Analisis penentuan tarif sewa bus wisata dengan metode cost plus pricing pendekatan full costing studi kasus PO. Tami Jaya.

(1)

xvii

ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN TARIF SEWA BUS WISATA

DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN FULL COSTING Studi Kasus Pada PO. Tami Jaya

Robby Tri Cahya NIM: 112114015 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penentuan tarif sewa bus wisata antara PO. Tami Jaya dengan metode cost plus pricing pendekatan

full costing. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PO. Tami Jaya. Penelitian ini

dilakukan di kantor pusat PO. Tami Jaya Jalan RE Martadinata 84 Yogyakarta pada bulan April 2015.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis komparatif. Penentuan tarif sewa bus wisata menurut PO. Tami Jaya menggunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) menghitung total taksiran biaya penuh, 2) mengalokasikan total taksiran biaya ke setiap tipe bus menurut jumlah bus, 3) menghitung laba yang diharapkan, 4) menghitung tarif per tahun, 5) menghitung tarif per km, 6) menghitung tarif perjalanan wisata menurut lokasi wisata, 7) membandingkan dengan harga pesaing. Penentuan tarif sewa bus wisata menurut metodecost plus pricing pendekatan full costing dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) mengelompokkan biaya langsung dan biaya tidak langsung, 2) mengalokasikan biaya, 3) menghitung laba yang diharapkan, 4) menghitung mark up, 5) menghitung tarif per tahun masing-masing jenis bus, 6) menghitung tarif per km.

Kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tarif per km sebesar Rp 224 untuk jenis bus pariwisata dimana tarif menurut PO. Tami Jaya lebih tinggi dan selisih Rp 844 untuk jenis bus mikro dimana tarif menurut PO. Tami Jaya lebih rendah.


(2)

xviii

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF RENTAL RATES ON TOUR BUS USING COST PLUS PRICING METHOD WITH

FULL COSTING APPROACH A Case Study On PO. Tami Jaya

Robby Tri Cahya Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purpose of this reasearch is to find out the difference between tour bus rates determined by PO. Tami Jaya and that according to cost-plus pricing method with full costing approach. This reaserch was case study in PO. Tami Jaya. This reaserch was carried out in head office of PO. Tami Jaya in RE Martadinata street no. 84, Yogyakarta on April 2015.

Data collection technique in this reasearch were interview and documentation. Data analysis technique used was comparative analysis. The steps to determine tour bus rates in according to the PO. Tami Jaya were as follows: 1) Calculating the total cost that will occur in a year, 2) Allocating the total cost that was occur in a year to each type of tour bus, 3) calculating profit target, 4) calculating the rates in a year, 5) calculating the rates per km, 6.) calculating the tour rates depend on tour location, 7.) adjusting the rates with the competitors. The steps to determine tour bus rates in according to cost-plus pricing method with full costing approach were as follows: 1.) classifying direct cost and indirect cost, 2) allocating cost, 3) calculating profit target, 4.) calculating mark-up, 5) calculating the rates in a year to each type of tour bus, 6.) calculating the rates per km.

The result showed that tour bus rates difference was Rp 224 for type of tour bus. The rates according to the PO. Tami Jaya was higher compared with that according to cost plus pricing method. The tour bus rates difference for micro bus was Rp 844. The rates according to the PO. Tami Jaya was lower compared with that according to cost plus pricing method.


(3)

i

ANALISIS PENENTUAN TARIF SEWA BUS WISATA

DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN FULL COSTING Studi Kasus Pada PO. Tami Jaya

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun oleh : Robby Tri Cahya NIM: 112114015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Analisis Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Dengan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing (Studi Kasus pada PO. Tami Jaya) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 November 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis tidak memuat secara keseluruhan karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah saya sebutkan di dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Apabila terbukti dengan sungguh saya melakukan hal tersebut yang telah saya sebutkan, baik secara sengaja maupun tidak disengaja, saya bertanggung jawab secara penuh dan siap menerima konsekuensinya, termasuk menarik skripsi yang saya ajukan untuk menerima gelar sarjana.

Yogyakarta, 30 November 2015 Penulis,


(7)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama: Robby Tri Cahya NIM: 112114015

Menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyerahkan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya imiah saya yang berjudul: Analisis Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Dengan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing. Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengelola, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 November 2015 Penulis,


(8)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah

hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai

cinta”

“Segala sesuatu apapun dan bagaimanapun itu, tak akan lebih baik

jika tanpa campur tangan dan kehendak-Nya”

(Khalil Gibran)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Sang Penyelamatku

2. Orangtuaku terkasih

3. Saudara-saudara yang selalu mendukung

4. Sahabat dan Teman-teman yang selalu


(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Dengan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing” studi kasus pada PO. Tami Jaya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, namun penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam menulis skripsi ini.

Tentu saja dalam menyusun skripsi ini penulis tidak melakukan semuanya

sendiri tanpa bantuan dan bimbingan dari pihak-pihak yang terkait dalam menyusun

skripsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Tuhan Yang Maha Pengasih, yang telah membimbing dan menuntun saya dari

awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma.

3. Dr. H. Herry Maridjo, Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

4. Ir. Drs. Hansiadi YH, M.Si., Akt., QIA, selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing


(10)

viii

5. Mamik Sukarno, selaku pemilik bus PO. Tami Jaya yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PO.

Tami Jaya untuk melengkapi syarat meraih gelar sarjana.

6. Riri, selaku manajer perusahaan, yang telah mamberikan banyak informasi

dan data tentang perusahaan kepada penulis untuk diteliti dan diolah.

7. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

telah memberikan ilmu dan melayani dengan penuh tanggung jawab.

8. Bapak dan Ibuku yang telah sabar mendoakan, mendidik dan menyekolahkan

saya sehingga penulis dapat melangkah sampai sejauh ini.

9. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan perhatian, semangat dan

mendoakan penulis.

10. Teman-teman Akuntansi angkatan 2011, yang menjadi teman seperjuangan

dalam suka dan duka.

11. Sahabat-sahabat alumni SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang selalu

membuat penulis terhibur, dan mendorong penulis menjadi lebih baik.

12. Teman-teman “Partisipatoris” yang menjadi sumber inspirasi penulis.

13. Teman-teman “Denovice Band” yang membuat penulis mampu menuangkan segala inspirasi di dalamnya.


(11)

ix

14. Rekan-rekan muda OMK Kumetiran Yogyakarta yang selalu mengajak

penulis melakukan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat bagi sesama.

Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Yogyakarta, 30 November 2015 Penulis,


(12)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3


(13)

xi

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Harga Jual... 5

B. Keputusan Penentuan Harga Jual ... 5

C. Manfaat Informasi Biaya penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual ... 6

D. Metode Penentuan Harga Jual ... 7

E. Metode Cost Plus Pricing...9

F. Penentuan Harga Jual Produk Atau Jasa yang Dihasilkan Oleh Perusahaan Yang Diatur Dengan Peraturan Pemerintah...9

G. Rumus Harga Jual Per Unit ... 10

H. Kategori Tarif Angkutan ... 11

I. Jenis Tarif Angkutan ... 11

J. Tarif Yang Wajar ... 12

K. Biaya ... 13

1. Perilaku Biaya ... 15

2. Penggolongan Biaya... 16

L. Jasa ... 18

M. Transportasi ... 18

N. Usaha Jasa Transportasi ... 20


(14)

xii

P. Usaha Jasa Perjalanan Wisata ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek dan Objek ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

1. Wawancara ... 23

2. Dokumentasi ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 27

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 27

B. Lokasi Perusahaan ... 30

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 30

D. Personalia ... 33


(15)

xiii

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Perbandingan Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Menurut PO. Tami Jaya Dan Menurut Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing ... 38

1. Langkah-langkah Penentuan Tarif Menurut PO. Tami Jaya ... 38

2. Langkah-langkah Penentuan Tarif Menurut Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing ... 43

3. Perbandingan Penentuan Tarif Sewa Bus Menurut PO. Tami Jaya dan Menurut Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing .... 49

BAB VI PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan ... 53

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengalokasian Elemen Biaya ... 25

Tabel 4.1 Keterangan Jumlah Karyawan PO. Tami Jaya Tahun 2015 ... 34

Tabel 5.1 Taksiran Biaya Bus Wisata Menurut PO. Tami Jaya ... 39

Tabel 5.2 Jumlah Armada Bus PO. Tami Jaya ... 40

Tabel 5.3 Menghitung Laba Yang Diharapkan ... 40

Tabel 5.4 Prakiraan Jarak Tempuh Bus PO. Tami Jaya Tahun 2014... 41

Tabel 5.5 Tarif Sewa Bus Wisata Menurut PO. Tami Jaya Tahun 2014 ... 41

Tabel 5.6 Mengelompokkan Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Menurut Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing ... 43

Tabel 5.7 Jumlah Bus Wisata dan Jarak Tempuh Bus/ Km Tahun 2014 ... 44

Tabel 5.8 Dasar Alokasi Biaya ... 44

Tabel 5.9 Perhitungan Pengalokasian Biaya ... 45

Tabel 5.10 Taksiran Biaya Bus Pariwisata Tahun 2014 ... 46

Tabel 5.11 Taksiran Biaya Bus Mikro Tahun 2014 ... 47

Tabel 5.12 Perhitungan Laba Yang Diharapkan ... 48

Tabel 5.13 Tarif Sewa Bus Menurut Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing Tahun 2014 ... 49

Tabel 5.14 Taris Sewa Bus Wisata Per Km Tahun 2014 Menurut Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing ... 49


(17)

xv

Tabel 5.15 Selisih Tarif Sewa Bus Wisata Menurut PO. Tami Jaya dengan

Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing ... 50

Tabel 5.16 Tarif Sewa Bus Pariwisata Menurut PO. Tami Jaya dengan

Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing ... 51

Tabel 5.17 Tarif Sewa Bus Pariwisata Menurut PO. Tami Jaya dengan


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR


(19)

xvii

ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN TARIF SEWA BUS WISATA

DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN FULL COSTING Studi Kasus Pada PO. Tami Jaya

Robby Tri Cahya NIM: 112114015 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penentuan tarif sewa bus wisata antara PO. Tami Jaya dengan metode cost plus pricing pendekatan

full costing. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PO. Tami Jaya. Penelitian ini

dilakukan di kantor pusat PO. Tami Jaya Jalan RE Martadinata 84 Yogyakarta pada bulan April 2015.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis komparatif. Penentuan tarif sewa bus wisata menurut PO. Tami Jaya menggunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) menghitung total taksiran biaya penuh, 2) mengalokasikan total taksiran biaya ke setiap tipe bus menurut jumlah bus, 3) menghitung laba yang diharapkan, 4) menghitung tarif per tahun, 5) menghitung tarif per km, 6) menghitung tarif perjalanan wisata menurut lokasi wisata, 7) membandingkan dengan harga pesaing. Penentuan tarif sewa bus wisata menurut metodecost plus pricing pendekatan full costing dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) mengelompokkan biaya langsung dan biaya tidak langsung, 2) mengalokasikan biaya, 3) menghitung laba yang diharapkan, 4) menghitung mark up, 5) menghitung tarif per tahun masing-masing jenis bus, 6) menghitung tarif per km.

Kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tarif per km sebesar Rp 224 untuk jenis bus pariwisata dimana tarif menurut PO. Tami Jaya lebih tinggi dan selisih Rp 844 untuk jenis bus mikro dimana tarif menurut PO. Tami Jaya lebih rendah.


(20)

xviii

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF RENTAL RATES ON TOUR BUS USING COST PLUS PRICING METHOD WITH

FULL COSTING APPROACH A Case Study On PO. Tami Jaya

Robby Tri Cahya Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purpose of this reasearch is to find out the difference between tour bus rates determined by PO. Tami Jaya and that according to cost-plus pricing method with full costing approach. This reaserch was case study in PO. Tami Jaya. This reaserch was carried out in head office of PO. Tami Jaya in RE Martadinata street no. 84, Yogyakarta on April 2015.

Data collection technique in this reasearch were interview and documentation. Data analysis technique used was comparative analysis. The steps to determine tour bus rates in according to the PO. Tami Jaya were as follows: 1) Calculating the total cost that will occur in a year, 2) Allocating the total cost that was occur in a year to each type of tour bus, 3) calculating profit target, 4) calculating the rates in a year, 5) calculating the rates per km, 6.) calculating the tour rates depend on tour location, 7.) adjusting the rates with the competitors. The steps to determine tour bus rates in according to cost-plus pricing method with full costing approach were as follows: 1.) classifying direct cost and indirect cost, 2) allocating cost, 3) calculating profit target, 4.) calculating mark-up, 5) calculating the rates in a year to each type of tour bus, 6.) calculating the rates per km.

The result showed that tour bus rates difference was Rp 224 for type of tour bus. The rates according to the PO. Tami Jaya was higher compared with that according to cost plus pricing method. The tour bus rates difference for micro bus was Rp 844. The rates according to the PO. Tami Jaya was lower compared with that according to cost plus pricing method.


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dunia bisnis mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dan

sudah mengalami banyak kemajuan dalam sektor industri dan ekonomi. Hal ini

dapat dilihat dari munculnya perusahaan-perusahaan yang terlibat untuk

menyediakan kebutuhan dan keinginan kosumen.

Perkembangan industri dan perekonomian Indonesia juga terjadi pada sektor

jasa yang terus berkembang. Salah satu industri jasa adalah industri pariwisata,

yang dapat menjadi tolak ukur penting untuk menilai perkembangan atau

kemajuan suatu negara. Sektor pariwisata tidak hanya berpengaruh pada kondisi

ekonomi dalam suatu negara, akan tetapi juga dapat berdampak pada terjalinnya

hubungan yang kondusif antar bangsa.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 pasal 1

ayat (9), Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha yang saling terkait dalam

rangka menghasilkan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Salah satu industri pariwisata

adalah jasa transportasi, jasa transportasi digunakan sebagai sarana atau alat

untuk perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain yang bersifat pribadi maupun


(22)

kepariwisataan di Indonesia maka perlu adanya biro perjalanan wisata yang baik

dalam memberikan jasa dan pelayanan juga yang tidak boleh diabaikan dalam

menentukan harga jual, karena jika sampai salah dalam menentukan harga jual

dapat merugikan perusahaan maupun konsumen, dalam hal ini diperlukan adanya

seorang manajer yang bertanggungjawab untuk kesuksesan biro perjalanan.

Penentuan harga jual merupakan salah satu keputusan yang tidak dapat

diabaikan oleh pihak manajemen. Bagi pihak perusahaan, penentuan harga jual

sangat berpengaruh pada laba yang diperoleh, dengan laba tersebut diharapkan

perusahaan akan mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan.

Sedangkan bagi pihak konsumen jadi atau tidaknya membeli, juga dipengaruhi

harga jual yang ditawarkan oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan harus dapat

menarik serta memuaskan pembeli sekaligus memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan penentuan tarif sewa bus wisata, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan yaitu apakah terdapat perbedaan penentuan tarif sewa bus yang

ditentukan oleh PO. Tami Jaya dengan penentuan tarif sewa bus wisata yang

ditentukan metode cost plus pricing pendekatan full costing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian bertujuan untuk


(23)

Tami Jaya dengan penentuan tarif sewa bus menurut metode cost plus pricing

pendekatan full costing.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

penentuan tarif sewa bus wisata sehingga laba yang diperoleh dapat menutup

biaya langsung.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan dan dapat

digunakan sebagai pembanding penelitian dibidang yang sama.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan

serta dapat membantu pembaca yang sedang mempelajari atau melakukan

penelitian pada bidang yang sama.

4. Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis dalam

menerapkan teori-teori yang didapat selama menempuh kuliah dengan

keadaan yang sebenarnya.

E. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan


(24)

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang mendukung

penelitian yang digunakan sebagai acuan untuk mengolah data yang

didapat dari perusahaan yang bersangkutan.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang langkah-langkah penulis dalam

melakukan penelitian yang meliputi: jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data-data yang

dibutuhkan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah berdirinya perusahaan,

lokasi perusahaan, struktur organisasi, personalia dan pemasaran.

BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang data yang diperoleh selama

penelitian, analisis data berdasarkan teori, dan teknik analisis yang

digunakan.

BAB VI: PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari analisis data yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan

saran-saran yang dapat digunakan untuk kemajuan perusahaan dan bagi


(25)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Harga Jual

Menurut Supriyono (2008: 332), harga jual adalah sejumlah moneter yang

dibebankan suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau

barang jasa yang dijual atau diserahkan. Kesimpulannya bahwa bagi penjual,

harga jual merupakan sejumlah uang yang diterima atas barang atau jasa yang

diberikan, sedangkan bagi pembeli, harga jual merupakan sejumlah uang yang

dibayarkan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Mulyadi (2012: 78),

menyatakan bahwa pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh

ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya ditambah Mark

up. Menurut Samryn (2012: 38), harga merupakan salah satu jenis informasi

penting yang diterima pelanggan tentang suatu produk. Penetapan harga juga

berhubungan dengan seluruh tujuan jangka pendek dan sasaran jangka panjang

sebuah perusahaan.

B. Keputusan Penentuan Harga Jual

Menurut Mulyadi (2001: 345), Umumnya harga jual produk dan jasa standar

ditentukan oleh perimbangan permintaan dan penawaran di pasar, sehingga biaya

bukan merupakan penentuan harga jual. Karena permintaan customer atas produk

dan jasa tidak mudah ditentukan oleh manajer penentu harga jual, maka dalam


(26)

customer, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan

oleh pesaing, merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang

mempengaruhi pembentukan harga jual produk atau jasa di pasar. Satu-satunya

faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh dalam penentuan

harga jual adalah biaya. Biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga

jual harus ditentukan. Di bawah biaya penuh produk atau jasa, harga jual akan

mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian yang timbul akibat harga

jual di bawah biaya produk atau jasa, dalam jangka waktu tertentu

mengakibatkan perusahaan akan berhenti going concern atau akan mengganggu

pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian manajer penentu harga jual

senantiasa memerlukan informasi biaya produk atau jasa dalam pengambilan

keputusan penentuan harga jual, meskipun biaya tidak menentukan harga jual

dan bukan satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan

harga jual.

C. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual

Menurut Mulyadi (2001: 346), Pada dasarnya dalam keadaan normal harga

jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan

dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh

merupakan total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa,

sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang


(27)

dapat menghasilkan laba yang memadai, sepadan dengan investasi yang

ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa.

Informasi biaya penuh memberikan manfaat berikut ini bagi manajer penentu

harga jual dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual:

1. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang

dihadapi oleh pengambil keputusan.

2. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi

perusahaan dari kemungkinan kerugian.

3. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu

harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.

4. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan

memasuki pasar.

D. Metode Penentuan Harga Jual

Menurut Mulyadi (2001: 348), ada tiga metode yang dipakai dalam metode

penentuan harga jual, yaitu:

1. Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)

Metode Penentuan harga jual normal sering disebut juga dengan istilah

cost plus pricing, yang mempunyai arti bahwa harga jual ditentukan dengan

menambahkan biaya masa yang akan datang dengan presentase mark up.

Dalam keadaan normal harga jual dapat dihitung dengan menggunakan


(28)

2. Penentuan Harga Jual dalam Cost Type Contract

Dalam metode ini pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa

dalam bentuk kontrak atau perjanjian berdasarkan harga yang didasarkan

pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambahkan

dengan laba yang dihitung sebesar presentase tertentu dari total biaya

sesungguhnya tersebut. Dalam hal ini harga jual dibebankan kepada

konsumen dihitung berdasarkan biaya sesungguhnya yang telah dikeluarkan

untuk memproduksi dan memasarkan produk tersebut.

3. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan

diluar pesanan regular. Konsumen yang melakukan pesanan ini meminta

harga dibawah harga normal yang berada dibawah biaya penuh, karena biaya

pesanan khusus mencakup jumlah yang cukup besar. Dalam

mempertimbangkan penerimaan khusus, informasi akuntansi diferensial

merupakan dasar yang dipakai dalam penentuan harga jual.

Menurut Salim (2013: 52), Penentuan harga jual untuk jasa memiliki

kekhususan, berbeda dengan barang-barang,jasa angkutan transportasi tidak

dapat diproduksi, ditimbun dan disimpan untuk dipakai kemudian. Di dalam

jasa- jasa transportasi produksi dan konsumsi jasa-jasa angkutan

berlangsung secara serentak dan sinkron. Jasa-jasa angkutan ditentukan oleh

faktor:


(29)

b. Jarak, berapa jauh muatan yang hendak diangkut

c. Kecepatan muatan yang diangkut

d. Jenis muatan

E. Metode Cost-Plus Pricing

Menurut Mulyadi (2001: 349), Cost-Plus Pricing adalah penentuan harga

jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa

yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Harga Jual

berdasarkan cost-plus pricing dihitung dengan menggunakan rumus: Harga Jual=

Taksiran Biaya penuh + Laba yang diharapkan. Taksiran biaya penuh dapat

dihitung dengan dua pendekatan: full costing dan variabel costing. Dalam cost

plus pricing, harga jual dihitung dengan formula umum sebagai berikut:

Biaya langsung yang berhubungan dengan volume produk atau Jasa xx Mark Up x% dari biaya langsung yang berhubungan dengan

Volume produk atau jasa xx +

Total Harga Jual xx

Volume produk atau jasa xx : Harga Jual Produk atau jasa per satuan xx Presentase markup dihitung dengan formula umum sebagai berikut:

Biaya tidak langsung xx Laba yang diharapkan xx +

Jumlah xx

Biaya langsung yang berhubungan dengan produk atau jasa xx : Presentase markup dari biaya langsung yang

berhubungan dengan produk atau jasa xx

F. Penentuan Harga Jual Produk Atau Jasa yang Dihasilkan oleh Perusahaan yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah

Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok


(30)

dengan peraturan Pemerintah. Harga jual produk dan jasa tersebut ditentukan

berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah dengan laba yang

diharapkan. Dalam Penentuan harga jual normal, biaya penuh masa yang akan

datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dihitung dengan

menggunakan salah satu pendekatan full costing atau variabel costing. Dalam

penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah, biaya penuh

masa yang akan datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual tersebut

dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing saja, karena pendekatan

variabel costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim. Dengan

demikian formula yang digunakan untuk menetapkan harga jual produk atau jasa

yang dihasilkan oleh perusahaan diatur dengan peraturan pemerintah. Formula

Penentuan Harga Jual dengan Cost Plus Pricing Berdasarkan Pendekatan Full

Costing (Mulyadi, 2001: 363).

G. Rumus Penentuan Harga Jual per Unit

Menurut Mulyadi (2001: 351), Dalam penentuan harga jual, taksiran biaya

penuh yang secara langsung berhubungan dengan volume produk dipakai sebagai

dasar penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak

dipengaruhi volume produk ditambahkan kepada laba yang diharapkan untuk

kepentingan perhitungan presentase mark up. Rumus perhitungan harga jual atas

dasar biaya secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:


(31)

Rumus Persentase mark up:

H. Kategori Tarif Angkutan

Menurut Salim (2013: 45), Tarif transportasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Tarif menurut kelas (class rate) klasifikasi tarif menurut kelas digunakan

khusus untuk muatan dan penumpang.

Dalam kelompok tarif ini diberlakukannya tarif yang berbeda-beda atas

dasar kelas muatan dan penumpang.

Tarif yang diberlakukan terhadap muatan khusus disebut tarif muatan.

2. Selain tarif menurut kelas ada tarif lain yang tarifnya lebih rendah daripada

class rates, tarif ini dinamakan tarif pengecualian.

3. Tarif perjanjian/ kontrak

Tarif perjanjian atau tarif menurut kontrak berlaku untuk angkutan jalan raya

dan angkutan laut, dan tidak berlaku untuk moda transportasi lainnya

(angkutan udara, angkutan pipa).

I. Jenis Tarif Angkutan

Menurut Salim (2013: 46), Tarif angkutan adalah suatu daftar yang memuat

harga-harga untuk para pemakai jasa angkutan yang disusun secara teratur.

Pembebanan dalam harga dihitung menurut kemampuan transportasi (what the Langsung

Biaya

Langsung Tidak

Biaya diharapkan

yang Laba

up Mark


(32)

traffic willbear). Adapun jenis tarif yang berlaku dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1. Tarif Menurut Trayek

Tarif menurut trayek angkutan berdasar atas pemanfaatan operasional dari

moda transport yang dioperasikan dengan memperhitungkan jarak yang

dijalani oleh moda transpor tersebut (km/ miles).

2. Tarif Lokal

Tarif lokal adalah tarif yang berlaku dalam satu daerah tertentu, misalnya

tarif bus yang berlaku khusus di DKI Jakarta.

3. Tarif Diferensial

Tarif diferensial ialah tarif angkutan dimana terdapat perbedaan tinggi tarif

menurut jarak, berat muatan, kecepatan atau sifat-sifat khusus dari muatan

yang diangkut.

4. Tarif Peti Kemas (Container)

Tarif peti kemas adalah tarif yang diberlakukan untuk membawa kotak/ box

diatas truk berdasarkan ukuran kotak/ box yang diangkut. Tarif peti kemas

dikenal dengan sebutan Container on Flat Car (COFC)

J. Tarif Yang Wajar

Menurut Salim (2013:78), Dalam menetapkan kewajaran tingkat tarif

angkutan harus diperhatikan kepentingan perusahaan angkutan yang

menghendaki tarif tinggi dan pemakai jasa angkutan sebaliknya menginginkan


(33)

tingkat tarif. Batas tarif maksimum ditentukan oleh kemampuan pemakai jasa

untuk membayar dan batas tarif minimum akan mengikuti tingkat biaya operasi

minimum (long run marginal cost) perusahaan angkutan.

K. Biaya

Menurut Salim (2013: 43), Biaya adalah faktor yang menentukan dalam

transportasi untuk menetapkan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian

mencapai tingkat efektif dan efisien.

1. Biaya adalah sebagai dasar penentuan tarif jasa angkutan/ transportasi.

Tingkat tarif transportasi didasarkan pada biaya pelayanan yang terdiri dari:

a. Biaya Langsung.

b. Biaya Tidak langsung.

Oleh karena itu, biaya pelayanan (cost of service) sebagai basis/ dasar dan

fundamental untuk struktur pentarifan.

2. Biaya Modal dan Biaya Operasional

a. Biaya modal (capital costs) adalah biaya yang digunakan untuk

investasi inisial (initial investment) serta peralatan lainnya termasuk di

dalamnya bunga uang (interest rate)

b. Biaya operasional (operational costs) adalah biaya yang dikeluarkan

untuk pengelolaan transportasi.

1) Biaya pemeliharaan jalan raya, bantalan kereta api, alur pelayaran,

pelabuhan, dermaga, penahan gelombang, dam, menara, rambu dan


(34)

2) Biaya pemeliharaan kendaraan; bus, truk, lokomotif, gerbong,

pesawat udara, kapal-kapal penyeberangan, dan kapal-kapal barang/

penumpang.

3) Biaya transportasi, yaitu biaya bahan bakar, oli, tenaga penggerak,

upah/ gaji, kerja crew/ awak kapal dan pesawat serta biaya terminal.

4) Biaya-biaya traffic terdiri dari biaya advertensi, promosi,

penerbitan buku tarif, administrasi dan sebagainya.

5) Biaya Umum dan lain-lain biaya

Termasuk biaya umum antara lain: biaya kantor, biaya humas, dan

biaya akuntansi lainnya

c. Biaya Tetap dan Variabel

Biaya tetap ialah biaya yang dikeluarkan tetap setiap bulannya,

sedangkan biaya variabel ialah biaya yang besarnya berubah tergantung

pada pengoperasian alat-alat pengangkutan.

d. Biaya Kendaraan

Jumlah biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan bakar, oli, ban

kendaraan, suku cadang antarperbaikan (reparasi). Biaya ini disebut

automobile cost.

e. Biaya Gabungan (Joint Cost)

Dalam pengoperasian alat-alat transportasi kita temui joint cost atau

dinamakan pula common cost contoh biaya angkutan barang (cargo) dan


(35)

f. Direct Cost/ Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

1) Biaya langsung adalah jumlah biaya yang diperhitungkan dalam

produksi jasa-jasa angkutan, misalnya: untuk penerbangan biaya

langsung terdiri dari bahan bakar, gaji awak pesawat, dan biaya

pendaratan.

2) Biaya tidak langsung bagi penerbangan terdiri dari peralatan

reparasi, workshop, akuntansi dan biaya umum/ kantor.

Menurut Mulyadi (2005: 8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,

yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan

terjadi untuk tujuan tertentu.

1. Perilaku Biaya

Menurut Mulyadi (2005: 15), Penggolongan biaya menurut perilakunya

dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas dibagi menjadi:

a. Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel

adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya Semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Biaya Semivariabel mengandung

unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

c. Biaya Semifixied adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada


(36)

d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

volume kegiatan tertentu. Contoh: Biaya tetap adalah gaji direktur

produksi.

2. Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (2005: 13), biaya dapat digolongkan menurut:

a. Obyek Pengeluaran

b. Fungsi Pokok dalam Perusahaan

c. Hubungan Biaya dengan sesuatu biaya yang dibiayai

d. Perilaku Biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume

kegiatan.

e. Jangka waktu manfaatnya.

Sedangkan menurut Salim (2013; 52), terdapat jenis-jenis biaya dalam

perusahaan transportasi:

1. Biaya berhenti (termasuk biaya penyediaan dan persiapan untuk dapat

melaksanakan fungsi transportasi):

a Alat angkut dan personilnya (crew)

b Maintenance (jasa-jasa) dan penggantian spare-parts dan pelumas

c Biaya berhenti (parkir, berlabuh, mendarat di lapangan terbang)

d Biaya penyimpanan (garasi, pelabuhan)

e Biaya inspeksi teknis dari jawatan yang bersangkutan

2. Biaya perjalanan dan operasional


(37)

b. Pungutan-pungutan di tengah jalan (khusus di bidang usaha

pengangkutan laut biaya jasa-jasa pandu atau loods, yang mengatur

kapal ke pelabuhan atau keluar dari pelabuhan.

3. Biaya-biaya khusus tergantung dari jenis muatan

a. Lindungan muatan terhadap pengaruh-pengaruh alam di perjalanan

(hujan, matahari dan lain-lain)

b. Pemeliharaan angkutan hewan

c. Khusus untuk penumpang, penyediaan akomodasi dan konsumsi

Di dalam memahami struktur biaya-biaya angkutan perlu diperhatikan:

a. Jasa angkutan tidak dapat disimpan, seperti menyimpan barang-barang

dalam gudang.

b. Jasa-jasa angkutan tidak diproduksi dalam pecahan-pecahan kapasitas

angkutan tersedia

3. Umumnya tiap-tiap jasa angkutan diproduksi menurut arah “berangkat dari

pangkalan” (Asal-Tujuan atau A/T). 4. Ada hal-hal tertentu yang menguntungkan:

a. Kecepatan

b Berat muatan berangkat

c. Berat muatan kembali

d. Frekuensi pulang-pergi dalam periode tertentu

e. Waktu berhenti minimal


(38)

L. Jasa

Menurut Lupiyoadi (2013: 7), definisi jasa adalah: “setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apa

pun”.

1. Karakteristik Jasa

a. Intangibility (tidak berwujud) adalah jasa yang tidak dapat dilihat,

dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.

b. Unstorability (tidak dapat disimpan) adalah jasa yang tidak mengenal

persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.

c. Customization (kustomisasi) adalah jasa sering kali didesain khusus

untuk kebutuhan pelanggan, misalnya: kesehatan.

M. Transportasi

Menurut Salim (2013; 6), Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang

(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dalam

transportasi ada dua unsur yang terpenting, yaitu:

1. Pemindahan/ pergerakan (movement)

2. Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke


(39)

Menurut Salim (2013: 7), Dalam mempelajari transportasi, fungsi

transportasi dapat kita golongkan atas dua bagian:

1. Angkutan Penumpang, untuk pengangkutan penumpang menggunakan

mobil/ kendaraapribadi dan alat angkut lainnya.

2. Angkutan Penumpang Umum, selain mobil pribadi yang digunakan untuk

mengangkut penumpang, digunakan pula kendaraan untuk angkutan umum

seperti, bus, pesawat udara, kereta api, kapal laut, kapal penyeberangan dan

pelayaran luar negeri.

Perencanaan dalam transportasi juga sangat penting peranannya dalam

sistem transportasi yang menyangkut, angkutan jalan raya, angkutan laut dan

berbagai moda transport yang pada urban area (pinggiran kota).

Langkah-lankah pembuatan rencana transportasi:

a. Perencanaan dibuat atas dasar kebutuhan akan jasa-jasa angkutan

b. Tujuan perencanaan

Dalam perencanaan harus jelas tujuan dan sasarannya yang hendak

dicapai untuk kepentingan nasional atau daerah.

c. Objektif

Objektif berarti bahwa tujuan dapat direalisir sehubungan dengan

rencana yang telah dibuat untuk dilaksanakan.

d. Survai Permintaan

Untuk membuat perencanaan perlu diadakan survai permintaan terhadap


(40)

e. Analisis Permintaan

Setelah dilaksanakan survai permintaan selanjutnya dijalankan analisis

demand berhubungan dengan kapasitas angkutan yang dibutuhkan,

akhirnya dibuat traffic forecast dengan menggunakan proyeksi (Analisis

Garis Regresi).

f. Solusi dan Implementasi

Setelah dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut, jaringan angkutan,

analisis biaya, pemilihan moda transport faktor sosial dan lingkungan

maka perencanaan yang telah dibuat diputuskan untuk

diimplimentasikan berdasar desain yang telah disiapkan.

N. Usaha Jasa Transportasi

Menurut UU. RI No.10 tahun 2009 Huruf c, yang dimaksud dengan usaha

jasa transportasi wisata adalah usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk

kebutuhan dan kegiatan pariwisata bukan angkutan tranportasi reguler/umum.

O. Wisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009, wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam

jangka waktu sementara, dan wisatawan adalah orang yang melakukan


(41)

P. Usaha Jasa Perjalanan Wisata

Menurut UU. RI No10 tahun 2009 Huruf d, usaha biro perjalanan wisata

meliputi usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa pelayanan

dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah.

Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti

pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen


(42)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang

dilakukan terhadap objek tertentu. Data yang diperoleh kemudian diolah,

dianalisis, kemudian ditarik kesimpulan yang hanya berlaku bagi PO. Tami Jaya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penilitian dilakukuakan di kantor bus PO. Tami Jaya yang beralamat di Jl.

RE. Martadinata 84 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang untuk melakukan penelitian ini adalah bulan April 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Pihak-pihak yang berhubungan dalam penentuan tarif sewa bus wisata

(pimpinan, bagian keuangan, bagian personalia, bagian operasional, dan

bagian pemasaran).

2. Objek Penelitian


(43)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Teknik ini digunakan penulis dalam mengumpulkan data tentang

penentuan tarif sewa bus wisata PO. Tami Jaya dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaan secara langsung kepada subjek penelitian. Data yang

dicari dengan teknik ini adalah langkah penentuan harga sewa bus wisata,

faktor- faktor yang menjadi pertimbangan penentuan harga sewa bus wisata

dan persentase laba yang diharapkan perusahaan.

2. Dokumentasi

Teknik ini digunakan penulis dalam pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari dokumen atau catatan mengenai penentuan

harga sewa bus wisata PO. Tami Jaya. Data yang dicari dengan teknik ini

adalah gambaran umum perusahaan, data biaya taksiran terkait dengan

harga sewa bus wisata menurut PO. Tami Jaya tahun 2014. Data mengenai

unit bus dan jarak tempuh setiap tipe bus yang dimiliki PO. Tami Jaya.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah, maka langkah-langkah yang dapat

dilakukan adalah:

1. Mendeskripsikan penentuan tarif sewa bus wisata menurut perusahaan.

2. Menentukan penentuan tarif sewa bus wisata menurut metode cost plus


(44)

a. Berdasarkan taksiran biaya pada PO. Tami Jaya lalu mengelompokkan

biaya langsung dan biaya tidak langsung:

Biaya langsung: biaya upah, biaya solar, biaya oli, biaya ban, biaya

onderdil dan pemeliharaan, biaya telepon, biaya asuransi, biaya

depresiasi armada bus, biaya lain-lain kendaraan.

Biaya tidak langsung: biaya listrik, biaya administrasi kantor, biaya

pajak, biaya depresiasi gedung kantor, biaya depresiasi peralatan kantor

biaya lain-lain kantor.

b. Mengalokasikan biaya langsung dan biaya tidak langsung ke setiap tipe

bus berdasarkan jarak tempuh bus dan jumlah bus pada masing-masing

tipe. Untuk pengalokasian elemen biaya selengkapnya dapat dilihat


(45)

Tabel 3.1

Pengalokasian Elemen Biaya

No Elemen Biaya Dasar

Alokasi Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung

1 Biaya Upah Jumlah bus xxx

2 Biaya Solar Jarak tempuh xxx

3 Biaya Oli Jarak tempuh xxx

4 Biaya Ban Jarak tempuh xxx

5 Biaya Onderdil dan Pemeliharaan Jarak tempuh xxx

6 Biaya Depresiasi Armada Bus Jumlah bus xxx

7 Biaya Telepon Jumlah bus xxx

8 Biaya Asuransi Jumlah bus xxx

9 Biaya lain-lain Kendaraan* Jumlah bus xxx

10 Biaya Listrik Jumlah bus xxx

11 Biaya Administrasi Kantor Jumlah bus xxx

12 Biaya Pajak Jumlah bus xxx

13 Biaya Depresiasi Gedung Kantor Jumlah bus xxx

14 Biaya Depresiasi Peralatan Kantor Jumlah bus xxx

15 Biaya lain-lain Kantor** Jarak tempuh xxx

Total Biaya xxx xxx

(Sumber: PO. Tami Jaya)

(*)= Masuk obyek wisata, parkir, masuk kapal. (**)= Sumbangan, parsel lebaran/natal, pemasaran.

c. Menghitung persentase (%) mark up berdasatkan laba yang diharapkan dengan

cara: Biaya Langsung Langsung Tidak Biaya diharapkan yang Laba up Mark


(46)

d. Menghitung besarnya tarif menurut harga jual normal dengan menambahkan

mark up pada biaya langsung.

Biaya langsung xxx

Markup xxx +

Total harga jual xxx

Jarak Tempuh xxx : Tarif/Km xxx

3. Setelah diketahui tarif sewa menurut PO. Tami Jaya dan menurut metode cost

plus pricing pendekatan full costing langkah selanjutnya yang dilakukan

membandingkan besarnya tarif sewa bus yang berlaku di perusahaan dengan

besarnya tarif sewa bus menurut metode cost plus pricing pendekatan full costing


(47)

27

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Perusahaan Otobus (PO) Tami Jaya didirikan pada tahun 1982 oleh Ny.

Mamik Sukarno, dengan akta pendirian No. 5 oleh Notaris Christ Arya Minarka,

S.H. PO. Tami Jaya beralamat di Jalan R.E. Martadinata 84, Pakuncen,

Wirobrajan, Yogyakarta, sedangkan garasi Bus PO. Tami Jaya terletak di Jalan

Tinosidin, Janten, Yogyakarta. Perusahaan ini merupakan perusahaan swasta

perseorangan. Tujuan pendirian perusahaan ini selain untuk mendapatkan

keuntungan dan membuka lapangan kerja baru, juga untuk melayani kebutuhan

masyarakat dibidang sarana transportasi khususnya di bidang angkutan

penumpang.

Pada awal berdirinya, PO. Tami Jaya hanya bermodalkan sebuah bus

non-AC bermerk Mercedes Benz tipe OF 911 dengan kapasitas 50 tempat duduk,

yang digunakan sebagai bus wisata. Sedangkan jumlah tenaga kerjanya hanya 2

orang, yakni seorang sopir dan seorang kernet yang merangkap teknisi,

sedangkan untuk masalah administrasi ditangani langsung oleh pimpinan

perusahaan.

Bersama dengan lajunya perekonomian, perbaikan sarana dan prasarana

perhubungan di bidang transportasi, maka permintaan akan jasa transportasi


(48)

barang) mengalami peningkatan yang cukup pesat. Melihat hal tersebut,

pimpinan PO. Tami Jaya mengambil keputusan untuk menambah armada busnya

guna memperluas daerah pemasarannya. Selama kurun waktu empat tahun

(1982-1986) armada yang dimiliki menjadi 7 unit bus.

Pada tahun 1987 PO. Tami Jaya menambah armadanya sebanyak empat unit

bus non-AC bermerk Hino, dan pada tahun inilah PO. Tami Jaya pertama kali

menjalani trayek umum Yogyakarta-Cilacap (dua unit bus berkapasitas 54

tempat duduk) dan Yogyakarta-Purwokerto (dua unit bus berkapasitas 54 tempat

duduk).

Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka pada tahun 1988 PO.

Tami Jaya memberanikan diri membuka trayek baru keluar Pulau Jawa, yakni

Yogyakarta-Denpasar, yakni dengan membeli dua unit bus non-AC berkapasitas

42 tempat duduk. Setahun kemudian perusahaan menambah armada busnya

untuk jurusan yang sama sebanyak dua unit bus dilengkapi dengan AC

berkapasitas 32 tempat duduk.

Pada tahun 1992 perusahaan membeli dua unit bus baru non-AC

berkapasitas 54 tempat duduk untuk menambah armada trayek

Purwokerto, sehingga jumlah keseluruhan bus untuk trayek

Yogyakarta-Purwokerto menjadi empat unit bus AC dengan kapasitas 54 tempat duduk.

Hingga tahun 1997 jumlah bus wisata yang dimiliki perusahaan menjadi 26 unit

bus dengan kapasitas tempat duduk bervariasi, yakni: 50, 42, 39, dan 32 tempat


(49)

dan beberapa bus dilengkapi dengan toilet. Jadi, dilihat dari jumlah armada bus

yang dimiliki secara keseluruhan, yakni sebanyak 36 unit bus, dapat dikatakan

bahwa PO. Tami Jaya mengalami kemajuan yang sangat pesat dan realitif

singkat.

Pada tahun 1992 PO. Tami Jaya membuka divisi baru yaitu Tami Jaya Tour

& Travel Service menawarkan empat program paket wisata yang merupakan

pilihan yang diharapkan dapat menarik para wisatawan baik domestik maupun

mancanegara. Adapun empat program paket wisata tersebut:

1. Pangandaran Package, 1 malam di Pangandaran

2. Jakarta, Bandung Tour, 1 malam di Jakarta

3. Pulau Dewata Package, 2 malam di Denpasar

4. Surabaya, Malang, 1 malam di Malang

Pada tahun 1992, PO. Tami Jaya juga membuka cabang di Bali, yang

beralamat di Jalan Diponegoro 10, Denpasar. Pertimbangan yang dipakai PO.

Tami Jaya untuk membuka usaha di Bali adalah Pulau Bali sebagai daerah wisata

pertama di Indonesia dan semakin banyaknya wisatawan mancanegara maupun

domestik untuk berlibur ke Bali.

Pada tahun 1998-2000 PO. Tami Jaya menambah jumlah bus jurusan

Yogyakarta-Denpasar sebanyak 6 unit dikarenakan semakin berkembangnya

jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Bali


(50)

Sampai pada tahun 2015 PO. Tami jaya memiliki 25 bus pariwisata yang 4

diantaranya berukuran mikro yang berkapasitas 30-35 penumpang, dan bus yang

dimiliki saat ini cenderung baru dan dijamin kenyamanan busnya.

B. Lokasi Perusahaan

PO. Tami Jaya memilih lokasi di Jalan R.E. Martadinata No. 84 Yogyakarta

memakai pertimbangan sebagai berikut:

1. Terletak di pusat kota, maka dapat mendukung atau sesuai dengan usaha

yang dilakukan dimana daerah ini mudah dijangkau konsumen.

2. Letak perusahaan dekat dengan jalan raya, sehingga mempermudah

operasional perusahaan.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PO. Tami Jaya yang dijalankan oleh perusahaan sejak

didirikan sampai saat ini belum mengalami perubahan, yaitu berbentuk lini

(garis), dimana tanggung jawab berjalan dari atas ke bawah, yaitu pimpinan

tertinggi hingga karyawan bawah.

Untuk memperjelas dalam memahami masalah struktur organisasi pada PO.

Tami Jaya, maka perlu diuraikan sebagai berikut:

1. Direksi

a. Sebagai pemegang pucuk pimpinan dan merupakan pimpinan tertinggi

dalam pelaksanaan perusahaan.


(51)

c. Memberikan perintah dan petunjuk dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari serta mengadakan pengawasan dan memecahkan masalah yang

dihadapi perusahaan.

2. Wakil Direksi

a. Menggantikan tugas direksi apabila berhalangan

b. Memberikan saran dan nasihat kepada direksi dalam menentukan

kebijaksanaan dari dalam mengambil keputusan.

c. Membantu direksi dalam memecahkan masalah, menentukan standar

penerimaan,pelatihan disiplin awak bus, administrasi serta dalam

penyusunan anggaran.

3. Kepala Bagian Administrasi

a. Membuat dan mencatat surat keluar dan masuk yang dibutuhkan

perusahaan.

b. Melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan kas.

4. Kepala Bagian Personalia dan Perbengkelan

a. Mengkoordinasi bus wisata yang sedang atau akan beroperasi, dan

mengurus semua fasilitas bus yang disediakan untuk perjalanan wisata.

b. Mengurusi kesejahteraan dan gaji karyawan, baik karyawan kantor

maupun karyawan operasional.

5. Kepala Bagian Bus Trayek, Bus Pariwisata, Tour Department, bertugas:


(52)

b. Memimpin suatu perjalanan wisata dan bertanggung jawab atas

kelancaran perjalanan wisata

Adapun Bagan Organisasi pada PO. Tami Jaya dapat dilihat di Gambar 4.1 :

Gambar 4.1

Bagan Organisasi PO.Tami Jaya

Wakil Pimpinan

Kabag. Personalia & Perbengkelan Kabag.

Administrasi

Kabag Bus Trayek & Bus Pariwisata

Bagian Surat- Suratan

Mobil

Bagian Keuangan

Bagian Sparepart

dan Elektronika

Bagian Pengawasan

& Cheking Mobil

Bagian Bus Malam

Bagian Tour & Travel Service


(53)

D. Personalia

1. Tenaga Kerja

Dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan perusahaan diperlukan

adanya karyawan guna terlaksananya kegiatan perusahaan. Peran dari

karyawan sangatlah penting dalam maju mundurnya perusahaan. Dalam hal

ini tenaga kerja PO. Tami Jaya mempunyai karyawan sebanyak 83 orang,

yang terdiri dari:

Tabel 4. 1

Keterangan Jumlah Karyawan PO. Tami Jaya Tahun 2015

(Sumber: PO.Tami Jaya)

Setiap karyawan bagian operasional (pengemudi bus), memiliki

tanggung jawab terhadap armada bus yang dipercayakan kepadanya.

Tanggung jawab yang dituntut dari karyawannya adalah untuk perawatan

kendaraan, kebersihan kendaraan dan pelayanan terhadap penumpang. No Keterangan Jumlah Karyawan

1 Manager Marketing 1 2 Staff Marketing 2 3 Staff Kantor 2 4 Staff Keuangan Kantor 1 5 Staff Administrasi Kantor 1

6 Teknisi 5

7 Kondektur 27

8 Sopir 33

9 Keamanan 4

10 Pembantu Umum 3 11 Cleaning Service 2 12 Karyawan Gudang 2 Jumlah Karyawan 83 Orang


(54)

Mengenai jam kerja yang berlaku dalam perusahaan, ditentukan

berdasarkan tugas yang ditangani oleh masing-masing dan disesuaikan

dengan kebutuhannya, yakni:

a. Tenaga administrasi dan gudang dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1) Pagi-Sore, bekerja dari pukul 08.00-15.00 WIB

2) Sore-Malam, bekerja dari pukul 15.00-22.00 WIB

b. Untuk jam kerja awak bus tergantung dari jarak yang ditempuh dan

waktu yang dibutuhkan.

2. Kompensasi

Pembagian upah/ gaji karyawan sebagai berikut:

a. Gaji Bulanan diberikan kepada:

1) Pimpinan Perusahaan

2) Bagian Administrasi dan Keuangan

3) Bagian Operasional dan Teknik

4) Seluruh karyawan yang bertugas di kantor

b. Upah Langsung, diberikan kepada:

1) Pengemudi/ Sopir

2) Kondektur

3) Kernet


(55)

3. Kesejahteraan Karyawan

Salah satu bentuk perhatian khusus yang diberikan Perusahaan kepada

karyawan yaitu, dengan memberi karyawan berupa Tunjangan Hari Raya

(THR) dan Jaminan Sosial. Jaminan Sosialnya adalah:

a. Asuransi Tenaga kerja, yang dimaksudkan untuk memberikan rasa

aman serta kesejahteraan agar karyawan dapat bekerja dengan tenang

dan bertanggung jawab.

b. Memberikan bantuan dan santunan dalam pembiayaan pengobatan jika

terjadi kecelakaan.

c. Selain memberikan gaji/upah, Perusahaan juga memberi karyawan

bingkisan yang diberikan menjelang hari raya serta bonus gaji bilamana

perusahaan memperoleh keuntungan lebih dari target penjualannya dan

biasa diperoleh karyawan ketika musim libur tiba.

E. Pemasaran

Fungsi pemasaran memegang peranan penting bagi perusahaan karena

apabila pemasaran memiliki kemacetan, dalam hal ini tiket tidak dapat terjual,

maka perusahaan akan mengalami kerugian karena biaya operasional perusahaan

yang tinggi tidak dapat ditutup oleh penjualan tiket tersebut dan akan berakibat

langsung pada keuangan perusahaan. Kegiatan pemasaran haruslah berkembang


(56)

1. Daerah Pemasaran

Daerah Pemasaran PO. Tami Jaya, meliputi:

- Kodya Yogyakarta

- Sleman

- Solo

- Denpasar

- Padang Bai

2 Saluran Distribusi

Dalam menentukan banyaknya penyalur, perusahaan menggunakan

agen sebanyak-banyaknya untuk mendekat dan mencapai konsumen.

Perusahaan memakai kantor perwakilan dan agen di Denpasar untuk

melayani pesanan dan pembelian tiket di Denpasar dan sekitarnya. Selain itu

perusahaan melalui agen tiketnya di Solo juga melayani pesanan dan

pembelian tiket untuk daerah Solo dan sekitarnya. Saluran distribusi yang

digunakan perusahaan dalam memasarkan tiketnya adalah:

a. Saluran Distribusi Langsung

Perusahaan Konsumen

Saluran ini terdapat di kantor perwakilan di Denpasar, yang melayani

konsumen yang ada di sekitarnya


(57)

b. Saluran Distribusi Tidak Langsung

Perusahaan Agen Konsumen

Agen yang dimaksud adalah agen-agen penjualan tiket yang ada di

wilayah Yogyakarta, Sleman, Solo, dan Denpasar, yang melayani


(58)

38

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Menurut PO.Tami Jaya dan Menurut Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing

Dalam menganalasis data ini menggunakan teknik komparatif, yaitu

membandingkan antara hasil temuan di lapangan dengan teori yang ada. Adapun

langkah-langkah membandingkan penentuan tarif sewa bus menurut bus dan

menurut metode cost plus pricing pendekatan full costing adalah:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah penentuan tarif menurut PO. Tami Jaya

PO. Tami Jaya merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak di dalam

bidang angkutan penumpang. Dalam menawarkan perjalanannya sangat

ditentukan oleh faktor pelayanan, yaitu dengan memberikan pelayanan yang

terbaik dan memuaskan konsumen. Dengan memberikan pelayanan tersebut

diharapkan konsumen akan merasa puas dan akan menjadi pelanggan.

Bagi konsumen yang pernah menggunakan bus wisata tentunya akan

mudah membandingkan antar perusahaan bus wisata. Akan tetapi bagi

konsumen yang belum pernah menggunakan jasa perjalanan wisata, pertama

kali yang mereka lihat adalah tarif sewa bus wisata yang ditawarkan sebelum

mereka menggunakan jasa dari perusahaan bus wisata tersebut. Adapun


(59)

a. Menghitung total taksiran biaya penuh

Perusahaan menetapkan taksiran biaya yang akan dipakai dalam menentukan

tarif sewa bus. Perhitungan keseluruhan biaya yang akan dipakai dalam

menentukan tarif dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1

Taksiran Biaya Bus Wisata menurut PO. Tami Jaya Tahun 2014

Elemen Biaya Biaya

(Rp)

Biaya Upah 345.692.000

Biaya Solar 690.580.000

Biaya Oli 55.740.000

Biaya Ban 184.468.800

Biaya Onderdil & Pemeliharaan

310.611.600

Biaya Telepon 14.814.000

Biaya Asuransi 18.768.000

Biaya Depresiasi Armada Bus

1.210.000.000

Biaya lain-lain kendaraan * 28.637.900

Biaya Listrik 6.585.600

Biaya Administrasi Kantor 7.851.600

Biaya Pajak 19.487.300

Biaya Depresiasi Gedung Kantor

19.700.000 Biaya Depresiasi Peralatan

Kantor

500.000

Biaya lain-lain Kantor** 16.689.000

Total Biaya 2.930.125.800

(Sumber PO. Tami Jaya)

(*)= Masuk obyek wisata, parkir, masuk kapal. (**)= Sumbangan, parsel lebaran/natal, pemasaran


(60)

b. Mengalokasikan total biaya taksiran ke setiap tipe bus menurut jumlah bus.

Tabel 5.2

Jumlah Armada Bus PO. Tami Jaya Tahun 2014

Jenis Bus Jumlah Bus % Jumlah Bus Bus Pariwisata 21 84%

Bus Mikro 4 16%

Total 25 100%

1) Bus Pariwisata = Total Biaya x % Jumlah Bus = Rp 2.930.125.800 x 84%

= Rp 2.461.305.672

2) Bus Mikro = Total Biaya x % Jumlah Bus = Rp 2.930.125.800 x 16% = Rp 468.820.128

c. Menghitung laba yang diharapkan sebesar 40%

Tabel 5.3

Laba yang Diharapkan Tahun 2014

Jenis Bus Total Biaya (Rp)

Persentase Laba

Laba yang diharapkan

(Rp) Bus

Pariwisata

2.461.305.672 40% 984.522.269

Bus Mikro 468.820.128 40% 187.528.051 (Sumber: Data diolah tahun 2015)

d. Menghitung tarif tahun 2014

Tarif per tahun= Total Biaya + Laba yang diharapkan

1) Bus Pariwisata = Rp 2.461.305.672 + 984.522.269 = Rp 3.445.827.941

2) Bus Mikro = Rp 468.820.128 + 187.528.051 = Rp 656.348.179


(61)

e. Menghitung tarif per Km Tahun 2014 Tarif per Km Tahun 2014= Tarif tahun 2014

Jarak Tempuh

Tabel 5.4

Prakiraan Jarak Tempuh Bus PO.Tami Jaya Tahun 2014 Bus Pariwisata (Km) Bus Mikro (Km) Jarak Tempuh

per Tahun 389.852 103.352

1) Bus Pariwisata

Tarif/ Km = Rp 3.445.827.941 389.852 Km = Rp 8.839

2) Bus Mikro

Tarif/ Km = Rp 656.348.179 103.352 Km = Rp 6.351

f. Menghitung tarif perjalanan wisata menurut lokasi wisata

Tarif per Km x Jarak tempuh

Tabel 5.5

Tarif Sewa Bus Wisata Menurut PO. Tami Jaya Tahun 2014 Jarak Tempuh (Km) Bus Pariwisata (Rp) Bus Mikro (Rp) 0-350 3.093.584 2.222.713 350-700 6.187.167 4.445.427 700-1.050 9.280.751 6.668.140 1.050-1.400 12.374.335 8.890.853


(62)

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan tarif sewa bus menurut PO.

Tami Jaya.

PO. Tami Jaya mempunyai kebijakan sendiri dalam penentuan tarif sewa

bus. Dalam menentukan kebijakan tersebut PO. Tami Jayam

empertimbangkan faktor-faktor:

1) Faktor Biaya

Biaya yang dikeluarkan oleh PO. Tami Jaya di masa lalu yang akan

menjadi pertimbangan dalam menentukan tarif sewa saat ini.

2) Faktor Kondisi dan Situasi Jalan yang Dilalui

PO. Tami Jaya harus mempertimbangkan jalan raya yang akan

dilaluinya apakah banyak tanjakan ataupun turunan yang menyebabkan

adanya resiko bagi bus.

3) Faktor Fasilitas yang Diberikan

Apa saja fasilitas yang diberikan dalam bus wisata.

4) Faktor Tarif dari Perusahaan lain yang bergerak dalam Bidang yang

sama. PO. Tami Jaya harus menyesuaikan dengan tarif yang ditetapkan

oleh pesaing.

5) Peraturan dari Pemerintah yang Masih Berlaku

Baik pemerintah pusat maupun daerah menetapkan peraturan yang


(63)

2. Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Menurut Metode Cost Plus Pricing

Pendekatan Full Costing

a. Mengelompokkan biaya langsung dan biaya tidak langsung:

Tabel 5. 6

Taksiran Biaya Bus Wisata Tahun 2014

(Sumber: PO. Tami Jaya)

(*)= Masuk obyek wisata, parkir, masuk kapal. (**)= Sumbangan, parsel lebaran/natal, pemasaran.

Elemen Biaya Biaya Langsung

(Rp)

Biaya Tak Langsung

(Rp)

Biaya Upah 345.692.000

Biaya Solar 690.580.000

Biaya Olie 55.740.000

Biaya Ban 184.468.800

Biaya Onderdil &

Pemeliharaan 310.611.600

Biaya Telepon 14.814.000

Biaya Asuransi 18.768.000

Biaya Depresiasi Armada

Bus 1.210.000.000

Biaya Lain-lain Kendaraan* 28.637.900

Biaya Listrik 6.585.600

Biaya Administrasi Kantor 7.851.600

Biaya Pajak 19.487.300

Biaya Depresiasi Gedung

Kantor 19.700.000

Biaya Depresiasi Peralatan

Kantor 500.000

Biaya Lain-lain Kantor** 16.689.000


(64)

b. Mengalokasikan biaya langsung dan biaya tidak langsung ke setiap tipe bus

berdasarkan jarak tempuh bus dan jumlah bus.

Tabel 5. 7

Jumlah Bus Wisata dan Jarak Tempuh Bus/ Km tahun 2014

Jenis Bus Jumlah Bus % Jarak Tempuh %

Bus Pariwisata 21 84% 389.852 Km 79,04%

Bus Mikro 4 16% 103.352 Km 20,96%

Jumlah 25 100% 493.204 Km 100%

(Sumber: PO. Tami Jaya)

Tabel 5. 8

Dasar Alokasi Biaya

(*)= Masuk obyek wisata, parkir, masuk kapal. (**)= Sumbangan, parsel lebaran/natal, pemasaran.

Elemen Biaya Dasar Alokasi

Biaya Upah Jumlah Bus

Biaya Solar Jarak Tempuh

Biaya Olie Jarak Tempuh

Biaya Ban Jarak Tempuh

Biaya Onderdil & Pemeliharaan Jarak Tempuh

Biaya Depresiasi Armada Bus Jumlah Bus

Biaya Telepon Jumlah Bus

Biaya Asuransi Jumlah Bus

Biaya Lain-lain Kendaraan* Jumlah Bus

Biaya Listrik Jumlah Bus

Biaya Administrasi Kantor Jumlah Bus

Biaya Pajak Jumlah Bus

Biaya Depresiasi Gedung Kantor Jumlah Bus

Biaya Depresiasi Peralatan Kantor Jumlah Bus


(65)

Berikut ini adalah proses perhitungan pengalokasian biaya untuk setiap jenis bus:

Tabel 5.9

Perhitungan Pengalokasian Biaya

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

(*)= Masuk obyek wisata, parkir, masuk kapal. (**)= Sumbangan, parsel lebaran/natal, pemasaran.

Elemen Biaya % BiayaBus

Pariwisata (Rp)

% Biaya Bus Mikro

(Rp)

Total Biaya (Rp)

Biaya Upah 84% 290.381.280 16% 55.310.720 345.692.000 Biaya Solar 79,04% 545.867.418 20,96% 144.712.582 690.580.000 Biaya Olie 79,04% 44.059.558 20,96% 11.680.442 55.740.000 Biaya Ban 79,04% 145.812.951 20,96% 38.655.849 184.468.800 BiayaOnderdil &

Pemeliharan

79,04% 245.522.245 20,96% 65.089.355 310.611.600 Biaya Telepon 84% 12.443.760 16% 2.370.240 14.814.000 Biaya Asuransi 84% 15.765.120 16% 3.002.880 18.768.000 Biaya Depresiasi

Armada Bus

84% 1.016.400.000 16% 193.600.000 1.210.000.0000 Biaya Lain-lain

Kendaraan*

84% 24.055.836 16% 4.582.064 28.637.900 Biaya Listrik 84% 531.904 16% 1.053.696 6.585.600 Biaya Administrasi

Kantor

84% 6.595.344 16% 1.256.256 7.851.600 Biaya Pajak 84% 16.369.332 16% 3.117.968 19.487.300 Biaya Depresiasi

Gedung Kantor

84% 16.548.000 16% 3.152.000 19.700.000 Biaya Depresiasi

Peralatan Kantor

84% 420.000 16% 80.000 500.000 Biaya Lain-lain

Kantor**


(66)

Bus Pariwisata Tabel 5. 10

Taksiran Biaya Bus Pariwisata Tahun 2014

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

(*)= Masuk obyek wisata, parkir, masuk kapal. (**)= Sumbangan, parsel lebaran/natal, pemasaran.

Elemen Biaya Biaya Langsung

(Rp)

Biaya Tidak Langsung

(Rp)

Biaya Upah 290.381.280 Biaya Solar 545.867.418 Biaya Olie 44.059.558 Biaya Ban 145.812.951 Biaya Onderdil & Pemeliharaan 245.522.245 Biaya Telepon 12.443.760 Biaya Asuransi 15.765.120 Biaya Depresiasi Armada Bus 1.016.400.000 Biaya Lain-lain Kendaraan* 24.055.836

Biaya Listrik 5.531.904 Biaya Administrasi Kantor 6.595.344 Biaya Pajak 16.369.332 Biaya Depresiasi Gedung Kantor 16.548.000 Biaya Depresiasi Peralatan

Kantor

420.000 Biaya Lain-lain Kantor** 13.191.783

Total 2.340.308.169 58.656.363


(67)

Bus Mikro Tabel 5. 11

Taksiran Biaya Bus Mikro Tahun 2014

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

(*)= Masuk obyek wisata, parkir, masuk kapal. (**)= Sumbangan, parsel lebaran/natal, pemasaran.

Elemen Biaya Biaya Langsung

(Rp)

Biaya Tak Langsung (Rp)

Biaya Upah 55.310.720 Biaya Solar 144.712.582 Biaya Oli 11.680.442 Biaya Ban 38.655.849 Biaya Onderdil & Pemeliharaan 65.089.355 Biaya Telepon 2.370.240 Biaya Asuransi 3.002.880 Biaya Depresiasi Armada Bus 193.600.000 Biaya Lain-lain Kendaraan* 4.582.064

Biaya Listrik 1.053.696 Biaya Administrasi Kantor 1.256.256

Biaya Pajak 3.117.968

Biaya Depresiasi Gedung Kantor

19.700.000 Biaya Depresiasi Perlatan

Kantor

80.000

Biaya Lain-lain Kantor** 3.497.217

Total 519.004.131 12.157.137


(68)

c. Menghitung laba yang diharapkan, yang ditetapkan perusahaan sebesar 40%

Tabel 5.12

Perhitungan Laba yang diharapkan Tahun 2014

Jenis Bus Biaya Penuh

(Rp)

Laba yang diharapkan (40% x Biaya Penuh)

Bus Pariwisata 2.398.964.532 959.585.813 Bus Mikro 531.161.268 212.464.507 (Sumber: Data diolah tahun 2015)

d. Menghitung besarnya Mark Up

1) Bus Pariwisata

2) Bus Mikro

% 44 169 . 308 . 340 . 2 Rp 363 . 656 . 58 Rp 813 . 585 . 959 Rp up Mark % 43 131 . 004 . 519 Rp 137 . 157 . 12 Rp 507 . 464 . 212 Rp up Mark Langsung Biaya Langsung Tidak Biaya diharapkan yang Laba up Mark


(69)

e. Menghitung besarnya tarif menurut harga jual normal dengan menambahkan

Mark Up. Untuk mendapatkan Mark Up dalam satuan rupiah dapat dihitung

dengan cara persentase mark up dikalikan dengan biaya langsung.

Tabel 5.13

Tarif Sewa Bus Wisata Menurut Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing Tahun 2014

Jenis Bus Biaya Langsung

(Rp) Mark-up (%) Mark-up (Rp) Tarif Bus (Rp)

Bus Pariwisata 2.340.308.169 44% 1.018.242.175 3.358.550.344

Bus Mikro 519.004.131 43% 224.621.645 743.625.776

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

f. Menghitung tarif sewa bus wisata per-km tahun 2014 dengan cara:

Tempuh Jarak

Bus Tarif

Tabel 5.14

Tarif Sewa Bus Wisata per-km Tahun 2014

Jenis Bus Tarif Bus

(Rp) Jarak Tempuh (Km) Tarif/ Km (Rp)

Bus Pariwisata 3.358.550.344 389.852 8.615

Bus Mikro 743.625.776 103.352 7.195

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

3. Perbandingan Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Menurut PO.Tami Jaya dan

Menurut Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing

Setelah diketahui tarif sewa bus wisata menurut PO. Tami Jaya, maka

langkah selanjutnya adalah membandingkan antara tarif sewa bus wisata menurut


(70)

pendekatan full costing. Menurut metode cost plus pricing pendekatan full

costing, biaya harus dipisahkan menjadi dua, yaitu biaya langsung dan biaya

tidak langsung. Dalam penelitian ini yang termasuk biaya langsung adalah: upah,

solar, oli, ban, onderdil dan pemeliharaan, biaya telepon, biaya asuransi,

depresiasi armada bus dan biaya lain lain kendaraan. Biaya yang termasuk biaya

tidak langsung antara lain: biaya listrik, administrasi kantor, pajak, biaya

depresiasi gedung kantor, biaya depresiasi peralatan kantor dan biaya lain-lain

kantor. Dari perbedaan cara perhitungan diatas mengkibatkan tarif sewa bus

wisata yang dihitung dengan metode cost plus pricing pendekatan full costing

berbeda dengan tarif yang ditetapkan PO. Tami Jaya. Selisih Tarif bus tepatnya

dapat dilihat di tabel 5.15.

Tabel 5.15

Selisih Tarif Sewa Bus Wisata Menurut PO. Tami Jaya dengan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing

Jenis Bus PO. Tami Jaya (Rp)

Cost Plus Pricing

(Rp)

Selisih Tarif (Rp) Bus Pariwisata 8.839 8.615 224 Bus Mikro 6.351 7.195 844 (Sumber: Data diolah tahun 2015)

Dapat dilihat pada tabel 5.15 perbedaan tarif sewa bus wisata per-km antara

PO. Tami Jaya dengan teori cost plus pricing dimana untuk jenis bus pariwisata

tarif sewa bus menurut PO. Tami Jaya memiliki selisih lebih besar Rp 224 dari

perhitungan metode cost plus pricing pendekatan full costing. Sedangkan untuk


(71)

menurut metode cost plus pricing pendekatan full costing yang memiliki selisih

Rp 844.

Adapun perbedaan selisih tarif sewa selanjutnya dikarenakan perbedaan

metode mengenai tarif sewa bus, dimana perusahaan menggunakan tarif

berdasarkan jarak (range) tujuan wisata. Lihat tabel 5.16 dan 5.17 tarif sudah

dibulatkan.

Tabel 5.16

Tarif Sewa Bus Pariwisata Menurut PO. Tami Jaya dan Menurut Cost

Plus Pricing pendekatan Full Costing Berdasarkan Tujuan Wisata

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

Tabel 5.17

Tarif Sewa Bus Mikro Menurut PO. Tami Jaya dan Menurut Cost

Plus Pricing Pendekatan Full Costing Berdasarkan Tujuan Wisata

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

Tujuan Wisata Jarak Tempuh Pulang-Pergi (Km) Menurut PO. Tami Jaya (Rp) Menurut Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing (Rp) Selisih Tarif (Rp)

Jogja-Jakarta 1.300 12.500.000 11.199.418 1.300.582 Jogja-

Bali 1.400 12.500.000 12.060.912 439.088

Tujuan Wisata Jarak Tempuh Pulang-Pergi (Km) Menurut PO. Tami Jaya (Rp) Menurut Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing (Rp) Selisih Tarif (Rp)

Jogja-Jakarta 1.300 9.000.000 9.353.602 353.602 Jogja-


(1)

menurut metode cost plus pricing pendekatan full costing yang memiliki selisih Rp 844.

Adapun perbedaan selisih tarif sewa selanjutnya dikarenakan perbedaan metode mengenai tarif sewa bus, dimana perusahaan menggunakan tarif berdasarkan jarak (range) tujuan wisata. Lihat tabel 5.16 dan 5.17 tarif sudah dibulatkan.

Tabel 5.16

Tarif Sewa Bus Pariwisata Menurut PO. Tami Jaya dan Menurut Cost

Plus Pricing pendekatan Full Costing Berdasarkan Tujuan Wisata

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

Tabel 5.17

Tarif Sewa Bus Mikro Menurut PO. Tami Jaya dan Menurut Cost

Plus Pricing Pendekatan Full Costing Berdasarkan Tujuan Wisata

(Sumber: Data diolah tahun 2015)

Tujuan Wisata Jarak Tempuh Pulang-Pergi (Km) Menurut PO. Tami Jaya (Rp) Menurut Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing (Rp) Selisih Tarif (Rp)

Jogja-Jakarta 1.300 12.500.000 11.199.418 1.300.582 Jogja-

Bali 1.400 12.500.000 12.060.912 439.088

Tujuan Wisata Jarak Tempuh Pulang-Pergi (Km) Menurut PO. Tami Jaya (Rp) Menurut Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing (Rp) Selisih Tarif (Rp)

Jogja-Jakarta 1.300 9.000.000 9.353.602 353.602 Jogja-


(2)

Setelah dihitung, langkah selanjutnya melihat perbandingan perhitungan tarif sewa bus menurut perusahaan PO. Tami Jaya dengan metode cost plus pricing pendekatan full costing. Untuk jenis Bus Pariwisata dengan tujuan Jogja-Jakarta selisih tarifnya sebesar Rp 1.300.582 lebih tinggi perhitungan menurut perusahaan, sedangkan untuk jenis Bus Mikro Pariwisata dengan tujuan yang sama selisih tarifnya Rp 353.602 lebih besar menurut PO. Tami Jaya. Kemudian untuk jenis bus pariwisata tujuan Jogja-Bali terdapat perbedaan selisih dimana tarif menurut PO. Tami Jaya lebih besar Rp 439.088 dari perhitungan menurut PO. Tami Jaya. Dan untuk bus mikro dengan tujuan Jogja-Bali hasilnya perhitungan menurut metode cost plus

pricing pendekatan full costing lebih besar Rp 1.073.110 dari perhitungan menurut

perusahaan. Tarif sewa bus PO.Tami Jaya menggunakan sistem jarak (range) dalam menentukan tarif sewanya, yaitu: 0-350 km, 350-700 km, 700-1.050 km, 1.050-1.400 km sehingga Jakarta dan Bali termasuk dalam range 4 dan memiliki tarif yang sama. PO.Tami Jaya dalam menentukan tarif sewa bus juga memiliki beberapa pertimbangan, salah satunya harga persaingan harga antar Perusahaan Otobus Pariwisata lainnya, sehingga tidak terjadi selisih yang terlalu besar selain mengutamakan fasilitas yang baik bagi pengguna jasa.


(3)

53 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Penentuan tarif sewa bus wisata yang ditetapkan oleh PO. Tami Jaya dengan metode cost plus pricing pendekatan full costing memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut adalah perhitungan penentuan tarif sewa bus wisata menurut metode cost

plus pricing pendekatan full costing menggunakan mark up yang dihitung dengan

cara: laba yang diharapkan ditambah biaya tidak langsung kemudian dibagikan dengan biaya langsung sedangkan perhitungan penentuan tarif sewa bus wisata menurut PO. Tami Jaya tidak menggunakan mark up.

Perbedaan lain yang juga terdapat dalam penentuan tarif sewa bus wisata yaitu mengenai dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya ke setiap tipe bus sehingga dari perbedaan langkah-langkah penentuan tarif tersebut menghasilkan perbedaan tarif sewa bus wisata dimana untuk jenis bus pariwisata tarif sewa bus menurut PO. Tami Jaya memiliki selisih lebih besar Rp 224 dari perhitungan menurut metode cost plus pricing pendekatan full costing. Sedangkan untuk jenis bus mikro, tarif menurut PO. Tami Jaya lebih kecil dari perhitungan menurut metode cost plus pricing pendekatan full costing yang memiliki selisih Rp 884.


(4)

B. Keterbatasan

Dalam penyusunan skripsi ini terdapat keterbatasan penelitian, yaitu keterbatasan informasi mengenai biaya taksiran yang dibuat perusahaan. Keterbatasan selanjutnya adalah penulis tidak dapat memastikan keakuratan informasi mengenai jumlah jarak tempuh.

C. Saran

1. Bagi Perusahaan

PO. Tami Jaya dapat mempertimbangkan untuk memakai metode cost plus

pricing pendekatan full costing dalam menentukan tarif sewa bus wisata

pada masa yang akan datang dikarenakan tarif yang cukup kompetitif. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya untuk judul yang sama, diharapkan peneliti selanjutnya selain mengacu informasi yang diberikan oleh perusahaan juga mencari informasi yang lain yang dapat dipercaya khususnya informasi mengenai jarak tempuh.


(5)

Daftar Pustaka

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Edisi Pertama Cetakan Ketiga.Yogyakarta: BPFE.

Krismiaji, Y Anni Aryani. (2011). Akuntansi Manajemen: Edisi 2. UPP-STIM YKPN, Yogyakarta.

Lupiyoadi, Rambat. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Miratri, Bernadeta. (2010). Analisis Penentuan Tarif Bus Trans Jogja Dengan

Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya: Edisi Kelima, Cetakan ketujuh Yogyakarta: STIE YKPN.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, Rekayasa, Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Salemba Empat.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Salim, Abbas. (2013). Manajemen Transportasi, Cetakan ke-11. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Samryn, L. M. 2012. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Kencana.

Sjadzali, Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4. Yogyakarta: Liberty.

Spillane, JJ. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis: Cetakan Pertama. Yogyakarta: USD.

Supriyono, R.A. (2008). Akuntansi Manajemen: Proses Pengendalian Manajemen, Yogyakarta: STIE YKPN.


(6)

Wardi. (2013). Jadi Miliarder Dengan Bisnis Tour & Travel, Cetakan Pertama. Flashbooks, Yogyakarta.

Yussie, Paripurna. (2004). Analisis Penentuan Tarif Sewa Bus Wisata Dengan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Evaluasi penentuan tarif sewa kamar hotel dengan menggunakan metode cost-plus pricing pendekatan full costing (studi kasus pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta).

6 23 91

Analisis penentuan tarif layanan akses internet pada online game center berdasarkan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing : studi kasus pada GARDA-NET Yogyakarta.

0 0 91

Penerapan metode cost plus pricing pendekatan full costing dalam penentuan tarif sewa kamar hotel : studi kasus pada River Castle Hotel, Yogyakarta.

2 9 104

ANALISIS PERHITUNGAN TARIF SEWA GEDUNG DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABLE COSTING (Studi Kasus Gedung Graha Sepuluh Nopember ITS Surabaya) SKRIPSI

0 1 13

Evaluasi penentuan tarif kursus komputer dengan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing : studi kasus pada lembaga kursus komputer ``Gama Informatika`` - USD Repository

0 0 61

Evaluasi penentuan tarif kamar anak berdasarkan metode cost-plus pricing dengan pendekatan full costing : studi kasus pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta - USD Repository

0 1 96

PENERAPAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN FULL COSTING DALAM PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR HOTEL Studi kasus pada River Castle Hotel,Yogyakarta

0 0 102

Analisis penentuan tarif bus Trans Jogja dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing : studi kasus pada bus Trans Jogja - USD Repository

1 5 106

Analisis penentuan harga jual produk dengan menggunakan metode cost plus pricing pendekatan full costing : studi kasus pada PT. Kedamaian Palembang - USD Repository

0 1 118

EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

0 2 104