PERAN ORANG TUA MUALLAF DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK DI DESA BARUKAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

PERAN ORANG TUA MUALLAF DALAM MENINGKATKAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK

DI DESA BARUKAN KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  Oleh : Arfias Wirda Muftihah NIM: 11113140 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

  

MOTTO

:

  

َلاَق َمَّلَسَو ِوََْلَع ّاللّ يّلَص ٌَِّبَّنلا َّنَأ ُوْنَع ّاللّ ٌَِضَر َةَزٍَْزُى ٌِْبَأ ْنَع

َدُواَد وُبَأ ُهاَوَر( ُلِل اَخٍُ ْنَم ْمُكُذَحَا ْزُظْنََْلَف ِوِلَِْلَخ ِنٍِْد يَلَع ُلُجَّزلَا

)نسح ثٍذح ىذمزتلا لاقو حَحص دانسإب ًِذِمزِّتلاَو

  Dari Abi Hur airah r.a. bahwasannya Nabi Saw bersabda: “seseorang

bergantung pada agama temannya, maka hendaknya ia melihat dengan siapa

dia berteman” (HR. Abu Dawud dan al-Turmudzy dengan sanad yang sahih

dan al-Turmudzy berkata bahwa hadis ini Hasan)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Mahsun Arifin dan Siti Asiyah yang selalu membimbingku, memberikan do’a, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Kedua adikku yang telah memberikan motivasi yang tak ada hentinya dan selalu mendo’akanku, Lu’lu’ Afifah Khoiru Munaa dan Lavia Zahra Sabila.

  3. Sahabatku “Wanita Karier” adzkia, puji, faiq, dian, bastia, fatin, mar’ah, dan anggun yang semoga nama itu menjadi do’a kelak bagi kita.

  4. Sahabatku faiq, zaenab, qisti, dan diyah teman seperjuangan yang selalu ada di saat suka dan duka.

  5. Teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  6. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2013 khususnya jurusan PAI.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur alhamdulillahi

  robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

  Swt yang selalu memberikkan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peran Orang Tua Muallaf dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  Tidak lupa shalawat serta salam semog senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  3. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehinga skripsi ini terselesaikan.

  4. Bapak Yahya S. Ag., M.H.I. selaku pembimbing akademik.

  

ABSTRAK

  Muftihah, Arfias Wirda. 2017. Peran Orang Tua Muallaf dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Kata kunci: Keluarga Muallaf dan Pendidikan Agama Islam

  Sebagai orang tua menjadi kewajiban untuk memberikan pendidikan agama untuk anaknya, agar mempunyai bekal agama yang kuat untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Namun demikian, tidak semua keluarga mempunyai latar belakang pendidikan agama yang kuat. Misalnya dalam keluarga muallaf yang mempunyai latar belakang agama yang kurang dalam mendidik anak. Dengan demikian muncullah beberapa pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1).Bagaimanakah sejarah muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ? 2).Bagaimanakah penerapan pendidikan agama Islam pada keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ? 3).Bagaimana peran orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ? 4). Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ?

  Penelitian ini berupaya untuk mengetahui peranan orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif, menjelaskan secara detail dari suatu objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Sejarah muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang banyak yang termotivasi karena sebuah pernikahan. 2). Penerapan pendidikan agama Islam pada keluarga muallaf yang terjadi di Desa Barukan berbeda-beda. Ada yang bisa dikatakan berhasil ada pula yang dikatakan kurang berhasil. 3). Peran orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan anak yaitu dengan memberikan motivasi, turut dalam manajemen waktu anak, dan memberikan fasilitas terkait dengan pendidikan anak. 4). Faktor pendukung yaitu adanya peran suami, saudara dan kerabat, adanya pembelajaran TPQ dan pengajian di masjid, lingkungan rumah sekitar yang baik, serta adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sedangkan faktor penghambat yaitu pendidikan orang tua yang kurang memadai, lingkungan sosial yang tidak mendukung, dan ekonomi keluarga yang sederhana.

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL i

  HALAMAN BERLOGO ii

  PERSETUJUAN PEMBIMBING iii PENGESAHAN KELULUSAN iv

  DEKLARASI v

  MOTTO vi

  PERSEMBAHAN vii

  KATA PENGANTAR viii

  ABSTRAK x

  DAFTAR ISI xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  1 B. Fokus Penelitian

  6 C. Tujuan Penelitian

  7 D. Kegunaan Penelitian

  7 E. Definisi Operasional

  8 F. Kajian Penelitian Terdahulu

  11 G. Sistematika Penulisan

  12 BAB II LANDASAN TEORI

  A. Peran Orang Tua Muallaf

  1. Pengertian Orang Tua Muallaf

  15

  2. Macam-macam Muallaf

  16

  3. Motif Seseorang Menjadi Muallaf

  17

  4. Tanggung jawab Orang Tua Terhadap Anak

  18 B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  19 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

  22 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

  24 4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

  25 C. Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak

  26 D. Perbedaan Pola Asuh Orang Tua Muslim dan Orang Tua Muallaf terhadap Anak 1. Pola Asuh Orang Tua Muslim terhadap

  Anak 34 2. Pola Asuh Orang Tua Muallaf terhadap

  Anak 35 3. Titik beda antara Pola Asuh Orang Tua Muslim dan Orang Tua Muallaf terhadap Anak

  35 BAB III METODE PENELITIAN

  A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  37 B. Lokasi Penelitian

  38 C. Sumber Data

  39 D. Prosedur Pengumpulan Data

  40 E. Analisis Data

  42 F. Pengecekan Keabsahan Data

  43 G. Tahap-tahap Penelitian

  44 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

  A. Paparan Data

  1. Letak Geografis

  46

  2. Keadaan Penduduk

  46

  3. Keadaan Sosial Budaya

  48

  4. Keadaan Sosial Pendidikan

  54

  5. Sarana Prasarana

  55

  6. Struktur Organisasi Desa Barukan

  56 B. Analisis Data 1. Muallaf 58 2. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

  Muallaf 66 3. Peran Orang Tua Muallaf dalam Meningkatkan

  Pendidikan Agama Islam pada Anak

  72

  4. Fakor Pendukung dan Penghambat Penerapan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Muallaf

  79 BAB V PENUTUP

  A. Kesimpulan

  87 B. Saran

  89 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

  1. Tabel I Nama-nama Keluarga Muallaf

  39

  2. Tabel II Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

  47

  3. Tabel III Jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan

  47

  4. Tabel IV Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

  54

  5. Tabel V Jumlah sarana dan prasarana

  55

  6. Tabel VI Struktur Organisasi Desa Barukan

  56

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah usaha mengembangkan fitrah

  manusia dengan ajaran Islam agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Definisi tersebut mengandung masalah pokok yang harus diuraikan terlebih dahulu agar bisa dipahami mengenai apa sebenarnya pendidikan Islam itu, yakni usaha mengembangkan fitrah manusia, ajaran Islam, serta kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Usaha mengembangkan merupakan kegiatan objek yang harus dikembangkan dalam pendidikan Islam. Ajaran agama Islam merupakan ilmu dan nilai yang hendak ditransformasikan dan diharapkan bisa mengkarakter dalam perkembangan fitrah manusia. Sedangkan kehidupan manusia yang makmur dan bahagia merupakan tujuan atas dikembangkannya fitrah manusia dengan ajaran Islam (Ahid, 2010: 15).

  Pendidikan terutama pendidikan agama Islam merupakan hal yang urgen dalam kehidupan manusia sebagai orang muslim, sehingga manusia dituntut untuk selalu menanamkan pada dirinya untuk berusaha menambah pengetahuannya dan selalu belajar dan belajar hingga akhir hayat serta mengamalkan pengetahuannya yang diperoleh tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Maka diperlukan sebuah proses belajar. Proses belajar sesuai dengan keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Lilik Sriyanti (2013: 24-25) terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dan faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

  Pendidikan utama yang sangat dibutuhkan bagi anak adalah pendidikan agama, dimana hal tersebut secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak. Pendidikan beragama pada anak merupakan awal pembentukan kepribadian, baik atau buruk kepribadian anak tergantung pada orang tua serta lingkungan yang mengasuhnya. Bekal pendidikan agama yang diperoleh anak dari lingkungan keluarga akan memberinya kemampuan untuk mengambil haluan di tengah-tengah kemajuan yang demikian pesat. Keluarga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam mendidik generasi- generasinya untuk mampu terhindar dari berbagai bentuk tindakan yang menyimpang. Oleh sebab itu, perbaikan pola pendidikan anak dalam keluarga merupakan sebuah keharusan dan membutuhkan perhatian yang serius.

  Permasalahannya masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya sebuah pendidikan terutama pendidikan agama Islam. Fakta tersebut terbukti dengan adanya masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan. Pendidikan tidak hanya dilakukan dalam sekolah saja melainkan pendidikan juga bisa dilaksanakan di lingkungan keluarga. Dalam pandangan Islam keluarga menjadi fondasi bagi berkembang majunya masyarakat Islam. Oleh karena itu Islam sangat memberikan perhatian terhadap masalah keluarga. Sejak pra perkawinan sampai kepada memfungsikan keluarga sebagai dinamisator dalam kehidupan anggotanya terutama anak-anak sehingga betul-betul menjadi tiang penyangga masyarakat Islam. Lebih lanjut Zakiah Daradjat mengatakan : “Apabila tiap-tiap keluarga hidup tenteram dan bahagia maka dengan sendirinya masyarakat yang terdiri dari keluarga-keluarga yang bahagia itu akan bahagia dan aman tenteram pula (Ahid, 2010: 96).

  Pendidikan di dalam rumah merupakan pendidikan awal dan utama yang diterima oleh seorang anak sejak dilahirkan. Karena anak mulai belajar berbagai macam hal terutama nilai-nilai, keyakinan, akhlak, dan bersosialisasi. Anak belajar dari kedua orang tuanya, dan mereka menirukan seperti apa yang dilakukan orang tuanya (Helmawati, 2014:48). Jadi, pendidikan di dalam rumah bertujuan untuk membentuk karakter dalam diri anak, karena perilaku anak dapat terbentuk oleh perilaku yang diajarkan oleh orang tunya dan selain itu, pendidikan di dalam rumah juga memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pendidikan anak di sekolah. Selain itu kenyamanan, kedamaian, dan ketentraman hidup seorang anak tergantung kepada keluarganya. Karena sebagai penentu kehidupan anak tersebut apakah diajarkan menuju jalan yang baik atau yang buruk. Karena tanggung jawab orang tua terhadap anak tidak hanya merawat dan membesarkan anaknya namun setiap orang tua harus dapat mencetak anaknya untuk dapat menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.

  Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa paling penting bagi pembentukan kepribadian dan penanaman sifat-sifat dasar. Ini tidak berarti bahwa perkembangan anak terbatas hanya sampai pada tahun-tahun tersebut sehingga tidak ada perubahan sesudah masa itu. Yang dimaksud adalah bahwa dasar-dasar yang paling penting di dalam kehidupan anak diletakkan pada masa-masa tersebut. Keluarga pernah dan masih tetap merupakan pusat pendidikan pertama tempat anak berinteraksi dan memperoleh kehidupan emosional. Keutamaan ini membuat keluarga memiliki pengaruh yang dalam terhadap anak. Keluarga merupakan lingkungan alami yang memberikan perlindungan dan keamanan serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan yang urgen tempat anak memulai hubungannya dengan dunia sekitarnya serta membentuk pengalaman-pengalaman yang membentuknya untuk berinteraksi dengan lingkungan fisik dan sosial (Aly dan Munzier, 2003: 201-203).

  Akan tetapi bagaimanakah jadinya jika dalam keluarga tersebut sangat minim pengetahuannya tentang pendidikan agama Islam. Maka yang terjadi adalah peran dan fungsi pendidikan dalam keluarga belum terlaksana dengan baik. Dalam hal ini yang terjadi pada sebuah kasus di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang adalah minimnya pengetahuan agama Islam pada beberapa keluarga di desa tersebut dikarenakan keluarga tersebut adalah keluarga muallaf. Orang tua adalah orang yang paling berpeluang mempengaruhi peserta didik. Hal itu dimungkinkan karena merekalah yang paling awal bergaul dengan anaknya, paling dekat dalam komunikasi dan paling banyak menyediakan waktu untuk anak terutama ketika ia masih kecil (Umar, 2010: 107).

  Dalam hal ini orang tua juga berkewajiban untuk mendalami pengetahuan agama guna untuk memberikan pengetahuan agama pula terhadap anak.

  Namun kenyataannya yang terjadi pada kasus di desa yang penulis ingin teliti yaitu di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupten Semarang adalah keluarga muallaf yang jika ditelusuri salah satu faktor dominan mengapa mereka memutuskan menjadi seorang muallaf yakni dikarenakan berorientasi pada pernikahan, dan kesadaran yang tumbuh ketika melihat anaknya pandai dalam beribadah. Berdasarkan beberapa fakta di atas diketahui bahwa minimnya pengetahuan agama jika mereka baru menjadi muallaf dan mereka masih mempunyai kewajiban untuk membimbing keluarga bahagia sesuai tuntutan agama Islam. Tidak mudah tentunya bagi seorang muallaf untuk mendidik anaknya dengan ajaran-ajaran agama Islam sesuai yang disyariatkan. Ini tentu menjadi persoalan tersendiri bagi seorang muallaf dalam menerapkan pendidikan agama kepada anaknya.

  Perkembangan dan kematangan jiwa seseorang anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan (Djamarah, 2000: 54). Selain itu juga sebagai orang tua tentunya merupakan kewajiban untuk memberikan pendidikan agama untuk anak, agar mempunyai bekal agama yang kuat untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Maka dengan adanya hal ini diperlukan penelitian yang lebih lanjut dan nantinya dapat dijadikan bahan refleksi diri dan dapat memberikan suatu manfaat. Dengan demikian penelitian ini mengambil judul “PERAN ORANG TUA MUALLAF DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK DI DESA BARUKAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah sejarah muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ?

  2. Bagaimanakah penerapan pendidikan agama Islam pada keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ?

  3. Bagaimana peran orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ?

  4. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ?

  C. Tujuan Penelitian

  Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Mengetahui sejarah muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  2. Mengetahui penerapan pendidikan agama Islam pada keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

  3. Mengetahui peran orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  4. Mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  D. Kegunaan Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang jelas bagi pembaca. Terdapat 2 manfaaat yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu :

  1. Manfaat Teoritis

  a) Dapat mengetahui sejarah tentang muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  b) Mengetahui penerapan pendidikan agama Islam pada keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. c) Dapat mengetahui bagaimana peran orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  d) memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi Dapat keluarga yang diteliti yakni keluarga muallaf tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam keluarga.

  2. Manfaat Praktis

  a) Bagi muallaf, sebagai pembelajaran untuk lebih meningkatkan ilmunya dalam bidang keagamaan terkait dengan ajaran-ajaran agama Islam agar dapat memberikan pendidikan kepada anaknya secara maksimal.

  b) Bagi tokoh agama, guru ngaji, dan pihak yang terkait untuk lebih memperhatikan keluarga muallaf dan memberikan bantuan moral berupa pendidikan agama agar keluarga muallaf mampu menjalankan segala perintah agama Islam dengan baik.

  c) Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain di bidang terkait.

E. Definisi Operasional

  Agar tidak menimbulkan kesalahan pemahaman terhadap pokok masalah yang dimaksud maka sebelumnya penulis menguraikan tentang batasan pengertian yang dimaksud dalam judul ini adalah :

  1. Peran Peran berarti pemain sandiwara (film). Peran juga bisa berarti watak (peran yang utama ditentukan oleh ciri-ciri individual yang sifatnya khas dan istimewa). Kata peran mempunyai arti fungsi, kedudukan, bagian kedudukan (Ahmad Maulana, dkk, 2003:392).

  Dari pengertian di atas istilah peran yang dimaksud di sini yaitu yang memegang pimpinan utama, yang mempunyai ciri-ciri individual yang sifatnya penting dan utama. Dalam hal ini yang memegang peran tersebut adalah orang tua muallaf. Dalam keluarga sangat penting dalam menanamkan pendidikan agama Islam karena menjadi pondasi dalam sebuah keluarga mendidik anaknya. Akan tetapi bagaimana jika orang tua muallaf yang mempunyai pengetahuan agama sangat minim. Maka hal inilah yang akan diteliti oleh penulis.

  2. Orang Tua Muallaf Orang tua dapat diartikan sebagai orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Tim

  Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005:802). Sedangkan muallaf adalah orang yang baru masuk Islam (KBBI, 2008: 1021).

  Menurut penulis sendiri orang tua muallaf adalah orang tua yang baru masuk Islam yang bertanggung jawab atas perkembangan anak dan mengemban tugas terhadap keberhasilan dengan segala upaya, usaha, didikan, dan bimbingan yang dilakukan agar nantinya dapat tercapai keinginan dan cita-cita terhadap anak dimasa depan.

  3. Pendidikan Agama Islam Menurut Zakiyah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai tujuan hidup. Sedangkan menurut A. Tafsir, pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004: 130).

  Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi dikatakan bahwa “Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.” Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnyakesatuan dan persatuan bangsa (Abdul Rachman Shaleh, 2005: 7).

  4. Anak Anak adalah manusia yang masih kecil (Tim Penyusun Kamus

  Pusat Bahasa, 2005:41). Individu yang membutuhkan bimbingan, didikan, ajaran dan asuhan oleh orang tua agar dapat membentuk pribadi yang seutuhnya dan dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

F. Kajian Penelitian Terdahulu

  Setelah penulis melaksanakan penelusuran yang membahas mengenai peran orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam maka penulis telah menemukan beberapa referensi khususnya dari skripsi dan beberapa buku. Diantaranya yang dapat dijadikan sumber kajian penelitian terdahulu sebagai berikut:

  Skripsi Mutoharoh (2016) Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Yang menulis dengan judul “Pola Asuh Nenek dan Implikasinya Terhadap Akhlak Anak di Dusun Ngrawing, Desa Ngambakrejo, Kec. Tanggungharjo, Kab. Grobogan. Yang melatar belakangi penulis dalam penelitian ini yaitu orang tua seharusnya mendidik dan mengasuh anaknya, tetapi pada zaman sekarang orang tua yang tidak ada atau karena suatu hal lebih mempercayakan pengasuhan anak kepada nenek. Nenek merupakan sumber kasih sayang kepada cucunya. Di sisi lain pola asuh yang diterapkan nenek jadi salah, karena perbedaan zamanlah yang membedakannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana pola asuh yang digunakan nenek di Dusun Ngrawing, Desa Ngambakrejo, Kec. Tanggungharjo, Kab.

  Grobogan tahun 2016 ? 2) Bagaimana penanaman nenek terhadap akhlak anak di Dusun Ngrawing, Desa Ngambakrejo, Kec. Tanggungharjo, Kab.

  Grobogan tahun 2016 dan 3) Bagaimana implikasi akhlak anak yang berada dalam pengasuhan nenek di Dusun Ngrawing, Desa Ngambakrejo, Kec. Tanggungharjo, Kab. Grobogan tahun 2016 ?.

  Skripsi Faiz Khuzaimah (2016) Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Yang menulis dengan judul ”Pendidikan Agama Islam Pada Anak Nelayan Rawa pening di Desa Rowoboni, Kab.

  Semarang tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan agama Islam pada anak nelayan Rawa Pening di Desa Rowoboni, Kab. Semarang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pendidikan agama Islam pada anak nelayan di Desa Rowoboni ? 2) Kendala apa yang dihadapi keluarga dalam pendidikan agama Islam pada anak nelayan Rawa Pening di Desa Rowoboni ? 3) Bagaimana upaya orang tua memenuhi kebutuhan pendidikan agama Islam anak nelayan di Desa Rowoboni ?

  Berdasarkan kajian penelitian di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan yang peneliti lakukan, persamaannya membahas tentang pendidikan agama Islam pada anak, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek penelitian yang diteliti, yang mana dalam penelitian ini merupakan keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

G. Sistematika Penulisan Penelitian

  Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, kajian penelitian terdahulu, serta sistematika penulisan. Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan mengarah aktivitas penelitian.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA bab ini membahas tentang peran orang tua muallaf yang meliputi : pengertian orang tua muallaf, macam- macam muallaf, motif seseorang menjadi muallaf, tanggung jawab orang tua terhadap anak. Pendidikan Agama Islam yang meliputi : pengertian pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, fungsi pendidikan agama Islam, dan ruang lingkup pendidikan agama Islam.

  Peran orang tua dalam pendidikan agama anak. Serta perbedaan pola asuh orang tua muslim dengan orang tua muallaf terhadap anak yang meliputi : pola asuh orang tua muslim terhadap anak, pola asuh orang tua muallaf terhadap anak, dan titik beda antara pola asuh orang tua muslim dan orang tua muallaf terhadap anak.

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN membahas tentang metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.

  BAB IV PEMBAHASAN pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang paparan data dan analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data. Dalam paparan data membahas tentang gambaran tempat meliputi, letak geografis Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, keadaan penduduk, keadaan sosil budaya, keadaan sosial pendidikan, sarana prasarana, struktur organisasi Desa Barukan dan temuan data berupa karakteristik keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Sedangkan dalam analisis data untuk menjawab rumusan masalah tentang muallaf, pendidikan agama Islam dalam keluarga muallaf, peran orang tua muallaf dalam meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak, serta faktor pendukung dan faktor penghambat pendidikan agama dalam keluarga muallaf di Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  BAB V PENUTUP penulis menjabarkan pada bab ini dengan mengurutkan kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Orang Tua Muallaf 1. Pengertian Orang Tua Muallaf Orang tua sebagai individu-individu yang mengasuh, melindungi,

  dan membimbing anak dari bayi hingga tahap dewasa dan memberikan tanggung jawab dan perhatian yang mencakup pendidikan intelektual dan moral (Fajar, 2011: 10). Menurut Hurlck dalam Muallifah (2009: 44) pengasuhan orang tua berfungsi untuk memberikan kelekatan dan ikatan emosional atau kasih sayang antara orang tua dan anaknya, juga penerimaan dan tuntunan dari orang tua. Cara orang tua dalam mengasuh anak termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai-nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dapat dijadikan sebagai contoh atau panutan bagi anaknya.

  Menurut bahasa,

  mu’allafati qulubuhum artinya adalah orang-

  orang yang lemah hatinya. Adapun yang dimaksud dengan istilah ini adalah orang-orang yang dibujuk hatinya, atau orang yang baru masuk Islam, yang dengan demikian iman mereka masih lemah dan perlu pembinaan lebih lanjut. Karena itu mereka termasuk delapan golongan asnaf (kelompok) yang berhak menerima zakat (QS. At-Taubat, 9: 60).

  Syarifuddin (2003:49) menyatakan bahwa muallaf secara leksikal berarti orang-orang yang diijinkan hatinya untuk tetap berada dalam Islam. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) muallaf adalah orang yang baru masuk Islam (KBBI, 2008: 1021). Jadi orang tua muallaf adalah dua atau lebih dari dua individu yang baru masuk Islam yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain.

2. Macam-macam Muallaf

  Menurut Madzhab Syafi’i muallaf itu ada empat yaitu sebagai berikut : a) Orang yang baru masuk Islam dan imannya masih lemah.

  b) Orang Islam berpengaruh yang diharapkan bisa menarik kaumnya untuk masuk Islam.

  c) Orang Islam yang berpengaruh terhadap orang kafir. Dengan pengaruh itu kaum muslimin dapat terhindar dari kejahatan orang kafir.

  d) Orang yang menolak kejahatan orang anti zakat (Al Hafidz, 2002: 184- 185).

  Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga muallaf, terdapat beberapa macam keluarga muallaf yaitu sebagai berikut 1) Keluarga muallaf terdiri dari suami muallaf dan istri muslimah.

  Proses suami menjadi muallaf terjadi sebelum atau sesudah menikah. Suami yang menjadi muallaf sebelum pernikahan, karena dia mengikuti ajaran agama istrinya agar proses pernikahan dapat berlangsung secara Islami dan mendapatkan restu orang tua dari sang istri.

  2) Keluarga muallaf terdiri dari istri muallaf dan suami muslim.

  Model keluarga muallaf yang inipun mempunyai alasan sama seperti model keluarga muallaf yang pertama. Istri menjadi muallaf sebelum pernikahan karena agar bisa menjalankan proses pernikahan secara Islami dan mendapat restu dari orang tua suami. Istri yang menjadi muallaf sesudah pernikahan karena mendapatkan hidayah setelah menjalani kehidupan berumah tangga bersama suaminya.

3. Motif Seseorang menjadi Muallaf

  Terdapat beberapa motif seseorang memutuskan menjadi muallaf yaitu sebagai berikut : a. Pernikahan.

  Mayoritas seseorang menjadi muallaf karena mtif pernikahan. Sepasang calon suami istri yang salah satunya non muslim dan mendapatkan jodoh seorang muslim memutuskan untuk mengikuti keyakinan calon suami atau istrinya dengan menjadi muslim.

  b. Belajar dan menemukan secara keilmuan.

  Muallaf ini biasanya adalah pelajar, atau mereka cendekia yang memang dari akademis, mereka menemukan hidayah setelah mereka belajar dan mempelajari Islam. Kasus ini banyak terjadi para misionaris dengan misi kristenisasi. Dengan sengaja mereka mempelajari Islam untuk mencari kelemahan Islam. Para misionaris mempelajari al-

  Qur’an dan memahami kandungannya sehingga menemukan perbedaan dan kejanggalan yang ada pada kitab agama yang dianutnya (alkitab). Pada akhirnya mereka menemukan kebenaran yang hakiki pada Islam dan memutuskan untuk memeluk Islam.

  c. Pengalaman pribadi yang menyentuh.

  Pengalaman pribadi beragama seseorang yang menyentuh seperti mendengar lantunan ayat suci al-Quran, mendengar lantunan adzan, dan lain-lain menjadi jaln hidayah seseorang menjadi muallaf. Allah SWT memberikan hidayahnya melalui ayat-ayat suciNya. Lantunan ayat suci al-Quran dan adzan terasa menggetarkan siap saja yang mendengarkannya penuh dengan penghayatan. Tidak terkecuali para non muslim yang mendengarnya dan bergetar hatinya sehingga mereka memutuskan untuk menjadi muslim (Saiful Amin Ghofur, 2010: 31-36).

4. Tanggung jawab orang tua terhadap anak

  : ملسو ويلع الله ىّلص يبنلا لاق قَح ىلَع ِدَلَىْلا هِدِلاَو وَمْسِا َهِسْح ي ْنَا

  َهِسْحُيَو وَعِضْىَم وَبَدَا َهِسْحُيَو

  )ىقهيبلا هاور(

  Artinya : ’’Hak anak terhadap orang tuanya adalah membaguskan namanya, memperindah tempatnya, dan memperbaiki pendidikannya’’ (HR. Baihaqi) Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab kepada anak- anaknya menurut hadis di atas tugas orang tua terhadap anaknya yaitu memberikan nama yang bagus, memperindah tempatnya, dan memperbaiki pendidikannya. Hendaknya setiap orang tua memperhatikan sepenuhnya perkembangan serta masa depan anak-anaknya, masa depan yang bukan hanya berorientasi pada kehidupan duniawi namun yang terpenting adalah sukses hingga akhiratnya. Dengan demikian orang tua tidak boleh egois hanya mementingkan diri sendiri misalnya memaksakan kehendak orang tua terhadap anak dalam hal pendidikan padahal hanya untuk kepentingan riya atau sombng terhadap orang lain. Karena yang menetukan baik atau tidak baiknya anak tergantung dari orang tua dalam mendidik. Dan orang tuanyalah yang akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak.

B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Mengenai pengertian Pendidikan Agama Islam banyak pakar yang memberikan definisi, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Prof. Dr.

  Zakiyah Darajat yaitu : a. Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

  b. Agama Islam ialah pendidikan yaang dilaksanakan Pendidikan berdasarkan ajaran agama Islam.

  c. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, mengkhayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat (Zakiyah Darojat dalam Abdul Rachman Shaleh, 2005: 6).

  Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi dikatakan bahwa “Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.” Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnyakesatuan dan persatuan bangsa (Abdul Rachman Shaleh, 2005: 7).

  Pendidikan Agama Islam menurut Sahilun A. Nasir seperti yang dikutip oleh (Syafaat 2008: 15) adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Sehingga ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental. Sedangkan menurut M. Arifin seperti yang dikutip oleh Syafaat (2008: 16) mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah proses yang mengarahkan manusia terhadap kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar). Pendidikan Agama Islam adalah usaha memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (Achmadi, 2000:20).

  Menurut Djumransjah (2007: 19-20), definisi Pendidikan Agama Islam adalah:

  a) Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam.

  b) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

  c) Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar), baik secara individual maupun secara kelompok sehingga manusia mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar. Ajaran utuh meliputi aqidah (keimanan), syari’ah (ibadah, muamalah) dan akhlak (budi pekerti). Dengan keimanan yang benar memimpin ke arah budi pekerti luhur (akhlak mulia), dan akhlak mulia memimpin manusia ke arah manusia mendalami hakikat, dan menuntut ilmu yang benar, sedangkan ilmu yang benar memimpin manusia ke arah amal sholeh.

  Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan atau asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya pandangan hidup. Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan. Kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak karimah yang menjadikan pedoman dalam kehidupan agar dapat bertindak sesuai dengan yang disyariatkan oleh agama.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

  Setiap proses yang dilakukan dalam pendidikan harus dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan. Tujuan pendidikan secara umum adalah mewujudkan perubahan positif yang diharapkan ada pada peserta didik setelah menjalani proses pendidikan, baik perubahan pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun pada kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana subjek didik menjalani kehidupan (Roqib, 2009: 25).

  Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Fadlil Al- Jamaly dalam Soebahar (2002) adalah sebagai berikut:

  1. Mengenalkan manusia akan peranannya diantara sesame (makhluq) dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup.

  2. Mengenalkan manusia akan interaksi social dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.

  3. Mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajar mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mngambil manfaat dari alam tersebut.

  4. Mengenalkan manusia akan penciptaan ini (Allah) dan memerintahkan beribadah kepadanya (Soebahar, 2002: 20).

  Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dri tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu : a) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agam Islam. b) Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.

  c) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran agama Islam.

  d) Dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami, dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai- nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Muhaimin, 2004: 78).

  Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur, akhlaq yang mulia, serta memiliki pengetahuan yang luas tentang ajaran agama Islam dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan seharai-hari.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

  Dari beberapa definisi yang dicermati dalam Pendidikan Agama Islam, maka fungsi pendidikan agama Islam adalah untuk menghasilkan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah di dunia dan kehidupan indah di akhirat serta terhindar dari siksaan Allah yang Maha pedih (Ramayulis, 2008: 27). Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai suatu usaha atau aktifitas manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri yaitu potensi rohani (pikir, karsa, rasa) dan jasmani (panca indra dan keterampilan atau skill)

  Menurut Darajat berpendapat dalam bukunya Metodik khusus pengajaran Agama Islam bahwa : a. Menanam tumbuhkan rasa keimanan yang kuat .

  b. Menanam kembangkan kebiasaan (Habit Varming) dalam melakukan amal ibadah, amal shaleh, dan akhlak yang mulia.

  c. kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar Menumbuh sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia (Darajat, 2011: 174).

  Dari beberapa pendapat ahli di atas mengenai fungsi pendidikan agama Islam, maka penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, serta sebagai wahana pengembangan sikap religious dengan mengamalkan apa saja yang didapat dari pross pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

  Konsep pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan dan mementingkan segi akidah (keyakinan), ibadah (ritual), dan akhlaq (norma-etika) saja, tetapi jauh lebih luas dan dalam dari pada semua itu (Roqib, 2009: 22). Para pendidik Islam pada umumnya memiliki pandangan yang sama bahwa pendidikan Islam mencakup berbagai bidang: 1) Bidang keagamaan. 2) Akidah dan amaliah. 3) Akhlaq dan budi pekerti. 4) Fisik-biologis, eksak, mental-psikis dan kesehatan.

  Ruang lingkup pendidikan / pengajaran agama Islam ini harus memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, maka pengajaran agama Islam, sebenarnya harus berarti pengajaran tentang tata hidup yang berisi pokok yang akan digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini dan untuk menyiapkan kehidupan yang sejahtera di akhirat nanti (Daradjat, 2011: 60).

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIM BOL-SIM BOL WALIMATUL 'U R SY DI DESA CAN DIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd

0 1 147

PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TEND AS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 87

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 142

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI DUSUN KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 96

PERAN KEGIATAN DZIKIR DAN TAHLIL DALAM MENUMBUHKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DAN SPIRITUAL UMAT ISLAM DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 182

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 71 DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 126

KONSEP IKHLAS DALAM KITAB MINHAJUL ABIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 100

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNA LARAS DI SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 158