Upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode drill pada materi trigonometri di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta

(1)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DRILL PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KATOLIK

SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

CLAUDIUS HENDRA AGATAMA

NIM : 091414016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

i

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DRILL PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KATOLIK

SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

CLAUDIUS HENDRA AGATAMA

NIM : 091414016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

iii


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, Skripsi ini kupersembahkan untuk,

Tuhan Yesus.

Bapak, Ibu, Adik, Simbah, Pacar, Sodara-Sodari, dan Teman-Teman.

Satu tahap hidupku telah aku lewati. ( Akhirnya Selesai Juga )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

(7)

vi

ABSTRAK

Claudius Hendra Agatama, 2013. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Drill Pada Materi Trigonometri Di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013 pada materi trigonometri. Penelitian ini diawali dengan observasi. Tujuannya untuk mengumpulkan data sebelum pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dianalisis secara deskripsi kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur tahun ajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari 18 siswa dengan materi trigonometri.

Penelitian dimulai sejak bulan Februari dan pengambilan data dilaksanakan selama 2 minggu yang terdiri dari 4 kali kegiatan pembelajaran. Sebelum penelitian dilaksanakan tes kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sesudah penelitian dilaksanakan tes hasil belajar. Dalam proses pembelajaran siswa berlatih secara terus-menerus. Data pretasi belajar siswa diperoleh melalui hasil-hasil tes prestasi belajar siswa. Pengamatan selama proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang membantu penelitian.

Hasil penelitian terdiri dari (1) deskripsi kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode drill. (2) Melihat sejauh mana metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta dalam materi trigonometri menggunakan metode drill. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta mengalami peningkatan prestasi belajar materi trigonometri dengan menggunakan metode drill. Peningkatan prestasi siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tinggi dilihat dari rata-rata kelas dan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kata kunci: metode drill dan prestasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(8)

vii ABSTRACT

Claudius Hendra Agatama, 2013. Improving Student Achievement Through Drill Method On Trigonometric Materials In Sang Timur Catholic High School Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to improve student achievement X3 Sang Timur Catholic High School Yogyakarta the academic year 2012/2013 in the matter of trigonometry. This study begins with the observation. The goal is to collect data before the implementation of the study. This study analyzed qualitative description. The research subjects were students X3 Sang Timur Catholic High School academic year 2012/2013 which consisted of 18 students with the material trigonometry.

This study began in February and retrieval of data held for 2 weeks consisting of 4 times the learning activities. Prior research conducted initial tests to determine the ability of students' initial ability. After studying the results of research conducted test. In the learning process of students practicing continuously. Students' interpretation of the data obtained through the results of student achievement tests. Observations during the learning process conducted by researchers and classroom teachers who helped research. The results consist of (1) a description of classroom teaching and learning activities using the drill. (2) Looking at the extent of drill method can improve student achievement Sang Timur Catholic high school in Yogyakarta trigonometry material using drill. The results showed that students in class X3 Sang Timur Catholic high school has increased student achievement trigonometry material using drill. Increased student achievement X3 class Sang Timur Catholic High School Yogyakarta seen from the relatively high average grade and minimum achievement of mastery criteria (KKM).


(9)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dominikus Arif Budi P. S.Si.,M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, pembimbing akademik, pembimbing PPL yang telah bersedia memberi saran, kritik serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis.


(11)

x

5. Sr.Helaria.PIJ, selaku Kepala SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta dan Ibu Lia, selaku guru yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

6. Siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian ini.

7. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

8. Bp. Fl.Haryadi K dan Ibu Budi Murni. Terima kasih atas doa, bimbingan dan semangatnya selama ini.

9. Orang terkasih Maria Daniar R atas pengorbanannya selama ini.

10.Teman-teman seperjuangan P.Mat 2009 terima kasih atas semangatnya. 11.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan para pembaca.

Yogyakarta, 19 Juli 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 4

1.3.Batasan Masalah ... 6

1.4.Rumusan Masalah ... 6

1.5.Tujuan Penelitian ... 6

1.6.Batasan Istilah ... 7

1.7.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar ... 9

2.2 Pengertian Prestasi Belajar... 13

2.3 Pengertian Metode Belajar ... 15


(13)

xii

2.5 Trigonometri ... 25

2.6 Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Objek Penelitian... 33

3.4 Subjek Penelitian ... 33

3.5 Bentuk Data ... 34

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.7 Instrumen Penelitian dan Pembelajaran ... 36

3.8 Validasi Instrumen ... 39

3.9 Metode Analisis Data ... 40

3.10 Perencanaan Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Persiapan Penelitian ... 46

4.2Pelaksanaan Penelitian di Sekolah ... 47

4.3Hasil Penelitian ... 57

4.4Analisis Data dan Pembahasan ... 58

4.5Rangkuman Hasil Analisis dan Pembahasan ... 63

4.6Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 65

5.2Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rumus Trigonometri ... 27

Tabel 2.2 Rumus Identitas Trigonometri ... 28

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X ... 33

Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 37

Tabel 3.3 Kisi-Kisi LKS ... 37

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal ... 38

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik ... 41

Tabel 3.6 Hasil Belajar Siswa ... 42

Tabel 4.1 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 47

Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa ... 48

Tabel 4.3 Hasil Kuis I ... 52

Tabel 4.4 Nilai Tes Hasil Belajar ... 56

Tabel 4.5 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa ... 57

Tabel 4.6 Ketuntasan Tes Hasil Belajar ... 59

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Tes ... 60

Tabel 4.8 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 60

Tabel 4.9 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 61

Tabel 4.10 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 62


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1 Surat Ijin Penelitian ... 70

Lampiran2 Tes Awal Trigonometri ... 71

Lampiran3 Latihan Soal Siswa ... 75

Lampiran4 Kuis I ... 77

Lampiran5 Latihan Identitas ... 79

Lampiran6 Tes Akhir Trigonometri ... 81

Lampiran7 Foto Penelitian ... 83

Lampiran8 RPP I ... 86

Lampiran9 RPP II ... 89

Lampiran10 Hasil Pekerjaan Siswa ... 92

Lampiran11 Format Observasi Kelas ... 108

Lampiran12 Tabel Nilai Siswa ... 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram tanda trigonometri ... 25

Gambar 2.2 Segitiga siki-siku ABC ... 27

Gambar 4.1 Pekerjaan Siswa ... 50


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meskipun orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang sulit, namun semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, karena hampir semua bidang studi memerlukan ilmu matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, banyak siswa yang malas dalam mengerjakan latihan soal matematika dan lebih menunggu jawaban teman di papan tulis. Belajar matematika haruslah dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar matematika itu sama halnya dengan belajar berenang, yakni tidak ada kemajuan penguasaan jika tidak melakukan kegiatan secara langsung.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya (Slameto,2010;2). Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Maksudnya adalah siswa harus memiliki rasa tanggung jawab atas proses,akibat dan hasil pekerjaan yang sudah diselesaikannya. Pembelajaran di sekolah dirasa kurang terkait dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abstrak dan terlalu banyak ceramah, sehingga konsep-konsep pembelajaran kurang bisa atau sulit dipahami.

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode dalam proses belajar mengajar merupakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Selain itu pendidik juga dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya menguasai metode secara teoritis tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih metode yang tepat untuk bisa mengoperasionalkan secara baik. ( Zuhairini Abdul Ghofir,1983;79 ).

Pandangan para ahli menunjukkan bahwa keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran berdampak positif terhadap prestasi siswa tersebut. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Metode drill (latihan terus


(19)

3

menerus) adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.( Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,2010;95). Peneliti merasa metode drill merupakan metode yang cocok untuk melatih siswa mengerjakan latihan soal secara mandiri dan siswa terjun langsung di dalam pergulatan pemikiran.

Dalam proses belajar mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum. Di dalam kelas seringkali siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai isinya dan sering mereka itu melupakannya. Apalagi ketika ada ujian semester dari dinas, nilai matematika siswa banyak yang di bawah standart.

Permasalahan tersebut juga terjadi di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta. Saat ini SMA Katolik Sang Timur memiliki seorang guru lulusan pendidikan Matematika. Hal ini membuat guru matematika tersebut harus bekerja keras dalam mengajar (hampir) semua kelas yang ada. Berdasarkan hasil observasi di SMA Katolik Sang Timur yang memiliki kelas cukup kecil serta siswa kurang lebih 18-20 orang, guru mencoba menerapkan cara belajar mandiri dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan pembelajaran matematika di kelas X, guru berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Setiap ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan suatu soal, guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(20)

membantu siswa tersebut secara langsung atau diajukan ke kelas sebagai persoalan kelas dan atau diterangkan kembali di depan kelas. Ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya hanya sedikit siswa yang bertanya. Hal ini terjadi karena siswa bingung mengenai apa yang akan ditanyakan. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pemahaman dan kemajuan pengetahuan siswa merupakan tanggung jawab guru, oleh karena itu pemilihan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan guru dalam mengajar. Meskipun di bawah yayasan katolik, namun SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tetap menerima siswa non katolik, hal ini menambah keberagaman agama dalam bersosial sesama siswa serta mencerminkan kerukunan antar umat beragama. Namun kebanyakan masalah yang timbul dalam diri siswa adalah dari rumah, hal ini berdampak pola belajar di rumah yang tidak terkontrol bahkan mungkin tidak belajar sama sekali di rumah. Melihat fenomena semacam ini, peneliti berupaya menggugah siswa untuk belajar secara mandiri di sekolah dengan metode drill. Mengapa peneliti memilih metode drill? Karena metode drill dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengerjakan matematika. Ada pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling berharga, oleh karena itu metode drill sama dengan memberi pengalaman belajar secara langsung dan berkelanjutan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Drill Pada Materi Trigonometri di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.’’ Peneliti memilih 1 kelas dari 3 kelas X yang ada di sekolah tersebut.


(21)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis mengemukakan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Nilai matematika kelas X SMA Katolik Sang Timur kurang memuaskan, hal ini akan berdampak buruk pada kelanjutan pembelajaran dan juga nama baik sekolah.

2. Kurangnya kemampuan siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta dalam memahami konsep-konsep matematika terutama materi trigonometri yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran trigonometri.

3. Siswa kurang aktif berlatih mengerjakan soal dan cenderung mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis, sehingga siswa kurang kreatif dalam menyelesaikan soal.

4. Suasana belajar di kelas kurang kondusif karena banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

5. Metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar.

6. Guru merasa kewalahan menghadapi keramaian siswa yang tidak terkait pelajaran di dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(22)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada permasalahan penerapan metode drill pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada materi trigonometri.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis dapat mengemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode drill dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta?

2. Sejauh mana metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta?

1.5 Tujuan Penelitian

Beranjak dari Rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.

2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.


(23)

7

1.6 Batasan Istilah

Istilah-istilah dalam pertanyaan di definisikan sebagai berikut :

1. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya (Sri & Ratna,2009). Seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

2. Metode yang dapat dipakai pada penyampaian pembelajaran matematika sangat bermacam-macam. Tetapi yang dipakai oleh penulis di sini hanya metode drill.

3. Metode drill adalah cara mengajar seorang guru dengan memberikan latihan-latihan berupa soal essay kepada siswa agar pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi ruang dimensi 3 yang telah dipelajari semakin jelas. 4. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam

bidang studi Matematika pokok bahasan Trigonometri semester II (Dua) setelah penerapan metode drill.

5. Trigonometri merupakan nilai perbandingan sisi-sisi pada sebuah segitiga sembarang maupun segitiga siku-siku yang dikaitkan dengan suatu sudut. Trigonometri bersandarkan pada enam perbandingan, misalkan suatu sudut β,

maka perbandingan dapat ditulis sin β,cos β, tan β, cot β, sec β, cosec β serta identitas trigonometri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(24)

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Calon Guru

Dengan metode drill diharapkan menambah wawasan pengetahuan dan sebagai bahan untuk mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik. 2. Bagi Guru

Penggunaan metode drill ini akan mempermudah para guru dalam mengaktifkan pembelajaran di kelas.

3. Bagi Siswa

Dengan metode drill diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran Matematika.


(25)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang di alami oleh siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya (Slameto,2010;2). Dalam belajar melalui pengalaman (praktek) langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah ukuran kemampuan siswa yang dilihat dari sejauh mana siswa itu menguasai materi yang diberikan. Dalam hal ini skor tes dijadikan tolok ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru.

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya (Sri & Ratna,2009). Seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku (Herman,1988:1). Sehingga dalam makna belajar, tidak benar-benar berangkat dari pengetahuan yang belum diketahui, tetapi merupakan keterkaitan antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Menurut Skinner (Dimyati, 1999; 9) belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang terjadi pada setiap individu melalui pengalaman. Proses perubahan itu tetap, dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak terampil menjadi terampil dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, yang keseluruhannya bermanfaat bagi lingkungan dan individu itu sendiri.

Teori belajar menurut J. Bruner (Slameto, 2010;12) bahwa belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Sebab itu Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan di mana siswa dapat melakukan


(27)

11

eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan, dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa yang digolongkan menjadi beberapa tahapan:

1. Tahap enactive: contohnya belajar naik sepeda, yang harus didahului dengan bermacam-macam keterampilan motorik

2. Tahap iconic: contohnya mengenal jalan yang menuju ke pasar, mengingat di mana bukunya yang penting diletakkan.

3. Tahap symbolic: contohnya menggunakan kata-kata, menggunakan formula.

Teori belajar dari Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak (Slameto , 2010;14) adalah sebagai berikut :

1. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.

2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari suatu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.

Teori belajar dari R. Gagne bahwa terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. (Slameto, 2010;8)

Trianto (2011:17) mengemukakan bahwa hakikat pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran adalah interaksi dua arah dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru, yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah disepakati sebelumnya.

Berdasarkan paparan dari beberapa ahli tentang belajar, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses untuk melakukan perubahan


(29)

13

tingkah laku setelah mendapatkan pengalaman baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.2Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berkaitan erat dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan hingga seberapa jauh kemampuan yang dimiliki dalam menghadapi ujian untuk menyelesaikan soal-soal dengan baik. Sejauh apa anak memperoleh hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan itu yang disebut dengan prestasi. Ada yang berpandangan bahwa prestasi belajar adalah sebuah

kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar”. Antara kata ”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang berbeda. ”prestasi” adalah hasil

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja ( Syaiful Bahri Djamarah,1994;20).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:1101), prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

atau nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu, sesuai kurikulum yang telah ditentukan . Siman (1988) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah suatu ukuran dari kemampuan atau kecakapan siswa yang berupa penguasaan pengetahuan sikap dan keterampilan yang dicapai dalam belajar (Eka, 1999:24). Kemampuan belajar siswa memegang peranan besar terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, semakin tinggi kemampuan belajar maka semakin besar kemungkinan untuk berhasil di jenjang itu dengan taraf keberhasilan/ prestasi yang semakin tinggi pula (Winkel,2007:162).

Zaenal Arifin (1990) mengungkapkan tentang fungsi prestasi belajar sebagai berikut:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi


(31)

15

indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya bahwa kurikulum yang dipergunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

2.3Pengertian Metode Belajar

Dalam proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator siswa belajar harus memiliki strategi yang efektif dan efisien, agar dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran. Salah satu cara untuk satu cara untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign.S.Ulih Bukit Karo Karo (Slameto,2010;65) adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Menurut peneliti ada kaitan antara belajar, metode, dan pengajaran dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

Metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Metode merupakan alat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

mencapai tujuan dalam pengajaran. Djamarah (2010) dalam bukunya mengatakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakekatnya penggunaan metode dalam proses belajar mengajar adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik dan mengajar. Metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. metode juga bisa diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu. Dan cara itu mungkin baik, tapi mungkin tidak baik. Baik dan tidak baiknya sesuatu metode banyak tergantung kepada beberapa faktor. Dan faktor-faktor tersebut, mungkin berupa situasi dan kondisi serta pemakaian dari suatu metode tersebut.

Metode Belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Slameto,2010;82). Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa.

2.4Metode Drill

Peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa.


(33)

17

Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru. Latihan dan praktek dimaksudkan untuk membantu siswa supaya menguasai keterampilan secara tepat dan perilaku yang cepat serta otomatik. Banyak sekolah yang menggunakan cara latihan dan praktek ini dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi sering latihan itu dilaksanakan secara tidak kreatif. Pelaksanaan latihan dan praktek secara kreatif maksudnya latihan tersebut ditujukan untuk memperbaiki keterampilan afektif, kognitif dan motorik yang mendasar agar lebih bermakna dan berguna.

Metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.( Nana Sudjana,1989;86) Metode drill cocok dipadukan dengan metode resitasi (penugasan) hal ini dikarenakan kedua metode tersebut sama-sama melatih emandirian siswa dalam berlatih soal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan. Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila penggunaan metode tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatife,anak kurang kreatif dan kurang dinamis.

Kelebihan metode drill :

1. Untuk memperoleh kecakapan kognitif,afektif dan motorik. 2. Untuk memperoleh kecakapan mental.

3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti penggunaan symbol dalam matematika.

4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

5. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.


(35)

19

6. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan yang kompleks, rumit , menjadi lebih otomatis.

7. Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat.

8. Dapat menimbulkan rasa keberhasilan pada diri siswa yang mencapai penguasaan mengenai keterampilan-keterampilan khusus.

Langkah-langkah penerapan metode drill

Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru memperhatikan langkah - langkah prosedur yang disusun demikian:

1. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.

2. Di dalam latihan pendahuluan guru harus lebih menekankan pada diagnosis, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat mernilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian guru menunjukkan kepada siswa respons/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respon-respon yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul respon yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau keterampilannya.

3. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

4. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik.

5. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang diperlukan.

6. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa. Sehingga

kemampuan siswa dan kebutuhan masing-masing

tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan


(37)

21

pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.

Metode latihan (Drill) cocok digunakan bilamana untuk memperoleh: 1. Kecakapan motorik, seperti mengulas, menulis, menghafal, membuat

alat-alat, menggunakan alat/ mesin, permainan dan atletik.

2. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda simbol dan sebaginya.

3. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata.

4. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pergaulan yang tidak menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat dalam pengerjaan soal-soal dalam bidang matematika.

6. Dapat menimbulkan rasa keberhasilan atas tercapainya penguasaan materi yang dilalui dengan latihan-latihan soal.

Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase yaitu:

1. Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan. Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

penyelidikan. Dalam bidang matematika misalnya dengan melakukan banyak latihan soal berarti melatih siswa semakin terampil jika semakin sering melakukan latihan soal matematika.

2. Fase penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dikembangkan. Dalam fase ini diperlukan ketelitian dapat dikembangkan menurut praktek yang berulang kali. Jadi variasi praktek di sini ditujukkan untuk mendalami arti bukan ketangkasan. Semakin rajin siswa melakukan praktek dengan mengerjakan soal matematika maka tingkat ketelitiannya pun akan terasah. Tapi bukan berarti karena hafal akan soal, namun lebih kepada paham betul soal tersebut.

Kelemahan Metode Drill dan Upaya Untuk Mengurangi Kelemahan Tersebut a. Kelemahan Metode Drill

1. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.

2. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.

3. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru. 4. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru


(39)

23

5. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.

6. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

7. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dan kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.

8. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah- olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.

9. Dapat menimbulkan Verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal dimana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannyabila ada pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat disangkal bahwa metode drill ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode drill ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini terlebih dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(40)

b. Upaya Untuk Mengurangi Kelemahan Di Atas

1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang tepat.

2. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.

3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.

4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.

5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.

Sebelum kita memulai metode tersebut hendaknya kita mengetahui tentang kelemahan-kelemahan yang akan kita hadapi nantinya. Sehingga guru bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi ketika metode ini tidak berhasil. Tetapi kelemahan tersebut bisa diatasi apabila guru mengetahui petunjuk supaya kekurangan tersebut bisa sedikit teratasi.


(41)

25

2.5Trigonometri

Menurut Sukino (2006) pada saat membahas trigonometri, maka berhubungan dengan sudut dan segitiga. Sudut didefinisikan sebagai perputaran suatu titik tertentu ke titik tertentu lainnya terhadap pusat putaran. Jika garis diputar berlawan jarum jam, maka akan terbentuk sudut positif, sedangkan jika di putar searah jarum jam akan terbentuk sudut negatif. Sudut dalam trigonometri secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut refleks.

Trigonometri merupakan nilai perbandingan sisi-sisi pada sebuah segitiga sembarang maupun segitiga siku-siku yang dikaitkan dengan suatu sudut. Trigonometri bersandarkan pada enam perbandingan, misalkan suatu

sudut β, maka perbandingan dapat ditulis sin β,cos β, tan β, cot β, sec β, cosecβ. Tanda perbandingan trigonometri pada kuadran I,II,III, dan IV.

Gambar 2.1 diagram tanda trigonometri Kuadran I Semua (+) Kuadran II

Sinus (+) Cosekan (+)

Kuadran III Tangen (+) Cotangen (+)

Kuadran IV Cosinus (+) Secan (+)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, (ensiklopedia bebas) Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri. Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India. Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segitiga. Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut. Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.

Dasar dari Trigonometri adalah konsep kesebangunan segitiga siku-siku. Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun memiliki perbandingan yang sama.


(43)

27

Nilai perbandingan trigonometri suatu sudut dalam segitiga :

A Sin A =

Cos A =

Tan A =

Cosec A =

Sec A =

Cotan A =

B C

Gambar 2.2: segitiga siku-siku ABC

Keenam perbandingan trigonometri apabila dikaitkan dengan sudut sembarang dalam suatu sudut segitiga, dapat digunakan untuk menghitung sisi-sisi pada segitiga atau jarak pada penerapan persoalan sehari-hari.

Adapun rumus-rumus yang harus diterapkan dalam trigonometri sebagai berikut :

Tabel 2.1: Tabel Rumus Trigonometri

Cos (90º- α)= sin α Sin (-α) = - sin α

sin²α + cos²α = 1 Cos (-α) = cos α

Sin (α + 180º) = - sin α Tan (-α) = - tan α

Cos (α + 180º) = - cos α Sin ( 180º- α) = sin α

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

Tan (α + 180º) = tan α Cos (180º- α) = - cos α

Sin (α + 90º) = cos α Tan (180º- α) = - tan α

Cos (α + 90º) = - sin α Sin (90º- α) = cos α

Suatu identitas adalah suatu keterhubungan yang benar untuk semua nilai pengganti variabelnya. Adapun rumus yang dipakai dalam identitas trigonometri terdapat dalam table berikut ini:

Tabel 2.2: Identitas Trigonometri

Hubungan Kebalikan

a. Sinα =

atau cosecα =

b. Cosα =

atau secα =

c. Tanα =

atau cotanα =

Hubungan Perbandingan

a. Tanα =

b. Cotanα =

Hubungan Teorema Phytagoras

a. sin²α + cos²α = 1 b. 1 + tan²α = sec²α c. 1 + cotan²α = cosec²α


(45)

29

2.6Kerangka Berpikir

Indikator berhasilnya suatu kegiatan dapat dilihat pada pencapaian tujuan yang direncanakan, sama halnya dengan keberhasilan pembelajaran yang dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran. Pemahaman konsep matematika menjadi salah satu tujuan pelajaran matematika yang harus dicapai siswa khususnya siswa SMA seperti yang termuat dalam KTSP Matematika SMA. Salah satu materi yang membutuhkan pemahaman konsep dan keterampilan adalah trigonometri yang diajarkan di kelas X semester 2, salah satu sub pokok bahasannya adalah perbandingan trigonometri dan identitas trigonometri.

Kesulitan siswa secara individual dalam memahami suatu konsep dapat diatasi dengan penerapan metode drill yang mengharuskan siswa berlatih secara terus menerus terhadap suatu permasalahan trigonometri.. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan dapat bertanya kepada guru untuk menemukan cara pemecahan masalah.

Dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui pengalaman belajar secara mandiri, siswa dapat membangun pengetahuan baru dan dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam pemecahan masalah sehari-hari. Untuk dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika, siswa perlu memahami konsepnya terlebih dahulu. Metode drill dianggap tepat untuk membantu siswa dalam memahami perbandingan dan identitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(46)

trigonometri yang menjadi salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.

Melalui penerapan metode drill dalam pembelajaran ini, diharapkan siswa belajar mengatasi kesulitan individu serta menumbuhkan kemandirian sebagai salah satu kegiatan proses belajar. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada materi trigonometri.


(47)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Jadi PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Suharsimi Arikunto,2010;130). Sedangkan sifat penelitian ini dilakukan secara mandiri oleh peneliti. Penelitian akan berakhir maksimal pada 2 siklus atau setelah terjadi peningkatan minimal 50% dari jumlah siswa.

Alur yang akan penulis pakai dalam PTK ini terdapat 2 siklus yaitu :

Siklus pertama

1. Observasi,

2. Menganilisis dan merumuskan masalah, 3. Merencanakan Tindakan

4. Melaksanakan Tindakan 5. Refleksi dan evaluasi

Siklus kedua

1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Pengamatan tindakan 4. Refleksi atau evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

Langkah-langkah tersebut merupakan langkah berurutan, artinya langkah pertama harus dikerjakan lebih dahulu. sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Siklus kedua akan dipakai jika peningkatan belum mencapai minimal 50%. Analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan dari proses serta hasil tindakan biasanya ada beberapa permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, serta diikuti refleksi ulang. Tahap-tahap kegiatan ini berulang, sampai satu permasalahan dianggap teratasi.

Dari penelitian ini akan diperoleh data yang diinginkan, semua data yang diperoleh yang berupa hasil belajar siswa akan diolah secara kuantitatif serta wawancara yang dilakukan akan diolah atau dianalisis secara deskriptif kemudian akan ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang ada.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.JL. Batikan no 7, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada awal bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran matematika. Sedangkan penelitian ini sendiri dimulai sejak bulan Februari.


(49)

33

3.3 Obyek Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini yang di amati adalah prestasi belajar siswa setelah guru memberikan metode drill pada saat proses pembelajaran matematika, dengan harapan siswa mampu bertindak aktif dalam pembelajaran, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Populasi

Populasi adalah himpunan semua obyek yang diteliti pada suatu penelitian. Populasi dari penelitian ini yang digunakan adalah kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Adapun sebaran populasi yang dimaksud sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun

ajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa

1 2 3

X 1 X 2 X 3

19 orang 18 orang 18 orang

2. Sampel

Sampel merupakan himpunan bagian dari populasi atau sebagian dari populasi. Sampel yang dipilih adalah kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(50)

Kelas X3 merupakan kelas dengan jumlah siswa 18 yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Di kelas X3 prestasi belajar siswa bervariasi, ada siswa yang memiliki prestasi tinggi namun ada pula siswa yang memiliki prestasi rendah. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa cenderung ramai dan kurang memperhatikan guru. Guru selalu aktif mengingatkan siswa untuk focus pada pembelajaran. Kebanyakan siswa yang kurang memperhatikan adalah siswa yang duduk di belakang.

3.5 Bentuk Data

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Karena bentuk penelitian dilaksanakan di dalam lingkungan kelas, maka sumber data yang akurat berada dalam lingkungan kelas itu sendiri. Bentuk data yang didapat berupa data hasil belajar siswa dengan cara memberi test kemampuan awal dan test hasil belajar ini digunakan oleh peneliti untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah guru menggunakan metode drill. Jadi bentuk data pada bagian ini berupa skor yang telah diperoleh. Selain itu ada rekaman video serta foto pembelajaran yang sedang berlangsung.

3.6 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi lingkungan dan tempat penelitian. Walaupun peneliti adalah alumni dari SMA Katolik Sang Timur, observasi tetap perlu dilakukan untuk


(51)

35

memperkaya informasi tentang sekolah yang di teliti. Dalam observasi ini metode wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan. Orang yang diwawancarai adalah Guru Mata pelajaran Matematika, Kepala Sekolah, Siswa, dan Narasumber yang berkompeten

2. Rekaman dan Foto

Rekaman dan foto digunakan sebagai bukti pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta di kelas X3. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang diperoleh berupa foto dan rekaman video. Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya. Metode ini lebih mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan dalam penelitian sumber datanya tidak berubah. Keutamaan dari metode

dokumentasi adalah: sebagai “bukti” untuk suatu pengkajian, metode ini

sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah sesuai dengan konteks, metode ini mudah ditemukan dengan kajian isi.

3. Tes Kemampuan Awal dan Tes Hasil Belajar

Pengukuran test hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat nilai yang diperoleh oleh siswa. Test tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan metode drill dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(52)

siswa. Test yang dimaksud meliputi test kemampuan awal / test pengetahuan pra syarat, test pengetahuan prasyarat tersebut akan dijadikan sebagai acuan tambahan untuk dijadikan penentuan awal poin perkembangan individu siswa. Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran Matematika melalui metode drill.

3.7 Instrumen Penelitian Dan Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan instrumen yang mendukung keterlaksanakaan pembelajaran dengan metode drill agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan. Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) beupa soal-soal yang berkaitan dengan materi Trigonometri.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rancangan proses pembelajaran yang disusun agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Penyampaian materi trogonometri dilaksanakan dalam dua tahap pembelajaran, sehingga RPP disusun dalam dua tahap. Dalam RPP ini, peneliti merencanakan pembelajaran berlangsung selama 4 kali pertemuan.


(53)

37

Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP Materi Alokasi Waktu

Tahap I

 Memperkenalkan trigonometri

 Menentukan sin, cos,tan ,sec, cot, cosec dari suatu sudut

TahapII

 Memperkenalkan identitas trigonometri

 Pembuktian identitas trigonometri

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan sebagai panduan bagi siswa untuk mempelajarai materi secara individual. Dalam LKS terdapat ringkasan materi disertai soal-soal latihan. LKS dibuat dengan kisi-kisi yang sama, sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi LKS

LKS Tujuan Penyusunan Kisi-kisi

Tahap I

Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan suatu sudut) pada segitiga siku-siku.

Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut khusus.

Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut di semua kuadran.

Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan suatu sudut) pada segitiga siku-siku.

Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut khusus. Menentukan nilai perbandingan

trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut di semua kuadran.

TahapII

Siswa dapat menyelesaikan persamaan trigonometri sederhana.

Siswa membuktikan dan menggunakan identitas trigonometri sederhana dalam penyelesaian soal.

Menyelesaikan persamaan trigonometri sederhana.

Membuktikan dan menggunakan identitas trigonometri sederhana dalam penyelesaian soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

Tabel 3.4 Kisi-kisi soal

No. Indikator Soal

1. Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan suatu sudut) pada segitiga siku-siku.

1.Diketahui segitiga ABC dengan AB=25cm,AC = 24cm, BC = 7cm.siku-siku di C!

Tentukan sinA, cosA, dan tanA!

2. Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan) dari sudut khusus.

2. Diketahui segitiga ABC dengan AC =12cm, BC = 5 cm , nilai tanA =

, tentukanlah nilai sinA.

3. Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan) dari sudut di semua kuadran.

3. Tentukan nilai a. sin120º, b. cos120º c. tan120º

4. Menyelesaikan persamaan trigonometri sederhana.

Selesaikanlah persamaan berikut: 4. 8sin²α+8cos²α =

5. Membuktikan dan menggunakan identitas trigonometri sederhana dalam penyelesaian soal.

Buktikan Identitas Berikut…

5. ( sinα - cosα )² + ( sinα + cosα )² = 2 6. sin²α ( 1 + cot²α ) = 1

7. (sinα + cosα )² = 1 + 2 sinα cosα

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai panduan bagi guru dan peneliti untuk menentukan tindakan yang tepat bagi siswanya. Dalam lembar observasi terdapat aspek-aspek yang diamati oleh peneliti sebagai upaya


(55)

39

mendapatkan langkah yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalan trigonometri.

3.8 Validasi Instrumen

Validitas suatu tes adalah ukuran sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,1995:242). Untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel dilakukan proses sebagai berikut: instrumen disusun berdasarkan kajian teori, kemudian instrumen dikonsultasikan kepada para ahli (expert jugment) untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah mewakili apa yang diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran matematika kelas X (Anggraeni,2010:38). Validasi instrument pembelajaran dan instrumen observasi dilakukan dengan konsultasi dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran matematika kelas X.

Aspek-aspek yang dinilai dalam instrument penelitian meliputi: a. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penelitian khususnya pada soal-soal yang diberikan sudah menggunakan bahasa yang baku dan mudah dipahami oleh siswa. Perintah pada soal tidak membuat siswa bingung dalam mengerjakan, dilihat dari hasil pekerjaan siswa.

b. Waktu dan Jumlah Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

Dalam waktu 60 menit, peneliti memberikan soal sejumlah 5 butir soal uraian. Dalam waktu tersebut semua soal dapat diselesaikan sesuai waktu yang diberikan. Berdasarkan konsultasi dengan guru dan dosen pembimbing, soal yang digunakan telah dianggap sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan waktu pengerjaan soal.

c. Soal

Soal yang diberikan telah sesuai dengan SK/KD dan indikator dalam RPP yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan karakteristik siswa. Soal-soal yang dipakai berdasarkan rekomendasi guru.

3.9 Metode Analisis Data

Tahapan selanjutnya setelah pengumpulan data adalah analisis terhadap data tersebut. Dari hasil penelitian data yang harus dianilisis setelah melakukan penelitian dengan melihat pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa sebagai berikut :

1. Analisis Tes Akhir atau Tes Hasil Belajar.

Suatu hasil belajar yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran matematika dalam pokok bahasan pecahan dengan menerapkan suatu model pembelajaran, yaitu pembelajaran mandiri metode drill akan dilihat dari hasil tes akhir yang akan dianalisis secara kualitatif. Kriteria Ketuntasan Minimum/ Minimal (KKM) adalah tingkat kompetensi dasar yang harus


(57)

41

dicapai oleh siswa per mata pelajaran (Sri,2009:56). Untuk selanjutnya, peneliti akan menggunakan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal. KKM setiap mata pelajaran ditetapkan oleh masing-masing sekolah dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik (Sri,2009:84). KKM ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria (Sri,2009:58) berikut:

(1) tingkat esensial (kepentingan) dari setiap Indikator Pencapaian (IP), (2) tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan),

(3) kemampuan sumber daya pendukung, dan (4) tingkat kemampuan rata-rata siswa.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta adalah sebagai berikut:

• Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika adalah 75.

Untuk mengetahui kriteria penilaian tes prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta pada materi Trigonometri digunakan kriteria penilaian kecakapan akademik berikut ini:

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik

Presentase Ketuntasan Kriteria

Nilai terkini > 80 Sangat tinggi

60< Nilai terkini ≤ 80 Tinggi

40< Nilai terkini ≤ 60 Cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

20< Nilai terkini ≤ 40 Rendah

Nilai terkini ≤ 20 Sangat Rendah

Hasil tes dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 3.6 Tabel Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Skor tes

akhir

Tuntas Belajar Skor tes

awal Tuntas

Tidak Tuntas 1.

2.

Dari tabel hasil analisis Hasil Belajar di atas, dapat dilihat hasil belajar siswa yang dicapai dimana siswa yang hasil belajarnya tuntas dan tidak tuntas. Kemudian dari data tersebut akan ditarik suatu kesimpulan mengenai seberapa tinggi ketuntasan siswa. Ketuntasan siswa ini dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dari KKM itu maka akan diperoleh hasil presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.

2. Analisis video rekaman penelitian

Video rekaman adalah bukti nyata terjadinya penelitian. Dari rekaman video ini peneliti dapat melihat dan mendeskripsikan bagaimana situasi kelas saat pembelajaran berlangsung. Sehingga kekurangan saat pertemuan ini dapat dibenahi saat pertemuan berikutnya.


(59)

43

3.10 Perencanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan melibatkan siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta pada pembelajaran matematika dengan metode drill untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa pada materi trigonometri. Urutan langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:

Hari I

1. Siswa diberi test kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing siswa.

2. Siswa diberi penjelasan mengenai metode drill.

3. Siswa diberi sedikit penjelasan tentang materi trigonometri oleh guru 4. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-

contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara individu.

b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara penyelesaian yang paling tepat.

5. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang telah diperoleh dengan metode pemecahan masalah.

Hari II

1. Siswa diberi sedikit penjelasan tentang materi trigonometri oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(60)

2. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-

contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara individu.

b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing soal kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama agar pembelajaran terasa kompetitif. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara penyelesaian yang paling tepat.

3. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang telah diperoleh dengan metode pemecahan masalah.

4. Pada 20 menit terakhir siswa diminta untuk mengerjakan kuis tahap I

Hari III

1. Siswa diberi sedikit penjelasan tentang materi trigonometri oleh guru. 2. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-

contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara individu.

b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing soal kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama agar pembelajaran terasa kompetitif. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara penyelesaian yang paling tepat.

3. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang telah diperoleh dengan metode drill.


(61)

45

Hari IV

1. Guru mereview pembelajaran selama 3 pertemuan terakhir

2. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang kurang dipahami demi kelancaran tes.

3. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab secara intensif

4. Setelah semua siswa selesai mempelajari keseluruhan materi, diadakan tes hasil belajar. Semua siswa mengerjakan soal mengenai keseluruhan materi trigonometri, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(62)

46

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN DI SEKOLAH DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Penelitian

Sebagai bentuk persiapan penelitian, peneliti melakukan beberapa perencanaan sebagai berikut:

1. Menemui guru pengampu mata pelajaran matematika dan suster kepala SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta untuk menyampaikan permohonan pelaksanaan penelitian.

2. Melaksanakan observasi dan mewawancarai guru, staf, serta suster kepala sekolah tentang hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal tersebut digunakan peneliti untuk mengumpul data awal tentang keadaan subjek yang akan diteliti. Tujuannya agar penelitian ini tepat sasaran.

3. Mengolah data hasil observasi untuk merancang proposal penelitian. 4. Meminta surat pengantar pelaksanaan penelitian dan menyerahkan

kepada suster kepala SMA Katolik Sang Timur yang saat itu diwakili oleh Ibu Retno selaku Wakil Kepala Sekolah.

5. Menyusun instrumen pembelajaran dan dilaporkan kepada dosen serta guru pengampu mata pelajaran matematika kelas X3.

6. Mengikuti pembelajaran di kelas X3 (subjek penelitian) agar siswa bisa beradaptasi, peneliti bertindak sebagai observer dalam penelitian ini.


(63)

47

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan metode drill.

8. Mengolah hasil penelitian dan menyusun laporan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian di Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta pada materi trigonometri. Jumlah siswa dalam penelitian ini adalah 18 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 7 siswa putri.

Penelitian ini dirancang dalam empat kali pertemuan. Pertama, diawali dengan pemberian tes pengetahuan awal untuk mengetahui prestasi awal siswa terhadap materi trigonometri. Hasil tes pengetahuan awal ini digunakan untuk melihat kemampuan dasar siswa dalam pembelajaran matematika materi trigonometri. Pertemuan kedua dan ketiga merupakan pelaksanaan pembelajaraan dengan metode drill. Dan terakhir, pada pertemuan keempat dilaksanakan tes hasil belajar. Tahap-tahap kegiatan pelaksanaan penelitian disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap Waktu Kegiatan

1 12 April 2013 Tes Pengetahuan awal dan penerapan metode drill pertama

2 19 April 2013 Penerapan metode drill ke dua 3 23 April 2013 Penerapan metode drill ketiga

4 24 April 2013 Tes Hasil Belajar

5 25 April 2013 Pemberian kenang-kenangan pada guru dan meminta evaluasi secara lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(64)

Ada pun perincian penelitian pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

1. Tes Pengetahuan Awal ( Pertemuan I )

Tes pengetahuan awal dilaksanakan di kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta pada Jumat, 12 April 2013 selama 60 menit yang diikuti oleh 18 siswa. Tes dilaksanakan di awal penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi trigonometri. Sebelum tes dimuli guru tentu memberi sedikit pengarahan dan penjelasan singkat tentang trigonometri. Dari 18 siswa yang ada beberapa sudah mengenal trigonometri karena mereka kebanyakan adalah siswa pindahan dari SMA lain. Itulah sebabnya materi utama sudah diberikan pada tes tahap awal. Dalam hal ini tes digunakan sebagai pedoman guru untuk melatih kemampuan siswa yang masih lemah terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan trigonometri. Soal-soal tes pengetahuan awal terdiri dari lima soal uraian pada Lampiran 2 .Hasil nilai tes kemampuan awal siswa kelas X3 disajikan dalam Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Hasil tes kemampuan awal Siswa Kelas X3

Nama

Nilai Tes Kemampuan

Awal

Siswa 1 66

Siswa 2 66

Siswa 3 20

Siswa 4 60

Siswa 5 66

Siswa 6 53

Siswa 7 40

Siswa 8 46


(65)

49

Siswa 10 06

Siswa 11 53

Siswa 12 80

Siswa 13 13

Siswa 14 73

Siswa 15 66

Siswa 16 60

Siswa 17 36

Siswa 18 66

Jumlah 913

Rata-rata 50,7

Berdasarkan KKM matematika yang telah ditentukan sebesar 75, maka dari hasil tes tersebut nilai tertinggi yang didapatkan yaitu 80 dan hanya terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Nilai terendah dari hasil tes kemampuan awal yaitu 06. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil tes kemampuan awal ini bahwa siswa kelas X3 SMAK Sang Timur belum sepenuhnya memahami mengenai materi trigonometri. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan dalam pembelajaran khususnya dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi trigonometri.

2. Pertemuan II (2 JP)

Kegiatan pembelajaran hari kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 April selama dua kali 45 menit yang diikuti oleh 18 siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer. Peneliti secara mandiri mengambil data proses belajar siswa. Pembelajaran diawali dengan doa dilanjutkan dengan penyampaian materi trigonometri. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(66)

kegiatan pembelajaran ini para siswa cukup antusias mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Guru memberikan contoh-contoh soal agar siswa lebih memahami permasalahan dalam trigonometri. Contoh soal tersebut dikerjakan bersama-sama melalui tanya jawab antar guru dan siswa. Siswa tampak memperhatikan walaupun ada beberapa siswa belum sepenuhnya memahami. Selanjutnya, selesai pembahasan soal dan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk mempelajari materi lebih dalam dan mengerjakan soal latihan secara individual, soal dan jawaban terlampir. Lampiran 3 Berikut adalah contoh hasil pekerjaan siswa:


(67)

51

Gambar 4.2 lanjutan contoh pekerjaan siswa

Pada waktu siswa mengerjakan, guru berkeliling mengamati pekerjaan siswa dan memberikan bantuan seperlunya. Siswa diperkenankan untuk bertanya kepada guru jika ada yang belum dipahami.

Saat kegiatan siswa secara individual mempelajari materi dan mengerjakan soal latihan yang guru berikan, tampak beberapa siswa berbicara dengan teman tentang hal lain diluar trigonometri. Ketika siswa tersebut ditegur, ia menyampaikan beberapa alasan seperti tidak punya pensil atau bolpoint. Akhirnya guru meminjamkan beberapa alat tulis kepada siswa tersebut.

Beberapa menit pembelajaran berjalan, keadaan cukup kondusif dan banyak siswa yang bertanya kepada guru mengenai cara penyelesaian soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(68)

Berdasarkan pengamatan guru, siswa cenderung langsung mengerjakan soal latihan tanpa membaca terlebih dahulu cara-cara penyelesaian dalam contoh soal. Dan akhirnya, siswa bergantung untuk bertanya pada guru. Hal ini membuat siswa enggan berpikir dan mempelajari materi terlebih dahulu. Namun, di sisi lain, ada juga siswa yang mempelajari materi terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal latihan.

Kegiatan ini berlangsung sampai 20 menit sebelum pembelajaran berakhir. Lalu diadakan tes kecil (kuis) dengan soal terlampir (Lampiran 4 ). Karena waktu telah selesai, guru menutup pembelajaran dengan meminta siswa mengumpulkan hasil kuis 1. Guru juga menyampaikan tahap pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

Berikut hasil kuis 1 materi trigonometri :

Tabel 4.3 Hasil kuis 1 Siswa Kelas X3

Nama Nilai kuis 1

Siswa 1 70

Siswa 2 70

Siswa 3 60

Siswa 4 40

Siswa 5 100

Siswa 6 40

Siswa 7 40

Siswa 8 70

Siswa 9 40

Siswa 10 40

Siswa 11 100

Siswa 12 100

Siswa 13 60

Siswa 14 50


(69)

53

Siswa 16 70

Siswa 17 20

Siswa 18 80

Jumlah 1120

Rata-rata 62,2

Tabel nilai di atas memberikan gambaran tentang hasil pembelajaran pada hari ini. Dari 18 siswa ada 50 % siswa yang memiliki nilai 70 bahkan ada yang mendapatkan nilai 100. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada pertemuan ke II sukses karena nilai anak ada peningkatan yang cukup baik. Guru mata pelajaran sendiri berpendapat bahwa metode drill ini membuat siswa aktif . Meskipun masih ada yang malas dalam kegiatan belajar mengajar, guru tetap merasa siswa lebih aktif dan baik.

3. Pertemuan III (2 JP)

Kegiatan pembelajaran hari kedua dilaksanakan pada Selasa, 23 April 2013 selama dua kali 45 menit yang diikuti oleh 18 siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer.

Pembelajaran diawali guru dengan mengingatkan siswa akan materi pertemuan sebelumnya dan dilanjutkan dengan menyampaikan beberapa hal tentang identitas trigonometri. Guru memberikan rumus-rumus yang berkaitan dengan identitas trigonometri seperti yang tertera pada tabel 2.2 .

Guru menjelaskan secara singkat materi identitas trigonometri. Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk kembali mempelajari materi dan mengerjakan soal-soal latihan. Guru berkeliling untuk memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(70)

bantuan seperlunya dan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan pekerjannya.

Seperti pada pertemuan sebelumnya, siswa cenderung mengerjakan soal latihan tanpa memahami terlebih dahulu cara-cara penyelesaiannya dalam contoh soal. Guru berkeliling hampir di tiap meja siswa karena setiap siswa pasti bertanya bagaimana ini dikerjakan. Siswa yang sudah mengerjakan soal latihan kemudian diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dinilai. Apabila pekerjaan benar maka siswa mendapat 1 point jika salah siswa diminta membenarkan. Pengumpulan setiap soal ada batasannya yaitu 10 siswa pertama dari total 18 siswa yang hadir . Jika 10 siswa pertama yang menilaikan pekerjaannya sudah benar maka lanjut ke soal berikutnya. Dalam situasi pembelajaran seperti ini, keaktifan siswa sangat nampak sekali. Ada siswa yang mencoba meminta hasil pekerjaan teman lain. Ketika guru melihat hal tersebut guru menegur siswa tersebut dan memperingatkan jika ada siswa yang memberi contekan maka nilainya dibatalkan.

Setelah semua siswa menyelesaikan soal-soal, guru membahas materi tersebut di depan agar siswa yang tadi belum bisa ataupun masih salah mendapat pencerahan. Soal-soal latihan yang dipakai dalam pertemuan kali ini terlampir (Lampiran 5 ).

Setelah pembahasan selesai semestinya diadakan kuis 2 selama 20 menit. Namun karena waktu yang begitu mepet menyebabkan kuis 2 batal diadakan. Akhirnya guru memberi tugas kepada siswa mengenai identitas


(71)

55

trigonometri sebagai persiapan tes hasil belajar yang akan dilaksanakan besuk.

Berdasarkan pembelajaran kali ini guru berpendapat bahwa pembelajaran kali ini cukup baik. Siswa yang pertemuan kemarin malas sekarang sudah mulai menemukan niat dalam belajar dan mencoba meskipun masih salah. Tetapi tetap perlu di apresiasi bahwa mereka sudah mau bangkit dari kemalasan.

4. Tes Hasil Belajar (Pertemuan IV / 2 JP)

Kegiatan pembelajaran hari ketiga dilaksanakan pada Rabu, 24 April 2013 selama dua kali 45 menit yang diikuti oleh 18 siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer.

Pembelajaran diawali guru dengan meminta siswa belajar terlebih dahulu 20 menit sebelum tes hasil belajar dimulai, dalam waktu ini observer mempersiapkan soal-soal yang akan dibagikan kepada siswa. Terjadi banyak pertanyaan mengenai materi identitas ketika tes hendak dimulai. Guru berpesan pada siswa bahwa tes ini akan dimasukan kedalam daftar nilai jadi harus dikerjakan secara serius. Ketika siswa mempelajari kembali materi yang telah mereka pelajari sebelumnya,guru berkeliling agar dapat memberikan bantuan seperlunya..

Setelah tahap tersebut, siswa diarahkan untuk mengikuti tes hasil belajar.Tes berlangsung selama 60 menit. Dalam mengerjakan tes hasil belajar, siswa tidak diperbolehkan bertanya pada teman. Tes pun dimulai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(72)

Walaupun siswa wajib menggunakan bolpoint dalam mengerjakan tes, tetapi seluruh siswa justru menggunakan pensil. Menurut mereka, jika pekerjaan mereka salah, pekerjaan mereka akan lebih mudah dihapus.

Beberapa siswa tampak serius mengerjakan tes. Guru dan observer mengawasi setiap siswa agar tidak saling mencontek. Namun pada kenyataannya, masih saja ada siswa yang mencuri-curi tanya pada teman sebelahnya. Beberapa siswa bertanya pada guru tentang maksud soal. Ada juga siswa yang menanyakan jawaban kepada guru walaupun pada akhirnya guru tidak menjawab pertanyaan tersebut. Soal dan jawaban tes hasil belajar terlampir (Lampiran 6) .

Guru mengarahkan siswa yang telah selesai mengerjakan untuk memberikan hasil pekerjaan mereka kepada guru agar dapat dikoreksi. Guru menyerahkan perkerjaan siswa kepada observer agar bisa dikoreksi dengan cepat. Observer cukup kewalahan mengoreksi secara cepat dan tepat. Akhirnya guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka dan akan dibagikan besuk . Karena waktu pembelajaran pun telah usai guru menutup pembelajaran hari ini.

Tabel 4.4 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas X3

Nama Nilai tes hasil belajar

Siswa 1 73

Siswa 2 60

Siswa 3 80

Siswa 4 86

Siswa 5 86

Siswa 6 80

Siswa 7 73


(1)

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

108

Format Observasi Kelas

No

Peristiwa

Baik

Cukup

Kurang

1 Perhatian siswa terhadap guru

2 Keseriusan menjawab dan bertanya

3 Situasi pembelajaran 4 Pemahaman siswa

terhadap materi

5 Efektivitas waktu yang digunakan

6 Semangat siswa dalam mengerjakan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)