HUBUNGAN JOB INSECURITY DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL ISTANA BANDUNG.

(1)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam lima tahun terakhir perekonomian di kota Bandung terus meningkat. Kota Bandung tidak hanya menjadi salah satu kota yang sering dikunjungi oleh wisatawan sebagai kota wisata tetapi juga sebagai kota bisnis dan konvensi. Akibat dari kondisi tersebut, sebutan “business and leisure” di

Bandung menjadi sangat populer. Kehadiran sektor perdagangan dan jasa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan sektor lain seperti usaha factory outlet dan angkutan travel yang kini semakin banyak terdapat di kota Bandung (Pikiran Rakyat, 30 Maret 2009).

Sarana transportasi sangat berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk berkunjung ke Bandung. Tol Cipularang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap warga Jakarta yang ingin berkunjung ke kota Bandung. Jarak tempuh yang biasanya 5 jam kini hanya 2 jam menjadi daya tarik tersendiri bagi warga ibukota untuk menikmati liburan di Bandung. Hal ini ditunjang pula dengan adanya jalan layang Pasopati yang mempermudah akses menuju kawasan Jl. Dago dan Riau. Bagi wisatawan mancanegara transportasi dipermudah dengan adanya Bandara Husein Sastranegara. Wisatawan asing yang paling banyak datang ke Bandung melalui Bandara Husein yaitu dari Malaysia dan Brunai sehingga jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Bandung memiliki topografi dataran tinggi yang menyebabkan udaranya sejuk dan dingin. Hal ini turut menjadi daya tarik untuk


(2)

2

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan kota wisata singkat warga Jakarta yang kesehariannya berada dan tinggal di dataran rendah.

Pamor Bandung sebagai kota tujuan wisata memang semakin mencuat sejak dibukanya tol Cipularang. Namun sesungguhnya, citra Bandung sebagai kota wisata telah melekat sejak jaman penjajahan Belanda. Udaranya yang sejuk dan bunga-bunga yang bermekaran di taman (mini botanical) membuat bandung dijuluki Paris Van Java. Ada sekitar 200.000 wisatawan domestik yang mengunjungi bandung, padahal saat itu jumlah penduduk Kota Bandung adalah 227.000 orang. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bandung maka kebutuhan akan akomodasi Hotel terus meningkat, Karena itulah menjelang Perang Dunia II Bandung sudah memiliki tidak kurang dari 12 hotel antara lain Hotel Soerabaja, Hotel Savoy Homan, Hotel Grand Preanger, Hotel Lux Vicent, Flat Complex Olcott Park, Hotel Pension Van Hengel, Hotel Du Pavillon, Hotel Schomper, Hotel Wilhelmina, Pension Van Rhijin, Pension Benvenuto, dan lain-lain. Namun, pada akhir 1957, hingga awal 1958, seluruh perusahaan milik belanda dinasionalisasikan. Akibatnya, sebagian besar hotel dan pension (guest house) mengalami perubahan fungsi. Tidak sedikit yang akhirnya ditutup dan dihancurkan. Beberapa hotel tua yang masih bertahan dan berjaya sampai saat ini adalah Hotel Savoy Homan, Hotel Grand Preanger Dan Hotel Panghegar, itu pun karena hotel tersebut gencar melakukan renovasi namun tidak menghilangkan peninggalan sejarahnya.

Salah satu hotel tua di Kota Bandung adalah Hotel Istana yang berada di Jalan Lembong no. 44. Hotel ini berlokasi sangat strategis karena dekat dengan Mall Bandung Indah Plaza (BIP), Hotel Panghegar dan Jalan Braga yang menjadi pusat keramaian Kota Bandung. Hotel Istana berdiri sejak tahun 1958. Pada tahun 1979 Hotel Istana ditetapkan sebagai Hotel Bintang Tiga (3) oleh Dirjen Pariwisata. Pada saat itulah kejayaan Hotel Istana berlangsung, Hotel ini


(3)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun internasional. Namun karena tidak adanya perubahan dari segi fasilitas seperti AC dan TV yang sangat tua, furniture yang sudah ketinggalan jaman, karpet yang tidak diganti menyebabkan bau yang kurang sedap serta kolam renang dengan air yang berwarna kehijauan, maka Hotel ini pun berangsur-angsur turun dikarenakan banyak Hotel-Hotel yang lebih baru dengan fasilitas sangat memadai sehingga Hotel Istana mengalami penurunan dan sekarang ditetapkan sebagai Hotel berbintang satu (1).

Saat ini Hotel sedang mengalami renovasi dan akan dipercayakan pembangunannya oleh anak dari pemilik Hotel Istana. Hotel ini akan mengalami renovasi besar-besaran. Dari segi fisik, bangunan Hotel secara total akan di rubah dengan konsep mewah dan minimalis. Dari segi manajemennya sendiri yaitu dengan meningkatkan pelayanan dan memperkerjakan karyawan yang lebih professional. Renovasi ini tidak dilakukan secara sekaligus namun dibagi menjadi dua tahap sehingga masih ada kamar yang disewakan. Renovasi ini berdampak pada berkurangnya jumlah karyawan yang dibutuhkan.

Perusahaan ini akan membagi karyawan menjadi dua kelompok dimana sebagian kelompok akan bekerja setengah bulan dan sebagian kelompok lagi akan bekerja pada setengah bulan lainnya sampai pembangunan Hotel ini selasai. Hal tersebut menyebabkan setiap karyawan hanya mendapat separuh dari upah mereka karena hanya bekerja selama setengah bulan. Menurut salah satu karyawan HRD (wawancara, 15 Desember 2013), kekhawatiran karyawan bertambah karena adanya rumor akan dilakukannya pemecatan secara masal setelah selesai renovasi Hotel Istana ini. Hotel Istana membutuhkan karyawan baru yang lebih profesional untuk memperbaiki mutu pelayanan dan mengikuti standar Hotel berbintang agar konsumen menjadi tertarik serta merasa nyaman berada di Hotel Istana. Hal ini menyebabkan kekhawatiran pada karyawan


(4)

4

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berusia 40 tahun keatas dikarenakan usia yang memang sudah tidak produktif lagi sehingga tidak dapat bekerja dengan cepat dan gesit, serta kurangnya skill, pendidikan formal, dan sulitnya mencari pekerjaan diusia lanjut ini menjadi salah satu kekhawatiran dan ketakutan jika mengalami PHK menurut penuturan pegawai HRD perusahaan tersebut. Ketidakberdayaan dalam mengatasi permasalahin ini membuat mereka merasa posisi ditempat kerja menjadi tidak aman (S1W1J6). Dari kekhawatiran-khawatiran serta ketidakberdayaan karyawan itu maka mengindikasi adanya job insecurity pada karyawan.

Smithson dan Lewis (2000) mengartikan job insecurity sebagai kondisi psikologis seseorang (karyawan) yang menunjukan rasa bingung atau merasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

Menurut Greenhalg dan Rosenblatt (1984) job insecurity sebagai suatu kondisi ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja yang mengancam. Perasaan tidak aman ini akan berdampak pada job attitudes karyawan, serta dapat menurunkan komitmen organisasi sehingga keinginan untuk berpindah kerja akan semakin besar. Ketidakberdayaan karyawan dalam menghadapi kondisi kerja yang terancam akan mengakibatkan ketidakpercayaan dan penolakan terhadap nilai dan tujuan organisasi. Karyawan tidak mau lagi berusaha dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan organisasi.

Dari hasil beberapa studi yang dilakukan Greenglass et al (2002), ditemukan adanya pengaruh job insecurity terhadap karyawan, diantaranya: (1) Meningkatnya ketidakpuasan dalam bekerja (2) Meningkatnya gangguan fisik (3) Meningkatnya gangguan psikologis .Penurunan kondisi kerja seperti rasa tidak aman (insecure) menurunkan kualitas individu bukan dari pekerjaannya semata, namun juga mengarahkan pada munculnya rasa kehilangan martabat (demotion) yang pada akhirnya menurunkan kondisi psikologis dari


(5)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karyawan yang bersangkutan. Jangka panjangnya akan muncul ketidakpuasan dalam bekerja dan akan mengarah pada intensi (4) Karyawan cenderung menarik diri dari lingkungan kerjanya (5) Makin berkurangnya komitmen organisasi. Job insecurity juga mempengaruhi komitmen kerja dan perilaku kerja. Individu yang bisa melalui tahapan kritis dari rasa tidak aman akan makin berkurang komitmennya (6) Peningkatan jumlah karyawan yang berpindah (employee turnover).

Dari hasil penelitian di atas maka dapat kita ketahui bahwa job insecurity

memiliki dampak atau pengaruh yang salah satunya yaitu berdampak pada semakin berkurangnya komitmen organisasi. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian dari Rosenblatt dan Ruvio (1996) yang menyatakan bahwa kondisi

job insecurity memiliki efek negatif terhadap komitmen organisasi serta prestasi kerja.

Menurut Luthans (2002:235) Sebagai sebuah sikap komitmen organisasi sering didefiniskan sebagai aspek-aspek yang menandai tingginya komitmen seseorang terhadap organisasinya, yaitu: 1) Keinginan yang kuat untuk tetap bertahan sebagai anggota organisasi, 2) Kemauan untuk mengerahkan segenap kemampuannya bagi suksesnya organisasi dan 3) Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Allen dan Meyer (1990) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan bekerja dengan penuh dedikasi. Pada situasi yang penuh dengan kompetisi dan tuntutan untuk lebih tanggap terhadap kebutuhan konsumen, klien ataupun pelanggan, membangun komitmen organisasi karyawan merupakan aspek yang penting, karena karyawan yang berkomitmen akan bekerja seakan-akan mereka memilki organisasi atau perusahaan, sehingga hal ini memberikan organisasi kemampuan lebih dalam usaha mencapai tujuan-tujuannya.


(6)

6

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanto dan Amalia (2012) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen yang rendah dapat membawa dampak negatif pada perusahaan seperti menurunnya produktivitas, kualitas kerja, kepuasan, tidak mengindahkan peraturan, absensi maupun turn over

karyawan, sebaliknya adanya komitmen organisasi yang tinggi akan memberikan pengaruh positif, yaitu menimbulkan kepuasan kerja, semangat kerja, prestasi kerja yang baik dan keinginan untuk tetap bekerja di perusahaan. Adanya komitmen organisasi yang tinggi, karyawan akan melibatkan diri untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab sempurna.

Setelah peneliti melakukan beberapa kali observasi, sebagian karyawan Hotel Istana terlihat tidak bersemangat dalam bekerja dengan hanya bersantai di bagian belakang bangunan Hotel saat jam kerja berlangsung, hal itu menandakan karyawan tidak mengindahkan peraturan. Kualitas kerja mereka juga menurun menurut karyawan HRD Hotel Istana, hal ini terlihat karena karyawan menjadi kurang gesit dan kurang tanggap dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan mereka.

Oleh karena itu setelah melihat latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti hubungan Job insecurity (ketidakamanan kerja) dengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan HRD Hotel Istana diketahui bahwa karyawan Hotel Istana memiliki job insecurity yang membuat karyawan menjadi kurang semangat dalam bekerja. Maka Berdasarkan latar belakang masalah di atas didapatkan pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana job insecurity pada karyawan Hotel Istana Bandung?


(7)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana hubungan antara job insecurity dengan komitmen organisasi pada karyawan Hotel Istana Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk memperoleh gambaran tentang job insecurity pada karyawan Hotel Istana Bandung.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang komitmen organisasi pada karyawan Hotel Istana Bandung.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara job insecurity

dengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana Bandung 1.4 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk mengetahui nilai variabel mandiri, Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk melihat gambaran mengenai masing-masing variabel mandiri seperti yang ditunjukan dalam judul penelitian ini.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori dalam ilmu psikologi industri dan organisasi yakni dengan cara memperkaya temuan empirik mengenai kaitannya dengan job insecurity

dengan komitmen organisasi. b. Kegunaan Praktis

Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan pertimbangan, perbandingan serta sebagai dasar pemikiran dalam merumuskan kebijakan, untuk menekan angka job insecurity pada


(8)

8

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karyawan yang nantinya bisa dijadikan dasar untuk menangani pengembangan sumber daya manusia dan dapat dijadikan referensi bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan rasa aman karyawan agar komitmen terhadap organisasi tetap terjalin dengan baik.

1.6 Stuktur Organisasi Skripsi

Adapun urutan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal. Bagian awal skripsi ini terdiri dari judul, abstrak, lembar pengesahan, pernyataan, kata pengatar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lapiran.

2. Bagian isi. Bagian ini penelitian ini terdiri dari lima (5) bab yang isinya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN. Pada pendahuluan berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, serta strukutur organisasi skripsi

BAB II : KAJIAN PUSTAKA. Berisi tentang kajian pustaka mengenai variabel penelitian yaitu mengenai job insecurity dengan komitmen organisasi, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN. Berisi tentang uraian lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, tekhnik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

3. Bagian akhir. Bagian akhir dari skripsi ini berisikan daftar pustaka, lampiran- lampiran dan riwayat hidup penulis.


(9)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG


(10)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat diHotel Istana Bandung yang beralamatkan di Jalan Lembong nomor 44 Bandung.

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dari Hotel Istana Bandung yang berjumlah 33 orang.

1.2. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun data kuantitatif (Sugiyono, 2011). Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terstruktur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2011). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskritif. Metode deskritif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).

1.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data berdasarkan kondisi nyata pada karyawan Hotel Istana Bandung yang berjumlah 33 orang, khususnya yang terkait antarajob insecuritydengan komitmen organisasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaiu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Bila dilihat dari setting -nya, pengumpulan data dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting).Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan aktivitas,


(11)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu menggunakan kuisioner (angket).

1.4. Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat 2 variabel penelitian yaitu: job insecurity(X) dan komitmen organisasi (Y). Dalam penelitian ini perlu diberikan adanya definisi oprasional sebagai berikut:

1.4.1. Job insecurity

Job insecuritymerupakan ketidakberdayaan seseorang/perasaan kehilangan kekuasaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi/situasi kerja yang terancam (Greenhalgh dan Rosenblatt, 1984)

Definisi operasional dari job insecurity yaitu seluruh kekhawatiran atau rasa aman tentang eksistensi keberlangsungan pekerjaannya di masa depan dimana hal tersebut terdiri dari 5 aspek diantaranya Arti

penting aspek kerja, Kemungkinan

perubahan negatif pada aspek kerja,

Arti penting keseluruhan kerja,

Kemungkinan perubahan negatif

pada keseluruhan kerja, Rasa tidak

berdaya terhadap perubahan yang

m e n g a n c a m p e r u s a h a a n . 1.4.2.Komitmen organisasi

Komitmen organisasi adalah sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Berdasarkan definisi


(12)

27

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi (Meyer dan Allen, 1990).

Definisi oprasional komitmen organisasi dalam penelitian ini yaitu suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Variabel komitmen organisasi disususn berdasarkan pendapat dari Meyer dan Allen (Luthans, 2006) yaitu: a) Affective commitment adalah keterikatan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalm organisasi, b) Continuance commitment adalah komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit, c) Normative commitment adalah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal yang benar yang harus dilakukan.

1.5. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuisioner. Kuisioner merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Kuisioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.(Sugiyono 2010). Bagian awal kuisioner merupakan data partisipan yang meliputi usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan,dan pendidikan terakhir.

1.5.1. Job insecurity

Alat ukur job insecurityyang akan digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari job insecurity scale (JIS) yang dikembangkan oleh


(13)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ashford, Lee, dan Bobko (1989) yang mengacu pada dimensi dari Greenhalg dan Rosenblatt (1984). job insecurity scalemerupakan alat ukur yang multidimensional. Alat ukur ini terdiri dari 61 item yang mencerminkan 5 dimensi job insecurity, yaitu tingkat pentingnya aspek-aspek pekerjaan (19 item), kemungkinan hilangnya aspek-aspek pekerjaan (19 item), tingkat kepentingan kehilangan pekerjaan (10 item), kemungkinan kehilangan pekerjaan (10 item), dan ketidakberdayaan terhadap ancaman (3 item).

Pada tabel 3.1 dapat diketahui contoh pernyataan yang terdapat pada kuisioner job insecurity.

Tabel 3.1. Contoh Pertanyaan Kuisioner Job insecurity

NO. Dimensi indikator Jumlah

item

keterangan

1. Tingkat kepentingan aspek pekerjaan

Aspek-aspek pekerjaan yang mempengaruhi tingkat

insecure

14 Favorable

2. Kemungkinan kehilangan aspek pekerjaan

Ancaman pada aspek-aspek pekerjaan tersebut

14 Favorable

3. Tingkat kepentingan kehiangan pekerjaan

Aspek-aspek kehilangan pekerjaan

9 Favorable

4. Kemungkinan

kehilangan pekerjaan

Ancaman terhadap aspek-aspek kehilangan pekerjaan tersebut

9 Favorable

5. Ketidakberdayaan terhadap ancaman

Kemampuan untuk

mengendalikan perubahan

2 Unfavorable

Dalam mengisi kuisioner, partisipan diminta untuk memilih salah satu dari lima pilihan jawaban yang berbentuk sekala Likert. Alat ukur


(14)

29

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari 3 jenis respon jawaban yang berbeda. Perincian mengenai pilihan jawaban dan pemberian skor dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Pilihan Jawaban Dan Skoring Kuesioner Job insecurity

Dimensi Pilihan jawaban Skoring

 Tingkat

kepentingan aspek pekerjaan

STP (sangat tidak penting) TP (tidak penting)

TT (tidak tahu penting atau tidak penting)

P (penting) SP (sangat penting)

1 2 3

4 5  Tingkat

kepentingan kehilangan pekerjaan  Kemngkinan

kehilangan aspek pekerjaan

STMT (sangat tidak mungkin terjadi) TMT (tidak mungkin terjadi)

TT (tidak tahu terjadi atau tidak terjadi)

MT (mungkin terjadi)

SMT (sangat mungkin terjadi)

1 2 3 4 5  Kemungkinan

kehilangan pekerjaan

 Ketidakberdayaan terhadap ancaman

STS (sangat tidak setuju) TS (tidak setuju)

TT (tidak dapat menyatakan setuju atau tidak setuju)

S (setuju)

SS (sangat setuju)

1 2 3

4 5 Merujuk pada konsep job insecurity yang dikembangkan oleh Greenhalgh dan Rosenblatt (1984), maka Asford dkk (1989) membuat suatu rumusan untuk menghitung skor job insecurity seseorang yaitu:

Job insecurity= [(Σ tingkat kepentingan aspek kerja x kemungkinan hilangnya aspek kerja) + (Σ tingkat kepentingan kehilangan pekerjaan x kemungkinan kehilangan pekerjaan)] x [ketidakberdayaan terhadap ancaman].

1.5.2. Komitmen Organisasi

Alat ukur variabel komitmen organisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi organization commitment questionnaires


(15)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(ACS) yang terdiri dari 8 item b) continuance commitment scale

(CCS)yang terdiri dari 8 item dan c) Normative commitment scale (NCS) yang terdiri dari 8 item. Contoh pernyataan yang terdapat pada kuisioner komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Contoh Pernyataan Kuesioner Komitmen Organisasi Dimensi Indikator Jumlah

item

Favorab le

Unfavora ble Komitmen

afektif

Keterikatan emosional

6 1,2,3,5 4,6

Komitmen kontinuan

Kerugian yang berhubungan dengan

keluarnya dari organisasi

3 1,2,3 -

Komitmen normatif

Rasa wajib tetap berada diorganisasi

8 1,4,5,6,7 2,3,8

Pada alat ukur ini, terdapat 12 item favorable dan 5 item. Alat ukur komitmen organisasi ini menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban dan skoring pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4. Pilihan Jawaban Dan Skoring Komitmen Organisasi Pilihan jawaban Favorable Unfavorable

STS (sangat tidak setuju) 1 5

TS (tidak setuju) 2 4

TT (tidak dapat menyatakan setuju atau tidak)

3 3

S (setuju) 4 2


(16)

31

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Respon jawaban partisipasipan terhadap item-item dijumlahkan untuk mendapatkan skor komitmen organisasi. Semakin tinggi skor yang didapatkan menunjukan semakin tinggi tingkat komitmen organisasi seseorang.

1.6. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen pengumpulan data dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses pengumpulan data di lapangan. Pengembangan instrumen penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada indikator penilaian dan model pengukuran yang telah dikembangkan pada penelitian terdahulu. Alat bantu ini bersifat sementara yang dibuat secara sederhana dalam bentuk tabel-tabel sebagai rekap data di lapangan.

Instrumen penelitian untuk job insecurity diambil dari teori Greenhalg and Rosenbllat (1984) dalam Ashford dkk (1989)serta terdapat pula dalam Pasewark dan Strawser (2002). Untuk instrumennya sendiri mengacu pada instrumen penelitian yang dibuat oleh Ashford dkk (1989) namun ada beberapa revisi agar dapat sesuai dengan data yang diperlukan.

Instrumen penelitian untuk komitmen organisasi mengacu pada teori dari Meyer dan Allen (1990). Untuk instrumennya sendiri menggunakan alat ukur ACS, CCS dan NCS dari Meyer dan Allen (1990) yang memang sudah menjadi alat ukur yang sering dipakai oleh banyak peneliti unuk mengetahui tingkat komitmen organisasi pada karyawan.

1.7. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Skala yang digunakan dalam desain pengukuran penelitian ini yaitu skala Likerts. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari karyawan tentang fenomena yang sedang terjadi di perusahaan. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap


(17)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif dengan menggunakan 5 skala (Sugiyono, 2010).

1.7.1. Uji Validitas

Azwar (1997) menyatakan pengertian validitas tersebut dapat dinyatakan sebagai sejauhmana besarnya skor tampak X mendekati besarnya skor murni T. Kecuali apabila alat ukur yang bersangkutan memiliki validitas yang sempurna. Semakin skor tampak mendekati skor murni akan semakin tinggi validitasnya dan sebaliknya semakin rendah validitas berarti semakin jauh perbedaan skor tampak dan skor murni.

Validitas yang dipilihdalam penelitian ini adalah validitas isi. Sebagaimana namanya, validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pngujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement. (Azwar, 1997). Profesional judgment dilakukan oleh dosen psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.

Analisis korelasi pearson product moment juga digunakan untuk menentukan bagaimana kuatnya hubungan suatu variabel dengan variabel lain yang dalam penelitian ini adalah hubungan job insecurity (X) dengan komitmen organisasi (Y).

Adapun rumus pearson product moment:

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

xy = jumlah perkalian item dengan total item x = jumlah skor untuk indikator x


(18)

33

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu y = jumlah skor untuk indikator y

n = banyaknya responden (sampel) dari variabel x, y dari hasil kuesioner

Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pertanyaan dengan skot total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2012:178)

Pada instrumen penelitian ini, proses pemilihan item dilakukan dengan menggunakan pendekatan korelasi item total terkoreksi (corrected item total correlation), yaitu mengkorelasikan antara skor item dengan skor total dari sisa item lainnya. Item yang dipilih, menjadi item final yaitu item yang memiliki korelasi ≥ 0,30. Namun jika terdapat item dengan korelasi di bawah 0,30 dan apabila item itu dibuang lalu terdapat indikator yang tidak terwakili, maka kriteria diturunkan menjadi 0,20. 1. Job insecurity

Dari hasil perhitungan Corrected Item-Total Correlation item final, kita dapat melihat item yang valid dan tidak valid namun karena dimensi 1 dan dan 2 saling berhubungan begitu juga dengan dimensi 3 dan 4 maka dari kedua item tersebut harus didapatkan hasil yang valid dan jika ada salah satu yang tidak valid maka item tersebut harus dieliminasi. Berikut adalah hasil dari seleksi item job insecurity.

Tabel 3.5 : Hasil Seleksi Item Job insecurity

Komponen Sebelum

eliminasi

Jumlah item yang tidak valid

Setelah eliminasi Tingkat kepentingan 19 item 1 item 14 item


(19)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu aspek-aspek

pekerjaan Kemungkinan

hilangnya aspek-aspek pekerjaan

19 item 5 item 14 item

Tingkat kepentingan kehilangan

pekerjaaan

10 item 1 item 9 item

Kemungkinan

kehilangan pekerjaan

10 item 0 item 9 item

Ketidakberdayaan dari ancaman

3 item 1 item 2 item

2. Komitmen organisasi

Dari hasil perhitungan Corrected Item-Total Correlation item final, maka didapatkan 8 item yang harus dihilangkan,sehingga item final terdiri atas 16 item yang terdiri dari komponen 1 menjadi 5 item, komponen 2 menjadi 3 item dan komponen 3 menjadi 8 item. Sehingga 16 item inilah yang menjadi instrumen komitmen organisasi dalam penelitian ini.

1.7.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2009), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara ekternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal realibilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan eknik tertentu

Rumus reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:


(20)

35

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

CA = Koefisien Cronbach's Alpha K = banyaknya pertanyaan dalam butir Sigma b kuadrat = varians butir

Sigma t kuadrat =varians total

Setelah melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Job insecurity

Tabel 3.6. Reliabilitas Job insecurity Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.868 .884 61

Sumber: SPSS forWindows ver. 18.0

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan Cronbach's Alpha diatas didapatkan hasil 0,868 yang menandakan bahwa instrumen job insecurity masuk kedalam kategori kuat.

2. Komitmen organisasi

Tabel 3.7. Reliabilitas Komitmen Organisasi Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.703 .706 24


(21)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan Cronbach's Alpha diatas didapatkan hasil 0,703 yang menandakan bahwa instrumen komitmen organisasi masuk kedalam kategori kuat.

1.8. Tahap pengambilan data

Kuisioner yang akan dibagikan dibuat dengan meminta pendapat dari beberapa tenaga kerja Hotel Istana mengenai intruksi pengisian, pertanyaan, maupun item-item alat ukur, apakah sudah cukup jelas penulisannya dan bahasanya dapat dimengerti oleh mereka.

Selanjutnya adalah mengurus perizinan penelitian, memperbanyak kuisioner dan menyiapkan rewardsebagai ucapan trimakasih.

Pengambilan data dilakukan dengan meminta bantuan pada bagian SDM Hotel Istana untuk melakukan penyebaran kuisioner. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2014 sebanyak 33 kuisioner sesuai dengan jumlah karyawan. Penyebaran kuisioner dilakukan secara langsung selama 3 hari dikarenakan adanya 3 shift dalam 1 hari sehingga karyawan yang bekerja tidak semuanya bekerja dalam satu waktu, sehingga dibutuhkan waktu 3 hari untuk dapat mengumpulkan semua data.

1.9. Tekhnik Analisis Data 1.9.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika datanya tidak berditribusi normal maka analisis nonparametrik yang dapat digunakan, jika datanya berditribusi normal maka analisis parametrik yang dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika datanya menyebar disekitar


(22)

37

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka korelasi memenuhi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas data dapat menggunakan uji normalitas

Komolgorov-Smirnovdengan bantuan SPSS 18.0 for windows. Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

1.9.2. Uji Korelasi

Analisis korelasi Pearson Product Momentdigunakan untuk melihat seberapa kuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain yang dalam penelitian ini, yaitu job insecurity dengan komitmen organisasi.

Adapun rumus pearson product moment adalah:

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

xy = jumlah perkalian item dengan total item x = jumlah skor untuk indikator x

y = jumlah skor untuk indikator y

n = banyaknya responden (sampel) dari variabel x, y dari hasil kuesioner

Tabel 3.8 : Penilaian Hubungan Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan 0 - 0,199

0,20 - 0,399 0.40 - 0,599 0,60 - 0,799

0,80 – 1

korelasi sangat rendah korelasi rendah korelasi sedang korelasi kuat korelasi sangat kuat


(23)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Sugiyono (2010)

1.9.3. Uji Signifikansi

Uji signifikan dapat diperoleh dengan cara:

H0: tidak ada hubungan yang signifikan antara job insecurity dengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana.

H1:ada hubungan yang signifikan antara job insecurity dengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana

Dasar pengambilan keputusan (tingkat kepercayaan 95% (α=0,05)) maka:

Jika taraf signifikansi <α, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika taraf signifikansi >α, maka H0 diterima dan H1ditolak. 1.9.4. Koefisien Determinasi

Untuk melihat apakah ada kontribusi antara job insecurityterhadap komitmen organisasidapat dilihat dengan nilai R square yang akan muncul dalam tabel Anovadengan bantuan SPSS 18.0 for windows.

Koefisien determinasi berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel independen secara simultan mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen.

Koefisien determinasi digunakan untuk mencari besarnya pengaruh variabel independen. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

KD = r² x 100

Keterangan :

KD = Koefisisen determinasi


(24)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan Hotel IstanaBandung maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat job insecuritykaryawan Hotel Istana berada pada kategori sedang mengarah ke tinggi.

2. Komitmen organisasi karyawan Hotel Istanaberkategori sedang mengarah kerendah. Dari ketiga dimensi komitmen didapatkan hasil bahwa komitmen afektif rendah, komitmen kontinuan rendah dan komitmen normatif yang tinggi.

3. Hasil korelasi antara job insecuritydengan komitmen organisasi pada karyawan Hotel Istana Bandungberkategori sangat kuat, hal ini menandakan bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara job insecuritydengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana Bandung, dengan nilai koefisien determinasi atau kontribusi job insecurityterhadap komitmen organisasi sebesar 70,3% dan sisanya sebesar 29,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

5.2. Saran-saran

5.2.1.Bagi perusahaaan

1. Bersikap transparan dan memberikan pemahaman kepada karyawan secara langsung mengenai suatu perubahan yang akan dilakukan oleh perusahaan, khususnya mengenai tujuan-tujuan dan akibat dari perubahan itu sendiri yaitu dengan mengadakan suatu pertemuan khusus atau bisa melalui surat pemberitahuan yang diberikan padaseluruh karyawan.

2. Perusahaan diharapkan dapat memberikan rasa aman tehadap status kepegawaian kepada karyawan dengan cara memberitahukan kepada


(25)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap karyawan status mereka diperusahaan akan dipertahankan atau tidak serta jelaskan penyebabnya.Hal tersebut dapat meminimalkan terjadinya kekhawatiran dan ketakutan yang tidak beralasan, dan juga dapat meningkatkan komitmen organisasi karyawan sehingga karyawan dapat lebih bersemangat dalam bekerja

3. Perusahaan juga harus mampu menjaga stabilitas kondisi kerja dengan mengerahkan setiap komponen sumber daya yang dimiliki perusahaan. Mengadakan pelatihan sederhana yang dapat menambah keterampilan kerja karyawan, menyelenggarakan acara rekreatif yang melibatkan karyawan diharapkan mampu menjaga komitmen kerja dan hubungan industrial yang sehat dalam perusahaan.

4. Melibatkan partisipasi dari karyawan dalam melakukan proses perubahan yang dapat dilakukan melalui kelompok-kelompok diskusi sehingga dapat meningkatkan komitmen afektif pada karyawan.

5.2.2.Bagi peneliti

1. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih mendalam dalam melakukan wawancara, ataupun observasi sehingga hasil yang didapati lebih kaya dan detail.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi job insecurity seperti faktor dari kepercayaan pada perusahaan maupun karakteristik individual lainnya yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut lagi untuk menyempurnakan dan memperkuat penelitian.

3. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan mengambil sampel karyawan dari perusahaan-perusahaan lain yang sedang berada dalam suatu perusahaan yang lebih besar, misalnya merger ataupun pengurangan tenaga kerja dalam jumlah yang lebih besar.


(1)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

CA = Koefisien Cronbach's Alpha

K = banyaknya pertanyaan dalam butir

Sigma b kuadrat = varians butir Sigma t kuadrat =varians total

Setelah melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Job insecurity

Tabel 3.6. Reliabilitas Job insecurity Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.868 .884 61

Sumber: SPSS forWindows ver. 18.0

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan Cronbach's Alpha diatas didapatkan hasil 0,868 yang menandakan bahwa instrumen job insecurity masuk kedalam kategori kuat.

2. Komitmen organisasi

Tabel 3.7. Reliabilitas Komitmen Organisasi Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.703 .706 24


(2)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan Cronbach's Alpha diatas didapatkan hasil 0,703 yang menandakan bahwa instrumen komitmen organisasi masuk kedalam kategori kuat.

1.8. Tahap pengambilan data

Kuisioner yang akan dibagikan dibuat dengan meminta pendapat dari beberapa tenaga kerja Hotel Istana mengenai intruksi pengisian, pertanyaan, maupun item-item alat ukur, apakah sudah cukup jelas penulisannya dan bahasanya dapat dimengerti oleh mereka.

Selanjutnya adalah mengurus perizinan penelitian, memperbanyak kuisioner dan menyiapkan rewardsebagai ucapan trimakasih.

Pengambilan data dilakukan dengan meminta bantuan pada bagian SDM Hotel Istana untuk melakukan penyebaran kuisioner. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2014 sebanyak 33 kuisioner sesuai dengan jumlah karyawan. Penyebaran kuisioner dilakukan secara langsung selama 3 hari dikarenakan adanya 3 shift dalam 1 hari sehingga karyawan yang bekerja tidak semuanya bekerja dalam satu waktu, sehingga dibutuhkan waktu 3 hari untuk dapat mengumpulkan semua data.

1.9. Tekhnik Analisis Data 1.9.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika datanya tidak berditribusi normal maka analisis nonparametrik yang dapat digunakan, jika datanya berditribusi normal maka analisis parametrik yang dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika datanya menyebar disekitar


(3)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka korelasi memenuhi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas data dapat menggunakan uji normalitas

Komolgorov-Smirnovdengan bantuan SPSS 18.0 for windows. Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

1.9.2. Uji Korelasi

Analisis korelasi Pearson Product Momentdigunakan untuk melihat seberapa kuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain yang dalam penelitian ini, yaitu job insecurity dengan komitmen organisasi.

Adapun rumus pearson product moment adalah:

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

xy = jumlah perkalian item dengan total item x = jumlah skor untuk indikator x

y = jumlah skor untuk indikator y

n = banyaknya responden (sampel) dari variabel x, y dari hasil kuesioner

Tabel 3.8 : Penilaian Hubungan Korelasi Interval koefisien Tingkat Hubungan

0 - 0,199 0,20 - 0,399 0.40 - 0,599 0,60 - 0,799

0,80 – 1

korelasi sangat rendah korelasi rendah korelasi sedang korelasi kuat korelasi sangat kuat


(4)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Sugiyono (2010) 1.9.3. Uji Signifikansi

Uji signifikan dapat diperoleh dengan cara:

H0: tidak ada hubungan yang signifikan antara job insecurity dengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana.

H1:ada hubungan yang signifikan antara job insecurity dengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana

Dasar pengambilan keputusan (tingkat kepercayaan 95% (α=0,05)) maka:

Jika taraf signifikansi <α, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika taraf signifikansi >α, maka H0 diterima dan H1ditolak.

1.9.4. Koefisien Determinasi

Untuk melihat apakah ada kontribusi antara job insecurityterhadap komitmen organisasidapat dilihat dengan nilai R square yang akan muncul dalam tabel Anovadengan bantuan SPSS 18.0 for windows.

Koefisien determinasi berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel independen secara simultan mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen.

Koefisien determinasi digunakan untuk mencari besarnya pengaruh variabel independen. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

KD = r² x 100 Keterangan :

KD = Koefisisen determinasi


(5)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan Hotel IstanaBandung maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat job insecuritykaryawan Hotel Istana berada pada kategori sedang mengarah ke tinggi.

2. Komitmen organisasi karyawan Hotel Istanaberkategori sedang mengarah kerendah. Dari ketiga dimensi komitmen didapatkan hasil bahwa komitmen afektif rendah, komitmen kontinuan rendah dan komitmen normatif yang tinggi.

3. Hasil korelasi antara job insecuritydengan komitmen organisasi pada karyawan Hotel Istana Bandungberkategori sangat kuat, hal ini menandakan bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara job insecuritydengan komitmen organisasi karyawan Hotel Istana Bandung,

dengan nilai koefisien determinasi atau kontribusi job

insecurityterhadap komitmen organisasi sebesar 70,3% dan sisanya sebesar 29,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

5.2. Saran-saran

5.2.1.Bagi perusahaaan

1. Bersikap transparan dan memberikan pemahaman kepada karyawan secara langsung mengenai suatu perubahan yang akan dilakukan oleh perusahaan, khususnya mengenai tujuan-tujuan dan akibat dari perubahan itu sendiri yaitu dengan mengadakan suatu pertemuan khusus atau bisa melalui surat pemberitahuan yang diberikan padaseluruh karyawan.

2. Perusahaan diharapkan dapat memberikan rasa aman tehadap status kepegawaian kepada karyawan dengan cara memberitahukan kepada


(6)

Afifah, 2014

HUBUNGAN JOB INSECURITY D ENGAN KOMITMEN ORGANISASI PAD A KARYAWAN HOTEL ISTANA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap karyawan status mereka diperusahaan akan dipertahankan atau tidak serta jelaskan penyebabnya.Hal tersebut dapat meminimalkan terjadinya kekhawatiran dan ketakutan yang tidak beralasan, dan juga dapat meningkatkan komitmen organisasi karyawan sehingga karyawan dapat lebih bersemangat dalam bekerja

3. Perusahaan juga harus mampu menjaga stabilitas kondisi kerja dengan mengerahkan setiap komponen sumber daya yang dimiliki perusahaan. Mengadakan pelatihan sederhana yang dapat menambah keterampilan kerja karyawan, menyelenggarakan acara rekreatif yang melibatkan karyawan diharapkan mampu menjaga komitmen kerja dan hubungan industrial yang sehat dalam perusahaan.

4. Melibatkan partisipasi dari karyawan dalam melakukan proses perubahan yang dapat dilakukan melalui kelompok-kelompok diskusi sehingga dapat meningkatkan komitmen afektif pada karyawan.

5.2.2.Bagi peneliti

1. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih mendalam dalam melakukan wawancara, ataupun observasi sehingga hasil yang didapati lebih kaya dan detail.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi job insecurity seperti faktor dari kepercayaan pada perusahaan maupun karakteristik individual lainnya yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut lagi untuk menyempurnakan dan memperkuat penelitian.

3. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan mengambil sampel karyawan dari perusahaan-perusahaan lain yang sedang berada dalam suatu perusahaan yang lebih besar, misalnya merger ataupun pengurangan tenaga kerja dalam jumlah yang lebih besar.