POLA PACARAN MAHASISWA IAIN SALATIGA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

POLA PACARAN MAHASISWA IAIN SALATIGA

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Machmut Fitriardi

NIM: 211-13-026

  

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO DAN PERSENBAHAN

MOTTO .....

         

  Artinya : Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

  PERSEMBAHAN

  Teruntuk Bapak dan Ibu tercinta, Bapak masirun dan Ibu Rukayah Serta adikku Anis Febriani

  Yang selalu memberikan nasehat dan motivasi untukku

  \

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Allah SWT, rajanya segala raja yang senantiasa melimpahkan karunia tanpa pernah terhitung jumlajnya. Atas tuntutan dan karuniaNya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

  Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda nabi Muhamad SAW. Sang sauritauladan yang paling sempurna sepanjang zaman.

  Tidak dapat dipungkiri bahwasanya penulis bukanlah makhluk yang tiada kekurangan yang semangatnya selalu membara. Penulis tetaplah manusia biasa yang semangatnya hidup dan padam , sehingga merupakan anugerah yang luar biasa dengan bekal niat dan dukungan dari banyak pihak yang pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul:

  “Pola Pacaran Mahasiswa IAIN Salatiga dalam Perspektif H ukum Islam”

  Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis menghaturkan terimakaasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi,M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun M.Ag, Selaku Dekan Fakults Syariah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.H.I.,M.Si, selaku Kepala Jurusan Hukum Keluarga Islam.

  4. Bapak M.Yusuf Khummaini, S.H.I.,M.H, selaku Pembimbing Skripsi 5.

  Ibu Luthfiana Zahriani, M.H, selaku dosen Pembimbing Akademik.

  6. Segenap Bapak Ibu petugas Perspustakaan IAIN Salatiga yang selalu setulus hati memberikan pelayanan terbaiknya.

  

ABSTRAK

Fitriardi, Machmut.

  “Ta‟aruf Mahasiswa IAIN Salatiga Dalam Perspektif Hukum Islam”. Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut

  Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing M. Yusuf Khummaini S.HI.,M.H. Kata Kunci:

  Ta‟aruf. Ta‟aruf Mahasiswa IAIN Salatiga

  Sebagian besar Mahasiswa-mahasiswi di IAIN Salatiga adalah remaja, maka mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga juga tidak luput dari pergaulan remaja salah satunya hubungan antara laki-laki dan perempuan, yang pada dasarnya ini merupakan fase remaja yang harus dilewati setiap remaja dan seharusnya perilaku mereka pun harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam. Untuk mengetahui sudah sesuaikah pergaulan dan hubungan mahasiswa mahasiswi IAIN Salatiga dengan ajaran Islam, jadi dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai

  

ta‟aruf mahasiswa IAIN Salatiga, ta‟aruf yang akan peneliti teliti adalah ta‟aruf

laki-laki dan perempuan yang tujuannya adalah sebuah pernikahan.

  Dalam melakukan penlitian ini, yang pertama penulis menggunakan pendekatan sosiologis, yaitu dengan menggambarkan keadaan di IAIN Salatiga juga tentang pergaulan mahasiswa di lingkungan kampus, apakah sudah sesuai atau mungkin ada yang berbeda. Yang kedua menggunakan pendekatan yuridis normatif, penulis menelaah teori-teori mengenai

  ta‟aruf dalam ayat-ayat Al-

  Qur‟an juga hadits-hadits. Selain itu penulis juga mempelajari buku-buku kaidah fiqh dan buku-buku tentang

  ta‟aruf dan buku tentang remaja. Yang ketiga adalah

  yuridis empiris yaitu dengan melihat kenyataan prektek di lapangan, dalam hal ini peneliti meneliti pasangan mahasiwa-mahasiswi IAIN Salatiga yang menjalani

  ta‟aruf.

  Ppeneliti berusaha mengungkap bagaimana cara

  ta‟aruf mahasiswa-

  mahasiswi IAIN Salatiga dalam memahami sifat dan karakter pasangan calon suami atau isteri? Yang kedua faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cara ber

  ta‟aruf mahasiswa IAIN Salatiga? Ta‟aruf mahasiswa IAIN Salatiga dalam

  perspektif hukum Islam? Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha mengungkap fokus permasalahan di atas. Dengan metode tersebut dilakukan wawancara dengan beberapa narasumber yang telah peneliti pilih. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa

  Ta‟aruf yang dilakukan Mahasiswa IAIN

  Salatiga adalah proses perkenalan yang dilakukan dengan mengerti batasan- batasan atau rambu-rambu dalam aturan agama Islam walaupun mereka menyebutnya itu adalah

  ta‟aruf ada pula yang menyebut dengan pacaran. Faktor-

  faktor yang mempengaruhi dilakukannya

  ta‟aruf adalah faktor pendidikan agama,

  faktor orangtua dan faktor pergaulan. Dalam Islam

  ta‟aruf berarti suatu tindakan

  pengenalan dan pendekatan terhadap calon pasangan yang dilakukan sebelum melangsungkan pernikahan dengan cara yang halal. Jadi

  ta‟aruf mahasiswa IAIN Salatiga dapat dikategorikan sudah sesuai dalam ajaran Islam.

  DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................ii

PENGESAHAN KELULUSAN...........................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................iv

PUBLIKASI ..........................................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................vi

KATA PENGANTAR ................................................................................vii

ABSTRAK ......................................................................................................viii

DAFTAR ISI .........................................................................................................ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1 B. Rumusan Masalah ......................................................................6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................6 D. ..........................................................7 Kegunaan Penalitian E. Penegasn Istilah ......................................................................8 F. Matode Penelitian ......................................................................9 G. Telaah Pustaka ....................................................................13 H. ........................................................15 Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PACARAN DAN TA’ARUF A. Pengertian Remaja...................................................................16 B. Agama dan Remaja..................................................................17 C. Memilih Jodoh yang Ideal........................................................19 D. Konsep Ta‟aruf dalam Islam....................................................22 E. Pacaran dalam Pandangan Islam ............................................24 F. Perbedaan Ta‟aruf dengan Pacaran.........................................26 G. Tujuan Ta‟aruf.........................................................................28 H. Pola Pacaran.............................................................................28 I. Adab Melakukan Ta‟aruf ........................................................29 J. Tahapan dalam Ta‟aruf ........................................................31 K. Tahapan setelah Ta‟aruf (khitbah)...........................................35 L. Ta‟aruf atau Pacaran Sehat dalam Kaidah Ushul Fikih.......38

  BAB III PACARAN ATAU TA’ARUF MAHASISWA IAIN SALATIGA A. Sejarah Berdirinya IAIN Salatiga ............................................39 1. Tinjauan Secara Umum IAIN Salatiga

  Ta‟aruf Untuk Mencapai Pernikahan.63 1.

  ....................................................................80 B. Saran ........................................................................................82 C.

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

  dalam Perspektif Hukum Islam ............................................73 D. Kaidah-kaidah Fikih yang Dapat Diterapkan dalam Pacaran 78

  BAB IV ANALISIS PACARAN ATAU TA’ARUF YANG DILAKUKAN MAHASISWA-MAHASISWI IAIN SALATIGA A. Analisis Tentang Bagaimana Ta‟aruf yang Dilakukan Mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga..................................... 67 B. Analisis Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Mahasiswa-mahasiswi IAIN salatiga dalam Ta‟aruf Untuk Mencapai Pernikahan ..............................................................69 1. Faktor Pendidika Agama ...................................................69 2. Faktor Pengaruh Orangtua ................................................71 3. Faktor Pergaulan Remaja ..................................................72 C. Analisis Tentang Ta‟aruf Mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga

  ........................................................64 3. Faktor Pergaulan Remaja ..................................................64

  Faktor Pendidikan Agama ............................................64 2. Faktor Orangtua

  IAIN Saatiga dalam

  ....................39 2. Bergabung dengan IAIN Walisongo ................................40 3.

  Pasangan AW dan AM..................................................... 62 C. Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Mahasiswa-Mahasiswi

  Pasangan Derrian Kurnia dan Fatikhatus saadah ..........49 2. Pasangan Zainal Muvid dan Sayekti Kunti Pratiwi ........50 3. Pasangan MS dan TZ ........................................................52 4. Pasangan Anggun Bayu dan Lana Falahasna Aslamy..53 5. Pasangan BM dan HF ........................................................55 6. Pasangan Khoirul Amri dan Putri Isnaini..........................56 7. Pasangan MM dan NZ ......................................................57 8. Pasangan MK dan BP .......................................................59 9. Pasangan ZH dan SN ........................................................61 10.

  Ta‟aruf .................................49 1.

  IAIN Salatiga yang Melakukan

  Organisasi Kemahasiswaan IAIN Salatiga 2017 ............48 B. Profil Pasangan dan Hasil Wawancara Mahasiswa-Mahasiwi

  ....................45 5. Visi, Misi dan Tujuan IAIN Salatiga ................................45 6. Fakultas dan Jurusan di IAIN Salatiga..............................47 7.

  Peralihan Menjadi STAIN Salatiga ................................43 4. Peralihan STAIN Menjadi IAIN Salatiga

  Kata Penutup ...........................................................................82

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  “Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa

  ”(Rumini.2004:53-54). Pada masa ini manusia melewati proses pendewasaan, remaja mengalami banyak sekali perubahan dalam dirinya, mulai dari cara berfikir maupun secara fisik. Remaja akan menemukan identitas dirinya salah satunya dengan bergaul dengan sesama remaja, namun tidak semua pergaulan akan memiliki efek yang positif terhadap pembentukan identitas diri, tetapi juga terdapat pergaulan yang berpengaruh negatif terhadap remaja yang sedang mencari jati diri.

  “Kurun waktu masa remaja awal yaitu 12-16 tahun dan remaja akhir 17-22 tahun. Remaja akhir sudah terlepas dari sebutan teenager, mereka mencapai usia 17 tahun disebut sweet seventeen. bahkan disebut young

  women dan young man/ pemuda-pemudi atau kawula muda

  “ (Rumini.2004:71). Karena hidup manusia itu dalam proses, maka masa ini mengalami penyempurnaan kematangan, secara fisik memang sudah mencapai perkembangan yang penuh, namun perkembangan psikis dan sosial terus terjadi hingga dewasa awal. Bila dibandingkan dengan perkembangan pada masa awal nampak ciri-ciri khas dalam masa remaja akhir.

  Pada masa ini remaja bukan hanya mengenal atau bergaul dengan sesama jenis, tetapi juga dengan lawan jenis yaitu laki-laki dengan perempuan. Maka dari itu pada masa ini muncul naluri seorang laki-laki dan perempuan salah satunya adalah suka atau tertarik dengan lawan jenisnya.

  Diawali dengan adanya ketertarikan dengan lawan jenisnya dan akan mulai terjalin sebuah hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan. Hal ini merupakan kodrat seorang manusia yaitu memiliki ketertarikan dengan lawan jenis begitu juga dengan nafsu, salah satunya memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis yang pada akhirnya disebut jatuh cinta.

  “Dari semua miskonsepsi tentang cinta, yang paling umum adalah kepercayaan bahwa “jatuh cinta” merupakan cinta itu sendiri atau setidaknya salah satu manifestasi dari cinta

  ”(Peck.2004:20). Jadi ini adalah miskonsepsi karena jatuh cinta secara subyektif dialami melalui sebuah cara yang sangat mendalam sebagaimana halnya pengalaman. Dalam ajaran Islam menjalin suatu hubungan dengan pacaran itu sama sekali tidak diajarkan, dalam ajaran Islam mengenal lawan jenis dikarenakan perasaan suka dan memiliki niat untuk saling memiliki hanya diperbolehkan dengan melalui proses

  ta‟aruf

  dilanjutkan dengan khitbah (janji nikah) yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan pernikahan pastinya perlu waktu untuk mengetahui dan memahami karakter, sifat dari laki-laki atau perempuan yang akan menjadi pasangan hidupnya. sebelum melakukan pernikahan ingin mengenal atau melihat pasangan yang akan dinikahi yaitu dengan melalui

  ta‟aruf dan bukan

  dengan melakukan pacaran yang negatif. Namun terkadang terdapat remaja yang melakukan pacaran, tetapi dengan alasan melakukan hubungan pacaran secara sehat, jadi apakah pacaran sehat termasuk kedalam pacaran atau

  ta‟aruf yang diperbolehkan dalam Islam.

  “Para penganjur pacaran sehat melihat bahwa pacaran dalam kehidupan remaja memiliki dampak positif, yaitu adanya proses penyesuaian dengan pasangannya, belajar berkonflik, belajar mengambil keputusan, saling terbuka, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara dan sebagainya

  ” (Sunarto.2012:10). Jadi menurut para penganjur pacaran, pacaran sehat itu diperbolehkan dalam usaha mencari pasangan yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

  IAIN Salatiga merupakan lembaga pendidikan yang berangkat dari agama Islam. Seluruh mahasiswa IAIN Salatiga adalah Muslim dan sebagian besar atau mayoritas mahasiswa dan mahasiswi di IAIN Salatiga adalah remaja, maka mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga juga tidak luput dari pergaulan remaja salah satunya hubungan antara laki-laki dan perempuan, yang pada dasarnya ini merupakan fase remaja yang harus dilewati setiap remaja dan seharusnya perilaku mereka pun harus sesuai dengan apa yang hubungan mahasiswa mahasiswi IAIN Salatiga dengan ajaran Islam, maka harus dilakukan dengan sebuah penelitian. Sudah sesuaikan antara teori dan praktek

  ta‟aruf di IAIN Salatiga yaitu disebut dengan da sein dan das sollen,

  jadi dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai

  ta‟aruf mahasiswa IAIN

  Salatiga maka dari itu peneliti ingin meneliti perilaku hubungan atara mahasiswa dan mahasiswi yang sudah memiliki hubungan antara laki-laki dan perempuan dan yang telah merencanakan ke hubungan yang lebih serius ( ta‟aruf) yang nantinya akan menikah ataupun yang sudah menikah.

  Dengan meneliti perilaku mahasiswa mahasiswi IAIN Salatiga dalam menjalin hubungan antara lawan jenis dalam mencapai sebuah pernikahan, penulis berharap dapat mengetahui bagaimana cara mahasiswa mahasiswi menjalin hubungan atau perilaku lawan jenis mahasiswa mahasiswi di IAIN Salatiga. Bagaimana cara mahasiswa mahasiswi ini menyalurkan perasaan suka antara laki-laki dan perempuan yang memiliki perasaan ingin memiliki.

  Dalam penelitian ini, peneliti akan memilih beberapa mahasiswa mahasiswi untuk diwawancarai mengenai pola pacaran atau

  ta‟aruf yang

  dilakukan mahasiswa atau mahasiswi IAIN Salatiga, mengenai bagaimana perspektif mereka mengenai pacaran,

  ta‟aruf dan bagaimana hubungan yang

  mereka lakukan khususnya dalam hal menjalin suatu hubungan dengan lawan jenis yang nantinya akan akan menikah dan membangun sebuah rumah tangga. Akan tetapi ada pula pasangan yang tidak semuanya (pasangan) dari mahasiswa atau mahasiswi IAIN Salatiga saja, tetapi terdapat salah satu laki- Jadi peneliti akan membandingkan masing-masing pola pacaran yang mereka jalani juga akan dibandingkan dengan konsep

  ta‟aruf yang sebenarya dalam Islam.

  “Bentuk usaha dalam ta‟aruf antara lain adalah dengan memilih calon pasangan yang kemudian dilanjutkan dengan nadzru (melihat calon). Ini tidak dikhususkan bagi laki-laki saja, tetapi perempuan pun disunnahkan untuk melihat laki-laki yang hendak meminangnya ” (Chludhori.2012:48). Demikian yang diajarkan dalam Islam. Namun bagaimanakah pemahaman dan bagaimana kenyataan yang saat ini terjadi dikalangan mahasiswa IAIN Salatiga. Apakah sudah sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam, inilah yang akan menjadi perihal yang akan diteliti oleh peneliti.

  Setelah memilih calon yang sesuai dengan yang didasarkan pada kriteria yang diinginkan sebelum menikah melalui tahapan yaitu meminang atau khitbah.

  “Maksud meminang (khitbah) adalah seorang laki-laki meminta kepada seorang wanita untuk menjadi isterinya, dengan cara-cara yang sudah umum berlaku di masyarakat. Meminang termasuk usaha pendahuluan dalam rangka menuju perkawinan

  ” (Asrori.2009:109) “Nikah adalah akad yang memberikan faedah (mengakibatkan) kepemilikan untuk bersenang-senang secara sadar (sengaja) bagi seorang pria dengan seorang wanita

  ” (Summa.2004:45). Seperti telah diterangkan dalam ayat Al- Qur‟an yaitu surat Fatir ayat 11:

                                     

  

  Artinya: “ dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah

  ”. Berdasarkan problematika di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai

  ta‟aruf, yang akan penulis sampaikan dalam

  penelitian dengan judul

  “POLA PACARAN MAHASISWA IAIN SALATIGA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ”.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pola pacaran yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga ? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi dilakukanny hubungan pacaran ? 3. Bagaimana pola pacaran mahasiswa IAIN Salatiga dalam perspektif hukum Islam?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan fokus masalah penelitian, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah:

  1. Untuk mengetahui bagaimana pola pacaran yang dilakukan mahasiswa mahasiswi IAIN Salatiga, apakah termasuk dalam

  ta‟aruf dan sesuai atau ta‟aruf yang dianjurkan dalam Islam.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pola pacaran yang dilakukan mahasiswa IAIN Salatiga.

  3. Untuk mengetahui pemahaman atau perspektif mahasiswa IAIN Salatiga mengenai pacaran dan

  ta‟aruf .

D. Kegunaan Penelitian

  Untuk memberikan hasil penelitian yang berguna serta diharapkan mampu menjadi dasar secara keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan secara teoritis maupun praktis, maka penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat, diantaranya:

1. Secara teoritis

  Adapun manfaat akademis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a.

  Menambah referensi atau pengetahuan tentang pola pacaran Ta‟aruf.

  b.

  Memperoleh penjelasan tentang pola pacaran dan ta‟aruf mahasiswa mahasiswi IAIN Salatiga.

  c.

  Penulisan ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan referensi dalam ilmu hukum Islam, khususnya mengenai pacaran dan

  ta‟aruf.

  d.

  Guna pemenuhan prasyarat dalam menyelesaikan studi hukum di fakultas syari‟ah IAIN Salatiga.

  e.

  Menjadi pedoman mahasiswa dalam melakukan hubungan yang sehat. Secara praktis

  Adapun manfaat praktis yang diharapkan diantaranya: a.

  Peneliti dapat memberikan pengetahuan mengenai pacaran dan ta‟aruf kepada pembaca.

  b.

  Mengetahui perspektif atau pemahaman mahasiswa IAIN Salatiga tentang pacaran dan

  ta‟aruf. c.

  Untuk menambah koleksi kumpulan penelitian ilmiah yang ada di perpustakaan, khususnya yang berkaitan dengan pacaran dan

  ta‟aruf dan pernikahan.

  d.

  Dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk menganalisis kasus-kasus bagi para pihak-pihak yang melakukan pacaran atau

  ta‟aruf sebelum melakukan pernikahan.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada udul, maka perlu penjelasan beberapa kata pokok yang menjadi inti penelitian, antar lain sebagai berikut:

  1. Ta‟aruf

  “Ta‟aruf berasal dari ta‟arrofa yang artinya menjadi tahu, yang asal

  akarnya yang berarti mengenal-

  „arofa

  memperkenalkan” (Eliyyil.2015:56). Dalam konsep

  ta‟aruf kedua calon mempelai Tentunya terdapat batasan-batasan dalam melihat pasangan.

  2. Hukum Islam “Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam

  ”(Daud.1996:38). Jadi hukum Islam adalah suatu aturan dari Allah subhanahu wata‟alla sebagai tuntunan hidup umat Islam di dunia menuju akhirat. Hukum Islam ini mengatur seluruh sendi kehidupan umat Islam. Selain berisi hukum, aturan dan penduan kehidupan, syariat Islam juga berisi kunci penyelesaian seluruh masalah kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan metode kualitatif, untuk menggali informasi secara lebih luas dan detail dalam penjelasan dari mahasiwa-mahasiswi

  IAIN Salatiga. Di samping itu agar nantinya dapat menciptakan keefektifan penyampaian informasi dari penulis kepada pembaca.

  Dari pendekatan metode Kualitatif tersebut, dapat diartikan bahwa segala informasi yang didapat merupakan bentuk pendapat yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi pada penelitian ini tidak ada pengisolasian atau pembatasan informasi yang diberikan dari individu terkait yang peneliti.

  Pada penelitian ini bersifat deskriptif, jadi setiap informasi yang disajikan pada penelitian ini adalah berupa analisis berbentuk deskriptif yang di dalamnya terdapat informasi yang didapat peneliti dari dilakukannya penelitian berupa penjelasan darn informasi dari narasumber.

2. Pendekatan Penelitian

  Dalam melakukan penelitian ini, yang pertama penulis menggunakan pendekatan sosiologis, yaitu dengan menggambarkan keadaan di IAIN Salatiga juga tentang bagaimana mahasiswa-mahasiswi bergaul di lingkungan kampus dan membandingkannya dengan ajaran Islam.

  Apakah sudah sesuai atau mungkin ada yang berbeda.

  Yang kedua menggunakan pendekatan yuridis normatif, dimana penulis menelaah teori-teori mengenai

  ta‟aruf dalam ayat-ayat Al-Qur‟an

  juga hadits-hadits. Selain itu penulis juga mempelajari buku-buku kaidah fiqh dan buku-buku tentang pacaran dan

  ta‟aruf dan buku tentang remaja.

  Yang ketiga adalah yuridis empiris yaitu dengan melihat kenyataan prektek di lapangan, dalam hal ini peneliti meneliti pasangan mahasiwa- mahasiswi IAIN Salatiga yang menjalani atau melakukan praktek pacaran atau

  ta‟aruf yang dilakukan di IAIN Salatiga 3.

  Lokasi dan Subyek Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian tentu mutlak bila dibutuhkan nantinya tempat untuk menggali semua informasi dan mendapatkan data- data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Apabila sampai tidak ada lokasi penelitian maka dapat dipastikan pula bahwa penelitian yang dilakukan tidak dapat dibuktikan validitas atau keabsahan data yang diperoleh.

  Lokasi penelitian sendiri dapat diartikan sebagai tempat dimana penelitian itu dilakukan, yang di dalamnya terdapat data-data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut. Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah di kampus IAIN Salatiga. Peneliti tertarik memilih lokasi ini karena di samping peneliti sudah mengetahui betul lingkungannya dan juga akan lebih memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian ini.

4. Sumber Data a.

  Sumber data primer Yaitu data yang peneliti dapat adalah data yang diperoleh dari keterangan atau fakta daripada subyek penelitian, dalam hal ini adalah mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga yang telah peneliti wawancara. 1)

  Data observasi “Hasil observasi adalah hasil yang menjelaskan suatu informasi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang akan diobservasi berdasarkan dengan fakta yang ada secara sistematik ” (Moeloeng.2002:172).

  2) Data informan

  “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Jadi seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia dapat memberi pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat

  ”(Moeloeng.2002: 90). b.

  Sumber data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang memuat informasi atau data tersebut. Dalam penelitian ini dapat berupa keterangan dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, keterangan dari informan lain dan lain sebagainya.

5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Observasi “Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian, metode ini peneliti gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi obj ektif mengenai objek penelitian”(Arikunto.1998:234).

  “Observasi digunakan untuk menemukan “tabel hidup” (budaya kerja) yang terpola sebagai pattern of life di kalangan masyarakat”(Bungin.2011:56). Teknik observasi ini dilakukan guna memahami secara langsung dengan mengamati objek yang diteliti. hal ini melihat perilaku dan hubungan seseorang yang telah merencanakan sebuah pernikahan.

  b.

  Wawancara “Metode wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk pemperoleh informasi dari terwawancara

  ” (Arikunto.1998:115). Wawancara dilakukan kepada informan, metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dengan informan, dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan informan, yaitu pasangan mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga yang melakukan pacaran atau

  ta‟aruf.

  c.

  Dokumentasi “Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya

  ”(Arikunto.1998:236). Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data berupa foto dari pelaku

  ta‟aruf melalui media

  sosial dan dengan mengambil atau meminta foto secara langsung saat penelitian (foto saat menikah dll).

  d.

  Analisis Data Setelah data hasil terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat.

  “Dalam penganalisaan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif disajikan dalam bentuk uraian

  ”(Moeloeng.11:288). Dalam penelitian ini adalah data hasil dari wawancara terhadap subyek penelitian.

G. Telaah Pustaka

  Sepanjang penulis ketahui dalam penelitian

  ta‟aruf atau pacaran

  mahasiswa IAIN Salatiga, belum ada buku atau artikel yang membahas secara khusus tentang perspektif pola pacaran atau ta‟aruf mahasiswa IAIN Salatiga. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti tentang perspektif pacaran dan

  

ta‟aruf mahasiswa IAIN Salatiga. Namun penelitian yang berhubungan

  tentang pacaran dan

  ta‟aruf bukanlah penelitian yang pertama, sejauh

  penelusuran penulis beberapa penelitian dengan tema yang menyerupai dengan penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti lain. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh M.Saifullah dari STAIN Pekalongan pada tahun 2011, dengan penelitian yang berjudul

  “Fenomena Model Pacaran Mahasiswa

  STAIN Pekalongan Dalam Perspektif Hukum Islam ”. Dalam penelitian ini

  peneliti menliti mengenai bagaimana konsep pacaran mahsiswa STAIN Pekalongan. Dalam penelitian di atas diterangkan mengenai model mahasiswa mahasiswi STAIN Pekalongan dalam menjalin hubungan lawan jenis yang biasa disebut dengan pacaran. Jadi penulis akan menerapkan penelitian yang hampir sama, namun penulis akan lebih menekankan pada proses yang dinamakan

  ta‟aruf dan dilakukan pada tempat yang berbeda yaitu di IAIN Salatiga.

  Universitas Gunad arma dengan judul “Penyesuaian Perkawinan Pada

  Pasangan yang Menikah Tanpa Proses Pacaran ( Ta‟aruf)”. Dalam skripsi ini

  membahas mengenai pasangan-pasangan yang telah menikah namun tanpa diawali dengan proses pacaran (

  ta‟aruf). Jadi dalam skripsi ini membahas

  bagaimana hubungan timbal balik antara seorang laki-laki dan perempuan yang mengenal satu sama lain begitu saja langsung melakukan pernikahan dengan tanpa melakukan sebuah proses pengenalan yaitu pacaran atau

  ta‟aruf, bisa saja dijodohkan oleh orangtua.

H. Sistematika Penulisan

  Secara sistematis penulisan penelitian ini akan disusun sebagai berikut BAB pertama berisi pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

  BAB kedua berisi teori mengenai remaja, pacaran dan

  ta‟aruf meliputi

  pemaparan secara umum tentang remaja, pacaran dan ta

  ‟aruf, karena ini

  merupakan acuan dasar untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar tentang

  ta‟aruf. Kemudian akan dipaparkan tahapan setelah ta‟aruf sampai dengan tahap pernikahan.

  BAB ketiga, pada bab ini penyusun akan memaparkan tentang profil

  IAIN Salatiga, subyek yang diteliti, meliputi indentitas subyek yang diteliti beserta perspektif mereka mengenai pacaran dan

  ta‟aruf dan alasan mereka ta‟aruf.

  BAB keempat, dalam bab ini penyusun akan memaparkan pacaran dalam konsep Islam dan membandingkan dengan konsep

  ta‟aruf yang saat ini

  dilakukan oleh mahasiswa syari‟ah IAIN Salatiga.

  BAB kelima, merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan serta beberapa analisis dari penyusun dan saran-saran penulis terhadap penelitian yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PACARAN DAN TA’ARUF A. Pengertian Remaja Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Remaja berarti usia mulai

  dewasa, sudah sampai umur kawin, muda, pemuda. Remaja berasal dari kata

  adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence

  juga berarti mental, emosional sosial dan fisik”. Masa remaja merupakan masa dimana terjadi peralihan antara dua masa, yaitu masa anak dengan masa dewasa. Masa ini menjadi masa dimana seseorang akan berkembang dengan cepat dengan berbagai hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan tersebut dan nantinya pada saatnya akan menemukan jati diri, masa dimana banyak sekali hal-hal baru yang dilalui seseorang pada masa remaja, salah satunya adalah mengenal apa itu cinta dan mulai menyukai lawan jenisnya.

  “Kurun waktu masa remaja awal yaitu 12-16 tahun dan remaja akhir 17-22 tahun. Remaja akhir sudah terlepas dari sebutan teenager, mereka mencapai usia 17 tahun disebut sweet seventeen. bahkan disebut young

  women dan young man pemuda-pemudi atau kawula muda. Karena hidup

  manusia itu dalam proses, maka masa ini mengalami penyempurnaan kematangan, secara fisik memang sudah mencapai perkembangan yang penuh, namun perkembangan psikis dan sosial terus terjadi hingga dewasa awal. Bila dibandingkan dengan perkembangan pada masa awal nampak ciri- ciri khas dalam masa remaja akhir ”(Rumini.2004:71).

  Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orangtua, karena sudah tidak termasuk sebagai anak-anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. masa remaja menunjukkan dengan jelas peralihan sifat dan karakter pada diri remaja, karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Maka dari itu remaja mudah sekali terpengaruh dengan hal-hal yang berpengaruh pada perkembangan dirinya.

B. Agama dan Remaja

  Agama merupakan suatu hal yang berisi ajaran-ajaran mengenai kebenaran dan sangat penting dalam kehidupan manusia, agama berfungsi sebagai tuntunan manusia untuk hidup di dunia sampai dengan hidup di akhirat kelak. Agama sebagai tata aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya juga manusia dengan alam. maka dari itu agama berperan penting dalam kehidupan manusia tidak terkecuali dalam masa remaja.

  Suatu keadaan yang dapat kita pastikan tentang remaja adalah penuh goncangan.

  “Keadaan seperti itu sangat memerlukan agama dan membutuhkan suatu pegangan atau kekuatan luar yang dapat membantu mereka dalam mengatasi dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan baru

  ”(Zakiah.1976:11). Maka dari itu agama sangatlah penting bagi remaja sebagai tuntunan atau bekal dalam menjalani kehidupan dan sebagai petunjuk arah supaya remaja tidak terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik.

  Dalam masa ini remaja akan senang mencoba hal-hal baru, hal-hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. salah satunya adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang sering disebut dengan pacaran, dalam kacamata umum hubungan pacaran sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh pasangan-pasangan yang memiliki perasaan saling suka, apalagi pada masa remaja yang penuh dengan goncangan akan hal-hal baru, oleh karena itu ditakutkan adanya kemungkinan akan terjadinya penyimpangan-penyimpangan syariat agama, misalnya adalah zina. Seperti halnya dijelaskan dalam QS. Al-

  Isra‟ ayat 32:         

  Artinya: dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.

  Sebagaimana dalam ayat di atas yaitu mendekati zina dilarang apalagi melakukan perbuatan zina, yang mana pacaran diartikan sebagai salah satu jalan menuju zina yang menimbulkan dampak-dampak negatif. Jadi pacaran yang negatif dalam Islam itu tidak dianjurkan, dikarenakan dalam berlangsungnya hubungan pacaran kemungkinan besar terdapat kemandharatan atau keburukan yang melanggar syariat Islam, salah satunya yaitu zina. Walaupun hanya menatap mata, berpegangan tangan namun itu sudah termasuk melanggar syariat Islam dan dilarang.

  Agama sangatlah berpengaruh terhadap diri seseorang, seseorang semakin tinggi ilmu agamanya dan semakin tebal tingkat keimanan seseorang terhadap Allah maka akan baik pula perilaku manusia tersebut dan sebaliknya apabila perilaku seseorang yang kurang baik maka kemungkinan besar buruk pula keimanan dan ilmu agama yang ia miliki. Jadi agama sangat berpengaruh besar bagi kehidupan manusia.

  “Semakin cepat agama itu masuk dalam kepribadian, semakin wajar dan cocok cara pendidikan agama yang diterima sejak kecil, maka akan semakin mantap dan kuatlah agama itu dalam diri seseorang dan semakin lega serta bahagialah hidupnya”(Dardrajat.1976:11). jadi apabila seorang anak telah diajarkan sejak kecil mengenai agama dan aturan-aturan dalam agama maka anak tersebut akan tumbuh menjadi seorang yang tahu batasan-batasan dalam hidup, misalnya dalam mengenal lawan jenis.

C. Memilih Jodoh Yang Ideal

  Terikatnya jalinan cinta antara dua orang dalam sebuah ikatan pernikahan adalah suatu perkara yang sangat diperhatikan dalam syariat Islam. Dalam memilih calon suami maupun isteri, seseorang pasti memiliki kriteria masing-masing yang dimiliki, tidak sembarang orang akan dipilih sebagai calon suami atau isteri. Jadi dalam memilih suami atau isteri harus sesuai dan cocok dengan apa yang diinginkan.

  Memilih isteri secara sepintas kelihatannya pekerjaan yang mudah, apabila dalam pencarian hanya dengan pertimbangan untuk menyalurkan nafsu semata. Tetapi bila dipikirkan secara mendalam dengan mengikutkan berbagai pertimbangan, maka akan kelihatan bahwa mencari suami atau isteri bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan.

  Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bazzar dan Ibnu Hibban bisa dipakai sebagai acuan (landasan):

  )نابح نباورازبلا هاور(. َكُنيَِيَ ختَبِرَت ِقُلُخلْاَو ِنيِّدلا ِتاَذِب َكيَلَعَ ف Artinya: Maka hendaklah kamu memilih isteri yang beragama (Islam) dan berbudi pekerti (yang baik), agar kedua tanganmu (dirimu) selamat (HR. Al-Bazzar dan Ibnu Hibban).

  “Peringatan Rasulullah SAW di atas dimaksudkan agar dalam perkawinan tidak hanya mencari kepentingan-kepentingan yang bersifat fisik semata, tetapi terlebih dahulu memperhatikan persyaratan “keagamaannya”, lantaran dengan agamanya ia dapat membimbing akal dan jiwanya, berlaku sabar, menyadari tugas dan kewajiban suami-isteri. Kesadaran ini akan menumbuhkan tanggungjawab untuk menjaga dirinya dari rayuan dan gangguan orang lain. Setelah itu baru memperhatikan hal-hal yang bersifat fisik dan dunia

  ”(Chafidh.2009: 92). Menikah berarti menjalin hubungan sebagai sebuah keluarga tidak hanya berlangsung dalam jangka waktu yang sebentar saja, bahkan menjalin hubungan selama seumur hidup, menjaga hati dari godaan-godaan yang ada.

  Dengan demikian hendaklah berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih calon suami atau isteri yang akan mendampingi dalam menjalani kehidupan. Ketika seseorang akan membangun sebuah rumah tangga pasti akan mempersiapkannya dengan sebaik mungkin, salah satunya dalam memilih calon isteri atau suami yang nantinya akan menjadi ibu rumah tangga atau laki-laki sebagai kepala rumah tangga. Memilih isteri atau suami yang baik yang mampu menjaga keluarga sehingga tercipta keluarga yang bahagia haruslah memenuhi kriteria-kriteria yang ada.

  Dalam memilih isteri yang saleh adalah dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Dapat membantu membina sebuah generasi, tenang mampu menyimpan dengan baik harta suaminya dan baik agamanya.

  2. Asal-usul dan kemuliaan. Artinya, isteri berasal dari keluarga terhormat yang dikenal baik, berakhlak mulia dan berbudi luhur.

  3. Cantik, Islam tidak memandang kriteria ini. tetapi terkadang cenderung memilih isteri yang cantik dapat menambah kadar cinta suaminya, memberikan ketenangan jiwa, dan membuat perasaan melambung.

4. Mengutamakan wanita yang masih perawan. Sebaiknya mengutamakan wanita yang belum pernah menikah (perawan).

  5. Mengutamakan menikah dengan wanita yang subur. Tujuan utama sebuah perkawinan adalah mempunyai keturunan, maka sudah selayaknya mimilih isteri yang dapat melahirkan (Kisyik.2005: 21-27).

  Selanjutnya adalah memilih suami yang baik sebagai kepala rumah tangga yang nantinya akan bertanggungjawab penuh terhadap sebuah rumah tangga, yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga menjadikan terciptanya tingkat sosial yang baik, ekonomi yang mapan dan kunci langgengnya sebuah rumah tangga.

  “Dalam memilih calon suami harus laki-laki yang mampu mengamalkan agamanya dengan baik, berakhlak mulia, memahami Islam dengan pemahaman sempurna dan mengamalkannya secara baik dalam kehidupan sehari-hari dengan segala keutamaan ajaran Islam yang tinggi dan ajaran akhlaknya yang mulia ”(Kisyik.2005:28). Dalam memilih calon suami juga dijelaskan dalam QS An-

  Nisa‟ ayat 34:             

   

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 80

PEMANFAATAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA SRUWEN, KEC.TENGARAN, KAB.SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 81

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN KOIN NU DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 108

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 121

PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AKULAKU PADA ELECTRONIC COMMERCE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 8 150

PENENTUAN WAKTU PERNIKAHAN DI DESA TAJUK DALAM BINGKAI HUKUM PERKAWINAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 106

Susukan Tahun 2010 ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 84

PRAKTIK SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL DI KOPENG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

0 0 96

ANALISIS KEPUASAN NASABAH DALAM PEMBAYARAN UKT MELALUI BRISYARIAH STUDI KASUS MAHASISWA IAIN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

0 3 129