PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGDI AKUNTANSI UPN VETERAN JATIM).

(1)

Oleh :

Muhammad Ardhiansyah Putra

ABSTRAK

Semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia, salah

satunya disebabkan oleh enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

Menjadi wirausaha seringkali dipandang sebagai pilihan karir yang tidak terlalu

disukai karena dihadapkan pada situasi yang tidak pasti, penuh rintangan, dan

frustasi berkaitan dengan proses pendirian usaha baru. Kecenderungan yang

terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi sekarang

adalah kebanyakan dari mereka lebih menginginkan pekerjaan yang mapan

dengan mendapatkan status yang terhormat dan tidak terlalu banyak resiko setelah

menyelesaikan pendidikannya, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah

prestasi belajar kewirausahaan, dan minat berwirausaha berpengaruh terhadap

motivasi berwirausaha .

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban

responden yang disebarkan melalui daftar kuesioner pada 60 orang mahasiswa

UPN Veteran Jawa Timur Program Studi Akuntansi dengan teknik pengambilan

sampel random sampling. Variabel penelitian yang digunakan adalah Prestasi

Belajar Kewirausahaan (X

1

) dan Minat Berwirausaha (X2) sebagai variabel bebas,

dan Minat untuk Berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat dan dianalisis dengan

uji regresi linier berganda.

Hipotesis yang diajukan, diduga prestasi belajar kewirausahaan dan minat

berwirausaha berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha, setelah

dianalisis dan diuji, disimpulkan bahwa Prestasi belajar Kewirausahaan

berpengaruh tidak signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha, sedangkan

minat untuk berwirausaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Motivasi untuk berwirausaha.

Keywords : Prestasi Belajar Kewirausahaan, Minat Berwirausaha, dan


(2)

By :

Muhammad Ardhiansyah Putra

ABSTRACT

The increasing number of unemployment educated at Indonesia, one of

which is caused by the reluctance of university graduates in entrepreneurship. Be

self-employment is often seen as a career option that is not too popular because it

faces a situation uncertain, full of obstacles, and the frustration associated with the

creation of new businesses. The trend that is happening in the students who sit on

the University right now is that most of them prefer a stable job with a State of

respectable gain and not too many risks after completing his studies, this research

aims to find out if achievement business, and interest in the influential

entrepreneurship motivation towards entrepreneurship

This study uses data collected primary of the answers of the respondents

are transmitted through the list of questionnaires from students in 60 people in the

East of Java UPN veterans of accounting studies program with the technique of

sampling of random sampling. the research is variable entrepreneurial spirit of the

school results (X 1) and the interest in entrepreneurship (X 2) as independent

variables, and the interest in entrepreneurship (and) as a dependent variable and

analysed by multiple linear regression

The hypothesis, the expected accomplishments and interest in business

entrepreneurship affects the motivation of entrepreneurship, after having

examined and tested, it was concluded that the results of learning is not a

significant effect on the business motivation for entrepreneurship, while interest in

entrepreneurship has a significant influence on the motivation of entrepreneurship

keywords : academic achievement entrepreneurial, interest in entrepreneurship

and motivation in entrepreneurship


(3)

1.1 Latar Belakang

Semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. Menjadi wirausahaseringkali dipandang sebagai pilihan karir yang tidak terlalu disukai karena dihadapkan padasituasi yang tidak pasti, penuh rintangan, dan frustasi berkaitan dengan proses pendirian usaha baru. Kecenderungan yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi sekarang adalah kebanyakan dari mereka lebih menginginkan pekerjaan yang mapan dengan mendapatkan status yang terhormat dan tidak terlalu banyak resiko setelah menyelesaikan pendidikannya.

Menurut Koesworo dkk (2007)penciptaan wirausaha (baru) adalah sebuah kebutuhan mutlak yang harus segera diwujudkan. Kondisi ini disebabkan oleh kapasitas unit usaha yang ada sudah tidak seimbang dengan jumlah penduduk pencari kerja dan mengakibatkan tingginya angka pengangguran.Jumlah pengangguran dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini disebabkan sedikitnya lapangan pekerjaan sedangkan jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi terus bertambah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan orang yang akanbekerja. Apalagi diperparah dengan timbulnya aksi PHK dari beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan.


(4)

Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, demikian halnya di Indonesia.Hampir separuhnya disumbangkan oleh lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya sangat banyak.Fenomena ironis yang muncul di dunia pendidikan di Indonesia adalah semakin tinggi pendidikan seseorang, probabilitas atau kemungkinan diamenjadi penganggur semakin tinggi. Dari 8,32 juta orang pengangguran di Indonesia, jumlah terbanyak datang dari para lulusan sarjana dan diploma. Jumlah lulusan sarjana dan diploma yang menganggur masing-masing berjumlah 11,92% dan 12,78% ( http://www.detikfinance.com/read/2010/12/01/131825/1506690/4/bps-sarjana-di-indonesia-paling-banyak-jadi-pengangguran).

Sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja daripada pencipta lapangan pekerjaan. Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan. Mengingat betapa banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia saat ini, maka mahasiswa diharapkan tidak hanya mengandalkan bekerja di sektor pemerintahan atau bekerja untuk mengisi lowongan kerja, tetapi juga diharapkan mampu untuk memanfaatkan ilmu yang telah dimiliki.Dan dapat memanfaatkan peluang yang ada sebagai usaha untuk kerja mandiri.Akan tetapi penyebab dari kurangnya minat dalam wirausaha adalah pandangan negatif dari sebagian masyarakat, mereka tidak menginginkan menerjuni bidang wirausaha dan mereka berucap “Untuk apa sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang”.Pandangan seperti ini sudah terkesan jauh di lubuk hati sebagian


(5)

masyarakat.Landasan filosofis seperti inilah yang menyebabkan banyak lulusan perguruan tinggi tidak temotivasi terjun di dunia wirausaha (Siswoyo, 2009) dalam (Kristiyani,2008).

Menurut Sasmita, Direktur Teknologi & Operasional Bank Mandiri (Kompas, Jum'at 7 Agustus 2009) di Indonesia rasio wirausahawan dibandingkan dengan jumlah penduduk masih kurang dari angka standar untuk kategori negara maju. Rasio di Indonesia hanya sekitar 0,18% sedangkan angka rasio wirausahawan untuk negara maju adalah 2 % ( http://id.shvoong.com/business-management/1942772-wirausaha-menjadikan-bangsa-mandiri/).

Kecilnya minat berwirausaha di kalangan lulusan perguruan tinggi sangat disayangkan.Melihat kenyataan bahwa lapangan kerja yang ada tidak memungkinkan untuk menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi di Indonesia, harusnya para lulusan perguruan tinggi mulai memilih berwirausaha sebagai pilihan karirnya.Upaya untuk mendorong hal ini mulai terlihat dilakukan oleh kalangan institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi.Kurikulum yang telah memasukkan pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan telah marak.Namun demikian, hasilnya masih belum terlihat.Dibuktikan dengan angka pengangguran terdidik yang masih tinggi (Sondari,2009).

Kewirausahaan merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan.Dengan demikian tujuan pembelajaran kewirausahaan sebenarnya untukmenghasilkan pebisnis atau business entrepreneur profesi yangdidasari oleh jiwa wirausaha atau entrepreneur (Sondari, 2009).


(6)

Bila semakin banyak wirausahawan di negeri ini, maka akan semakin maju negara ini, seperti yang dilakukan oleh Singapura, Malaysia, Cina, Korea, Amerika dan lain-lainnya. Dengan diadakannya kuliah umum kewirausahaan diharapkan akan dapat menggugah bakat dan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan (Alfitman dan Gatot, 2009).

Kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun.Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari para wirausahawan. Melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat, antara lain memberikan banyak lowongan pekerjaan, menawarkan berbagai produk dan jasa kepada konsumen dan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah (Siswoyo, 2009).

Menurut Chandra, penulis buku “Menjadi Entrepreneur Sukses”dalam Kristiyani, (2008) beliau mengemukakan “Di era otonomi daerah saat ini, pendidikan kewirausahaan sangat dibutuhkan”. Karena, dengan pendidikan tersebut sebenarnya akan banyak menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Melihat kondisi ini, Purdi E. Chandra mengatakan bahwa “Kita perlu adanya upaya menciptakan pengusaha baru”, sebab menjadi pengusaha itu bukan diajarkan tetapi dididik dalam pengertian non formal. Sehingga, perlu ada solusi, yaitu bagaimana kita membuat pendidikan untuk menciptakan orang jadi pengusaha.Hal itu biasa diberikan lewat model pendidikan, yang bukan saja mengandalkan pada pengetahuan, tetapi juga emosional.Termasuk bagaimana mencerdaskan emosi


(7)

kita.Sementara universitas yang ada, hanya menciptakan calon pencari kerja, bukan penciptakerja.

Dalam hubungannya dengan alasan dan pertimbangan tersebut, mahasiswa sebagai salah satu golongan elit masyarakat yang diharapkan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa masa depan, sudah sepantasnya menjadi pelopor dalam mengembangkan semangat kewirausahaan. Dengan bekal pendidikan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan perguruan tinggi hanya bisa menunggu lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang pada hakekatnya merupakan beban pembangunan (Indarti dan Rostiani, 2008).

Peranan universitas hanya sekedar menjadi fasilitator dalam memotivasi, mengarahkan dan penyedia sarana prasarana dalam mempersiapkan lulusan yang mempunyai motivasi kuat, keberanian , kemampuan serta karakter pendukung dalam mendirikan bisnis baru. Keberhasilan program yang ditetapkan sampai tercapai “The Finish Entrepreneurship Education“ lebih banyak tergantung pada seberapa banyak lulusan yang mempunyai pengalaman yang bermakna selama proses belajar-mengajar dan hal tersebut terus berlanjut saat proses bisnis berlangsung. Pihak universitas memotivasi dan membekali para lulusannya untuk membuka bisnis baru serta menjalankan pada masa kuliah dan diteruskan setelah kuliah selesai (Yohnson, 2003).

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur sebagai salah satu wadah pendidikan yang berada di kota Surabaya telah cukup lama membekali para mahasiswanya untuk menjadi wirausaha melalui mata kuliah kewirausahaan.


(8)

Sejumlah aktivitas telah dilakukan pada mata kuliah ini, yaitu tentang teori-teori kewirausahaan, praktek lapangan kewirausahaan.Dengan melakukan aktivitas itu semua, diharapkan dapat membuat para mahasiswa terdorong untuk menjadi wirausaha sebelum atau sesudah mereka diwisuda.

Bedasarkan pretestyang ditujukan kepadamahasiswa program studi

akuntansi TA. 2007/2008dengan tujuan untuk mengetahui motivasi mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha setelah lulus S1 nantidengan rata-rata IPK 3, ratanilai mata kuliah kewirausahaan A- danalasan yang diberikan adalah rata-rata mengatakanbelum berani terjun dibidang kewirausahaan karena dibayangi resiko ketidak berhasilan, kurangnya modal dan ingin mencari pengalaman bekerja.Untuk itu banyak yang memutuskan untuk membuat atau mengajukan surat lamaran sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai swasta yang dianggap tidak beresiko. Seharusnya dengan adanya mata kuliah kewirausahaan dapat memotivasi mahasiswa khususnya para mahasiswa program studi akuntansi untuk berwirausaha, agar para lulusan nantinya tidak bergantung pada pencarian pekerjaan melainkan menciptakan suatu pekerjaan.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar grafik dibawah ini.


(9)

2 k y m d m d w y y b Prete 2007/2008 kewirausaha yang dipero memilih me duanya.Prog mahasiswany dengan tuju wirausaha se yang ditujuk yang memil berwirausah 0 1 2 3 4 5 6 7

est yang d

yang tela aan dan mem oleh adalah 7 enciptakan p

gdi Akuntan ya untuk me uan agar da ebelum atau kan kepada lih untuk m ha. melamar pek

REN

G ditujukan ke ah menemp miliki rata-ra 7 orang mah ekerjaan/ber nsi UPNV enjadiseorang apat membu sesudah me 10 mahasis melamar peke kerjaan menc

NCANA

 

S

Gambar. 1.1

epada 10 m puh mata

ata nilai mat hasiswa mem rwirausaha s

Jawa Timu g wirausaha

at para ma ereka diwisu wa progdi erjaan lebih cipta pekerjaan

SETELAH

. mahasiswa kuliah kew ta kuliah ke milih melam sedangkan si ur sendiri t melalui mata hasiswa terd uda.Akan tet

akuntansi T banyak dib

keduan

H

 

LULUS

 

progdi aku wirausahaan ewirausahaan mar pekerjaa isanya mem telah memb a kuliah kew dorong untu api berdasar TA 2007/200

bandingkan y

nya

S1

untansi TA n, praktek

n A-. Hasil an, 2 orang milih kedua-bekali para wirausahaan uk menjadi rkan pretest 08, jumlah yang ingin


(10)

Dengan dengan adanya latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti mencoba untuk mengamati dan mencermati prestasi belajar kewirausahaan, minat berwirausaha dan motivasi berwirausaha yang dituangkan dalam penelitian dengan judul : “PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN

DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP MOTIVASISEBAGAI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGDIA KUNTANSI UPN VETERAN JATIM”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka dapat dirumusakan permasalahan sebagai berikut :

Apakah prestasi belajar kewirausahaan, dan minat berwirausaha berpengaruh terhadap motivasi sebagai wirausaha?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis minat dan motivasi sebagai wirausaha 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh prestasi belajar kewirausahaan


(11)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a) Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian yang sama, sehingga hasil penelitian tersebut akan menjadi lebih sempurna.

b) Bagi Peneliti

Untuk mendapatkan pemahaman tentang motivasi sebagai wirausaha dilihat dari nilai prestasi mata kuliah kewirausahaan dan minat berwirausaha.

c) Bagi UPN “VETERAN” Jawa Timur

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan penelitian ini, serta sebagai Dharma Bhakti terhadap perguruan tinggi khususnya Fakultas Ekonomi UPN “VETERAN” Jawa Timur.


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian dengan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Yohnson (2003)

Penelitian yang berjudul “Peranan Universitas Dalam Memotivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs” bertujuan untuk mengetahui apakah faktor motivasi yang paling dominan yang membuat seseorang memiliki keinginan menjadi seorang entrepreneur.Hipotesis penelitian ini adalah diduga faktor motivasi yang mendorong para alumni Universitas Kristen Petra menjadi wirausaha adalah faktor kesempatan. Hasil penelitian mengemukakan bahwa faktor yang paling dominan memotivasi para alumni Universitas Kristen Petra menjadi wirausaha adalah faktor kesempatan, faktor kebebasan dan faktor kepuasan hidup.

2. Sri Hastuti dan Dwi Suhartini (2007)

Penelitian yang berjudul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu Di Jurusan Akuntansi” bertujuan untuk mengetahui 1) Apakahkeinginan memperoleh gelar akuntan, tipe kepribadian, dan pemahaman tentang manfaat gelar akuntan berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi tepat waktu di jurusan akuntansi. 2) Apakah tipe kepribadian merupakan variable moderating dalam hubungan antara keinginan memperoleh


(13)

gelar akuntan dengan motivasi menyelesaikan studi tepat waktu di jurusan akuntansi. Hipotesis penelitian ini adalah 1) Bahwa keinginan memperoleh gelar akuntan, tipe kepribadian, dan pemahaman tentang manfaat gelar akuntan berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi tepat waktu di jurusan akuntansi.2) Bahwa tipe kepribadian merupakan variable moderating dalam hubungan antara keinginan memperoleh gelar akuntan dengan motivasi menyelesaikan studi tepat waktu di jurusan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dapat diambilkesimpulan bahwa1) keinginan memperoleh gelar akuntan, tipe kepribadian tidak berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi tepat waktu, dan pemahaman tentang manfaat gelar akuntan secara parsial berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi tepat waktu di jurusan akuntansi. 2) Bahwa tipe kepribadian merupakan variable moderating dalam hubungan antara keinginan memperoleh gelar akuntan dengan motivasi menyelesaikan studi tepat waktu di jurusan akuntansi.

3. Ahmad Mun’im (2008)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan dengan Minat Berwiraswasta Siswa Kelas III SMK Negeri 1 Samarinda” bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar program diklat kewirausahaan dengan minat berwiraswasta siswa kelas 1 smk samarinda.Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara prestasi belajar program diklat kewirausahaan dengan minat berwiraswasta siswa kelas 1 smk samarinda.Hasil penelitian terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar program diklat kewirausahaan dengan minat


(14)

wiraswasta siswa kelas III SMK Negeri 1 Samarinda. 4. Eko Priambodo (2010)

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Mental Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha” bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh motivasi dan mental kewirausahaan untuk berwirausaha Hipotesis penelitian ini adalah diduga motivasi dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap minta untuk berwirausaha.Hasil penelitian adalah motivasi dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

2.2. Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang

No Nama Peneliti Judul Peneliti Variabel 1. Yohnson (2003) “Peranan Universitas Dalam Memotivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs”

X1: Faktor kesempatan

X2: Faktor kebebasan

X3: Faktor kepuasan hidup

Y: Motivasi Berwirausaha

2. Sri Hastuti

dan Dwi Suhartini (2007) “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu Di Jurusan Akuntansi”

X1: Keinginan memperolehgelar akuntan

X2: Tipe Kepribadian X3: Pemahaman tentang manfaat gelar akuntan

Y: motivasi menyelesaikan studi tepat waktu 3. Ahmad Mun’im (2008) “Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan

X: Prestasi belajar program diklat kewirausahaan


(15)

dengan Minat Berwiraswasta Siswa Kelas III SMK Negeri 1 Samarinda”

Y: Minat Berwiraswasta

4. Eko Priambodo (2010) “Pengaruh Motivasi dan Mental Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha” X1: Motivasi

X2: Mental kewirausahaan Y: Minat untuk berwirausaha

5. Muhammad Ardiansyah Putra (2011) “Pengaruh Prestasi Belajar Kewirausahaan dan Minat Berwirausaha terhadap Motivasi Sebagai Wirausahha Pada Mahasiswa Progdi Akuntansi Upn Veteran Jatim”

X1: Prestasi Belajar

X2: Minat berwirausaha

Y: Motivasi sebagai wirausaha

Semula kewirausahaan hanya berkembang dalam bidang perdagangan tapi dalam bidang-bidang yang lain kewirausahaan sudah dijadikan pegangan untuk menciptakan perubahan, pembaharuan dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya digunakan untuk mencapai tujuan jangka pendek tapi juga untuk mencapai tujuan jangka panjang dan untuk menciptakan peluang usaha.Dalam bidang industri banyak perusahaan yang sukses dan memperoleh banyak peluang karena memiliki kreativitas dan keinovasian (Suryaman, 2006).

Melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha dapat menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan. Nilai tambah barang dan jasa dapat diciptakan melalui proses kreatif dan inovatif, banyak menciptakan, banyak


(16)

keunggulan termasuk keunggulan bersaing dengan lawan bisnisnya. Demikian juga kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan oleh orang-orang yang memiliki semangat jiwa kreatif dan inovatif misalnya dalam bidang pendidikan, pemerintahan, dan bidang-bidang lainnya.Kewirausahaan atau

enterpreneurshipadalah suatu proses kreativitas dan inovasi yang mempunyai

resiko tinggi untukmenghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan (Suryaman, 2006).

Begitupula pada mahasiswa lulusan progdi akuntansi, yang telah memiliki pemahaman tentang ilmu akuntansi dan teori-teori kewirausahaan yang telah dimilikinya seharusnya lebih unggul dalam bidang kewirausahaan. Untuk itu diharapkan setelah lulus nanti seorang lulusan sarjana akuntansi dapat mengaplikasikan ilmunya dalam bidang kewirausahaan, seperti pada misi progdi akuntansi UPNV Jatim, yaitu :

1. Akuntansi Keuangan:

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi keuangan (akuntan publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilai kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan.

2. Konsentrasi Akuntansi Manajemen:

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi manajemen (akuntan internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk


(17)

menjadi pembuat laporan keuangan perusahaan, penilai kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.

3. Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik:

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi sektor publik (akuntan pemerintah) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintahan, penilai kinerja pemerintahan, dan pertanggung jawaban pemerintah daerah ke pusat.

Contoh akuntan entrepreneur adalah sebagai eksternal auditor yang

membuka kantor KAP sendiri. Sebagai akuntan entrepreneur diharapkan selalu berinovasi, berkembang dan mampu bersaing dengan KAP lain yang ada di dalam negeri ataupun di luar negeri. Melihat pada tahun 2012 Indonesia tidak lagi menggunakan PSAK melainkan menggunakan IFRS sebagai acuannya.Diharapkan seorang akuntan publik bisa melihat peluang yang ada untuk lebih banyak mendapatkan klien dari dalam maupun dari luar negeri. Bila akuntan masih bekerja di tempat orang lain, diharapkan dalam diri akuntan tersebut memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu selalu berusaha untuk belajar, mencari pengalaman, mampu bersaing dengan akuntan lainnya & mengikuti perkembangan jaman agar suatu saat nanti bisa membuka kantor akuntan sendiri.

Pada itinya apapun konsentrasi yang diambil oleh mahasiswa progdi akuntansi dan pekerjaan yang akan ditekuni oleh mahasiswa progdi akuntansi sebagai akuntan publik, akuntan internal maupun akuntan pemerintah diharapkan terdapat jiwa kewirausahaan di tiap-tiap diri mahasiswa tersebut, agar dapat selalu


(18)

kreatif, inovatif dan selalu tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dan dimungkinkan dapat memotivasi mahasiswa progdi akuntansi untuk menjadi seorang wirausahawan di masa yang akan datang.

2.3. Landasan Teori

Dalam sub ini disajikan beberapa teori atau konsep yang merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk pemecahan masalah yang diajukan dalam penelitian.

2.3.1 Pengertian Akuntansi

Ada banyak definisi dan arti akuntansi yang ditulis oleh para ahli dan peneliti yang merupakan pakar di bidang akuntansi. Salah satunya diantaranya, Siegel dan Marconi (1989), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksteral dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, dari sudut bidang studi, akuntansi dapat diartikan sebagai “seperangkat pengetahuan yang mempelajari rekayasa penyeediaan jasa berupa informasi keuangan dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi” (Ikhsan dan Ishak, 2008 : 4-5).

Siegel dan Marconi (1989) dalamIkhsan dan Ishak (2008:18), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan


(19)

keputusan ekonomi.

Accounting Principle Board System Statement No.4 dalamIkhsan dan

Ishak (2008: 18), mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:“akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa alternatif”,

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai: seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit–unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2006: 10)

2.3.2. Kewirausahaan

Secara generalpengertian kewirausahaanmerupakankemampuan melihat

dan menilai peluang bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumberdaya danmengambil tindakan dan risiko dalam rangka mesukseskan bisnisnya.Berdasarkan definisi ini kewirausahaanitu dapat dipelajari oleh setiap individu yang mempunyai keinginan, dan tidak hanya didominasi individu yang berbakat saja (Siswoyo, 2009).

Namun dalam bidang-bidang yang lain kewirausahaan sudah dijadikan pegangan untuk menciptakan perubahan, pembaharuan dan kemajuan. Kemajuan tersebut dapat diciptakan oleh orang-orang yang memiliki semangat jiwa kreatif


(20)

dan inovatif misalnya dalam bidang pendidikan, pemerintahan, dan bidang-bidang lainnya.

Menurut Alma (2001) dalam Suryaman (2006) Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan.Melihat ke depan dengan berpikir, penuh perhitungan, mencari pilihan dariberbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Sifat-sifat yang perlu dimilikiwirausaha adalah sebagai berikut: 1. Percaya diri

Sifat-sifat percaya diri dimulai dari pribadi yang mantap, tidakmudah terombang-ambing oleh pendapat dan saran orang lain. Akan tetapisaran-saran orang lain jangan ditolak mentah-mentah, pakai itu sebagaimasukan untuk dipertimbangkan kemudian harus memutuskan segera.Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudahmatang, jasmani dan rohaninya.Pribadi semacam itu adalah pribadi yangindependen dan sudah mencapai tingkat kematangan. Karakteristikkematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, iamemiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis. Tidakbegitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain tapi dapatmengembangkan secara kritis. Emosionalnya sudah stabil, tidak mudahtersinggung dan naik pitam, serta tingkat sosialnya tinggi.Diharapkanwirausaha seperti ini betul-betul dapat menjalankan usahanya secaramandiri, jujur dan disenangi oleh semua relasinya.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

Wirausaha tidak mengutamakan prestise dulu, tetapi prestasikemudian.Ia berharap pada prestasi baru kemudian setelah berhasilprestisenya akan meningkat. Wirausaha yang selalu memikirkan prestisedulu dan prestasi kemudian, usahanya


(21)

tidak anak mengalami kemajuan.Maka wirausaha harus mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan kan ketabahan, tekad kerja keras,mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif.

3. Pengambilan resiko

Wirausaha dalam melakukan kegiatan usahanya penuh denganresiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidaklaku dan sebagainya.Tetapi semua tantangan ini harus dihadapi denganpenuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang baru membuatpertimbangan dari berbagai macam segi

4. Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masingindividu, maka sifat kepemimpinan tergantung pada masing-masingindividu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yangdipimpin.Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan, mudah memimpinsekelompok orang, ia diikuti dan dipercaya oleh bawahan. Tapi ada pulapemimpin yang tidak disenangi bawahan atau tidak senang padabawahannya, ia mau mengawasi bawahannya tapi tidak ada waktu untukitu. Menanam kecurigaan pada orang lain pada suatu ketika akan berakibattidak baik pada usaha yang sedang dijalankan. Maka wirausaha sebagaipemimpin yang baik harus mau menerima kritik dan saran dari bawahanserta harus bersifat responsif.

5. Keorisinilan

Sifat orisinil tidak selalu ada pada diri seseorang, yang dimaksudorisinil adalah tidak hanya mengekor pada orang lain tapi memilikipendapat sendiri dan


(22)

ada ide yang orisinil untuk melaksanakan sesuatu.Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tapi produk tersebutmencerminkan hasil kombinasi baru dari komponen-komponen yangsudah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitasorisinil suatu produk akan tampak sejauh mana ia berbeda dari apa yangsudah ada sebelumnya.

6. Berorientasi ke depan

Wirausaha harus perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yangakan dilakukan dan apa yang ingin dicapai. Karena sebuah usaha bukandidirikan untuk sementara tapi selamanya. Maka faktor kontinuitas harusdijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Untuk menghadapipandangan jauh ke depan seorang wirausaha akan menyusun perencanaandan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akandilaksanakan.

7. Kreativitas

Sifat keorsinilan seorang wirausaha menuntut adanya kreativitasdalam pelaksanaan tugasnya. Kreativitas merupakan kemampuanseseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasanmaupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah adasebelumnya. Bagi wirausaha tingkat kreativitas sangat menunjangkemajuan bisnisnya.Kreativitas bisa juga diartikan kemampuan dalam menciptakankombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada, sehinggamenghasilkan sesuatu yang baru.Dapat juga berarti kemampuan memberi makna dari sesuatu yang kurang berarti sehingga menjadi lebih berarti.


(23)

2.3.3. Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, mahasiswa mengalami suatu perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan ini dapat dilihat dari prestasi belajar mahasiswa yang dihasilkan oleh mahasiswa dari kegiatan mengerjakan soal ujian, tugas dan praktek lapangan kewirausahaan(Mun’im, 2008).

Prestasi menurut Tu’u (2004) dalam Minarni (2006)adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.Selain itu prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru/dosen.

Menurut Djamarah (1994) dalamMun’im (2008) prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan mahasiswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum.Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan dari tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang. Belajar itu bertujuan untuk mengembangkan pribadi manusia bukan hanya sekedar mencerdaskan manusia belaka namun menjadi manusia yang berkepribadian yang luhur itulah hakekat sebuah belajar.Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar, setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.Prestasi belajar


(24)

siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi.

3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya (Minarni, 2006).

Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari usaha belajar terhadap nilai akhir mata kuliahkewirausahaan yang dinyatakan dalam bentuk angka.

2.3.4. Minat Berwirausaha

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dalam(Nurkhan, 2005) tentangpengertian minat yaitu :

Menurut (Tarmudji, 1991) minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.Menurut (Winkel, 1989) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpungan dalam bidang itu.Disimpulkan bahwa minat merupakan kesadaaan seseorang yang dapat menimbulkan adanyakeinginan yang akan memuaskan kebutuhan.

Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang sebab jika seseorang tersebut mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka dapat


(25)

diharapkan hasilnya akan lebih baik. Selain itu minat adalah “perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada menyuruh” (Tarmudji, 1991). Minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek tertentu cenderung menaruh perhatian lebih besar (Suryaman, 2006).

Kesadaran seseorang yang tertarik dan senang pada suatu usaha akan nampak dalam kegiatan mempelajari, memahami, dan berkecimpung dalam usaha itu. Aktivitas atau kegiatan yang dilandasi dengan minat kemungkinan besar akan berhasil, karena dilakukan dengan rasa senang dan tanpa paksaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang yang berminat terhadap wirausaha akan merasa senang atau suka melakukan berbagai tindakan yang berhubungan dengan wirausaha. Minat bersifat pribadi, sehingga minat individu antara satu dengan yang lainnya berbeda.Bahkan minat pada diri seseorang dapat berbeda dari waktu ke waktu, karena minat merupakan kesediaan jiwa yang sifatnya untuk menerima sesuatu dari luar individu. Maka minat sekaligus kaidah pokok dalam menanggapi sesuatu, termasuk di dalamnya minat mahasiswa untuk berwirausaha (Suryaman, 2006)

Minat berwirausahameliputi : kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk mewujudkan tujuannya, kesediaan untuk menanggungmacam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukannya,bersedia


(26)

menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat,kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami. Jadi yang dimaksud minatberwirausahaadalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerjakeras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhikebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resikoyang akan terjadi, sertabelajar dari kegagalan (Nurkhan, 2005).

Dari uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat berwirausaha pada mahasiswa adalah usaha dan kemauan untuk mempelajari, mencari dan berkeinginan menjadi wirausaha.Minat berwirausaha dalam konteks penelitian ini adalah suatu rasa lebih suka, rasa keterikatan yang diikuti usaha aktif untuk mempelajari dan berkeinginan menjadi wirausaha.

2.3.5. Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu atau daya penggerak untuk melakukan sesuatu atau kegiatan tertentu, untuk mencapai tujuan (Sardiman, 1992) dalam(Sari, 2006).

Motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan ke arah tujuan (Jayani, 2008). Terdapat dua macam motivasi menurut Djamarah (2002), yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif - motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.


(27)

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor - faktor situasi belajar.Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya (Arini, 2008).

2.3.6. Teori Motivasi

Proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan yang ingin direalisasikan dipandang sebagai kekuatan yang menarik individu.Tercapainya tujuan yang diinginkan sekaligus dapat mengurangi kebutuhan yang belum dipenuhi (Tyas, 2006).

Beberapa teori motivasi oleh para ahli:

1. Teori Kebutuhan dan Kepuasan menurut Abraham H. Maslow

Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan individu dapat disusun dalam suatu hirarki.Hirarki kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan fisiologis, karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling kuat sampai kebutuhan tersebut terpuaskan.Sedangkan hirarki kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan aktualisasi diri. Hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Yaitu kebutuhan fisik seperti rasa lapar, rasa haus, kebutuhan akan perumahan, pakaian, dan lain sebagainya.


(28)

b. Kebutuhan akankeamanan (Safety Needs)Yaitu kebutuhan akan keselamatandan perlindungan dari bahaya, ancaman, perampasan, atau pemecatan.

c. Kebutuhan sosial (Social Needs)Yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kebutuhan akan kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang.

d. Kebutuhan akanpenghargaan (Esteems Needs)Yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.

e. Kebutuhan akanaktualisasi diri (Self Actualization Needs)Yaitu kebutuhan pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi ekspresi diri dan melakukan apa yang paling sesuai dengan dirinya. (Ikhsan dan Ishak, 2008: 50).

2. Teori Motivasi menurut Frederick Herzberg

Dua faktor tentang motivasi yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg adalah faktor yang membuat individu merasa tidak puas (Dissatisfiers) dan faktor yang membuat individu merasa puas (Satisfiers). Konklusi khusus yang dihasilkan Herzberg dari penelitiannya adalah : Pertama, terdapatnya serangkaian kondisi eksentrik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas di antara para bawahan, apabila kondisi tersebut tidak ada. Apabila kondisi tersebut ada maka hal itu tidak perlu memotivasi bawahan.Kondisi tersebut adalah faktor-faktor yang membuat individu merasa tidak puas, karena faktor-faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan hirarki yang paling rendah, yaitu tingkat tidak adanya ketidakpuasan. Kedua, serangkaian kondisi instrinsik, kepuasan pekerjaan, yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat,


(29)

sehingga dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Apabila kondisi tersebut tidak ada, maka kondisi tersebut ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan.Serangkaian faktor tersebut disebut satisfiers.(Ikhsan dan Ishak, 2008: 52).

3. Teori Prestasi David C. McClelland

Tiga kebutuhan yang dikemukakan adalah kebutuhan akan prestasi, kekuatan, dan afiliasi. Apabila kebutuhan individu terasa sangat mendesak, maka kebutuhan tersebut akan memotivasi individu yang bersangkutan untuk berusaha keras memenuhi kebutuhannya. (Ikhsan dan Ishak, 2008: 51).

4. Teori Harapan

Teori harapan ini dirumuskan oleh Victor Vroom. Ide dasar teori ini adalah bahwa motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh sesorang sebagai tindakannya. Variable-variabel kunci daalam teori harapan adalah usaha (effort), hasil (income), harapan (expectancy), instrument-instrumen yang berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua, hubungan antara prestasi dan imbalan atas pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kadar kekuatan dan einginan seseorang terhadap hasil tertentu (Ikhsan dan Ishak, 2008: 54).

5. Teori persepsi diri

Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterprestasikan perilaku mereka sendiri. Menurut teori ini, sikap hanya akan berubah setelah perilaku berubah. Dalam rangka mengubah sikap, manusia harus menemukan rangsangan


(30)

terhadap apa yang akan dikembangkan berdasarkan pada kebutuhannya (Ikhsan dan Ishak, 2008: 48-49).

2.3.7. Pengaruh Prestasi Belajar Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha

Menurut Djamarah (2002) dalam Arini (2008) motivasi adalah suatu perubahan di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Siswa yang memiliki motivasi berwirausaha tinggi memiliki kemauan lebih keras. Kegagalan yang dialaminya akan membangkitkan semangat berusaha lebih giat untuk memperoleh sukses di masa yang akan datang. Sedangkan yang memiliki motivasi berwirausaha rendah jika mengalami kegagalan akan mengakibatkan kemampuannya cenderung menurun, sehingga kegagalan yang satu akan diikuti oleh kegagalan berikutnya. (Arini, 2008)

Menurut Suryaman (2006) ciri-ciri seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah: (1) Percaya diri, (2) Berorientasi pada tugas dan hasil, (3) Pengambilan resiko, (4) Kepemimpinan, (5) Keorisinalan, (6) Berorientasi ke dapan, (7) Kreativitas.

Menurut Gatot dan Alfitman (2009) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa mata kuliah kewirausahaan berdampak positif terhadap pembentukan sikap kewirausahaan mahasiswa.Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, yang pertama teori kognitif yaitu percaya bahwa perilaku seseorang itu disebabkan adanya suatu rangsangan (stimulus).Teori kedua adalah teori kebutuhan untuk berkembang yang dikemukakan oleh Alderfer.Yang dimaksud


(31)

dengan teori kebutuhan untuk berkembang adalah suatu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan dari seseorang untuk mengembangkan dirinya. Artinya jika seseorang diberikan rangsangan yang berupa pendidikan kewirausahaan, dimaksudkan agar seseorang tersebut dapat termotivasi untuk mengembangkan dirinya, dalam hal ini adalah motivasi sebagai wirausaha. Hal ini juga bisa dikutip dari Learning Theory yang menyatakan proses yang dilakukan seseorang dalam belajar menunjukkan respon tertentu setelah ia diberi imbalan saat ia menunjukkan respon itu. (Hovland (1953) dalam Taylor, et, al (2009). Dalam teori ini menjelaskan bahwa jika seseorang itu masuk dalam proses belajar dengan mengikuti mata kuliah kewirausahaan dan praktek gelar produk diharapkan akan termotivasi setelah lulus nanti akan terbentuk jiwa kewirausahaan yang kuat diantaranya kepercayaan diri yang tinggi, mempunyai jiwa pemimpin, inovatif, kreatif serta berani mengambil resiko.

Berdasarkan teori–teori dan hasil penelitian sebelumnya seperti tersebut diatas bisa disimpulkan bahwaprestasi belajar kewirausahaan yang diukur dengan angka mutu/nilai huruf mata kuliah kewirausahaan yang diperoleh dalam proses belajar mata kuliah kewirausahaan dalam satu semester akan berdampak pada pembentukan motivasi mahasiswa akuntansi yang memiliki jiwa kewirausahaan. Artinya bahwa apapun bidang pekerjaannya setelah lulus nanti baik sebagai seorang internal auditor, eksternal auditor maupun auditor di pemerintahan akan selalu memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat seperti diantaranya rasa kepercayaan diri yang tinggi, mempunyai jiwa pemimpin, inovatif, kreatif serta berani mengambil resiko.


(32)

2.3.8. Pengaruh Minat Berwirausaha Terhadap Motivasi Berwirausaha

Segala perbuatan manusia timbul karena dorongan dari dalam, tetapi tidak akan terjadi sesuatu jika tidak berminat. Secara umum minat adalah kecenderungan terhadap sesuatu (Muhadjir, 1992) dalam (Suryaman, 2006).Minat juga bisa diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya kamus umum bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperlihatkan atau melakukan sesuatu.

Minat berbeda dengan motivasi, jika minat hanya tumbuh dalam diri seseorang sedangkan motivasi bisa terbentuk baik dari dalam maupun dari luar seseorang. Hal ini seperti pada pernyataan Winkel(1989) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Disimpulkan bahwa minat merupakan kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan adanyakeinginan yang akan memuaskan kebutuhan. Suryaman (2006) menyatakan bahwa minat adalah tendensi suka atau senang diikuti dengan partisipasi terhadap kegiatan tertentu yang menjadi obyek kesukaannya, sedangkan menurut Tarmudji (1991) menyatakan bahwa minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Adapun pengertian motivasi menurut Jayani (2008) adalah suatu keadaan yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan atau menyalurkan kearah tujuan, sedangkan menurut Djamarah (2002) terdapat dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.


(33)

Minat berwirausaha meliputi : kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung macam - macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami. Jadi yang dimaksud minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta belajar dari kegagalan (Nurkhan, 2005).

Hastuti dan Suhartini (2007) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa keinginan memperoleh gelar akuntan dan tipe kepribadian tidak berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi tepat waktu, sedangkan pada penelitian Anshori (2005) variabel keinginan memperoleh gelar akuntan berpengaruh signifikan terhadap motivasi menyelesaikan studi tepat waktu.

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Vroom dikenal dengan teori harapan. Inti dari teori harapan ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan, bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan. Motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai tindakannya artinya jika seseorang mempunyai minat untuk menjadi wirausaha harapannya akan termotivasi untuk mencapai tujuannya sebagai seorang wirausaha(Ikhsan dan Ishak, 2008: 54).


(34)

Teori penguatan (reinforcement theory). Dalam teori ini tergantung pada penerapan prinsip untuk memotivasi orang. Asumsi utama dari perilaku pengkondisian operan adalah bahwa perilaku dipengaruhi oleh konsekuensinya, sifat penguatan dan dukungan serta bagaimana hal tersebut dipakai mempengaruhi perilaku. Penguatan mempunyai suatu ikatan yang luas sebagai suatu piranti keinginan terhadap motivasi (Gibson, 1996).Penggunaan penguatan-penguatan untuk mengkondisikan perilaku memberikan kepada kita wawasan yang cukup banyak kedalam bagaimana seseorang berminat menjadi wirausaha sebagai motivasinya.

Berdasarkan teori–teori dan hasil penelitian sebelumnya seperti tersebut diatas maka bisa disimpulkan bahwa jikaseseorang bersedia menanggung macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukannya maka seseorang itu akan lebih termotivasi untuk menjadi wirausaha, karena seorang wirausaha harus memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat seperti diantaranya rasa kepercayaan diri yang tinggi, mempunyai jiwa pemimpin, inovatif, kreatif serta berani mengambil resiko. Artinya bahwa apapun bidang pekerjaannya setelah lulus nanti baik sebagai seorang internal auditor, eksternal auditor maupun auditor di pemerintahan akan selalu memiliki jiwa kewirausahaanyang kuat seperti diantaranya rasa kepercayaan diri yang tinggi, mempunyai jiwa pemimpin, inovatif, kreatif serta berani mengambil resiko.

2.3.9. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan pada dasarnya merupakan pengembangan terhadap teori-teori dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.


(35)

Kerangka Konseptual

Regresi Linier Berganda

2.3.10. Hipotesis

Diduga prestasi belajar kewirausahaan dan minat berwirausaha berpengaruh terhadap motivasi sebagai wirausaha

Prestasi Belajar Kewirausahaan (X1)

Motivasi Untuk Berwirausaha (Y)


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu definisi sebuah ide dalam istilah yang dapat diukur dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui penggambaran dimensi dan elemennya.Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain atau variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan dan minat berwirausaha, yang terdiri dari :

1. Prestasi belajar kewirausahaan (X1), yaitu :

Merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha belajar pada mata kuliahkewirausahaanyang berupa nilai huruf dan dinyatakan dalam bentuk angka mutu.

2. Minat berwirausaha (X2), yaitu :

Suatu ketertarikan akan bidang kewirausahaan dan senang untuk mempelajari, memahami, dan berkecimpung di dalamnya.

b. Variabel terikat


(37)

wirausaha yaitu hasrat atau dorongan yang kuat, inisiatif dan efektif dalam bertindak, tidak mudah putus asa, kecewa atau frustasi dalam berwirausaha.Dalam hal ini apapun bidang pekerjaannya setelah lulus nanti baik sebagai seorang internal auditor, eksternal auditor maupun auditor di pemerintahan akan selalu memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat.

3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel X1 adalah skala rasio, sedangkan untuk variabel X2 dan Y digunakan skala interval dengan teknik pengukurannya dengan menggunakan semantic

deferensial yang mempunyai skala point 1 sampai 7 yaituskala yang akan

memberikan petunjuk kepada responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan terlampir sebagai penelitian yang akan diteliti dan diukur dengan lima skala yang ditampilkan berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju sekali

Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poin 1 sangat tidak setuju sampai pada poin 5 sangat setuju sekali.

3.1.3 Pengukuran Variabel

Adapun rincian pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Prestasi belajar kewirausahaan (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio.Variabel prestasi belajar diukur dengan perolehan nilai huruf matakuliah kewirausahaan yang


(38)

dirasiokan menjadi angka mutu sesuai standar yang ditetapkan pada buku pedoman akademik UPN “Veteran” Jawa Timur (2011), seperti tabel berikut ini:

Tabel2.1 :KATEGORI PENILAIAN SKALA

Sumber : Buku Pedoman Akademik UPN “Veteran”Jatim, 2011

b. Minat berwirausaha (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari Priambodo (2010) dengan 5 item pertanyaan.Teknik pengukuran variabel menggunakan semantic differential.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju sekali

Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poin 1 sangat tidak setuju sekali berarti kurang berminat untuk berwirausaha sampai dengan pilihan pada poin 7 sangat setuju sekali yang artinya sangat berminat untuk berwirausaha.

Nilai Huruf Angka Mutu

A 4.00

A- 3.75

B+ 3.50

B 3.00

B- 2.75

C+ 2.50

C 2.00

C- 1.75

D+ 1.50

D 1.00


(39)

c. Motivasi untuk berwirausaha

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari Priambodo (2010) dengan 5 item pertanyaan.Teknik pengukuran variabel menggunakan semantic differential.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju sekali

Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poin 1 sangat tidak setuju sekali berarti kurang termotivasi sebagai wirausaha atau kurang mempunyai jiwa kewirausahaan sampai dengan piihan pada poin 7 sangat setuju sekali yang artinya sangat termotivasi sebagai wirausaha dan memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi.

3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Obyek penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang ada di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim TA.2007/2008 dan data yang diperoleh adalah dari biro admik.

a. Populasi

Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999:55).Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi angkatan tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 144 orang. . (Biro Admik, 2011). Alasan peneliti mengambil sampel mahasiswa program studi akuntansi tahun ajaran 2007/2008 dikarenakan mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 telah mengikuti mata


(40)

kuliah kewirausahaan dan praktek kewirausahaan, selain itu mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 akan selesai menempuh perkuliahan.

b. Sampel

Adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.(Sugiyono, 1999:56).Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling atau non acak. Pengambilan sampel secara non acak adalah dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi (Umar, 1997 : 83). Peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan cara dipermudah (Convenience Sampling). Sampel ini nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui. Meskipun tidak dapat diandalkan, cara ini bermanfaat, misalnya pada tahap awal penelitian eksploratif saat mencari petunjuk-petunjuk penelitian. Hasilnya dapat menunjukan bukti-bukti yang cukup berlimpah, sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi (Umar, 1997 : 83).

n = N 1 + Ne2

n = 144

1 + 144 (10%)2 n = 60


(41)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

E = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Jadi sampel minimal yang diperoleh 60 orang.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber data 3.3.1.1. Jenis Data

Data yang akan digunakan untukmendukung analisis dan pegujian hipotesis dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dapat diidentifikasikan sebagai sumber data yang lansung memberikan data kepada peneliti. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survey lapangan dan wawancara mendalam (Sugiyono, 2003 : 156)

3.3.1.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa :

a. Sumber data intern data primer dan sekunder yang diperoleh dari Biro Admik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

b. Sumber data ektern yaitu berupa buku atau literature yang diperlukan untuk penelitian.

3.3.2 Pengumpulan Data

a. Wawancara


(42)

dengan mahasiswa akuntansi angkatan 2007 dengan Tanya jawab antara peneliti dengan responden (Nazir, 2005 : 194).

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tentang fakta-fakta atau masalah yang ingin dipecahkan kepada responden untuk dijawab (Nazir, 2005 : 203).

c. Kepustakaan

Kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan buku-buku, literatur, serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang mendukung pelaksanaan penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data 3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan mengetahui sejauh mana alat pengukur dapat mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat pada Corrected Item–Total Correlation, nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada sig. 0,05 dengan uji satu sisi dan n = 60, k = 2, maka didapat r tabel sebesar 0,214. Kriteria pengujian sebagai berikut:

- Jika r hitung ≥ r tabel (0,214) maka dinyatakan valid.

- Jika r hitung < r tabel (0,214) maka dinyatakan tidak valid. (Priyatno, 2008).

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu keusioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau


(43)

handal jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005 : 41).Perhitungan kendala butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik.Cronbach Alpha, yaitu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005 : 42).

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40) yang merupakan pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah pedomannya :

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004 : 43).

3.4.4. Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Liner Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melaluib uji f dan uji t tidak boleh bias.Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu : 1. Tidak boleh ada autokorelasi


(44)

3. Tidak boleh ada heterokorelasitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat diidentifikasikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (Gujarati, 1995 : 201).Autokorelasi menunjukkan model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Adanya autokorelasi dalam regresi dapat diketahui dengan menilai besaran (Durbin Watson), tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 (Santoso, 2001 : 219).

2. Multikolinieritas

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, perlu diperiksa beberapa aspek, salah satunya tidak terdapat multikolinieritas atas data dari variabel – variabel independen, maksudnya “tidak adanya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel – variabel bebas”. Multikolinieritas sempurna akan mengakibatkan koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta standart deviasi akan menjadi tak terhingga. Jika multikolinieritas kurang sempurna, maka koefisien regresi meskipun sehingga akan mempunyai standart deviasi yang besar, yang berarti pula koefisien – koefisiennya tidak dapat ditaksir dengan mudah.


(45)

Beberapa cara untuk memeriksa multikolinieritas, yaitu :

a. Korelasi yang tinggi memberikan petunjuk adanya kolinieritas, tetapi tidak sebaliknya, kolinieritas dapat saja terjadi walaupun korelasi dalam keadaan rendah.

b. Diajurkan untuk melihat koefisien korelasi parsial. Jika R2 sangat tinggi tetapi masing – masing r2parsial rendah, berarti variabel – variabel bebas

mempunyai korelasi yang tinggi dan paling tidak satu diantaranya berlebihan. Tetapi, dapat saja R2tinggi dan masing – masing r2juga tinggi sehingga tidak ada jaminan terjadinya multikolinieritas (Umar, 2003 :151).

3. Heteroskedastisitas

Salah satu syarat lain regresi linear adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Yang diharapkan adalah terjadinya homoskedastisitas. Penting untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi “ketidaksamaan varian dari residual” atas suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan (berbeda) untuk setiap nilai tertentu variabel independen Jika yang terjadi variannya tetap, maka disebut berada pada kondisi homoskedastisitas. Dalam penelitian untuk melihat apakah kondisi terjadinya Heteroskedastisitas atau homoskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan scatterplot yang mana (titik-titik) penyebaran residual adalah tidak teratur maka kesimpulannya tidak terjadi Heteroskedastisitas atau kondisinya homoskedastisitas. (purbaya,2005:243)

3.5 Teknik Analisis


(46)

tujuan analisis.Stelah dikelompokan kemudian diolah sesuai dengan tujuan analisis. Setelah dikelompokkan kemudian diolah sesui dengan diagram kerangka pikir. Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel kedalam fungsi regresi. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka model persamaan yang digunakan adalah :

Regresi Linear Berganda :

Y = βο + β1 X1 + β2 X2 + e ………(Anonim, 2009 : L-21)

Keterangan :

Y = Minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha

βο = Konstanta

X1 = Prestasi belajar

X2 = Motivasi berwirausaha

β1-β2 = Koefisien regresi

e = Kesalahan baku

3.6 Uji Hipotesis

3.6.1 Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji sesuai atau tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk melihat pengaruh dari prestasi belajar kewirausahaan (X1), dan

minat berwirausaha (X2) terhadap variabelmotivasi untuk berwirausaha (Y).

Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut (Anonim, 2009 : L-21) a.Ho : β1 = β2 = βj= 0 (tidak sesuai/tidak cocok model regresi yg digunakan)


(47)

c.Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.

c. Dengan F hitung sebesar : Fhit = R2 / (k – 1)

(1 – R2) / (n – k )

Keterangan :

Fhit = F hasil perhitungan R2 = koefisien regresi k = jumlah variabel n = jumlah sampel

3.6.2 Uji Pengaruh Regresi Linier Berganda (Uji t)

Untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut :

a. Hipotesis statistik

H0 : βj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1 dan X2 terhadap Y)

H1 : βj≠ 0 (terdapat pengaruh X1 dan X2 terhadap Y)

Dimana j = 1, 2, ………., k : variabel ke j sampai dengan ke k.

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.

c. Dimana nilai t hitung : thit = b

j


(48)

Keterangan :

thit = t hasil perhitungan b

j

= koefisien regresi


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.

Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jatim

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang

berdiri sejak 5 Juli 1959. Selama kurun waktu 52 tahun, UPN “Veteran”

Jawa Timur telah mengalami berbagai perubahan status, yaitu:

a.

Sejak Juli 1959 s/d 1965 Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran”

Cabang Surabaya.

b.

Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional

(PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi,

Pertanian dan Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan

Kementerian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi.

c.

Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang

Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di-bawah

Departemen Pertahanan Keamanan RI.

d.

Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang

Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Cabang Jawa Timur.

e.

Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraannya dilakukan

secara mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.


(50)

f.

Berdasarkan Surat keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi No. 001/BAN-PT/Ak-1/VIII/1998 tanggal 11 Agustus 1998

telah memperoleh status terakreditasi penuh untuk semua

Jurusan/Program studi.

g.

Pada awal tahun akademik 2005/2006 jumlah mahasiswa yang

terdaftar mencapai 12.500 orang, yang berasal dari SMU

Negeri/Swasta, SMK Negeri/Swasta, Instansi Pemerintah dan swasta

yang berasal dari dalam/luar wilayah Propinsi Jawa Timur. Sampai

dengan akhir tahun 2005, UPN “Veteran” Jawa Timur telah

meluluskan Sarjana S-1 sejumlah 25.000 orang.

h.

Sejak bulan Desember 2007, dengan disatukannya beberapa yayasan di

bawah Departemen Pertahanan RI, maka pembinaan UPN "Veteran"

Jawa Timur beralih di bawah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan

Perumahan (YKPP).

4.1.2. Visi dan Misi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jatim

Visi :

Menjadi Universitas terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

serta sumberdaya manusia yang dilandasi nilai dan semangat kejuangan.

Misi :

1.

Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki nilai-nilai

moralitas dan intelektualitas serta jasmani yang sehat.

2.

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju “Research


(51)

3.

Mengembangkan sisrem pemberdayaan masyarakat.

4.

Meningkatkan kerjasama dalam bidang akademik dan non akademik

dengan Perguruan Tinggi lainm\ pemerintah, dan swasta.

4.1.3. Tujuan :

Menunjang pembangunan nasional di bidang tinggi dalam rangka

terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional, beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki displin,

bertanggungjawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian

terhadap kesejahteraan masyarakat

4.1.4. Dosen dan Mahasiswa

Jumlah Tenaga Pengajar Tetap di UPN "Veteran" Jawa Timur

adalah 335 orang, Guru Besar : 11 orang, berpendidikan Doktor: 51 orang

dan 95 % telah bergelar S-2 (Magister), 54 Dosen telah bersertifikat Dosen

dari Kementrian Pendidikan Nasional. Berdasarkan Surat keputusan Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional

seluruh Program Studi telah memperoleh status terakreditasi A dan B.

Pada awal tahun akademik 2010/2011 jumlah mahasiswa yang

terdaftar mencapai 8.500 orang, dan hingga akhir tahun 2010, UPN

“Veteran” Jawa Timur telah meluluskan lebih 29.000 orang S-1 (Sarjana)

dan kurang lebih 600 orang lulusan S-2 (Magister)


(52)

4.1.5. Prestasi

1.

Perguruan Tinggi Swata Berprestasi di bidang Tata Kelola, Penelitian

dan Pengabdian kepada Masyarakat serta Kemahasiswaan se Kopertis

Wilayah VII Jawa Timur.

2.

Termasuk sebagai 58 Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia

pengimplentasi Penjaminan Manajemen Mutu Perguruan Tinggi

Indonesia.

3.

Mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 dan AIWA 2 di bidang Sistim

Manajemen Mutu (Quality Management System).

4.1.6. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan salah satu wadah yang secara struktur

menggabungkan sejumlah manusia untuk mencapai tujuan titik,

berdasarkan mekanisme kerja dan pembagian tugas serta

mengkoordinasikan faktor-faktor sumber daya dengan maksud agar

tercipta efektivitas dan efisiensi kerja.

Organisasi Universitas terdiri dari :

a.

Unsur Pimpinan, yaitu :

1)

Rektor

2)

Pembantu Rektor I/Bidang Akademik

3)

Pembantu Rektor II/Bidang Administrasi Umum dan Keuangan

4)

Pembantu Rektor III/Bidang Kemahasiswaan

b.

Unsur Pelaksana Administrasi :

1)

Biro Administrasi Akademik


(53)

2)

Biro Administrasi Umum

3)

Biro Perencanaan Anggaran dan Keuangan

4)

Biro Administrasi Kemahasiswaan

c.

Unsur Penunjang, terdiri beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu :

1)

UPT Perpustakaan

2)

UPT Pusat Bahasa (Language Center)

3)

UPT Pusat Komputer

4)

UPT Hubungan Masyarakat dan Hukum

5)

UPT Poliklinik

d.

Unsur Pelaksana Akademik :

1)

Fakultas Ekonomi

2)

Fakultas Pertanian

3)

Fakultas Teknologi Industri

4)

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (d/h Ilmu Administrasi)

5)

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

6)

Pascasarjana

7)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM)

e.

Unsur Kelengkapan Universitas/Fakultas :

1)

Dewan Penyantun

2)

Senat Universitas

3)

Senat Fakultas

4)

Organisasi Mahasiswa Universitas

5)

Unit Kegiatan Ekstra Struktural


(54)

Gambar 4.1. Struktur Organisasi UPN ”Veteran” Jawa Timur

Sumber : Biro Admik

YAYASAN KEJUANGAN

PANGLIM A BESAR SUDIRM AN / BP UPNV

BPH

R E K T O R

PUREK I PUREK II PUREK III

DEWAN

PENYANTUN SENAT UNIVERSITAS

BIRO ADM AKADEM IK

BIRO ADM UM UM

BIRO RENGARKU

BIRO ADM KEM AHASISWAAN

UPT PUSTAKA

UPT PUSBAHASA

UPT PUSKOM

UPT HUBM ASKUM

UPT POLIKLINIK

LPPM

FAKULTAS


(55)

4.2.

Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar Kewirausahaan (X

1

)

Untuk memperjelas uraian pada pembahasan, berikut ini adalah hasil

yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang diajukan kepada responden

mengenai variabel prestasi belajar kewirausahaan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Prestasi Belajar

Kewirausahaan (X1)

Sumber: hasil jawaban responden (lampiran2)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 60 orang

responden mahasiswa program studi akuntansi UPNV Jawa Timur

sebagian besar memiliki prestasi belajar kewirausahaan yang cukup baik

dengan nilai yang berkisar antara nilai 4 hingga nilai 3. Dimana frekuensi

nilai tertinggi berada pada nilai 4 sebanyak 35% dan tidak ada responden

yang memiliki nilai kurang atau 2. Dengan semakin tinggi prestasi belajar

kewirausahaan yang dimiliki masing-masing mahasiswa menunjukkan

Nilai Huruf Angka M utu Frekuensi Nilai Prosentase

A 4.00 21 35.00%

A- 3.75 4 6.67%

B+ 3.50 15 25.00%

B 3.00 19 31.67%

B- 2.75 1 1.67%

C+ 2.50 0 0.00%

C 2.00 0 0.00%

C- 1.75 0 0.00%

D+ 1.50 0 0.00%

D 1.00 0 0.00%

E 0 0 0.00%

60 100.00%


(56)

keberhasilan mahasiswa dalam memperoleh hasil yang memuaskan dari

kerja keras mereka selama belajar.

4.2.2. Deskripsi Variabel Minat Berwirausaha (X

2

)

Untuk memperjelas uraian pada pembahasan, berikut ini adalah hasil

yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang diajukan kepada responden

mengenai variabel minat berwirausaha sebagai berikut :

Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Minat Berwirausaha

(X

2

)

No

Pertanyaan

Skor Jawaban

Total

1

2

3

4

5

6

7

1 Untuk menjadi seorang wirausaha memerlukan modal yang besar.

4 2 14 24 7 6 3 60

2 Apakah anda setuju dengan

pernyataan ini, “Untuk menjadi seorang pedagang tidak memerlukan sekolah tinggi”.

2 0 11 21 10 10 6 60

3 Mempunyai keyakinan terhadap

kemampuan diri sendiri merupakan hal yang penting bagi seorang wirausaha

2 1 5 2 11 15 24 60

4 Mata kuliah kewirausahaan

merupakan mata kuliah yang susah dan membosankan.

2 4 2 12 19 12 9 60

5 Seminar atau pelatihan sebagai seorang wirausaha diperlukan untuk calon wirausaha

0 1 0 8 20 18 13 60

Total jawaban 13 16 35 89 71 70 56 300

Sumber : hasil jawaban responden (lampiran2)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 60 orang responden yaitu

para mahasiswa program studi akuntansi UPNV jawa timur, dengan skor rata-rata

pada angka 4, yang artinya bahwa responden cenderung antara tertarik dan tidak

tertarik untuk berwirausaha.


(57)

Responden berpendapat bahwa untuk menjadi seorang wirausaha

memerlukan modal yang besar, dan tidak memerlukan sekolah tinggi, dan

mempunyai keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri merupakan hal yang

penting bagi seorang wirausaha, kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah

yang susah dan membosankan, sedangkan seminar atau pelatihan sebagai seorang

wirausaha diperlukan untuk calon wirausaha.

4.2.3. Deskripsi Variabel Motivasi Untuk Berwirausaha (Y)

Untuk memperjelas uraian pada pembahasan, berikut ini adalah hasil

yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang diajukan kepada responden

mengenai variabel motivasi untuk berwirausaha sebagai berikut :

Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Motivasi Untuk Berwirausaha

(Y)

No

Pertanyaan

Skor Jawaban

Total

1

2

3

4

5

6

7

1 Kegagalan merupakan cermin bahwa saya tidak sanggup dalam pekerjaan tersebut.

5 4 8 9 12 11 11 60

2 Banyaknya pesaing dapat

mendorong saya untuk lebih berkembang.

0 0 2 7 14 20 17 60

3 Saya merupakan orang yang kreatif dan inovatif.

0 0 2 6 27 12 13 60

4 Dalam mengambil keputusan, saya berani menanggung resikonya.

0 0 0 7 20 18 15 60

5 Saya selalu mengikuti

perkembangan jaman.

0 0 1 5 20 16 18 60

Total jawaban 5 4 13 36 93 77 74 300

Sumber : hasil jawaban responden (lampiran2)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 60 orang responden

yaitu para mahasiswa progdi akuntansi UPNV jatim, memberikan jawaban dengan


(58)

skor rata-rata 5 yang artinya bahwa responden cenderung termotivasi untuk

berwirausaha.

Responden berpendapat bahwa kegagalan bukan merupakan cermin bahwa

ketidak sanggupan dalam pekerjaan tersebut, banyaknya pesaing dapat mendorong

untuk lebih berkembang, dan responden merupakan orang yang kreatif dan

inovatif, serta berani mengambil keputusan dan menanggung resikonya yang

selalu mengikuti perkembangan jaman.

4.3.

Deskripsi Hasil Pengujian

4.3.1. Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan mengetahui sejauh mana alat pengukur dapat

mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut

dapat dilihat pada Corrected Item–Total Correlation, nilai ini kemudian

dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada sig. 0,05 dengan uji

satu sisi dan n = 60, k = 2, maka didapat r tabel sebesar 0,214. Kriteria

pengujian adalah jika r hitung

≥ r tabel (0,214) maka dinyatakan valid

dan

jika r hitung < r tabel (0,214) maka dinyatakan tidak valid. (Priyatno,

2008).

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berwirausaha (X

2

) Putaran 1

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

x21

20.6667

9.311

.429

.377

.201

x22

20.0833

12.213

.081

.023

.468

x23

18.9667

11.897

.051

.026

.507

x24

19.7333

9.114

.387

.292

.225


(1)

dan usaha terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,332 = 0,110224 atau 11,02%. Sedangkan nilai thitung yang diperoleh adalah 2,662 dengan taraf signifikan sebesar 0,010. Karena taraf signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka secara nyata minat berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha.

Berdasarkan hasil uji secara parsial diketahui bahwa minat berwirausaha (X2), berpengaruh signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha (Y), sedangkan untuk prestasi belajar kewirausahaan (X1) tidak signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha (Y). Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa diduga prestasi belajar kewirausahaan dan minat berwirausaha berpengaruh terhadap motivasi untuk wirausaha, terbukti (berdasarkan Uji F)

4.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas yaitu prestasi belajar kewirausahaan, minat berwirausaha, hanya variabel minat berwirausaha yang berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha, sedangkan prestasi belajar kewirausahaan tidak bepengaruh signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha

Tidak berpengaruhnya prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi untuk berwirausaha menunjukkan bahwa prestasi belajar


(2)

66

untuk berwirausaha, mahasiswa hanya ingin menyelesaikan mata kuliah dengan nilai yang baik agar mendapatkan IP yang tinggi. Hal ini berarti motivasi untuk berwirausaha disebabkan karena minat berwirausaha dari masing-masing individu yang berbeda meskipun seseorang memiliki prestasi belajar kewirausahaan yang baik.

Berpengaruhnya minat berwirausaha terhadap motivasi untuk berwirausaha menunjukkan bahwa mahasiswa upn veteran jawa timur program studi akuntansi mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan diri sendiri dan itu merupakan hal yang sangat penting bagi seorang wirausaha dan mereka berpendapat bahwa untuk menjadi seorang wirausaha memerlukan modal yang tidak besar, dan tidak memerlukan sekolah tinggi, tetapi masih memerlukan pelatihan-pelatihan sebagai seorang wirausaha.

Dengan kata lain teori motivasi yang dikembangkan oleh Vroom yang dikenal dengan teori harapan tersebut terbukti. Bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan, bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu, artinya jika seseorang mempunyai minat untuk menjadi wirausaha harapannya akan termotivasi untuk mencapai tujuannya sebagai seorang wirausaha.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulan bahwa

1. Hipotesis penelitian yang diajukan yaitu diduga prestasi belajar kewirausahaan dan minat berwirausaha, berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha, terbukti (berdasarkan Uji F)

2. Variabel Minat Berwirausaha mempunyai pengaruh signifikan terhadap Motivasi untuk Berwirausaha, sedang Prestasi belajar Kewirausahan tidak signifikan pengaruhnya terhadap Motivasi untuk Berwirausaha.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Penelitian Lain

Hendaknya dapat menambah obyek penelitian khususnya universtitas-universitas lain yang ada di Surabaya sehingga dapat membandingkan dan menentukan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi


(4)

68

2. Bagi UPN ”Veteran”Jawa Timur :

a. Sebaiknya dibuka Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kewirausahan, untuk menampung minat mahasiswa belajar atau praktek berwirausaha.

b. Sebaiknya membuat pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah kewirausahaan agar menimbulkan minat mahasiswa untuk menjadi seorang WIRAUSAHA


(5)

Alfitman, Asmi A dan Gatot, 2009, “Analisa Dampak Kuliah Umum Kewirausahaan Terhadap Pembentukan Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Unad Padang”.

Chumdari, 2007, “Pengaruh Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber

Belajar dan Pembelajaran Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Kewirausahaan Ditinjau Dari Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa

PGSD FKIP UNS Surakarta Tahun 2007”. Varia Pendidikan, Vol. 20,

No. 1, Juni 2008

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ikhsan dan Ishak, 2008, Akutansi Keprilakuan. Cetakan ketiga, Jakarta:

Salemba Empat.

Indarti, Nurul dan Rostiani, Rokhima, 2008, “Intensi Kewirausahaan

Mahasiswa : Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan

Norwegia”. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4,

Oktober 2008

Koesworo, Yulius, Sina, Siprianus S dan Nugeraheni, Diana B, 2007, “Motivasi Berwirausaha Di Kalangan Mahasiswa : Aplikasi Theory Of Planed Behavior”. Ekuitas Vol. 11, No. 2, Maret 2007 : 269 - 291

Kristiyani, Eva,2005,“Kontribusi Pemahaman Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa Untuk Menciptakan Lapangan Kerja”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Mun’im, Ahmad R, 2008, “Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan dengan Minat Berwiraswasta Siswa Kelas III

SMK Negeri 1 Samarinda”. www.guruyalah.20m.com

Nazir, Muhammad, 2005, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Priambodo, Eko, 2010, “Pengaruh Motivasi dan Mental Kewirausahaan

Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha”.


(6)

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi, Penerbit

Universitas Pembangunan Nasional “Verteran” Jawa Timur.

Suwardjono, 2008, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.

Edisi Ketiga, Jogjakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Suryaman, Maman, 2006, “Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang”. Fakultas TeknikUniversitas Negeri Semarang 2006

Sondari, Mery Citra, 2008, “Mendorong Pilihan Karir Berwirausaha pada Mahasiswa Guna Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung.

Tias, Diyah Retno Ning, 2009, “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi

Dengan Entrepreneurship Pada Mahasiswa UMS”. Fakultas

PsikologiUniversitas Muhammadiyah Surakarta

Thoha, Miftah, 2003, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Yohnson, 2003, “Peranan Universitas Dalam Memotivasi Sarjana Menjadi

Young Entrepreneurs”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol.

5, No. 2, September 2003: 97 - 111

http://www.detikfinance.com/read/2010/12/01/131825/1506690/4/bps-sarjana-di- indonesia-paling-banyak-jadi-pengangguran (23 Desember 2010)

http://id.shvoong.com/business-management/1942772-wirausaha-menjadikan-bangsa-mandiri/ (28 Desember 2010)


Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25