Penggunaan media pembelajaran flipchart dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di MA Nurul Falah Pagedangan

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ABDUL FAIZ

NIM: 108015000025

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

PELAJARAN SOSIOLOGI DI MA NURUL FALAH PAGEI}AI[GAIY"

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Di Susun Oleh

ABDUL FAIZ

NIM:

108015000025

Dibawah Bimbingan:

Dr.Iwan Purwjmfo. M,Pd

F[IP: 19730424 200801

I

012

JURUSAnI PEI{DIDIKAI{ ILMU PENGETAHUA}I SOSIAL FAKT]LTAS ILMU TARBIYAII DAIY KEGT'RUAN

UNTYf,RSITAS ISLAM I\TEGERI SYARTF HIDAYATT]LLAH

JAKARTA


(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

TempatiTgl.Lahir

NIM

Jurusan i Prodi Judul Skripsi

ABDUL FAIZ

Tangerang/ 11 Juli 1989

I 080 I 500002s

P. IPS i Sosiologi - Antropologi

PENGGU NAAN M EDIA PEMBELA]ARAN FLIPCHAR T DALAM MENINGKATKAN DI MA NURUL

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELA]ARAN SOSIOLOGI

FALAH PAGEDANGAN

Dosen Pembimbing : 1. Dr. iwan Puiwanto, M.Pd

1

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jar,vab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah. Jakarta, 10 Juni 2015 Mahasiswa Ybs.

,ftEr=*Ar

L

)tt

mM,lP-Eq,

w

ffissnorzoao

*r*

.-/

ll

lk

I

#",v,#@" lllll

ABDUL FAIZ


(5)

i

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Penggunaan Media Pembelajaran Flipchart Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di Ma Nurul Falah Pagedangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi pokok bahasan Nilai dan Norma sosial dengan menggunakan media pembelajaran flipchart siswa kelas X MA Nurul Falah Pagedangan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Instrument yang digunakan adalah instrumen tes yang berupa pretes dan postes, serta instrumen nontes berupa lembar observasi dan lembar wawancara.

Adapun indikator keberhasilannya yang dicapai KKM ≥75. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan media flipchart dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I skor rata-rata N-Gain sebesar 0,55 (55%) termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada siklus II skor rata-rata N-Gain meningkat menjadi 0,70 (70%) termasuk dalam kategori sedang. Skor rata-rata N-Gain mengalami peningkatan sebesar 0,15 (15%). Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa media flipchart memiliki keunggulan, yaitu siswa merasa lebih antusias dan senang mengikuti pelajaran sosiologi, dan proses pembelajaran menjadi tidak monoton sehingga siswa mudah mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh guru.


(6)

ii

Abdul Faiz, NIM 108015000025 Tarbiyah and teaching science faculty of UIN Syarif Hidayatullah, use of instructional media flipchart in improving student learning in subjects sosciology in Ma Nurul Falah Pagedangan.

The purpose of this study was to determine the improvement of student learning outcomes in social student subject value and social norms trought instructional media flipchart class X of MA Nurul Falah Pagedangan. The design of this study was classroom action research (CAR) wich consist of two cycles. The instrument used is a test instrument pretest and posstest, as wells a nontes instrument observation sheets and interview sheet.

The idicators of success achieved ≥75 KKM. From the results of the study

showed that the use of of instructional media flipchart in improving student learning in subjects sosciology. The results showed that the learning outcomes in the first cycle an average score of 0,55 N-Gain (55%) included in the medium category. Average score of N-Gain Increased by 0,15 (15%). Based of interview with students media flipchart has the advantage of, student feel more enthusiastic and happy to follow the sociology leassons, and the learning process becomes monotonous so that easily understand what is being described by teacher.


(7)

iii

Sembah dan sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai kholifah di muka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada ummat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Flip Chart Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di MA Nurul Falah Pagedangan”dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan juga sebagai pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan nasehat, saran dan kritik membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis kuliah.

4. Ibu Muslimah S.Pd.I M.Pd selaku Kepala MA Nurul Falah Pagedangan yang telah mengijinkan penulis melakukakan kegiatan penelitian disekolah yang ibu pimpin.


(8)

iv

6. Siswa-siswi MA Nurul Falah Pagedangan khususnya kelas X yang telah membantu penulis saat proses pengumpulan data.

7. Ayahanda H. Madhasan dan Ibunda HJ. Ojah tercinta, yang selalu meneteskan air mata di dalam do`anya demi anaknya tersayang, yang telah mengasuh, mendidik, membimbing, dan berkorban baik moril maupun materil, sehingga penulis bisa kuliah di kampus tercinta ini.

8. Kakak-kakakku Mimi Hasmiati, Arif Rosudin, dan Abdul Holil, yang tiada hentinya memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas doa dan dukungannya.

9. Sahabat-sahabat terbaikku dan pembina ( pak Murdi Al kindi, Iwan, Aziz, Babay, Rohili, Clev, Jun, Cici, Nisa, dan Mila ) di Forum Mahasiswa Pagedangan yang selalu memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

10.Kawan-kawan Jurusan Pendidikan IPS yang tiada hentinya memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini khususnya (Bayu, Ucup, Ira, Norma dan Aini) terima kasih atas motivasi dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis. Semoga bisa wisuda bareng.

11.The kosan, penghuni kosan Bu Iin, kawan satu perjuangan Aziz Hasan, Ahmad Rosyadi, dan Ali Rahmat.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga jasa baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari, dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis memohon kepada semua pihak untuk memberikan saran dan nasehat demi perbaikan skripsi ini Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.


(9)

v


(10)

vi

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... . xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori ... 8

1. Media Pembelajaran………. ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

b. Jenis – jenis Media Pembelajaran ... 9

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 11

2. Media Pembelajaran Flip Chart ... 12

1. Pengertian Media Flip Chart ... 12

2. Cara Penggunaan Media Flip Chart ... 14

3. Cara Pembuatan Media Flip Chart ... 15

3. Hakikat Belajar ... 15

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Pengertian Hasil Belajar ... 18


(11)

vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 28

C. Subjek Penelitian ... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28

E. Penelitian Tindakan Kelas ... 29

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ……….. 29

2. Model Penelitian Tindakan Kelas ………. 31

F. Subjek atau Partisipan Yang Terlibat ... 33

G. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 33

H. Tahapan dan Intervensi Tindakan ... 33

I. Hasil Intervensi yang Diharapkan ... 35

J. Data dan Sumber Data ... 35

K. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

1. Wawancara ... 38

2. Dokumentasi ... 39

3. Tes ... 39

L. Teknik Pengumpulan Data ... 40

M. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan. ... 40

1. Validitas ... 41

2. Realibilitas ……….……. 42

3. Pengujian Taraf Kesukaran ……… 43

4. Daya Pembeda ……….... 43

5. Skor Gain ……….. 44

N. Analisis Data dan Interpretasi Data ... 44

O. Indikator Keberhasilan …...……… 45

P. Pengembangan Perencanaan Tindakan ………. 45

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Sekolah ... 46


(12)

viii

4. Tujuan ... 47

5. Data Sekolah ……… 48

1. Identitas Sekolah ……… 48

2. Keadaan Guru ……….... 50

B. Deskripsi Siswa Kelas X MA Nurul Falah ... 53

C. Deskripsi Perencanaan Tindakan ……….. ... 53

D. Analisis Data ………. .. 54

1. Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 61

E. Refleksi ... 67

F. Keputusan ... 67

G. Pembahasan Dan Hasil Temuan ... 67

H. Keterbatasan Peneliti ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(13)

ix Lampiran 2.1 : RPP Pertemuan Ke-1 Lampiran 2.2 : RPP Pertemuan Ke-2

Lampiran 3.1 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I Lampiran 3.2 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 3 : Pengujian Empirik dengan Program ANATES Siklus I Lampiran 4 : Pengujian Empirik dengan Program ANATES Siklus II Lampiran 3.3 : Soal Pretes dan Postes Siklus I

Lampiran 3.4 : Soal Pretes dan Postes Siklus II

Lampiran 4.1 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Lampiran 4.2 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 5.1 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru Bidang Studi (Pra Penelitian)

Lampiran 5.2 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru Bidang Studi (Setelah Penelitian)

Lampiran 5.3 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian) Lampiran 5.1 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa (Setelah Penelitian) Lampiran 6.1 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar


(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Jenis Media ... 10

Tabel 2. Jadwal Kegiatan ... 27

Tabel 3. Tahapan Intervensi Tindakan ... 33

Tabel 4. Kisi –Kisi Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus I ... 36

Tabel 5. Kisi –Kisi Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus II ... 37

Tabel 6. Kisi – kisi Lembar Wawancara Siswa ... 39

Tabel 7. Data Guru dan Tenaga Kependidikan ... 49

Tabel 8. Data Siswa Menurut Jenis Kelamin ... 50

Tabel 9. Data Sarana dan Prasarana ... 51

Tabel 10. Data Guru dan Karyawan MA Nurul Falah Pagedangan ... 52

Tabel 11. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Pada Siklus I ... 59


(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Keterkaitan Antara Guru Dengan Media Pembelajaran ... 26

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 31

Gambar 3. Presentase N-Gain Siklus I ... 60

Gambar 4. Presentase N-Gain Siklus II ... 67


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan meningkatnya teknologi saat ini bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama pembangunan bangsa. Salah satu tujuan pembangunan Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam UUD 1945, dan tujuan tersebut dapat tercapai melalui pendidikan.

Menurut Kunandar, “pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.”1 Semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai

sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

1

Kunandar. Guru Profesional, Implementasi Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikat Guru. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) hal. v


(17)

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.2

Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan atau latihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya (insan kamil). Pendidikan juga adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling mempengaruhi dan ketergantungan seperti halnya suatu sistem.

Undang-Undang di atas merupakan bukti yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan. Oleh karena itu para tenaga pendidik atau guru harus mampu menciptakan variasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar dan kondisi siswa atau peserta didik ketika belajar. Institusi yang bergerak pada dunia pendidikan berfungsi untuk membekali peserta didik dengan keterampilan-keterampilan dasar dan muatan-muatan informasi. Demi tercapainya tujuan tersebut dunia pendidikan perlu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi para peserta didik demi terwujudnya suasana belajar yang lebih kondusif.

Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendidikan. Komponen pendidikan yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan model pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait satu sama lain untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Namun dari komponen-komponen tersebut gurulah yang memiliki tugas paling berat karena guru yang berperan langsung dalam proses pembelajaran di sekolah.

Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang baik. Untuk memperoleh hasil pendidikan yang baik maka harus dilaksanakan

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hal. 2


(18)

pembelajaran yang baik pula. Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat tiga unsur diantaranya tujuan pembelajaran, pengalaman pembelajaran dan hasil belajar.

Hasil belajar merupakan hal penting dalam pembelajaran karena menjadi salah satu alat ukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam memahami suatu materi. Dari hasil pembelajaran, dapat terlihat kualitas suatu proses pembelajaran. Akan tetapi dalam mewujudkan suatu proses pembelajaran yang berkualitas masih terdapat faktor penghambat terutama pada mata pelajaran Sosisologi. Yakni adanya persepsi siswa yang beranggapan bahawa pelajaran Sosiologi adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, ditambah dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang variatif dan masih bersifat monoton. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center) bukan berpusat pada siswa (student center) sehingga menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran.

Hal tersebut juga terjadi di MA Nurul Falah Pagedangan pada siswa kelas X. Hasil observasi yang dilakukan ditemukan dimana masih banyak siswa yang memperoleh nilai yang rendah pada mata pelajaran Sosiologi. Rendahnya nilai tersebut dilihat dari hasil ulangan harian masih banyaknya siswa yang memiliki nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah sebanyak 14 siswa atau sekitar 70%. Dimana KKM di MA Nurul Falah adalah 75.

Untuk meningkatkan hasil belajar atau kemampuan siswa maka perlunya melakukan satu analisa terhadap situasi dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama ini. Berdasarkan pengamatan awal di MA Nurul Falah Pagedangan pada siswa kelas X, diperoleh hasil bahwa masih terdapat banyak kendala yang dialami oleh guru ketika proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

Permasalahan tersebut di antaranya: masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak pada rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan, pada proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan juga sebagian siswa bersikap tidak disiplin saat pelajaran berlangsung.


(19)

Peneliti juga mewawancarai beberapa siswa kelas X tahun ajaran 2013/2014 di MA Nurul Falah Tangerang mengenai mata pelajaran Sosiologi, siswa beralasan rendahnya hasil belajar dikarenakan meraka merasa jenuh dengan metode pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru dan banyaknya materi ajar yang dibebankan membuat mereka merasa bosan, istilah-istilah yang ada dalam mata pelajaran Sosiologi pun kurang mereka pahami.

Seharusnya guru tahu berbagai metode yang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sosiologi tentunya yang berkaitan tentang masalah-masalah yang ada di masyarakat. Karena itu motode yang dipakai haruslah metode yang mampu memancing rasa ingin tahu siswa tentang permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat. Pada saat ini metode pembelajaran sudah banyak dikembangkan seperti metode ceramah, gambar, flipchart, diskusi, demonstrasi, karyawisata dan lain-lain

Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.3

Dengan adanya kenyataan tersebut, maka dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan pembelajaran. Banyak hal yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan untuk dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam proses belajar pada pendidikan modern saat ini, terkadang mengalami hambatan pada psikologis peserta didik yang dinilai belum siap untuk mengkonstruksi pola pikirnya. Adanya kecenderungan proses belajar yang terlalu serius dan membosankan menyebabkan terhambatnya proses konstruksi pola pikir tersebut. Kurangnya kedisiplinan siswa juga menjadi masalah dalam proses pembelajaran yang dapat menjadi hambatan siswa tersebut mencapai keberhasilan.

Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah

3


(20)

satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu penyusunan berbagai macam scenario kegiatan pembelajaran di kelas.

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun dalam penelitian ini akan di fokuskan dalam metode

flipchart, Flipchart atau yang sering disebut sebagai bagan balik adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai seberapa besar peran metode pembelajaran flipchart terhadap hasil belajar siswa, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam skripsi yang berjudul: “Penggunaan Media Pembelajaran Flip Chart Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di MA Nurul Falah Pagedangan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Guru kurang menguasai dan memperhatikan terhadap variasi penggunaan metode pengajaran.

2. Persepsi siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran Sosiologi merupakan pembelajaran dianggap sulit.

3. Pembelajaran masih berpusat kepada guru bukan berpusat kepada siswa, sehingga menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran.

4. Adanya anggapan siswa tentang mata pelajaran sosiologi kurang menarik dan membosankan.

5. Kurang dimanfaatkannya penggunaan media pembelajaran sosiologi secara optimal, sehingga minat belajar siswa terhadap pelajaran sosiologi menjadi rendah.

6. Kurangnya semangat atau minat belajar siswa.

7. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi. 8. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran.


(21)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah tersebut serta mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka untuk mempermudah penulisan skripsi penelitian ini dibatasi pada masalah penggunaan media flip chart dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran sosiologi Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Pagedangan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pemabatasan masalah tersebut di atas, maka penulis dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: “ bagaimana penggunaan media pembelajaran flip chart dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran sosiologi Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Pagedangan?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media pembelajaran flip chart dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran sosiologi Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Pagedangan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai efektivitas pembelajaran dan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 jurusan IPS


(22)

2. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan konsep materi yang akan disampaikan.

3. Bagi Murid

Sebagai suatu metode pembelajaran dalam pembelajaran pendidikan sosiologi yang efektif agar siswa dapat menyerap dan mengimplementasikan pengetahuannya tersebut pada diri sendiri, keluarga dan lingkungannya.


(23)

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Deskripsi Teoritis 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan interaksi atau adanya hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan. Kebanyakan pendapat bahwa keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah tergantung kepada guru dan murid yang berperan sebagai pelaku utama dalam proses belajar mengajar namun pada kenyataannya tidaklah selalu demikian, ternyata masih ada faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah media pengajaran yang berfungsi sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru untuk kegiatan mengajar.

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar ” .1 Maka, media akan menjadi prantara antara sumber pesan dan penerima pesan.

Menurut Gagne dan Briggs seperti yang dikutip Arief S Sadiman menyatakan bahwa media adalah ”berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Seperti buku, tape

1

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 200), cet-3 hal. 120


(24)

recorder, kaset, video kamera, film, slide, foto, gambar grafik, televisi dan komputer”.2 Media merupakan semua komponen yang berbentuk fisik yang dapat disajikan dan mampu memotivasi serta menarik minat siswa untuk belajar.

Dalam arti sempit media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mancakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah.3

Menurut Heinich seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman menyatakan bahwa media sebagai “perantara yang menghantar informasi antara sumnber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional maka, media itu disebut media pengajaran”.4

Menurut Yudi Munadi media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat membantu kegiatan belajar untuk menyampaikan pesan dari sumber belajar atau guru yang telah dirancang secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.5

Jadi, pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membantu proses pembelajaran untuk menyampaikan pesan kepada penerima pesan (siswa) yang dirancang oleh guru sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, motivasi, dan tingkah laku siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menerima dan memahami pelajaran dengan mudah.

b. Jenis – jenis Media Pembelajaran

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Maka dari itu

2

M Basyarudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet ke-1 hal 11

3

Oemar Hamalik, perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara2005)cet, ke-4, hal 202

4

M Basyarudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran , hal 4

5


(25)

diperlukan keterampilan dalam memilih serta dalam penggunaan media pembelajaran yang akan digunakan.

Dilihat dari jenisnya Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain membagi media menjadi empat, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Media auditif, yakni media yang ha ya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam.

2. Media visual, yakni media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slide foto, gambar atau lukisan dan cetakan.

3. Media audiovisual, yakni media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.6

Menurut Oemar Hamalik ada empat klasifikasi media pengajaran yaitu:

1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi,

microprojection, papan tulis, bulletin board, gambar, ilustrasi, charta, grafik, poster, peta dan globe.

2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya:

photografi record, transkripsi electers, radio, rekaman pada tape recorder. 3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya: film dan televisi,

benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya: model, specimen, dan peta.

4. Dramatisasi, role playing, sosiodrama dan sandiwara boneka.7

Salah satu bentuk kalsifikasi yang di susun oleh Heinich adalah sebagai berikut:8

6

Sayaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar,(Jakarta:PT.Rineka Cipta ,2006 )cet ke-3 Hal, 124

7

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-4 hal.202

8

H. Hamzah, Hj. Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan informasi Pe,mbelajaran,(Jakarta:PT. Bumi Aksara)Hal, 123


(26)

Tabel 2.1

Klasifikasi Jenis Media

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak dapat diproyeksikan ( non projected media)

Realita, model, bahan, grafik, ( graphic material), display

Media yang diproyeksikan ( projected

media) OHT, SLIDE, OPAQUE

Media video ( video ) Audio kaset, audio vision, active audio

vision

Media video ( video ) Video

Media berbasis computer ( computer based media )

Computer assisted instruction (CAI) Computer managed instruction (CMI)

Multi media kit Perangkat praktikum

Menurut Briggs seperti yang dikutip oleh Basyirudin Usman “lebih menekankan pada karakteristik itu sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan dengan karakteristik siswa, bahan dan transmisinya. Disamping itu, Briggs mengidentifikasikan macam-macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar yaitu: objek, model rekaman, audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film, televisi dan gambar”.9

c. Manfaat MediaPembelajaran

Berbagai manfaat media pembelajaran telah banyak dibahas oleh para ahli, menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar, “meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, menerimanya serta pengintegrasian ke dalam program-program pembelajaran berjalan amat sangat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menujukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama cara pembelajaran langsung sebagai berikut”.10

9

M Basyarudin, Usman dan Asnawir, Op. Cit, hal.29

10


(27)

a. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian melalui media penerima pesan yang sama.

b. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.

c. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.

d. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisir dengan baik dan spesifik dan jelas.

e. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

f. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif. Beban guru untuk penjelasan berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan dan guru lebih berfokus pada aspek penting dalam proses belajar.

2. Media Pembelajaran Flipchart a. Pengertian Media Flipchart

Media grafis termasuk ke dalam media visual. Sebagaimana halnya media visual yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol – simbol komunikasi visual. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sadiman “simbol – simbol tersebut harus di pahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien”.11 Selain itu fungsi umum itu secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghasilkan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan, atau diabaikan apabila tidak digrafiskan. Salah satu media grafis adalah chart.

11


(28)

Chart atau bagan adalah “gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar dan kata-kata”.12 Maksudnya untuk meragakan suatu pokok pelajaran yang menunjukkan adanya hubungan, perkembangan atau perbandingan sesuatu.

Chart adalah “representasi grafis yang memperlihatkan hubungungan abstrak antara variable satu dengan variable lainnya”.13

Bagan biasanya dirancang untuk menggambarkan atau menunjukkan suatu ide atau gagasan, melalui garis, simbol, dan kata-kata singkat. Fungsi utama dari bagan yaitu menunjukkan hubungan, perbandingan, perkembangan, klasifikasi, dan organisasi. Jenis bagan ini banyak macamnya, diantaranya bagan pohon (tree charts), bagan arus (flow charts), dan bagan organisasi (organization charts).14

Flipchart adalah “kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran”.15

Flipchart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi. Apabila urutan informasi yang akan disajikan tersebut sulit ditunjukkan dalam selembar chart, bagan balikan dapat dipakai. Bagian – bagian dari pesan tersebut ditulis atau dituangkan dalam lembaran tersendiri, kemudian lembaran – lembaran tersebut dibundel menjadi satu. Penggunaannya tinggal membalik satu persatu sesuai dengan bagan pesan yang disampaikan”.16

Flipchart ( papan balik ) yaitu media menulis yang sangat hemat dan praktis yang dgunakan dalam kegiatan tertentu atau lembaran kertas yang berisi pesan atau kumpulan ringkasan , skema, gambar, tabel dari suatu bahan materi pembelajaran yang tersusun rapi dan baik.17

Media bagan atau chart adalah “suatu media pengajaran yang penyajiannya secara diafragmatik dengan menggunakan lambang-lambang visual,

12

Sari Anitah, Wiryawan, et.al, Strategi Blejar Mengajar, (Jakarta ) Universitas Terbuka,1994), hal 6

13

Benny Agus Pribadi dan Dewi Padmo Putri, Ragam Media Dalam Pembelajaran,(Jakarta: Universitas Terbuka,2001)cet ke-1hal 14

14

http://ellyarfiyani.blogspot.com/2013/05/media-pembelajaran.html, tgl 25 september 2013

15

Media Flip Chart, oleh Suyatno. thttp://garduguru.blogspot.com/2008/03/media-flip-chart.html, 25 september 2013

16


(29)

untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menujukkan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang”.18 Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur organisasi. Dengan kemampuan tersebut chart

merupakan cara untuk memvisualisasikan suatu informasi atau materi yang rumit dengan cara yang sederhana dan singkat. Untuk merancang sebuah chart yang efektif dapat dimanfaatkan berbagai macam jenis grafis seperti gambar, sketsa, grafik, diagram atau bahkan bentuk verbal.

Dari pembahasan media chart diatas dapat disimpulkan bahwa media

chart merupakan gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar dan kata-kata. Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur organisasi dan dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh bagan secara efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik.

b. Cara Penggunaan Media Flipchart

Media digunakan dengan perencanaan yang sistematis, media digunakan jika media tersebut mendukung tercapainya tujuan instruksional yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi instruksional yang telah dirumuskan. 1. Persiapan sebelum menggunakan media flipchart

Supaya penggunaan media berjalan dengan baik, kita perlu membuat persiapan yang baik pula, pertama memepelajari buku petunjuk yang telah disediakan untuk membuat media flipchart, hal itu dikarenakan untuk memudahkan proses belajar mengajar dengan menggunakan media flipchart.

Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media flipchart pun perlu dipersiapkan. Seperti, kertas karton, atau dapat menggunakan kalender bekas, serta alat tulis. Dengan demikian pada saat menggunakannya nanti tidak ada gangguan. Peralatan media perlu ditempatkan dengan baik sehingga siswa dapat

18

Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), hal


(30)

melihat atau mendengar program dengan nyaman, terlebih ketika media ini digunakan secara berkelompok.

2. Kegiatan selama menggunakan media Flipchart

Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media flipchart adalah suasana ketenangan, gagasan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan, seorang guru dapat mempersilahkan siswanya apabila terdapat bagian – bagian dari penggunaan media flipchart yang disajikan terdapat ketidak jelasan

3. Kegiatan tindak lanjut

Kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk melihat apakah tujuan dari proses pembelajaran sudah tercapai atau belum. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran harus di evaluasi melalui tes. Untuk itu soal tes yang disediakan perlu dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa program media flipchart yang disajikan, kermudian kita cocokan jawaban apabila kita masih melihat terdapat banyak kesalahan berarti sajian program media harus diulang kembali.

c. Cara pembuatan media flipchart

Dengan menggunakan media flipchart, proses pembelajaran sosiologi akan lebih menarik dan mengasyikan dan diharapkan mampu mengubah pandangan negatif siswa terhadap pelajaran sosiologi yang dianggap sulit dan membosankan, yang pada akhirnya adalah akan menghasilkan penguasaan konsep sosiologi yang baik.

Pembuatan media flipchart dapat dilakukan dengan teknik menggambar dan menempel suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Pembuatan media flipchart yang dimaksud dalam tulisan ini adalah terbatas pada media yang dibuat dengan manual dan bukan dengan menggunakan alat.

3. Hakikat Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada


(31)

pendidikan. Dalam konteks psikologi pembelajaran, pengertian tentang belajar sangat beragam karena dipeengaruhi oleh teori yang melandasi rumusan belajar itu sendiri. Dalam perspektif psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Belajar adalah “suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antar seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan atau sikapnya”. 19

Skinner yang dikutip Barlow dalam Syah berpendapat “bahwa belajar merupakan sebuah proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku dari seseorang , dan sifatnya progresif”.20

Pupuh Fathurrahman “mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.21

Menurut Morgan “belajar adalah suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.”22

Berdasarkan paparan tersebut, belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan dapat menghasilkan suatu kapabilitas berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Kapabilitas dapat terbentuk karena adanya stimulus dari lingkungan dan adanya proses kognitif.

Pada teori belajar psikologi Behavioris, menurut teori Conditioning, “belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (respons)” . untuk menjadikan

seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu, yang terpenting pada teori ini adalah adanya latihan-latihan yang terus menerus. Sedangkan menurut Hull pada Teori Systematic Behavior mengemukakan

19

Azhar Arsyad, media pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), hal. 1

20

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru, cet.15 (Bandung:Remaja Rosdakarya,2010), hal. 88

21

Pupuh Fathurrahman dan Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RefikaAditama, 2007), hal. 5

22Ibid


(32)

pendapatnya bahwa “efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar itu oleh respon-respon yang dibuat individu itu”.23

Menurut teori ilmu jiwa Gestalt “belajar itu bukan proses asosiasi antara stimulus dan respon yang diperkuat dengan koneksi-koneksi atau conditioning

melalui latihan-latihan atau ulangan-ulangan, tetapi belajar menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada pemahaman (isight)”.24

Transfer belajar berkenaan dengan adanya konsep yang telah diorganiasikan dalam struktur kogntif siswa. Transfer belajar dapat tercapai bila peserta didik berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan tresebut diperoleh dari pengalaman belajar. Adapun teori-teori tentang transfer belajar adalah sebagai berikut:

1) Teori Disiplin Formal(The Formal Discipline Theory)

Teori ini menyatakan, bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi, dan sebagainya dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis. Mata pelajaran-mata pelajaran seperti geometri dan bahasa latin sangat penting dalam melatih daya pikir seseorang. Demikian pula halnya dengan daya pikir kritis, ingatan, pengamatan, dan sebagainya dapat dikembangkan melalui latihan-latihan studi

2) Teori Unsur-Unsur yang Identik (The Identical Elements Theory)

Transfer terjadi apabila diantara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsu-unsur yang bersamaan (identik). Latihan didalam satu situasi mempengaruhi perbuatan tingkah laku dalam situasi yang lainnya. Teori ini banyak digunakan dalam khusus latihan jabatan, dimana kepada siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi yang sebenarnya. Para ahli psikologi, banyak menekankan pada persepsi para siswa terhadap unsur-unsur yang identik ini

23

Ngalim Purwanto, psikologi Pendidikan.(Bandung: Remaja Rosdakarya,2003) hal 84

24

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional Ilmu Fakultas Tarbiyah. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,2007), hal.72


(33)

3) Teori Generalisasi (The Generalization Theory)

Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsur-unsur yang identik. Tetapi generalisasi menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari. Internalisasi daripada pengertian-pengertian, keterampilan, sikap-sikap, dan apresiasi dapat mempengaruhi kelakuan seseorang. Teori ini menekankan pada pembentukan pengertian (consept formation) yang dihubungkan dengan pengalaman lain. Tranfer terjadi apabila siswa menguasai pengertian-pengertian umum atau kesimpulan-kesimpulan umum, lebih daripada unsur-unsur yang identik.”25

Dalam belajar yang penting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun peran orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Ketika seorang anak mendapatkan hasil tes yang bagus tidak dapat dikatakan sebagai belajar apabila hasil tesnya itu didapatkan dengan cara yang tidak benar, misalnya hasil nyontek. Dengan demikian perlu melihat prinsip-prinsip belajar yang meliputi: 26

1) Perhatian dan motivasi 2) Keaktifan

3) Keterlibatan langsung atau pengalaman 4) Pengulangan

5) Tantangan

6) Balikan dan penguatan 7) Perbedaan individual

b. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian belajar sangat kompleks, sehingga tidak bisa didefinisikan secara pasti. Definisi dari hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda, yaitu “hasil” dan “belajar”. Menurut Alisuf Sabri, “hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

25

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet.Ke-1, hal. 34

26


(34)

diciptakan, baik secara individu maupun kelompok melalui usaha mendengar, membaca, mengamati, meniru dan mencoba dengan pengalaman atau latihan”27

Menurut Wittig, yang dikutip oleh Muhibbin Syah mendefinisikan “belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.”28

Menurut Djamarah, “hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok”29

hasil belajar menurut Gagne seperti yang dikutip oleh W.S Winkel, “dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian hasil belajar yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kategori hasil belajar, yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan psikomotorik dan sikap”30

Lima kemampuan itu lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan intelektual (Intelectual Skill), kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan dapt menghasilkan suatu pengertian, serta memecahkan suatu permasalahan.

2. Strategi kognitif (Cognitif Strategic), yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktifitas mentalnya sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapi.

3. Informasi Verbal (Verbal Information), yaitu kemampuan seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan.

4. Kemampuan Motorik, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan untuk menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penelitian atas objekl tersebut.

5. Sikap, 31

27Alisuf Sabri, “Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional” (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya,2010), cet ke-4, hal.55

28

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta:PT,Grafindo Persada,2004), cet,3,hal.65

29

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar MengaJar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal 22

30

W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abdi, 2007) Cet ke-10, hal 111-117

31

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi PembelajaranIPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)hal 18-19


(35)

Adanya tahap atau fase belajar tersebut mempermudah guru untuk melakukan pembelajaran. Dalam rangka pembelajaran maka guru dapat menyusun acara pembelajaran yang cocok dengan tahap dan fase-fase belajar.

Piaget berpendapat bahwa, “pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan maka, fungsi intelek semakin berkembang.”32

Sudjana menerangkan “bahwa hasil belajar merupakan bertambahnya kemampuan siswa sesudah memperoleh pengalaman dari kegiatan belajar.”33

Sukmadinata menambahkan “bahwa hasil belajar merupakan realisasi pengembangan kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa. Penguasaan hasil belajar dapat ditunjukkan dari perubahan perilakunya, baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan motorik, serta sikap siswa”.34

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut:

1. kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya

4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komperehensif) 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan

dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai mengendalikan proses dan usaha belajarnya.35

Adapun hasil belajar yang dimaksud disini adalah sesuatu yang diketahui, diperoleh atau didapat setelah melalui proses belajar, baik karena ada guru yang mengajar ataupun siswa sendiri yang memanfaatkan lingkungannya untuk belajar.

32

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta,2009), cet, ke empat hal. 13

33

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet.14, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), hal. 22

34

Nana Syaodih Sukmadinata, landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2007),hal. 102

35


(36)

Hasil belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Secara garis besar ada tiga macam faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa:

1) Faktor stimuli belajar, yakni segala hal diluar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.

2) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dipakai oleh gurusangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. 3) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri siswa itu

sendiri”.36

Sedangkan, Dimyati dan Mudjiono mengatakan, “hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.”37

Dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkahlaku yang timbul akibat proses kematangan, gangguan kejiwaan, mabuk, dan emosional tidak dapat dikatakan sebagai proses belajar. Perubahan tingkahlaku tersebut dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada dan dapat berupa yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian menghilang. Perubahan itu dapat melalui mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, meniru, melatih, dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman. Tingkahlaku yang mengalami perubahan menyangkut semua aspek kepribadian/tingkahlaku seseorang, pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap dan aspek lainnya.

36

Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta,1991), hal 131-137

37

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: PT.Asdi Mahasatya,2002) hal, 190


(37)

c. Faktor-faktor yang memengaruhi Hasil belajar

Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamat pendidikan banyak sekali yang mempunyai pendapat tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang sedikit berbeda, tetapi penulis berpandangan faktor-faktor yang berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut.

Aminuddin menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari ”faktor endogen antara lain seperti minta belajar, kesehatan, perhatian, ketenangan jiwa diwaktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita, kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indra dalam belajar. Dan faktor eksogen, yang mempengaruhi keberhasilan hasil belajar peserta didik antara lain seperti keadaan lingkungan belajar (susana kelas), cuaca, letak sekolah (ditempat ramai atau tidak), faktor interaksi peserta didik dengan pendidikannya”.38

Beberapa faktor yang disebutkan di atas dapat terlihat pada saat ini seperti pada faktor eksogen antara lain seperti keadaan lingkungan sekitar tempat siswa belajar (sekolah) tidak sedikit sekolah yang lokasi bangunannya dekat dengan kegiatan-kegiatan publik atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya seperti sekolah yang dekat dengan pasar atau pusat-pusat perbelanjaan (mall), pusat permainan anak, jalan raya, terminal yang ada disekitar sekolah, akibatnya siswa sering tidak konsentrasi dalam proses belajar mengajar dan yang terparah banyak siswa yang membolos pada saat proses kegiatan belajar mengajar sedang berjalan, terlihatnya siswa yang kedapatan ditempat umum seperti pada mall, tempat bermain, mengindikasikan bahwa suasana sekolah yang kurang kondusif bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar- mengajar.

Cuaca pun salah satu dari beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi

38

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta:Uhamka Press)cet. Ke 4. hal. 103


(38)

hasil belajar siswa jika pada suatu wilayah cuaca tersebut berpotensi panas. Seperti cuaca yang ada di daerah yang banyak menghasilkan minyak bumi, juga berdiri gedung-gedung sekolah, suasana belajar pun gerah. Adapun sebagai solusi bila keadaan dana memungkinkan sekolah dapat mengatasinya dengan pendingin ruangan atau penyejuk ruangan berupa kipas angin atau AC (Air Conditioning).

Sebaliknya juga apabila disuatu wilayah tertentu cuaca memang berpotensi dingin, sebagai solusi dengan memakai jaket penghangat pada saat belajar.

Faktor eksternal lainnya adalah faktor motivasi. Zikri Neni Iska berpendapat bahwa, ”Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan”.39 Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang keberhasilan belajarnya.

Siswa yang mengalami Proses belajar, agar berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor eksternal dapat dijelaskan lebih luas. Hal ini dapat dilihat dari pendapat para tokoh yang saling melengkapi dalam menyebutkan faktor eksternal yang disebutkan diatas, ternyata banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Disamping faktor eksternal yang bersifat fisik tersebut diatas, banyak juga yang lain yang dapat dikelompokan sebagai berikut seperti: yang datang dari sekolah (interaksi guru dan murid, cara penyajian dalam belajar, hubungan antar murid, standar pelajaran diatas ukuran, media pendidikan, kurikulum, keadaan gedung, waktu sekolah, pelaksanaan disiplin, metode belajar, tugas rumah), yang datang dari masyarakat (media massa, teman bergaul, kegiatan lain, cara hidup lingkungan), dan yang datang dari keluarga (cara mendidik, suasana keluarga, pengertian atau pemahaman orang tua, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan latar belakang kebudayaan atau kebiasaan dalam keluarga.

Martinis Yamin berpendapat ”Suatu permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indonesia yang juga merupakan faktor eksternal yang lain adalah

39


(39)

belum terpecahkan adalah besarnya ukuran kelas”.40 Pada umumnya sekolah-sekolah yang memiliki kelas-kelas berukuran besar yang dapat menampung siswa dalam jumlah yang banyak, tetapi sebenarnya kurang ideal dalam menunjang suasana kegiatan belajar mengajar.

4. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) a. Pengertian Penelitan Tindakan Kelas

Menurut Kemmis, “penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”.41

Adapun McNiif memandang “Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan koloboratif antara peneliti dengan kelompok sasaran”.42

Jadi PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas, yang hakikatnya dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan aktual pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut.43

Berbeda dengan Rochiati Wiriaatmadja dalam bukunya Metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas yakni bagaimana sekelompok guru

40

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Gaung Persada Pers. 2006)cet-ke 2, hal. 128

41

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2010) , hal. 24

42

Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 8

43

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 13


(40)

dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.44

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi Sosiologi di sekolah dengan pembelajaran dilakukan peneliti dan guru berperan sebagai observer. Objek penelitian dalam hal ini adalah proses pembelajaran yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan belajar. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan, dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yaitu dengan sistem per siklus. Dimana setiap siklusnya mencakup empat tindakan penelitian yaitu: perencanaan, pelaksanan (tindakan), observasi dan refleksi.45

Perencanaan (Planning), pada tahapan ini terdiri dari rencana tindakan, serta segala keperluan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mulai dari bahan ajar, rencana pelaksanaan pengajaran yang mencakup metode mengajar serta teknik atau instrument evaluasi, dipersiapkan pada tahap ini. Pelaksanaan Tindakan (Acting), tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat, dan berlangsung di dalam kelas. Pengamatan (Observing), kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Refleksi (Reflecting), merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data kemudian ditafsirkan, di cari eksplanasinya, di analisis, dan di sintetis.46

Berdasarkan penjelasan tahapan empat tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana setiap siklus nya terdiri dari empat tahapan. Biasanya berlangsung

44

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006 ), hal. 13

45

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 37

46


(41)

dalam 2 siklus. Namun sebelum tahapan dalam penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu diawali oleh suatu tahapan pra penelitian yang meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan masalah dan rumusan hipotesis tindakan. Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.

b. Model Penelitian Tindakan Kelas

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (refleksi). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat47

47

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 30

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Refleksi Pelaksanaan


(42)

Tahap I : Menyusun Rencana Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung

Tahap II : Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi pula harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, berkaitan antara pelaksana dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sesuai dengan maksud semula.

Tahap III : Pengamatan (observation)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya meyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang status sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

Tahap IV : Refleksi (reflection)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan


(43)

peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang msaih perlu diperbaiki.

Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melakukan pada kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat sebaiknya terperinci sehingga siapa pun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.48

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Badrotin penelitiannya menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran flipchart lebih baik dari pada proses pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut dapat di lihat pada hasil pembelajaran yang dilakukan, nilai siswa meningkat setelah belajar dengan menggunakan media flip chart.49

Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Handayani pun menjukkan peningkatan hasil belajar. Penilaian melalui pretest dan post tes pada setiap siklus berbeda- beda karena terdapat peningkatan pada setiap siklus yang dilaksanakan. Pada siklus satu, nilai rata-rata yaitu 60,00, dan pada siklus kedua terjadi peningkatan yaitu nilai rata-rata siswa menjadi 80,00.50 Beberapa penelitian tersebut mengungkapkan keberhasilan beberapa media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian – penelitian tersebut berdiri sendiri, akan tetapi kesimpulan yang

48

Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) , hal.16-20

49

Badrotin, Efektivitas Penggunaan Media Flip Chart Dan Handout Secara Terpadu Dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung( BRSL) dikelas 8 SMPN 5 Ciputat, (Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah,2007)hal 60

50

Fitri Handayani, Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS melalui Media Gambar di SMP 20 MEI RAUDLAUSSA’ADAH,(Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah,2011)hal 93


(44)

didapat sama – sama memiliki relevansi terhadap beberapa model atau media pembelajaran yang akan dikolaborasikan dalam penelitian ini. Penelitian ini mengkolaborasikan beberapa media pembelajaran untuk menguji keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar.

C. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan sebuah proses. Hasil nyata yang diperoleh dari berlangsungnya proses belajar itu berupa perubahan – perubahan baik dalam pengetahuan, sikap, kebiasaan, maupun tingkah laku. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kejadian satu kelas objek – objek, kejadian – kejadian, kegiatan – kegiatan atau hubungan – hubungan yang mempunyai atribut – atribut sama. Peranan konsep juga memiliki keterkaitan dalam model pembelajaran yang biasanya digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Nana Sudjana mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan keseluruhan pola prilaku baik yang kognitif, afektif maupun psikomotor yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran”.51

Namun sering terjadi kesenjangan antara hasil belajar siswa yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi bahwa proses pengajaran yang telah dilakukan tidak menunjukkan keberhasilan. Dengan kata lain, di dalam proses belajar mengajar terdapat kendala-kendala yang dapat menyebabkan hasil belajar tidak sesuai yang diharapkan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan hasil belajar perlu mempertimbangkan cara pengajaran yang dilakukan oleh guru. Media pembelajaran bagian dari sebuah model pembelajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran akan dikemas lagi dalam suatu model pembelajaran.

Dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai seperti media Flip Chart merupakan salah satu media visual yang penyajiannya secara diafragmatik

51

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: Rosda, 2009), cet. 14, h. 49.


(45)

dengan menggunakan lambang - lambang visual serta memvisualisasikan suatu hubungan, kejadian, atau sesuatu kronologis. Media gambar adalah salah satu faktor penting guna menunjang keberhasilan siswa dalam penguasaan konsep materi pelajaran yang diberikan selama proses belajar berlangsung. Biasanya dengan tampilan media gambar yang menarik, terperinci, dan jelas akan membuat perasaan seseorang senang, sehingga dia akan tertarik untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan media gambar tersebut. Selain itu dengan penggunaan media yang memiliki beragam warna dan bervariasi bentuknya dapat memotivasi siswa sehingga peningkatan penguasaan konsep siswa akan mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut di atas, diduga bahwa terdapat hubungan yang positif antara penggunaan media gambar dengan penyajian Flip Chart dalam meningkatkan konsep siswa.

Demikianlah dapat kita simpulkan bahwa, media pembelajaran mempunyai arti penting dalam proses belajar. Yang mana mempunyai fungsi sebagai penyalur pesan atau informasi kepada anak didik. Dengan media pembelajaran, bahan ajar yang sulit disampaikan oleh guru kepada anak didik akan lebih mudah disampaikan dengan. Dengan begitu siswa akan mudah memahami bahan ajar yang disampaikan serta meningkatkan hasil belajar siswa. Serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh guru pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa seperti terlihat pada bagan berikut:

Gambar. 2.1 Keterkaitan antara guru dengan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

D. Perumusan Hipotesis

GURU PBM DENGAN

ALAT PERAGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR


(46)

Jika media pembelajaran Flip Chart diterapkan dalam proses belajar mengajar maka hasil belajar siswa MA NURUL FALAH Pagedangan kelas X pada mata pelajaran sosiologi akan meningkat. Adapun indikator keberhasilannya adalah 100% siswa kelas X mencapai nilai KKM 75.


(47)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul Falah Pagedangan tahun ajaran 2013 - 2014. Peneliti memilih tempat tersebut sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan dari hasil observasi yang menunjukan bahwa di sekolah tersebut khususnya kelas X terdapat masalah-masalah yang harus segera diatasi. Salah satu masalah tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Januari s/d Maret Tahun ajaran 2013/2014. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Bulan Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Persiapan dan

perencanaan √ √


(48)

Membuat Instrumen Penelitian

√ Pelaksanaan

Tindakan √

Analisis dan

Deskripsi data √

Laporan

Penelitian √

B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.1 Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan media pembelajaran Flip Chart. C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) di Madrasah Aliyah Nurul Falah Pagedangan tahun ajaran 2013 - 2014. Jumlah siswa kelas X Madrasah Aliyah Nurul Falah Pagedangan tahun ajaran 2013 - 2014 adalah 20 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan penelitian. Peneliti membuat perencanaan kegiatan,

1

Kunandar, Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008), hal.44-45.


(49)

melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data penelitian dalam skripsi ini. Dalam penelitian, peneliti dibantu seorang guru, yakni guru mata pelajaran sosiologi kelas X yang bertindak sebagai pengamat.

E. Subjek atau Partisipan Yang Terlibat

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Nurul Falah Pagedangan yang berjumlah 20 siswa.

F. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peneliti berperan sebagai observer sekaligus guru kelas yang berkolaborasi dengan guru sosiologi yang bersangkutan.

G. Tahapan Intervensi Tindakan

Tabel 3.2

Tahapan Intervensi Tindakan Siklus I

1 Perencanaan a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, yang berisikan langkah – langkah kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas b. Membuat gambar-gambar yang berkaitan dengan meteri pelajaran yang akan disampaikan yang dikolaborasikan dengan media Flip Chart sebagai media belajar siswa.

c. Mempersiapkan instrumen-instrumen yang dipakai untuk pengumpulan data (tes, lembar observasi, dan catatan lapangan.)

2 Tindakan a. Melakukan tes awal (pretest) yang bertujuan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. b. Pelaksanaan program tindakan pembelajaran sesuai


(50)

c. Pelasksanaan tindakan selama proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Flip Chart di kelas.

d. Pelaksanaan tes akhir (postest) pada siswa sebagai penentu indikator keberhasilan yang nantinya digunakan untuk analisis data.

3 Pengamatan a. Pengumpulan data hasil tindakan

b. Mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan media Flip Chart sekaligus mengamati aktivitas siswa.

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

4 Refleksi a. Evaluasi atas tindakan berdasarkan hasil pengamatan selema proses pembelajaran dan berdasarkan data yang terkumpul setelah dianalisis.

b. Mendiskusikan hasil pengamatan atau observasi yang sudah berjalan, apakah perlu dilakukan siklus selanjutnya atau sudah selesai.

c. Melakukan perbandingan antara hasil penelitian pada siklus I dengan indikator keberhasilan.

d. Penentuan perencanaan pada siklus berikutnya.

H. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil belajar sosiologi siswa pada aspek kognitif mengalami peningakatan setelah proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran Flip Chart

Dari proses pembelajaran tersebut secara mental siswa menemukan pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun keterampilan yang menjadikan pengetahuan yang mereka dapatkan akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik sehingga meningkatkan hasil belajar. Sehingga keberhasilan belajar yang diharapkan adalah sebanyak 75% dari jumlah siswa mendapatkan


(1)

chart.html, 25 september 2013

19.

Arief

Sadiman, M,Sc(dkk), Me dia P endidikan,, hal 37

q

20. Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2003), hal

u

21. Azhar Arsyad, media pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), hal.

I

22. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru, cet.L5 (Bandung:Remaja Rosdakarya,2O10), hal. 88

.r

23. Pupuh Fathurahman dan Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RefikaAditama, 2007),hal. 5

t4t/

24. Pupuh Fathurrahman dan Sobri Sutikno, Strategi Belajar

Mengajar, (Bandung: PT. RefikaAditama, 2007), hal.14

4i/

25. Ngalim Purwanto, ps ikologi P endidikan (Bandung:

Remaja Rosdakarya,20O3) hal 84

u

26. Al i suf Sabri, P s i ko I o gi P e nd i d i kan b e r da s arkan

Kurikulum Nasional llmu Fakultas Tarbiyah. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,2 007), hal.72

fu//

11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakafta: PT

Bumi Aksara, 2003), cet.Ke-1, hal. 34

/"J

28. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelaiaran,

(Jakarta: Rineka Cipta. 2009). hal.42

29.

Alisuf

Sabri,

"Psikologi

Pendidikan

Berdasctrkan Kurikulum NasionaP' (Jakarta: Pedoman

llmu

Jaya,20l0), cet ke-4, ha1.55

30,

Muhibbin

Syah,

Psikologi

Belajar,(Jakarta:PT,Grafindo Persada,2004), cet,3,hal.65

31. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengalar,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal 22

32. W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media

Abdi, 2007) Cet ke-10, hal I I

l-

I

l7

--?"/

.4//


(2)

JJ. Ahmad Solyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama,

Ev a I uas i P e mbe I aj ar an IP A b e rb as i s Ko mpe te nsi,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)hal 18-19 34. Dr Dimyati dan Drs.Mudjiono, Belajar dan

P e mb e I aj ar an,(l akarta: Ri neka C i pta, 2 009 ), cet, ke empat hal. 13

,.1A./

35. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Pro,ses Belajar Mengajar, cet.l 4, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.22

//a/

36. Nana Syaodih Sukmadi nat4 landas an P s i kologi Pro ses P e ndi di kan, (B andung: Remaj a Rosdakarya,2007),hal. I 02

r/,/

)t. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Cet

ke-7,ha1.57

T

38. Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,

(

Jakarta: Rineka Cipta, 199

l),

hal I 3 I - I 37

39. Dr Dimyati dan Drs.Mudjiono, Belajar dan

P e m b e I aj ar an,{J akarta; PT.A sdi Mahasaty a,2002 ) hal, 1 9 0

F

40. Aminuddin Rasyad, Teori Belcjar dan Pembelajaran

(Jakarta:Uhamka Press)cet. Ke 4. h. 103

av

41.

Zikri

Neni lska, Psikologi Pengantar Pemahaman

Diri

Dan Lingkungan,h.39

42. Martinis Yamin, Serti-fikasi Profesi Keguruan di

Indonesia,(Jakarta: Gaung Persada Pers. 2006)cet-ke 2, h.

128

ry

43. Badrotin, Efektivitas Penggunaan Media Flip Chart Dan Handout Secara Terpadu Dalam Pemhelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung ( BRSL) dikelas B SMPN 5 Ciputat, (Jakarta: Skripsi UIN Syari f Hidayatullah,20O7)hal 60 44. Fitri Handayani, Peningkntan Motiyasi Dan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPS melalui Media Gambar di

SMP 20 MEI RAUDLAUSSA'ADAH,(Jakarta: Skripsi UIN


(3)

Syarif Hidayatullah,20 I 1)hal 93

45. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: Rosda, 2009), cet. 14,h.49

BAB

tII

46. Kunandar, Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembanganprofesi guru, (Jakarta: PT. Raja

Grafi ndo Persada,2OO 8), hal.4 4 -45

d

47. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta :

Kencana,20l0)

,hal.24

a1../

48. Wijaya Kusuma,

&

Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 8

49. Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas

(

Teori dan Praktik), ( Jakarta : Prestasi Pustaka,

20ll

), hal. 13

50.

Prof.Dr.Rochiati Wiriaatmadja,

Metode

Penelitian Tindakan Kelas,

(

Bandung : Remaja Rosdakarya,2A06 ), hal. 13

51. Trianto, Pctnduan Lengkap Penelitian Tindakiln Kelas

(

Teori dan Praktik

J,

(

Jakarta

:

Prestasi Pustaka, 2011 ),

hal.37

52. Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas

(

Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka,20l

I

),

hal. 37

r'l

53. Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas(

Teori dan

Praktik),

( Jakarta : Prestasi Pustaka,

20ll

), hal. 30

54. Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara,2008), hlm.16-20


(4)

sebagai pengembangan profesi

guru,hal

157 56. Wijaya Kusuma dan Dedi Witagama, Mengenal

Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), Ed.Ke 2.h.75-76

4/v

57. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),h1m.69-70

4

58. Suharsi m i Arikunto, Pro s e dur P e ne I it i an Suat u

Pendekatan Prakrik,

(

Jakarta : PT Rineka Cipt4 2006), h. 168

4

59. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006) edisi revisi, h. 79

rl/

60. Suharsimi Arikunto, ibid., h. 100

4A/

6r. Ahmad Sofyan, dtk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006) h. 103

/?/v

62. Ahmad Sofuan, dkk , ibid, h.213

ar{

63. Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

(Jakarta: Bumi Aksaru,2006) edisi revisi,. h.218

.lJ

64.

Lilis

Komariah, Minat Belajar Sosiologi Siswa Dalam

Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Student Team

Achievment Division (STAD) Kelas XI

Di

MA

P e m b angunan UIN Jakarta, (l akarta : UIN Jakart a, 207 7 ),

h.57


(5)

Tentang Penulis

Nama lengkap Abdul Faiz biasa dipanggil Faiz

lahir di Tangerang tepatnya 11 Juli 1989, anak dari ayah

H. Madhasan dan ibu Hj. Ojah, anak keempat dari 4

bersaudara, Kakak kakak ku tersayang beserta

saudara-saudara dan teman-teman adalah sumber motivasi

terbesar bagi penulis, mereka semua adalah orang-orang

yang berjasa selama ini banyak memberikan dorongan

baik materil maupun nonmateril.

Penulis mengeyam pendidikan diantaranya, di SD Negeri

Pagedangan I tahun 1996-2002, SMP Islam Nurul Falah tahun

2002-2005, SMA Negeri 1 Legok 2005-2008, dan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (2008-2015) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi.

Skripsi yang penulis buat berjudul

Penggunaan Media Pembelajaran

Flip Chart

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di MA Nurul

Falah Pagedangan

. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari

Pembimbing Bapak Dr. Iwan Purwanto M.Pd atas doa, dukungan orang tua penulis, keluarga

besar dan teman-teman penulis. Skripsi ini penulis dedikasikan untuk orang tua tercinta.


(6)

YAYASAN PONDOK PESANTREN

BANI

SHOTEH

MADRASAH

ALIYAH

(MA)

NURUL

FALI\H

Kp. Cicayur I |L. Raya Pagedangan Ds/Kec. Pagedangan

Kab. TANGERANG-I5314

Nama

Tempat, Tanggal Lahir

NIM

Fakultas Program Studi Semester

Tahun Akademik Alamat

SURATKE

TERANGAN

NO. 08.09/368/\{ANF/SK.

I

l)(Jyz0t3

Yang bertanda tangan

di

bawah

ini

Kepala Madrasah

MA

Nurul

Falah Pagedangan, dengan ini menerangkan bahwa:

Abdul Faiz

Tangerang, 11 Juli 1989

108015000025

Imu Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan IPS

IX

(Sembilan) 2012-2013

Jl. Raya Pagedangan, Gg H.Bahrul RT. 01/01 Ds. Pagedangan Kec. Pagedangan Kab. Tangerang

Nama tersebut

di

atas

telah

mengadakan

riset

/

penelitian

di

MA

Nurul

Falah Pagedangan dari tanggal25 Agustus 2A13 sld 20 Desember 2013. Deagan

judul

skripsi "Penggunaan Media Pembelajaran

Flip

Chart Dalam

Meningkatkan

Hasil

Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di

MA

Nurul

Falah Pagedangan".

Demikian surat keterangan

ini

diberikan

untuk

dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Tangerang, 20 Desember 2013 Kepala lvladrasah

Muslimah, S.Pd.I, M.Pd

-171* ";


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

PERAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X MAN LIMA PULUH TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 23

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak

0 1 16

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak

0 2 24

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

0 2 49

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung.

2 5 42

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO BLOGGING (VLOGGING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

8 13 46

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

0 0 43

1 PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO SCRIBE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 10

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LCD PROYEKTOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

1 6 15