IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AL-QUR’AN BAGI ANAK BALITA DI TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) ASSALAM BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6102 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AL- QUR’AN BAGI

ANAK BALITA DI TAMAN PENGASUHAN ANAK

(TPA) ASSALAM BANDUNGAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 6102

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

  

Oleh:

  

INTAN ROKHANIA PUTRI

NIM: 00006612

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

6102

  IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AL- QUR’AN BAGI

ANAK BALITA DI TAMAN PENGASUHAN ANAK

(TPA) ASSALAM BANDUNGAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 6102

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

  

INTAN ROKHANIA PUTRI

NIM: 00006612

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

6102

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTTO

  : لاَصِخ ِث َلََث ىَلَع ْمُكَدَلاْوَأ اْوُبِّدَأ ِنآْرُقْلا ِةَءارِق َو ِهِتْيَب ِل آ ِّبُح َو ْمُكِيِبَن ِّبُح

  “Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintaai keluarga Nabi, dan membaca Al- Qur’an.” (HR. Thabarani).

  Persembahan Untuk Bapak dan Ibuku (bapak Anis Sulutfi, ibu Istiqomah, dan bapak Muhammad Nur Ikhsan) Mas, mbak, adik dan keponakan (mas rifan, mbak ulfa, mbak lala, dek manja, dan dek jubir, dek atta dan dek haza) Untuk sahabat-sahabatku dan teman spesialku (Imania,Nindy, Silvi, Mudasir) Untuk teman-teman seperjuangan PAI F dan teman-teman angkatan

  2102

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hifdayah-Nya skripsi dengan judul Implementasi Pendidikan Al-Qu

  r’an Bagi Anak Balita Di

Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang

Tahun 2102 bisa diselesaikan.

  Skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai piak terkait sehingga kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih setulusnya kepada:

  0. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Miftachur Rif’ah, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi.

  4. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  5. Keluarga besar Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya.

  Amin Ya Robbal ’Alamin

  Salatiga,

  5 Agustus 2102 Penulis

  ABSTRAK Putri, Intan Rokhania.

  2102. Implementasi Pendidikan Al-Qur’an Bagi Anak

  Balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun

  2102. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbi ng Miftachur Rif’ah, M. Ag.

  Kata kunci: Pendidikan Al- Qur’an bagi Anak Balita

  Penelitian ini membahas tentang penerapan Pendidikan Al- Qur’an bagi anak-anak yang masih berusia balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA)

  Assalam Jl. Ambarawa KM

2 Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten

  Semarang. Fokus utama penelitian ini meliputi: 0) Bagaimana konsep dan kebijakan pendidikan al-

  Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam?

2) Bagaimana implementasi dan proses pembelajaran al-

  Qur’an bagi anak balita di TPA Assalam? 3) Bagaimana tanggapan wali murid terhadap keberhasilan implementasi pendidikan Al- Qur’an bagi anak balita di TPA Assalam?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan deskriptif analisis, dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, kategorisasi, sintesis dan menyusun hipotesa kerja. Dalam pengecekan keabsahan data penulis melakukan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Adapun tahap-tahap penelitian yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pendidikan al- Qur’an di TPA Assalam adalah melalui pembiasaan mendengarkan murrotal dan muraja’ah agar anak-anak yang masih berusia balita sudah bisa menghafal al-

  Qur’an. Pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an di TPA Assalam dilakukan secara melingkar dan muraja’ah bersama. Selain muraja’ah, proses pembelajaran juga melalui pemutaran murrotal, secara privat dan model klasikal. Menurut para wali murid, pelaksanaan pendidikan al-

  Qur’an di TPA Assalam baik sekali diterapkan pada usia balita, karena usia anak yang masih belia tersebut masih sangat muda menangkap dan mencerna pengetahuan.

  Metode yang digunakan dalam pelaksanaannya pun sangat efektif, karena dengan pembiasaan anak akan mengenal dan lama-lama menjadi hafal al- Qur’an. Dengan berlambangkan TPA berbasis al-Qur’an, menjadi daya tarik tersendiri bagi para orang tua yang sibuk untuk menitipkan anaknya di TPA Assalam.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv NOTA PEMBIMBING ................................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ B. Rumusan Masalah ..................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ..................................................................

  4 D. Kegunaan penelitian ...............................................................

  5 E. Penegasan Istilah ...................................................................

  2 F. Metode Penelitian .................................................................

  7 G. Sistematika Penulisan Laporan .............................................. 04

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak dalam Islam ................................................ 02

  0. Pengertian Pendidikan ...................................................... 02

  2. Jenis-Jenis Pendidikan ...................................................... 01 B. Pendidikan Al-Qur’an Bagi Anak Balita ................................. 22

  0. Kedudukan Anak dalam Al-Qur’an .................................. 22

  2. Urgensi Pendidikan Al-Qur’an Bagi Anak Balita ............. 27

  3. Proses Pendidikan Al-Qur’an ........................................... 31

  4. Pentingnya mempelajari Al-Qur’an Menurut Para Ulama . 32

  5. Metode pembelajaran Al-Qur’an ...................................... 34

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang ...........................................

  31 B. Temuan Penelitian .................................................................. 47

  BAB IV PEMBAHASAN A. Konsep dan Kebijakan Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an di TPA Assalam .....................................................................

  51 B. Implementasi dan Proses Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Anak Balita di TPA Assalam ...........................................................

  22 C. Tanggapan Wali Murid ......................................................... 21

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 70 B. Saran ..................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  74 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran

  0 Data Peserta Didik TPA Assalam Lampiran

  2 Pedoman Wawancara Lampiran

  3 Transkrip Wawancara Lampiran

  4 Pengkodean Lampiran

  5 Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran

  2 Surat Ijin Penelitian Lampiran

  7 Surat Keterangan Penelitian Lampiran

  8 Foto Kegiatan Lampiran

  1 SKK Lampiran

  01 Lembar Konsultasi Lampiran

  00 Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya dalam menjadikan anak sholih dan sholihah adalah

  mengajarinya membaca Al- Qur’an sejak dini. Al-Qur’an memberikan ketentraman dan ketenangan jiwa bagi pembaca dan pendengarnya. Karena itu, anak yang masih berusia balita serta anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat baik jika diberi pelajaran Al-

  Qur’an. Karena Al Qur’an adalah materi utama yang harus diberikan sebelum yang lainnya (Mustofa, 2110: 01).

  Setelah anak lahir, persoalannya adalah bagaimana menjadikannya sholih dan sholihah. Secara lahiriyah, masa depan anak-anak tergantung di tangan ibu bapaknya. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori:

  ِهِناَسِّجَمُي ِهِناَرِّصَنُي ْوَأ ِهِناَدِّوَهُي ُهاَوَبَاَف ،ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلْوُي دْوُلْوَم ُّلُك ) يراخبلا هور (

  Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maa kedua rang tuanya yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi.

  ” (HR. Bukhori I: 241) (Syarifudin, 2114: 20)

  Realita pada hari ini banyak orang tua yang sibuk bekerja dan kurang memperhatikan pendidikan utama yang seharusnya diberikan kepada anak- anak mereka, yaitu memberikan pendidikan al qur’an. Dan karena sibuk mereka bahkan menitipkan anak-anak mereka kepada pembantu atau dimasukkan ke tempat penitipan anak sejak masih kecil yang saat itu sedang membutuhkan perhatian lebih.

  Tempat Penitipan Anak (TPA) adalah sebutan untuk tempat yang menyediakan jasa pengasuhan anak selama ibu dari anak yang bersangkutan bekerja di kantor. TPA disediakan untuk anak usia dibawah lima tahun (Winarno,

  0110: 250). Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu sarana yang membantu dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan pola yang menggabungkan antara pengembangan baasa anak, pengembangan jiwa sosial dan psikomotorik, kemandirian dan keterampilan dalam suasana yang ceria, dengan dilandasi nilai-nilai keislaman (Www. Homydaycare.com/tempat-penitipan-anak/). Nilai keislaman dan kemandirian menjadi bagian yang sangat penting untuk ditanamkan sejak dini sebagai pondasi dasar dalam pengembangan kepribadian anak-anak. Akan tetapi banyak Tempat Penitipan Anak yang umumnya sekedar “momong”, dengan memberi makan, memberi susu, bermain dan menidurkan saja.

  Berbeda dengan Assalam, TPA berarti Taman Pengasuhan Anak yang memiliki fungsi sama dengan Tempat Penitipan Anak. Hanya saja prosedurnya berbeda dengan Tempat Penitipan Anak yang lain. Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam di Kecamatan Bandungan merupakan salah satu terobosan yang sangat baik dalam mendidik anak sejak masih balita.

  Karena disini tidak hanya sekedar “momong”, setiap pagi para anak balita diperdengarkan murotal juzamma, setelah itu bermain, diajari bernyanyi dan tepuk islami, diajari doa-doa seperti doa mau makan, doa mau tidur, dan sebagainya. Tentu pendidikan seperti ini sangat baik diaplikasikan kepada anak-anak balita, karena di usia seperti mereka akan sangat mudah dalam menangkap dan menghafal jika itu dibiasakan, apalagi disana buka setiap hari kecuali hari minggu saja. Dan terbukti, ada anak yang dititipkan di TPA Assalam berusia 2 tahun sudah bisa hafal beberapa surat pendek dan doa-doa, walaupun secara pelafalan belum sempurna. Walaupun di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam terdapat pendidikan, tetapi lembaga ini bukan merupakan sekolah anak balita, melainkan tempat untuk menitipkan anak.

  Belum banyak Tempat Penitipan Anak (TPA) yang mengaplikasikan pendidikan Al-Qu r’an seperti di Assalam, padahal sebenarnya sangat bagus untuk perkembangan anak sehingga nantinya akan dapat menghasilkan generasi yang berkualitas. Jika para orang tua yang sibuk bekerja menitipkan anaknya di Assalam, maka orang tua tidak akan rugi. Justru mereka bisa tenang saat harus meninggalkan anak mereka untuk bekerja dan mereka bisa tetap merasakan perkembangan anaknya dengan baik. Maka dari itu, sebagai orang tua harus memberikan yang terbaik agar anaknya menjadi generasi yang berkualitas dalam agamanya, yaitu dengan memberikan pendidikan Al Qur’an sejak dini. Tetapi karena orang tua yang sibuk memilih untuk menitipkan anaknya di tempat penitipan anak, maka TPA Assalam berbasis al- Qur’an bisa menjadi rujukan.

  Kunci sukses pendidikan adalah keteladanan dan pembiasaan. Terutama dalam pendidikan agama, orang tua hendaknya menjadi model bagi putera-puterinya dengan mempraktikkan pola hidup Islami. Karena pada zaman yang semakin modern ini, membuat orang tua lupa akan tugasnya sebagai pembimbing bagi anak-anaknya dan lebih memprioritaskan pendidikan umum. Karena orang tua yang sibuk tidak dapat mengasuh anaknya sendiri secara maksimal, maka rujukan untuk menitipkan anaknya adalah jalan yang ditempuh bagi kebanyakan orang. Oleh karena itu penulis mengambi l judul “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AL-QUR’AN BAGI

ANAK BALITA DI TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) ASSALAM BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

  6102.B. Rumusan Masalah

  Adapun yang menjadi permasalaan dalam penelitian ini adalah:

  0. Bagaimana konsep dan kebijakan pendidikan Al-Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun

  2102?

  2. Bagaimana implementasi dan proses pembelajaran Al-Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun

  2102?

3. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap pelaksanaan pendidikan Al-

  Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun

  2102? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  0. Konsep pendidikan Al-Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2102.

  2. Implementasi dan proses pembelajaran Al-Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2102.

  3. Tanggapan wali murid terhadap pelaksanaan pendidikan Al-Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2102.

D. Kegunaan Penelitian

  Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain:

  0. Manfaat toeretis

  Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu sebagai sarana memperluas khazanah pengetahuan peneliti khususnya dan orang yang berinteraksi langsung dengan pendidikan pada umumnya tentang Implementasi Pendidikan Al-

  Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2102.

  2. Manfaat praktis Mengetahui tentang pendidikan Al Qur’an bagi anak balita sehingga menumbuhkan semangat bagi para orang tua untuk mendidik anak-anaknya sejak dini, dan sebagai bahan referensi bagi pihak atau instansi yang membutuhkan penelitian ini.

E. Penegasan Istilah

   Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul

  penelitian di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu:

  0. Implementasi Pendidikan Al-Qur’an Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (

  2117: 427) implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan.

  Pendidikan dalam pengertian yang sederhana dan umum memiiki makna sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. (Indar,

  0114: 02) Al-

  Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril, untu dibaca, dipahami, dan diamalkan, sebagai petunjuk atau pedoman hidup umat manusia, kitab suci umat islam (Rajak, 0113: 24).

  2. Anak Balita Anak adalah seseorang yang memerlukan segala fasilitas, perhatian, dorongan, dan kekuatan untuk membuatnya bisa bertumbuh sehat dan menjadi mandiri dan dewasa (Sarumpaet, 2101: 4).

  Balita merupakan akronim dari bawah lima tahun. Istilah ini untuk menyebutkan anak pada masa usia di bawah lima tahun. Anak pada usia balita perlu mendapat perhatian dan perlindungan mental maupun fisik, karena pada usia ini mental anak tumbuh secara cepat, dan keadaan fisiknya masih lemah dan rawan penyakit (Winarno, 0110: 71).

3. Taman Pengasuan Anak (TPA)

  Taman Pengasuhan Anak merupakan sebutan khusus di Assalam sebagai lembaga untuk menitipkan anak, yang pada umumnya disebut sebagai Tempat Penitipan Anak. TPA Assalam memiliki fungsi yang sama dengan Tempat Penitipan Anak pada umumnya. Menurut Winarno (

  0110: 250), TPA adalah sebutan untuk tempat yang menyediakan jasa pengasuhan anak selama ibu dari anak yang bersangkutan bekerja di kantor. TPA disediakan untuk anak usia dibawah lima tahun.

  Jadi, implementasi pendidikan al- Qur’an bagi anak balita adalah penerapan pendidikan dalam rangka pengembangan studi al-

  Qur’an sebagai pedoman hidup bagi anak yang berusia di bawah lima tahun.

F. Metode Penelitian

0. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong,

  2111: 3). Penelitian kualitatif kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss dan Corbin,

  2113: 4). Sedangkan pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau mengubungkan dengan variabel lain. (Hasan,

  2112:7) Oleh karena itu penulis mendeskripsikan dan menganalisis tentang implementasi pendidikan al qur’an bagi anak balita di TPA

  Assalam Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  2. Kehadiran peneliti Jenis penelitian yang diadakan adalah penelitian kualitatif, yang nantinya peneliti sebagai pengumpul data atau akan hadir langsung ke lapangan penelitian untuk melakukan observasi. Peneliti berperan sebagai pengamat penuh selama berlangsungnya proses penelitian, dan kehadiran peneliti telah diketahui oleh informan dengan mengajukan surat permohonan meneliti.

  3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di Taman Pengasuhan Anak (TPA)

  Assalam Jl. Ambarawa KM

  2 Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, selama rentang waktu bulan Mei sampai bulan Juni 2102. Penulis memilih Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang sebagai objek penelitian karena merupakan satu- satunya TPA berbsasis Al-

  Qur’an yang mengutamakan pendidikan Al- Qur’an bagi anak usia balita.

  4. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a.

  Sumber Data Primer Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan obyek riset. (Dharaha,

  0185: 21) sebagai sumber primernya adalah wawancara kepada pemilik TPA.

  b.

  Sumber Data Sekunder Yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penulisan ini adalah buku-buku atau karya ilmiah lain yang isinya dapat melengkapi data penelitian yang penulis teliti.

  5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu: a.

   Observasi atau Pengamatan

  Observasi adalah pengamatan terhadap suatu gejala untuk mendapatkan data dari tempat yang menjadi objek penelitian. dalam hal ini panca indera manusia diperlukan untuk menangkap gejala yang diamati. Hasil penangkapan tersebut dicatat dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian (Wiratha, 2112: 37). Instrumen dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran al- Qur’an bagi anak- anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Kecamatan

  Bandungan Kabupaten Semarang.

  b. Wawancara atau interview Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang

  dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Moleong, 2118:082). Metode ini digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan data tentang konsep, pelaksanaan hingga evaluasi pendidikan Al-

  Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah, pengasuh dan wali murid.

  c. Dokumentasi

  Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali catatan, daftar riwayat hidup, transkrip dan lain-lainnya disebut dokumen. Menurut Mulyana (

  2101: 015) dokumen-dokumen ini dapat mengungkapkan bagaimana subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya.

  Metode dokumentasi disini digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan data base tentang anak atau guru, konsep pelaksanaan pendidikan Al- Qur’an, dan profil Taman

  Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

2. Analisis Data

  Pengertian analisis data menurut Patton ( 0181) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (dalam Moleong,

  2117:283 ). Di dalam analisis, data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka (Miles dan Huberman, 0112:05).

  Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya penulis akan melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikaji dan dikupas secara runtut. Karena data yang diperoleh merupakan data kualitatif, maka penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif analisis yaitu suatu analisis yang pengolahan datanya dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat peneliti (Arikunto, 2112: 231).

  Dalam Moleong ( 2117: 288) analisa data mencakup berikut ini: a.

  Reduksi Data

0) Identifikasi Satuan (Unit)

  Pada mulanya diidentifikasian adanya satuan, yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

  6) Sesudah satuan itu diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding.

  0) Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.

  Perpanjangan keikutsertaan

  Adapun cara-cara yan digunakan peneliti untuk memperoleh keabsahan data yaitu: a.

  Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proposisional. Hipotesis kerja ini sudah merupakan teori substantif (yaitu teori yang berasal dan masih terkait dengan data).

  Menyusun hipotesis kerja.

  d.

  6) Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya diberi nama atau label lagi.

  Sintesisasi

  Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap ‘satuan’, agar supaya tetap dapat ditelusuri data atau satuannya berasal dari sumber mana.

  c.

  6) Setiap kategori diberi nama yang disebut ‘label’.

  milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.

  0) Menyusun kategori. Menyusun kategori adalah upaya memilah

  Kategorisasi

  b.

7. Pengecekan keabsahan data

  Perpanjangan keikutsertaan dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri (Moleong, 2117: 077).

  Yaitu perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan. Peneliti melakukan penelitian sampai telah cukup data yang dibutuhkan.

  b.

  Ketekunan pengamatan Berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang knstan. Ketekunan pengamatan ini bertujuan untu menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persalan peneliti, sehingga data tersebut dapat dipahami dan tidak diragukan.

  c.

  Triangulasi Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong,

  2112: 078).

8. Tahap-tahap penelitian a.

  Tahap pra lapangan (mempersiapkan rencana penelitian dan memilih objek yang akan diteliti, mengurus permintaan izin, mengamati keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi, mempersiapkan kelengkapan penelitian, memperhatikan etika penelitian) b.

  Tahap pekerjaan lapangan (Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian, pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian, pencatatan data yang telah dikumpulkan) c. Tahap analisis data (menyusun data secara sistematis dari data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga dapat dengan mudah diinformasikan kepada orang lain serta pengecekan keabsahan data).

  d.

  Tahap penulisan laporan (Penulisan hasil penelitian, konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing, perbaikan hasil konsultasi, pengurusan kelengkapan persyaratan ujian, ujian munaqosah skripsi)

1. Sistematika Penulisan Laporan

  Dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, dan dasar-dasar penulisan yang digunakan dalam penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam dan Pendidikan A- Qur’an Bagi Anak Balita

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai gambaran umum lokasi penelitian, mengenai gambaran umum peserta Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Kecamatan Bandungan, visi dan misinya, serta penyajian data, yang meliputi hasil observasi, hasil wawancara dan dokumentasi.

  BAB IV ANALISIS DATA Konsep dan kebijakan pendidikan Al- Qur’an bagi anak balita, implementasi dan proses pembelajaran Al- Qur’an bagi anak balita, dan tanggapan wali murid terhadap keberhasilan implementasi pendidikan Al-

  Qur’an bagi anak balita di Taman Pengasuhan Anak (TPA) Assalam Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2102.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak Dalam Islam

0. Pengertian Pendidikan

  Secara terminologi pedidikan telah diumuskan oleh para pakar pendidikan maupun ulama. Di antaranya yang dikemukakan oleh al- Qodli Baidlowi yang dinukil oleh Miqdad Yaljan sebagai berikut:

  اًئْيَشَف اًئْيَش ِهِلَمَك ىَلإ ءْيَّشلا ُغْيِلْبَت َيِه ةَّيِبْرَّتلا

  Artinya: “Pendidikan adalah usaha perlahan-lahan untuk mengembangkan sesuatu menuju kesempurnaannya”. Jadi kalau kita perhatikan ta’rif tersebut, maka pengertian pendidikan berlaku sangat umum (Huda,

  2111: 01). Anak-anak yang saleh dan berkualitas merupakan generasi penerus kekhalifahan dan tumpuan masa depan kemakmuran bumi.

  Karena itu, mereka seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik agar menjadi insan yang berorientasi pada kemaslahatan manusia dan semesta (Mustaqim, 2115: 01).

  Menurut Mustaqim ( 2115: 21), pendidikan anak (tarbiyah al-

  aulad) merupakan tanggung jawab dan perhatian semua pihak, terutama

  orang tua dan pendidik. Allah Swt. mengingatkan dalam firman-Nya:

  َالله اوُقَّتَيْلَف ْم هْيَلَع اْوُفاَخ اًفَعِض ًةَّيِّرُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم اْوُكَرَت ْوَل َنْيِذَّلا َشْخَيْلَو ا ًدْيِدَس ًلاْوَق اْولوُقَيْلَو

  Artinya: “Hendaklah mereka takut kepada Allah jika meninggalkan generasi yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar (QS Al- Nisa’: 1)

  Di antara pendidikan yang diberikan pada anak, pendidikan mulia yang dapat diberikan orang tua adalah pendidikan Al- Qur’an, karena Al- Qur’an merupakan lambang agama islam yang paling asasi dan hakiki.

  Dengan memberikan pendidikan Al- Qur’an pada anak, orang tua akan mendapatkan keberkahan dari kemuliaan Kitab Suci. Memberikan pendidikan Al-

  Qur’an pada anak termasuk bagian dari menjunjung tinggi supremasi nilai-nilai spiritualisme islam (Syrifuddin, 2114: 27).

  ْلَب مْلِعْلا ا ْوُتْوُأ َنْيِذَّلا ِرْوُدُص ىِف ٌتَنِّيَب ٌتَياَء َوُه

  Artinya: “Sebenarnya Al-Qur’an adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (Al-Ankabut:

  41) Ayat-ayat Al- Qur’an sangat membangun karakter akhlak. Beberapa diantaranya adalah pengarahan agar umat manusia berakhlakul karimah, bisa dilihat pada beberapa surat dan ayat berikut; QS An-Nur: 31-30, 32; QS Al-Ahzab: 33; QS Al Israa’:23; QS At-Taubah: 001; QS Ali Imran:

  033-034 yang mengungkapkan hal-hal yang berkenaan dengan perilaku, penjagaan diri, sifat pemaaf, dan kejujuran (Syafri, 2104:24). Oleh karena itu, dalam menyampaikan materi ajaran-ajarannya dibidang akhlak secara langsung dapat dengan menggunakan ayat-ayat al- Qur’an dan al-Hadits tentang akhlak dari Nabi Muhammad (Mansur, 2115: 258).

  Adanya titik temu di antara berbagai kelompok ummat Islam yang memandang bahwa membaca Al- Qur’an hukumnya wajib (fardu

  ain), jaminan UUD

  0145 pasal 21, UU SISDIKNAS RI bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencita-citakan lahirnya anak Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mayoritas jumlah penduduk Indonesia beragama Islam, tumbuhnya kegairahan para pemikir dan pengelola lembaga pendidikan Islam untuk memperbaiki, meningkatkan dan memperbaharui mutu pendidikan, munculnya metode belajar membaca al- Qur’an (Mansur, 2115, 045).

  Manusia lahir di dunia dengan fitranya dengan dibekali potensi oleh Allah SWT. Penjelasan Al- Qur’an juga mengungapkan bahwa manusia terlahir membawa potensi, yaitu ketakwaaan atau ketaatan, serta potensi kefasikan atau nafsu keburukan (Syafri, 2104:25).

  Pengembangan potensi tersebut harus dimulai sejak dini, sebab pada usia tersebut merupakan dasar untuk perkembangan berpikir pada masa-masa berikutnya (Mansur,

  2115: 013) Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk

  Allah yang lain, karena manusia diberikan mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, lisan untuk berucap, hati untuk merasakan dan akal untuk berfikir. Dengan potensi yang dimilikinya, manusia juga mengalami proses belajar, dari tidak tahu menjadi tahu. Maka Allah

  SWT sangat mencela manusia yang tidak menggunakan potensi yang dimilikinya untuk belajar serta memahami tugas dan fungsinya. (Syafri, 2104:32)

6. Jenis-Jenis Pendidikan

  Bertumpu dari pengarahan Qur’ani dan petunjuk Nabawi, maka seluruh pendidik dari satu generasi ke generasi berikutnya harus memperhatikan pendidikan, pengajaran, pengarahan anak-anak dan meluruskan ketimpangan-ketimpangan mereka. Sekiranya para orang tua maupun para pengajar, bertanggung jawab terhadap pendidikan anak- anak dan pembinaan serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan. Dalam Ulwan (

  0180: 041), jenis-jenis pendidikan yang terpenting untuk diberikan kepada anak adalah sebagai berikut: a.

  Pendidikan Iman Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar Iman, rukun Islam dan dasar- dasar Syari’ah, sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu. Kewajiban pendidikan dalam menumbuhkan anak atas dasar pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran Islam sejak masa pertumbuhannya. Sehingga, anak akan terikat dengan Islam, baik akidah maupun ibadah, di samping penerapan metode maupun peraturan. Setelah petunjuk dan pendidikan ini, ia hanya akan mengenal Islam sebagai din-nya, Al-

  Qur’an sebagai imamnya dan Rasulullah saw. sebagai pemimpin dan teladannya. Dalam pembahasan tanggung jawab pendidikan keimanan tentang perhatian orang-orang terdahulu terhadap pendidikan anak- anak, dan bagaimana orang tua terdahulu menyerahkan anak-anaknya kepada pendidik. Maka pertama yang diwasiatkan adalah agar anak- anak merka diajarkan membaca Al- Qur’an dan menghafalnya. Sehingga, lidahnya terbiasa dengan bahasa Arab yang fasih, jiwanya menjadi luhur, hatinya jadi khusyu’, matanya berlinang, iman dan

  Islam terhujam dalam jiwanya. Sebagai dampaknya, sang anak akan mengenal Al- Qur’an dan Islam sebagai undang-undang, metode hidup dan syari’at.

  Baiknya umat pertama adalah karena Al- Qur’an dibaca, diamalkan dan diterapkan. Kemuliaannya dengan Islam tercermin dalam pikiran dan perbuatan. Karenanya, umat yang datang kemudian tidak akan sampai pada derajat kebaikan dan kemuliaan, kecuali bisa mengikat anak-anak dengan Al-

  Qur’an yang dipahami, dihafal, dibaca, ditafsirkan, diamalkan, dijadikan sebagai satu-satunya pengatur kehidupan. Jika demikian, berarti kita telah membentuk generasi Al-

  Qur’an yang Mukmin, bertakwa dan saleh pada masa ini (Ulwan, 0180: 208).

  b.

  Pendidikan Akhlak/Moral Yaitu pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa anak-anak hingga ia menjadi mukallaf. Jjika sejak masa kanak-kanaknya, anak tumbuh berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, ia akan terbiasa melakukan akhlak mulia.

  c.

  Pendidikan Fisik Beberapa tanggung jawab yang dipikulkan Islam atas pundak para pendidik, seperti ayah, ibu dan pengajar, adalah tanggung jawab pendidikan fisik. Yang demikian itu agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat dan selamat, sehat, bergairah dan bersemangat.

  d.

  Pendidikan Intelektual Yaitu pembentukan dan pembinaan berpikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan umum, peradaban ilmiah dan modernisme serta kesadaran berpikir dan berbudaya. Dengan demikian, ilmu, rasio dan peradaban anak benar-benar dapat terbina.

  e.

  Pendidikan Psikhis (Psikologi) Jika sejak lahir anak itu telah menjadi suatu amanat bagi para pendidiknya, maka Islam memerintahkan kepada mereka untuk menanamkan pada anak-anaknya sejak ia membukakan matanya, dasar-dasar kesehatan psikis yang memunginkan ia dapat menjadi seorang manusia yang berakal, berpikiran sehat, bertindak penu keseimbangan dan berkemauan tinggi. f.

  Pendidikan Sosial Yaitu pendidikan anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada akidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam, agar di dalam masyarakat nanti ia bisa tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang dan tindakan bijaksana.

  g.

  Pendidikan Seksual Yaitu upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak, sejak ia mengerti masalah yang berkenaan dengan seks, naluri dan perkawinan. Sehingga, jika anak telah tumbuh menjadi seorang pemuda, ia telah mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan. Bahkan mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak, kebiasaan, dan tidak akan mengikuti syahwat dan cara-cara hedonisme.

B. Pendidikan Al-Qur’an Bagi Anak Balita

0. Kedudukan Anak dalam Al-Qur’an

  Mempunyai anak-anak yang sholih adalah dambaan dan kebanggaan setiap orang tua. Mereka adalah buah hati, pelipur lara, penerus cita-cita orang tuanya. Namun tidak dipungkiri kenyataan hidup di dunia ini bahwa ada juga anak-anak yang malah membuat orang tuanya sengsara karena perbuatannya.

  Di dalam Al- Qur’an, kedudukan anak ada empat

  (Haidaravisina 52.blogspot.co.id/210401204-macam-kedudukan-anak- menurut-alquran.html?m=

  0), yaitu: a. Dalam QS Al-Anfaal 8: 28

  ٌمْيِظَعٌرْجَا ُهَدْنِع َالله َّنَاَّو ٌةَنْتِف ْمُكُدَلاْوَاَو ْمُكَلاَوْمِا آَمَّنَا آْوُمَلْعاَو

  Artinya: “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.

  ” Sebagai Fitnatun (fitnah/cobaan). Fitnah yang dapat terjadi pada orang tua adalah manakala anak-anak yanng terlibat dalam perbuatan negatif. Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, minum- minuman keras dan lalin-lain yang membuat susah dan resah orang tuanya.

  b.

  Dalam QS Al-Kahfi 08: 42

  َّو اًباَوَث َكِّبَر َدْنِع ٌريَخ ُتَحِلَّصلا ُتَيِقَبْلاَو اَيْنُّدلاِةوَيَحْلا ُةَنْيِز َنْوُنَبْلاَو ُلاَمْلا ًلََمَاٌرْيَخ

  Artinya: ”Harta dan anak-anak adalah perhisan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

  ” Sebagai ziinatun (hiasan untuk kedua orang tuanya). Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orang tua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga diapun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat. c.

  Dalam QS Al-Furqan 25: 74

  َنْيِقَّتُمْلِل اَنْلَعْجَّو نُيْعَا َةَّرُق اَنِتَّيِّرُذَو اَنِجاَوْزَا ْنِم اَنَل ْبَه اَنَّبر َنْوُلْوُقَي َنْيِذَّلاَو اًماَمِا

  Artinya: “Dan orang-orang yang berkata ‘Tuhan kami anugerahkan lah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

  ” Sebagai Qurrata A’yun (penyejuk hati kedua orang tuanya). Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak menyenangkan hati dan menyejukkan mata kedua orang tuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita. Apabila diperintahkan belajar, mereka segera menaatinya. Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

  d.

  Dalam QS At-Taghabun 24: 04

  مُه ْوُرَذْح اَف ْمُكَل اً وُدَع ْمُكِدَلاْوَاَو ْمُكِجاَوْزَا ْنِم َّنِا آوُنَمَا َنْيِذَّلا اَهُّيآَي

  Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berati-hatilah kamu terhadap mereka...

  ” Sebagai

  ‘aduwwun (musuh orang tuanya). Yang dimaksud anak

  sebagai musuh adalah apabila ada anak yang menjerumuskan orang tuanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Misalnya orang tua diperkarakan oleh anaknya akibat perebutan harta warisan, anak yang menuntut hal berlebihan diluar kesanggupan orang tuanya bahkan sampai membunuh na’udzubillah.

  Mengacu pada ayat-ayat Al- Qur’an yang berkaitan dengan penidikan anak, secara etimologi (bahasa) ditemukan enam macam ungkapan dalam menyebutkan anak, yaitu: al-awlad, al-banun, al-atfal,

  

al-ghiman, al-ghulam dan al-wildan. Dua istilah yang pertama memiliki

  konotasi makna yang berlawanan; al-awlad berkonotasi makna negatif dan

  

al-banun berkonotasi positif, sehingga memiliki implikasi tersendiri dalam

pendidikan anak.

  Pertama: istilah al-awlad, biasanya dikaitkan dengan konotasi

  makna yang pesimis, sehingga anak memerlukan perhatian khusus dalam hal penjagaan, perhatian dan pendidikan. Atyat-ayat tersebut misalnya:

  لآَو ْمُهُلاَوْمَأ َكْبِجْعُت َلََف اَيْنُّدلا ِةوَيَحْلا ىِف اَهِب مُهُبِّذَعُيِل ُالله ُدْيِرُي اَمَّنِإ ْمُهُدَلْوَأ َنْوُرِفَك ْمُهَو ْمُهُسُفْنَأ ُقَهْزَتَو

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 98

PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN DARUL HADLANAH NU BLOTONGAN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 122

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 120

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 142

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUS PADA PONDOK PESANTREN BAGI MASYARAKAT (STUDI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO, GEDANGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 134

IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA SMP IT IZZATUL ISLAM GETASAN KEBUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 118