PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR.

(1)

STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas V Sd Negeri 2 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Umar Ghozali

1003515

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Umar Ghozali

(1003515)

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Umar Ghozali 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lain tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

i

Umar Ghozali, 2014

DAFTAR ISI

Pernyataan i

Kata Pengantar ii

Abstrak iii

Ucapan Terima Kasih iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Bagan x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A.Latar Belakang 1

B.Rumusan Masalah 4

C.Tujuan Penelitian 4

D.Manfaat Penelitian 4

E.Hipotesis Tindakan 6

F. Definisi Operasional 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11

A.Pembelajaran Cooperative 11

B.Pembelajaran Cooperative Model Two stay Two Stray 13

1. Pengertian TSTS 13

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran Two Stay Two Stray 13 3. Langkah-langkah Pembelajaran Two Stay Two Stray 14

4. Kelebihan model TSTS 16

C.Aktivitas Belajar 17

1. Definisi Aktivitas Belajar 17

2. Karakteristik dan Asas Pembelajaran yang Aktif 18 3. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Siswa 19

D.Daur Air 24


(5)

2. Manfaat dan cara menghemat Air 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28

A.Metode Penelitian 28

B. Model Penelitian 29

C. Lokasi, Waktu Dan Subjek Penelitian 31

D.Prosedur Penelitian 31

E. Instrumen Penelitian 36

F. Pengolahan Data 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41

A.Hasil Penelitian 41

B. Pembahasan 72

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 78

A.Simpulan 78

B.Rekomendasi 78


(6)

iii

Umar Ghozali, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa 39

Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Guru Mengajar 40

Tabel 4.1 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan siswa

Siklus I 55

Table 4.2. Rubrik Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 57 Tabel 4.3. Persentase Aktivitas Belajar Siswa 59 Tabel 4.4. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa 60 Tabel 4.5. Rekapitulai Nilai Tes Formatif Siklus I 61 Tabel 4.6 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus II 65 Table 4.7. Rubrik Aktivitas Belajar siswa Siklus II 65 Tabel 4.8. Persentase Aktivitas Belajar Siswa 67 Tabel 4.9. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 68 Tabel 4.10. Rekapitulai Nilai Tes Formatif Siklus II 70 Tabel 4.11 Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa dalam

Menggunakan Model TSTS 74


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Two Stay Two Stray 16

Gambar 2.2 Daur Air 24

Gambar 2.3 Manfaat dan Cara Menghemat Air 26

Gambar 2.4 Proses Membuat Daur Ulang Air 27

Gambar 3.1 Bagan Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart 30 Gambar 4.1. Struktur Kelompok Pembelajaran Cooperative Tipe


(8)

v

Umar Ghozali, 2014

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Bagan Pelaksanaan Penelitian 31

Bagan 4.1. Model Pembelajaran TSTS dan Aktivitas Belajar Siswa 57


(9)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Instrumen Pembelajaran

RPP dan LKS Siklus I A.1

RPP dan LKS Siklus II A.2

Lampiran B Instrumen Penelitian

Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Menerapkan

Model TSTS Siklus I B.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Menerapkan

Model TSTS Siklus I B.2

Lembar Aktivitas Belajar Siswa Siklus I B.3

Lembar Aktivitas Belajar Siswa Siklus II B.4

LAMPIRAN C HASIL PENELITIAN

Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Siklus I C.1

Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Siklus II C.2

Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I C.3 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II C.4 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II C.5


(10)

Umar Ghozali, 2014

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO

STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas V Sd Negeri 2 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya partisipasi siswa atau aktivitas belajar siswa di dalam proses pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 2 Suntenjaya. Proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan menggunakan model ceramah yaitu penyampaian materi secara utuh kepada siswa dan diselingi dengan latihan-latihan soal, pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan pembelajaran kurang berarti bagi siswa. Siswa kurang memperoleh pengalaman langsung, dan guru kurang memberikan kesempatan serta kepercayaan terhadap diri siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini juga berdampak pada rendahnya aktivitas belajar siswa. Berdasarkan permasalahan ini peneliti melakukan upaya perbaikan dengan menerapkan pembelajaran cooperative tipe two stay two stray (TSTS). Model pembelajaran tersebut melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar. Pakok pikiran pembelajaran cooperative tipe two stay two stray (TSTS) adalah memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model dan desain spiral Kemiss dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang dilaksanakan pada periode bulan April dan Mei. Setiap siklusnya terdiri 4 tahapan yaitu mulai dari tahap perencanaan (planning), pelaksanaan, pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar aktivitas belajar siswa, field note (catatan lapangan) dan dokumentasi berupa foto-foto selama proses pembelajaran. hasil menunjukan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model two stay two stray yaitu Aktivitas berbicara, aktivitas menulis dan aktivitas motorik meningkat dari siklus I dengan rata-rata 81,67 dan siklus ke II yaitu 85,00 kesimpulan akhir dari penelitian ini bahwa penerapan model pembelajaran cooperative tipe two stay two stray dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

Kata kunci: Pembelajaran Cooperative Tipe Two Stay Two Stray, Aktivitas


(11)

ABSTRAK

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TWO STAY TWO STRAY ACTIVITIES TO IMPROVE STUDENT LEARNING

IN LEARNING NATURAL SCIENCES MATERIALS RECYCLING WATER

(In the Classroom Action Research Class V 2 Suntenjaya Elementary School District Lembang Bandung Regency West Academic Year 2013/2014)

This research is motivated by the low participation of student learning activities in the process of learning science class V SD Negeri 2 Suntenjaya. The learning process is commonly carried out using a model of discourse, namely the delivery of content to students and the whole interspersed with exercises, as this causes learning students tend to be passive and less meaningful learning for students. Students gain experience less direct, and less teacher provides opportunities as well as self-confidence in the students to be active in learning. It also adversely affects the student's learning activities. Based on these problems researchers to make improvements by implementing cooperative learning type two stay two stray (TSTS). The learning model that involves students actively in the learning activities. Pakok mind the type of cooperative learning two stay two stray (TSTS) is offered an opportunity for the group to share results and information to other groups in the main objective of this study was to determine the improvement of student learning activities in the water cycle science learning materials by applying two types of learning models Cooperative stay two stray. This research is Classroom Action Research (CAR), which uses the model and the spiral design Kemiss and Mc Taggart. This study was conducted in two cycles were carried out in the period of April and May. Each cycle consists of four stages, ie from the planning stage (planning), implementation, observation (observing) and reflection (reflecting). data collection instrument in this study was students' learning activity sheets, field notes (field notes) and documentation in the form of photographs during the learning process. results showed an increase in students' learning activities using a model that is two stay two stray Activity speaking, writing activities and increased motor activity of the first cycle with an average of 81.67 and 85.00 the second cycle to the final conclusion of this study that the application of the learning model cooperative type two stay two stray can improve student learning activities

Keywords: Cooperative Learning Type two stay two stray, student learning activities


(12)

Umar Ghozali, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi dan tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu dikemukakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang mempunyai kecenderungan belajar. (M. Arifin, 2009 hlm. 106) Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman (Edward Walker, 1967). Juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang membawa perubahan dalam cara pandang seseorang menaggapi dan memberikan respon sebagai hasil dari hubungannya dengan sekitar. (Floyd L. Ruch, 1963).

Manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan berbagai masalah. Untuk dapat melepaskan diri dari masalah yang dihadapinya manusia melakukan upaya atau usaha yang tidak terlepas dari sanggup atau tidaknya manusia memikirkan masalah dan sekaligus mencari pemecahannya

Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak manusia menjadi sumber daya manusia yang handal dan terampil di bidangnya. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia


(13)

sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar merupakan proses yang bisa diterapkan. Mengajar dan belajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara prestasi belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya, diketahui minat siswa untuk belajar IPA masih kurang. Terlihat pada waktu pelaksanaan pembelajaran IPA, guru menjelaskan materi di depan kelas namun siswa cenderung ramai sendiri, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung dan mengobrol dengan teman bahkan ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk. Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal, kebanyakan siswa tidak berusaha untuk mencari penyelesaian dari soal tersebut tetapi lebih senang menunggu guru menyelesaikan soal tersebut. Siswa cenderung diam jika diberi pertanyaan oleh guru. Ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya, siswa tidak bertanya walaupun mereka belum memahami tentang materi yang telah diajarkan. Apabila guru memberi tugas, banyak siswa hanya menyontek dari pekerjaan temannya. Suasana yang tidak kondusif seperti inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa prestasi belajar IPA siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dari 32 siswa dalam satu kelas hanya ada 7 siswa yang mendapat nilai lebih dari 85.

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagi kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran IPA dikelas V SDN 2 Suntenjaya masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan


(14)

Umar Ghozali, 2014

keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Dengan kata lain, pembelajaran IPA di kelas masih berpusat pada guru.

Proses pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar siswa.

Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengingatkan bahwa kegiatan belajar mengajar diadakan dalam rangka memberikan pengalaman-pengalaman belajar pada siswa. Jika siswa aktif dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil pengalaman-pengalaman belajar tersebut. Kegiatan belajar dipandang sebagai kegiatan komunikasi antara siswa dan guru. Kegiatan komunikasi ini tidak akan tercapai apabila siswa tidak dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai akan memuaskan.

Model pembelajaran Cooperative belum banyak diterapkan dalam pendidikan, walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan system kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup (kelompok) (Lie, 2007: 28).

Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negative mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok. Banyak siswa juga tidak senang apabila


(15)

disuruh untuk bekerjasama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model TSTS adalah siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative learning tipe Two Stay Two Stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran Cooperative learning tipe Two Stay Two Stray pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan keaktivan siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative learning tipe Two Stay Two Stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya.

2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi peneliti, yaitu:

dapat dijadikan sebagai suatu sarana penambah wawasan dan pengetahuan, yang kelak dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu juga sebagai


(16)

Umar Ghozali, 2014

sarana pendukung pemikiran bahwa pembelajaran menggunakan metode TSTS dapat mengatasi permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA.

2. Bagi siswa, yaitu:

a. Meningkatkan motivasi dan belajar siswa sehingga siswa lebih aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran

b. Menambah wawasan dan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran IPA

c. Siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.

3. Bagi guru, yaitu:

a. Menjadi contoh dan menambah wawasan dalam merancang dan menerapkan model/ metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Two Stay Two Stray

b. dapat dijadikan sebagai suatu sarana penambah wawasan bahwa pembelajaran berbasis kooperatif tipe TSTS dapat mengatasi permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam pelajaran IPA

c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Two Stay Two Stray

d. Sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran 4. Bagi sekolah, yaitu:

a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim belajar disekolah khususnya pembelajaran IPA di SDN 2 Suntenjaya

b. Memotivasi para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik

c. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dapat meningkatkan nilai akademis siswa


(17)

E. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)

Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two stray dapat meningkatkan keaktivan belajar siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya dalam mata pelajaran IPA mengenai materi Daur Air

F. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian

1. Pembelajaran Cooperative model Two Stay Two Stray (TSTS)

Penelitian ini difokuskan pada model pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992 yang merupakan teknik pembelajaran dengan struktur kelompok yang khas yang bertujuan agar siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik. Lie (dalam Yusritawati, 2009:14) menyatakan,

“Struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil

dan informasi dengan kelompok lain”. Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang diungkapkan, antara lain

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

d. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.


(18)

Umar Ghozali, 2014 e. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

f. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu g. Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.

h. Diskusi kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi kelas dengan fasilitasi oleh guru.

2. Kelebihan model TSTS

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kelebihan. Adapun kelebihan dari model TSTS adalah sebagai berikut.

a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan

b. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna c. Lebih berorientasi pada keaktifan.

d. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya e. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.

f. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan. g. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

3. Aktivitas Belajar

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada tiga aktivitas dalam proses belajar yang merujuk pada aktivitas belajar siswa yang dikembangkan oleh Paul D. Dierich (S. Nasution 1995 :91), yaitu sebagai berikut:


(19)

a. Aktivitas Berbicara (oral activities)

Pada penelitian ini, indikator yang akan diukur adalah aktivitas-aktivitas lisan di dalam kegiatan percobaan seperti bertanya, memberi pendapat dan mengkomunikasikan (S. Nasution 1995 :91). Adapun aspek-aspek yang dinilai pada akktivitas ini adalah sebagai berikut :

1)Siswa berani bertanya apa, bagaimana, mengapa untuk meminta penjelasan. 2)Siswa memberi pendapat saat melakukan pengamatan

3)

Siswa berani mengkomunikasikan temuannya tanpa disuruh dan berbicara lancar

b. Aktivitas Menulis (writing activities)

Pada penelitian ini, indikator yang akan diukur adalah aktivitas-aktivitas lisan di dalam kegiatan percobaan seperti menarik sebuah hipotesis, menulis dan mencatat (S. Nasution 1995 :91). Adapun aspek-aspek yang dinilai pada akktivitas ini adalah sebagai berikut :

1) Siswa mendapat informasi dan mencatat kesimpulan dari apa-apa yang didapatnya dari kelompok lain

c. Aktivitas Motorik (motor activities)

Pada penelitian ini, indikator yang akan diukur adalah aktivitas-aktivitas lisan di dalam kegiatan percobaan seperti menarik sebuah hipotesis, menulis dan mencatat (S. Nasution 1995 :91). Adapun aspek-aspek yang dinilai pada akktivitas ini adalah sebagai berikut :

1) Siswa tepat dalam menggunakan alat dan bahan sesuai dengan lembar kerja siswa atau petunjuk dari guru


(20)

Umar Ghozali, 2014

Pembelajaran di kelas akan terlaksana dengan baik saat proses pembelajaran di kelas bilamana :

a. Siswa terlibat aktivitas belajar dengan aspek-aspek yang disebutkan diatas.

b. Siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray pada pembelajaran IPA yang diterapkan oleh guru.

4. Daur Air a. Daur air

Daur air merupakan suatu proses dimana air mengalami perputaran dari bumi ke atmosfer dan akan kembali ke bumi. Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara umum banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun manusia, binatang dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya. Jumlah air bersih sepertinya tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam. adapun dari proses daur air itu sendiri antara lain.

1) Tahap evaporasi 2) Tahap presipitasi 3) Tahap kondensasi

b. Manfaat dan cara menghemat air

Air sangat penting bagi manusia. Sembilan puluh persen tubuh manusia terdiri dari air. Air digunakan untuk minum. Tanpa air manusia tidak akan hidup. Masih adakah manfaat air lainnnya? Coba kamu sebutkan. Air yang ke luar dari mata air akan mengalir ke daerah yang lebih rendah. Mata air banyak ditemukan di kaki gunung. Untuk me mu dahkan dalam pemanfaatan air, dibuatlah ben dungan seperti pada Gambar dibawah. Bendungan berfungsi untuk mengatur pembagian air.


(21)

Air yang ditampung oleh bendungan dapat dimanfaatkan untuk irigasi. Irigasi sangat penting bagi petani. Petani akan lebih mudah mengairi la han pertaniannya. Selain itu, air bendungan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Air tersebut bisa digunakan untuk memutar turbin. Turbin berfungsi untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Energi listrik dapat memudahkan kita dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Meskipun air tidak akan habis, kita harus senantiasa menghematnya. Usaha-usaha yang harus dilakukan untuk menghemat air adalah sebagai berikut:

a. Gunakan air secukupnya ketika mandi, mencuci piring, dan mencuci pakaian.

b. Ketika menyiram tanaman, gunakanlah air dari bekas cucian

c. Sebaiknya mandi menggunakan ember agar lebih hemat jangan terlalu sering menggunakan shower karena kita tidak tahu berapa banyak aing yang kita keluarkan saat kita mandi dll.

Dalam materi ini peneliti akan melakukan percobaan yaitu dengan membuat daur ulang air seperti halnya kita ketahui bahwa air yang kita gunakan sehari-hari berasal dari sumber air di antaranya adalah sumur tradisional, sumur pompa, dan air PAM yang merupakan sumber air buatan. Danau, sungai, laut, dan mata air merupakan sumber air alami. jumlah air di dunia ini tetap. tetapi semakin lama semakin banyak yang kotor, sedangkan manusia selalu membutuhkan air bersih.


(22)

Umar Ghozali, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara langsung. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2012 : 3). Sedangkan Ebbutt

mengemukakan bahwa „penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan – tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan – tindakan tersebut (dalam Wiriaatmadja, 2012:12).

Mencermati dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan action yang dilakukan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dan memperbaiki kinerja guru dalam segala aspek di dalam pembelajaran.

Pemilihan metode ini karena PTK dapat membuat guru merespon dengan baik permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa ketika belajar. Sehingga guru menjadi kreatif dan inovatif dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut. Permasalahan setiap siswa pasti berbeda ditambah lagi mata pelajaran yang berbeda pasti membutuhkan penanganan yang berbeda baik


(23)

dari segi metode mengajar, model pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan strategi-strategi lain yang membuat guru menjadi lebih kreatif dan inovatif.

B.Model Penelitian

1. Model PTK yang Dikembangkan

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012:66). Model ini menggunakan empat komponen penelitian tindakan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu sistem spiral yang saling terkait antara satu langkah dengan langkah berikutnya.

a. Perencanaan (Planning)

Dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pertama kali yaitu membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan dilaksanakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait analisis materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian proses serta hasil pembelajaran. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini, rencana yang telah disusun diujicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Outdoor Learning sebagai pendekatan dalam pembelajarannya.

c. Observasi (Observing)

Dalam tahap ini, penelitian melakukan observasi terhadap tindakan yang sedang dan telah dilakukan. Observasi dapat dilakukan oleh peneliti sendiri atau pihak lain yang telah diberi tugas untuk hal itu. Observasi ini dilakukan untk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan sebenarnya. Selain itu, untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang


(24)

Umar Ghozali, 2014

berlangsung terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi kemudian dibuat perencanaan tindakan selanjutnya

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model (2) ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.


(25)

B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Suntenjaya Desa Cibodas Kecamatan Lembang, pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 32 siswa, yang terdiri 14 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan sebagai subjek penelitian. Pemilihan kelas ini berdasarkan hasil observasi dan pengalaman mengajar selama Program Latihan Profesi (PLP) bahwa di kelas ini terdapat beberapa masalah atau kendala dalam pembelajaran IPA.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur atau pengembangan tindakan penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Dalam hal ini, penelitian tindakan kelas menggunakan tahap orientasi pada awal kegiatan, sedangkan pelaksanaan tindakan dua siklus dimana setiap siklus dilakukan satu kali pembelajaran.

Kegiatan Awal

Pelaksanaan Tindakan Rencana

Tindakan

Observas Siklus I

Siklus II

Refleksi

Observas Pelaksanaan

Tindakan Rencana

Tindakan


(26)

Umar Ghozali, 2014

Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini dirancang sesuai dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini meliputi tahap – tahap sebagai berikut :

1. Tahap Awal atau Pra Perencanaan

Tahap awal disusun dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelajaran IPA di kelas. Tahap ini sebagai langkah awal membuat rancangan metode eksperimen sebagai metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian tindakan. Adapaun langkah-langkah yang digunakan dalam tahap awal ini adalah sebagai beikut:

a. Mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing penelitian dan kepala sekolah guna mengetahui kasus yang akan diangkat dalam pelaksanaan penelitian tindakan.

b. Melakukan diskusi dengan guru wali kelas V untuk mendapatkan gambaran umum bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas tersebut

c. Mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas guna mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas sekaligus memahami karakteristik pembelajaran serta pola-pola aktivitas apa saja yang dirasa perlu untuk ditingkatkan di dalam kelas.

2. Tahap Rencana Tindakan

Pada tahap rancana tindakan, peneliti melakukan persiapan dengan menyusun beberapa rancangan yang perlu untuk tindakan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :


(27)

a. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak terkait seperti lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, meminta izin ke lembaga daerah (Kesbang), dinas pendidikan daerah setempat dan pihak sekolah SD 2 Suntenjaya.

b. Melakukan dialog dengan guru kelas guna menjelaskan metode yang akan digunakan untuk tindakan peneltian yaitu model pembelajaran Cooperative tipe two stay-two stray dalam pembelajaran IPA materi Daur Air serta menjelaskan kompetensi dasar yang sesuai dengan silabus.

c. Menyusun rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) untuk pokok bahasan atau materi gaya dan menyusun rancangan penerapan langkah-langkah dan prosedur pelaksanaan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. d. Membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi

aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray, lembar kerja siswa (LKS), catatan lapangan dan lembar aktivitas guru dan siswa

e. Mengkonsultasikan instrumen yang telah disusun kepada dosen pembimbing. f. Menjelaskan instrumen yang dibuat dan telah disahkan oleh deosen

pembimbing kepada guru wali kelas yang di dalam penelitian sebagai observer. 3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap berikutnya, guru mengimplementasikan tahapan perencanaan tersebut ke tahapan pelaksanaan tindakan penelitian. Pada tahap ini peneliti bekerja sama secara kolaboratif dengan guru wali kelas sebagai observer, dosen


(28)

Umar Ghozali, 2014

pembimbing serta beberapa observer lainnnya dalam membantu proses penelitian guna merekam aktivitas belajar siswa di kelas.

Adapaun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini pada setiap siklusnya adalah sebagai berikut :

a. Rencana Tindakan Siklus I 1) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya memuat skenario pembelajaran atau langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. Peneliti menyiapkan alat dan bahan percobaan, menyusun lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar evaluasi rubrik penilaian dan lembar observasi.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanaan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah disusun. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.


(29)

d. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.

e. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

f. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu g. Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.

h. Diskusi kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi kelas dengan fasilitasi oleh guru.

3) Tahap observasi

Bersamaan dengan proses pembelajaran ketika berlangsung, dilaksanakan pula tahap observasi atau pengamatan langsung mengenai situasi dan kondisi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Observasi dilakukan oleh beberapa observer partisipan, untuk mengamati aktivitas belajar siswa ketika diterapkannya model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. dengan tujuan mendapatkan data tentang kekuarangan dan kemajuan aktivitas belajar siswa. 4) Tahap refleksi

Tahap ini merupakan tahap menganalisis hasil observasi dan interpretasi data sehingga diperoleh kesimpulan hasil penelitian siklus I. Dalam tahap refleksi


(30)

Umar Ghozali, 2014

mencapai target pembelajaran dan menjadi bahan rekomendasi dalam penyusunan rancangan siklus berikutnya.

b. Rencana Tindakan Siklus II

Pada siklus II, perencanaan dikatikan dengan hasil pada tindakan siklus I, hasil refleksi pada siklus I menjadi catatan penting sebagai bahan kajian untuk melakukan perbaikan di siklus II ini. Hasil kajian seperti menganalisis data dan menginterpretasi data sangat berpengaruh pada pelaksanaakn siklus II. Apabila siklus II belum mencapai target yang ingin dicapai oleh peneliti maka akan dilakukan siklus berikutnya. Tetapi, jika siklus II ini telah mencapai target maka penelitian akan dihentikan.

Berdasarkan alur model siklus yang dikemebangkan oleh Kemmis dan Taggart, pelaksanaan dan refleksi siklus I dijadikan pedoman untuk pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Begitupun seterusnya hasil refleksi tindakan pada pelaksanaan siklus II menjadi bahan pelaksanaan siklus ketiga, Akan tetapi jika pada siklus II telah mencapai target yang ditentukan maka penelitian akan di berhentikan.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen atau alat untuk mendapatkan data penelitian. Instrumen yang digunakan adalah :

1. Lembar observasi

Lembar observasi berupa pengamatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran IPA di kelas dan pengamatan aktivitas guru dalam menerapkan model cooperative tipe two stay two stray. (kisi-kisi dan lembar pengamatan terlampir)


(31)

2. Instrumen tes

Alat tes ini brupa tes formatif yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model cooperative tipe two stay two stray pada setiap siklus yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. (Kisi-kisi soal terlampir)

3. Field note / catatan lapangan

Field note atau catatan lapangan ini berupa catatan pegangan guru yang digunakan untuk mencatat peristiwa peristiwa atau kejadian diluar scenario pembelajaran untuk membantu penafsiran data.

4. Dokumentasi

Berupa foto dan nilai hasil tes siswa, foto berguna untuk memberikan gambaran partisipasi siswa dalam memgikuti kegiatan pembelajaran sedangkan nilai hasil tes berfungsi untuk mengetahui daya serap dan penguasaan materi yang diajarkan. Dokumentasi ini juga digunakan untuk menafsirkan data penelitian.

F. Teknik Pengolahan Data

“Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna” (Arikunto, 2009 : 54). Setelah data terkumpul dari proses

pengumpulan data, data – data tersebut kembali diolah agar menjadi jelas dengan harapan untuk mendapatkan sebuah gambaran kesimpulan yang utuh sesuai dengan hipotesis penelitian. Pengolahan data dikelompokan berdasarkan data penelitian yang diperoleh pendekatan penelitian yang digunakan.

1. Mengolah Hasil Evaluasi Tes Formatif a. Penskoran

Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa (Arikunto, 2002 : 235). Hal tersebut dilakukan agar terhindar dari unsur kesubjektivitas dalam pemberikan skor, maka ditentukan dahulu standar penilaianya dengan membuat pedoman skor sebagai berikut.


(32)

Umar Ghozali, 2014

s

=

� �

b. Mengubah skor menjadi nilai

Skor yang diperoleh siswa ketika mengerjakan maupun dalam menghitung aktivitas belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan

S = Nilai yang dicari

R = jumlah skor siswa dari item Nskor = Skor maksimum tes tersebut (Purwanto, 1985 : 167)

c. Menghitung nilai rata-rata

Menurut Sudjana (2011, hlm. 109) mengemukakan “Mean atau rata-rata

diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek”.

Secara sederhana rumusnya adalah sebagai berikut : Keterangan :

X = Rata-rata (mean)

∑ x = Jumlah seluruh skor

Nsubjek = Banyaknya subjek (Siswa)

(Prihandiana, 2012 : 44)

d. Analisis Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

Analisis hasil ketuntasan belajar siswa merupakan hasil dari rekapitulasi yang membagi siswa ke dalam dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah siswa yang mendapatkan nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan siswa yang berada di bawah nilai KKM.

2. Mengolah Data Hasil Observasi Mengenai Aktivitas Belajar Siswa

Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa saat diterapkannya tahapan demi tahapan metode eksperimen. Maka digunakan rumus persentase menurut Sudijono (2008 : 43) sebagai berikut.

X= ∑� �


(33)

� =

� × 100%

Keterangan :

P = Persentase aktivitas Belajar Siswa f = Skor aktivitas yang diperoleh siswa N = Skor maksimal

Setelah persentase aktivitas belajar siswa didapat, maka akan diklasifikasikan kriteria interpretasi aktivitas belajar siswa yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

Nilai (Kriteria) Rentangan Persentase

A (sangat baik) 80 – 100 %

B (baik) 66 – 79 %

C (cukup) 56 – 65 % D (kurang) 40 – 55 % E (sangat kurang) < 40 %

(Arikunto : 2007, 19)

3. Mengolah Data Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray yang Diterapkan oleh Guru.

Keterlaksanaan aktivitas guru berdasarkan keterlaksanaan penerapan model pembelajaran TSTS di dalam kegiatan pembelajaran yaitu pada lembar observasi aktivitas guru dengan rumus nilai keterlaksanaan sebagai berikut.

(Prihanto, 2013 : 29)

% Nilai Keterlaksanaan = ∑jumlah skor keterlaksanaan ���


(34)

Umar Ghozali, 2014

Tabel 3.2

Kriteria Aktivitas Guru Mengajar

Nilai (Kriteria) Rentangan Persentase

Sangat Baik 80 – 100 %

Baik 66 – 79 %

Cukup 56 – 65 %

Kurang 40 – 55 %

Sangat Kurang < 40 % (Arikunto : 2007, 19)


(35)

Umar Ghozali, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian tentang penerapan pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas V semester 2 SDN 2 suntenjaya dapat disimpulkan bahwa,

Pada pelaksanaan. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe two stay two stray yaitu pembagian kelompok, pemberian tugas, diskusi: Siswa mengerjakan tugas, Tinggal atau berpencar diskusi kelompok dan diskusi kelas. berjalan sesuai dengan yang direncanakan di kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dapat terlaksana dilihat dari aktivitas guru dalam menerapkan model TSTS. Guru telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran (100%) sesuai dengan data observasi aktivitas guru.

Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray (TSTS) mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah diberi tindakan siklus I dengan menggunakan model two stay two stray (TSTS) nilai rata-rata keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 81,67, dan pada siklus ke II sebesar 85,00 Hal ini menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran two stay two stray dilakukan maka aktivitas belajarpun meningkat.

B.Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti tentang penerapan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah:


(36)

Umar Ghozali, 2014

a. Meningkatkan motivasi dan belajar siswa sehingga siswa lebih aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran

b. Menambah wawasan dan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran IPA

c. siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.

2. Bagi guru, yaitu:

a. Menjadi contoh dan menambah wawasan dalam merancang dan menerapkan model/ metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Two Stay Two Stray

b. dapat dijadikan sebagai suatu sarana penambah wawasan bahwa pembelajaran berbasis kooperatif tipe TSTS dapat mengatasi permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam pelajaran IPA

c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative tipe Two Stay Two Stray

d. Sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran 3. Bagi sekolah, yaitu:

a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim belajar disekolah khususnya pembelajaran IPA di SDN 2 Suntenjaya

b. Memotivasi para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik

Dengan adanya penelitian mengenai karya ilmiah ini, diharapkan mampu menjadi salah satu sumbangan kecil dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang makin semarak. Meskipun dalam penulisan penelitian ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, namun diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan yang saling melengkapi serta memeriahkan khazanah ilmu pengetahuan yang sudah ada.


(37)

Bagi penulis itu sendiri, penelitian ini akan memberikan pengalaman baru dalam mencoba serta mengaplikasikan metode pembelajaran sosiologi. Dengan mengaplikasikan metode pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stay (TSTS), yang sesuai dengan materi pelajaran sosiologi. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Hasil yang diharapkan, tidak hanya terjadi pengajaran tetapi pembelajaran.

Dengan segala kerendahan hati, saya selaku penulis karya ilmiah yang sederhana ini menerima masukan, kritik dan saran apabila ada kekeliruan tentang isi penerapan pembelajaran kooperatif model two stay two stray (TSTS), karena saya juga masih ingin terus mempelajari ilmu-ilmu khususnya pendidikan.


(38)

Umar Ghozali, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, S,dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PTBumi Aksara. Arikunto, S. (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta :PT. Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). (2006). Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Depdikbud. 2002. Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. PGSM.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum KTSP Kelas IV SD. Jakarta : Depdiknas. Dimyanti. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hastuti, R. (2013). Penerapan Metode EKsperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Pokok Bahasan Gaya. Skripsi FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Joyce, B., dkk. (2009) Model of Teaching. New Jersey: Pustaka Pelajar.

Marthina, D. (2012). Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gaya dalam Pembelajaran IPA. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Bandung : Tidak diterbitkan.

Martiningsih. (tanpa tahun). Macam-macam Metode Pembelajaran, (Online), (http: //Martiningsih. blogspot.com, diakses 12-o4-2009)


(39)

Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Oemar, H. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Palendeng S. (2003). Strategi Pembelajaran Sains. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prihanto, S. (2013) Penerapan Model Picture to Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas pendidikan Indonesia

Roestiyah, N. (2001). Strategi Belajar Mengejar. Cetakan Keenam. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohani A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.

Ruswandi. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Sagala, S. (2008). Konsep & Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana,N (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar .Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3.Jakarta: Balai Pustaka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(40)

Umar Ghozali, 2014 R

REENNCCAANNAA PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN S

SIIKKLLUUSS II Identitas Sekolah : SDN 2 Suntenjaya Identitas Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Smester : V/ 2

Alokasi Waktu : 2x35 menit (1x pertemuan) A.Standar Kopetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

B.Kopetensi Dasar

7.4 Mendeskripsikan proses Daur Air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi-nya

C.Indikator Capaian Kompetensi 1. Menjelaskan evaporasi 2. Menjelaskan presipitasi 3. Menjelaskan kondensasi

4. Menjelaskan hubungan evaporasi dengan presipitasi 5. Menjelaskan hubungan presipitasi dengan kondensasi 6. Menjelaskan hubungan evaporasi dengan kondensasi

D.Tujuan Pembelajaran

1. Melalui Percobaan ketika gelas dimasukan air panas siswa dapat menjelaskan evaporasi dengan benar

2. Melalui Percobaan siswa dapat menjelaskan presipitasi dengan benar 3. Melalui Percobaan ketika gelas dimasukan air dingin siswa dapat


(41)

4. Melalui percobaan siswa mampu Menjelaskan hubungan evaporasi dengan presipitasi dengan baik.

5. Melalui percobaan siswa mampu Menjelaskan hubungan presipitasi dengan kondensasi dengan baik.

6. Melalui percobaan siswa mampu Menjelaskan hubungan evaporasi dengan kondensasi dengan baik.

7. Melalui diskusi siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.

8. Melalui tanya jawab siswa dapat menguatkan pemahaman dan pengetahuan siswa dengan baik

E.Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin

2. Tanggung jawab 3. Ketelitian 4. Rasa ingin tahu F. Materi Pembelajaran

1. Daur Air

G.Metode Pembelajaran

Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan Pendekatan : Discovery

Model : Cooperative tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan aktivitas belajar


(42)

Umar Ghozali, 2014

H.Media Alat dan Sumber Belajar 1. Media dan Alat

a. gelas bening b. pelastik c. air panas d. karet e. es batu 2. Sumber Belajar

a. Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. – Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. I. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Pendidik mengucapkan salam, berdoa bersama peserta didik, dan mengecek kehadiran serta kesiapan peserta didik.

b. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai materi yang sebelumnya dan yang akan dipelajari hari ini. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang sederhana

dan dimengerti oleh peserta didik. 2. Kegiatan Inti ( 80 menit )

langkah-langkah pelaksanaan / implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.


(43)

c. Guru menampilkan gambar tentang siklus air untuk dibicarakan oleh peserta didik serta memberikan penjelasan secara rinci tentang siklus air dengan mengoreksi beberapa pendapat peserta didik. berdasarkan gambar yang ditampilkan peserta didik dapat mengetahui tahapan proses daur air

d. siswa melakukan percobaan sesuai petunjuk dan arahan dari guru kemudian e. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam

setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

f. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.

g. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

h. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu i. Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.

j. siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti

k. guru menyuruh siswanya untuk kembali duduk seperti semula kemudian guru membagikan lembar tes kepada semua siswa

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. siswa dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan


(44)

Umar Ghozali, 2014

c. siswa berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing d. siswa pergi meninggalkan kelas dengan tertib

J. Penilaian 1. Bentuk Tes

tes tertulis 2. Jenis Tes

pilihan ganda uraian

3. Contoh Instrumen Penilaian lampiran 1 : LKS


(45)

Lembar Kerja Siswa

A.Judul praktikum : Membuat model siklus air sederhana B.Tujuan praktik : Membentuk model daur air

C.Tempat praktikum : Dalam kelas atau lapangan D.Waktu :

E.Nama siswa 1.

2. 3. 4.

F. Deskripsi Singkat

Hujan pada mulanya berasal dari air yang berada dipermukaan bumi seperti air laut, danau, sungai dan sebagainya yang tersinari matahari yang kemudian air tersebut menguap atau menjadi uap dan melayang ke udara yang akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Dilangit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan sehingga membentuk awan dan dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak bebas secara vertikal, horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awan saling bertemu dan membesar menuju atmosfir bumi yang bersuhu rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air, karena berat dan tidak mampu ditopang oleh angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh kepermukaan bumi, lalu karena semakin rendah suhu udara dan semakin tinggi suhunya maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju, lalu turunlah hujan tersebut sampai kebumi.

G. Alat Dan Bahan Praktikum 1. Plastik bening

2. Karet atau tali rafia 3. Gelas bening 4. Mangkuk kecil 5. Air es

H. Cara Kerja

1. Isilah gelas bening dengan air panas kira-kira 1/3 bagian!

2. Tutuplah gelas bening dengan plastik transparan dan ikatlah penutup plastik tersebut dengan kuat!

3. Letakkan es batu di atas plastik penutup tepat di bagian tengah-tengah! 5. Amatilah apa yang terjadi, apakah terdapat tetes-tetes air!


(46)

Umar Ghozali, 2014 I. Data Pengamatan

No Hal yang Diamati Sebelum Dipanaskan Ketika Dipanaskan 1. Jumlah Air

dalam gelas 2. Ada Tidaknya Air yang

menguap

3 Ada Tidaknya Air dalam Mangkuk Kecil 4 Titik-titik air yang menempel

dalam plastik J. ANALISA DATA

1. Jumlah air setelah dipanaskan ternyata berkurang dari jumlah sebelum air dipanaskan

2. Setelah dipanaskan, ternyata mangkuk kecil yang semula kosong, terisi air 3. Di dalam penutup plastik yang semula kering, terdapat butir-butir atau titik-titik air setelah dipanaskan


(47)

LEMBAR EVALUASI

A. jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar berikut dengan alasannya

1. Peristiwa penguapan dalam daur air terjadi akibat.... a. gaya tarik bumi

b. gravitasi bulan

c. jumlah air sangat banyak d. sinar matahari

2. Uap air naik ke udara membentuk . . . . a. awan

b. pelangi c. air d. es

3. Uap air yang suhunya turun akan berubah menjadi air. Air ini akan berkumpul di angkasa kemudian turun menjadi . . . .

a. hujan b. kabut c. angin d. pelangi

4. Daur air mempunyai 3 unsur pokok yaitu.... a. penguapan, presipitasi, pengendapan b. evaporasi, pengendapan, kondensasi c. penguapan, evaporasi, presipitasi d. evaporasi, presipitasi, penguapan

5. Air di bumi tidak pernah habis walaupun terus-menerus digunakan. Hal ini disebabkan air

mengalami . . . . a. penambahan b. perputaran c. pencampuran d. pengurangan

6. Air di Bumi selalu tersedia karena adanya . . . . a. lautan

b. hujan c. mata air d. daur air


(48)

Umar Ghozali, 2014

7. Kegiatan manusia berikut yang berdampak positif terhadap daur air di Bumi yaitu . . . .

a. terasering b. reboisasi

c. penggundulan hutan d. pembuatan bendungan

8. Pohon-pohon mempunyai arti penting dalam daur air. Pohon-pohon tersebut berfungsi untuk . . . .

a. menyimpan air hujan b. menurunkan penguapan air c. menghasilkan air tanah d. mengendapkan air hujan 9. Daur adalah....

a. perubahan-perubahan tertentu yang berulang dalam suatu pola b. perubahan yang menghasilkan jenis zat baru

c. perubahan-perubahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur d. perubahan yang menghasilkan jenis struktur baru

10. Jika uap air bercampur dengan gas-gas buangan yang berbahaya, akan terjadi....

a. pencemaran udara b. hujan asam

c. penyakit saluran pernapasan d. hujan

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar

11. Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses penguapan ini disebut. . .

Jelaskan... ... ... ... ... . 12. Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut


(49)

Jelaskan... ... ... ... ... 13. Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk awan Proses ini disebut

Jelaskan... ... ... ... ... 14. Apa yang akan terjadi setelah air laut, sungai dan danau danau terkena sinar matahari.

Jelaskan... ... ... ... ... 15. Apa yang akan terjadi jika uap air naik dan berkumpul di udara namun suhu udara pada malam hari sangat rendah atau dingin

Jelaskan... ... ... ... ...


(50)

Umar Ghozali, 2014 R

REENNCCAANNAA PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN SIKLUS II

Identitas Sekolah : SDN 2 Suntenjaya Identitas Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Smester/ Tema : V/ 2

Alokasi Waktu : 2x35 menit (1x pertemuan)

A.Standar Kopetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

B.Kopetensi Dasar

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

C.Indikator Capaian Kompetensi 1. menjelaskan proses daur ulang air 2. menjelaskan manfaat daur ulang air D.Tujuan Pembelajaran

1. Melalui media gambar siswa dapat mengetahui proses daur ulang air dengan benar

2. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan proses daur ulang air dengan benar

3. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan manfaat daur ulang air bagi kehidupan sehari-hari dengan baik

4. Melalui tanya jawab siswa dapat menguatkan pemahaman dan pengetahuan siswa dengan baik

E.Karakter yang Diharapkan 1. Tanggung jawab

2. Ketelitian 3. Rasa ingin tahu


(51)

F. Materi Pembelajaran 1. daur ulang air G.Metode Pembelajaran

Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan Pendekatan : Discovery

Model : Cooperative tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan aktivitas belajar

H.Media Alat dan Sumber Belajar 1. Media dan Alat

a. aqua botol ukuran 600ml b. ijuk

c. tanah, pasir, krikil, genting, d. air kotor

2. Sumber Belajar

a. Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. – Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

A.Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Pendidik mengucapkan salam, berdoa bersama peserta didik, dan mengecek kehadiran serta kesiapan peserta didik.

b. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai materi yang sebelumnya dan yang akan dipelajari hari ini.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh peserta didik.


(52)

Umar Ghozali, 2014

2. Kegiatan Inti ( 80 menit )

langkah-langkah pelaksanaan / implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Guru menampilkan gambar tentang proses daur ulang air untuk dibicarakan oleh peserta didik serta memberikan penjelasan secara rinci tentang bagaimana mengolah air yang kotor menjadi bersih. berdasarkan gambar yang ditampilkan peserta didik dapat mengetahui tahapan proses daur ulang air

d. siswa melakukan percobaan sesuai petunjuk dan arahan dari guru kemudian e. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam

setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

f. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.

g. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

h. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu i. Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.


(53)

j. siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti

k. guru menyuruh siswanya untuk kembali duduk seperti semula kemudian guru membagikan lembar tes kepada semua siswa

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. siswa dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan

b. siswa berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing c. siswa pergi meninggalkan kelas dengan tertib

J. Penilaian 1.Bentuk Tes

tes tertulis 2. Jenis Tes

pilihan ganda uraian

3. Contoh Instrumen Penilaian lampiran 1 : LKS


(54)

Umar Ghozali, 2014

Lembar Kerja Siswa

F. Judul praktikum : Membuat daur ulang air

G.Tujuan praktik : membuat alat penjernih/ penyaring air H.Tempat praktikum : Dalam kelas atau lapangan

I. Waktu : J. Nama siswa

1. 2. 3. 4. 5. 6.

E. Deskripsi Singkat

Air yang kita gunakan sehari-hari berasal dari sumber air di antaranya adalah sumur tradisional, sumur pompa, dan air PAM yang merupakan sumber air buatan. Danau, sungai, laut, dan mata air merupakan sumber air alami. jumlah air di dunia ini tetap. tetapi semakin lama semakin banyak yang kotor, sedangkan manusia selalu membutuhkan air bersih. Berikut ini adalah model alat penyaring sederhana untuk membuat air kali yang kotor menjadi air yang dapat diminum. G. Alat Dan Bahan Praktikum

Bahan : sebuah botol plastik (bekas minuman Aqua), sumbat karet, pipa kaca atau pralon kecil, kapas atau pembalut kasa, pasir halus, pasir kasar, kerikil, gelas penampung air bersih.

H. Cara Kerja

1. Buatlah saringan dengan memotong botol plastik di bagian atasnya. 2. Kemudian lubangi untuk memasang tali penggantung.

3. Buat lubang pada sumbat karet untuk pipa penyalur. 4. Pasang sumbat pada botol. Lihat gambar! Susunlah lapisan penyaring sesuai urutan pada gambar.


(55)

5. Semua jenis pasir dan batu harus di cuci dulu sampai bersih. 6. Gantungkan penyaring itu. Siapkan penadah air.

7. Tuangkan air kotor dari atas. Lihat hasilnya. Apabila air yang keluar masih kotor buanglah.

8. Setelah beberapa saat air yang keluar akan jernih. Maka saringan siap digunakan.

9. Tulislah laporan dan kesimpulan kegiatan ini, kemudian kumpulkan kepada bapak atau ibu guru!

Catatan : Lakukan kegiatan ini di dalam laboratorium bersama gurumu!


(56)

Umar Ghozali, 2014

A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Dalam kehidupan sehari-hari, air banyak dimanfaatkan oleh kita. Salah satu manfaat air adalah digunakan untuk ….

a. bahan makanan b. bahan bangunan c. mencuci

d. bermain

2. Di bawah ini merupakan beberapa manfaat air dalam kehidupan sehari-hari manusia, kecuali ….

a. mencuci b. mandi c. minum

d. mengecat

3. Sumber air dibedakan menjadi dua, yaiu sumber air alami dan sumber air buatan. Yang merupakan sumber air alami adalah ….

a. sumur pompa b. sumur tradisional c. danau

d. mata air

4. Air di permukaan bumi selalu tersedia karena adanya …. a. daur air

b. lautan c. danau

d. sumber mata air

5. Dalam kehidupan sehari-hari, pengunaan air untuk mencuci, mandi, masak, dan lain-lain harus ….

a. boros b. hemat


(1)

Rekapitulai Nilai Tes Formatif Siklus I

NO

Nama Inisal

PILGAN Essay

1-10 1 2 3 4 5 jumlah KKM 62

(10) (10) (20) (20) (20) (20)

1 IBL 7 5 10 15 10 10 57 tidak lulus

2 RND 5 5 10 15 10 15 60 tidak lulus

3 SLWT 8 10 15 15 20 15 83 lulus

4 DNA 7 10 10 20 15 15 77 lulus

5 IMN 8 5 10 15 15 15 68 lulus

6 DNI 9 10 20 15 15 20 89 lulus

7 RST 10 10 15 20 20 20 95 lulus

8 SFA 10 10 10 15 20 20 85 lulus

9 RNI 8 10 20 15 20 15 88 lulus

10 FRH 7 10 20 15 20 15 87 lulus

11 TIT 6 10 20 15 20 20 91 lulus

12 MRA 7 10 20 15 20 15 87 lulus

13 YLT 5 5 15 20 20 15 80 lulus

14 DVA 7 5 10 15 10 15 62 tidak lulus

15 IKM 8 5 10 15 15 15 68 lulus

16 SLV 9 10 20 15 15 20 89 lulus

17 SNT 8 10 20 15 20 15 88 lulus

18 ANGS 7 10 20 15 20 15 87 lulus

19 RHM 6 10 20 15 20 15 86 lulus

20 ELS 8 10 15 20 15 20 88 lulus

21 ANJ 5 5 15 20 20 15 80 lulus

22 STI 7 10 10 20 15 15 77 lulus

23 JNS 8 5 10 15 15 15 68 lulus

24 RKI 9 10 20 15 15 20 89 lulus

25 DRY 8 10 15 20 15 20 88 lulus

26 IRM 10 10 10 15 20 20 85 lulus

27 PPT 8 10 20 15 20 15 88 lulus

28 SNA 7 10 20 15 20 15 87 lulus

29 FTR 6 10 15 15 20 20 86 lulus

30 TIT 9 10 20 20 15 20 94 lulus

31 ERG 5 5 5 15 15 15 60 tidak lulus

32 YPG 5 10 15 5 10 15 60 tidak lulus

33 DA 8 10 15 10 15 20 78 lulus


(2)

Umar Ghozali, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rekapitulai Nilai Tes Formatif Siklus II

NO

PILGAN Essay

Nama Inisial

1-10 1 2 3 4 5 Jumlah KKM

(10) (10) (20) (20) (20) (20) 62

1 IBL 7 10 10 15 10 15 67 lulus

2 RND 6 10 10 15 10 15 66 lulus

3 SLWT 8 10 15 15 20 15 83 lulus

4 DNA 7 10 10 20 20 15 82 lulus

5 IMN 8 10 10 15 20 15 78 lulus

6 DNI 9 10 20 20 15 20 94 lulus

7 RST 10 10 20 20 20 20 100 lulus

8 SFA 10 10 10 20 20 20 90 lulus

9 RNI 8 10 20 15 20 15 88 lulus

10 FRH 8 10 20 15 20 15 88 lulus

11 TIT 6 10 20 15 15 20 86 lulus

12 MRA 8 10 20 15 20 15 88 lulus

13 YLT 7 10 15 20 20 15 87 lulus

14 DVA 8 10 10 15 10 15 68 lulus

15 IKM 8 10 10 15 15 20 78 lulus

16 SLV 9 10 20 15 15 20 89 lulus

17 SNT 8 10 20 15 20 15 88 lulus

18 ANGS 7 10 20 15 20 15 87 lulus

19 RHM 6 10 20 15 20 15 86 lulus

20 ELS 8 10 15 20 15 20 88 lulus

21 ANJ 8 10 15 20 20 15 88 lulus

22 STI 7 10 10 20 15 15 77 lulus

23 JNS 8 5 10 15 15 15 68 lulus

24 RKA 9 10 20 15 15 20 89 lulus

25 DRY 8 10 15 20 15 20 88 lulus

26 IRM 10 10 10 15 20 20 85 lulus

27 PPT 8 10 20 15 20 15 88 lulus

28 SNA 7 10 20 15 20 15 87 lulus

29 FTR 8 10 15 15 20 20 88 lulus

30 TIT 9 10 20 20 15 20 94 lulus

31 ERG 7 10 10 15 15 15 72 lulus

32 YPG 8 10 15 10 10 15 68 lulus

33 DA 8 10 15 10 15 20 78 lulus


(3)

Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama

Kelompok

Kriteria Penilaian

Jumlah Nilai Rata-rata

1

2

3

4

5

FRH

2

2

2

3

2

11

73,33

81,67

TIT

3

3

3

2

3

14

93,33

SUS

2

2

2

3

3

12

80,00

SFA

2

2

2

3

2

11

73,33

RKA

3

2

2

2

3

12

80,00

DNA

2

3

2

3

3

13

86,67

DRY

3

3

3

2

3

14

93,33

FRT

2

2

2

3

2

11

73,33

DA

2

2

3

3

2

12

80,00

PPT

3

3

1

2

3

12

80,00

YLT

2

2

2

2

2

10

66,67

RST

3

3

2

3

3

14

93,33

STI

2

2

2

3

3

12

80,00

RHM

2

2

3

3

2

12

80,00

JNI

2

3

2

3

2

12

80,00

RNI

2

3

3

2

3

13

86,67

Jumlah

38

39

36

42

41

Persentase

79.17 81,25 75,00 87,50 85,42


(4)

Umar Ghozali, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Nama Inisial

Kriteria penilaian Jumlah Nilai Rata-rata 1 2 3 4 5

FRH

2 2 3 2 3 12 80,00

85,00

TIT

3 3 3 2 3 14 93,33

SUS

2 3 3 2 3 13 86,67

SFA

3 3 2 2 2 12 80,00

RKA

3 2 3 2 3 13 86,67

DNA

2 3 2 3 3 13 86,67

DRY

3 2 3 2 2 12 80,00

FRT

2 2 2 3 3 12 80,00

DA

2 3 2 3 3 13 86,67

PPT

3 3 2 2 3 13 86,67

YLT

2 2 3 3 2 12 80,00

RST

3 2 3 3 3 14 93,33

STI

2 3 2 3 3 13 86,67

RHM

2 2 3 3 2 12 80,00

JNI

3 3 2 3 2 13 86,67

RNI

2 2 3 3 3 13 86,67

Jumlah 39 40 41 41 43

Persentase 81,25 83,33 85,42 85,42 89,58


(5)

Tabel 4.12 rekapitulasi aktivitas belajar siklus I dan II

No

Aktivitas Belajar

Aktivitas Yang Diamati

Siklus 1

Siklus 2

1

Aktivitas

Berbicara

Siswa berani bertanya apa,

bagaimana, mengapa untuk

meminta penjelasan

79,17

81,25

2

Siswa sering memberi

pendapat pada saat

melakukan pengamatan

81,25

83,33

3

Berani mengkomunikasikan

hasil temuannya tanpa

disuruh dan berbicara lancar

75,00

85,42

4

Aktivitas Menulis

Siswa mendapat informasi

dan mencatat kesimpulan

dari apa-apa yang

didapatnya dari kelompok

lain

87,50

85,42

5

Aktivitas Motorik

Siswa tepat dalam

menggunakan alat dan bahan

sesuai dengan lembar kerja

siswa atau petunjuk dari

guru

85,42

89,58

Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa

81,67

85,00

C.5


(6)

Umar Ghozali, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Umar Ghozali, berjenis kelamin

laki-laki, Penulis dilahirkan di Cirebon tanggal 23

Desember 1991 dari pasangan suami istri Bapak Hasim dan

Ibu Lilis Karomah. Penulis merupakan anak pertama dari

empat bersaudara Penulis tinggal tinggal di Cirebon

beralamat di gang Pesantren RT02 RW01 Desa

Karangmekar Kecataman Karangsembung Kabupaten Cirebon.

Riwayat pendidikan Penulis diawali dengan menempuh pendidikan di

Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri 1 Karangmekar pada tahun 1998-2004 di

Kecamatan Karangsembung, sekolah lanjutan pertama di MTS Negeri

Karangsembung pada tahun 2004-2007, Sekolah menengah atas ditempuh di

SMA ITUS Jalaksana Kuningan pada tahun 2007-2010, dan sekarang sedang

penempuh pendidikan tinggi dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Srata Satu di Universtitas Pendidikan Indonesia tahun 2010-2014.

Riwayat organisasi Penulis ikuti adalah PRAMUKA di tingkat sekolah

dasar ia mengikuti ekstrakurikuler PRAMUKA, di tingkat sekolah menengah

pertama ia mengikuti PMR, OSIS ketika di sekolah menengah atas ia mengikuti

ektrakurikuler OSIS, ROHIS dan PECINTA ALAM sedangkan di waktu kuliah ia

mengikuti organisasi di dalam prodi PGSD yaitu di Badan Eksekutif Himpunan

Mahasiwa PGSD, penulispun mengikuti organisasi di luar jurusan seperti UKDM,

Tutorial.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa

0 3 10

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATA Penerapan Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Ips Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Karanganyar 01 Weru Suko

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.

0 2 33

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STAY DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 35