HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SALATIGA

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh :

Nur Azizah

NIM: 111 13 108

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTTO

“ Wajib menjaga ilmu laksana orang menjaga harga diri dan kehormatannya.

  

Siapa yang mengemban ilmu kemudian ia titipkan kepada orang yang bukan

ahlinya karena kebodohannya maka ia akan mendzolimimya. Barangsiapa belum

merasakan pahitnya belajar walau sebentar, maka ia akan merasakan hinanya

kebodohan sepanjang hidupnya”

  

( kitab Diwan Al-Imam Asy- Syafi’i)

  PERSEMBAHAN

  Puji Syukur kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat seta karuniaNya, Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Ayah (Salim) dan Ibu (Chotimah), yang senantiasa mendo’akan, membimbing, menasehati, serta mencurahkan segala kasih sayangnya, turut juga adik saya adinda Rofi’ati khoiriyah.

  2. Keluarga besar mashuri, kepada mamak ( Umayah), almarhum bapak (Basori), almarhumah nenek ( Siti Rehanah) yang juga sebagai motivasi bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini, yang telah merawat sedari kecil,menjadikan orangtua kedua bagi saya selama ini.

  3. Bapak Drs. H. Wahyudhiana, MM.Pd yang senantiasa dengan sabar dan telaten telah membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

  4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. yang telah membimbing dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.

  5. Bapak Haris Wahyudi, Bapak Martana, Ibu Aprilia,, para guru dan staff serta seluruh warga SMN 1 Salatiga, yang telah membantu dan mendukung selama penelitian berlangsung.

  6. Sahabat-sahabat dekat saya, Atika Norwida lestari, Annisa Rahmi, Letty Andrias, Ajeng Virga Maro, Nanda Dwi Putri, yang senantiasa selalu memberikan semangat dan motivasi.

  7. Teman-teman PPL SMK N 1 Salatiga dan seluruh teman-teman seperjuangan FTIK PAI angkatan 2013.

  8. Teman-teman KKN Dusun Mantenan Desa Giyanti, Kec. Candimulyo yang telah memberikan motivasi.

  9. Seluruh Mahasiswa IAIN Salatiga angkatan 2013

  10. Rido Dwi Surya,Pria yang selalu mendukung, memotivasi dan menyemangati saya sejak awal menjadi mahasiswa IAIN hingga saat ini

  Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh

  Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2017.

  Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Agung Muhammad saw., kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan, yang mana beliaulah yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang seperti saat ini, melalui ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag., selaku dosen Pembimbing Akademik 5. Bapak Drs. H. Wahyudhiana, MM.Pd., selaku dosen Pembimbing skripsi.

  

ABSTRAK

  Azizah, Nur. 2017. Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Prestasi Belajar

  Siswa Kelas X SMK N 1 Salatiga Tahun 2017 . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Pembimbing: Drs. H. Wahyudhiana, M.M.Pd. Kata Kunci: Hubungan, Keharmonisan Keluarga, Prestasi Belajar

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keharmonisan

  

keluarga dengan prestasi belajar siswa smk n 1 salatiga tahun 2017. Rumusan

  masalah pada penelitian ini. 1) Bagaimana keharmonisan keluarga pada orang tua siswa kelas X SMK N 1 Salatiga tahun 2017? 2) Bagaimana prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 Salatiga Tahun 2017? 3) Adakah hubungan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa SMK N 1 Salatiga tahun 2017?

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menekankan analisis

  

pada data –data numerikal atau angka . Analisis data menggunakan analisis statistik

  deskriptif dengan pengumpulan data melalui angket,dan dokumentasi dan dengan teknik pengambilan sampel secara acak (random sampling). Sampel penelitian ini 40 siswa kelas X semester 2 SMK N 1 Salatiga. Yang selanjutnya hasil data diolah dengan rumus persentase dan korelasi product moment.

  Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa: 1) keharmonisan keluarga siswa SMK N 1 Salatiga tahun 2017 termasuk dalam kategori sangat tinggi mencapai 15%, kategori tinggi mencapai 35%, kategori sedang 27.5%,dan kategori rendah 22.5% 2) prestasi belajar siswa SMK N 1 Salatiga tahun 2017 termasuk dalam kategori sangat tinggi mencapai 17.5%, kategori tinggi mencapai 32.5%, kategori sedang mencapai 22.5% dan kategori rendah mencapai 27.5% 3) Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus product moment diperoleh hasil r xy

   (0,403) dalam taraf signifikasi 1%. Dengan

  (0,579) lebih besar dari nilai r tabel ditemukan angka signifikan, maka hipotesis penelitian berbunyi ada hubungan positif antara variabel keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, sehingga hipotesis dapat diterima atau dibuktikan.

  DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Fokus Penelitan ............................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian.. ....................................................................... 7 E. Hipotesis Penelitian……………………………………………8 F. Penegasan Istilah ............................................................................ 8

  G.

  Teori Teori Belajar……………………………....…………...37

  E. Instrumen Penelitan. .................................................................... 46

  D. Populasi Dan Sampel. .................................................................. 45

  ekatan dan Rancangan Penelitan……………………….....44

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian .................................................................. .44 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................... ..44 C. Pend

  5. F aktor Pengaruh Pretasi Belajar………………………...…...40

  4. Tujuan Belajar………………………………………....……..40

  3. Prinsip Bel ajar……………………………………....………..38

  1. Definisi Prestasi Belajar……………………....……………...34 2.

  Penelitian Terdahulu…………………………………………..…12 H. Sistematika Penulisan…………………………………………14

  B. Pre stasi Belajar………………………………....……………….34

  5. Keluarga Sakinah .................................................................... 38

  4. Faktor Pengaruh Keharmonisan Keluarga .............................. 31

  3. Aspek Keharmonisan Keluarga............................................... 28

  2. Syarat Keharmonisan Keluarga............................................... 24

  1. Definisi Keharmonisan Keluarga ............................................ 15

  

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN A. Keharmonisan Keluarga .............................................................. 15

  F. Uji Coba Instrumen Penelitian. .................................................... 50

  G. Metode Pengumpulan Data. ......................................................... 51

  H. Teknik Analisis Data. .................................................................. 52

  BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga ......... .................................55

  1. Perkembangan SMK N 1 Salatiga .......................................... 55

  2. Bangunan Fisik SMK N 1 Salatiga .................................... 57

  3. Fasilitas Sekolah ................................................................. 62

  4. Keadaan Guru dan Siswa………….....……////………………….67

  5. Interaksi Sosial………………………………….......…………….71

  6. Pelaksanaan Tata Tertib ..................................................... 74

  7. Bidang pengelolaan dan Admin ......................................... 74

  B. Analisis Data ................................................................................ 74

  1. Analisis Keharmonisan Keluarga. ...................................... 75

  2. Analisis Prestasi Belajar. .................................................... 83

  C. Analisis Pengolahan Data ............................................................ 90 D.

  Analisis Uji Hipotesis……………….......………………………94

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................... ..... ................. 95 B. Saran-saran ................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL TABEL 1 : Indikator Keharmonisan Keluarga…………………….47 TABEL 2 : Analisis Validitas Keharmonisan Keluarga……………49

TABEL 3 : Daftar Nama Guru………………………………………66

TABEL 4 : Petunjuk Penilaian Angket……………………………...74

TABEL 5 : Skor Angket Keharmonisan Keluarga…………………75

TABEL 6 : Interval Keharmonisan Keluarga………………………78

TABEL 7 : Interval dan Nominasi Keharmo nisan Keluarga………78

TABEL 8 : Skor dan Kategori Keharmonisan Keluarga…………...79

TABEL 9 : Prosentase Keharmonisan Keluarga……………………81

TABEL 10 : Prestasi Belajar Siswa…………………………………..82

TABEL 11 : Interval Nilai Siswa……………………………………..85

TABEL 12 : Skor dan Kat egori Prestasi Belajar……………………86

TABEL 13 : Koefisien antara Keharmonisan Keluarga dan Prestasi

Belajar Siswa……………………………………………..90

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sosialisasi primer yang artinya lingkungan

  masyarakat pertama yang dikenal seseorang ketika lahir. Sebagai media sosialisasi primer, sudah tentu keluargalah yang paling berpengaruh membentuk karakter dalam diri seseorang. Bagaimana orang itu hidup, bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat, bagaimana menyelesaikan masalah, dan semua hal yang berkaitan langsung dengan kehidupan kita adalah karena faktor keluarga.

  Banyak orang yang sukses dalam hidupnya adalah karena pendidikan dalam keluarganya yang selalu mengajarkan cara cara yang baik dan benar dalam menjalani hidup. Namun banyak pula orang yang hidupnya hancur dan berantakan juga karena pendidikan dalam keluarganya yang mengajarkan cara cara yang tidak sesuai dengan tata cara yang berlaku.

  Keluarga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Melalui perlakuan dan perawatan yang baik dari orang tua anak dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis, maupun kebutuhan sosio-psikologisnya. Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dasarnya, maka ia cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat.

  Anak adalah amanah Allah Swt yang dititipkan kepada orang tua. Sebagai amanah, kehadiran anak ditengah keluarga harus di syukuri. Salah satu cara mensyukuri anak adalah orang tua mendidiknya dengan baik agar menjadi generasi yang berkualitas. Mendidik anak di dalam keluarga harus didasari dengan kasih sayang. Kasih sayang orang tua akan menjadikan anak merasa nyaman bersama keluarga.

  Salah satu fungsi dan tanggung jawab orang tua yang mendasar terhadap anak adalah memperhatikan pendidikannya dengan serius.

  Memperhatikan pendidikan anak, bukan hanya sebatas memenuhi perlengkapan belajar anak atau biaya yang dibutuhkan. Melainkan yang terpenting adalah memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi kepada anak, agar anak berprestasi dalam belajar. Oleh karena itu, kedua orang tua bertanggungjawab dalam memperhatikan pendidikan anak, baik perlengkapan kebutuhan sekolah atau belajar maupun dalam kegiatan belajar anak.

  Pola pendidikan berbasis keteladanan dalam keluarga sangat menentukan kepribadian anak pada masa depan, semakin banyak keteladanan yang di berikan oleh keluarga kepada anak, semakin kuat pengaruh hal-hal posotif terhadap pembentukan kepribadiannya.

  Keluarga merupakan hal yang lebih penting dalam hidup ini, karena di sinilah dasar kepribadian anak dibentuk. Menurut transaksi yang berlaku di dalam keluarga, anak-anak membentuk gagasan-gagasan (pikiran) tentang kehidupan bagi dirinya sendiri untuk berhubungan dengan orang lain, suatu cita cita yang akan membentuk prinsip-prinsip yang menuntun dalam hidup seseorang anak di sepanjang hayat. Jika situasi kehiduapn keluarga dapat mengembangkan iklim yang membuka kesempatan kepada anak untuk memperoleh perasaan ikut memiliki, maka sikap tidak mampu menyesuaikan diri dan penyakit jiwa tak akan terjadi dalam diri anak.

  Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dalam pendidikan nilai- nilai kehidupan, baik nilai agama maupun nilai social budaya. Kasih sayang orang tua yang diberikan kepada anak merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan produktif. Kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi mental dan kepribadian anak.

  Seorang anak akan memiliki kepribadian kurang baik apabila di dalam keluarga kurang harmonis. Kehidupan keluarga sering terjadi suatu permasalahan dan orang tua dapat mengendalikan emosionalnya dan mementingkan ke egoisannya masing-masing, sehingga masalah orang tua akan menjadi besar dan memicu konflik yang berkepanjangan dan pada akhirnya orang tua bercerai. Perceraian tersebut akan membuat kepribadian anak menjadi terganggu. Pada akhirnya anak akan menjadi korban dari orang tuanya dan mereka bingung akan ikut dengan siapa. Kasih sayang dari keluarga juga berkurang sehingga anak tidak bisa merasakan kehangatan kasih sayang dalam sebuah keluarga. Kondisi sebaliknya ada keluarga yang harmonis akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih khusus lagi bagi pendidikan anak. Sebuah keluarga yang harmonis akan menciptakan suatu hubungan yang anggota keluarganya saling menghormati, menghargai, tentunya orang tua memberikan perhatian terhadap anak. Bukan hanya perhatian dalam hal kasih sayang tetapi juga memperhatikan pendidikan anak.

  Keharmonisan keluarga yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga (Basri, 1996:111). Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tugas seorang Ayah adalah memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, agar seorang anak anak menjadi sukses.

  Apabila keluarga kita menjadi sukses,maka kebutuhan hidup dalam keluarga akan terpenuhi.

  Prestasi adalah hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan (Yamin, 2007:232). Sedang belajar merupakan proses internal yang kompleks yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Mudjiono, 2006:18).

  Menurut hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National Parent Teacher, yang juga dikutip oleh Slameto, menyimpulkan tentang manfaat peran dan perhatian orang tua, terutama ayah, hubungannya dengan pendidikan anak, adalah: makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio-emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering mendapat nilai A (9- 10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler, menyelesaikan PR dengan tepat, bersikap lebih positif terhadap sekolah,

  Sebenarnya keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, namun disini keluarga hanya mendorong siswa, melatih kemandirian siswa.

  Kemandirian bukan berarti tanpa dukungan dari orang lain, namun kemandirian adalah usaha untuk menjalankan atau melaksanakan segala pekerjaan dengan mengandalkan kemampuan sendiri dengan dukungan dan dorongan dari orang lain. Serta tentunya dukungan dari orang tuanya.

   Menurut penulis, adanya prestasi belajar yang baik salah satunya adalah dari faktor keharmonisan keluarga yang baik, dengan adanya keharmonisan keluarga, maka berpengaruh pada prestasi akademik maupun non-akademik anak. Keadaan keluarga yang sehat dan bahagia memberikan dorongan,sedangkan hubungan yang tidak sehat dan tidak bahagia menimbulkan ketegangan emosional yang biasanya memberi efek yang buruk pada kemampuan berprestasi. Dan dengan adanya fenomena perbedaan pendapat bahwa keharmonisan keluarga inilah yang membuat semakin yakin untuk segera melakukan penelitian selanjutnya.

  Berdasarkan latar belakang di atas peniliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2017 ”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah keharmonisan keluarga pada orang tua siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017?

  2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017?

  3. Adakah hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tentang :

  1. Keharmonisan keluarga orang tua siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017

  2. Prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017

  3. Hubungan yang positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017

D. Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat teoritis atau manfaat praktis,yaitu :

  1. Manfaat Teoritis

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

  b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah dunia pustaka tentang keharmonisan keluarga dan prestasi belajar siswa.

  c. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

  2. Manfaat Praktis

  a. Memberikan masukan kepada orang tua siswa agar dapat menciptakan keharmonisan keluarga yang dapat menimbulkan dan meningkatkan prestasi belajar anak.

  b. Untuk memberikan masukan kepada guru untuk dapat ikut mendorong prestasi belajar siswa sehingga akan tercapai prestasi belajar yang optimal.

E. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan suatu kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan , atau diuji kebenarannya (Arikunto, 1998:20). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017.

F. Penegasan Istilah

  Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independent (variabel bebas) yaitu keharmonisan keluarga (X). Variabel dependent (variabel terikat ) yaitu prestasi belajar siswa (Y).

  Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

  1. Keharmosian Keluarga Keharmonisan adalah Adanya keseimbangan, keserasian, saling pengertian dan saling memahami serta keteraturan. Gunarsa berpendapat bahwa keharmonisan berasal dari kata “harmonis” yang artinya adalah selaras, serasi, atau hal/keadaan yang selaras atau serasi dalam rumah tangga.

  Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan,menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan dan itu terkandung peran dan fungsi orang tua dalam keluarga (Shahib, 199817-18). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:536) memberikan definisi bahwa keluarga yaitu ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah.

  Basri (1996:111) memberikan teori tentang keharmonisan keluarga,yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf , tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga.

  Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa keharmonisan keluarga adalah keserasian antara ibu , bapak, beserta anak yang hidup pada tempat tinggal yang sama ,yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf,taat mengerjakan ibadah , berbakti pada yang lebih tua dan masing-masing anggota keluarga merasakan adanya ikatan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan serta mampu memenuhi dasar keluarga.

  Indikator-indikator variabel keharmonisan keluarga, yaitu:

  a. Anggota keluarga tidak terjadi saling berselisih termasuk juga dengan masyarakat (rukun).

  b. Anggota keluarga saling membantu, memiliki waktu yang cukup untuk keluarga dan masyarakat.

  c. Anggota keluarga menaati peraturan yang ada. d. Anggota keluarga memberikan maaf kepada orang lain, saling tolong menolong orang lain dalam kebaikan tanpa mengharapkan imbalan.

  e. Anggota keluarga taat beribadah, berbakti kepada kedua orang tua.

  f. Memanfaatkan waktu luang dan mencintai ilmu pengetahuan.

  g. Memberikan perhatian antar anggota keluarga dan saling menyempurnakan.

  2. Prestasi Belajar Prestasi erat kaitannya dengan penguasaan seseorang mengenai suatu hal yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan. Prestasi dilambangkan dalam bentuk nilai yang berwujud angka atau huruf.

  Prestasi adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan (Yamin, 2007:232).

  Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991 : 2). Lebih lanjut menurut Tohirin (2005 : 151) menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu..

  Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilam yang di kembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang di berikan oleh guru. Tes ini bukan hanya untuk mengukur kemampuan individual melainkan juga untuk mengevaluasi keefektifan suatu program pembelajaran. Dari skor tersebut dapat di peroleh informasi ketrampilan yang telah diperoleh peserta didik. Dengan demikian, prestasi belajar memiliki fungsi untuk mengukur capaian kompetensi tertentu.

  Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi. Prestasi dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar di kelas serta merupakan perwujudn dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima pelajaran. Prestasi belajar juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

  Perlu diketahui bahwa proses belajar guna mencapai prestasi belajar yang diharapkan itu, terkadang sulit diketahui dengan jelas kaitannya dengan hal ini. Drs. M. Ali dan kawan-kawan, menerangkan bahwa prestasi belajar yang baik pada umumnya ditandai dengan adanya : a. Retensi, yaitu semacam kemampuan keberhasilan belajar pada dirinya terdapat perubahan perilaku yang berupa sikap positif terhadap apa yang dipelajarinya.

  b. Internalisasi adalah kemampuan yang telah dihayati, sehingga merupakan bagian dirinya sendiri. c. Transfer, yaitu pemindahan keberhasilan belajar dari mata pelajaran atau bidang studi yang lain atau kehidupan di luar lingkungan sekolah (Winkel, 1984:15) G.

Telaah Pustaka

  Kajian tentang hubungan keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar memang bukan pertama kali oleh para penulis, terutama penelitian jurnal maupun skripsi. Sejauh peneliian yang dilakukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, berikut kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat oleh penulis sebagai acuan.

  Pertama, penelitian yang berkaitan dengan keharmonisan keluarga penulis merujuk pada skripsi yang ditulis oleh Munjiatun mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN

  SALATIGA tahun 2016 yang berjudul “Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar siswa kelas IX di SMP N 2

Suruh Kabupaten Semarang”. Pada penelitian ini membahas mengenai keharmonisan keluarga mempengaruhi motivasi belajar siswa,kemudian

  setelah diuji menggunakan metode survey dengan teknik korelasi, subyek penelitian sebanyak 52 responden dengan menggunakan dengan menggunakan teknik pengambilan cluster sampling. Pengambilan data dengan menggunakan instrument angket, wawancara, dan observasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa.Skripsi penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh saudara Munjiatun yakni sama-sama membahas tentang keharmonisan keluarga.Namun ada pula yakni yang membedakannya terletak pada pengaruhnya terhadap prestasi belajar, sedangkan pada skripsi saudari Munjiatun pengaruhnya terhadap motivasi belajar.

  Kajian kedua, penulis merujuk pada skripsi saudara Taufiqurrahman.Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Progdi PAI IAIN Salatiga pada tahun 2010 yang berjudul “ HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI ( STUDI KASUS SISWA SD NEGERI BUGEL 02 SALATIGA TAHUN

  PELAJARAN 2010)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasi serta menggunakan metode angket dan dokumentasi.Dan temuan ini disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa.Skripsi penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh saudara Munjatun yakni sama-sama membahas tentang keharmonisan keluarga.Namun ada pula yakni yang membedakannya terletak pada hubungannya dengan prestasi belajar, sedangkan pada skripsi saudari Munjiatun hubungannya dengan motivasi belajar.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, hipotesis penelitian,penelitian terdahulu,serta sistematika penulisan skripsi.

  Bab II berisi kajian pustaka,memuat tentang landasan teori,menjelaskan definisi,serta hal hal yang mendukung variabel keharmonisan keluarga dan prestasi belajar

  Bab III berisi metode peneitian,memuat metode-metode yang digunakan dalam peneitian berupa populasi dan sampel,metode pegumpulan data,dan analisis data.

  Bab IV berisi tentang hasil penelitian, memuat gambaran umum lokasi penelitian, analisis diskriptif dan uji hipotesis. Bab V berisi penutup,memuat tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keharmonisan Keluarga

  1. Definisi Keharmonisan Keluarga Keluarga merupakan lambang terkecil dalam masyarakat, yang dapat menentukan derajat kesejahteraan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada kesejahteraan perorangan yang dipengaruhi oleh kesejahteraan keluarga. Demikian pula kesejahteraan perorangan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan hidup keluarganya. Keluarga terbentuk melalui sebuah perkawinan yang akan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat, karena perkawinan sangat dianjurkan oleh islam bagi yang telah mempunyai kemampuan (Ghazaly, 2006:13).

  Keluarga yang baik menurut Islam sangat menunjang untuk menuju kepada kesejahteraan, termasuk dalam mencari rezeki.

  Seseorang berkeluarga dapat mempunyai anak dan dari anak yang shaleh diharapkan mendapatkan amal tambahan di samping amal-amal jariyah yang lain (Ghazaly, 2006:16). Setiap keluarga sudah pasti menginginkan anak yang shaleh, karena anak shaleh akan melakukan hal yang baik dan positif dan tentunya akan menjadikan amal tambahan ketika diakhirat. di dalam Al Quran pun telah di jelaskan dalam beberapa ayat, agar selalu menjaga keluarganya, menjaga keutuhan keluarganya agar terhindar dari panasnya api neraka. Anggota keluarga wajib menjaga keluarganya satu sama lain. Salah satunya terdapat dalam Qs At Tahrim ayat 6 yang berbunyi

  ُةَراَجِحْلاَو ُساَّنلا اَهُدىُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْنَأ اىُق اىُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

َنوُزَمْؤُي اَم َنىُلَعْفَيَو ْمُهَزَمَأ اَم َ َّاللَّ َنىُصْعَي َلَ ٌداَدِش ٌظ َلَِغ ٌةَكِئ َلََم اَهْيَلَع

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

  Pada hakikatnya pendidikan di keluarga merupakan pendidikan sepanjang hayat. Pembinaan dan pengembangan kepribadian serta penguasaan ilmu dilakukan melalui pengalaman hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada di keluarga, terutama ibu dan bapaknya. Begitu pentingnya pembinaan dan pendidikan di dalam keluarga, pendidikan anak sejak dini di dalam keluarga akan tertanam secara kuat pada diri seorang anak. Sebab pengalaman hidup pada masa-masa awal umur manusia akan membentuk cirri khas, baik dalam tubuh maupun pemikiran yang bisa jadi tidak ada yang dapat mengubahnya sesudah masa itu.

  Untuk itu, keluarga secara langsung atau tidak turut juga mempengaruhi jatidiri seorang manusia. Dari keluargalah lahir generasi manusia yang bermartabat memiliki rasa kasih sayang dan saling tolong-menolong diantara mereka. Dengan begitu terciptalah tatanan hidup yang kuat, yang didukung keluarga-keluarga harmonis dan berkasih sayang.

  Perkawinan adalah suatu ikatan kehidupan bersama antara pria dan wanita yang di halalkan Allah Swt. Untuk mendapatkan mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan serta keturunan yang shaleh dan shalehah. Begitu juga perkawinan adalah hal yang naluriyah dan ibadah, sebagai cermin pergaulan manusia dan melaksanakan perintah-Nya (Basri, 2004:130). Kedua pasangan suami istri bukan saja diletakkan atas dasar dorongan seksual yang menggebu-gebu dan perasaan cinta yang buta saja, akan tetapi didasari pemikiran dan persiapan yang masak serta kedewasaan yang sesungguhnya.

  Kesadaran yang terpokok untuk membina dan melestarikan perkawinan, bukan hanya terletak di bahu warga yang sedang berlayar terutama adalah di pundak kedua pemimpin bahtera kehidupan tersebut, yakni suami dan istri yang bertanggungjawab akan kelestariannya. Suami atau istri yang memiliki sifat-sifat kepribadian yang tidak simpatik dan tetap mengembangkan dalam kehidupan keluarga mudah menimbulkan kebosanan bagi orang lain. Basri (2004:76) memberikan teori bahwa faktor kedewasaan yang mencakup fisik, mental, dan sosial perlu mendapatkan perhatian seseorang sebelum melangsungkan perkawinan. Sebab, dalam perkawinan mereka diharapkan berkemampuan dalam mengahadapi dan menyelesaikan persoalan demi persoalan dengan baik. Kedewasaan akan memberikan daya guna dan perwujudannya cukup dalam hal pertanggung jawaban dan kemasakan akal pikiran. Oleh karena itu, suami istri yang telah dewasa diharapkan mampu bertindak dan dapat berhati-hati serta mempertimbangkan manfaat dan mudharat dari suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukannya.

  Dalam membangun mahligai pernikahan, setiap pasangan pasti menginginkan sebuah keluarga samara (sakinah, mawaddah wa

  

rahmah ). Membangun rumah tangga samara itu seperti layaknya

  membangun rumah, yang fondasinya adalah takwa. Di atas fondasi itu dibangun pilar-pilar atau tiang utama yang berupa sifat suami sebagai sang pemimpin. Indah atau tidaknya bangunan, juga tergantung dari penempatan dan pengaturan dinding yang berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, serta sebagai pembatas dari area luar dan penyekat antara ruangan. Dinding ini adalah sifat shalihah seorang istri (Idain, 2015:5)

  Tidak ada seorang pun di dunia ini yang melangkah membangun mahligai perkawinan tanpa mengharapkan terwujudnya ketentraman, cinta dan kasih sayang dalam rumah tangganya kelak. Ada yang beranggapan bahwa samara akan diperoleh apabila terpenuhinya aspek material, sehingga mereka berlomba mencarinya dalam rumah-rumah megah, mobil-mobil mewah atau dalam tumpukan harta yang melimpah. Sementara yang lain mengira bahwa samara ini hanya akan terwujud dengan lantunan dzikir dan untaian do’a yang tak kenal lelah, sehingga mereka tak jemu menunggunya dengan hanya bermunajat di dalam rumah.

  Kehidupan berkeluarga yang di dalamnya akan dijumpai bermacam-macam persoalan ringan atau berat. Semua masalah memerlukan kedewasaan seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan. Selain itu diperlukan keluasan ilmu pengetahuan, pengalaman, sifat tekun dan tabah serta sabar dalam menghadapinya. Betapa banyak perkawinan yang telah gagal disebabkan cara pengambilan keputusan yang mentah dan terkesan amat tergesa-gesa dan akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari (Basri, 2004:78).

  Pada jaman sekarang ini tidak sedikit rumah tangga yang di penuhi dengan gelimangan harta benda dan materi sampai-sampai bingung untuk menghabiskan uangnya untuk apa. Namun, kebahagiaan hampir tidak ada di dalamnya, yang hadir dalam tiap harinya adalah keributan yang tidak berujung pangkal. Pada akhirnya nanti jalan perceraian tak bisa dielakan. Sebab rasa bahagia, sedih, senang, gelisah, tentram ,galau, cinta dan kasih itu semua di dalam kalbu. Kalbu adalah tempat bersemayamnya perasaan sakinah,

  mawaddah wa rahmah.

  Pertengkaran dalam keluarga terkadang dipicu hal-hal sepele. Tanpa pengetahuan yang cukup, hal sepele tadi bisa saja dianggap hal yang besar dan prinsip hingga akhirnya terjadilah pertengkaran. Kurangnya pemahaman bahwa saling pengertian merupakan keharusan dalam membangun sebuah keluarga tentu akan menimbulkan ketidakharmonisan. Keluarga yang sudah tidak harmonis rawan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perselingkuhan. Jika semuanya terjadi, maka muaranya adalah perceraian dan anaklah yang menjadi korbannya. Fenomena ini merupakan salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh semua anggota keluarga, termasuk di dalamnya anak-anak.

  Keluarga yang kuat adalah keluarga yang mampu mengelola kesulitan kesulitan yang dihadapi dengan cara bervariatif maupun kreatif. Ini menunjukan keluarga tersebut merupakan keluarga yang kuat. Keluarga kuat bukanlah keluarga tanpa ada permasalahan, namun keluarga tersebut mampu menyelesaikan permasalahan yang ada . karakteristik keluarga kuat mampu melihat sisi positif dari suatu permasalahan, mampu membangun suatu kebersamaan dan komunikasi yang efektif, fleksibilitas dan mampu mengalokasikan waktu bersama.

  Pada tahun 2010, terjadi 285.184 kasus perceraian di seluruh indonesia. Penyebab pisahnya pasangan suami-istri jika diurutkan tiga besar paling banyak akibat faktor ketidakharmonisan, yaitu sebanyak 91.841 perkara, tidak ada tanggung jawab sebanyak 78.407 perkara, dan masalah ekonomi sebanyak 68.891 perkara. Perceraian dalam sebuah rumah tangga tentu akan berdampak pada anak. Anak akan kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya sehingga banyak anak yang salah jalan. Kasus tawuran disebabkan karena masalah lemahnya ekonomi keluarga, kurangnya pendidikan agama, keluarga yang kurang harmonis dan orang tua yang sering tidak ada dirumah ( Idain, 2015: 16)

  Selain itu, terkait dengan penyebab perceraian di tanah air dewasa ini, antara lain ada beberapa faktor; antara lain disebabkan adanya poligami, nikah di bawah umur, jarak usia suami istri terlalu jauh, perbedaan agama, karena kekerasan dalam rumah tangga.

  Termasuk pula disebabkan faktor tingkat atau jarak intelektual antara pasangan terlalu jauh, perbedaan sosial, faktor ekonomi,politik, ketidaksesuaian akibat keras kepala, perselingkuhan akibat orang ketiga, salah satu dipidana, cacat fisik permanen. Yang paling banyak perceraian akibat faktor ekonomi dan ketidakcocokan pasangan dalam menjalankan kehidupan rumah tangga.

  Hubungan harmonis diperlukan di dalam sebuah keluarga, baik antara sesama anggota keluarga, maupun antar anggota keluarga dengan masyarakat. Dengan adanya hubungan yang baik, maka akan terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga peranan orang tua dalam pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik dan maksimal. Orang tua yang bijak, hendaknya jangan salah tafsir terhadap anak-anak yang sudah diserahkan kepada sekolah untuk dididik, bahwa seluruhnya tanggung jawab sekolah, karena kewajiban sekolah hanya sebatas membantu keluarga dalam mendidik anak anak, tentunya ketika berada di sekolah (Sahrani, 2011:58).

  Seseorang membentuk keluarga barangkali sangat mudah, namun tidak demikian melestarikan dan mengupayakan keutuhannya.

  Membentuk keluarga tidak semudah membangun istana, yang hanya perlu perangkat materi yang bersifat kebendaan. Seseorang membangun rumah tangga berkualitas sesuai dengan tuntunan agama yang terdiri dari manusia yang saling bebeda sifat, sikap, dan latar belakang kehidupannya. Pernikahan yang hanya dilandasi perimbangan seksual, kecantikan, kecerdasan, kekayaan, dan pekerjaan yang mapan seringakali berantakan dan berakhir dengan masalah yang tidak terselesaikan. Disebabkan pasangan suami istri yang tidak pandai merawat cinta kasih yang ada, sehingga yang tidak pandai merawat cinta kasih yang ada, sehingga keharmonisan keluarga tidak tercapai.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 1 84

MOTIVASI PEMAKAIAN JILBAB (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN 2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 185

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VIII SMP SUDIRMAN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 153

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP N 2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 139

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 135

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PENYANDANG TUNARUNGU SISWA KELAS B SMPLB NEGERI SALATIGA 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S.Pd

0 0 153

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU SISWA KELAS 8 MTs SUDIRMAN TEMPURAN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 92

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK N 2 SALATIGA DAN UPAYA-UPAYA PEMECAHANNYA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 126

PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN AGAMA ISLAM SISWA SMK ISLAM SUDIRMAN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 105