PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI.

(1)

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI

ENERGI

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 3 Cikidang IV Semester II Tahun Ajaran 2013/ 2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Dian Fitriyanti

1003512

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul. “Penerapan Model

Collaborative Teamwork Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains dalam Pembelajaran IPA Materi Energi”(Penelitian Tindakan Kelas Akan Dilaksanakan Pada Kelas IV SDN 3 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juli 2014

Yang membuat pernyataan,

Dian Fitriyanti NIM. 1003512


(3)

(4)

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan

Halaman Pernyataan

ABSTRAK …………...…...………...………... i

KATA PENGANTAR ..…......………..………... ii

DAFTAR ISI ……….……….. ... iii

DAFTAR TABEL ………..... v

DAFTAR GAMBAR… ...……….………...……….…….. vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 5

D. Manfaat Penelitian ………..………... 6

E. Hipotesis Tindakan……… 7

F. Definisi Opersional ………..………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Model Pembelajaran ...…………...………... 9

2. Model Collaborative Temawork learning …...…. 9

3. Keterampilan Proses Sains ……...……….. 11

4. Penerapan Model Collaborative Temawork learning dalam pembelajaran IPA……… 18 5. Energi ...………. 22

6. Penelitian Terdahulu………. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 23


(5)

B. Model Penelitian ... 23

C. Lokasi, waktu dan Subjek Penelitian ………....…… 25

D. Prosedur Penelitian ………...……….. 26

E. Teknik pengumpulan data dan Instrumen Penelitian ……… 31

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

1. Siklus I... 36

2. Siklus II ... 45

3. Siklus III ... 54

4. Pembahasan ……… 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ....………...………... 65

B. Saran ...………... 67

DAFTAR PUSTAKA 69


(6)

DAFTAR TABEL

2.1 Indikator Keterampilan Proses……… 16

2.2 Hubungan antara Collaborative Teamwork Learning dan

Keterampilan Proses Sains………..

17

4.1 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I………... 37

4.2 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus II……….. 46


(7)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart

... 35 4.1 Rekapitulasi Aspek Memprediksi Siswa Pada Siklus I... 40 4.2 Rekapitulasi Aspek Mengamati Siswa Pada Siklus I………. 41 4.3 Rekapitulasi Aspek Mengklasifikasi Siswa Pada Siklus I…………. 41 4.4 Rekapitulasi Aspek Menyimpulkan Siswa Pada Siklus I……… 42 4.5 Rekapitulasi Aspek Menginformasikan Kembali Siswa Pada Siklus

I……… 42

4.6 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Siklus I… 43 4.7 Persentasi Keberhasilan Keterampilan Proses Sains Siklus I………. 44 4.8 Rekapitulasi Aspek Memprediksi Siswa Pada Siklus II... 49 4.9 Rekapitulasi Aspek Mengamati Siswa Pada Siklus II………. 50 4.10 Rekapitulasi Aspek Mengklasifikasi Siswa Pada Siklus II…………. 50 4.11 Rekapitulasi Aspek Menyimpulkan Siswa Pada Siklus II………… 51 4.12 Rekapitulasi Aspek Menginformasikan Kembali Siswa Pada Siklus

II……… 52 4.13 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Siklus II.. 53 4.14 Persentasi Keberhasilan Keterampilan Proses Sains Siklus II……… 53 4.15 Rekapitulasi Aspek Memprediksi Siswa Pada Siklus III... 58 4.16 Rekapitulasi Aspek Mengamati Siswa Pada Siklus III……….. 59 4.17 Rekapitulasi Aspek Mengklasifikasi Siswa Pada Siklus III……….. 59 4.18 Rekapitulasi Aspek Menyimpulkan Siswa Pada Siklus III………… 60 4.19 Rekapitulasi Aspek Menginformasikan Kembali Siswa Pada Siklus

III……….

60

4.20 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Siklus III. 61 4.21 Persentasi Keberhasilan Keterampilan Proses Sains Siklus III……... 61


(8)

4.22 Persentase Keberhasilan Keterampilan Proses Sains………. 62

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 RPP Siklus I……….. 72

LKS Siklus 1………. 82

Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I……….. 86

Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I……….. 89

RPP Siklus II……… 93

LKS Siklus 1I……….. 102

Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II………….. 106

Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II……… 112

RPP Siklus III………. 115

LKS Siklus III………. 124

Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III………… 128

Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus III……….. 136

LAMPIRAN 2 Sampel Penelitian Siklus I……….. 139

Sampel Penelitian Siklus II……….. 170

Sampel Penelitian Siklus III………... 198

LAMPIRAN 3 Rekapitulasi Keterampilan Proses Sains Siklus I……….. 235

Rekapitulasi Keterampilan Proses Sains Siklus II……… 237

Rekapitulasi Keterampilan Proses Sains Siklus III……….. 238

LAMPIRAN 4

Surat-surat………

LAMPIRAN 5


(9)

i

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM

PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI

(Penelitian Tindakan Kelas Akan Dilaksanakan Pada kelas IV SDN 3 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

Dian Fitriyanti

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini berkenaan dengan penerapan model collaborative

teamwork learning yang dilakukan pada siswa kelas IV yang berjumlah 40 siswa

pada tahun pelajaran 2013/2014 di SDN 3 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model collaborative teamwork learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA materi energi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Cikidang, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta mendeskripsikan peningkatan keterampilan proses sains dengan menerapkan model collaborative teamwork learning. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi kemudian dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan dalam siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Adapun teknik pengumpulan data berupa rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi dan wawancara. Hasil penelitian ditemukan bahwa keterampilan proses sains siswa meningkat pada proses pembelajaran dikelas. Data menunjukan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus I persentase keberhasilan siswa 44,5%, pada tindakan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan persentase keberhasilan keterampilan proses sains siswa 72,5%. Dan pada tindakan pembelajaran siklus III persentase keberhasilan keterampilan proses sains siswa 92%. penerapan model

collaborative teamwork learning dalam pembelajaran mencakup lima tahapan

yaitu: 1). Tahap forming (pembentukan kelompok), 2). Tahap stroming (memprediksi tujuan kegiatan), 3). Tahap norming (mengerjakan kegiatan), 4). Tahap performing (menginformasikan kembali), 5). Tahap adjourning (menganalisis perbedaan jawaban disetiap kelompok dan penguatan materi). Adapun saran bagi guru yang bertugas sebagai fasilitator dan pemberi inspirasi bagi siswa hendaknya lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dan memiliki multi metode yang menarik agar pembelajaran lebih bermakna dan dapat membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


(10)

ii

IMPLEMENTING COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING MODELS TO INCREASE SCIENCE PROCESS SKILLS IN LEARNING SCIENCE

ENERGY MATERIALS

(classroom action research implemented in class IV students of SDN 3 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

Dian Fitriyanti

ABSTRAK

Classroom action research respect to implementing collaborative teamwork learning model on the fourt grade student. The subject are 40 student of SD negeri 3 Cikidang in the academic years of 2013/2014. General porpose in research to describe implementing collaborative teamwork learning model to increase science process skills in learning science energy materials in the fourth grade student of SD negeri 3 Cikidang, where as special purpose in research to describe planning and implementation learning and then to describe to increase science process skill with implementing collaborative teamwork learning model. Research method used is classroom action research starting from planning, implementation, observation, and reflection and then to make improvement planning used in after cycle. In research done as much three cycle. Data collection techniques form observation and documentation. Based on the research results of the study showed that an increase to science process skills in the learning process. In cycle I percentage of student success 44,5%. In cycle II increase in the percentage science process skills 72,5%. And then in cycle III increase in the percentage science process skills 92% implementaing collaborative teamwork learning models cover five stage: 1) forming stage (group formation), 2) stroming stage (predict the destination activity), 3) norming stage (work activities), 4) performing stage (inform back), 5) adjourning stage (analyze differences in response in each group and reinforcement material. Therefore, it can be concluded that the collaborative teamwork models had increase science process skills in the learning science in the fourth grade at SD negeri 3 Cikidang.


(11)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam skripsi ini penulis membahas mengenai penerapan model collaborative teamwork learning untuk meningkatkan keterampilan proses sain dalam pembelajaran IPA materi energy.

skripsi ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan skripsi selanjutnya.


(12)

iv

Akhir kata semoga skrips ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Bandung, Juli 2014


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak pernah bisa lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan. Karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahapan perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Philip H. Phenix (1964) menegaskan “since education is means of helping human beings to become what they can and should become, the educator needs to understand human nature. He needs to understand people in their actualilies, in their possibilities, and in their idealities. He must also know how to foster desirable changes in them.” (Rasyidin, et al, 2010)

Seperti apa yang dikatakan oleh Philip H. Phenix bahwa pengetahuan siswa sangat bergantung kepada bagaimana cara seorang guru mengajar. Pengetahuan siswa dapat dibangun ketika seorang guru mampu mengajarkan siswanya dengan baik, dengan menggunakan inovasi-inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Menurut vygotsky siswa akan mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi pengajaran dan sosial dengan orang dewasa (pendidik), dengan catatan orang dewasa itu menjembatani arti dengan bahasa dan tanda atau simbol untuk kemudian siswa akan tumbuh dengan pemikiran yang verbal. (Samatowa, 2010).

Dengan kata lain guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa menemukan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman siswa itu sendiri. Oleh karena itu, pendidik sepatutnya memahami dunia siswa, agar suasana pembelajaran bermakna bagi siswa, proses pembalajaran dikelas sangat penting untuk menunjang motivasi dan potensi siswa dalam kelas.


(14)

IPA sebagai salah satu mata pelajaraan yang diwajibkan di sekolah dasar (SD), memiliki peranan yang cukup penting dalam rangka mempersiapkan siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap. Menurut Semiawan (2008, hlm. 103) pembelajaran IPA harus mencangkup semua aspek pengetahuan yang dihasilkan oleh aplikasi metode saintifik, bukan saja fakta dan konsep tetapi juga sebagai variasi aplikasi pengetahuan dan prosesnya. Sebagaimana dengan tujuan IPA di SD menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (dalam Djojomardiro, 2006, hlm. 2) diantaranya :

a) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang maha esa berdasarkan keberadaan keindahan dan keteraturan alam ciptaanya, b) mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, c) mengembangkan rasa ingintahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, d) melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan keterampilan berfikir bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, e) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam f) meningkatkan pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan kejenjeang selanjutnya

Memperhatikan tujuan yang terkandung dalam pembelajaran IPA maka pencapaiannya perlu didukung oleh suatu bentuk pelaksanaan pembelajaran yang memungkinkan siswa berkegiatan secara menyenangkan, menantang dan bermakna melalui aktivitas bertanya jawab dengan guru atau siswa lainnya, pengamatan atau penyelidikan, pembuktian melalui percobaan serta menyelesaikan masalah melalui kerja kelompok, sehingga peserta didik memiliki keterampilan yang diharapkan dalam tujuan tersebut.

Tetapi kenyataan berbeda dari yang seharusnya, penulis mengadakan observasi (menggunakan metode wawancara guru kelas IV dan melihat proses pembelajaran di dalam kelas) mengenai masalah-masalah dalam proses pembelajaran di kelas khususnya pembelajaran IPA. Menurut hasil observasi yang saya lakukan tidak adanya inovasi dalam proses pembelajaran dikelas membuat pembelajaran dikelas monoton, siswa juga terlihat tidak bersemangat di dalam kelas. pusat perhatian didalam kelas masih terpusat pada guru, dan


(15)

sumber materi masih terpusat di buku mata pelajaran. Pembelajaran yang berlasung masih menggunakan pembelajaran tipe konvensional (pembelajaran satu arah). Guru kurang memberikan inovasi dalam pembelajaran IPA dikelas, sehingga siswa tidak memiliki motivasi belajar dikelas dan siswa cindrung lebih pasif. Proses pembelajaran dikelas tidak membuat siswa antusias untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, motivasi siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri, memahami makna materi pelajaran dan mengkaitkan pengetahuan mereka dengan kehidupan siswa sehari-hari. Dalam pembelajaran IPA, materi atau konsep IPA yang diberikan berdasarkan satu sumber belajar yaitu buku paket, hal itu yang dilakukan guru untuk memenuhi aspek kognitif siswa dan setelah itu siswa hanya diminta untu merangkum materi yang ada dibuku sumber. Menurut pendapat guru yang bersangkutan, hal ini dirasa efektif karena buku-buku yang siswa dapatkan dari Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) tidak dapat dibawa pulang oleh siswa, untuk itu guru menyuruh siswa merangkum apa yang ada di dalam buku, kemudian siswa dapat menghapal konsep yang telah siswa rangkum di rumah untuk menunjang pembelajaran berikutnya. Tidak hanya itu waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan tugas, mendengarkan ceramah dan mengisi latihan-latihan yang ada di dalam buku paket. Berdasarkan metode yang digunakan guru dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa sangat lemah. Guru hanya mementingkan hasil yang siswa peroleh tanpa melihat prosesnya. Terbukti data yang peneliti dapatkan adalah hasil belajar siswa berupa kognitif saja, sedangkan didalam pembelajaran IPA tidak hanya hasil belajar melainkan keterampilan proses sains juga diperhitungkan.

Dengan demikian menggunakan pembelajaran konvensional, tidak efektif untuk mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV di SDN 3 Cikidang. Dengan melihat banyaknya permasalahan yang ada di SDN 3 Cikidang pada siswa kelas IV, peneliti berencana mengambil permasalah yang berkaitan dengan keterampilan proses sains siswa.


(16)

Keterampilan proses ini berbeda dengan konvensional, didalam strategi belajar konvensional, guru hanya memberikan materi pelajaran yang berfokus kepada pemberian konsep-konsep informasi, dan fakta sebanyak-banyaknya kepada siswa, hanya terpatok dengan satu sumber belajar, sedangkan keterampilan proses pada hakekatnya adalah pengelolaan pembelajaran yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses memperoleh hasil belajar (Nyimas Aisyah, 2012, hlm. 3). Dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA, dari pada siswa hanya disuruh untuk merangkum buku paket, dan guru hanya memberikan materi pelajaran sehingga siswa jadi sulit bertanya karena fokusya terdapat pada buku pelajaran, apalagi pada materi energi, materi energi tidak akan tersampaikan dengan baik apabila hanya dengan ceramah dari guru kelas atau hanya dengan merangkum. Siswa dapat mengerti materi yang diajarkan jika adanya keterampilan proses yang siswa lakukan seperti mengamati kegiatan yang berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan.

Banyak cara untuk meningkatkan keterampilan proses sains, tetapi peneliti mengambil model collaborative teamwork learning berdasarkan penelitian darmayanti pada jurnal pengaruh model collaborative teamwork learning terhadap keterampilan proses sains dan pemahaman konsep ditinjau dari gaya kognitif. Dalam jurnal tersebut keterampilan proses dapat ditingkatkan melalui model collaborative teamwork learning pada saat proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran ini bertujuan agar siswa bekerja dalam satu tim bersama-sama belajar dan memecahkan suatu permasalahan di mana semua siswa saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara tim. Dengan model collaborative teamwork

learning siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya

dan terdorong untuk menentukan konsep-konsep baru, dapat melatih siswa untuk berfikir lebih kritis, dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran tidak hanya itu membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan tidak membosankan karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran, dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa didalam kelas, siswa menjadi bergairah dalam belajar


(17)

didalam kelas, pembelajaran pun terintegrasi, pengetahuan tidak hanya di dapat dari buku paket.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan model

collaborative teamwork learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains dalam Pembelajaran IPA materi Energi”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimanakah penerapan model

collaborative teamwork learning dapat meningkatkan keterampilan proses

sains dalam pembelajaran IPA materi energi?

Rumusan masalah umum tersebut dirumuskan lebih khusus, berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model

collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi

energi di kelas IV SDN 3 cikidang?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi

energi di kelas IV SDN 3 cikidang?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains dengan menerapkan model collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi energi di kelas IV SDN 3 cikidang?

C. Tujuan Penelitian Tindakan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model collaborative teamwork learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA materi energi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Cikidang. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :


(18)

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model

collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi

energi di kelas IV SDN 3 cikidang

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi

energi di kelas IV SDN 3 cikidang

3. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan proses sains dengan menerapkan model collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA materi energi di kelas IV SDN 3 cikidang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa: dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa, dan dapat membangun keterampilan proses sains, khususnya dalam pembelajaran IPA, karena dengan pembelajaran siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan menemukan pengetahuan baru bagi siswa, siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan menggunakan model collaborative teamwork learning.

2. Bagi guru: dapat memberikan referensi kepada guru-guru tentang bentuk pembelajaran selain pembelajaran konvensional yang lazim dipergunakan oleh guru saat ini, membuka wawasan guru mengenai pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains didalam kelas.

3. Bagi sekolah: sebagai masukan dalam mengambil kebijakan mengenai inovasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah, walaupun sarana dan prasarana kelas kurang menunjang

4. Bagi jurusan PGSD: melengkapi referensi koleksi kepustakaan dan bahan bacaan di jurusan PGSD, memebrikan tambahan wawasan kepada calon guru, untuk mengetahui pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains didalam kelas.


(19)

E. Hipotesis Tindakan

Rumusan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Dengan diterapkannya model collaborative teamwork learning dapat meningkatkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA tentang energi pada siswa kelas IV SDN 3 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

F. Definisi oprasional

1. Model pembelajaran collaborative teamwork learning

Model collaborative teamwork learning adalah model pembelajaran inovatif yang bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok, bekeja sama dan saling bertukar pikiran. Setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota kelompoknya. Model ini memiliki lima tahapan yaitu tahap forming (pembentukan kelompok), tahap stroming (memprediksi tujuan kegiatan), tahap norming (mengerjakan kegiatan), tahap

performing (menginformasikan kembali), tahap adjourning (menganalisis

perbedaan jawaban disetiap kelompok dan penguatan materi) 2. Keterampilan proses sains

Keterampilan proses sains merupakan pendekatan yang harus dijadikan acuan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan proses sains menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan, dan mengkomunikasikan hasil temuannya. Keterampilan proses sains dalam penelitian ini, kemampuan yang akan siswa capai dengan menggunakan model collaborative teamwork

learning, yang meliputi aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,


(20)

3. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam satu lingkungan belajar, menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA yang akan dibahas adalah pada materi energi panas dan energi bunyi.


(21)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Mutu pembelajarannya dapat dilihat dari meningkatnya keterampilan proses sains siswa. Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara mencari ilmu pengetahuannya sendiri. Bentuk penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual pembelajaran IPA di lapangan.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatan keterampilan proses sains siswa dengan menerapkan model collaborative

teamwork learning. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran di kelas.

B. Model Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian mengguanakan model penelitian tindakan

yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart sebagai suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps).


(22)

Stephen Kemmis (dalam Hopkins, 2011) menuliskan bahwa dalam pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan profesional, program-program pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan dan perencanaan sistem. Penelitin tindakan Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu:

1. Tahap perencanaan.

Pada tahap ini dijelaskan mengenai apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahapan ini peneliti menyusun rancangan ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat berbagai instrumen yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Tahap tindakan.

Tahap tindakan (action) peneliti mengimplementasikan isi rancangan yang telah dipersiapkan dalam tahap perencanaan, menerapkan sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan dalam rancangan.

3. Tahap observasi.

Pengamatan atau observasi sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

4. Tahap refleksi.

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika ditemukan masalah maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya hingga permasalahan dapat teratasi. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk


(23)

kegiatan yang berbeda yang bersifat spesifik, agar terjadi perbaikan. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat atau direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

gambar 3.1 gambar dimodifikasi, (Hopkins, 2011, hlm. 92) C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN 3 Cikidang Lokasi penelitian terletak di Kampung Cikawari Desa Cicalung Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan kurang lebih pada bulan April sampai dengan selesai.

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 3 Cikidang Lokasi penelitian terletak di Kampung


(24)

Cikawari Desa Cicalung Lembang Kabupaten Bandung Barat, tahun akademik 2013/2014 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 21 orang perempuan dan 19 orang laki-laki.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian dianggap berhasil jika pada siklus III keterampilan-keterampilan proses sains siswa meningkat dibandingkan dengan siklus I ataupun siklus II. Siklus I dirancang dalam 2 kali pertemuan (3x35 menit). SiklusII dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (3x35 menit). Pada siklus III dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (3x35 menit). Penelitian ini akan dilaksanakan dikelas IV SDN 3 Cikidang Lembang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Siklus I

1. Perencanaan

a. Menetapkan jadwal penelitian, pada hari senin tanggal 2 Mei 2014 b. Menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk siklus I. dengan

standar kompetensi memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Dengan materi sumber-sumber energi panas dan manfaat sumber energi panas

c. Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan eksperimen pada saat penelitian siklus I yang meliputi lilin, dan korek api

d. Menyiapkam LKS (Lembar Kerja Siswa) mengenai sumber energi panas

e. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan kegiatan siswa pada siklus I


(25)

f. Menyiapkan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses sains dengan menggunakan collaborative teamwork learning.

2. Tindakan

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran (RPP) dan media yang telah disiapkan

b. Melakukan kegiatan percobaan pada siklus I untuk mendapatkan data mengenai peningkatan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi melalui penerapan model collaborative teamwork learning.

c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Mencatat aktivitas keterampilan proses sains yang siswa lakukan saat melakukan aktivitas belajar

e. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan pembelajaran (RPP). Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan. Tidak hanya itu pengamat juga mengobservasi keterampilan proses sains siswa pada saat aktivitas belajar siswa sedang berlangsung

4. Refleksi

Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian yang terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, kekurangan dan kesalahan permasalahan yang


(26)

ditemukan selama pembelajaran berlangsung sebagai acuan dalam merancang kegiatan pada siklus II.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Menginventarisir kekurangan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

b. Menetapkan jadwal penelitian, pada hari senin tanggal 12 Mei 2014. c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi

pada siklus I. dengan standar kompetensi memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Dengan materi sifat energi panas dan benda yang dan benda-benda yang dapat menghantarkan panas

d. Menyiapkan media yang akan digunakan pada siklus II yang meliputu gelas plastik, koran kantung plastik, kain wol atau handuk, air panas karet gelang, sendok logan, sendok plastik, garpu logam, sedotan dan sumpit kayu

e. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS, dengan menggunakan alat dan bahan lebih banyak

f. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran.

g. Menyiapkan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses sains dengan menggunakan collaborative teamwork learning.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi energi panas dan energi bunyi pada mata pelajaran IPA di kelas IV melalui


(27)

penerapan model collaborative teamwork learning, sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui kegiatan yang dirancang oleh guru.

b. Melakukan kegiatan percobaan pada siklus II untuk mendapatkan data mengenai peningkatan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi melalui penerapan model collaborative teamwork learning.

c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

3. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan pembelajaran (RPP). Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan. Tidak hanya itu pengamat juga mengobservasi keterampilan proses sains siswa pada saat aktivitas belajar siswa sedang berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian yang terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, kekurangan dan kesalahan permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran berlangsung sebagai acuan dalam merancang kegiatan pada siklus III.


(28)

Siklus III

1. Tahap Perencanaan

a. Menginventarisir kekurangan dan kelemahan pada siklus II untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus III.

b. Menetapkan jadwal penelitian, pada hari sabtu tanggal 31 Mei 2014.

c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus II. dengan standar kompetensi memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Dengan materi energi bunyi dan perambatan energi bunyi.

d. Menyiapkan media yang akan digunakan pada siklus III, yang meliputi plastik, gelas plastik, karet, gelas es, penggaris, recorder atau suling, telepon benang, dan batu

e. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS

f. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran.

g. Menyiapkan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses sains dengan menggunakan collaborative teamwork learning. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus III sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus II serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus III ini siswa sudah lebih menguasai materi energi panas dan energi bunyi pada mata pelajaran IPA di kelas IV melalui penerapan model collaborative teamwork learning, sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui kegiatan yang dirancang oleh guru.


(29)

b. Melakukan kegiatan percobaan pada siklus III untuk mendapatkan data mengenai peningkatan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi melalui penerapan model collaborative teamwork learning.

c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

3. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus III relatif sama dengan siklus II yaitu: a. Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar

observasi.

b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus III ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

4. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus III ini, hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Cikidang Lembang pada mata pelajaran IPA energi panas dan energi bunyi melalui penerapan model collaborative teamwork learning ini dapat meningkat.

5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen

penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPA melalui


(30)

penggunaan model collaborative tamwork learning . Observasi dilakukan oleh satu orang pengamat dimaksudkan untuk mengurangi bias data penelitian yang dikumpulkan melalui instrumen lembar observasi. Sedangkan data keterampilan proses sains juga dikumpulkan melalui lembar observasi. Pengamat mengamati satu atau dua kelmpok anak.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk RPP, LKS, lembar observasi, dan wawancara.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam penelitian ini akan digunakan tiga RPP yang mewakili indikator yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP merupakan hasil Analisis Materi Pelajaran (AMP).

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai sarana untuk membantu dan mempermudah dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan hasil belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. Tidak hanya itu dengan adanya LKS, keterampilan proses sains siswa dapat terlihat, siswa belajar mengamati, memprediksi, mengidentifikasi, menyimpulkan dan menginformasikan kembali. LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model collaborstive teamwork

learning tentang energi panas dan energi bunyi .

3. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan model collaborative

teamwork learning. Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar


(31)

kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa) selama proses pembelajaran. Tidak hanya itu lembar observasi juga dipergunakan peneliti untuk melihat keterampilan proses yang dilakukan siswa untu memperoleh pengetahuanya dalam proses belajar belajar mengajar

4. Wawancara

Wawancara dipergunakan apabila data deskripsi aktivitas guru dan siswa tidak dimengerti oleh peneliti sehingga peneliti mewawancarai observer untuk keakuratan proses pembelajaran pada saat penelitian.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan

dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data diperoleh dari RPP, lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan lembar observasi keterampilan proses sains. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian lalu diolah, pertama-tama mensleksi data dan mereduksi data (memilih mana data yang diperlukan dan mana data yang tidak diperlukan). Yang kedua mengkalsifikasi data, ketiga mendeskripsikan data dan yang terakhir menginterpretasikan data:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari penilaian lembar observasi sesuai dengan indikator-indikator pada setiap aspek. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.

a. Pengolahan data keterampilan proses sains

Data diperoleh pada saat proses pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) data yang diperoleh saat melihat proses pengerjaan LKS dimasukan


(32)

kedalam lembar observasi. Untuk menentukan persentase keberhasilan setiap aspek digunakan rumus

Keterangan : B= skor yang diperoleh

N= skor maksimal (poerwanti endang, 2008)

Selain itu penilaian keterampilan proses sains juga dilakukan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus

b. Menghitung Persentase Ketuntasan keterampilan proses sains

Ketuntasan keterampilan proses sains ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan : ∑ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar

dari atau sama dengan 70 n : Banyak siswa

100% : Bilangan tetap

TB : Ketuntasan belajar(poerwanti endang, 2008)

2. Data Kualitatif

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan lima pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi bias data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian


(33)

peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah semua tahap dalam model collaborative teamwork learning telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi terhadap siswa Kelas IV SDN 3 Cikidang Kab Bandung Barat.


(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai model collaborative

teamwork learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa Kelas IV

SDN 3 Cikidang Kec. Lembang Kab. Bandung Barat dalam pembelajaran IPA tentang Materi energi panas dan energi bunyi dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model collaborative

teamwork learning ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan lima

tahapan model collaborative teamwork learning yang meliputi lima tahapan yaitu tahap forming (pembentukan kelompok), tahap stroming (memprediksi tujuan kegiatan), tahap norming (mengerjakan kegiatan), tahap performing (menginformasikan kembali), tahap adjourning (menganalisis perbedaan jawaban disetiap kelompok dan penguatan materi). Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa dan lembar observasi keterampilan proses sainsnya

2. Pelaksanaan pembelajaran, dilakukan dengan model collaborative teamwork

learning. Pada setiap siklus terlihat peningkatan keterampilan proses sains

dengan menggunakan model collaborative teamwork learning. Pelaksanaan pembelajaran siswa pada setiap siklus membuat siswa semakin aktif untuk menemukan pengetahuannya berdasarkan pengamatan, tidak hanya itu siswa siswa suda mulai terbiasa dengan belajar kelompok dan sudah bisa menyatakan pendapatnya mengenai hasil pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, tahapan yang sesuai pada siklus I adalah pada tahap performing dan pada tahap adjourning. Pada tahap ini siswa mampu menginformasikan kembali hasil pengamatan dan kelompok siswa yang lain sibuk mencatat perbedaaan jawaban antara jawaban kelompoknya dan


(35)

jawaban kelompok yang persentasi. Tahapan yang sesuai pada siklus II adalah kedua tahapan yang berhasil di siklus I ditambah dengan tahap

forming dan norming. Pada tahap forming. Siswa lebih kondusif

dikelompokan menjadi 8 kelompok, dan pada tahap norming pemberian dua kegiatan sederhan dan saling berhubungan mampu membuat siswa lebih fokus dengan pengamatannya. Pada siklus III semua kegiatan sesuai dengan semua tahapan model collaborative teamwork learning.

3. Terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa Kelas IV SDN 3 Cikidang dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I persentase keberhasilannya sebesar 44,5 %. Pada siklus II persentase keberhasilannya sebesar 72,5% dan pada siklus III persentase keberhasilannya sebesar 92%. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa kelas IV SDN 3 Cikidang pada mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan model

collaborative teamwork learning.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menggunakan model collaborative teamwork learning.

1. Guru

Guru-guru SDN 3 Cikidang khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menggunakan model collaborative teamwork

learning ini untuk meningkatkan minat siswa. guru dapat meningkatkan

kreatifitas dalam pembelajaran dikelas dan dapat menyesuaikan materi dengan penerapan model collaborative teamwork learning dengan cara mempelajari konsep-konsep model collaborative teamwork learning.


(36)

2. Kepala sekolah

Disarankan agar selalu memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan oleh guru sehingga diharapkan guru bisa lebih konsen dan optimal dalam pembelajaran

3. Peneliti Berikutnya

Disarankan agar memperluas jangkauan penelitian dengan menggunakan model collaborative teamwork learning dan diharapkan mencoba model

collaborative teamwork learning, dengan melalui berbagai variasi metode

tidak hanya melalui metode eksperimen. Dicoba untuk mata pelajaran yang berbeda juga kelas yang berbeda agar mengetahui keberhasilan lain yang akan didapat dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.


(37)

69

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nimas. (2012). Pendekatan keterampilan proses [online]. Tersedia di jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/ [27 November 2013]

Aqib, Z. et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB,

dan TK. Bandung : Yrama Widya.

Berge, ola ( 2011). Collaborative Learning [online]. Tersedia di http://folk.uio.no/olaberg/thesis/node11.html [10 Maret 2014]

Darmayanti et al. (2013). “Pengaruh Model Collaborative Teamwork

Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Gaya Kognitif”. Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013) [online]. Tersedia di http://wwwpasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php [10 Maret 2014]

Deden. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Vi Sdn 47 Rambin Sanggau. Artikel Penelitian Universitas Tanjungpura Pontianak. Tersedia

di

http://www.greenebookshop.com/artikel-pendidikan-pembelajaran-ipa-di-sd-pdf/ [27 November 2013]

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-UPI Bandung.

Devi, P. K. dan Angraeni. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD

dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


(38)

Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djojomardiro, wasih. 2006. Inisiasi Online Pengembangan IPA SD [online]. Tersedia di http://pjjpgsd.dikti.go.id [10 Maret 2014]

I Wayan Merta Jiwa et al. (2013). “ Pengaruh Model Collaborative Teamwork Laerning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Sosoilogi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Amlapura. ”. Program Studi Pendidikan Sains (Volume 4 Tahun 2013) [online]. Tersedia di

http://wwwpasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php [10 Maret 2014]

Rachmawati Ryna, (2010). Perbedaan Cooperative Learning dan

Collaborative Learning [online]. Tersedia di

http://folk.uio.no/olaberg/thesis/node11.html [11 Maret 2014]

Rasyidin, W. et al. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Rasyid, H. dan Asrori, M. (2006). Pengembangan Strategi Pembelajaran

Kolaboratif Dalam Tim Mahasiswa Kalimantan Barat [online]. Tersedia

di

http://www.greenebookshop.com/artikel-pendidikan-pembelajaran-ipa-di-sd-pdf/ [27 November 2013]

Ruseffendi,H.E.T (1998). Statitika Dasar untuk Penelitian Tindakan. Bandung :IKIP Bandung Press.

Samatowa, Usman. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.


(39)

Subali, Bambang (2010). “Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola

Divergen Dan Modifikasinya Sebagai Tes Kreativitas”. Jurdik Biologi

Fmipa Uny.309-334[online]. Tersedia di

www.ceiainc.org/assets/wysiwyg/Journal/JCEIA_Vol45_keterampilan-proses.pdf? [10 Maret 2014]

Sudarman (2008). Penerapan Model Collaborative Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 3 No 2 [online]. Tersedia di

http://jurnaljpi.files.wordpress.com

Wahyono, B.dan Nuracmandani. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Zulirfan (2007). “Efektivitas Pembelajaran Fisika Dengan Penerapan Pendekatan CTL Terhadap Keterampilan Proses Ipa Dan Psikomotor Siswa Kelas VI SDN 011 Kerumutan” Jurusan Pendidikan MIPA FKIP

Universitas Riau. 6, (2),51-55[online]. Tersedia di

http://www.greenebookshop.com/jurnal-pendidikan-pembelajaran-ipa-di-sd-pdf/ [10 Maret 2014]


(40)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SDN 3 CIKIDANG

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / semester : I V/ 2

Jumlah pertemuan : 3x35 menit (2 pertemuan)

A. Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

8.3 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

C. Indikator Capaian Kompetensi

1. Menyimpulkan pengertian energi panas

2. Menyimpulkan pengertian sumber energi panas 3. Mengklasifikasi sumber energi panas

4. Mengidentifikasikan manfaat-manfaat sumber energi panas

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pengamatan, siswa mampu menyimpulkan pengertian dari energi panas dengan tepat

2. Melalui pengamatan, siswa mampu menyimpulkan pengertian sumber energi panas dengan tepat

3. Melalui pengamatan, siswa mampu mengklasifikasikan 3 energi panas dengan benar

4. Melalui pengamatan dan pengerjaan lembar kerja siswa, siswa mampu mengindentifikasi 4 manfaat sumber energi panas

E. Karakter yang Diharapkan

Tekun melalui

Guru mengkondisikan siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan lembar kerja yang guru berikan. Menegur siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam


(41)

Teliti melalui

Guru mengkondisiskan siswa secara berkelompok untuk memeriksa kembali hasil pekerjaan siswa pada saat mengisi LK

Rasa hormat dan perhatian

Siswa mampu memperlihatkan sikap rasa hormat dan memperhatikan kepada guru, serta dapat menghargai teman, guru menegur siswa jika siswa tidak memiliki rasa hormat dan perhatian saat sedang dikelas

F. Materi Pembelajaran

Energi panas

1. Pengertian energi panas

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi yang dihasilkan oleh panas disebut energi panas

2. Sumber-sumber energi panas

Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disebut sumber panas. Dalam kehidupan kita terdapat dua sumber panas, yaitu matahari dan sumber panas lain yang dihasilkan karena gesekan benda.

3. Manfaat sumber energi panas  Untuk memasak

 Pada saat yertentu untuk membantu penerangan  Untuk menjemur pakaian

 dimanfaatkan untuk mengeringkan bahan makanan seperti pad

 pembuatan ikan asin, kerupuk, dan garam, G. Model, Pendekatan dan Metode

1. Model pembelajaran yang digunakan collaborative learning 2. Pendekatan konstruktivisme

3. Metode eksperimen, tanya jawab, diskusi, dan penugasan

H. Media, Bahan , dan Sumber Pembelajaran a. Media


(42)

b. Bahan

Bahan ajar yang digunakan adalah Lembar kerja siswa

c. Sumber Belajar

Sumber belajar yang digunakan adalah

Triatmanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wiyanto. 2010. IPA 4 untuk SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

I. Langkah-langkah pembelajaran tahap

pembelajaran

langkah pembelajaran indikator keterampilan proses

alokasi waktu Kegiatan awal

Apersepsi

Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis

untuk mengikuti

pembelajaran dan

memastikan siswa siap untuk belajar.

 Guru memberikan

motivasi kepada siswa dengan menggunakan yel-yel

“kelas 4

pintar, cerdas, penuh semangat

IPA yes yes yes”

 Guru melakukan

apersepsi (mengkaitkan

materi sebelumnya

dengan materi yang akan

10 menit


(43)

dibahas hari ini)

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran IPA hari ini

kegiatan inti Forming,

pembentukan

kelompok, siswa diberikan kegiatan untuk siswa amati.

Guru membentuk

kelompok siswa menjadi 5 kelompok, siwa duduk berdasarkan

kelompoknya masing-masing.

Guru memberikan

lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok siswa

5 menit

Stroming, sebelum

pengamatan

dilakukan siswa memabaca lembar kegiatan,

mendiskusikan dan menulis hipotesis

Guru meminta siswa untuk membaca dengan teliti apa saja yang tertulis pada lembar kerja siswa sebelum

siswa melakukan

pengamatan

Setelah membaca lembar kerja siswa, guru

meminta siswa

menuliskan maksud dari percobaan yang akan dilakukan. kesesuaian hipotesis dengan kegiatan yang siswa lakukan membuat hipotesis 10 menit


(44)

Norming, kelompok kolaboratif bekerja sama mengamati, mengidentifikasi, mengkalisifikasikan, menjawab lembar

kegiatan atau

masalah yang

ditemukannya

sendiri dan

meyimpulkan hasil kegiatan.

Setelah selesai masing-masing kelompok siswa

mulai melakukan

pengamatan sesuai

dengan intruksi yang ada pada lembar kerja siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, menilai keterampilan proses sains siswa pada saat proses pengamatan. Setelah selesai siswa

berdiskusi mengenai jawaban yang tepat bagi pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam lembar kerja siswa

Guru mengingatkan kembali kepada siswa

untuk bekerjasama

dalam pengerjaan lembar kerja siswa, setiap siswa harus menyumbangkan ide atau pikirannya, menuliskan hasil dari percobaan yang telah dilakukan. kesesuaian proses pengamatan dengan konsep yang siswa dapatkan

mengamati 30

menit kesesuaian menggolongkan persamaan dan perbedaan mengklasifikasi kesesuaian konsep dengan percobaan yang diamati menyimpulkan Perfoming, Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi, pada

Setelah selesai guru mengintruksikan masing-masing keberanian siswa, kelantangan suara saat mengkomunikas ikan kembali


(45)

saat salah satu keompok

mempresentasi

maka kelompok

lain, menuliskan perbedaan dari hasil kegiatan

kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi

Saat satu kelompok maju kedepan kelas kelompok yang lain mencatat jawaban berbeda antara kelompoknya dengan kelompok yang tampil kedepan kelas

Adjourning,

kegiatan ini berupa refleksi, perbedaan-perbedaan hasil

kegiatan. Guru

mengarahkan siswa untuk mendapatkan persamaan konsep.

Setelah seluruh

kelompok siswa selesai maju kedepan kelas. Guru bertanya apakah ada perbedaan pada isi jawaban lembar kerja siswa tersebut

Lalu guru menjelaskan sedikit tentang sumber-sumber energi agar tidak terjadi salah paham mengenai konsep yang siswa dapatkan

Guru memberikan

refleksi dengan

menggunakan soal-soal keterampilan proses

Setelah selesai

mengerjakan soal

keterampilan proses

30 menit


(46)

sains, siswa mengumpulkannya dimeja guru

Kegiatan penutup Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari hari ini

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dengan cara mengajak siswa untuk bertanya tentang apasaja yang

berkaitan dengan

pembelajaran yang telah dilakukan

Guru memberikaan tugas kepada siswa mengenai materi yang siswa berikan.

10 menit

J. Penilaian


(47)

Teknik penilaian

1. Pertanyaan lisan

Dilaksanakan secara terpadu selama proses pembelajaran

2. Pertanyaan tertulis

Dilaksanakan untuk tes formatif pada akhir pembelajaran

3. Unjuk kerja

Dilaksanakan pada saaat siswa melakukan percobaan Tes formatif

Tes formatif Soal essay

Soal Kunci Jawaban

1. Dari percobaan yang kamu lakukan. Apa yang kamu ketahui tentang energi panas

energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha

2. Dari percobaan yang kamu lakukan. jelaskan apa pengertian dari sumber energi panas!

Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas

3. Dari percobaan yang kamu lakukan. coba tuliskan sumber-sumber energi panas?

sumber energi panas 1. Api

2. Matahari 3. Gesekan tangan 4. Coba pikirkan dan jelaskan oleh kalian

apakah panas yang kamu rasakan selalu sama?(saat pagi, siang dan sore hari)

tidak, karena pada saat pagi hari posisi matahari masih ada di sebelah timur sehingga panas yang dirasakan hangat. Sedang kan pada saat siang hari posisi matahari tepat diatas kepala sehingga panas yang dirasakan lebih panas dibandingkan dengan pagi hari. Pada saat sore hari panas yang dirasakan sama seperti pagi hari karena posisi matahari berada di sebelah barat


(48)

(sesuai hipotesis siswa berdasarkan fakta yang ada)

5. Menurut pendapatmu, sebutkan manfaat api bagi kehidupan sehari-hari

manfaat api

1. Untuk memasak

2. Pada saat yertentu untuk membantu penerangan

3. Untuk membakar sampah

4. memberikan tenaga untuk menjalankan kereta api

6. Menurut pendapatmu, sebutkan manfaat api bagi kehidupan sehari-hari

manfaat matahari

1. Untuk menjemur pakaian

2. dimanfaatkan untuk mengeringkan bahan makanan seperti pada pembuatan ikan asin, kerupuk, dan garam,

3. energi panas matahari juga untuk memanaskan air di rumah-rumah modern.

4. Dipakai untuk bahan bakar kendaraan bertenaga surya

No

Aspek Keterampilan

Proses

Indikator

No

Soal Skor Kriteria

1 menyimpulkan kesesuaian konsep dengan percobaan yang diamati

1,2 3

2

jawaban tepat, kesesuaian antara konsep energi panas dengan percobaan yang diamati.

jawaban kurang tepat, kurang adanya kesesuaian konsep energi panas dengan percobaan yang diamati.


(49)

1 jawaban tidak tepat, tidak ada kesesuaian antar konsep energi panas dengan percobaan yang diamati

2 mengklasifikasi menggolongkan

tiga macam

sumber energi panas

3 3

2

1

menuliskan tiga sumber energi panas dengan tepat.

menuliskan dua sumber energi panas dengan tepat.

menuliskan dua sumber energi panas dengan tepat.

3 berhipotesis kesesuaian jawaban berdasarkan fakta dan alasan yang jelas

4 3

2

1

kesesuaian jawaban berdasarkan fakta disertai dengan alasan yang jelas .

kesesuaian jawaban berdasarkan fakta tetapi tidak disertai dengan alasan yang jelas.

tidak adanya kesesuaian jawaban dengan fakta dengan alasan yang jelas.

4 mengklasifikasi menggolongkan empat manfaat sumber energi panas yaitu api

5 4

3

2

1

menuliskan empat manfaat api dengan benar.

menuliskan tiga manfaat api dengan benar.

menuliskan dua empat manfaat api dengan benar.

menuliskan satu manfaat api dengan benar.

5 mengklasifikasi menggolongkan empat macam sumber energi panas yaitu

6 4

3

menuliskan empat manfaat matahari dengan benar.

menuliskan tiga manfaat matahari dengan benar.


(50)

matahari 2

1

menuliskan dua manfaat matahari dengan benar.

menuliskan satu manfaat matahari dengan benar.

Keterangan

Penilaian

Penilaian Keterampilan Proses Sains Saat Proses Pembelajaran

kelompok

nama siswa aspek yang dinilai

berhipotesis mengamati mengklasifi kasi

menyimpul kan

menginformasi kan kembali

Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan Proses Sains Saat Proses Pembelajaran


(51)

1 berhipotesis

4

3

2

1

hipotesis siswa sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa

hipotesis siswa cukup sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa (hanya ada kata energi panas)

hipotesis siswa kurang sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa (hanya ada kata panas)

hipotesis siswa tidak sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa

2 mengamati

4

3

2

1

siswa mengamati dengan teliti dan tekun (siswa terfokus dengan pengamatannya)

siswa mengamati dengan cukup teliti dan tekun(masih mengobrol dengan temannya di luar konten materi) siswa mengamati kurang teliti (siswa masih main-main dalam melakukan pengamatan

siswa mengamati tidak teliti (siswa tidak peduli dengan pengamatan)

3 mengklasifikasi

4

3

2

1

siswa dapat mengklasifikasi tiga sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan siswa dapat mengklasifikasi dua sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan siswa dapat mengklasifikasi satu sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan siswa tidak dapat mengklasifikasi sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan

4 menyimpulkan

4

3

2

adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan

cukup adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan (hanya ada kata energi panas dalam kesimpulan yang dibuat)

kurang adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan (hanya ada kata panas dalam


(52)

1

kesimpulan yang dibuat)

tidak adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan

5 menginformasikan kembali

3

2

1

siswa menginformasikan kembali dengan suara yang lantang dan pengucapannya jelas

siswa menginformasikan kembali dengan suara yang kurang lantang tetapi pengucapannya jelas atau sebaliknya

siswa menginformasikan kembali dengan suara yang kurang lantang dan kurang jelas pengucapanya

Mengetahui,

Guru kelas

Nurhaida situmorang, S. Pd. NIP. 196105161983052006

Bandung, 12 Mei 2014 Gurupraktikan PPL,

Dian Fitriyanti

Mengetahui,

Kepala Sekolah,

Tatisuherti S. Pd


(53)

Lembar Kerja Peserta Didik

Kelompok :

Nama anggota kelompok :

Kelas :

Sekolah :

A. Judul : Sumber energi panas B. Tanggal/hari :

Tuliskan pendapatmu mengenai mengenai kegiatan yang akan kamu lakukan. tuliskan tujuan dari kegiatan ini!

C. Deskripsi singkat :

Panas merupakan salah satu bentuk energi. Energi yang dihasilkan oleh panas disebut energi panas. Dalam kehidupan sehari-hari sumber energi dapat kita lihat. Sember energi panas juga sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia

D. Alat dan bahan :

Matahari Lilin korek


(54)

Telapak tangan

E. Langkah-langkah kerja :

1. Coba keluar kelasmu, perhatikan matahari yang bersinar saat itu. Apa yang kamu rasakan?

2. Coba kamu diam di bawah terik sinar matahari. Apa yang kamu rasakan?

3. Nyalakan lilin dengan korek api. Apa perbedaan lilin sebelum dan sesudah dinyalakan?

4. Letakan tangan mu diatas lilin yang sedang menyala, apa yang kamu rasakan? 5. Gesek tanganmu dengan lambat. Apa yang kamu rasakan?

6. Bagaimana jika tanganmu digesek dengan cepat apa yang kamu rasakan? 7. Dari hasil pengamatan mu apa saja sumber energi panas?

8. Simpulkan hasil pengamatan yang kamu dapatkan dari pengamatan yang kamu lakukan?


(55)

Nama : Kelas :

Sekolah :

1. Dari percobaan yang kamu lakukan. jelaskan apa yang kamu ketahui tentang energi panas!

Jawab :

2. Dari percobaan yang kamu lakukan. jelaskan apa pengertian dari sumber energi panas! Jawab :

3. Dari percobaan yang kamu lakukan. coba tuliskan sumber-sumber energi panas? Jawab :

4. Coba pikirkan dan jelaskan oleh kalian apakah panas yang kamu rasakan pada saat pagi, siang dan sore hari selalu sama?

Jawab :

5. Menurut pendapatmu, sebutkan 4 manfaat api dalam kehidupan sehari-hari! Jawab :


(56)

6. Menurut pendapatmu, sebutkan 4 manfaat matahari dalam kehidupan sehari-hari!


(57)

Penilaian Keterampilan Proses Sains Saat Proses Pembelajaran

Kelompok :

Nama Siswa

Aspek Yang Dinilai

Berhipotesis Mengamati Mengklasifikasi Menyimpulkan Menginformasikan Kembali

Observer


(58)

Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan Proses Sains Saat Proses Pembelajaran

no aspek yang dinilai indikator bobot kriteria penilaian

1 memprediksi

kesesuaian prediksi

dengan tujuan

dilakukannya pengamatan

4 3

2

1

prediksi siswa sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa

prediksi siswa cukup sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa (hanya ada kata energi panas)

prediksi siswa kurang sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa (hanya ada kata panas)

prediksi siswa tidak sesuai dengan tujuan pengerjaan lembar kerja siswa

2 mengamati

melakukan

pengamatan dengan teliti dan tekun

4 3

2

1

siswa mengamati dengan teliti dan tekun (siswa terfokus dengan pengamatannya) siswa mengamati dengan cukup teliti dan tekun(masih mengobrol dengan temannya di luar konten materi)

siswa mengamati kurang teliti (siswa masih main-main dalam melakukan pengamatan

siswa mengamati tidak teliti (siswa tidak peduli dengan pengamatan) 3 mengklasifikasi menggolongkan tiga

sumber energi panas

4 siswa dapat mengklasifikasi tiga sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan


(59)

3

2

1

siswa dapat mengklasifikasi dua sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan

siswa dapat mengklasifikasi satu sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan

siswa tidak dapat mengklasifikasi sumber energi panas dengan tepat sesuai dengan percobaan yang dilakukan

4 menyimpulkan

sesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan yang dilakukan

4 3

2

1

adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan

cukup adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan (hanya ada kata energi panas dalam kesimpulan yang dibuat)

kurang adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan (hanya ada kata panas dalam kesimpulan yang dibuat)

tidak adanya kesesuaian antara kesimpulan siswa dengan pengamatan

5 menginformasikan kembali

menginformasikan kembali dengan suara yang lantang dan pengucapan yang jelas

4

3

2

1

siswa menginformasikan kembali dengan suara yang lantang dan pengucapannya jelas

siswa menginformasikan kembali dengan suara yang kurang lantang tetapi pengucapannya jelas atau sebaliknya

siswa menginformasikan kembali dengan suara yang kurang lantang dan kurang jelas pengucapanya

siswa menginformasikan kembali dengan suara yang tidak lantang dan tidak jelas pengucapanya


(60)

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

No Langkah-Langkah Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran

Guru Siswa

 Guru melakukan apersepsi (mengkaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dibahas hari ini)


(61)

 Guru membentuk kelompok siswa menjadi 5 kelompok, siwa duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing.

 Guru memberikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok siswa

 Guru meminta siswa untuk membaca dengan teliti apa saja yang tertulis pada lembar kerja siswa sebelum siswa melakukan pengamatan

 Setelah membaca lembar kerja siswa, guru meminta siswa menuliskan maksud dari percobaan yang akan dilakukan.

 Setelah selesai masing-masing kelompok siswa mulai melakukan pengamatan sesuai dengan intruksi yang ada pada lembar kerja siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, menilai keterampilan proses sains siswa pada saat proses pengamatan.

 Setelah selesai siswa berdiskusi mengenai jawaban yang tepat bagi pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam lembar kerja siswa


(62)

 Guru mengingatkan kembali kepada siswa untuk bekerjasama dalam pengerjaan lembar kerja siswa, setiap siswa harus menyumbangkan ide atau pikirannya, menuliskan hasil dari percobaan yang telah dilakukan.

 Setelah selesai guru mengintruksikan

masing-masing kelompok maju kedepan untuk

mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi  Saat satu kelompok maju kedepan kelas kelompok

yang lain mencatat jawaban berbeda antara kelompoknya dengan kelompok yang tampil kedepan kelas

 Setelah seluruh kelompok siswa selesai maju kedepan kelas. Guru bertanya apakah ada perbedaan pada isi jawaban lembar kerja siswa tersebut

 Lalu guru menjelaskan tentang sumber-sumber energi agar tidak terjadi salah paham mengenai konsep yang siswa dapatkan


(63)

soal-soal keterampilan proses

 Setelah selesai mengerjakan soal keterampilan proses sains, siswa mengumpulkannya dimeja guru Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang

apa yang sudah dipelajari hari ini

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dengan cara mengajak siswa untuk bertanya tentang apasaja yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan

Guru memberikaan tugas kepada siswa mengenai materi yang siswa berikan.


(64)

Lembar observasi siswa dengan model collaborative learning Pada Siklus 1

no aspek yang diamati penilaian

1 2 3 4

1 keantusiasan siswa dalam menjawab permalasalah yang diberikan guru

2 intensitas pertanyaan siswa kepada guru 3 kerja kelompok

4 aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan 5 aktivitas siswa dalam diskusi

6 aktivitas siswa dalam melakukan pengamatan

7 aktivitas siswa mengkomunikasikan hasil kerja kelompok 8 aktivitas siswa mengemukakan ide dan pendapat


(65)

10 perbuatan yang tidak relevan

Keterangan

No 1 - 8 no 9 - 10

4 :baik 2 :kurang baik 4 : sering 2 : jarang


(66)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SDN 3 CIKIDANG

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / semester : I V/ 2

Jumlah pertemuan : 3x35 menit (2 pertemuan)

A. Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

8.3 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

C. Indikator Capaian Kompetensi

5. Meyimpulkan sifat energi panas

6. Mengklasifikasikan perpindahan energi panas

7. Memberikan contoh benda-benda yang bisa menghantarkan panas 8. Memberikan contoh benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas

D. Tujuan Pembelajaran

5. Melalui pengamatan, siswa mampu menyimpulkan pengertian dari energi panas dengan tepat

6. Melalui pengamatan, siswa mampu mengklasifikasikan 3 perpindahan energi panas dengan benar

7. Melalui pengamatan, siswa mampu memberikan 2 contoh benda yang bisa menghantarkan panas

8. Melalui pengamatan, siswa mampu memberikan 2 contoh benda yang bisa menghantarkan panas

E. Karakter yang Diharapkan


(67)

Guru mengkondisikan siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan lembar kerja yang guru berikan. Menegur siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan lembar kerja

Teliti melalui

Guru mengkondisiskan siswa secara berkelompok untuk memeriksa kembali hasil pekerjaan siswa pada saat mengisi LK

Rasa hormat dan perhatian

Siswa mampu memperlihatkan sikap rasa hormat dan memperhatikan kepada guru, serta dapat menghargai teman, guru menegur siswa jika siswa tidak memiliki rasa hormat dan perhatian saat sedang dikelas

F. Materi Pembelajaran

Panas dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu: a. Radiasi (pancaran)

Perpindahan panas tanpa zat perantara disebut radiasi. Contoh: pancaran sinar matahari ke bumi. Alat untuk mengetahui adanya pancaran panas disebut termoskop.

b. Konduksi (hantaran)

Perpindahan panas melalui zat perantara dan perantaranya tidak ikut pindah disebut konduksi. Contoh: memanaskan besi pada salah satu ujungnya, maka pada ujung yang lain akan terasa panas.

c. Konveksi (aliran)

Perpindahan panas melalui zat perantara dan zat perantaranya ikut pindah disebut konveksi. Contoh: air yang direbus di dalam panci.

Benda-benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Contohnya besi, tembaga, baja, nikel, kuningan, dan sebagainya. Benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas disebut isolator. Contoh: karet, wol, kaca, plastik, kayu, busa, dan sebagainya.

G. Model, Pendekatan dan Metode

4. Model pembelajaran yang digunakan collaborative learning 5. Pendekatan konstruktivisme


(68)

6. Metode eksperimen, tanya jawab, diskusi, dan penugasan

H. Media, Bahan , dan Sumber Pembelajaran a. Media

gelas yang sama, kertas koran, kantong plastik, kain wol atau handuk, air panas, jam, karet gelang/pengikat, sendok logam, garpu logam, sendok plastik, sedotan, sumpit kayu

b. Bahan

Bahan ajar yang digunakan adalah Lembar kerja siswa

c. Sumber Belajar

Sumber belajar yang digunakan adalah

Triatmanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wiyanto. 2010. IPA 4 untuk SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

I. Langkah-langkah pembelajaran tahap

pembelajaran

langkah pembelajaran indikator keterampilan proses

alokasi waktu Kegiatan awal

Apersepsi

Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis

untuk mengikuti

pembelajaran dan

memastikan siswa siap untuk belajar.

 Guru memberikan

motivasi kepada siswa dengan menggunakan yel-yel

10 menit


(69)

“kelas 4

empat empat kelas empat anak pintar anak

soleh uuu uuu

bersemangat”

 Guru melakukan

apersepsi (mengkaitkan

materi sebelumnya

dengan materi yang akan dibahas hari ini)

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran IPA hari ini

kegiatan inti Forming,

pembentukan

kelompok, siswa diberikan kegiatan untuk siswa amati.

Guru membentuk

kelompok siswa menjadi 8 kelompok, siwa duduk berdasarkan

kelompoknya masing-masing.

Guru memberikan

lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok siswa

5 menit

Stroming, sebelum

pengamatan

dilakukan siswa memabaca lembar kegiatan,

mendiskusikan dan

Guru meminta siswa untuk membaca dengan teliti apa saja yang tertulis pada lembar kerja siswa sebelum

siswa melakukan

pengamatan

Jika siswa tidak mengerti

kesesuaian hipotesis dengan kegiatan yang siswa lakukan membuat hipotesis 10 menit


(70)

menulis hipotesis guru memberikan contoh

kepada siswan

bagaimana membuat

hipotesis

Setelah membaca lembar kerja siswa, guru

meminta siswa

menuliskan maksud dari percobaan yang akan dilakukan.

Norming, kelompok kolaboratif bekerja sama mengamati, mengidentifikasi, mengkalisifikasikan, menjawab lembar

kegiatan atau

masalah yang

ditemukannya

sendiri dan

meyimpulkan hasil kegiatan.

Setelah selesai masing-masing kelompok siswa

mulai melakukan

pengamatan sesuai

dengan intruksi yang ada pada lembar kerja siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, menilai keterampilan proses sains siswa pada saat proses pengamatan. Setelah selesai siswa

berdiskusi mengenai jawaban yang tepat bagi pertanyaan-pertanyaan kesesuaian proses pengamatan dengan konsep yang siswa dapatkan

mengamati 30

menit kesesuaian menggolongkan persamaan dan perbedaan mengklasifikasi


(1)

(2)

Dian Fitriyanti, 2014

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI


(3)

(4)

Dian Fitriyanti, 2014

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI


(5)

(6)

Dian Fitriyanti, 2014

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI