KONSEP DIRI PADA ORANG BERTATTO Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

KONSEP DIRI PADA ORANG BERTATTO

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh :

Ferdinandus Agung. H

029114067

  NIM :

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

KONSEP DIRI PADA ORANG BERTATTO

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh :

Ferdinandus Agung. H

029114067

  NIM :

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI KONSEP DIRI PADA ORANG BERTATTO Oleh :

FERDINANDUS AGUNG HARIYANTO

  NIM : 029114067 Telah disetujui oleh : Pembimbing

Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Si Tanggal : …………………

  

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

KONSEP DIRI PADA ORANG BERTATTO

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Ferdinandus Agung Hariyanto

  

NIM :029114067

Telah dipertahankan di depan panitia Penguji

Pada tanggal : 14 Oktober 2008

Dan dinyatakan memenuhi syarat

  

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tandatangan

Ketua Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Si. …......………..

  

Sekretaris Drs. H. Wahyudi, M.Si ………………

Anggota Titik Kristiyani, S.Psi ………………

Yogyakarta, 31 Oktober 2008 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan,

HALAMAN PERSEMBAHAN

  S angat disayangkan j ika seoranng anak harus durhaka kepada orang tuanya, terutama

terhadap ibunya. M aka kupersembahkan karya kecil yang masih belum berarti apa- apa untuk

  

Cintamu mengajarkan aku untuk mencintai orang lain,

sayangmu mengingatkanku untuk lebih menyayangi orang kucinta itu, senyummu indah member kesejukan anakmu.

  

Keringatmu memberiku inspirasi untuk terus berkarya.

Kerja kerasmu selalu kuingat untuk terus bertahan dalam hidup yang berputar tiada henti.

  Tanganmu selelu lembut belai diriku Dengan amarahmu, tertawamu, juga jengkelmu terhadap anakmu.

  Hatimu hanya kau berikan untuk buah hatimu, dan akan kuberikan serta kuabdikan kepada istri dan anakku nanti.

  Aku adalah cerminanmu, cerminan bapak, juga cerminan hangatnya kasihmu. Akan terus kuberikan hangatnya kasihmu dan kebijaksanaan –kebijaksanaan yang telah aku terima darimu untuk sesamaku terutama untuk gadis yang kucinta dan mencintaiku yang sampai saat ini masih dan terus memberi memberi arti hidup dalam diriku.

  Terimaksih ibu, kelak kita akan bertemu kembali dan kupeluk dirimu dalam tangisan bahagia bukan tangisan yang biasa tertumpah di nisan makammu.

  ABSTRAK Konsep Diri pada Orang Bertatto Ferdinandus Agung Hariyanto Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang konsep diri pada orang bertatto. Konsep diri adalah adalah keseluruhan pandangan dan penghargaan atau perasaan serta penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, yang diperoleh melalui pengalaman dan hubungan interaksi dalam kehidupannya.

  Subyek penelitian adalah orang – orang yang memiliki Tatto pada tubuhnya yang tinggal di Yogyakarta, berusia lebih dari 20 tahun. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang.

  Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan

skala Konsep Diri. Daya diskriminasi dalam penelitian ini menggunakan batasan

rix > 0,30. Pada skala Konsep Diri terdapat enam item yang gugur dan 54 item yang sahih. Koefisien realibilitas skala Konsep Diri sebesar 0,947. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan Konsep Diri pada orang bertatto yang berupa teknik statistik deskriptif persentase.

  Pada aspek Konsep Diri, aspek diri perilaku memiliki nilai mean tertinggi (24,63) diikuti dengan aspek diri identitas (21,23). Urutan ketiga adalah aspek diri moral (19,07), diikuti selanjutnya aspek diri keluarga pada urutan keempat (18,73). selanjutnya diri penilaian (18,44). Aspek diri fisik (17,30) masuk dalam urutan keenam dilanjutkan dengan diri akademi dalam urutan ketujuh (15,39). Urutan kedelapan adalah aspek diri pribadi (15,19) dan urutan yang terakhir adalah aspek diri sosial (15,00).

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum orang bertatto mempunyai

konsep diri yang positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean empirik

(164,96) > mean teoritik (135). Penghitungan tersebut didukung dengan hasil uji beda mean skala Konsep Diri dengan T test same sample sebesar 11,387 dan signifikasi sebesar 0,000 (p < 0,01) yang artinya terdapat konsep diri yang tinggi atau dapat dikatakan positif pada orang bertatto.

  

ABSTRACT

The Self Concept of Tattooed People

Ferdinandus Agung Hariyanto

Faculty of Psychology

  

Sanata Dharma University

The aimed of this research was to learn about the self concept of tattooed people.

  

The Self Concept is defined as a sense and appreciation or feeling and assessment of

someone about themselves that occurs through experiences and interactions with the

society.

  The research examines the people resides in Yogyakarta who have one or more

tattoo on their body with the range of age 20 years old and above. The sample is obtained

with purposive sampling technique, and the total of sample for this research is 70 people.

  The method used to collect data was the Self-Concept Scale. The indicators for

discrimination level in this research applies constrain rix > 0,300. At Self-Concept scale

there was six disqualified items and 54 valid items. The Self-Concept scale coefficient

reliability was 0,947. Descriptive analytical technique in the form percentile was applied

to depict Self-Concept for people who have tattoo.

  In the Self Concept, the self-behavior aspect reached the highest value of mean at

24,63; followed with the self-identity aspect at 21,23. The third position is the self-morale

aspect at 19,07; followed by the self-family aspect as the fourth position at 18,73. The

Self- assessment resulted at 18,44; and the self-physical aspect is at 17,30, which is in

sixth position. The self-academy aspect is on the next position at 15,39. And the last

position is the self- social aspect at 15,19.

  The research results indicated that, in general, people with tattoo have a positive

self concept. The results show that the empiric mean reaches 169,96 which is higher than

the theoretical mean. That result is supported with the calculation of mean difference of

the Self-Concept scale with a T-test Same sample that resulted 11,387, with signification

about 0,000 (p < 0,01), which indicate that people with tattoo have a high Self-Concept or

a positive self concept.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ferdinandus Agung Hariyanto

  Nomor mahasiswa : 029114067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KONSEP DIRI PADA ORANG BERTATTO

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, da mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencamtumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 10 November 2008 Yang menyatakan

  

KATA PENGANTAR

Penulis menghaturkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

karunia dan penyertaanNYA kepada penulis dalam memulai penulisan skripsi sampai

terselesaikannya skripsi ini. Terimakasih kepadaNYA karena selalu memberikan

kekuatan, semangat dan pikiran yang jernih ketika peneliti mengalami kelemahan,

kesulitan dalam mengerjaka skripsi ini. Hanya karena kasih dan anugrah yang tiada

terkira, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Konsep Diri pada

Orang Bertatto” ini dengan baik.

  Proses penyusunan skripsi ini juga mendapatkan bantuan, bimbingan dan

petunjuk-petunjuk yang berharga dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Oleh

karena itu, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis, serta setia mendengarkan keluh kesah, memberikan semangat juga memberikan nasehat yang sangat berguna bagi penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  2. Bapak P Eddy Suhartanto selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Ibu Silvya CYMM.,S.Psi., Psi, selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  4. Mas Gandung, Bu Nanik, dan Pak Gie selaku administrasif fakultas psikologi yang selalu tersenyum dalam bertugas.

  5. Mas Muji atas bantuannya selama kuliah terutama saat praktikum .

  6. Untuk yang tercinta Ibu Anastasia Hari Wagini. Terimaksih ibu, kau berikan keindahan-keindahan dalam diriku. Kurasakan cintamu di kehidupanku dulu, kini, dan sampai diriku bertemu kembali denganmu ibu. (Tuhan, sampaikan salam doa, material dari keringatmu, cinta kasih yang tidak terhingga, serta kepercayaan yang luar biasa untuk diriku menyelesaikan kuliahku.

  

8. My little sisters : Nia cantiek, terimaksih ya dek, karena kamu, mas bisa belajar

menjadi seorang kakak, juga belajar betapa susuahnya kita hidup dahulu hanya dengan seorang bapak yang hebat. Juga tidak lupa untuk Laras yang lucu. Makaih buat selalu nungguin mas pulang dan selalu ngisengin bapak, ibu, mbak Nia juga mas. Terimaksih untuk kalian berdua yang selalu menanti kedatangan mas pulang dan kembali berkumpul bersama lagi.

  

9. Seorang gadis yang menerimaku dengan segala kekurangan dan memberikan

cinta sejati yang selalu mampu memberiku semangat hidup untuk kembali melangkah. Peri kecilku, kamu adalah Navaz yang sesungguhnya. Semoga Tuhan masih berkenan pada kisah cinta kita.terimakasih sayang.

  

10. Keluarga Pardede : Mama dan Om Dede, Abang anto, Abang Feri, Mbak yekti(n-

tut). Terimakasih untuk bimbingan serta penerimaan kalian kepada diriku yang bukan siapa-siapa ini. Terimaksih untuk siraman-siraman rohani yang membawa saya pada pengalaman rohani yang baru. I love u all

  

11. Untuk Tante Tika and Uncle Leo. Salam Rummikub saat kita kumpul kembali,

entah di Indonesia ataupun di Negara Kincir Angin yang kalian singgahi kini.

  Terimaksih untuk Badminton kita ya Tante

12. Para jangjoz yang tersayang. Gere, Comu, Rojalie, Kepi, juga si kecil Lego.

Terimaksih untuk menjadi mahkluk yang menyenangkan, dan dapat menciptakan tawa, kemarahan yang tercampur dalam hidup saya juga sebagai hiburan dalam mengerjakan skripsi ini.

  

13. Keluarga Om Edu, Tante Rita, Jacob, Lenta dan juga Anna. Karena cinta

kalian,aku mendapatkan pelajaran paling berharga dalam hidup ini, terutama ketika diriku di perantauan. I miss u all

  

14. Biyung cantikku, Bude Harti, Pakde Bandi. Terimaksih telah merawatku selama

  

16. My “Blacky” laptop. Trimaksih karena sudah bekerja mati-matian untuk aku

pegang, bawa, dan kadang menemaniku lewat game dan lagu-lagu yang indah

17. “Lala 2ku”, blacky yang juga telah mengantar aku unuk kekampus, bekerja,

pacaran, latihan koor, nongkrong, dll. Karena “kecantikanmu”, aku pe-de bawa

dirimu tidak sia-sia kukeluarkan jutaan rupiah memodifmu hingga cantik. thanx

  

18. Mas Anto.thanx ya ‘Nyonk” sudah mau jadi abang, teman, juga orangtua selama

aku di Yogya. Thanx banget buat kisah kita, brantem kita juga yang pasti cukurannya. Thanx Bro

  

19. Rekan – rekan Psikologi 2002. Terutama Heri (pertek). Makasih dan jadi sobat

selama di bangku kuliah ini

  

20. Ndharu (si Tol), Patrick, Widhi, Echa, Tietha. You are special for me.Thanx

friends

  

21. Konco-konco KKN. Chandra (Dokumenter), Enzo, Widha, Lambok ndut, Ika Bu

Komardus,Reni trondol, Tisa (gendhuke), Nana sang guitarist lady, Adhe .

  Makasih buat pelajaran berharga untuk hidup dalam satu atap dari latar belakang kita yang berbeda.

  22. Pemuda Nepen. Terimakasih untuk penerimaan kalian kepada diriku di desa ini

  

23. Komunitas Tatto Pakem-Nepen. Atas bantuan kalian, skripsi ini akhirnya selesai

juga

  

24. Mudika Candibinangun, St.Bernardimus. bimbingan rohani yang kalian tawarkan

sangat berarti bagiku untuk mengucapkan terimakasih untuk Tuhan lewat kalian.

  Karena mudikalah yang membentuk aku sampai sekarang ini.

  

25. Mas Dodo, Cahyo, Adi “sudir”, Yudha”drunker”, Bowo “pengung”, Lukman”P-

man”. Bersama kalian,kutemukan persudaraan sejati. Aku akan menyusul kesuksesan kalian. “Ad, ayo cepet dirampungke”. Nuwun.

  

26. Untuk teman-teman dari Seminari Stella Maris , Bogor. Walau kita tidak lagi

  

27. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini, yang membantu

menyelesaikan skripsi ini. Baik yang telah menjadi batu sandungan, juga membenciku, tetaplah semua kuanggap telah menyayangi dan mendukung diriiku sepenuhnya lewat caranya masing-masing. Terimaksih yang tak terkira. Peneliti menyadari adanya keterbatasan peneliti sehingga terdapat kekuranan dalam penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat

bagi banyak pihak yang ingin merefleksikan motivasi dalam menolong sesame.

God bless you all!

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 12 September 2008 Penulis, Ferdinandus Agung Hariyanto

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………..…..…………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......…......…………………..... ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... iii HALAMAN PERSEMBAHAN …….…………….………………………….... iv ABSTRAK……………………………………………………….……………… vi

ABSTRAC................................………………………………………………..... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………........................................ viii

KATA PENGANTAR ................................…………………………………..... ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................. xiii

DAFTAR ISI.........................…………………….………………………….... xiv

DAFTAR TABEL ……………………….…………………………………… xvii

DAFTAR GAMBAR ……………………..............………..........…..................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN…….………………………...……………….................. xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah ………………………………………………..... 5 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 5 D. Manfaat Penelitian ……………………….………………………….... 6 BAB II LANDASAN TEORI

  

1. KONSEP DIRI...................………………….……............…………

  7

  1. Pengertian Konsep Diri................….………..………….………

  7

  a. Diri Fisik …………………………………………………….

2. Segi Dimensi Eksternal……………………………………… 21

  c. Diri Sosial………………………………………………… 22

  29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  4. Orang Bertatto……………………………………………………. 28

3. KONSEP DIRI PADA ORANG BERTATTO…………………..….

  3. Tujuan dari Tatto…………………………………………………. 25

  2. Sejarah Perkembangan Tatto ……………………………………. 24

  1. Pengertian Tatto …………………………………………………. 23

  23

  22

2. TATTO ……………..………………………………………..….…..

  c. Diri Akademi……………………………………………

  b. Diri Moral dan Etika……...……………………………….. 22

  d. Diri Keluarga …………………………………………….. 22

  b. Diri pribadi atau Personal.……………………………….. 21

  13

  a. Diri Fisik ………………….…………………………….. 21

  21

  b. Diri Penilaian…………………………………………….. 21 c. Diri Perilaku .…………………………………………..

  a. Diri Identitas… ……..…………………………………… 20

  1. Segi Dimensi Internal………………………………………….. 20

  4. Aspek – aspek dalam konsep Diri……………………………….. 19

  16

  e. Lingkungan Sosial.. …………………………………………

  16

  15 d. Diri Etika Moral.…………………………………………….

  b. Diri Pribadi…….. …………………………………………… 14 c. Diri Keluarga………………………………………………..

A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 32

  1. Alat Pengumpul Data/Instrumen ………………………………… 35

  2. Skala ……………………………………………………………… 35

  3. Blue Print ………………………………………………………... 39

  4. Penskoran ………………………………………………………... 40

  

F. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………..………

  41

  1. Tahap Persiapan …………………………………………………. 41

  2. Tahap Pengumpulan Data ……………………………………….. 42

  G. Pertanggungjawaban Mutu ………………………………………….. 42

  1. Validitas …………………………………………………………. 42

  2. Seleksi Item ……………………………………………………… 43

  3. Reliabilitas ………………………………………………………. 46

  H. Metode Analisis Data .......................................................................... 46

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah ................................................................................... 49 B. Pelaksanaan Penelitian………………………………………………... 50 C. Hasil Penelitian…….…………………………………………………. 50

  1. Uji Normalitas ................................................................................ 50

  2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 52

  3. Kategorisasi Konsep Diri pada Orang Bertatto ................................ 53

  4. Data pada Setiap Nilai Konsep diri…………................................. 54

  D. Pembahasan .......................................................................................... 55

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 59 B. Saran .................................................................................................... 59

  1. Bagi Peneliti yang Akan Datang ..................................................... 59

  DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Konsep Diri..................................................................... 39

Tabel 2. Skor untuk Item Favorable dan Unfavorable.............................................. 40

Tabel 3. Distribusi item skala konsep diri setelah uji coba ...................................... 45

Tabel 4. Norma Kategori Jenjang............................................................................. 47

Tabel 5. Kategorisasi Skala...................................................................................... 48

Tabel 6. Uji Normalitas............................................................................................ 51

Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian............................................................................ 52

Tabel 8. Kategori Skor Total Subyek....................................................................... 53

Tabel 9. Mean Tiap Nilai Konsep Diri ................................................................... 54

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kosep Diri pada Orang Bertatto................................................. 31

  DAFTAR LAMPIRAN

Data Uji Coba Penelitian......................................................................................... 63

Reliabilitas Alpha Item Sahih dan Unfavorable…….............................................. 73

Uji Normalitas dan Statistic Descriptive…………………………………………. 86

Uji-Ttabel…………………………......................................................................... 87

Skala Uji Coba……………………………………………...................................... 88

Skala penelitian …………..………………………………...................................... 93

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatto dan piercing kini bagian dari fashion dan trend. Fungsinya

  beragam, dari aksesori hingga mengoreksi penampilan. Jarum yang berfungsi membuat tatto tidak membuat orang-orang yang memiliki tatto takut. Tatto sudah menjadi bagian dari aksesori, bahkan, bisa berfungsi sebagai make up permanen. Tatto juga bisa membantu menyamarkan noda di kulit atau menutupi tahi lalat.

  Sejarah mencatat, tatto dan body piercing sudah menjadi bagian dari budaya di banyak negara sejak beberapa abad silam. Buktinya orang Mesir sudah memakai tatto sejak 2000 tahun sebelum Masehi. Tatto di Jepang sudah ada sekitar 10.000 tahun lalu, pada zaman Palaelotikum. Di Indonesia, legenda tatto berasal dari suku Kayan, yang berada di Borneo (Kalimantan) sebagai tempat paling modern di kala itu. Berdasarkan data yang diambil (Gusti, 2007) Indonesia ditempatkan sebagai negara yang berperan dalam perkembangan sejarah tatto.

  Menurut Gusti, pemilik Studio Tatto Gusti’s, Kemang Selatan, saat ini tatto sudah dianggap menjadi tren. ’’Dulu, tatto memang identik

  Namun saat ini sudah banyak selebriti dunia dan Indonesia yang

mengoleksi tatto di tubuhnya sebagai aksesori,’’ ujar tatto artist asal Bali.

  

2007) . Keinginan bertatto, lanjutnya, harus berawal

dari keinginan pribadi yang kuat dan secara etika tidak boleh memaksa

seseorang untuk bertatto. Pilih orang yang benar-benar profesional di

bidang tatto, pilih gambar dan desain yang benar.

  Menurut Raharjo alias Athonk, seniman tattoo lulusan Fakultas

Seni Rupa ISI Yogyakarta, yang memiliki rambut bergaya punk dengan

cat kuning merah menyala ini mengaku dirinya bertatto karena

memberontak dari keinginan orangtua yang menyuruhnya masuk Akabri.

  

"Waktu kelas 2 SMA orangtua menyuruh saya masuk militer, karena

nggak mau saya tatto lengan kanan dengan tatto Donald Bebek,"

ungkapnya. Tatto pertama yang berkesan ternyata membuat dirinya serasa

ingin ditatto lagi hingga tangan dan punggungnya dipenuhi tatto bahkan

leher dan kaki juga tak luput dari tatto. (Bernas, 2000) Ekspresi tubuh adalah yang paling tampak dilakukan oleh pencinta

seni rajah tubuh atau tattoo baik sebagai tren maupun fashion. Wujud

ekspresi diri dalam bentuk tindakan yang real dapat mudah terlihat

menjadi sebuah pola kepribadian. Hal itu didukung oleh pendapat Allport

(Hall,C.S & Lindzey,G. 1993 ), bahwa realisasi tingkah laku dan tindakan

  Kedua aspek ini saling berhubungan, dimana konsep diri

diibaratkan sebagai poros, sedangkan sifat-sifat diibaratkan sebagai jari-

jari yang melingkarinya. Uraian tersebut di atas, dengan jelas

menunjukkan bahwa konsep diri memiliki peranan penting dalam

kepribadian individu, konsep diri adalah kecenderungan reaksi seseorang

dalam bertingkah laku serta cara-cara bertindak.

  Rini. J. F (2002) menambahkan pula bahwa manusia diciptakan

dengan berbagai keunikan dan memiliki konsep diri yang berbeda antara

individu satu dengan yang lainnya. Konsep diri merupakan suatu masalah

yang sering dibicarakan dalam teori kepribadian dan dianggap besar

pengaruhnya terhadap tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep diri yang dimiliki individu akan turut menentukan bagaimana

individu itu menerima, merasakan dan merespon lingkungannya.

  Konsep diri menjadi sesuatu yang menentukan penerimaan diri

seseorang, salah satu dari anggota Organisasi Seni Rajah dan Tindik

Tubuh Indonesia atau biasa disebut Indonesian Tatto Art and Body

Piercing Club , mengatakan bahwa tatto memang dekat dengan budaya

pemberontakan, karena seseorang dapat mengungkapkan diri terhadap

persepsi yang dimilikinya (Herman, 2002)

  Untuk memahami konsep diri, seseorang perlu meninjau tentang

kondisi-kondisi fisik, perkembangan tubuh, nama dan nama panggilan,

status sosial ekonomi, lingkungan sekolah, penerimaan sosial, kesuksesan

dan kegagalan, jenis kelamin dan intelgensia (Hurlock , 1992). Pendapat

tersebut menjelaskan bahwa konsep diri seseorang dipengaruhi oleh aspek

psikologis maupun sosial. Aspek-aspek inilah yang akan menentukan

konsep diri seseorang positif atau negatif.

  Rini. J. F (2002), menyebutkan bahwa seseorang dikatakan

memiliki konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa

dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten,

gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik

terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah

sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan,

entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan

orang lain. Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan

terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif

terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Orang

dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan

melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di

masa yang akan datang.

  Tatto merupakan trend dan orang yang bertatto adalah orang-orang yang dapat mengekspresikan dirinya. Pernyataan tersebut didukung pula oleh pendapat Allport (Hall, C.S & Linzey, G .1993 ) yang menyatakan bahwa orang yang dapat mengekspresikan diri cenderung memiliki konsep diri positif, Walaupun demikian, di Indonesia kebanyakan orang bertatto adalah para kriminal. Pelaku kriminal atau para preman melakukan tatto untuk menunjukan keberanian dirinya untuk disakiti. Pelaku kriminal adalah orang-orang yang ditolak oleh masyarakat lingkungan sosial.

  Orang yang bertatto disatu sisi merupakan individu yang berani mengekspresikan dirinya, namun di sisi lain merasa tidak diterima oleh lingkungan. Hal tersebut menarik bagi peneliti untuk menyajikan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana konsep diri pada orang orang bertatto.

  B. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana Konsep Diri pada orang bertatto?

  C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

  Diketahuinya bagaimana Konsep Diri pada orang bertatto, diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

  • Adanya bukti empiris tentang penelitian yang berkaitan dengan Konsep diri di kalangan orang bertatto sehingga dapat menyumbang pada psikologi perkembangan dan psikologi sosial
  • Dapat digunakan sebagai literatur dalam melaksanakan penelitian di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

  • Memberikan manfaat bagi masyarakat untuk memahami konsep diri orang bertatto

BAB II LANDASAN TEORI A. KONSEP DIRI

1. Pengertian Konsep Diri

  Menurut Brooks (dalam Rahmat. 2002) menjelaskan : Konsep diri sebagai persepsi mengenai diri individu sendiri baik bersifat fisik, sosial, dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dari hubungan interaksi individu dengan orang lain.

  Secara implisit pendapat dari Brooks (dalam Rahmat. 2002) tersebut telah mencantumkan terbentuknya konsep diri yang berdasarkan pengalaman dari interaksi individu dengan orang lain. Oleh karena itu pengalaman yang diperoleh indvidu dalam hubungannya dengan orang lain akan mempengaruhi dirinya.

  Menurut Fuhrmann (dalam Widodo & Rusmawati, 2004), bahwa konsep diri adalah variabel yang akan ikut menentukan bagaimana individu menerima, merasakan dan merespon diri dan lingkungannya. Bila individu menilai dirinya kurang baik, maka individu akan menganggap remeh dan membayangkan kegagalan usahanya, sedangkan bila individu menilai dirinya baik atau positif, maka individu akan

  Burns ( Setyawan, 2008 ) mengemukakan bahwa : Konsep diri

adalah keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya yang meliputi

keyakinan dirinya, dan kecenderungan tingkah lakunya. Secara lebih

tegas, konsep diri terutama merupakan sikap seseorang terhadap dirinya

yang unik.

  Grinder berpendapat bahwa konsep diri dapat pula didefinisikan

sebagai persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri (Rahmat, 2002).

  

Persepsi tersebut terbentuk melalui penarikan kesimpulan dari

pengalamannya dan secara khusus dipengaruhi oleh reward dan

punishment yang berarti dalam kehidupan orang yang bersangkutan.

  

Seorang individu akan memandang diri fisik, jenis kelamin, kognisi

sosial, pekerjaan, motivasi, tujuan atau emosi dirinya dalam rangka

melakukan persepi tersebut.

  Menurut Fitts (Dewi. S, 2005) Konsep Diri adalah suatu konstruk

sentral untuk mengenal dan mengerti manusia. Aspek yang memegang

peranan penting adalah dirinya sendiri, yaitu diri sebagaimana diamati,

dipersepsikan dan dialami oleh orang tersebut.

  Berdasarkan beberapa pengertian tentang konsep diri yang

dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, konsep diri adalah

keseluruhan gambaran atau pandangan dan penghargaan atau perasaan

2. Jenis-jenis Konsep Diri

  Konsep diri pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan negatif, atau dapat disebut juga sebagai konsep diri tinggi dan rendah.

  Rini, J. F (2002), menyebutkan bahwa seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang. Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.

  Sehubungan dengan hal tersebut tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri positif dan negatif adalah sebagai berikut:

a. Konsep diri positif

  Individu yang memiliki konsep diri positif adalah sebagai berikut :

1). Ia yakin dalam kemampuannya mengatasi masalah.

2). Ia merasa setara dengan orang lain. 3). Ia menerima pujian tanpa ada rasa malu. 4). Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat. 5). Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkap aspek-aspek kepribadian yang tidak disengaja dan berusaha mengubahnya. (Rahmat,2002) Menurut Hamachek (Rahmat,2002) orang yang memiliki konsep diri positif adalah orang yang betul-betul meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya walaupun menghadapi tantangan, berani mengubah prinsip bila pengalaman dan bukti-bukti ternyata salah, mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik, tidak terlalu cemas akan apa yang terjadi hari esok, masa lalu dan sekarang. Memiliki keyakinan pada

  Berdasarkan uraian tentang jenis konsep diri di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki konsep diri yang positif memiliki kepercayaan diri, penerimaan diri yang baik, optimis, harga diri yang tinggi, dan adanya perasaan aman.

b. Konsep diri negatif

  Accocella & Calhoun (1990) menyatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri negatif mempunyai pengetahuan yang tidak tepat tentang dirinya sendiri, pengharapan yang tidak realistis dan harga diri yang rendah. Kelemahan yang dimiliki oleh orang dengan konsep diri negatif atau rendah adalah menghambat lancarnya hubungan sosial yang dilakukan dengan orang lain. Anggapan bahwa orang lain tidak menyukai dirinya, peka terhadap kritik dan pesimis terhadap hidup yang dijalani menyebabkan ia enggan untuk membina hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini seringkali menjadikan seseorang mengalami kesulitan bergaul dan akhirnya menghambat dirinya untuk menyampaikan ide, pendapat atau gagasannya kepada orang lain. Selain itu konsep diri negatif yang dimiliki oleh seseorang

dapat menyebabkan orang berperilaku agresif terhadap orang lain.

  Rahmat (2002), menyebutkan bahwa individu yang memiliki

  3). Ia terlalu kritis, tidak sanggup mengakui dan menghargai kelebihan orang lain.

  

4). Ia cenderung merasa tidak disenangi orang lain.