PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM.

(1)

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : WULANDARI

0902109

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Oleh Wulandari

0902109

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Wulandari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Wulandari NIM. 0902109

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I,

Dra. Ammi Syulasmi, M.Si NIP. 195408281986122001

Pembimbing II,

Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd NIP. 196509291991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, MSi NIP. 196305011988031002


(4)

(5)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN.. ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR.. ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI ... 6

A. Keterampilan Proses ... 6

B. Keterampilan Berkomunikasi Dan Interpretasi ... 9

C. Praktikum Dalam Pembelajaran Biologi ... 17

D. Sistem Ekskresi... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Definisi Operasional ... 26

B. Metode Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Uji Coba Instrumen ... 29

F. Prosedur Penelitian ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 35

H. Alur Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 64

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 75

A. Kesimpulan ... 75


(6)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 80 RIWAYAT HIDUP ... 111


(7)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN

INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Penelitian ini menggambarkan profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA. Keterampilan berkomunikasi yang diteliti meliputi membuat data hasil pengamatan dengan tabel, mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, menjelaskan hasil pengamatan dan membaca gambar proses pembentukkan urin. Keterampilan interpretasi meliputi menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan. Keterampilan berkomunikasi dan interpretasi dijaring dengan 11 pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin dilanjutkan dengan mengisi angket. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode weak experimental (the one shot case study) dengan dua kelas IPA yaitu XI.IPA.4 dan XI.IPA.5. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui praktikum uji urin dan siswa menjawab 11 pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum dan dilanjutkan dengan mengisi angket. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata keterampilan berkomunikasi siswa memperoleh hasil 63,04% yang termasuk dalam kategori ‘’cukup’’ dan rata-rata keterampilan interpretasi siswa memperoleh hasil 76,42% yang termasuk kategori ‘’baik’’. Kata Kunci : Keterampilan Berkomunikasi, Keterampilan Interpretasi,


(8)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

COMMUNICATION AND INTERPRETATION SKILLS PROFILES OF HIGH SCHOOL STUDENTS TO THE CONCEPT OF THE

EXCRETORY SYSTEM TROUGH PRACTIKUM

This study describes the communication and interpretation skills profiles of high school students. Examined included communication skills make the observed data with tables, changing the form of the presentation of the table in the form of graphs, explain observations and reading the image formation process urine. Interpretation skills include linking the observed results, finding patterns in a series of observations and concluding observations. Communication skills and interpretation netted with 11 questions in worksheet lab urine test followed by filling in the questionnaire. The aim of the study is to examine how communication and interpretation skills of high school students. This study uses an experimental weak (the one-shot case study) with two classes, namely XI.IPA.4 and XI.IPA.5 IPA. The technique


(9)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

of collecting data through urine testing lab and the students to answer 11 questions in the lab worksheet and proceed with filling the questionnaire. Based on data obtained average communication skills students acquire 63.04% results are included in the category '' enough '' and average interpretation skills students acquire 76.42% results which include the category of '' good ''.


(10)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada Kurikulum 1994 Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah menekankan penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA (Rustaman et al., 2005). Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar (BNSP, 2006: 451).

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BNSP, 2006: 451).

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari keterampilan proses tersebut dilakukan oleh siswa. Misalnya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum siswa melakukan pengamatan, membuat hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja dengan pengawasan dari pendidik, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil pengamatan secara lisan atau tertulis.

Pembelajaran Biologi di SMA mengandung beberapa materi yang bersifat abstrak dan beberapa konsep yang termasuk proses-proses fisiologis. Materi


(11)

2

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Biologi sangat berhubungan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari misalnya, materi sistem ekskresi. BNSP (2006: 456) menyatakan analisis materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum. Materi sistem ekskresi merupakan salah satu konsep yang harus disampaikan kepada siswa SMA kelas XI semester genap. Standar kompetensi pada konsep sistem ekskresi adalah menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya yang Salingtemas. Kompetensi dasar pada konsep sistem ekskresi adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga). Dilihat dari kompetensi dasar tersebut siswa dituntut tidak hanya menjelaskan saja, tetapi siswa juga dituntut dalam mengidentifikasi struktur dan fungsi pada sistem ekskresi serta mengidentifikasi proses-proses fisiologis dalam sistem ekskresi, mengidentifikasi kandungan urin dan mengamati sistem ekskresi hewan dan salah satunya dapat menutut keterampilan siswa untuk melakukan suatu pengujian. Pada sistem ekskresi manusia dapat dilakukan dengan pengujian pada urin manusia. Untuk membuktikan mengenai kandungan yang terdapat pada urin dan mengidentifikasi kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi manusia yang berkaitan dengan struktur dan fungsi dari organ-organ ekskresi manusia.

Berdasarkan hasil observasi di sekolah, guru sering menggunakan sistem teacher centered yang berupa ceramah dalam menyampaikan materi. Hal ini dapat menghambat siswa untuk memahami materi sistem ekskresi dilihat dari karakteristiknya yang berhubungan dengan proses-proses fisiologis.

Dalam mengatasi hal tersebut, guru dapat menggunakan metode lain yang dapat membuat siswa lebih memahami materi sistem ekskresi. Salah satu metode yang dapat digunakan dengan karakteristik materi yang merupakan proses-proses fisiologis yaitu metode praktikum. Menurut Woolnough dan Allsop (dalam Rustaman, et al., 2003) kegiatan praktikum menunjang materi pelajaran,


(12)

3

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu siswa untuk menemukan teori dan membuktikan teori. Praktikum juga dapat membentuk ilustrasi bagi konsep dan prinsip Biologi.

Dengan menggunakan metode praktikum dalam pembelajaran dapat melatih siswa mengkomunikasikan hasil pengamatannya dan dapat menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan menyimpulkan berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan.

Komunikasi pada hakikatnya adalah suatu proses sosial, yaitu sesuatu yang berjalan antar manusia. Rustaman et al., (2005) menyatakan mengkomunikasikan sesuatu adalah suatu cara bagi seseorang untuk mengekspresikan atau menyatakan berbagai perasaan atau pemikiran. Berkomunikasi dapat membantu dalam proses penyusunan pikiran, menghubungkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Komunikasi juga memungkinkan untuk memperoleh informasi atau gagasan -gagasan baru yang dapat membantu memahami suatu permasalahan dengan baik.

Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi dan interpretasi sebelumnya pernah dilakukan Lina (2010) dengan judul „‟Profil Kemampuan Komunikasi Dan Interpretasi Siswa SMA Berdasarkan Gender Pada Konsep Sistem Sistem Reproduksi Manusia‟‟. Hasilnya menunjukan gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi dan interpretasi hasilnya tidak berbeda signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Profil merupakan gambaran seseorang, lembaga, organisasi, benda ataupun wilayah. Profil dapat menggambarkan seseorang atau lembaga secara umum (Kemhan, 2014). Dalam penelitian ini profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA pada konsep sistem ekskresi berupa data yang dapat menggambarkan profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi yang dimiliki siswa yang menjadi sampel penelitian .

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA sehingga penelitian ini berjudul “Profil Keterampilan Berkomunikasi Dan Interpretasi Siswa SMA Pada Konsep Sistem Ekskresi Melalui Praktikum”.


(13)

4

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA pada konsep sistem ekskresi melalui praktikum?”

Permasalahan diatas dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kemampuan berkomunikasi siswa setelah melakukan praktikum konsep sistem ekskresi?

2. Bagaimanakah kemampuan interpretasi siswa setelah melakukan praktikum konsep sistem ekskresi?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan pembelajaran melalui praktikum uji urin?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkomunikasi secara tertulis. Indikator keterampilan berkomunikasi yang diteliti meliputi, menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, membuat grafik hasil pengamatan, menjelaskan hasil percobaan atau penelitian dan membaca gambar.

2. Keterampilan interpretasi yang diteliti adalah menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan membuat kesimpulan.

3. Materi yang akan menjadi pokok bahasan dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung adalah sistem ekskresi pada manusia yaitu, ginjal yang


(14)

5

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meliputi keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi manusia.

4. Praktikum yang dilakukan yaitu praktikum uji kandungan urin meliputi, uji kandungan pH, amonia, klorida dan glukosa.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran dan informasi tentang keterampilan berkomunikasi dan keterampilan interpretasi siswa SMA pada konsep sistem ekskresi setelah melakukan praktikum uji urin.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Memberikan informasi pada siswa tentang kemampuan berkomunikasi dan interpretasi yang dimilikinya.

b. Sebagai bahan kajian untuk lebih memotivasi siswa dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan interpretasi.

c. Melatih kemampuan berkomunikasi dan interpretasi.

d. Memberikan pengalaman belajar secara langsung pada siswa yang melibatkan keterampilan - keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.

e. Meningkatkan pemahaman siswa pada konsep ekskresi melalui praktikum uji urin.


(15)

6

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sebagai informasi tentang praktikum dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran pada konsep sistem ekskresi dilihat dari karakteristiknya yang berhubungan dengan proses - proses fisiologis.

b. Memberikan informasi profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa melalui praktikum.

c. Dapat menjadi sumber informasi untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai keterampilan berkomunikasi dan interpretasi.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Kekurangan yang dihadapi dalam penelitian ini, dapat dijadikan salah satu rujukan untuk penelitian profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa melalui praktikum terhadap pokok bahasan yang berbeda.

b. Memberikan gambaran tentang kemampuan berkomunikasi dan interpretasi Siswa SMA pada konsep sistem ekskresi melalui praktikum.


(16)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25 BAB III

METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktikum mengenai kandungan urin manusia merupakan salah satu bagian pada materi sistem ekskresi yang dilakukan pada saat penelitian dengan satu kali pertemuan. Kandungan urin manusia yang diuji meliputi memeriksa kandungan pH, membuktikan kandungan amonia, membuktikan kandungan klorida dan memeriksa kandungan glukosa.

2. Profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yaitu gambaran kemampuan siswa dalam melakukan berkomunikasi dan interpretasi secara tulisan yang diketahui dari jumlah skor seluruh siswa dan dibuat dalam bentuk persentase yang dijaring dengan sebelas pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin.

3. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan berkomunikasi siswa secara tulisan dengan indikator memberikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel pengamatan, mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, menjelaskan hasil pengamatan dan membaca gambar proses pembentukan urin. Keterampilan berkomunikasi ini dijaring melalui enam pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin.

4. Keterampilan interpretasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan interpretasi siswa secara tulisan dengan indikator menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan. Keterampilan interpretasi


(17)

26

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dijaring melalui lima pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian weak experimental (the one shot case study). Penelitian weak experimental (the one shot case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan hanya menggunakan satu kelompok perlakuan yang dikenakan dan langsung diberi posttest tanpa pretest. Pada penelitian ini tidak terdapat kelas kontrol. Semua kelas yang menjadi subjek penelitian diberi perlakuan yang sama, baik dalam metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ataupun tes yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah kelas sebanyak 6 kelas.

2. Subjek

Pengambilan sampel penelitian ditentukan guru mata pelajaran Biologi. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA.4 dan XI.IPA.5 SMA Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013, dengan alasan sekolah SMA Negeri 5 Cimahi memiliki laboratorium, alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

D. Instrumen Penelitian

Untuk menjaring data yang diperlukan, instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(18)

27

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertanyaan KPS digunakan untuk menggambarkan keterampilan berkomunikasi siswa dengan indikator berkomunikasi (1) memberikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, (2) mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, (3) menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan dan (4) membaca gambar proses pembentukkan urin.

Pertanyaan KPS digunakan untuk menggambarkan keterampilan interpretasi siswa dengan indikator (1) menghubungkan hasil-hasil pengamatan, (2) menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan (3) menyimpulkan hasil pengamatan.

Ketrampilan komunikasi dan interpretasi siswa dijaring melalui 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian yang diberikan setelah siswa selesai melakuan praktikum uji urin.

Kisi-kisi pertanyaan keterampilan berkomunikasi akan disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kisi-kisi Keterampilan Berkomunikasi

No. Indikator Keterampilan Berkomunikasi Nomor Soal 1. Membuat tabel hasil pengamatan uji urin (pH,

amonia, klorida dan glukosa)

1 2. Membuat grafik hasil pengamatan kandungan pH

dan glukosa dalam urin

2 3. Menjelaskan hasil pengamatan kandungan

amonia dan klorida

3,4 4. Membaca gambar proses pembentukan urin 10,8

Kisi-kisi pertanyaan keterampilan interpretasi akan disajikan pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Interpretasi

No. Indikator Keterampilan Interpretasi Nomor Soal 1. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan uji

glukosa dan amonia dengan kesehatan.

5,6 2. Menemukan pola (pada gambar proses

pembentukan urin ) dalam suatu seri pengamatan

9 3. Menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji 7,11


(19)

28

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

urin dan proses pembentukan urin 2. Angket

Faisal dan Waseso (1982: 178) menyatakan angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket jenis tertutup atau angket terbatas. Angket yang demikian biasanya

meminta jawaban dengan pola “ya” atau “tidak”. Angket ini digunakan bertujuan untuk menunjang data utama dan mengetahui tanggapan siswa tentang kegiatan praktikum uji urin dan pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin serta identifikasi kesulitan yang dihadapi siswa dan menggali pengalaman siswa sebelumnya. Angket diberikan setelah selesai kegiatan praktikum uji urin dilakukan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk respon “ya”

atau“tidak”. Kisi-kisi angket akan disajikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut : Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket

NO. Jenis Pertanyaan No. Pertanyaan

1. Pengalaman membuat tabel hasil pengamatan 1,8 2. Pengalaman membuat grafik tabel hasil pengamatan 2,9 3. Pengalaman menjelaskan hasil pengamatan 3 4. Guru mata pelajaran biologi mengadakan kegiatan

pembelajaran dengan praktikum

10

5. Pengalaman membuat kesimpulan 4

6. Tanggapan siswa mengenai pertanyaan pada LKS praktikum uji urin

5 7. Tanggapan siswa tentang praktikum uji urin 6 8. Tanggapan siswa tentang materi sistem ekskresi 7 E. Uji Coba Instrumen

Analisis instrumen ditujukan untuk mengidentifikasi instrumen tersebut layak digunakan atau tidak. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yang sebelumnya di uji coba terlebih dahulu kepada kelas non sampel untuk mengetahui kelayakan dari instrument tersebut. Pertanyaan KPS yang


(20)

29

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diujicobakan sebanyak 11 pertanyaaan dan dilakukan analisis pertanyaan meliputi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7.

1. Menghitung Reliabilitas Tes

Instrumen penelitian dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg (Arikunto, 2009). Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut :

r11 = �

� −1

�2pq �2

Keterangan:

r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi item yang menjawab dengan salah

pq : Jumlah perkalian p dan q n : Banyaknya item

S2 : Standar deviasi tes

Tabel 3.4 Tafsiran Tingkat Reabilitas Indeks Reabilitas Kriteria Tingkat Reabilitas

0,80- 1,00 Sangat Tinggi 0,60- 0,79 Tinggi 0,20- 0,59 Rendah 0,00- 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009) 2. Menghitung Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan instrumen penelitian (tes). Suatu tes yang digunakan harus bisa mengukur apa yang hendak di ukur. Tes yang valid yaitu merupakan tes yang mampu mengukur apa yang


(21)

30

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah dipelajari secara akurat. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang ditentukan (Arikunto, 2009).

Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson dengan formula sebagai berikut: } ) ( { } ) ( {( ) )( ( 2 2 2 2

   Y Y N X X N Y X XY N Rxy Keterangan :

rxy = Koefesien relasi antar variabel x dan y yang dikorelasikan (validitas

item)

X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa

N = Jumlah total seluruh siswa

X = jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes tersebut

Tabel 3.5 Tafsiran Skor Tingkat Validitas

Harga Koefesien Korelasi Kriteria Tingkat Validitas 0,80 – 01,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah (Arikunto, 2009)

3. Menghitung Tingkat Kesukaran

Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian sebaiknya memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda dengan tujuan mengukur kemampuan siswa. Instrumen diklasifikasikan menjadi kategori mudah, sedang dan sukar. Klasifikasi dilakukan dengan merujuk pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Tafsiran Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria Kesukaran

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah


(22)

31

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat kesukaran instrumen berupa tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = B Js

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta test

4. Menghitung Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kualitas instrument dalam membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Rentang daya pembeda adalah dari -1 sampai +1. Daya pembeda yang baik adalah yang memiliki nilai mendekati +1, hal itu berarti soal mampu membedakan anak berkemampuan tinggi dengan anak berkemampuan rendah. Apabila soal mendekati -1, maka soal tersebut memiliki daya pembeda yang jelek karena siswa yang berkemampuan tinggi dianggap tidak pintar (berkemampuan rendah) dan sebaliknya siswa berkemampuan rendah dianggap pintar (berkemampuan tinggi). Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan pada Tabel 3.7. Perhitungan daya pembeda dapat dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:

BA BB

D = - JA JB

Keterangan:

D : Daya pembeda

BA : Banyak jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

JA : Banyak jumlah peserta kelompok atas

BB : Banyak jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JB : Banyak jumpah peserta kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar


(23)

32

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7 Tafsiran Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda 0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2009)

Berdasarkan analisis uji coba instrumen dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7 meperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Instrumen Kategori Uji

Coba Instrumen

Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah Pertanyaan

Reliabilitas

Sangat tinggi - -

Tinggi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11

Cukup - -

Rendah - -

Sangat rendah - -

Validitas Instrumen

Sangat rendah 4 1

Rendah 1 1

Cukup 2,3,5,7,8,9,11 7

Tinggi 6,10 2

Kategori Uji Coba Instrumen

Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Tingkat

Kesukaran

Sangat mudah 9,11 2

Mudah 3,4,5,6,8,10 6

Sedang 1,2,7 3

Sukar - -

Daya Pembeda

Sangat baik 2,3,5,6,7,8,9,10 8

Baik - -

Cukup 1,11 2

Buruk - -

Sangat buruk 4 1

Instrumen yang diujicobakan berupa 11 pertanyaan yang terdapat dalam LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian, untuk pertanyaan yang memiliki validitas „‟rendah‟‟ dan „‟sangat rendah‟‟, daya pembeda „‟sangat


(24)

33

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buruk‟‟ dan pertanyaan yang memiliki tingkat kesukaran „‟sedang‟‟ direvisi dan digunakan kembali untuk menjaring keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa. Perhitungan analisis uji coba instrumen yang telah diujicobakan selengkapnya terlampir pada Lampiran B.1.

F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi dan situasi laboratorium, alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian serta jadwal belajar mengajar di SMA Negeri 5 Cimahi.

b. Merundingkan jadwal, kelas, laboratorium, alat dan bahan yang akan digunakan saat kegiatan penelitian dilakuan dengan pihak sekolah.

c. Menentukan kelas XI.IPA yang akan menjadi sampel penelitian dengan guru Biologi SMA Negeri 5 Cimahi.

d. Menentukan waktu untuk melakukan penelitian dengan guru Biologi kelas XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi.

e. Mengkonsultasikan persiapan mengajar, RPP, media, LKS, pertanyaan dan angket penelitian yang akan dilaksanakan dengan dosen pembimbing.

f. Merundingkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan guru Biologi XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi.

g. Melakukan permohonan izin meminjam alat laboratorium kepada laboran sekolah

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan dua jam pelajaran (80 menit) materi sistem ekskresi dengan melaksanakan praktikum uji kandungan urin manusia pada pertemuan ketiga yang sebelumnya mengajar tentang struktur, fungsi dan proses dalam sistem ekskresi manusia.


(25)

34

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Peneliti memberikan 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. Pertanyaan KPS tersebut sebelumnya telah diujicobakan pada kelas non-sampel.

c. Peneliti memberikan angket kepada siswa setalah melakukan praktikum uji urin.

d. Peneliti mengevaluasi kegiatan praktikum uji urin.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh dari penelitian yang sudah dilakukan.

b. Mengolah data yang sudah dikumpulkan.

c. Menganalisis dan membahas data yang sudah diolah. d. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang sudah diolah. e. Menyusun laporan penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan secara tertulis oleh siswa sampel dengan mengisi LKS praktikum uji urin dan angket penelitian setelah kegiatan praktikum dilaksanakan. Data utama yang dikumpulkan berupa hasil skor jawaban siswa pada 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. Data pendukung pada penelitian ini adalah angket untuk menunjang data utama. Jawaban siswa pada angket akan diolah dalam bentuk presentase dijaring melalui angket siswa dalam bentuk presentase. Kriteria presentase jawaban angket dapat dilihat pada Tabel 3.10.

2. Pengolahan Data

a. Tes Keterampilan Berkomunikasi dan Interpretasi 1) Pemberian Skor Nilai


(26)

35

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemberian skor jawaban siswa disesuaikan dengan rubrik penilaian. Pemberian skor dilakukan dengan membandingkan jawaban soal siswa dengan rubrik penilaian yang sudah ditentukan. Penskoran jawaban siswa menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7.

Tabel 3.9 Rubrik Skor Penilaian Kemampuan Berkomunikasi Dan Interpretasi No.

Soal

Indikator Kriteria Skor Skor

Maksimal 1 Memberikan data

empiris hasil pengamatan praktikum uji kandungan (pH, ammonia, glukosa dan klorida) pada urin dengan tabel

Memberi judul tabel 1 5

Terdapat kolom dan baris 2 Memberi judul kolom 1 Memberi keterangan satuan 1

2 Mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam dalam bentuk grafik pada hasil pengamatan praktikum uji pH dan uji glukosa pada urin

Memberi judul grafik yang menunjukkan hubungan variabel X dan Y

2 7

Membuat kerangka sumbu X dan Y

1 Terdapat nama kategori yang

akan dibuat grafiknya sepanjang sumbu X dan Y.

2

Terdapat skala sepanjang sumbu x dan y disertai dengan penulisan angka-angka yang berinterval sama dan memenuhi kisaran data yang dikumpulkan.

1

Terdapat titik potong / menghubungkan titik-titik koordinat antara data pada sumbu X dengan data pada sumbu Y.

1

No. Soal

Indikator Kriteria Skor Skor

Maksimal 3,4 Menjelaskan hasil

pengamatan praktikum uji amonia dan uji klorida pada urin

Penjelasan kurang sesuai dengan hasil pengamatan.

1 3

Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan tetapi tidak lengkap.


(27)

36

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan dan lengkap.

3

8,10 Membaca gambar proses

pembentukan urin

Penjelasan kurang sesuai dengan gambar.

1 3

Penjelasan sesuai dengan gambar, tetapi tidak lengkap.

2

Penjelasan sesuai dengan gambar dan lengkap.

3

5,6 Menghubung-hubungkan hasil pengamatan praktikum uji glukosa dan uji ammonia pada urin dengan kesehatan.

Penjelasan kurang sesuai dengan hasil pengamatan.

1 3

Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan tetapi tidak lengkap.

2

Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan dan lengkap.

3

9 Menemukan pola (pada gambar proses

pembentukan urin) dalam suatu seri pengamatan.

Penjelasan sama sekali tidak sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar.

1 3

Penjelasan kurang sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar.

2

Penjelasan sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar.

3

7,11 Menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji urin dan proses pembentukkan urin.

Menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan terikat

2 2

Jumlah Skor Maksimal 37

Jumlah Soal 11


(28)

37

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanto (1984: 102) Pengolahan data mentah menjadi angka persentase. Rumusnya adalah sebagai berikut :

NP = R

SM X 100

Keterangan :

NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan R : skor mentah yang diperoleh siswa

SM : skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 : bilangan tetap

3)Pengkategorian

Presentase penguasaan KPS menurut Purwanto (2006) sebagai berikut : Tabel 3.10 Tingkat Penguasaan Siswa

Penguasaan KPS Kategori 86-100 % Sangat baik

76-85 % Baik

60-75 % Cukup

55-59 % Kurang

<54 % Kurang sekali

Presentase penguasaan KPS pada Tabel 3.9 digunakan untuk mengetahui tingkat penguasan KPS siswa pada setiap indikator KPS berkomunikasi dan interpretasi yang diperoleh dari jumlah skor seluruh siswa dalam bentuk persentase. Persentase yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan Tabel 3.9.


(29)

38

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Angket

Angket digunakan sebagai penunjang data utama. Jawaban siswa pada angket akan diolah dengan rumus :

% = Jumlah jawaban siswa

Jumlah seluruh siswa X 100%

Keterangan :

% : nilai presentase

Data hasil pengolahan angket diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.11 Kriteria Presentase Jawaban Angket

Rentang (%) Keterangan

0 Tidak ada

0,1 – 30 Sebagian kecil 31 – 49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51 – 80 Sebagian besar 81 – 99 Pada umumnya

100 Seluruhnya


(30)

39

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Alur Penelitian

Merumuskan masalah

Observasi awal ke sekolah Penyusunan instrumen penelitian berupa RPP, LKS, pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi serta

angket

Menentukan sampel penelitian Validasi instrumen penelitian dengan dosen pembimbing

Uji coba instrumen Revisi instrumen

Melaksanakan praktikum uji urin

Pemberian pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi dan angket penelitian Mengolah data uji coba instrumen

Analisis data dan pembahasan data

Penarikan kesimpulan

Penulisan laporan penelitian Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan


(31)

40

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(32)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapatkan dari skor siswa pada enam pertanyaan keterampilan berkomunikasi menghasilkan profil keterampilan berkomunikasi yang terdapat perbedaan dan persamaan pada tingkat penguasaan setiap indikator. Tingkat penguasaan pada indikator membuat tabel hasil pengamatan dan membuat grafik hasil pengamatan termasuk dalam kategori „‟kurang sekali‟‟, membaca gambar proses pembentukan urin termasuk dalam kategori „‟cukup‟‟. Hanya pada indikator menjelaskan hasil pengamatan termasuk kategori „‟baik‟‟. Secara keseluruhan rata - rata keterampilan berkomunikasi siswa termasuk dalam kategori „‟cukup‟‟.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapatkan dari skor siswa pada lima pertanyaan keterampilan interpretasi menghasilkan profil keterampilan interpretasi yang terdapat perbedaan dan persamaan pada tingkat penguasaan setiap indikator. Tingkat penguasaan pada indikator menghubung - hubungkan hasil pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji urin dan proses pembentukan urin termasuk dalam kategori „‟baik‟‟. Sedangkan pada indikator menemukan pola dalam suatu seri pengamatan termasuk dalam kategori „‟cukup‟‟. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan interpretasi siswa termasuk dalam kategori „‟baik‟‟.

Respon siswa menghasilkan kemampuan berkomunikasi rata-rata siswa secara keseluruhan setelah melakukan praktikum konsep sistem ekskresi menghasilkan persentase sebesar 63,99% yang termasuk kategori “cukup” dan kemampuan rata - rata interpretasi siswa menghasilkan persentase 76,42% yang termasuk kategori „‟baik‟‟.


(33)

74

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang harus diperhatikan oleh beberapa pihak berkaitan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan diantaranya:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian guru hendaknya lebih sering memberikan pertanyaan atau soal - soal yang menuntut keterampilan siswa dalam berkomunikasi dan interpretasi agar dapat melatih siswa melakukan berkomunikasi dan interpretasi. Sering dilatinya siswa sehingga dapat membuat siswa terbiasa dengan soal - soal atau pertanyaan yang menuntut keterampilan berkomunikasi dan interpretasi.

2. Bagi Peneliti Lain

Peneliti mengakui masih terdapat kekurangan dalam membuat pertanyaan yang sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi dan interpretasi. Jika, pertanyaan berkomunikasi dan interpretasi dalam penelitian ini akan digunakan perlu pengkajian dan perbaikan agar dapat sesuai dengan indikator.


(34)

75

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah.Jakarta : BSNP.

Campbell, N., A., Reece, J., B dan Mitchell, L,.G. (2008). Biologi Edisi Kedelapn Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1982). Peranan Keterampilan Proses dalam Pendidikan IPA. Depdikbud.

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing. Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Faisal, S dan Waseso, M., G. (1982).Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Fauzi, A. (2012). Hakekat Media Gambar. [Online]. Tersedia : Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

http://bermutuigaputri.guru-indonesia.net/artikel_detail-32732.html [15 Oktober 2013]

Khan, Shafqat Ali dan Khan Muzaffar. (2012). The Development of Scientific Skills in Secondary School Biology Teaching. Online. Tersedia :

http://www.languageinindia.com/jan2012/shafqatscientificskillsfinal.pdf [12 Mei 2014]

Kurnadi, K. (2011). Dasar–dasar Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Legiman. (2008). Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam. [Online]. Tersedia :

http://lpmpjogja.org/index.php?option=com_content&task=view&id=530&Ite mid=112 [7 Januari 2013]


(35)

76

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lina, S. (2010). Profil Kemampuan Komunikasi Dan Interpretasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Poespoprodjo, W. (1987). Interpretasi : Beberapa Catatan Pendekatan Filsafatnya. Bandung: Remadja Karya.

Purwanto, N. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rineka Cipta.

Rustaman, N dan Rustaman, A. (1997).Pokok-pokok Pengajaran Biologi Dan Kurikulum 1994. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Rustaman, N. Soendjojo, D. Suroso, A., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R., Mimin, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Rustaman, N. (2008). Peranan Praktikum Dalam Pembelajaran Biologi [Online].

Tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197903 2NURYANI_RUSTAMAN/PERANAN_PRAKTIKUM_DALAM_PEMBEL AJARAN_BIOLOGI.pdf [8Januari 2013]

Rustaman, N. Soendjojo, D. Suroso, A., Yusnani, A., Diana, R., Mimin, N. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Semiawan, C. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia. Sudjana dan Riva’I, A. (1997). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sunarto, H. dan Hartono, B. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Thohiron, D. (2012). Keterampilan Berkomunikasi. [Online]. Tersedia :

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2271345-keterampilan-berkomunikasi/ [23 Desember 2012]

Wahyudin, D. dan Susilana, R. (2009). Kurikulum Dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pedidikan FIP UPI.

Winatasasmita et al. (2011).Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.


(36)

77

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

. (2010). Sistem Ekskresi. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/SistemEkskresi. [16 Agustus 2013]


(1)

40

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(2)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapatkan dari skor siswa pada enam pertanyaan keterampilan berkomunikasi menghasilkan profil keterampilan berkomunikasi yang terdapat perbedaan dan persamaan pada tingkat penguasaan setiap indikator. Tingkat penguasaan pada indikator membuat tabel hasil pengamatan dan membuat grafik hasil pengamatan termasuk dalam kategori

„‟kurang sekali‟‟, membaca gambar proses pembentukan urin termasuk dalam kategori „‟cukup‟‟. Hanya pada indikator menjelaskan hasil pengamatan

termasuk kategori „‟baik‟‟. Secara keseluruhan rata - rata keterampilan berkomunikasi siswa termasuk dalam kategori „‟cukup‟‟.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapatkan dari skor siswa pada lima pertanyaan keterampilan interpretasi menghasilkan profil keterampilan interpretasi yang terdapat perbedaan dan persamaan pada tingkat penguasaan setiap indikator. Tingkat penguasaan pada indikator menghubung - hubungkan hasil pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji urin dan

proses pembentukan urin termasuk dalam kategori „‟baik‟‟. Sedangkan pada

indikator menemukan pola dalam suatu seri pengamatan termasuk dalam kategori

„‟cukup‟‟. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan interpretasi siswa termasuk

dalam kategori „‟baik‟‟.

Respon siswa menghasilkan kemampuan berkomunikasi rata-rata siswa secara keseluruhan setelah melakukan praktikum konsep sistem ekskresi menghasilkan persentase sebesar 63,99% yang termasuk kategori “cukup” dan kemampuan rata - rata interpretasi siswa menghasilkan persentase 76,42% yang termasuk kategori


(3)

74

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang harus diperhatikan oleh beberapa pihak berkaitan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan diantaranya:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian guru hendaknya lebih sering memberikan pertanyaan atau soal - soal yang menuntut keterampilan siswa dalam berkomunikasi dan interpretasi agar dapat melatih siswa melakukan berkomunikasi dan interpretasi. Sering dilatinya siswa sehingga dapat membuat siswa terbiasa dengan soal - soal atau pertanyaan yang menuntut keterampilan berkomunikasi dan interpretasi.

2. Bagi Peneliti Lain

Peneliti mengakui masih terdapat kekurangan dalam membuat pertanyaan yang sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi dan interpretasi. Jika, pertanyaan berkomunikasi dan interpretasi dalam penelitian ini akan digunakan perlu pengkajian dan perbaikan agar dapat sesuai dengan indikator.


(4)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah.Jakarta : BSNP.

Campbell, N., A., Reece, J., B dan Mitchell, L,.G. (2008). Biologi Edisi Kedelapn Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1982). Peranan Keterampilan Proses dalam Pendidikan IPA. Depdikbud.

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing. Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Faisal, S dan Waseso, M., G. (1982).Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Fauzi, A. (2012). Hakekat Media Gambar. [Online]. Tersedia : Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

http://bermutuigaputri.guru-indonesia.net/artikel_detail-32732.html [15 Oktober 2013]

Khan, Shafqat Ali dan Khan Muzaffar. (2012). The Development of Scientific Skills in Secondary School Biology Teaching. Online. Tersedia :

http://www.languageinindia.com/jan2012/shafqatscientificskillsfinal.pdf [12 Mei 2014]

Kurnadi, K. (2011). Dasar–dasar Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Legiman. (2008). Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam. [Online]. Tersedia :

http://lpmpjogja.org/index.php?option=com_content&task=view&id=530&Ite mid=112 [7 Januari 2013]


(5)

76

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lina, S. (2010). Profil Kemampuan Komunikasi Dan Interpretasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Poespoprodjo, W. (1987). Interpretasi : Beberapa Catatan Pendekatan Filsafatnya. Bandung: Remadja Karya.

Purwanto, N. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rineka Cipta.

Rustaman, N dan Rustaman, A. (1997).Pokok-pokok Pengajaran Biologi Dan Kurikulum 1994. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Rustaman, N. Soendjojo, D. Suroso, A., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R., Mimin, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Rustaman, N. (2008). Peranan Praktikum Dalam Pembelajaran Biologi [Online].

Tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197903 2NURYANI_RUSTAMAN/PERANAN_PRAKTIKUM_DALAM_PEMBEL AJARAN_BIOLOGI.pdf [8Januari 2013]

Rustaman, N. Soendjojo, D. Suroso, A., Yusnani, A., Diana, R., Mimin, N. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Semiawan, C. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia. Sudjana dan Riva’I, A. (1997). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sunarto, H. dan Hartono, B. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Thohiron, D. (2012). Keterampilan Berkomunikasi. [Online]. Tersedia :

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2271345-keterampilan-berkomunikasi/ [23 Desember 2012]

Wahyudin, D. dan Susilana, R. (2009). Kurikulum Dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pedidikan FIP UPI.

Winatasasmita et al. (2011).Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.


(6)

Wulandari , 2014

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

. (2010). Sistem Ekskresi. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/SistemEkskresi. [16 Agustus 2013]