Peningkatan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

  i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI OPERASI HITUNG

BILANGAN BULAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPETEAM ASSISTEND INDIVIDUALIZATION (TAI)PADA SISWA KELAS

  

V MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN /

  

SKRIPSI

DiajukanuntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikanIslam (S.Pd.I)

  

Oleh

:

  

VINA ARDIYANTI

NIM

  • - -

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  ii iii

iv

v

MOTTO

“Kalau anda punya keyakinan, punya believe, maka anda akan punya mimpi.

  Bawalah impian ini menjadi sebuah action (Ust. Yusuf Mansur )”.

  

“Anak pertama, Bahunya harus sekuat baja, Hatinya harus setegar karang, Impiannya harus sepasti nilai matematika (Hazanah & Vina Ardiyanti) ”. vi

PERSEMBAHAN

  Kupersembahakan skripsi ini orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi : . Bapak dan ibu tercinta

  Bapak : Wardi dan Ibu : Rupinah Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak dan ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan Ibu bahagia.

  . Saudara perempuan ku: Desi Lia Fitriyani. . Kakung ku tercinta, Suradhi yang selalau memberi dukungaan dan semangat untuk ku.

  . Sahabat Terbaikku, Paramita Ayu Ekasari, Najmul Laila, Muhammad Afif, yang tak pernah henti mendukungku, memberi semangat padaku, dan yang selalu membantuku. . Teman-taman PGMI satu angkatan. . Teman-teman KKN IAIN Salatiga posko . . Teman-teman PPL di MI Mangunsari Salatiga. . Kepala Sekolah MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. . Wali Kelas V MI Tukangan. vii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Penelitian ini dapat kami laksanakan dan kami selesaikan sesuai rencana.

  Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam belajar, maka dari itu penilitian kami beri judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN .

  Pelaksanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: . Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  . Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga . Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga viii

  . Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd yang sangat sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi penulis.

  . Guru Kelas V MI Tukangan Bapak Ahmat Amirudin, S.Pd.I. . Bapak serta ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual.

  . Sahabat- sahabat tebaikku, Paramita Ayu Ekasari, Najmul Laila, Muhammad Afif, yang selalu memberi semangat kepada penulis.

  . Seluruh teman-teman PGMI angkatan . . Seluruh teman-teman posko KKN IAIN Salatiga. . Seluruh teman- teman PPL MI Mangunsari Salatiga. . Dan seluruh teman-teman yang mengenalku dan membaca tulisan ini.

  Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil penelitian mendatang.

  Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petujuknya kepada kita semua. Aamiin.

  Boyolali, Agustus

  Penulis ix ABSTRAK

  Ardiyanti, Vina / , Peningkatan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung

  Bilangan Bulat dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran. Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembibing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

  Kata Kunci: hasil belajar dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah matematika. Matematika diajarkan di sekolah dasar bersifat deduktif dan objek kajian abstrak. Jika sifat matematika ini dikaitkan dengan traf berfikir siswa sekolah dasar yang masih berada dalam taraf operasional konkrit maka akan terjadi kegagalan dalam mempelajarinya. Kegagalan tersebut ditandai dengan rendahnya hasil belajar seperti yang dialami siswa kelas V MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Hal ini disebabkan karena guru hanya menggunakan model konvesional dalam pembelajarannya sehingga pemahaman siswa tentang konsep sangat lemah. Berdasarkan uraian diatas penulis berusaha meningkatkan hasil belajar siswa serta performen guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pokoko operasi hitung bilangan bulat di kelas V MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran / .

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang berjumlah siswa. Penelitian terdiri dari siklus, masing-masing siklus melalui tahapan yaitu ) perencanaan,

  ) Pelaksanaan, ) Observasi, dan ) Refleksi. Pengambilan data melalui tes hasil belajar dan observasi aktivitas siswa. Indikator keberhasilan yan g dicapai yaitu hasil tuntas belajar klasikal (nilai ≥ ) mencapai .

  Berdasarkan analisis data penelitian siklus I ketuntasan belajar klasikal baru mencapai , dengan nilai rata-rata , , sedangkan siklus II meningkat menjadi dengan nilai rata-rata , , dan siklus III meningkat menjadi

  , dengan nilai rata-rata , . Dari nilai rata-rata siklus I ke siklus II menagalami kenaikan , dan nilai rata-rata siklus II ke siklus III mengalami kenaikan sebesar

  , . Didalam siklus III didapati KKM kelas sebesar

  , telah mencapai target , dan disimpulan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan x

  menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan nilai rata-rata menunjukkan model pembelajaran Kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dan juga disarankan bagi guru untuk selalu meningkatkan inovasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan, model, metode, strategi, teknik, media pembelajaran yang variatif.

  xi

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. iv MOTTO................................................................................................................. v PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................................... C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... D. Hipotesis .................................................................................................. E. Manfaat Penelitian .................................................................................... F. Definisi operasional .................................................................................. G. Metode Penelitian .................................................................................... H. Sistematika Penulisan ............................................................................... BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI . Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ..........................................

  . Pengertian TAI .......................................................................................

  B.

  Pembelajaran Matematika . Belajar ....................................................................................................

  xii

  . Hasil Belajar ........................................................................................... . Pembelajaran Matematika ...................................................................... . Operasi Hitung Bilangan Bulat .............................................................. . Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).....................................................

  C.

  Kaitan pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI materi Operasi Hitung Bilangan Bulat ........................................

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah ..................................................................... B. Subjek Penelitian ....................................................................................... C. Pelaksanaan Penelitian . Deskripsi Siklus I ..........................................................................

  . Deskripsi Siklus II ......................................................................... . Deskripsi Siklus III .......................................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian . Siklus I ..........................................................................................

  . Siklus II ......................................................................................... . Siklus III ........................................................................................

  B.

  Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................

  BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ................................................................................... B. SARAN ............................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................

  xiii

DAFTAR TABEL

  Tabel Siklus Penelitian .................................................................................... Tabel SK dan KD Matematika Kelas V .......................................................... Tabel Pebatasan MI Tukangan ....................................................................... Tabel Fasilitas sarana prasarana MI ................................................................ Tabel Data Guru dan Staf MI Tukangan ........................................................ Tabel Daftar nama siswa kelas V MI Tukangan ............................................. Tabel Nilai Siswa Siklus I ............................................................................... Tabel Hasil Pengamatan Siklus I .................................................................... Tabel Nilai Siswa Siklus II ............................................................................. Tabel Hasil Pengamatan Siklus II ................................................................... Tabel Nilai Siswa Siklus III ............................................................................ Tabel Hasil Pengamatan Siklus III .................................................................. Tabel . Data Peningkatan siswa ....................................................................... Tabel Data Pencapaian Target KKM ..............................................................

  xiv

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Daftar Riwayat Hidup Lampiran Silabus Lampiran RPP Siklus I Lampiran RPP Silkus II Lampiran RPP Siklus III Lampiran Foto Kegiatan Pembelajaran Lampiran Surat Keterangan Penelitian Lampiran SKK Lampiran Lembar Konsultasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Matematika merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh

  sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran Matematika ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.

  Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, : ).

  Kondisi ini juga terjadi pada pembelajaran Matematika, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran Matematika di sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.

  Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses pada anak. Selain itu guru masih menggunakan pendekatan konvensional dalam menyampaikan materi. Siswa diberikan definisi-definisi maupun teorema-teorema, setelah itu langsung diberi contoh-contoh sehingga peserta didik hanya memperoleh catatan yang berupa simbol-simbol dan rumus-rumusnya saja tidak ada aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berakibat pada siswa yang apabila mereka diberi soal yang berbeda dengan contoh-contoh atau soal latihan cenderung membuat kesalahan. Ayat yang menerangkan dalam pendidikan yang artinya: “Dan hendaknnya takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (Q S An-Nisa’ : ). Selain itu rendahnya minat belajar matematika dengan materi dan metode yang kurang menarik. Dengan keadaan yang seperti tersebut diatas menyebabkan rendahnya hasil belajar suatu kegiatan yang penting untuk dilaksanakan. Pada akhirnya, keadaan semacam ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong siswa untuk berusaha menghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau tes hasil belajar, baik ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester.

  Peranan penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas apabila dilihat dari kenyataan di lapangan banyak sekali dijumpai sekolahan-sekolahan yang belum menggunakan pendekatan pembelajaran dalam pengajarannya di dalam kelas secara maksimal dan kurang bervariasi. Melihat keadaan yang seperti itu maka dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran guna mengetahui kendala-kendala dan hambatan yang ditemukan untuk perbaikan yang lebih baik dalam proses pembelajaran yang berikutnya. Dalam melakukan perbaikan proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  MI Tukangan adalah salah satu MI yang ada di Kecamatan Ampel. MI ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), namun menurut hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satu kendala utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat.

  Berdasarkan informasi tersebut, dilakukan observasi di MI Tukangan pada tanggal April dan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar

  Matematika siswa kelas V di Madrasah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah

  . Dari hasil survei pada bulan April diketahui bahwa dari sejumlah siswa, siswa memperoleh nilai KKM dan siswa yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Dari hasil wawancara ini pula diperoleh informasi dari guru pengampu Matematika kelas V bahwa siswa seringkali mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti dan guru menduga pendekatan pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V MI Tukangan.

  Atas dugaan di atas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan model pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Kooperatif.

  Penggunaan model pembelajaran kooperatif meningkatkan pencapaian prestasi siswa dan juga dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, menerima teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik dan meningkatkan rasa harga diri. Pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas termasuk kelas-kelas khusus untuk anak-anak berbakat dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan rata-rata (Robert E. Slavin,

  ). Sehingga siswa memerlukan cara yang tepat untuk memahaminya. Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan, MI Tukangan dalam penggunaan pendekatan yang variatif masih belum digunakan. Proses KBM di sekolah tersebut masih sangat monoton yang menjadikan salah satu faktor belum tercapainya hasil belajar yang maksimal.

  Membangun pengetahuan merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya ingat belajarnya. Melalui model pembelajaran

  

Kooperatif tipe TAI (Team Assistend Individualization) siswa dapat

  meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir, hal ini menimbulkan sikap tanggungjawab belajar yang lebih pada siswa.

  Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR

  MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTEND

  INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS V MADRASAH

  IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN / ” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi Operasi Hitung Bilangan

  Bulat pada siswa kelas V Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran

  / ? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran / .

D. Hipotesis

  Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian.

  Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assistend

  Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi

  operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran / .

  Indikator keberhasilan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisten Individualization) bisa dikatakan efektif apabila yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah : a.

  Secara individu Adanya peningkatan hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat yaitu mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

  Minimal) ≥ .

  b.

  Secara Klasikal Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran matematika, khususnya materi operasi hitung bilangan bulat presentasi nilai mendapatkan % siswa mencapai KKM.

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritik dan praktis.

   . Secara Teoritik

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari- hari.

   . Secara Praktis

  Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada: a.

  Siswa Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

  b.

  Guru Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan pembelajaran Matematika melalui penerapan Model Pembelajaran

  Kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

  kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. c.

  Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sebagai masukan bagi Madrasah, Mapeda dan jajaran terkait untuk melakukan pembinaan guru dalam inovasi dan Implementasi Pendekatan-Pendekatan Pembeljaran dalam Matematiaka.

F. Definisi Operasional

  Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

   . Peningkatan

  Menurut Poerwadarminta dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (

  : ) “Peningkatan adalah menaikan, mempertinggi, memperbesar.

  ” Maksudnya adalah usaha seseorang untuk memproleh nilai yang lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara sesuai dengan peraturan yang ada.

   . Hasil Belajar

  Apabila mendengar kata hasil belajar maka tak akan lepas dari kata belajar. Belajar merupakan komponen yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Seperti anggapan dari Syah (

  : ), Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah dan keluarganya.

  Menurut R. Gagne dalam Susanto ( : ) Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

  Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Maka perlu diuraikan apa yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Bloom dalam Daryanto dan Rahardjo (

  : ) Mengemukakan tiga Ranah Hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: Pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisa, sintesa, dan eveluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut kognitif, afeksi

   . Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI

  Menurut Abdul Majid ( : ) Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari sampai dengan orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu banyak guru yang mwnyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning, karena mereka telah terbiasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak semua belajar kelompok disebut sebagai cooperative learning . Seperti dijelaskan oleh Abdulhak (

  : - ) “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta didik sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri.

  Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. TAI merupakan suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai kelas yang berbeda. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini direncanakan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual (Slavin dalam Dwijayanti,

  : )

   . Mata pelajaran Matematika

  Sebagian besar orang berasumsi arti kata Matematika adalah menghitung bilangan-bilangan dengan menggunakan rumus-rumus tertentu. Padahal definisi matematika sangatlah beragam menurut pendapat Johnson dan Rising dalam Ismunamto (

  : ) Matematika adalah pola pikir, pola menorganisasikan pembuktian secara logis.

  Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi, sifat- sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan unsure-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, sifat-sifat atau teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.

G. Metode Penelitian . Rancangan Penelitian

  Penelitian yang dilakukan menggunakan penilitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto dalam Suyadi (

  : ) Penelitaian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu unuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati, Tindakan adalah Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu, Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran yang sama.

  Sedangkan menurut Suyanto dalam Basrowi dan Suwandi ( : ),

  Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk peneliian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

  Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan.

  Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapan-tahapan antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

  Gambar . Siklus Penelitian Menurut Arikunto ( : )

  Perencanaan Refleksi

  Pelaksanaan SIKLUS I

  Pengamatan Perencanaan

  SIKLUS II Refleksi

  Pelaksanaan Pengamatan

  Perencanaan Refleksi

  Pelaksanaan SIKLUS III Pengamatan

  ? . Subyek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di MI Tukangan Kabupaten Boyolali dan dilaksanakan di kelas V yang berjumlah siswa. Terdiri dari siswa laki-laki dan siswi perempuan.

   . Langkah-Langkah Penelitian

  Menurut Arikunto ( : ), mengemukakan bahwa tahap-tahap penting, meliputi: ( ) Planning (rencana), ( ) Action (tindakan), ( )

  Observation (pengamatan) dan (

  ) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a.

  Tahap rencana (planning) Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: ) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Pendekatan

  Konstruktivisme (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ).

  ) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. ) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab. ) Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. ) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian perhatian siswa.

  ) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran. ) Menyusun test formatif untuk siswa. ) Target yang diharapkan dalam penerapan Pendekatan

  Konstruktivisme ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum.

  b.

  Tahap tindakan (action) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.

  c.

  Tahap pengamatan (observation) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Tahap refleksi (reflection), meliputi: ) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

  ) Evaluasi hasil observasi. ) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II, dan memperbaiki kelemahan siklus II pada siklus

  III Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan selanjutnya.

   . Instrumen Penelitian

  Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah:

  . Silabus, . Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran Matematika materi Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI.

  . Lembar soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur hasil belajar, terkait materi Operasi hitung bilangan bulat.

   . Pengumpulan Data

  Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode: a.

  Pengamatan Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti.

  Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan hasil belajar terhadap materi Matematika yang diajarkan.

  b.

  Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi.

  c.

  Pedoman dokumentasi, Digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran Matematika materi Operasi hitung bilangan bulat yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI.

   . Analisis Data

  Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data yang telah dikumpulkan di setiap siklusnya. ) Analisis Data Observasi Hasil Belajar Siswa

  Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui hasil belajar siswa yang berpedoman pada lembar observasi hasil belajar siswa. Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan.presentase diperoleh dari sekor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa besar meningkatnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:

  P = × Keterangan: P = Jumlah nilai dalam persen

  F = Frekuensi N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah,

  : - ) ) Analisis Tes Siswa

  Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan dengan rumus: M= Keterangan: M = Nilai rata-rata

  = Jumlah semua nilai kelas ∑X N = Jumlah siswa (Djamarah,

  : ) H.

   Sitematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

  . Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstrak, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran

  . Bagian isi skripsi terdapat bab yaitu sebagai berikut:

  a. Bab I memaparkan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian, definisi oprasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  b. Bab II memaparkan tentang model pembelajaran kooperatif tipe TAI, pembelajaran matematika, dan kaitannya model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan materi operasi hitung bilangan bulat.

  c. Bab III memaparkan gambaran umum MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang berisi tentang letak geografis, dasar dan tujuan pendidikan, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan serta keadaan sarana dan prasarana.

  d. Bab IV pembahasan yang memaparkan kondisi awal sebelum tindakan dilaksanakan dan kemudian memaparkan hasil pembahasan dari analisis pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam peningkatan hasil belajar materi operasi hitung bilangan bulat siswa kelas V MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

  e. Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, serta kesimpulan dan saran.

  Pada bagian akhir terdapat daftar pustaka dilanjutkan lampiran- lampiran pada halam yang berbeda.

BAB II KAJIAN TEORI I. Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assistend Individualization)

  . Pengertian Pembelajaran Kooperatif Dalam mengajar guru harus pandai-pandai menggunakan pendekatan pembelajaran secara arif dan bijaksana, bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik.Menurut Syah (

  : ) pendekatan pembelajaran (approach to learning) dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat efisensi dan keberhasilan peserta didik.

  Menurut Abdul Majid ( : ) Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative

  learning)merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan

  bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotannya terdiri dari sampai dengan orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

  Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatau yang aneh dalam cooperative learning, karena mereka telah melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak semua belajar kelompok disebut sebagai

  cooperative learning. Seperti dijelaskan oleh Abdulhak dalam Majid

  ( : - ) “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui

  sharingproses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan

  pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri” Dan disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini yang melatih siswa bekerjasama dalam kelompok atau team, tetapi didalam kelompok tersebut siswa juga harus bisa bekerja secara individu dalam pelatihan soal-soal dan siswa juga diajarkan tanggung jawab terhadap materi yang telah diberikan. . Pengertian TAI (Team Assistend Individualization)

  TAI singkatan dari Team Assistend Individualization. TAI termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin dalam widdiharto ( :

  ) dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil ( sampai siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pemikiran kritisnya, dan menumbuhkan rasa sosial yang tingg. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara.

  Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Slavin dalam Widdiharto ( : ) membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.

  Seperti yang dikemukaan oleh Depdiknas dalam Fathurrohman dan Sulistyorini (

  : ), bahwa tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara: menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi sendiri, Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

  Komponen dalam pembelajaran tipe TAI dalam Suyitno, ( : ) terdiri dari komponen. Adapun komponen tersebut disajikan seperti berikut :

  ) Komponen

  Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang

  terdiri dari sampai siswa. ) Komponen

  Tes Penempatan (Placement Test)yaitu pemberian pre- test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. ) Komponen

  Materi-materi Kurikulum (Student Creative)yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.

  ) Komponen Belajar Kelompok (Team Study)yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang

  ) Komponen Skor Tim dan Rekognisi Tim (Team Score and Team

  Recognition)yaitupemberian sekore terhadap hasil kerja

  kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap hasil kerja kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. ) Komponen

  Kelompok Pengajaran (Teaching Group)yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok. ) Komponen

  Tes Fakta (Fact test)yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

  ) Komponen Unit Seluruh Kelas (Whole-lass Units)yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

  a.

  Unsur-unsur dasar PembelajaranKooperatif tipe TAI: Menurut Ibrahimdalam Monika (

  : ) mengatakan bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah ) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka

  ) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti memiliki mereka sendiri.

  ) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

  ) Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

  ) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

  ) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

  ) Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

  b.

  Elemen PembelajaranKooperatif tipe TAI : Adapun elemen Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhlik Hidup Melalui Model Pembelajaran Make a Match Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 127

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia Melalui Metode Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Anwar Jetis Kecamatan Bandungan Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 170

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Drama Melalui Strategi Pembelajaran Role-Playing Pada Kelas V SDN Windusari 2, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 132

Peningkatan Hasil Belajar IPA materi Ciri-Ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup Melalui Strategi Pembelajaran Mind Maps Pada Siswa Kelas III MI Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 150

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Metode Permainan Ular Tangga Pada Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 144

Peningkatan Prestasi Belajar Materi Penggolongan Makhluk Hidup Melalui Model Mind Mapping Pada Peserta Didik Kelas III MIN Mlaten Mijen Demak Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 156

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Dan Alat Indera Manusia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV Di MI Muhammadiyah Tejobang Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 136

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017 - Test Repository

0 0 125

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian dengan Metode Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Pada Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 3 179

Penerapan Metode Team Game Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 153