PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Studi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam Kaitannya dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Pr

(1)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM

GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam Kaitannya dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen di Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cimahi )

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe (0900603)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ABSTRAK

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe (2013). Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi (Studi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam Kaitannya dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen di Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cimahi )

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Cimahi. Hal ini ditunjukkan dari nilai ulangan siswa kelas X-9 tahun ajaran 2012-2013 pada materi standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. Dari 35 siswa kelas X-9 SMA Negeri 1 Cimahi terdapat 48,56 % siswa memiliki nilai dibawah KMM atau dinyatakan tidak lulus pada materi perilaku konsumen dan produsen

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Dengan subjek penelitian siswa kelas X SMA Negeri 1 Cimahi. Kelas X.9 dipilih sebagai kelas eksperimen untuk dilakukan perlakuan (treatment) dan kelas X.8 sebagai kelas kontrol atau kelas pembanding yang dilakukan tindakan perlakuan melalui metode pembelajaran konvensional ceramah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis. Pengolahan data dilakukan dengan uji statistik parametrik melalui uji t independen dua arah (t- test indefendent). Menggunakan program SPSS 17.0 dan Ms Excel 07

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam Kaitannya dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen di Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cimahi


(3)

1

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah:

Konsekuensi perkembangan dunia pendidikan pada saat ini menuntut kreativitas seluruh komponen di bidang pendidikan. Upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumberdaya pendidikan, pengembangan/ penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran. Upaya pemerintah dalam pendidikan adalah dengan menyempurnakan Kurikulum Berbasis Kompetensi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pembejajaran lebih efektif dan menyenangkan. Kurikulum ini menuntut guru untuk lebih sabar, penuh perhatian dan pengertian, serta mempunyai kreativitas dan penuh dedikasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.

Dalam pelaksanaan pendidikan, harus memperhatikan tujuan pelaksanaan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal dalam konteks pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional indonesia adalah untuk “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003). Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang tertuang dalam sistem pendidikan nasional, semua komponen pendidikan harus dapat berfungsi secara maksimal. Salah satu komponen tersebut adalah model pembelajaran yang dipakai seorang guru. Penyajian materi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan berbagai problem yang sering muncul dalam pembelajaran.


(4)

2

Dalam pelaksanaan pembelajaran, harapannya adalah guru dapat melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai metode secara variatif. Dengan pelaksanaan pembelajaran tersebut, diharapkan dapat memenuhi tujuan dan cita cita pendidikan nasional. Pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan tidak hanya mampu membekali siswa untuk dapat mengingat materi yang dipelajari, akan tetapi juga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam jangka panjang. Namun pada kenyataannya, hal yang sering dilakukan oleh guru dalam model pembelajarannya adalah model pembelajaran konvensional yang diikuti oleh pemberian tugas. Hal tersebut dirasa kurang dapat menggali potensi dan pola fikir siswa, karena materi yang tersaji adalah sebatas penguasaan materi. Dalam pembelajaran langsung, hal yang paling aktif dalam proses belajar dan mengajar adalah guru, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar yang pasif dan mencatat materi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar masih terfokus pada guru dan kurang melibatkan peran serta siswa. Pada proses ini menyebabkan pula kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menekankan pada pengajaran dari pada kegiatan pembelajaran. Peran serta siswa belum menyeluruh, dimana siswa tertentu saja yang aktif dan akhirnya mampu mencapai kompetensi yang tinggi, sedangkan sebagian yang lain cenderung pasif, hanya menerima pengetahuan yang datang padanya sehingga memiliki pencapaian kompetensi yang rendah.

Untuk melihat keberhasilan suatu proses pendidikan, dapat dilihat dari prestasi atau hasil belajar dari peserta didik. Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang dilakukan antara siswa dan guru, dalam hasil pembelajaran dapat dilihat sejauh mana prestasi dan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Pada hakikatnya hasil belajar merupakan cerminan dari keberhasilan proses belajar mengajar. Jika siswa memperoleh nilai yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar berhasil


(5)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlaksana, namun sebaliknya, jika guru dalam proses belajar mengajar tidak berhasil, maka akan berdampak pada nilai siswa yang rendah. Dilakukannya penilaian evaluasi belajar atau Hasil belajar adalah untuk memotivasi siswa dan guru agar dapat melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Di Indonesia, kegiatan menilai hasil belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dapat dilakukan melalui ujian atau ulangan. Hal tersebut dapat dijadilan indikator untuk menentukan ketercapaian suatu proses belajar dan sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran yang lebih baik Penilaian berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar bukan hanya berdasarkan pada penilaian numerik saja, namun jauh dari penilaian numerik tersebut, perubahan pola prilaku siswa kearah yang lebih baik menandakan bahwa siswa telah berhasil dalam proses belajar. Namun, prestasi belajar disekolah selalu dihubungkan dengan hasil belajar sehari hari di sekolah, untuk mengetahui prestasi belajar disekolah yaitu dengan melihat peningkatan aktualisasi dari kegiatan belajar, salah satunya adalah berbentuk hasil dari prestasi belajar yang diperolehnya.

Sejauh ini masalah dalam merencanakan pembelajaran, guru hanya terfokus pada target pencapaian kurikulum, kurang mewujudkan interaksi antara siswa dan pemahaman pembelajaran untuk mampu memahami arti materi pembelajaran sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Kasus seperti ini terjadi pada SMA Negeri 1 Cimahi, dimana guru masih lebih banyak menggunakan model pembelajaran langsung dengan pendekatan yang berpusat pada guru yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang. Hal ini dapat dilihat melalui nilai ulangan siswa kelas X-9 di SMA Negeri 1 Cimahi pada tahun ajaran 2012- 2013.


(6)

4

Tabel 1.1

Nilai Ulangan Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen dan Produsen Kelas X-9 SMA Negeri 1 Cimahi.

NO NAMA LENGKAP NILAI KKKM KET

1 AJENG AYU NURUL ARDANI 50 70 tidak lulus

2 AMALINDA KHARISMA ADHANI 80 70 lulus

3 AN ANISA INSYIRAH 50 70 tidak lulus

4 ANDREAS TUNAS JAYA 70 70 lulus

5 ARDIA NORA AYUNDHA 55 70 tidak lulus

6 DHENA AJENG ADZHARI 80 70 lulus

7 DITO NOOR FAUZI 65 70 tidak lulus

8 FAJAR ANGGORO DAMARJATI 55 70 tidak lulus

9 FITRI YULIANTI 70 70 lulus

10 GITA PUTRI PRATIWI 60 70 tidak lulus

11 HALIMAR WIJAYA PUTRA 70 70 lulus

12 HARDINI KARTIKAWATI 70 70 lulus

13 ILZA FAUZAN RAMADHAN 75 70 lulus

14 IMAM HAIKAL 85 70 lulus

15 ISMI RIANA FADILAH 50 70 tidak lulus

16 LALAN MAULANA 80 70 lulus

17 MAITSA IBTISAMAH KHOIRUNISA 70 70 lulus

18 MUHAMAD FARIS HIDAYAT 80 70 tidak lulus

19 MUHAMMAD BAMBANG MATOFANI 70 70 lulus

20 NANDA PUTRI AGUSNI 70 70 lulus

21 REBECA PUTRI DAMAYANTI SIGIRO 70 70 lulus

22 REZA YANUAR SATRIA PUTRA PRATAMA 55 70 tidak lulus

23 RIEN TRIANDELIS ASTARI 70 70 lulus

24 RM GALIH NUGRAHA KUSUMAH 50 70 tidak lulus

25 RYAN RAMADHAN 70 70 lulus

26 SUCI ANISA MARTIKA 70 70 lulus

27 SYAHRIAL FAJAR KUSUMA 60 70 tidak lulus

28 SYARAH ULFARIDHA 50 70 tidak lulus

29 TIASTUTI PUTRI HERYANI 55 70 tidak lulus

30 VELITA THEODORA HENDRIANI 80 70 lulus

31 VINDYA MEIDA PUTRI 55 70 tidak lulus

32 WAFA HANIFAH 50 70 tidak lulus


(7)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34 WULAN SURYANI 60 70 tidak lulus

35 YASHA PANGETIKA RAHMAYANTI K. P. 70 70 lulus

RATA RATA NILAI 65.429

Sumber: Nilai Ulangan Kelas 1.9 SMA Negeri 1 Cimahi.

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh oleh siswa siswi kelas X-9 SMA N 1 Cimahi pada tahun ajaran 2012- 2013 masih ada yang berada di bawah Kriteria ketuntasan minimum (KKM) standar kompetensi. Nilai rata rata kelas tersebut adalah sebesar 65,42 sedangkan nilai KKM sekolah tersebut adalah sebesar 70. Dalam test ini sebanyak 48,56 % siswa memiliki nilai dibawah KMM atau dinyatakan tidak lulus pada materi perilaku konsumen dan produsen, jumlah siswa yang lulus sebesar 51.426 %. Hal ini menunjukkan bahwa adanya permasalahan yang mengakibatkan masih banyaknya siswa kelas X-9 SMA N 1 Cimahi yang hasil belajarnya rendah pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini juga menunjukkan adanya permasalahan hasil belajar siswa pada materi perilaku konsumen dan produsen pada siswa kelas X-9 SMA N 1 Cimahi

Akar masalah yang teridentifikasi adalah penyampaian materi pelajaran yang hanya bersifat given, oleh karena itu Perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan, yaitu dengan mengadakan sharing pengetahuan antara teman sejawat dan antar siswa dan guru. Siswa perlu diberikan kesempatan untuk belajar secara intraktif dan bekerjasama dengan teman dalam meningkatkan hasil belajar. Salah satu solusi dalam penanggulangan metode pembelajan langsung adalah model pembelajaran team games tournament, model pembelajaran ini dapat membantu siswa mengembangkan, menganalisis, dan memecahkan masalah serta dapat membantu siswa dalam mengembangkan pendapat dan kemampuan berfikirnya.

Metode pembelajaran kooperatif tipe team games tournament mengajak siswa belajar dalam satu kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru serta diadakan kompetisi antar kelompok yang dibuat dalam suatu permainan. Metode kooperatif tipe TGT membuat semua siswa aktif


(8)

6

mencari pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing masing siswa lebih menguasai materi. Dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok, jiwa dan pemikiran siswa dapat berkembang sehingga akan menumbuhkan minat belajar siswa yang dapat diharapkan dapat meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa.

Sejalan dengan teori konstruktivisme sosial, merupakan teori yang melandasi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Piaget dan Vigotsky. (Rusman, 2012:202) “Menurut pandangan Piaget dan Vigotsky adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar dan juga tentang penggunaan kelompok - kelompok belajar dengan kemampuan anggotanya yang beragam, sehingga terjadi perubahan konseptual”. Berarti pernyataan tersebut menyatakan bahwa upaya peningkatan hasil belajar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif, salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah team games tournament. Oleh karena itu model pembelajaran team games tournament diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menggali pengetahuan, potensi berfikir siswa dan bekerja, meningkatkan pemahaman konsep, dan dapat mengaplikasikan materi pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Bertitik tolak dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen pada

Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen di Siswa Kelas X SMA N 1 Cimahi)

1.2.Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :


(9)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament setelah diberikan perlakuan dengan hasil belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional?

1.3.Tujuan Penelitian:

Adapun yang menjadi tujuan penilitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament setelah diberikan perlakuan dengan hasil belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional?

1.4.Manfaat Penelitian:

Dengan diterapkanya model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dalam pembelajaran ekonomi, diharapkan dapat mendatangkan manfaat sebagai berikut.


(10)

8

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah pemahaman terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dalam pembelajaran ekonomi. Penelitian ini juga menjadi sumber informasi, sumber pengetahuan, dan bahan kepustakaan dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Menumbuhkan serta mengembangkan aktivitas, kreativitas, dan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga lebih bermakna

b. Bagi guru

Sebagai referensi dalam proses belajar mengajar terhadap ketepatan dan keefektifan penggunaan strategi pengajaran

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehingga dapat menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dinamis dan inisiatif

d. Bagi peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran sekaligus sebagai model yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan. Selain itu, memberikan bekal agar mahasiswa sebagai calon guru siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.


(11)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Objek dan Subjek Penelitian

Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan subjek penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran team games tournament. Melalui pra penelitian, Kelas X-9 dipilih sebagai kelas eksperimen untuk dilakukan perlakuan (treatment) dan kelas X-8 sebagai kelas kontrol atau kelas pembanding yang dilakukan tindakan perlakuan melalui metode pembelajaran konvensional ceramah. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA N 1 Cimahi.

1.2. Metode/ Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen kuasi. Menurut Wiersma dalam Emzir (2009) mendefinisikan eksperimen sebagai “Suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti”. Didalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia, penggunaan quasi experiment sangat disarankan mengingat kondisi subjek penelitian yang seringkali tidak memungkinkan adanya penugasan secara acak. Hal tersebut diakibatkan telah terbentuknya satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.

Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament diberikan kepada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional kepada kelompok kontrol. Setelah menentukan metode penelitian, maka selanjutnya membuat rencana atau rancangan penelitian yang dituangkan dalam desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancang – ancang kegiatan yang akan


(13)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan. Pola eksperimen yang digunakan dalam desain penelitian ini adalah pre-test post-test control group desain. Pola yang dilakukan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

(Sugiyono,2010:78)

keterangan:

X1 : dikenakan treatment atau perlakuan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament

_ : tidak ada perlakuan

01 : tes awal/ pre-test (sebelum perlakuan) pada kelompok Eksperimen

02 : tes awal/ pre-test (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol 03 : tes akhir/ post-test (setelah perlakuan) pada kelompok

eksperimen

04 : test akhir/ post-test (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol

Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas yaitu kelas pertama yang dilakukan perlakuan penggunaan pembelajaran tipe team games tournament (kelas eksperimen) dan kelas kedua tidak diberi perlakuan apa apa (kelas kontrol). Pengembangan desain dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan perbedaan pada satu kali pengujian sebelum melakukan perlakuan (treatment) yang disebut juga dengan pre-test, kemudian setelah melakukan pre-test,

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen 01 X1 03


(14)

39

dilakukan pengukuran lagi (post-test). Pre-test dalam desain penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai pengontrolan secara statistik (statistic control), serta juga dapat digunakan untuk melihat bagaimanakah pengaruh perlakuan terhadap skor yang tercapai (gain score).

Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen ini adalah sebagai berikut :

 Penetapan kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan metode Team Games Tournament ditetapkan sebagai kelas eksperimen sedangkan kelompok yang menggunakan model ceramah ditetapkan sebagai kelas kontrol.

Melakukan pre-test (01) terhadap kelompok kelas eksperimen

 Memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yakni dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Team Games Tournament dan melaksanakan pembelajaran pada kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran ceramah.

 Melakukan observasi untuk melihat aktivitas yang dilakukan oleh siswa selam proses belajar mengajar

Melakukan post-test (03) pada kelompok eksperimen setelah memperoleh perlakuan X

Melakukan pre-test (02) terhadap kelompok kelas kontrol

Melakukan post-test (04) pada kelompok kelas kontrol

Mengolah data dari hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk memperoleh gain/ selisih antara skor pre-test dan post-test .

1.3.Defininisi Opertasional Variabel

Dalam operasional variabel, variabel yang akan diteliti dikelompokkan kedalam kelompok konsep teoritis, konsep empiris, konsep analitis, dan ukuran data. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang dilakukan pada penelitian,


(15)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu variabel X dan variabel Y dalam penelitian. Konsep empiris merupakan konsep yang bersipat operasional, konsep yang dilakukan melaui pendekatan dengan fakta atau fenomena empiris. Konsep analitis merupakan penjabaran dari konsep teoritis dimana data itu diperoleh. Ukuran data merupakan jenis dan data apa yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel operasinal variabel:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep teoritis Konsep empiris Konsep analitis Ukuran data

1 2 3 4 5

Variabel Bebas (X) Model

Pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament (X)

Suatu metode

pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif, yang menempatkan siswa

kedalam beberapa

kelompok dengan

klasifikasi siswa yang berbeda beda (heterogen) yang mencakup tahapan pembelajaran presentasi mengajar oleh guru, belajar kelompok atau berdiskusi, games, tournament, serta melakukan penghargaan kelompok dalam proses pembelajarannya

Suatu model dalam pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Hasil penelitian terhadap penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) melalui eksperimen kuasi.

Data Interval

Variabel Terikat (Y)

1 2 3 4 5

Hasil belajar (Y)

(Sanjaya (2006: 27) “Hasil belajar

merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar”

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa melalui evaluasi belajar dalam pencapaian skor pre-test dan post-test

pada kelas

eksperimen dan

Diperoleh dari perbedaan (gain) nilai yang diperoleh siswa

pada mata

pelajaran ekonomi

sebelum dan setelah

Data Intervall


(16)

41

1.4.Tekhnik Dan Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan cara uji test. Melalui tes dapat diketahui respon seseorang dalam menjawab pertanyaan dan dapat memprediksi besarnya kemampuan seseorang. Pada penelitian ini, tes digunakan sebanyak 2 kali, yaitu tes awal atau pre-test dan tes akhir atau post-test. Pre-test dilakukan pada saat awal penelitian, dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum dilakukannya proses pembelajaran kooperatif dengan tipe team games tournament. Post-test atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran kooperatif dengan tipe team game tournament. Untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi Konsep Ekonomi dalam Kaitannya dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen Tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda (multiple choice test) dengan memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan seputar materi.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersumber pada beberapa sumber, diantaranya yaitu hasil wawancara dengan siswa dan guru, yang digunakan sebagai data awal penelitian, hasil belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran, yang diketahui melalui hasil post-test siswa menggunakan metode team games tournament, serta lembar observasi guru dan siswa, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan aktivitas pembelajaran selama pembelajaran berlangsung yang dinilai atau diisi oleh observer.

kelas kontrol melakukan penelitian


(17)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.5.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa langkah langkah pokok yang umumnya ditempuh, sebagai berikut:

1.5.1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan orientasi awal terlebih dahulu dengan mencari semua informasi yang dibutuhkan hingga dirasakan adanya masalah lalu dilakukan identifikasi masalah, analisis masalah, hingga perumusan masalah. Selanjutnya peneliti membuat semua perencanaan tindakan perbaikan, diantaranya adalah:

 Membuat rencana pembelajaran yang berisikan, langkah langkah kegiatan dalam pembelajaran dengan menggunakan metoda Team Games Tournament

 Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan,

1.5.2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian setelah tahap persiapan dilakukan, adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a) Memberikan pre-tes pada siswa

b) Melaksanakan pembelajaran standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen yang mengacu pada RPP yang telah dibuat. yaitu terdiri dari 5 langkah pembelajaran sebagai berikut:

Class-Presentation (Penyajian/Presentasi kelas), Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,


(18)

43

dilakukan dengan pembelajaran langsung, diskusi yang dipimpin guru.

Team (Kelompok), Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari hasil akademik, jenis dan ras atau etnik. Pada tahap ini siswa belajar bersama dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas dan soal yang diberikan.

Games (permainan), Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.

Tournament (pertandingan / kompetisi), dilaksanakan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Siswa dari masing-masing kelompok bertanding untuk menyumbangkan poin tertinggi bagi kelompoknya.

Team–Recognize (penghargaan kelompok), Dalam pembelajaran kooperatif, penghargaan diberikan untuk kelompok dan bukan individu, sehingga keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan setiap anggotanya

c) Melaksanakan post-test untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran berupa latihan soal.

d) Menganalisis data yang diperoleh serta menuliskan laporan hasil penelitian.

1.5.3. Tahap Akhir

Tahap ini merupakan tahap akhir penelitian setelah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan dilakukan, adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut


(19)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Mengumpulkan hasil data kuantitatif dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

b) Mengolah dan menganalisis hasil pre-test dan post-test c) Membahas hasil penelitian

d) Membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data e) Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang

Prosedur penelitian diatas lebih lengkap disajikan kedalam bentuk skenario penelitian, berikut adalah tabel skenario penelitian:

Tabel 3.3.

Skenario Pembelajaran Kelompok Eksperimen

No Tanggal kegiatan Pebelajaran

1 20 Agustus 2013  Pre-test

 Menjelaskan generalisasi materi

standar kompetensi mendeskripsikan pola prilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi

 Membagi siswa kedalam 6 kelompok untuk

berdiskusi secara heterogen

 Setiap kelompok membuat laporan diskusi

berdasarkan soal soal games yang didiskusikan.

Melaksanakan games tournament

 Umpan balik

2 06 September 2013  Menjelaskan generalisasi materi

standar kompetensi mendeskripsikan circulair

flow diagram

 Siswa berdidkusi sesuai kelompok sebelumnya

 Setiap kelompok siswa membuat laporan diskusi

berdasarkan soal soal games yang didiskusikan.

Melaksanakan games tournament

 Umpan balik


(20)

45

standar kompetensi mendeskripsikan peran konsumen dan produsen

 Siswa berdidkusi sesuai kelompok sebelumnya

 Setiap kelompok siswa membuat laporan diskusi

berdasarkan soal soal games yang didiskusikan.

Melaksanakan games tournament

 Umpan balik

Post-test

Tabel 3.4.

Skenario Pembelajaran Kelompok Kontrol

No Tanggal kegiatan Pebelajaran

1 20 Agustus 2013  Pre-test

 Guru Mempresentasikan materi pembelajaran

standar kompetensi mendeskripsikan pola prilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi melalui metode ceramah dan Tanya jawab.

 Umpan balik

2 06 September 2013  Guru Mempresentasikan materi pembelajaran

standar kompetensi mendeskripsikan circulair

flow diagram melalui metode ceramah dan

Tanya jawab

 Umpan balik

3 13 September 2013  Guru Mempresentasikan materi pembelajaran

standar kompetensi mendeskripsikan peran konsumen dan produsen melalui metode ceramah dan Tanya jawab

Umpan balik


(21)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6.Tekhnik Analisis Data

1.6.1. Tekhnik analisis Instrumen Penelitian

1.6.1.1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2010:3) valid adalah “Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti”. Jadi validitas di definisikan sebagai ukuran seberapa cermatkah suatu instrumen dalam melakukan fungsinya. Dalam tes validitas ini akan dilihat apakah ujian yang dipakai betul-betul mengukur semua yang seharusnya diukur, Suatu alat pengukur dikatakan valid jika ia benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat, akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika pernyataan tersebut dibalik, instrumen evaluasi dituntut untuk valid karena diinginkan dapat diperoleh data yang valid. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan yaitu validitas butir soal. Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007

Jumlah koefisien korelasi yang didapat, diinterpretasikan menggunakan tolak ukur sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kriteria Validitas Tes

Interval koefisien Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah


(22)

47

0, 60 – 0,799 Kuat

Sumber (Sugiono, 2010)

Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%.

Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut:

1. Nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α = 0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika r hitung > r tabel 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika r hitung < r tabel

1.6.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2010:3) “Reliabilitas adalah derajat konsistensi/ keajegan data dalam interval waktu tertentu Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama”. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap ada toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap ada toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabelitas instrumen soal di hitung menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 menggunakan tekhnik belah dua (split-half method) ganjil genap, yaitu dengan membagi instrumen menjadi dua bagian yaitu ganjil genap. Tekhnik ini dipilih karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda. Saat penskoran, tes


(23)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibagi dua bagian yaitu skor yang diperoleh dari soal - soal yang bernomor ganjil dan skor yang diperoleh dari soal - soal yang bernomor genap.

Hasil pengukuran dikorelasikan terlebih dahulu dengan teknik korelasi product moment, rumus untuk korelasi product moment yaitu:

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy (Arikunto, 2010:213) Di mana: xy

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y N = jumlah responden

Hasil korelasi antar skor dari rumus korelasi product moment dimasukan ke dalam rumus Spearman – Brown. Koefisien dan hasil dari perhitungan akan dibandingkan dengan t tabel. Jika nilai realibilitas lebih besar dari t_tabel maka instrumen dinyatakan reliabel. rumus Spearman – Browns seperti dibawah ini

r 11 =

  

  12 1 2 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r

(Arikunto, 2010: 223)

Keterangan:


(24)

49

r

2 1 2

1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

1.6.1.3. Uji Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Menurut Arikunto (2007:207) Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal di hitung menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 melalui persamaan:

(Arikunto, 2010: 208)

Dengan: P adalah indeks kesukaran, B adalah banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar, dan Jx adalah jumlah seluruh siswa peserta tes. Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti tabel berikut:

Tabel 3.6

Tabel Klasifikasi Tingkat Kesukaran

P Interpretasi

0,00-0,29 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah


(25)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6.1.4. Uji Daya Pembeda

Menganalisis daya pembeda berarti menganalisis soal-soal tes yang telah dibuat melalui kesanggupan tes tersebut untuk membedakan prestasi siswa apakah termasuk ke dalam kategori lemah / rendah atau kategori kuat / tinggi. Menurut Arifin (2009:273) “Daya pembeda soal adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum / kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu”.

Dalam penelitian ini untuk menghitung uji daya pembeda di hitung menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007, dilakukan melalui rumus:

B A B B A

A P P

J B J B

DP   

(Arifin, 2009:273) Dimana:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar A A A J B

P  = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B B B

J B


(26)

51

Setelah data skor hasil uji coba diperoleh, diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil. Sehingga banyak siswa kelompok atas = banyaknya siswa kelompok bawah yaitu na = nb

Apabila instrumen yang dibuat telah valid dan reliabel serta telah diketahui bagaimana tingkat daya beda dan tingkat kesukarannya maka langkah selanjutnya adalah memberikan soal soal instrumen kepada siswa, baik siswa kelompok kelas eksperimen maupun siswa kelompok kelasls kontrol. Setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah selanjutnya adalah:

a) Penskoran

Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan standar penilaian untuk tiap tahap, sehingga dapat mengurangi unsur subjektifas dalam pelaksanaan instrumen tersebut. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus :

S = ∑ R

Dengan :

S = skor siswa dan

R = jawaban siswa yang benar.

b) Menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

= Dengan :

= Rata-rata

X = data (pre-test / post-test) N = banyaknya siswa


(27)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Langkah selanjutnya adalah menghitung selisih antara pre-test dan post-test untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Dipakai rumus: Gain = skor post-test - skor pre-test

Gain ternormalisasi = – Keterangan :

(g) = gain yang dinormalisir Post-test = tes diakhir pembelajaran Pre-test = tes diawal pembelajaran

d) Langkah selanjutnya. Untuk mengukur tingkat normalisasinya, indeks gain yang sudah diperoleh, diinterpretasikan melalui indeks gain ternormalisasi

Interprestasi daya pembeda di interpretasikan sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut:

Tabel 3.7

Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP)

Sumber: (Arifin, 2009:274)

1.6.2. Tekhnik Analisis Pengolahan Data

Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Lalu melakukan uji hipotesis.

Daya Pembeda (DP) Interprestasi atau penafsiran DP

DP ≥ 0,70 Baik sekali (digunakan)

0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan)

0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup


(28)

53

1.6.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Menurut Arikunto (2007:15) menyatakan bahwa teori - teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori tidak berlaku. Selain itu normalitas juga dimaksudkan untuk mengetahui gain atau selisih skor pre-test dan post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak.

Pada penelitian ini, uji normalitas menggunakan program pengolah data SPSS 17.0, Uji normalitas dilakukan dengan cara Chi-Square. Data tersebut dapat diketahui terdistribusi normal atau tidak dilihat berdasarkan kriteria pengujian signifikansi atau nilai probabilitasnya. Selain itu dilihat juga berdasarkan besarnya nilai χ2 hitung dan χ2tabel. ketentuan pengujian normalitas adalahseperti di bawah ini:

 Jika nilai Signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal,

 Jika nilai (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal.

 Jika χ2 hitung < χ2tabel., data berdistribusi normal

 Jika χ2 hitung > χ2tabel., data berdistribusi tidak normal 1.6.2.2. Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Apabila dalam pengujian penelitian kedua kelas tersebut homogen berarti tidak terdapat perdebaan yang berarti antara kemampuan awal kelas ekperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan pembelajaran. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan program pengolah data SPSS 17.0 melalui uji levene statistic yang kemudian dilanjutkan dengan uji anova.


(29)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengukuran pengujiannya adalah :

 Apabila nilai Signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal dari populasi - populasi yang mempunyai varians tidak sama (tidak homogen)

 Apabila nilai Signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berasal dari populasi - populasi yang mempunyai varians yang sama (homogen).

 Jika F hitung < F tabel maka kedua sampel homogen.

 Jika F hitung > F tabel maka kedua sampel tidak homogen.

1.6.2.3. Uji Hipotesis

Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk mendapatkan kesimpulan mengenai suatu populasi berdasarkan sampel yang dimiliki. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik parametrik melalui uji t independen dua arah (t- test indefendent).

Apabila data tes hasil belajar bedistribusi normal dan homogen, maka untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t-test independen sesuai rumus berikut:

t =

(Arikunto, 2007:311) Keterangan :

M = Nilai rata-rata hasil perkelompok N = Jumlah peserta didik

x = deviasi setiap nilai X1 dan X2 y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua arah. Adapun caranya :


(30)

55

a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2– 1)

b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu c. Bila t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya. Uji t independen dua arah ini dilakukan untuk menguji signifikansi rata rata (mean) yang terjadi pada peningkatan hasil belajar atau selisih perbandingan skor gain kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol antara pre-test dan post-test yang dikelola melalui program pengolahan data SPSS 17.0.

Dalam penelitian ini Hipotesis disimbolkan dengan 2 pilihan, yaitu hipotesis alternatif (H1) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis yang di uji dinyatakan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1≠ µ2

Dimana :

µ1 = N-Gain kelompok eksperimen model pembelajaran kooperatif metode

diskusi teknik make a match

µ2 = N-Gain kelompok kontrol model pembelajaran konvensional.

Keterangan hasil uji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut ini:

 Ho : µ1 = µ2, menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan rata rata nilai

pre-test yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament (kelompok eksperimen) dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah (kelompok kontrol).

 H1 : µ1≠µ2, menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata tara nilai post-test

yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament (kelompok eksperimen) dengan


(31)

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah (kelompok kontrol).


(32)

(33)

83

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dengan menggunakan model pembelajaran team games tournament dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament setelah diberikan perlakuan dengan hasil belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional

5.2. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dituliskan

pada bagian sebelumnya, setelah mengamati keadaan siswa serta kondisi

pembelajaran, penerapan model pembelajaran team games tournament terbukti

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, yang berarti


(34)

kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, terdapat beberapa saran yang perlu


(35)

1. Bagi Guru

Kepada guru bidang studi ekonomi hendaknya dapat mencoba

pembelajaran ekonomi menggunakan model pembelajaran team games

tournament sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa

lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.

2. Bagi pihak sekolah

Sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam pembelajaran ekonomi

bagi sekolahnya. Sekolah diharapkan dapat menyediakan peralatan serta fasilitas

yang akan digunakan guru dalam melakukan proses pembelajaran bagi

meningkatnya kualitas pembelajaran disekolah.

3. Bagi peneliti lebih lanjut

Bagi peneliti lain, diharapkan dapat lebih kreatif dalam menyusun rencana

pembelajaran dengan baik dan matang. Sehingga dalam pelaksanaannya dapat


(36)

(1)

56

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah (kelompok kontrol).


(2)

57

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI


(3)

83

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dengan menggunakan model pembelajaran team games tournament dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament jika dibandingkan pada saat awal (pre-test) dan saat akhir (post-test)

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team games tournament setelah diberikan perlakuan dengan hasil belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional

5.2. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dituliskan pada bagian sebelumnya, setelah mengamati keadaan siswa serta kondisi pembelajaran, penerapan model pembelajaran team games tournament terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, yang berarti bahwa metode ini sangat cocok untuk dilaksanakan oleh guru dalam proses


(4)

84

Arlindah Rizki Samelia Dalimunthe, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu:


(5)

85

1. Bagi Guru

Kepada guru bidang studi ekonomi hendaknya dapat mencoba pembelajaran ekonomi menggunakan model pembelajaran team games tournament sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.

2. Bagi pihak sekolah

Sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam pembelajaran ekonomi bagi sekolahnya. Sekolah diharapkan dapat menyediakan peralatan serta fasilitas yang akan digunakan guru dalam melakukan proses pembelajaran bagi meningkatnya kualitas pembelajaran disekolah.

3. Bagi peneliti lebih lanjut

Bagi peneliti lain, diharapkan dapat lebih kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran dengan baik dan matang. Sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik serta memperoleh hasil yang maksimal.


(6)

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI: Eksperimen pada Kegiatan Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung.

0 2 50

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP EKONOMI: Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMA N I Karangnunggal Tasikmalaya.

0 1 61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA.

0 0 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA MOLYMOD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288