PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT OFFICE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT OFFICE POWER POINT TERHADAP

HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK

Oleh : Nisa Rizki Utami

NIM. 409331038

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Menggunakan Media Microsoft Office Powerpoint Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik”,disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran-saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, dan Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Wagirun, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta PAB 5 Klumpang yang telah memberikan izin penelitian serta Bapak dan Ibu Guru di SMA Swasta PAB 5 Klumpang yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan ribuan terima kasih kepada kedua orangtua yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, motivasi, do’a serta berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan penulis sehingga dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada saudara penulis Fandi Rizki Utomo dan Fajar Rizki Ahmadi serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan studi di


(4)

v

UNIMED. Terima kasih disampaikan kepada teman-teman penulis Wulan, Yati, dan kak Dian yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Terima kasih juga disampaikan kepada sahabat - sahabat terbaikku: Ika Putri Indras Swari, Rida Epilia, Novita Lestari, dan Risa Afrianti S. yang selama ini telah banyak memberikan kenangan yang sangat indah, membantu dan memberi motivasi serta semangat dalam belajar maupun dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di Kimia

Ekstensi ‘09 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa juga penulis sampaikan kepada Fauzil Mantik yang selalu ada untuk memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian studi penulis di UNIMED.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Nisa Rizki Utami NIM.409331038


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Batasan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar 8

2.2. Hasil Belajar 9

2.3. Keaktifan 10

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 12

2.5. Media Pembelajaran 12

2.6. Microsoft Office Powerpoint 14

2.7. Materi: Tata Nama Senyawa Kimia 15

2.7.1. Tata Nama Senyawa Biner 15

2.7.2. Tata Nama Senyawa Poliatomik 19

2.7.3. Tata Nama Senyawa Asam 20

2.7.4. Tata Nama Senyawa Basa 20

2.8. Kerangka Konseptual 21

2.9. Hipotesis 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

3.2. Populasi dan Sampel 24

3.3. Variabel Penelitian 24


(6)

vii

3.5. Prosedur Penelitian 25

3.6. Instrumen Penelitian 29

3.6.1. Instrumen Tes 29

3.6.2. Instrumen Non Tes 31

3.7. Teknik Analisis Data 32

3.7.1. Uji Normalitas 32

3.7.2. Uji Homogenitas 33

3.7.3. Uji Hipotesis 33

3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 34

3.7.5. Analisis Regresi 34

3.7.6. Analisis Korelasi 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 37

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 37

4.1.1.1. Validitas Tes 37

4.1.1.2. Tingkat Kesukaran Soal 38

4.1.1.3. Daya Beda Tes 38

4.1.1.4. Reliabilitas Tes 38

4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 38

4.2.1. Data Instrumen Non-Tes (Observasi Keaktifan) 38 4.2.2. Data Instrumen Tes Hasil Penelitian 39

4.2.3. Uji Normalitas 40

4.2.4. Uji Homogenitas 41

4.2.5. Uji Hipotesis 41

4.2.6. Analisis Regresi 42

4.2.7. Analisis Korelasi 42

4.2.8. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 43

4.3. Pembahasan 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46


(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Contoh Rumus Senyawa Kation dan Anion 17 Tabel 2.2. Beberapa Jenis Kation dan Anion 17 Tabel 2.3. Nama Jumlah Atom Dalam Bahasa Yunani 19

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 26

Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Indikator Keaktifan Siswa 33 Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Data Pre-Test, Post

Test, dan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

39 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post-Test Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

40 Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pre-Test dan Post-Test Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

41

Tabel 4.4. Uji Hipotesis Penelitian 41


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(9)

x DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 22. Lampiran 23. Lampiran 24. Lampiran 25. Lampiran 26. Lampiran 27. Lampiran 28. Lampiran 29. Lampiran 30. Lampiran 31. Lampiran 32. Lampiran 33. Lampiran 34. Lampiran 35. Lampiran 36. Lampiran 37. Silabus Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Eksperimen) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kontrol) Kartu Kata

Kisi-Kisi Tes (Sebelum Validasi) Instrumen Tes (Sebelum Validasi) Kunci Jawaban (Sebelum Validasi) Kisi-Kisi Tes (Setelah Validasi) Instrumen Tes (Setelah Validasi) Kunci Jawaban (Setelah Validasi)

Pedoman Penskoran Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Lembar Observasi Keaktifan Siswa Lembar Keaktifan Belajar Siswa Tabel Validitas

Perhitungan Uji Validitas Soal Tabel Tingkat Kesukaran

Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Soal Tabel Daya Beda

Perhitungan Uji Daya Beda Soal Instrumen Yang Valid

Tabel Reliabilitas

Perhitungan Realibilitas Tes

Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis

Lembar Nilai Aktivitas Belajar Siswa Analisis Regresi

Analisis Korelasi

Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Tabel R

Tabel Chi Kuadrat Tabel T

Tabel Distribusi F

Dokumentasi Penelitian 50 54 60 64 74 76 84 85 86 90 91 92 93 97 98 100 101 103 104 106 107 108 110 112 114 115 121 123 125 126 129 133 138 138 139 140 143


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghapal informasi; otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran science tidak dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas.

Proses pendidikan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Dalam pendidikan antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (student active learning) (Sanjaya, 2006).

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa (Sanjaya, 2006). Pembelajaran yang berpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya


(11)

2

proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil dalam menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan memecahkan masalah yang diberikan. Siswa cenderung belajar sendiri-sendiri (Kuncoro, 2009).

Guru umumnya menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran, artinya guru aktif siswa pasif. Menurut Lenny Kuncoro (2009), penggunaan metode konservatif seperti ceramah tanpa divariasikan dengan menggunakan media atau metode lain mengakibatkan kurangnya perhatian siswa dalam belajar. Ini membuat siswa bosan di dalam kelas sehingga siswa kurang berperan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Salah satu cara untuk mengurangi kebosanan siswa di kelas adalah melalui belajar dan bermain.

Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada di dalam kehidupan sehari-hari. Kimia adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami pelajaran kimia. Hal ini tidak terlepas dari materi yang dipelajari sebagian bersifat abstrak.

Dalam pembelajaran kimia dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor model pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep (Noviawati dalam Khairani, 2011). Diperlukan pembelajaran yang aktif yang dapat menambah kreatifitas pola pikir siswa. Pembelajaran aktif disini merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai infomasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran dikelas. Siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif


(12)

3

memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran (Rusman, 2012).

Untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran kimia diperlukan strategi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih kreatif serta aktif dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe Mencari Pasangan (Make a Match). Model pembelajaran kooperatif ini menuntun keterlibatan siswa secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan siswa (Lie, 2002). Make a Match adalah kegiatan belajar untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama (Agustifa, 2012).

Penelitian yang berkaitan dengan Make a Match telah dilakukan oleh Asriati Manik (2012). Hasil penelitian menunjukkan efektifitas pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yang dikombinasikan dengan media handout pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Methodist-8 Medan adalah sebesar 30,43 %. Penelitian lain yang dilakukan Trinita Theresia S (2011) dengan meneliti model pembelajaran Make a Match pada pokok bahasan Hidrokarbon pada siswa kelas X SMA dengan peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match sebesar 66,39 %, sedangkan dengan metode konvensional sebesar 49,34 %. Jadi, selisih peningkatan kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 17,05 %.


(13)

4

Tata nama senyawa kimia sederhana merupakan salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran kimia di kelas X SMA yang bersifat kaya akan konsep. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika siswa diajak untuk menyenangi materi ini dengan memberikan strategi dan model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dalam penelitian Yayuk Arianti (2011), pengaruh model learning game terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia di kelas X SMK pada pokok bahasan tata nama senyawa kimia menunjukkan peningkatan sebesar 79,5%. Dan juga pada penelitian Yusrida (2011), upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa melalui metode belajar aktif tipe Index Card Match (ICM) pada pokok bahasan tata nama senyawa menunjukkan peningkatan persen gain hasil belajar rata-rata kelas pada kelas eksperimen yaitu sebesar 56,79%.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Menggunakan Media Microsoft Office PowerPoint Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir siswa?

2. Bagaimana agar siswa memahami materi kimia yang bersifat abstrak? 3. Bagaimana menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran?

4. Bagaimana meningkatkan hasil belajar kimia siswa yang masih rendah?


(14)

5

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap hasil belajar kimia siswa?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap tingkat keaktifan siswa?

3. Bagaimana kontribusi keaktifan terhadap hasil belajar siswa?

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada, maka batasan masalahnya yaitu:

1. Metode mengajar yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.

2. Materi yang diajarkan adalah pada pokok bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik.

3. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif dengan jenjang C1, C2, C3, dan keaktifan siswa.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa,

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap tingkat keaktifan siswa pada saat pembelajaran kimia.

3. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi keaktifan terhadap hasil belajar siswa.


(15)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Sebagai masukan bagi guru kimia agar dapat meningkatkan kualitas pengajaran kimia dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.

2. Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi tata nama senyawa kimia.

3. Sebagai pengalaman belajar bagi siswa agar termotivasi untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat.

4. Sebagai referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian berikutnya.

1.7. Defenisi Operasional

1.7.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan anak didik (Lie, 2002).

1.7.2. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Junaidi (2012), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.


(16)

7

1.7.3. Keaktifan

Keaktifan yang dimaksud disini adalah keaktifan dalam kegiatan belajar. Menurut Wina Sanjaya dalam Khairani (2012), keaktifan belajar adalah aktivitas yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

1.7.4. Media

Secara bahasa, kata media berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Pengertian media menurut Purnamawati dan Eldarni dalam Junaidi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan media microsoft office powerpoint lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode ceramah.

2. Keaktifan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan media microsoft office powerpoint lebih tinggi dari keaktifan belajar siswa dengan metode ceramah.

3. Keaktifan memberikan kontribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match menggunakan media microsoft office powerpoint dengan R2 = 0,026.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan, bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model pembelajaran make a match, agar menggunakan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia. Dan lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.


(1)

memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran (Rusman, 2012).

Untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran kimia diperlukan strategi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih kreatif serta aktif dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe Mencari Pasangan (Make a Match). Model pembelajaran kooperatif ini menuntun keterlibatan siswa secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan siswa (Lie, 2002). Make a Match adalah kegiatan belajar untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama (Agustifa, 2012).

Penelitian yang berkaitan dengan Make a Match telah dilakukan oleh Asriati Manik (2012). Hasil penelitian menunjukkan efektifitas pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yang dikombinasikan dengan media handout pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Methodist-8 Medan adalah sebesar 30,43 %. Penelitian lain yang dilakukan Trinita Theresia S (2011) dengan meneliti model pembelajaran Make a Match pada pokok bahasan Hidrokarbon pada siswa kelas X SMA dengan peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match sebesar 66,39 %, sedangkan dengan metode konvensional sebesar 49,34 %. Jadi, selisih peningkatan kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 17,05 %.


(2)

Tata nama senyawa kimia sederhana merupakan salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran kimia di kelas X SMA yang bersifat kaya akan konsep. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika siswa diajak untuk menyenangi materi ini dengan memberikan strategi dan model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dalam penelitian Yayuk Arianti (2011), pengaruh model learning game terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia di kelas X SMK pada pokok bahasan tata nama senyawa kimia menunjukkan peningkatan sebesar 79,5%. Dan juga pada penelitian Yusrida (2011), upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa melalui metode belajar aktif tipe Index Card Match (ICM) pada pokok bahasan tata nama senyawa menunjukkan peningkatan persen gain hasil belajar rata-rata kelas pada kelas eksperimen yaitu sebesar 56,79%.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Menggunakan Media Microsoft Office PowerPoint Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir siswa?

2. Bagaimana agar siswa memahami materi kimia yang bersifat abstrak? 3. Bagaimana menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran?

4. Bagaimana meningkatkan hasil belajar kimia siswa yang masih rendah?


(3)

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap hasil belajar kimia siswa?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap tingkat keaktifan siswa?

3. Bagaimana kontribusi keaktifan terhadap hasil belajar siswa?

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada, maka batasan masalahnya yaitu:

1. Metode mengajar yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.

2. Materi yang diajarkan adalah pada pokok bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik.

3. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif dengan jenjang C1, C2, C3,

dan keaktifan siswa.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa,

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap tingkat keaktifan siswa pada saat pembelajaran kimia.

3. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi keaktifan terhadap hasil belajar siswa.


(4)

1.6. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Sebagai masukan bagi guru kimia agar dapat meningkatkan kualitas pengajaran kimia dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.

2. Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi tata nama senyawa kimia.

3. Sebagai pengalaman belajar bagi siswa agar termotivasi untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat.

4. Sebagai referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian berikutnya.

1.7. Defenisi Operasional

1.7.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan anak didik (Lie, 2002).

1.7.2. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Junaidi (2012), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.


(5)

1.7.3. Keaktifan

Keaktifan yang dimaksud disini adalah keaktifan dalam kegiatan belajar. Menurut Wina Sanjaya dalam Khairani (2012), keaktifan belajar adalah aktivitas yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

1.7.4. Media

Secara bahasa, kata media berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Pengertian media menurut Purnamawati dan Eldarni dalam Junaidi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa


(6)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan media microsoft office powerpoint lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode ceramah.

2. Keaktifan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan media microsoft office powerpoint lebih tinggi dari keaktifan belajar siswa dengan metode ceramah.

3. Keaktifan memberikan kontribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match menggunakan media microsoft office powerpoint dengan R2 = 0,026.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan, bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model pembelajaran make a match, agar menggunakan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia. Dan lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TATA NAMA SENYAWA DI KELAS X.

0 3 18

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) MENGGUNAKAN MICROSOFT OFFICE POWER POINT PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 2 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 0 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA KELAS X SMA.

0 2 20

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA.

0 0 19