yang hendak diambil oleh penggunanya. Oleh karena itu, akuntansi harus mempertimbangkan kebutuhan informasi dari penggunanya. Pengguna informasi dibagi jadi dua kelompok (Yadiati dan Wahyudi, 2006: 7): a. Pemakai Internal (Internal User)

Pemakai internal adalah pihak yang melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actualing), dan pengendalian (controlling).

b. Pemakai Eksternal (Eksternal User)

Pemakai eksternal adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan


(34)

suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak diluar perusahaan.

2.Pengertian Akuntansi Lingkungan

Akuntansi lingkungan adalah suatu istilah yang berupaya untuk mengelompokkan pembiayaan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah dalam melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan dan praktik binis perusahaan (Suartana, 2010).

Menurut Hamid (2002) dalam Agustia (2010), pada tingkat mikro atau tingkat perusahaan, akuntansi lingkungan memiliki perananan penting dalam upaya perusahaan manufaktur untuk melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan. Akuntansi lingkungan memberikan peran dalam tiga perwujudan akuntansi, yaitu:

a. Akuntansi keuangan, akuntansi lingkungan berperan untuk memberikan tambahan informasi melalui pengungkapan (disclosure) wajar atau dalam data kuantitatif pada komponen laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala serta menunjukkan kegiatan dan hasil operasional perusahaan yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

b. Akuntansi biaya, akuntansi lingkungan digunakan untuk alokasi biaya yang wajar dan pengendalian segala aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan perusahaan.

c. Akuntansi manjemen, akuntansi lingkungan berperan dalam pengambilan keputusan manajemen.


(35)

15

3.Sifat Akuntansi Lingkungan

Beberapa sifat dari akuntansi lingkungan yang dapat dimasukkan ke dalam sifat akuntansi lingkungan (Harahap, 1994: 37), adalah:

a. Measurement

Dalam hal ini akuntansi digunakan sebagai pengukur sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki perusahaan.

b. Approximation

Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran, nilai, harga, umur, dan penyisihan.

4.Tujuan Akuntansi Lingkungan

Maksud dan tujuan dikembangkannya akuntansi lingkungan menurut (Pramanik, et.al dalam Sadjiarto, 2011: 9) antara lain adalah untuk:

a. Mendorong pertanggungjawaban entitas dan meningkatkan transparansi lingkungan.

b. Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat dan terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) atau penekan (pressure group) terkait isu lingkungan.

c. Memberikan citra yang lebih positif sehingga entitas dapat

memperoleh dana dari kelompok dan individu ‟hijau‟, seiring dengan

tuntutan etis dari investor yang semakin meningkat.


(36)

d. Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan demikian membuat entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif dibandingkan entitas yang tidak melakukan pengungkapan. e. Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan hidup. Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang berusaha pada area yang berisiko tidak ramah lingkungan pada umumnya akan menerima pertentangan dari masyarakat.

5.Fungsi Akuntansi Lingkungan

Fungsi akuntansi lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal (Environmental Accounting Guidelines, Japan, 2005). Fungsi internal memungkinkan perusahaan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya lingkungan dengan manfaatnya, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas konservasi lingkungan terkait dengan keputusan yang dibuat. Melalui pengungkapan hasil pengukuran kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan, fungsi eksternal memungkinkan sebuah perusahaan untuk memengaruhi keputusan stakeholder, seperti konsumen, mitra bisnis, investor, dan masyarakat lokal. Fungasi akuntansi lingkungan seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

Publikasi dari akuntansi lingkungan diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam akuntabilitas stakeholder dan digunakan untuk evaluasi dari konservasi lingkungan.


(37)

17

Gambar 2.1

Fungsi Akuntansi Lingkungan

6.Ruang Lingkup Akuntansi Lingkungan

Menurut Mei (2004), ruang lingkup akuntansi lingkungan terdiri atas: a. Akuntansi Keuangan Lingkungan (Environmental Financial

Accountingh atau EFA)

EFA memfokuskan pada pelaporan kewajiban lingkungan, biaya - biaya lingkungan serta menyediakan informasi lingkungan yang bersifat keuangan bagi pihak-pihak eksternal seperti pemerintah, LSM dan masyarakat. Dampak keuangan dalam akuntansi lingkungan bertujuan mengidentifikasi komponen-komponen biaya lingkungan. Di Indonesia, perusahaan sudah diwajibkan untuk mengungkapkan aktivitas lingkungan yang dilakukan dan telah diatur dalam Undang-Undang. Namun belum adanya standar mengenai pengukuran dan pelaporan masalah lingkungan dalam laporan keuangan menjadi


(38)

kendala utama bagi pelaksanaan akuntansi lingkungan di Indonesia b. Akuntansi Manajemen Lingkungan (Environmental Management

Accountingh atau EMA)

EMA merupakan bagian dari akuntansi manajemen yang menitikberatkan pada informasi-informasi lingkungan dan menyediakan informasi ini bagi para pengambil keputusan lingkungan dalam suatu perusahaan. EMA membantu para pelaku bisnis atau manajer mengumpulkan, menganalisa, dan menghubungkan antara aspek lingkungan dengan informasi moneter maupun fisik dan menggunakannya dalam pengambilan keputusan.

Akuntansi manajemen lingkungan adalah hal yang tak terpisahkan dari unsur manajemen perusahaan. Penggunaan dan manfaat khusus dari manajemen lingkungan sangat beragam. Perusahaan-perusahaan menemukan bahwa pemenuhan tujuan bisnis dan penyelesaian masalah lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk memahami hal ini, maka perlu memahami konsep yang disebut ekoefisiensi.

7.Ekoefisiensi

Ekoefisiensi pada intinya mempertahankan bahwa organisasi dapat memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara simultan mengurangi dampak lingkungan yang negatif, konsumsi sumber daya, dan biaya. Konsep ini mengandung tiga pesan penting, yaitu:

a. Perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling melengkapi.


(39)

19

b. Perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipandang hanya sebagai sosial, melainkan sebagai daya saing.

c. Pelengkap dan pendukung pengembangan yang berkesinambungan. Pengembangan yang berkesinambungan didefinisikan sebagai pengembangan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Meskipun kesinambungan absolut mungkin tidak dapat dicapai, namun kemajuan kearah pencapaiannya pasti akan bermanfaat.

Ekoefisien mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari perbaikan kinerja lingkungan. Ada sejunlah sumber dari insentif dan penyebab peningkatan efisiensi ini, yaitu:

a. Pelanggan menginginkan produk yang lebih bersih, yaitu produk yang diproduksi tanpa merusak lingkungan dan penggunaan serta pembuatannya ramah lingkungan.

b. Para pegawai lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar dimana kondisi kerja yang bersih dan aman akan menarik pekerja yang baik serta mendorong produktivitas.

c. Perusahaan bertanggung jawab terhadap lingkungan cenderung memperoleh keuntungan eksternal, seperti biaya modal yang lebih rendah dan tingkat asuransi yang lebih rendah.

d. Kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan keuntungan sosial yang signifikan, seperti keuntungan bagi kesehatan manusia.


(40)

Hal ini selanjutnya memperbaiki citra perusahaan dan memperkuat kemampuan untuk menjual produk dan jasanya.

e. Fokus pada perbaikan kinerja lingkungan membangkitkan keinginan para manajer untuk melakukan inovasi dan mencari peluang baru. Hal ini dapat mengarah ke pasar baru untuk keluaran yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai residu yang tidak berguna sebagai produk sampingan. Selain itu dapat berarti pengembangan proses yang ekoefisiensi atau penciptaan produk yang ramah lingkungan.

f. Penggunaan biaya lingkungan dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan bersaing.

Gambar 2.2

Penyebab dan insentif untuk melakukan ekoefisiensi


(41)

21

8.Pendekatan Akuntansi Lingkungan

Konsep akuntansi lingkungan dapat diterapkan melalui lima pendekatan, yaitu:

a. Biaya Berdasarkan Kegiatan (Activity Based Costing/ABC)

Merupakan suatu metode dalam mengembangkan perkiraan dimana proyek dibagi ke dalam aktivitas yang dapat dihitung secara terpisah berdasarkan unit kerja.

b. Total Manajemen Kualitas (Total Quality Management/TQM)

Merupakan perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, tim kerja, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.

c. Proses Bisnis Re-Engineering (Process Business Re-Engineering/BPR)

Merupakan suatu pendekatan manajem,en yang bertujuan meningkatkan hal-hal yang berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas sepanajang proses organisasi.

d. Model Kualitas Biaya (Model Cost of Quality)

Meliputi biaya pencegahan, biaya penelitian, biaya kesalahan internal, biaya kesalahan eksternal, dan nilai tambah.

e. Desain Siklus Hidup (Life Cycle Design)

Merupakan penerapan dari konsep penilaian siklus hidup (life cycle asessment) yang menentukan apa yang dikandung produk, bagaimana memproduksinya, bagaimana kinerjanya, dan apa yang ditinggalkan setelah manfaatnya kadaluarsa.


(42)

C. Biaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1.Pengertian Biaya

Menurut Mulyadi (2002: 8): “Biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau

kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”. Dari definisi

ini, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu: a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi; b. Diukur dalam satuan uang;

c. Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi;

d. Pengorbanan tersebut untuk memperoleh manfaat saat ini dan/atau mendatang.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 26), biaya adalah penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya ekuitas yang menyangkut pembagian pada penanam modal.

2.Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan. Biaya lingkungan harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang memengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan, 2008). Tujuan perolehan biaya adalah bagaimana cara mengurangi biaya-biaya lingkungan, meningkatkan pendapatan dan memperbaiki kinerja lingkungan dengan memberi perhatian pada situasi sekarang, masa yang


(43)

23

akan datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial.

Biaya lingkungan merupakan akibat yang timbul dari aktifitas perusahaan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Menurut Ikhsan (2009: 103), definisi biaya lingkungan adalah mencakup dari seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah buangan), untuk mengukur ketidakpastian. Definisi-definisi tambahan menurut Ikhsan (2009: 105), meliputi:

a. Biaya lingkungan meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil, atau yang harus diambil untuk mengatur dampak-dampak lingkungan sebagai akibat aktivitas perusahaan dalam cara pertanggungjawaban lingkungan, seperti halnya biaya lain yang dipicu untuk tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan perusahaan.

b. Biaya-biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal serta berhubungan terhadap seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kerusakan lingkungan dan perlindungan.

c. Biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumber daya disebabkan atau dipandu dengan usaha-usaha (aktivitas) untuk: mencegah atau mengurangi barang sisa dan polusi, mematuhi regulasi lingkungan dan kebijakan perusahaan, kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan lingkungan.


(44)

D. Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment)

Penilaian siklus hidup (life cycle assesment) adalah proses mengevaluasi dampak yang dimiliki produk terhadap lingkungan di seluruh perioda hidupnya yang karena itu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan menurunkan pertanggungan (liabilities). Penilaian siklus hidup (life cycle assesment) digunakan untuk menangani dampak lingkungan dari produk, proses, dan aktifitas di seluruh siklus hidupnya mulai dari ekstrasi material ke pemrosesan, transportasi sampai akhirnya barang terjual. Siklus hidup bermula ketika material mentah diambil, diikuti oleh proses pengolahan menjadi barang jadi dan kemudian keluar dari organisasi, pada setiap tahap siklus, terjaid emisi dan konsumsi sumber daya. Dampak lingkungan dari keseluruhan siklus hidup produk dan jasa perlu diketahui, untuk melakukan ini, penilaian siklus hidup sangat diperlukan.

Dalam penilaian siklus hidup (life cycle assesment) pada akuntansi lingkungan, terdapat dua aliran informasi penting (IFAC, 2005: 30), yaitu: 1. Informasi fisik indikator kinerja lingkungan

2. Informasi keuangan indikator kinerja lingkungan

Keuntungan menerapkan life cycle assesment adalah membantu perusahaan untuk mengerti dampak lingkungan dari keseluruhan proses dan mengidentifikasi peluang bagi perbaikan serta membawa dampak efisiensi dalam proses produksi, dimana setiap efisiensi akan membawa dampak yang baik bagi perusahaan dan juga lingkungan sekaligus.


(45)

25

1. Pengukuran Biaya Lingkungan dengan Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment)

Dalam pengukuran biaya dengan menggunakan penilaian siklus hidup (life cycle assesmen), perusahaan harus mengetahui aliran fisik (material flow) dan informasi aliran moneter (IFAC, 2005: 30). Informasi aliran fisik adalah informasi yang berisi informasi material yang digunakan dalam seluruh produksi perusahaan mulai dari pembelian, pengolahan sampai pada akhir proses produksi. Aliran moneter adalah jumlah kas yang digunakan dalam proses produksi mulai dari pembelian sampai dengan penyelesaian produk akhir. Informasi aliran moneter dicatat berdasarkan aliran fisik dalam produksi.

Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam informasi aliran fisik, yaitu informasi fisik input dan output dalam proses produksi seperti yang terlihat pada gambar 2.3. Organisasi harus dapat menelusuri dan menghitung jumlah input dan output dalam proses produksi seperti jumlah air, material, energi yang digunakan sebagai input dan jumlah output yang keluar. Secara garis besar, informasi fisik terdiri dari:

a. Input, yang terdiri dari bahan mentah dan pembantu (raw and auxiliary materials), material pembungkus (packaging materials), bahan operasi (operating materials), energi dan air.

b. Output, yang terbagi menjadi output produk (product output), dan output non produk (non product output) yang terdiri dari limbah padat (bahan sisa), limbah cair, dan limbah udara.


(46)

Gambar 2.3

Informasi Aliran Fisik dalam Proses Produksi

2. Tipe-tipe Informasi Aliran Fisik

Ada dua macam informasi aliran fisik, yaitu informasi aliran fisik input dan informasi aliran fisik output. Berikut ini adalah informasi fisik input dan output menurut ISO 14031 (IFAC, 2005: 33):

a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary Materials) Bahan mentah dan bahan pembantu adalah bahan yang dijadikan bahan baku suatu produk. Bahan mentah adalah bahan baku utama (seperti kayu dalam produk meja kayu), sedangkan bahan pembantu adalah bahan yang sebagai pelengkap bahan baku mentah (seperti paku dalam produk meja kayu). Biaya dihitung berdasarkan kuantitas jumlah bahan mentah dan bahan pembantu yang dibeli untuk proses produksi. Sebagian bahan mentah dan bahan pembungkus akan menghasilkan output produk dan sebagian kecilnya menjadi non produk, yaitu limbah.

b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)


(47)

27

membungkus produk. Biaya dihitung berdasarkan kuantitas jumlah bahan pembungkus yang dibeli untuk proses pembungkusan. Sebagian bahan pembungkus akan menghasilkan output produk dan sebgian kecilnya akan menjadi non produk, yaitu limbah.

c. Barang Dagangan (Merchandise)

Barang dagangan adalah bahan yang dibeli oleh perusahaan tetapi tidak melalui proses lebih lanjut sebelum akhirnya dijual. Biaya dihitung berdasarkan jumlah energi yang digunakan dalam penanganan dan penyimpanan barang dagangan, yaitu jumlah listrik dan air yang dipakai. Output dari penanganan barang dagangan adalah output non produk yaitu emisi dan limbah cair.

d. Bahan Operasi (Operating Materials)

Bahan operasi adalah input bahan yang dibeli oleh perusahaan untuk proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari output produk yang dihasilkan. Contoh dari bahan operasi adalah bahan bakar mesin produksi, cairan katalis, air untuk membersihkan mesin produksi, listrik untuk kelancaran produksi. Biaya dihitung berdasarkan jumlah bahan (energi dan air yang dibeli oleh perusahaan untuk produksi). Output dari bahan operasi adalah output non produk yaitu emisi dan limbah cair.

e. Air (Water)

Dalam beberapa perusahaan manufaktur, air juga termasuk dalam bahan mentah yang akan digunakan dalam proses produksi, tetapi


(48)

pada beberapa perusahaan lain, air digolongkan dalam bahan operasi. Pada perusahaan manufaktur yang bahan bakunya adalah air, seperti perusahaan miniman, air diperlakukan sebagai bahan mentah, sedangkan pada perusahaan lain yang bahan bakunya bukan air, diperlakukan sebagai bahan operasi. Air menjadi begitu penting dan digolongkan sebagai input tersendiri karena air adalah elemen yang sangat penting bagi lingkungan.

f. Energi (Energy)

Kategori energi termasuk semua jenis energi, seperti listrik, gas, batubara, bensin, bio massa, dan lain-lain. Pada sebagian besar perusahaan, energi dimasukkan ke dalam bahan operasi, karena energi digunakan untuk menjalankan peralatan. Energi sangat penting bagi lingkungan karena energi yang digunakan akan menghasilkan emisi secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel 2.1

Tipe Input dan Output Fisik

Input Output

Bahan Mentah dan Bahan Pembantu Produk

Bahan Pembungkus Produk

Barang Dagangan Non Produk (emisi dan limbah) Bahan Operasi Non Produk (emisi dan limbah)

Air Non Produk (limbah atau emisi)

Energi Non Produk (emisi)

Sumber: IFAC, 2005

3. Informasi Aliran Moneter

Sebagian nformasi aliran moneter menggunakan informasi dari aliran fisik. Informasi moneter adalah informasi yang berupa rincian biaya lingkungan atas seluruh aktivitas perusahaan dalam kaitannya


(49)

29

dengan lingkungan. Berikut ini adalah rincian klasifikasi biaya lingkungan menurut aliran moneter.

a. Biaya Bahan Output Produk (Material Cost of Product Output) Kategori biaya yang termasuk dalam biaya bahan output produk adalah bahan yang dibeli dan termasuk dalam produk yang dihasilkan, yaitu:

1)Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary Material)

2)Bahan Pembungkus (Packaging Materials) 3)Air (bila air adalah salah satu output produk)

b. Biaya Output Non Produk (Material Cost of Non Product Output) Biaya yang termasuk dalam biaya output non produk adalah bahan mentah dan pembantu, bahan pembungkus yang dibeli untuk diproduksi tapi terbuang tanpa dapat digunakan kembali dalam proses produksi, sehingga menghasilkan bahan sisa yang merupakan limbah padat, juga energi, dan air yang digunakan dalam proses produksi. Kategori biaya termasuk dalam biaya output non produk adalah:

1)Biaya bahan mentah dan bahan pembantu (Raw and Auxiliary Material)

2)Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials) 3)Biaya Bahan Operasi (Operating Materials) 4)Biaya Air dan Energi (Water adn Energy)


(50)

5)Biaya Pemrosesasn (Material Processing Cost of NPO)

Biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya pemrosesan adalah biaya depresiasi peralatan produksi.

c. Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control Cost)

Biaya pengendalian limbah dan emisi adalah biaya untuk mengendalikan dan memperlakukan limbah dan emisi yang telah dihasilkan oleh perusahaan seperti limbah padat (bahan sisa), limbah berbahaya, limbah cair dan emisi udara. Aktivitas pengendalian limbah dan emisi meliputi pengoperasian peralatan pengolahan limbah, penanganan limbah internal, treatment limbah dan emisi, daur ulang limbah, pemusnahan limbah, pemulihan tempat yang telah tercemar dan pembersihan polusi. Kategori ini tidak termasuk aktivitas manajemen lingkungan untik mencegah terciptanya limbah dan emisi. Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori biaya pengendalian limbah dan emisi adalah:

1)Depresiasi peralatan pengendalian limbah 2)Bahan operasi (Operating Materials)

Bahan operasi yang termasuk dalam kategori biaya pengendalian limbah dan emisi dibedakan dari bahan operasi dari non produk output, karena aktivitas pengolahan limbah berbeda dari aktivitas produksi. Biaya yang termasuk dalam bahan operasi:

a)Perlengkapan untuk menjalankan peralatan pengendalian limbah dan polusi (misalnya: bahan kimia pembersih)


(51)

31

b)Penanganan limbah seperi kontainer pengangkut sampah. c) Treatment emisi dan polusi (seperti penggunaan bahan kimia

untuk penanganan limbah cair). 3)Air dan Energi (Water and Energy)

Biaya diukur berdasarkan air dan energi yang digunkan untuk menjalankan instalasi penanganan limbah dan emisi. Terkadang bahan operasi air dan energi dijadikan satu kelompok (bahan operasi, air, dan energi). Hal ini dimungkinkan apabila perusahaan tidak memiliki informasi m,engenai konsumsi air dan energi yang terpisah dari bahan operasi. Aktivitas yang menggunakan air dan energi misalnya:

a)penanganan limbah (seperti energi untuk transportasi limbah) b)Treatment limbah dan emisi (seperti air pembersih untuk

membersihkan incinerator). 4)Tenaga Internal (Internal Personnel)

Biaya tenaga internal termasuk untuk biaya gaji dan upah tenaga penuh dan tenaga paruh waktu dalam aktivitas pengendalian limbah dan emisi, misalnya:

a)Tenaga untuk perawatan peralatan treatment pengolahan limbah

b)Tenaga untuk penaganan limbah (mengumpulkan sampah, pengetesan limbah)

c)Tenaga untuk menjalankan pengolahan limbah


(52)

5)Jasa Eksternal (External Service)

Jasa eksternal adalah biaya untuk membayar tenaga dari luar perusahaan, seperti konsultan lingkungan untuk pengolahan limbah.

6)Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fees, Taxes and Permits)

Biaya dalam kategori ini adalah biaya-biaya untuk membuang sampah dan AMDAL untuk pembangunan instalsi pengolahan limbah.

a) Asuransi (Insurance)

Biaya dalam kategori asuransi adalah biaya untuk mengasuransikan peralatan untuk pengendalian limbah dan emisi.

b) Pemulihan dan kompensasi (Remediation and Compensation) Kategori ini berisi berbagai biaya pemulihan dan kompensasi sehubungan dengan pembersihan tempat-tempat yang terkontaminasi oleh polusi.

d. Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya (Prevention and Other Environmental Management Cost)

Kategori ini mencakup biaya untuk pencegahan terciptanya polusi dan emisi, serta berbagai biaya untuk menjalankan kebijakan manajemen lingkungan yang lain selain pengendalian limbah seperti audit lingkungan, pengimplementasian sistem lingkungan, monitoring, kegiatan soisalisasi mengenai kesadaran lingkungan


(53)

33

pada masyarakat (kampanye lingkungan).

Biaya-biaya yang masuk dalam kategori biaya pencegahan dan manajemen lingkungan lainnya adalah:

1) Depresiasi Peralatan

Peralatan yang di depresiasi adalah peralatan yang digunakan untuk pencegahan terjadinya polusi dan peralatan yang digunakan dalam kebijakan manajemen lingkungan yang lain (seperti sistem komputer yang memuat data-data lingkungan). 2) Tenaga Internal (Internal Service)

Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya gaji dan upah untuk pekerja penuh dan paruh waktu untuk:

a) Manajemen pencegahan

b) Perencanaan dan sistem lingkungan (implementasi dan perawatan sistem manajemen lingkungan)

c) Audit lingkungan

d) Komunikasi lingkungan (publikasi kinerja lingkungan perusahaan)

3) Jasa Eksternal (External Service)

Biaya yang termasuk dalam kategori jasa eksternal adalah konsultan, kontarktor, badan sertifikasi, firma hukum.

4) Biaya Lainnya

Biaya yang termasuk biaya lain-lain misalnya biaya sosialisasi kesadaran lingkungan (kampanye lingkungan) dan biaya


(54)

sumbangan lingkungan.

e. Biaya Riset dan Pengembangan (Research and Development Cost) Biaya yang termasuk dalam biaya riset dan pengembangan adalah biaya segala aktivitas penelitian, miaslnya untuk mengembangkan desain produk ramah lingkungan, penelitian limbah beracun, dan penelitian dampak produk terhadap lingkungan. Biaya dalam kategori penelitian dan pengembangan adalah:

1)Depresiasi Peralatan

2)Bahan Operasi Air dan Energi (Operation Material, Water and Energy)

3)Jasa Eksternal (External Service) 4)Tenaga Internal (Internal Service) f. Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost)

Less tangible cost adalah biaya yang paling sulit untuk dihitung. Biaya ini memasukkan biaya externalities sebagai komponennya. Biaya ini mencakup biaya kompensasi bagi masyarakat sekitar pabrik atas berdirinya pabrik, biaya tuntutan hukum di masa depan, pembangunan citra perusahaan dan realisasi pada para stakeholder perusahaan.


(55)

35

E. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode; c. Laporan perubahan ekuitas selama periode;

d. Laporan arus kas selama periode;

e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain;

f. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya;

g. Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (PSAK 1, paragraf 9: 3) adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan


(56)

keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Karakteristik kualitatif informasi lingkungan memberikan pengguna laporan keuangan satu pilihan diantara berbagai alternatif pelaporan dan akuntansi. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi terdiri atas:

a. Relevan (Relevance)

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

b. Dapat Dipercaya (Reliability)

Dapat dipercaya berarti seorang pengguna pdapat menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporakn. Informasi akuntansi dipertimbangkan dapat dipercaya (reliability) jika informasi secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan dapat diuji kebenarannya. Pada aspek keandalan, laporan akuntansi lingkungan akan dikatakan handal apabila:


(57)

37

1) Pengungkapan yang Jujur (Representational Faithfulness)

Pengungkapan yang jujur artinya terdapat kesesuaian antara satu ukuran keuangan atau penjelasan dan fenomena kegiatan ekonomi yang diukur atau dijelaskan.

2) Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form)

Substansi mengungguli bentuk adalah transaksi atau peristiwa yang akan dicatat dalam laporan keuangan didasarkan pada substansi atau realitas ekonomi dari transaksi tersebut, bukan hanya pada bentuk hukumnya.

3) Netral (Neutrality)

Netral berarti informasi akuntansi harus netral, atau tidak memihak yang memberikan dampak pada perilaku para pengguna informasi. 4) Dapat Dimengerti (Understandability)

Dapat dimengerti artinya pengguna harus memahami informasi lingkungan yang dimaksud mampu memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan.

5) Daya Banding (Comparability)

Daya banding berarti kebergunaan informasi akuntansi lingkungan dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda.

6) Keterujian (Verifiability)

Keterujian merupakan kemampuan suatu informasi untuk diuji


(58)

kebenarannya oleh orang yang berbeda dengan metode pengujian yang sama, dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama.

c. Materialitas (Materiality)

Materialitas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengakui suatu informasi akuntansi. Pertimbngan utama dalam konsep ini adalah apakah penyajian informasi tertentu akan mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang diambil. Masalah yang timbul dalam menentukan tingkat materialitas suatu informasi adalah tidak adanya aturan terhadap konsep tersebut. Sampai saat ini tidak ada konsep umum terhadap materialitas. Penentuan tingkat materialitas suatu informasi akhirnya diserahkan pada pertimbangan profesional.

F. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Keuangan Perusahaan

Pengungkapan biaya lingkungan sebagai komponen akuntansi lingkungan di dalam laporan keuangan menggunakan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Prinsip Akuntansi Berterima Umum adalah kebiasaan, aturan dan prosedur yang berkembang berdasarkan pengalaman, logika, kebiasaan dan kebutuhan praktis (Suadi, 1994: 5).

Menurut International Guidance Document:Environmental Management Accounting (IFAC:2005), ada dua macam informasi yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan, yaitu informasi aliran fisik dan informasi aliran moneter. Informasi aliran moneter yang terdiri dalam


(59)

39

biaya-biaya lingkungan, diungkapkan ke dalam laporan Laba-Rugi dan Laporan Posisi Keuangan, sedangkan informasi aliran fisik diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

1. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Menurut PSAK Nomor 1 Paragraf 99 dan Paragraf 104 disebutkan bahwa: “Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.

Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban bergantung pada faktor historis dan industri serta sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi tentang biaya-biaya yang mungkin dapat bervariasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan level penjualan atau produksi entitas. Karena setiap metode penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, maka Pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan.”

Dari kalimat yang tertera dalam standar PSAK tersebut, perusahaan dapat mengklasifikasi beban dalam laporan keuangan menurut klasifikasi sifat atau fungsinya. Biaya lingkungan dalam laporan laba rugi dapat membantu memahami operasi perusahaan dalam kacamata lingkungan, sehingga informasi yang disampaikan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan alokasi biaya, proses desain, proses produksi, dan keputusan manajemen lainnya. Berikut ini adalah penyajian biaya lingkungan dalam Laporan Laba Rugi menurut Accounting and Financial Reporting for Environmental Cost and Liabilities (UNCTAD: 2000):


(60)

Laporan Laba Rugi (UNCTAD: 2000)

Penjualan xxx

HPP

Biaya Bahan Output Produk

Bahan Baku dan Bahan Pembantu xxx

Bahan Pembungkus xxx

Air xxx

Total Biaya Bahan Output Produk xxx

Biaya Bahan Output Non-Produk

Bahan Baku dan Bahan Pembantu xxx

Bahan Pembungkus xxx

Bahan Operasi xxx

Air xxx

Energi xxx

Biaya Pemrosesan xxx

Total Biaya Bahan Output Non-Produk xxx

Tenaga Kerja Langsung dan Tak Langsung xxx

Kos Produk xxx

Barang Jadi Awal xxx

Barang Jadi Akhir (xxx)

Total HPP xxx

Laba Kotor xxx

Biaya-biaya

Biaya Administrasi (xxx)

Biaya Penjualan (xxx)

Biaya Lingkungan

Biaya Pengontrolan Limbah dan Emisi

Depresiasi Peralatan (xxx)

Operating Materials (xxx)

Air dan Energi (xxx)

Biaya Personel Internal (xxx)

Biaya Jasa Eksternal (xxx)

Perijinan (xxx)

Biaya Asuransi (xxx)

Pemilihan dan Kompensasi (xxx)

Total Biaya Pengontrolan Limbah dan Emis (xxx) Biaya Pencegahan dan Manajemen

Lingkungan Lainnya

Biaya Depresiasi Peralatan (xxx)

Operating Material (xxx)

Air (xxx)

Energi (xxx)

Biaya Personel Internal (xxx)

Biaya Jasa Eksternal (xxx)

Biaya Kontrol Lainnya (xxx)

Total Biaya Pencegahan dan Manajemen (xxx)

Lingkungan Lainnya (xxx)

Biaya Penelitian dan Pengembangan (xxx)

Less Tangible

Externalities (xxx)

Total Biaya Lingkungan (xxx)

Biaya Lain-lain (xxx)

Total Biaya-biaya (xxx)


(61)

41

Pajak (xxx)

Laba Bersih Setelah Pajak xxx

2. Pengungkapan Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Posisi Keuangan

a. Asset Lingkungan

Biaya-biaya yang dapat diakui sebagai asset, maka biaya tersebut harus dikapitalisasikan. Biaya lingkungan yang dapat dikapitalisasikan sebagai asset adalah yang memenuhi syarat memiliki potensi mendatangkan manfaat ekonomik di masa yang akan datang bagi perusahaan. Dalam laporan posisi keuangan, kos tersebut dikategorikan sebagai asset lingkungan. Namun ada beberapa biaya yang dapat dikapitalisasikan sebagai asset ternyata terintegrasi dengan asset lainnya seperti alat pengontrol polusi udara pada mesin produksi, sehingga alat pengontrol polusi udara dan mesin tersebut, bila mungkin pengungkapannya terpisah dari asset lainnya, namun umumnya perusahaan akan menggabungkan asset lingkungan dengan akun-akun asset lainnya. Kategori asset lingkungan antara lain:

1) Peralatan pengendalian limbah dan emisi yang dihasilkan oleh perusahaan.

2) Bangunan instalasi pengolahan limbah.

3) Peralatan yang digunakan untuk proses daur ulang limbah.

4) Peralatan-peralatan lain yang digunakan untuk menjalankan manajemen lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan.


(62)

b. Kewajiban Lingkungan

Informasi lain yang harus diungkapkan dalam laporan posisi keuangan adalah kewajiban lingkungan yang dikelompokkan dalam akun kewajiban kontinjensi. Akun yang termasuk dalam kewajiban lingkungan adalah (UNCTAD, 2005: 45):

1) Kewajiban hukum di masa mendatang.

2) Kewajiban atas pemulihan kerusakan lingkungan atas operasi perusahaan dan kegagalan pengolahan limbah yang sudah teridentifikasi.

3) Kewajiban ganti rugi dan kompensasi pada pihak ketiga. c. Modal Lingkungan

Modal lingkungan adalah segala pembiayaan untuk menyediakan asset lingkungan yang dibutuhkan perusahaan menurut Accounting and Financial Reporting for Environmental Cost and Liabilities (UNCTAD: 2000).

Laporan Posisi Keuangan (UNCTAD: 2000) Aktiva

Aktiva Lancar

Kas xxx

Piutang Usaha xxx

Persediaan xxx

Total Aktiva Lancar xxx

Aktiva Tetap

Tanah* xxx

Bangunan* xxx

Akumulasi Penyusutan Bangunan* xxx

Peralatan* xxx

Akumulasi Penyusutan Peralatan* xxx

Total Aktiva Tetap xxx

Aktiva Lain-lain xxx


(63)

43

Passiva

Utrang Lancar

Utang Usaha xxx

Utang Jangka Panjang xxx

Utang Kontinjensi

Utang Lingkungan xxx

Total Utang xxx

Modal Lingkungan xxx

Modal

Modal Saham xxx

Laba Diitahan xxx

Total Modal xxx

Total Passiva xxx

Keterangan:

*) adalah akun-akun yang di dalamnya sudah termasuk akun aset lingkungan

G.Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini akan mengangkat topik mengenai Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan. Penelitian ini merupakan pengembangan dan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya (Panggabean: 2003) dan Kemungkinan Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan (Widayaka: 2011).

Dalam penelitian yang berjudul Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya (Panggabean: 2003), tujuan penelitian adalah untuk mengetahui unsur-unsur biaya pengelolaan lingkungan atas pengelolaan limbah cair dalam laporan keuangan perusahaan serta mengetahui tepat tidaknya perlakuan terhadap biaya lingkungan. Dari penelitian tersebut dapat ditarik hasil atau kesimpulan sebagi berikut:


(1)

121

Tabel 4.2

Data Perusahaan Jasa/Kontraktor

Perusahaan Penunjang Inti

No Perusahaan Jenis Usaha Jasa Kegiatan IUJP/SKT Masa Kontrak Tenaga Kerja (orang)

Nomor Tanggal Tanggal Lokal Nasional Asing

1 PT. Satria Bahana Sarana ü Pengangkutan, pemuatan, dan pemindahan batuan penutup ü Pemuatan dan pemindahan atau pengangkutan mineral/batubara

ü Pengangkutran, pemuatan, dan pemindahan batuan penutup SIUJP Nomor: 545/371/DPE-III/2011 7 7 5 Tahun 2 PT. Harita Panca Utama ü Pelaksanaan bidang konstruksi pertambangan sub bidang tambang terbuka dan jalan

ü Pelaksanaan pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup ü Pelaksanaan pemberian dan pembongkaran batuan penutup tanpa peledak ü Pelaksanaan muatan dan pemindahan mineral dan batubara

ü Pelaksanaan pengangkutan dwngan menggunakan truck, dilingkungan proyek an batubara

ü Pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup ü Pemuatan dan pemindahan batuan penutup (OB) dengan

SIUJP Nomor: 1015.K/30/DJB/2011 dan JB/2011

8 8 5 Tahun 0 79 57

3 PT. Nusa Raya Cipta ü Pengangkutan batubara (Truck) ü Pengangkutan, sub bidang menggunakan truck SIUJP Nomor: 932.K/30/DJB/2012 9 9 5 Tahun 4 PT. Energi Samudra Logistics ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang)

5 PT. Global Trans Energy Internasional ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) 6 CV. Givamaraga ü Jasa pembongkaran eksplorasi ü Jasa pembongkaran eksplorasi

Perusahaan Penunjang Non Inti

No Perusahaan Jenis Usaha Jasa Kegiatan IUJP/SKT Masa Kontrak Tenaga Kerja (orang)

Nomor Tanggal Tanggal Lokal Nasional Asing

1 PT. Benteng Mas Perkasa ü Penyewaan rental atau alat berat ü Rental penyewaan alat berat SIUJP Nomor: 545/361/DPE-III/2011 29 April 29 April 3 Tahun 18 27 0 2 PT. Nusa Raya Cipta ü Konstruksi pertambangan dan sewa alat berat ü Pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup

ü Pemuatan dan pemindahan batuan penutup (OB) dengan

SIUJP Nomor: 932.K/30/DJB/2012 9 9 5 Tahun 3 PT. Karya Budi Mandiri ü Rental kendaraan ringan dan alat berat ü Pengangkutan, sub bidang menggunakan truck SKT Nomor: 541.23/103/PU-Distamb/2010 9 Januari 9 Januari 3 Tahun 4 PT. Kayan Jaya Bulungan ü Rental alat ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang)

5 CV. Tumbu Surya ü Pemasok BBM Industri ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang)

6 PT. Geoservices ü Laboratorium ü Melaksanakan analisa kualitas batubara SKT no: 590/30/DJB/2011 17 Februari 17 Februari 7 Baristand Samarinda Laboratorium Analisa pemantauan lingkungan

8 PT. Blasoesam Jasa Jasa keamanan security SKT no: 3428/30/DJB/2012 10 Oktober 10 Oktober 9 Koperasi Bina Kayan Mandiri Catering Penyedia makanan

10 Koperasi Bulungan Jaya Jasa Jasa laundry 11 PPLH Unmul Jasa Analisa kualitas tanah 12 PT. Sucofindo Jasa Analisa kualitas 13 PT. AKR Corporindo Pemasok BBM industri Pemasok BBM 14 PT. Kalimantan Prima Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat

15 CV. Aulia Jaya Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat SKT Nomor: 545/593/DPF 19 Juli 19 Juli 2 Tahun 16 CV. Taska Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat

17 CV. Jelarai Raya Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat 18 CV. Evermay Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat 19 KSU Astra Jasa catering Jasa catering 20 CV. Sumi Zahra Jasa Housekeeping Jasa Housekeeping 21 CV. Exculav rama Jasa layanan kesehatan Jasa layanan kesehatan


(2)

Hitachi Zaxis 870 273 BCM/jam 1 Alat Angkut

Articulated Dump Truck Volvo A40E 17 BCM 5 Dump Truck Renault Kerax 380 8 BCM 6 Alat Penunjang Lainnya

Bulldozer Komatsu D85ESS 2

Motor Grader Komatsu GD705A 1

Komatsu GD511A 1

Compactor Volvo IR SD100 2

Water Truck Hino FM 260 JD 1

Fuel Truck Hino FM 260 JD 1

PT. Harita Panca Utama Alat Gali dan Muat

Excavator PC 800 375 BCM/jam 2

SL 500 338 BCM/jam 2

Dosan SL 225 3

Alat Angkut

Dump Truck Terex 50 21 BCM 8

ADT A40F 17 BCM 3

Mercy4843 30 Ton 15

Alat Penunjang Lainnya

Bulldozer Komatsu D85ESS-2 4

Komatsu D65P-2 1

Komatsu D155 1

Motor Grader Komatsu GD705A-4 2

Compactor Sakai SV 515 D 2

Water Truck Hino FM 320 TI 1

Fuel Truck Mercy 4380 2

Hino FM 260 JD 1

CV. Benteng Mas Perkasa Alat Gali dan Muat

Excavator Caterpilar CAT 320 D 76 BCM/jam 2 Komatsu PC 300 156 BCM/jam 2 Komatsu PC 200 74 BCM/jam 2 Alat Angkut

Dump Truck Nissan PK125 1

Hino 235ti JK 1

Alat Penunjang Lainnya

Bulldozer Komatsu D65P 1

Wheel Loader Komatsu WA 380 1

Water Truck Nissan PK 125 2

Nissan CWM 260 1

Motor Grader Komatsu GD 511 A 2

Compactor Bomag BW 211 D-40 2

2Blok Selatan Area SekayanPT. Harita Panca Utama Alat Gali dan Muat

Excavator Dosan SL 500 209 BCM/jam 7

Dosan SL 225 5

PC 800 300 BCM/jam 1

PC 1250 450 BCM/jam 4

Alat Angkut

Articulated Dump Truc Volvo A40E 17 BCM 15

Rigid Dump Truck HD 465 21 BCM 23

Dump Truck Mercy 30 Ton 4

Alat Penunjang Lainnya

Bulldozer Komatsu D85ESS 238 BCM/jam 10 Caterpilar D65 217 BCM/jam 4 Komatsu D155 rencana 2014 1

Motor Grader Komatsu GD705A 3

Compactor Sakai 102 1

Water Truck Mercy ACTROSS 4043AK 1

Hino FM 260 JD 1

Lube Truck Mercy 2

Fuel truck Mercy ACTROSS 4043AK rencana 2014 2 PT. Nusa Raya Cipta Alat Gali dan Muat

Excavator Dosan SL 500 209 BCM/jam 3 Dosan SL 340 140 BCM/jam 1

Dosan SL 225 2

Alat Angkut

Dump Truck Hino 700 Series 30 Ton 22 PT. Karya Bumi Mandiri Alat Gali dan Muat

Excavator Komatsu PC 200 1

Alat Penunjang Lainnya

Compactor Bomag BW 211 D-40 1

Motor Grader Komatsu GD705A 1

Wheel Loader Komatsu WA 500 1

Dump Truck Hino FM 260 JD 2

Water Truck Hino FM 517 HS 1

Hino Cap: 20 KL 1

PT. Limantara Alat Penunjang

Compactor Bomag BW 211 D-40 1

Motor Grader Komatsu GD511 1

PT. Kayan Jaya Bulungan Alat Gali dan Muat

Excavator Caterpilar CAT 320 D 2

Alat Penunjang Lainnya

Compactor Bomag BW 211 D-40 1

CV. Aulia Jaya Alat Gali dan Muat


(3)

No Wilayah Tipe Kapasitas Jumlah Unit

1 Area Kelubir Peralatan Pengolahan

Primary Crusher 500 tph 1

Secondary Crusher 500 tph 1

Feeder 500 tph 1

Stacking Conveyor 500 tph 1

Motor c/w gearbox Motor elektrim 3 ph, 380 v, 22 KW 2 Motor elektrim 3 ph, 380 v, 30 KW 2 Motor Bonfiglioli 3 ph, 380 v, 30 KW 1 Fasilitas Loading

Barge Loading Conveyor 850 tph 1

Feeder 1

Motor c/w gearbox Motor elektrim 3 ph, 380 v, 15 KW 1 Motor elektrim 3 ph, 380 v, 90 KW 1

2 Area Sekayan Peralatan Pengolahan

Primary Crusher 500 tph 1

Secondary Crusher 500 tph 1

Feeder 500 tph 1

Stacking Conveyor 500 tph 3

Motor c/w gearbox Motor ABB 3PH, 380 V, 55 KW 1

Motor SEW 3PH, 380 V, 30 KW 2

Motor ABB 3PH, 380 V, 11 KW 1

Motor SEW 3PH, 380 V, 30 KW 2

Motor Siemen 3PH, 380 V, 18.5 KW 1

Motor Siemen 3PH, 380 V, 55 KW 1

Fasilitas Loading

Barge Loading Conveyor 1000 tph 1

Feeder 1

Motor c/w gearbox Motor Siemen 3PH, 380 V, 45 KW 2

Motor Siemen 3PH, 380 V, 110 KW 1

Motor Siemen 3PH, 380 V, 180 KW 1

Jenis Peralatan

Tabel 4.4


(4)

Tabel 5.4

Rata-rata nilai mata uang Rupiah (Rp) terhadap US Dollar (US $)

Tahun 2013

No.

Bulan

Forex

Fuel Price

KMO

SMO

1

Januari

Rp 9.685,00

Rp 9.810,54 Rp 10.676,02

2

Februari

Rp 9.700,00

Rp 10.039,60 Rp 11.021,87

3

Maret

Rp 9.678,00

Rp 10.035,68 Rp 10.831,52

4

April

Rp 9.735,00

Rp 9.671,39 Rp 10.455,09

5

Mei

Rp 9.730,00

Rp 9.124,68 Rp 9.622,28

6

Juni

Rp 9.811,00

Rp 9.499,01 Rp 9.947,50

7

Juli

Rp 9.934,00

Rp 9.853,94 Rp 10,310,88

8

Agustus

Rp 10.288,00

Rp 10.380,21 Rp 11.006,59

9

September

Rp 10.922,00

Rp 11.016,81 Rp 11.436,53

10

Oktober

Rp 11.593,00

Rp 11.441,05 Rp 11.961,70

11

Nopember

Rp 11.354,00

Rp 12.056,87 Rp 11.665,95

12

Desember

Rp 11.946,00

Rp 12.431,26 Rp 12.344,75


(5)

(6)

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7

1 Orientasi Lapangan

2 Ambil Data Identitas Perusahaan

Sejarah Perusahaan Lokasi Visi dan Misi Struktur Organisasi Kegiatan Produksi

Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan

Dampak Kegiatan Penambangan Bagi Lingkungan dan Kebijakan Biaya Lingkungan

Laporan Keuangan Perusahaan

3 Olah Data

4 Presentasi

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7

1 Orientasi Lapangan

2 Ambil Data Identitas Perusahaan

Sejarah Perusahaan Lokasi Visi dan Misi Struktur Organisasi Kegiatan Produksi

Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan

Dampak Kegiatan Penambangan Bagi Lingkungan dan Kebijakan Biaya Lingkungan

Laporan Keuangan Perusahaan

3 Olah Data

4 Presentasi

AKTUAL

NO KEGIATAN DATA YANG DICARI FEBRUARI 2015 / TANGGAL


Dokumen yang terkait

Evaluasi Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Pada Pusat Biaya PT.Garuda Indonesia Branch Office Medan

2 25 70

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL (STUDI KASUS PADA PT. KERTAS LECES (PERSERO))

5 68 19

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SOSIAL SEBAGAI BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) (Studi Kasus Pada PT Kebon Agung Malang)

0 34 22

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA (Studi Kasus Pada PT. Mondrian Klaten).

0 0 8

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai pengendalian biaya produksi : studi kasus pada Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta.

1 2 116

Analisis potensi pelaporan akuntansi lingkungan sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan (studi kasus pada PG. Madukismo, Daerah Istimewa Yogyakarta)

2 8 78

PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN IMPLEMENTASI STRATEGI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) SURABAYA.

1 2 86

AKUNTANSI SOSIAL BENTUK KEPEDULIAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN

0 0 16

PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN IMPLEMENTASI STRATEGI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) SURABAYA

0 1 23

KEMUNGKINAN PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada Seaga Leather and Natural Handicraft of Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat

0 3 128