PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP EKONOMI: Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMA N I Karangnunggal Tasikmalaya.

(1)

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP EKONOMI

(Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMAN 1 Karangnunggal Tasikmalaya )

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh, Asep Edi Sabara

NIM. 1103463

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP EKONOMI

(Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMAN 1 Karangnunggal Tasikmalaya )

Oleh

Asep Edi Sabara, S.E

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi

© Asep Edi Sabara 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 196104201987031002

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Disman, M.Si Nip.195902091984121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

(5)

Asep Edi Sabara. NIM 1103463. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Terhadap Penguasaan Konsep Ekonomi (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMA N I Karangnunggal Tasikmalaya). Pembimbing I: Dr. Ikaputera Waspada, MM. Pembimbing II: Prof. Dr. H. Disman, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep ekonomi peserta didik, dan juga untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan konsep ekonomi peserta didik antara kelas eksperimen yang menerapkan Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament dengan kelas kontrol yang menggunakan model Pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran ekonomi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), dengan subjek terdiri dari dua kelas yaitu kelas X-2 (kelas eksperimen), dan X-1 (kelas kontrol).

Pengumpulan data dilakukan dengan pretest dan postest. Pengolahan data dilakukan dengan uji-t sampel bebas (Independent sample t test) menggunakan SPSS 17.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep ekonomi peserta didik antara kelas yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) dengan kelas yang menerapkan model Pembelajaran Konvensional. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan (Gain) kedua kelas tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament pada kelas eksperimen lebih tinggi peningkatan penguasaan konsep ekonomi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan model Pembelajaran Konvensional.


(6)

Abstract

Asep Edi Sabara. NIM 1103463. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Terhadap Penguasaan Konsep Ekonomi (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMA N I Karangnunggal Tasikmalaya). Pembimbing I: Dr. Ikaputera Waspada, MM. Pembimbing II: Prof. Dr. H. Disman, MS.

The aim of the research is to know the economic concept of the students control, and also to compare in students mastery of economic concept between the experimental class that implements the type Cooperative Learning Team Game Tournament and control class using Conventional Learning models on economic subject.

Method of the research that used is a quasi experimental method (quasi experimental), with the subject consists of two classes, there are X-2 class (experimental class) and X-1 class (control class). To collect the data is giving pre-test and post-test. Analyse the data is done by

independent sample t-test using SPSS 17.0.

The result of this research shows that there are differences in the economic concept mastery students between the experimental class that implements the type Cooperative Leaening Team Games Tournament (TGT) and control class using Conventional Learning models on economic subject. It can be seen from the increase (Gain) both the class, so it can be concluded that the application of Cooperative Learning model Team Game Tournament on experimental class is higher mastery of the concept of economic improvement than the control classes that implement Conventional Learning models.


(7)

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B

.

Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 14

1. Hasil Belajar ………. 14 2. Penguasaan Konsep ……….. 20

3. Pembelajaran TGT ……… 26

B. Kerangka Pemikiran ... 36

C. Hipotesis ... 41

D. Kajian Empirik Hasil Penelitian ... . 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian ... 44

1. Objek Penelitian ………... 44

2. Subjek Penelitian ……….. 44 B. Metode Penelitian ... 45

C. Desain Penelitian ... 45

D. Prosedur Penelitian ... 47

E. Operasional Variabel Penelitian ... 49

F. Teknik dan Alat Pengukuran Data ... 51

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 52

1. Validitas Instrumen ………. 52 2. Reliabilitas Instrumen ………. 54 3. Tingkat Kesulitan ………... 56 4. Daya Pembeda ……… 57 H. Hasil Uji Coba Instrumen ... 58

I . Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 65

1. Teknik Analisis Data ……… 65


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 75

1. Gambaran Umum Penelitian ... 75

2. Penguasaan Konsep Ekonomi ... 78

B. Pembahasan ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 110

B. Saran ……….. 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia, apalagi pada era globalisasi yang menuntut kesiapan bangsa untuk bersaing secara bebas. Pada era globalisasi hanya bangsa-bangsa yang berkualitas tinggi yang mampu bersaing atau berkompetisi. Pendidikan merupakan salah satu modal utama bagi terciptanya bangsa yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang sangat stratergis karena merupakan satu wahana untuk menciptakan sumber daya manusia. Untuk itu sudah seharusnya pembangunan bidang pendidikan menjadi perioritas utama yang dilakukan pemerintah.


(10)

Pendidikan merupakan usaha sadar yang sistematik, sistemik, selalu bertolak dari jumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu.

Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Untuk masyarakat Indonesia pendidikan diharapkan dapat mewujudkan pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri (Din Wahyudin,2006 : 14 )

Pendidikan merupakan bidang strategis yang perlu mendapat prioritas, melalui pendidikan diharapkan terbentuk pribadi-pribadi cerdas yang dapat membangun nama baik bangsa. Salah satu lembaga formal yang melaksanakan pendidikan adalah sekolah. Didalam pelaksanaannya sekolah menyelenggarakan program-program kependidikan yang dapat mendorong anak didik untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotornya sehingga anak didik mampu memahami setiap masalah yang terjadi di sekitar lingkungannya.

Mata pelajaran ekonomi sebagai mata pelajaran bagian dari kurikulum di tingkat satuan pendidikan menengah, memegang peranan yang sangat penting dalam ikut serta menentukan kualitas lulusan peserta didik. Hasil yang diharapkan setelah peserta didik belajar pelajaran ekonomi bukan hanya mampu menguasai dan memahami konsep-konsep yang diajarkan, namun diharapkan mampu mengaktualisasikan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari dan menghasilkan peserta didik yang mempunyai pribadi-pribadi yang handal.


(11)

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dinyatakan bahwa setelah pembelajaran peserta didik harus memiliki seperangkat kompetensi yang harus ditunjukkan pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran ekonomi. Adapun tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1). Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara; 2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi; 3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara; 4) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional (BSNP, 2006).

Pentingnya penguasaan peserta didik dalam memahami pelajaran-pelajaran yang peserta didik ikuti pada proses belajar mengajar menjadi tumpuan utama dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar mengajar pada umumnya lebih ditekankan pada kemampuan intelektual peserta didik. Peserta didik telah memahami pelajaran apabila mampu memahami konsep-konsep yang dipelajarinya serta dapat mengaitkannya dengan konsep-konsep yang telah diketahuinya.

Keberhasilan peserta didik dalam menguasai konsep tergantung pada pendidik yang mengajarinya. Dalam hal ini peran pendidik sangat berpengaruh,


(12)

seorang pendidik harus pandai dalam memilih media atau alat pembelajaran, model, dan aspek yang akan dikedepankan dalam proses belajar mengajar. Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu pendidik harus memikirkan dan membuat perencanaan seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Namun pada kenyataannya, masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pengusaan konsep ekonomi materi fungsi konsumsi dan investasi. Bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi masih rendah dan perlu ditingkatkan. Ini dapat dilihat pada hasil ujian nasional peserta didik dalam memecahkan masalah berkaitan dengan materi fungsi konsumsi dan investasi. Untuk yang menjawab benar pada materi fungsi konsumsi dan investasi pada tingkat kabupaten Tasikmalaya 71,86 %, tingkat provinsi Jawa Barat 69,09 % dan untuk tingkat nasional 64,78% (Puspendik, 2011).

Fenomena di lapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih banyak permasalahan. Dari hasil wawancara dengan pendidik, dalam proses belajar ekonomi di kelas X SMAN I Karangnunggal terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi penguasaan konsep ekonomi peserta didik dan berdasarkan hasil diagnosa, maka ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: 1) partisipasi peserta didik rendah dalam kegiatan pembelajaran; 2) peserta didik kurang tertarik dengan cara pendidik


(13)

menyampaikan materi (metode tidak bervariasi); 3) sebagian besar peserta didik kurang termotivasi untuk belajar.

Masalah yang timbul dalam proses belajar ekonomi di kelas X SMAN I Karangnunggal yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi, rendahnya hasil belajar peserta didik diakibatkan oleh penguasaan konsep peserta didik yang kurang terhadap materi pelajaran ekonomi, dan penguasaan konsep peserta didik yang kurang sebagai akibat proses belajar mengajar yang kurang efektif. Faktor yang dominan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik yaitu peserta didik kurang tertarik akan mata pelajaran ekonomi disebabkan kurangnya penerapan metode yang bervariatif dalam penyampaian materi pelajaran.

Proses pembalajaran yang kurang variatif membuat peserta didik bosan dalam mengikuti pembelajaran, ini berdampak pada kurangnya motivasi dalam mengikuti pembelajaran ekonomi yang mengakibatkan peserta didik menjadi malas sehingga berpengaruh pada penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep bahan ajar yang harus dikuasainya. Selain itu peserta didik menganggap sulit terhadap pelajaran ekonomi yang mempengaruhi kepada keaktifan belajar peserta didik menjadi berkurang, peserta didik menjadi tidak fokus untuk belajar ekonomi yang dianggap sangat membosankan dan akhirnya mempengaruhi pada hasil belajar peserta didik itu sendiri.

Pada hakikatnya penguasaan konsep merupakan cerminan dari keberhasilan proses belajar mengajar, jika nilai yang didapat peserta didik tinggi


(14)

itu mencerminkan proses belajar mengajar berhasil dilakukan, begitupun sebaliknya, jika proses belajar mengajar tidak berhasil dilakukan maka dampaknya adalah nilai yang didapat peserta didik akan rendah. Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari nilai ulangan harian, nilai ulangan tengah semester (UTS), nilai ujian akhir sekolah (UAS), bahkan dari nilai ujian nasional (UN). Nilai-nilai tersebut mengidentifikasi keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dikatakan berhasil jika nilai yang didapatnya memenuhi standar ketuntasan atau disebut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Standar KKM yang berlaku di kelas X SMAN 1 Karangnunggal yaitu sebesar 75, standar ini ditetapkan untuk memacu peserta didik agar belajar lebih giat dan untuk mempersiapkan diri jika menghadapi Ujian Nasional. Namun penentuan KKM yang besar belum menjamin kualitas pembelajaran meningkat lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar peserta didik di kelas X.1 dan X.2 yang masih banyak dibawah KKM. Pada kedua kelas tersebut peserta didik dianggap lebih heterogen yang dapat mewakili kondisi kelas X secara keseluruhan namun hasil Ujian Akhir Semester menunjukkan bahwa masih sedikit peserta didik yang mencapai nilai sangat baik dan baik, seperti tampak pada tabel berikut ini:


(15)

Tabel 1.1

Hasil UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X.1 dan X.2 SMAN 1 Karangnunggal

Kualifikasi

Sangat baik

Baik Cukup Kurang Jumlah

X.1

Jumlah - 8 10 22 40

Persentase 0 % 20 % 25% 55% 100%

X.2

Jumlah - 6 10 24 1

Persentase 0 % 15% 25% 60% 100%

Sumber : Data diolah dari arsip nilai pendidik Ekonomi Keterangan :

Sangat baik : Memiliki nilai 90 – 100


(16)

Cukup : Memikili Nilai 75 – 80

Kurang : Memiliki nilai < 75

Tabel 1.2

Jumlah Persentase Peserta didik Kelas X.1 Dan X.2 yang Mendapat Nilai UAS Dibawah dan Diatas KKM Pelajaran Ekonomi SMAN I Karangnunggal

Tahun Pelajaran 2011-2012

Kelas Peserta didik Yang

Berada Dibawah KKM

Peserta didik Yang Berada Diatas KKM X.1 % 55 % 100 40 22 

 100% 45%

40 18   X.2 % 60 % 100 40 24 

 100% 40%

40 16

 

Sumber : Data diolah dari arsip nilai pendidik Ekonomi

Dari tabel hasil UAS mata pelajaran ekonomi dapat kita lihat bahwa tidak ada peserta didik yang mendapat nilai memuaskan (sangat baik). Untuk kelas X.1


(17)

peserta didik yang mendapat nilai baik 20%, peserta didik mendapat nilai cukup 25%, dan peserta didik mendapat nilai kurang 55%. Jelas terlihat bahwa hasil belajar peserta didik kelas X.1 mata pelajaran ekonomi masih tergolong rendah. Seperti halnya kelas X.1 kelas X.2 tidak ada peserta didik yang mendapat nilai memuaskan (sangat baik) bahkan lebih banyak peserta didik yang mendapat nilai kurang, yaitu 15% peserta didik mendapat nilai baik, 25% peserta didik mendapatkan nilai cukup, dan 60% peserta didik mendapat nilai kurang.

Peserta didik yang mendapat persentase dibawah KKM mendapat persentase lebih besar. Pada kelas X.1 persentase peserta didik dibawah KKM mencapai 55% dan peserta didik diatas KKM mencapai 45%. Sedangkan pada kelas X.2 peserta didik dibawah KKM lebih besar dari kelas X.1 yaitu 60% peserta didik mendapat nilai di bawah KKM, hanya 40% peserta didik saja yang mendapat nilai diatas KKM. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMAN 1 Karangnunggal.

Dari data tabel 1.2 menunjukan bahwa rendahnya hasil belajar peserta didik kelas X.1 dan X.2, persentase peserta didik yang berada dibawah KKM lebih besar daripada peserta didik yang diatas KKM, bahkan kurang dari separuh peserta didik yang mencapai diatas KKM. Salah satu penyebabnya pembelajaran yang diberikan kurang memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi-materi yang diberikan dalam proses pembelajaran, sehingga penguasaan konsep ekonomi


(18)

peserta didik tidak optimal akibatnya hasil belajar yang didapat peserta didik kurang memuaskan.

Rendahnya hasil belajar peserta didik salah satunya disebabkan karena peserta didik mengalami kesulitan dalam menguasai konsep-konsep ekonomi. Salah satu faktornya yaitu metode pendidik dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah, yang bersifat searah, aktivitas peserta didik rendah, kurang tertarik dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi, sehingga konsep-konsep yang dipelajari cepat terlupakan.

Penentuan strategi, model dan metode pembelajaran merupakan kunci awal sebagai usaha pendidik meningkatkan penguasaan konsep peserta didik. Model atau pendekatan pembelajaran yang variatif dan menyediakan banyak pilihan belajar memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik. Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan berkembang sesuai dengan kapasitas, gaya belajar, maupun pengalaman belajarnya.

Kreativitas dan analisis pendidik di dalam mendesain serta menelaah kecenderungan karakter belajar peserta didik mutlak diperlukan. Selain itu, mempersiapkan peserta didik melalui pengayaan pengetahuan awal merupakan usaha penting lainnya yang harus dilakukan saat pendidik menentukan desain pembelajaran yang akan dipilih dalam usaha meningkatkan daya pikir peserta didik benar-benar termotivasi untuk berpikir dan berkreasi.


(19)

Sehubungan dengan permasalahan dalam proses pembelajaran, maka dapat ditegaskan bahwa usaha perbaikan proses pembelajaran melalui upaya pemilihan model pembelajaran yang tepat dan inovatif dalam pembelajaran ekonomi di sekolah, merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Model pembelajaran cooperative learning dianggap efektif untuk menyelesaikan masalah diatas. Model pembelajaran yang melibatkan peran serta seluruh peserta didik yaitu model pembelajaran cooperative learning. Pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning dengan cara menempatkan peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dengan pembelajaran cooperative learning, peserta didik diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah khasanah ilmu pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Teams-Games-Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Teams-Games-Tournament (TGT) adalah pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok, di dalamnya terdapat diskusi kelompok dan diakhiri suatu game/turnamen. Dalam Teams-Games-Tournament (TGT), peserta didik dibagi menjadi beberapa tim belajar yang terdiri atas empat sampai enam orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.

Dalam model ini ada yang menggunakan media dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Team Game


(20)

Tournament (TGT). Media ini akan menjadi alat untuk peserta didik mengikuti permainan dan untuk saling berkompetensi. Peserta didik diajak untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan yang di tangkap oleh peserta didik, dengan model dan media ini peserta didik akan lebih menyenangkan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tidak melalaikan tujuan proses pembelajaran.

Berdasarkan uarain di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Terhadap Penguasaan Konsep Ekonomi (Kuasi Eksperiment Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Fungsi Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMA N I Karangnunggal Tasikmalaya).

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penguasaan konsep peserta didik melalui Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Time Game Tournament(TGT) pada Pre test dengan Post test?


(21)

2. Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep ekonomi pada kelas kontrol yang menggunakan Metode Ceramah pada Pre test dengan Post test?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode Ceramah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT )pada Pre test dengan Post test.

2. Untuk mengetahui perbedaaan penguasaan konsep ekonomi pada kelas kontrol yang menggunakan Metode Ceramah pada Pre test dengan Post test.

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode Ceramah.


(22)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai salah satu sumber informasi, sumber pengetahuan, bahan kepustakaan atau bahan penelitian dalam dunia pendidikan selanjutnya.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi para pendidik sebagai alternatif mengajar dikelas menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Team Games Tournament (TGT) sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat, sebagai pengembangan model pembelajaran bagi SMA N 1 Karangnunggal, dan sebagai masukan bagi para pemegang kebijakan dalam dunia pendidikan.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini adalah hasil penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran Cooveratipe Learning tipe Teams Games Tournament (TGT).

2. Subjek Penelitian

Adapun subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMAN I Karangnunggal, penulis melihat bahwa adanya masalah dalam hasil belajar peserta didik kelas X SMAN I Karangnunggal. Setelah melakukan observasi maka dipilih kelas X.2 sebagai kelas eksperimen yang dikenakan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran Cooveratipe Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dan kelas X.1 sebagai kelas kontrol (pembanding) yang dikenakan tindakan atau perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.


(24)

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah-langkah kerja atau prosedur penelitian yang akan dilakukan pada saat mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Ini dilakukan agar dalam penelitian ini lebih terarah dan lebih tepat sasaran tentang apa yang akan dipaparkan dalam penelitian ini.

Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai manfaat penggunaan model pembelajaran Cooveratipe Learning tipe Team Games Tournamen (TGT) dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam penelitian eksperimen peneliti berupaya untuk meneliti dan menemukan pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang sengaja dikontrol, dibuat konstan (Komarudin Sastradipoera, 2005:167).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan danpelaksanaan penelitian (Suchman, 1967: 307), dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Namun demikian desain penelitian juga bermakna proses-proses penelitian yang dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu : (1)


(25)

Perencanaan penelitian. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. (2) Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian. (Moh Nazir, 1983: 84-85)

Dalam penelitian ini desain yang di gunakan adalah Pre test-post test control group design atau pre tes-post tes kelompok control. Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimen (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Dari desain ini efek dari suatu perlakuan terhadap variabel dependen akan di uji dengan cara membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Desain dalam penelitian ini bila dibuat bagan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pre test-post test control group design

Kelas Penelitian Kelas Penelitian

E X

K -

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006: 86) Keterangan:


(26)

X : Dikenakan perlakuan (treatment ) dengan penerapan model pembelajaran Cooperative learning dengan tipe Team Game Tournament

- : Tidak dikenakan perlakuan (treatment)

01 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen 02 : Tes akhir (setelah perlakuan ) pada kelompok eksperimen 03 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol 04 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol

Dalam pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test (01) sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test (02).

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Perencanaan

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

a. Studi pendahuluan berupa studi literatur terhadap jurnal, buku dan laporan penelitian mengenai model pembelajaran Pembelajaran


(27)

Kooperatif tipe Team Game Tournament, penguasaan konsep, menganalisis kurikulum KTSP pelajaran ekonomi 2006, dan materi pelajaran ekonomi SMA kelas X.

b. Penentuan materi pembelajaran yaitu fungsi konsumsi dan investasi. c. Perancangan rencana proses pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe team game tournament. d. Membuat instrumen penelitian.

e. Melakukan validasi seluruh instrumen. f. Merevisi/memperbaiki instrumen.

g. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. h. Menentukan subyek penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:

a. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol (2 x 45 menit).

b. Pelaksanaan pembelajaran, perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan untuk kelas kontrol pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional, masing-masing selama tiga pertemuan (6 x 35 menit).

c. Pelaksanaan tes akhir bagi kedua kelas (2 x 35 menit). 3. Tahap Akhir


(28)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah: a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep teoritik, konsep empirik dan konsep analitik. Konsep teoritik merupakan variabel utama yang bersifat umum, konsep empirik merupakan konsep yang bersifat operasional yang merupakan penjabaran dari konsep teoritik, sedangkan konsep analitik merupakan penjabaran dari konsep empirik yang menunjukkan darimana data tersebut diperoleh. Adapun bentuk operasionalisasinya adalah sebagai berikut:


(29)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian Variabel Konsep Teoritis

Konsep Empiris Konsep Analitis

Skala Variabel bebas Model Pembelajaran Cooverative Learning tipe Team Game Tournament (TGT) (X)

Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstuktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong”. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator.

Pembelajaran yang terdiri dari empat siklus reguler aktifitas pengajaran, yaitu : pengajaran (presentasi kelas), belajar tim (kelompok), turnamen (pertandingan), dan rekognisi tim (perhargaan kelompok). Model pembelajaran yang menekankan terhadap perubahan hasil belajar melalui kegiatan kelompok dan

tournament.

Hasil didapat dengan menggunakan rumus : Postest - Pretest Skor Maksimal-Pretes


(30)

Variabel Terikat Penguasaan

Konsep Ekonomi (Y)

Hasil yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar.

Suatu hal yang berkaitan dengan ranah afektif, psikomotor dan kognitif peserta didik.

Perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan

Interval

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif, pengolahannya dimulai dengan mengelompokan data ke dalam beberapa kelompok agar lebih memudahkan penganalisisannya. Selanjutnya data di analisis dan di identifikasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Sedangkan data kuantitatif didapat dengan cara melakukan tes tertulis yaitu tes awal (pretest) dan data akhir (post test). Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik pada pre test atau sebelum dilakukan tindakan, serta digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik pada post test atau setelah dilakukan tindakan. Adapaun data yang diperoleh melalui beberapa cara, yaitu:

1. Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama peserta didik kelas X yang akan menjadi obyek penelitian sebelum


(31)

2. Observasi, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi peserta didik.

3. Tes, digunakan untuk memperoleh data penguasaan konsep ekonomi peserta didik (aspek kognitif) yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournament). Teknik pengumpulan data ini dengan cara melakukan post-test di akhir pembelajaran melalui tes tertulis.

4. Catatan lapangan, digunakan sebagai sumber yang sangat penting dalam penelitian karena catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, diamati, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi data dalam penelitian kualitatif.

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto S, (2006:168, 2006) menjelaskan:


(32)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.

Penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan persamaan:

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Arikunto S,

2006: 170)

Keterangan:

xy

r = indeks korelasi

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y

N = jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke


(33)

2

1 2 r n r t



 (Sudjana, 1996: 377)

Keterangan :

n = banyaknya data

r = koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05.

Sedangkan untuk validitas konstruk menurut Arikunto S, (1996:138) sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini terdiri dari uji daya beda (DP) dan taraf kesukaran (TK).

2. Reliabilitas Instrumen

Arikunto S, (2006: 178) Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen itu sudah baik.Reliabelitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan


(34)

rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

(Arikunto S, 2006: 183) Di mana:

xy

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y

N = jumlah responden

Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :

r11 =

  

  1 2 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r


(35)

dengan :

r11 : reliabilitas instrumen r

2 1 2

1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Arikunto S, (2002:167) kriterianya adalah sebagai berikut :

0,81-1,000 : sangat tinggi 0,61- 0,800 : tinggi

0,41- 0,600 : cukup 0,21- 0,400 : rendah

3. Tingkat Kesulitan

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan peserta didik dalam menjawab soal tersebut, bukan dilihat dari sudut pendidik sebagai pembuat soal.

Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah, sedang, dan sukar. Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut.


(36)

Artinya, jumlah soal mudah, sedang, dan sukar jumlahnya seimbang.Pertimbangan kedua proporsis soal untuk ketiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal.Artinya, sebagian besar soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi termasuk kedalam kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. (Nana Sudjana, 2009: 135)

Adapun Rumus yang digunakan peneliti untuk menganalisis tingkat kesulitan soal adalah :

N B I

Dengan : I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya peserta didik yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut.Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Adapun kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut :

0 – 0,30 = Soal kategori sukar, 0,3 1- 0,70 = Soal kategori sedang, 0,71 - 1,00 = Soal kategori mudah.


(37)

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda adalah mengkaji apakah soal-soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan peserta didik yang termasuk ke dalam kategori yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah.Dengan demikian, soal yang memiliki daya pembeda, jika diberikan kepada peserta didik berkemampuan tinggi, hasilnya menunjukan lebih tinggi daripada jika diberikan kepada peserta didik yang berkemampuan rendah. (Nana Sudjana, 2009:141)

Rumusan yang digunakan untuk menganalisis daya pembeda adalah sebagai berikut :

Dengan : SR = Jumlah peserta didik yang menjawab salah kelompok rendah.

ST = Jumlah peserta didik yang menjawab salah kelompok tinggi.

Kriteria pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut :

Bila SR – ST sama atau lebih dari nilai tabel, artinya butir soal tersebut mempunyai daya pembeda. (Nana Sudjana, 2004:141)

Tabel 3.3

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

-ST


(38)

Rentan Nilai Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Negatif Semuanya tidak baik, sebaiknya dibuang (Arikuntoro, 2006: 218)

H. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini instrumen tes hasil belajar peserta didik. Berikut akan dijabarkan hasil uji coba dan analisis instrumen penelitian ini.

1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Hasil belajar Peserta didik

Instrumen tes hasil belajar ini terdiri dari 40 soal pilihan ganda. Instrumen ini sebelum digunakan dalam penelitian, diujicobakan terlebih dahulu kepada peserta didik yang telah mendapatkan materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk melihat validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.Berikut adalah hasil uji coba instrumen tes hasil belajar peserta didik.


(39)

Validitas butir tes hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Hasil belajar Peserta didik

Nomor Soal Nilai r Interpretasi

1. 0.520 Valid

2. 0.457 Valid

3. 0.086 Valid

4. 0.570 Valid

5. 0.690 Valid

6. 0.009 Valid

7. 0.690 Valid

8. 0.548 Valid

9. 0.670 Valid

10. 0.547 Valid

11. 0.485 Valid

12. -0.291 Valid

13. 0.086 Valid

14. 0.679 Valid

15. 0.443 Valid

16. 0.570 Valid

17. 0.705 Valid


(40)

19. 0.439 Valid

20. 0.425 Valid

21. 0.690 Valid

22. 0.079 Valid

23. 0.690 Valid

24. 0.704 Valid

25. -0.012 Valid

26. 0.569 Valid

27. 0.570 Valid

28. 0.633 Valid

29. 0.719 Valid

30. 0.056 Valid

31. 0.626 Valid

32. 0.655 Valid

33. 0.448 Valid

34. 0.501 Valid

35. -0.223 Valid

36. 0.536 Valid

37. -0.202 Valid

38. 0.548 Valid


(41)

40. 0.648 Valid

b. Reliabilitas

Koefisien reliabilitas instrumen tes hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini sebesar 0,97 dan tergolong kategori tinggi.

c. Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda instrumen tes hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Daya Pembeda Hasil belajar Peserta didik

Nomor Soal Daya Pembeda

(%) Interpretasi

1. 77.78 Baik Sekali

2. 55.56 Baik

3. 11.11 Jelek

4. 77.78 Baik Sekali

5. 88.89 Baik Sekali

6. 11.11 Jelek

7. 100 Baik Sekali

8. 77.78 Baik Sekali

9. 77.78 Baik Sekali


(42)

11. 66.67 Baik 12. -33.33 Semua Tdk Baik

13. 11.11 Jelek

14. 88.89 Baik sekali

15. 66.67 Baik

16. 77.78 Baik Sekali 17. 88.89 Baik Sekali 18. -22.22 Semua Tdk Baik

19. 55.56 Baik

20. 44.44 Baik

21. 88.89 Baik Sekali 22. -11.11 Semua Tdk Baik 23. 88.89 Baik Sekali 24. 88.89 Baik Sekali

25. 0 Jelek

26. 77.78 Baik Sekali 27. 77.78 Baik Sekali 28. 88.89 Baik Sekali 29. 88.89 Baik Sekali 30. -11.11 Semua Tdk Baik 31. 77.78 Baik Sekali 32. 88.89 Baik Sekali


(43)

33. 66.67 Baik

34. 66.67 Baik

35. -22.22 Semua Tdk Baik 36. 77.78 Baik Sekali 37. -22.22 Semua Tdk Baik 38. 77.78 Baik Sekali

39. 66.67 Baik

40. 88.89 Baik sekali

d. Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran instrumen tes hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Hasil belajar Peserta didik

Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1. 51.43 Sedang

2. 57.14 Sedang

3. 68.57 Sedang

4. 60.00 Sedang

5. 62.86 Sedang


(44)

7. 60.00 Sedang

8. 62.86 Sedang

9. 68.57 Sedang

10. 57.14 Sedang

11. 57.14 Sedang

12. 48.57 Sedang

13. 68.57 Sedang

14. 57.14 Sedang

15. 57.14 Sedang

16. 60.00 Sedang

17. 61.86 Sedang

18. 40.00 Sedang

19. 60.00 Sedang

20. 60.00 Sedang

21. 65.71 Sedang

22. 68.57 Sedang

23. 62.86 Sedang

24. 60.00 Sedang

25. 28.57 Sukar

26. 62.86 Sedang


(45)

28. 62.86 Sedang

29. 62.86 Sedang

30. 57.14 Sedang

31. 62.86 Sedang

32. 68.57 Sedang

33. 65.1 Sedang

34. 68.57 Sedang

35. 68.57 Sedang

36. 71.43 Mudah

37. 74.29 Mudah

38. 62.86 Sedang

39. 71.43 Mudah

40. 60.00 Sedang

I. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan uji normalisasi yaitu analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan rentang data (R) dengan rumus sebagai berikut: R = (Xt - Xr)

b. Menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan rumus sebagai berikut: K = 1 + 3,3 log n


(46)

c. Menentukan panjang interval kelas dengan rumus sebagai berikut: P = R/K

d. Membuat tabel distribusi frekuensi e. Menghitung modus dengan rumus:

       2 1 1 b b b p b Mo

f. Menghitung median dengan rumus:

            f F n p b Md 2 1

g. Menghitung nilai rata-rata (mean), dengan rumus:

1

f X f Me

i i

h. Menghitung keofisien korelasi

Tekhnik korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment, dengan rumus:

) ( x2y2

xy rxy

Dengan taraf kesalahan 5%. Dengan interfretasai data sebagai berikut:

Ho ditolak jika r hitung lebih besar dari harga tabel.

Pedoman yang digunakan dalam penafsiran terhadap keofisien korelasi adalah sebagai berikut:


(47)

Tabel 3.7

Tingkat hubungan koefisien korelasi Interval Keofisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,l40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang

Kuat Sangat Kuat (Sugiyono, 2005:216) 2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, maka dilakukan uji t, dimana untuk menguji hipotesis secara parsial dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

thitung=

2

1 2

r n r

 

(Sudjana, 1997:259)

Setelah diperoleh t hitung, selanjutnya bandingkan dengan t tabel dengan  0,05.

Kriteria:

H0 diterima jika t hitung< t tabel Ho ditolak jika t hitung> t tabel

Artinya : apabila t hitung> t tabel maka koefisien korelasi parsial tersebut signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel


(48)

terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent), atau sebaliknya jika thitung< ttabel maka koefisien korelasi parsial tersebut tidak signifikan dan menunjukkan tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent).

Data-data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dianalisis secara statistik. Sedangkan hasil pengamatan dan skala sikap dianalisis secara deskriptif. Analisis data hasil tes kemampuan Penguasaan Konsep dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Prosedur analisis tiap tahap yang akan dilakukan dijelaskan sebagai berikut:

a. Data Pretest dan Posttest Kemampuan Penguasaan Konsep

Data yang diperoleh dari hasil Pretest dan Posttes, dihitung perbedaan rata-ratanya.Skor Pretesttujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan sebelum pembelajaran dilakukan. Skor posttest bertujuan untuk mengetahui kemampuan setelah pembelajaran dan digunakan untuk mengukur pencapaian kemampuan yang akan diukur. Untuk mengetahui apa yang digunakan dalam menguji rata-ratanya, dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows pada taraf signifikansi 5%.

1) Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data pretes dan postes penguasaan konsep berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah :


(49)

H1: Sampel tidak berdistribusi normal

Dalam penelitian ini, untuk analisis statistik peneliti menggunakan program SPSS versi 17 for windows. Uji normalitas digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian jika nilai probabilitas (sig) lebih besar dari α = 0,05, maka sebaran data berdistribusi normal.

Dari hasil perhitungan jika hasilnya berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, namun jika hasilnya tidak berdistribusi normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney. 2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi dengan maksud untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki variansi yang homogen. Adapun hipotesis yang diajukan adalah :

H0 : e k

(Populasi data skor pretest atau posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen)

H1: ek

(Populasi data skor pretest atau posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen)

Untuk menguji homogenitas digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5%.Dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai Sig. >α.


(50)

Dengan menggunakan data skor pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Menguji perbedaan dua rata-rata pada data skor pretest dan posttest kedua kelompok peserta didik yang memperoleh pendekatan kooperatif tipe Team Game Tournament dan peserta didik yang memperoleh pendekatan konvensional.Uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t dengan syarat data berdistibusi normal dan homogen.Hipotesis untuk data skor pretestdan posttest yang diajukan adalah:

H0 : xe xk

(Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretest atau posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

H1 : xexk

(Terdapat perbedaan rata-rata skor pretest atau posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai Sig.<α.

Adapun hipotesis untuk data skor postes yang diajukan adalah: H0: xe xk


(51)

Pencapaian penguasaan konsep peserta didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournamenttidak berbeda dengan peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1: xe xk

Pencapaian penguasaan konsep peserta didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament lebih baik daripada peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional.

b. Gain Ternormalisasi Kemampuan Penguasaan Konsep

Untuk mengetahui besarnya peningkatan Penguasaan Konsep peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis terhadap hasil pretest, posttest dan gain. Selanjutnya, rumus gain ternormalisasi rata-rata (average normalized gain) oleh Hake (1999) sebagai berikut: pre maks pre post x x x x g   

Hasil perhitungan indeks gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori menurut Hake (1999) yaitu:

Tabel 3.8 Klasifikasi Gain (g) Besarnya Gain (g) Interpretasi

7 , 0  g Tinggi 7 , 0 3 ,


(52)

g < 0,3 Rendah

Data yang diperoleh dari gain ternormalisasi, dihitung perbedaan rata-ratanya dengan tujuan untuk mengetahui gain kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah sama atau berbeda. Untuk mengetahui uji apa yang digunakan dalam menguji rata-ratanya, dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows pada taraf signifikansi 5%.

1) Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah gain ternormalisasi kemampuan Penguasaan Konsep berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal

Dalam penelitian ini, untuk analisis statistik peneliti menggunakan program SPSS versi 17 for windows. Uji normalitas digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian jika nilai probabilitas (sig) lebih besar dari α = 0,05, maka sebaran data berdistribusi normal.

Dari hasil perhitungan jika hasilnya berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, namun jika hasilnya tidak berdistribusi normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan


(53)

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi dengan maksud untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki variansi gain yang homogen. Adapun hipotesis yang diajukan adalah :

H0: e k

(Populasi data skor gain ternormalisasi kemampuan penguasaan konsep memiliki varians yang homogen)

H1: e k

(Populasi data skor gain ternormalisasi kemampuan penguasaan konsep memiliki varians yang tidak homogen)

Untuk menguji homogenitas digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5%.Dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai Sig. >α. Dengan menggunakan data skor pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki varians yang homogen. 3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Menguji kesamaan dua rata-rata pada data skor gain ternormalisasi yang memperoleh pendekatan kooperatif tipe Team Game Tournament dan peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0: xexk


(54)

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament tidak berbeda dengan peserta didik yang belajar dengan pendekatan konvensional).

H1: xexk

(Peningkatan penguasaan konsep peserta didik yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament lebih baik daripada peserta didik yang belajar dengan pendekatan konvensional).

Selanjutnya analisis data gain ternormalisasi dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windowspada taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika sig(1-tailed) < α. Menurut Widiarso (2007) hubungan nilai signifikansi uji satu arah dan dua arah dari output adalah sig(1-tailed) = ½ sig(2-tailed). Uji-t dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan pada kelas kontrol dan eksperiman kelas X SMA Negeri I Karangnunggal, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan penguasaan konsep ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada pre test dengan post test. Berdasarkan skor pre test – post test maka peningkatan penguasaan konsep ekonomi kelas eksperimen dikatagorikan sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep ekonomi peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament, peningkatan skor pre test – post test dikategorikan sedang. 2. Terdapat perbedaan penguasaan konsep ekonomi pada kelas kontrol yang

menggunakan Metode Ceramah pada pre test dengan post test. Berdasarkan skor pre test – post test maka peningkatan penguasaan konsep ekonomi kelas eksperimen dikatagorikan rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep ekonomi peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan Metode Ceramah, peningkatan skor pre test – post test dikategorikan rendah.


(56)

3. Terdapat perbedaan peingkatan penguasaan konsep ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dengan dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode Ceramah. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan penguasaan konsep ekonomi pada peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan penguasaan konsep pada

peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas serta mengamati kondisi pada saat proses pembelajaran berlangsung, penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Team Games Tournament (TGT) dinilai baik dan relevan jika digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran didalam kelas terlebih lagi dalam pembelajaran ekonomi. Oleh karena itu,ada beberapa saran yang hendak penulis sampaikan, yaitu:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat dipertimbangkan sesuai alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru didalam kelas. Hal ini didasarkan pada penelitian yang mana model ini mampu meningkatkan penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran ekonomi materi fungsi konsumsi dan investasi.


(57)

2. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada pokok bahasan yang sukar dipahami oleh peserta didik karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) akan lebih menambah motivasi dan keaktifan peserta didik sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep yang diharapkan.

3. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperaif tipe Team Game Tournamen Guru harus betul-betul dapat menjadi manajer di kelas juga sebagai fasilitator untuk jalannya kegiatan pembelajaran yang diinginkan karena pembelajaran betul-betul terpusat pada peserta didik.

4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah ilmu mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dalam meningkatkan penguasaan konsep peserta didik sehingga pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat diterapkan sebagai model pembelajaran di kelas.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson W. Lorin and Krathwohl R. David. (2011). A Taxonomi for Learning, Teaching and Asessing. A Revision of Bloom’s Taxonomi of Education Objictives, USA: Addison Wesley Longman

Arikuntoro, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Baharudin dan Nur Wahyuni, Esa (2008). Teori Belajar Dan Pembelajaran . Yogyakarta. Ar-Ruzz Media

Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, C. Asri 2005. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Budiwati, Neti. dan Permana, Leni (2010). Perencanaan pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

BSNP, (2006). Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta: BSNP Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Depdiknas. (2005). Materi Terintegrasi Ekonomi. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono (2009). Belajar dan pembelajaran Jakarta. PT Asdi Mahastya.

Din Wahyudin, Dkk, 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Jakarta Hendi. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: Rineke Cipta. Isjoni. (2012) Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta


(59)

Lie, Anita (2008). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learing di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Nazir. Ph.D , Moh (1983). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhadi (2004). Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo. Nuryanti, B. Lena (2009). 99 Model Pembelajaran. Bandung: Bina Tugas Mandiri.

Puspendik. (2011). Software Analisis Jawaban Ujian Nasional. Bandung: Tidak diterbitkan

Ricard R. Hake. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics With Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on

Mathematics and Spatial Visualization. [Online]

Tersedia:http//www.physics.indiana.edu/~hake/PERC2002h-Hake.pdf [Diakses 31 Maret 2013]

____________. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online] Tersedia:http://lists.asu,edu/egi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855). [Diakses 31 Maret 2013]

Sagala, Saiful. (2012) konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Siregar. S (2004). Statistik Terapan. Bandung: Grasindo

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudijono, Anas (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(60)

Sudjana, Nana. (2009) penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surya, Mohamad (2004). Psikologi Pembelajaran dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Syah, Muhibbin ( 2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber Lain (Skripsi)

Ariantini, Wini (2010). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student Team Achievement Devisions) Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Penelitian quasi eksperimen pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kawali-Ciamis. Skripsi FPEB UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Diyanto (2006). Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning melalui tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii6 mts. filial al iman adiwerna tegal pada pokok bahasan bilangan bulat. skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan

Parendrartia, Restika (2009). Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams-Games-Tournament) Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(61)

Rahmawati, Neneng (2009). Pengaruh Motivasi dan Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada Pesrta didik Kelas XI IPS IPSI IPS di SMA Negeri Kota Tasikmalaya). Skripsi FPEB UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yunita Sari, Nalita (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan prestasi belajar siswa SMA. Skripsi Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Bandung: tidak diterbitkan


(1)

Asep Edi Sabara,2013

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Terhadap Penguasaan Konsep

Ekonomi (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMAN 1 Karangnunggal Tasikmalaya )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Terdapat perbedaan peingkatan penguasaan konsep ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) dengan dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode

Ceramah. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan penguasaan konsep ekonomi pada peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan penguasaan konsep pada

peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas serta mengamati kondisi pada saat proses pembelajaran berlangsung, penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Team Games Tournament (TGT) dinilai baik dan relevan jika digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran didalam kelas terlebih lagi dalam pembelajaran ekonomi. Oleh karena itu,ada beberapa saran yang hendak penulis sampaikan, yaitu:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat dipertimbangkan sesuai alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru didalam kelas. Hal ini didasarkan pada penelitian yang mana model ini mampu meningkatkan penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran ekonomi materi fungsi konsumsi dan investasi.


(2)

2. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) pada pokok bahasan yang sukar dipahami oleh peserta didik

karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament

(TGT) akan lebih menambah motivasi dan keaktifan peserta didik sehingga

dapat meningkatkan penguasaan konsep yang diharapkan.

3. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperaif tipe Team Game

Tournamen Guru harus betul-betul dapat menjadi manajer di kelas juga sebagai

fasilitator untuk jalannya kegiatan pembelajaran yang diinginkan karena pembelajaran betul-betul terpusat pada peserta didik.

4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah ilmu mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dalam meningkatkan penguasaan konsep peserta didik sehingga pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat diterapkan sebagai model pembelajaran di kelas.


(3)

113

Asep Edi Sabara,2013

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Terhadap Penguasaan Konsep

Ekonomi (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMAN 1 Karangnunggal Tasikmalaya )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson W. Lorin and Krathwohl R. David. (2011). A Taxonomi for Learning,

Teaching and Asessing. A Revision of Bloom’s Taxonomi of Education Objictives, USA: Addison Wesley Longman

Arikuntoro, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Baharudin dan Nur Wahyuni, Esa (2008). Teori Belajar Dan Pembelajaran . Yogyakarta. Ar-Ruzz Media

Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, C. Asri 2005. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Budiwati, Neti. dan Permana, Leni (2010). Perencanaan pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

BSNP, (2006). Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta: BSNP Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Depdiknas. (2005). Materi Terintegrasi Ekonomi. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono (2009). Belajar dan pembelajaran Jakarta. PT Asdi Mahastya.

Din Wahyudin, Dkk, 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Jakarta Hendi. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: Rineke Cipta. Isjoni. (2012) Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta


(4)

Lie, Anita (2008). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learing di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Nazir. Ph.D , Moh (1983). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhadi (2004). Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo. Nuryanti, B. Lena (2009). 99 Model Pembelajaran. Bandung: Bina Tugas Mandiri.

Puspendik. (2011). Software Analisis Jawaban Ujian Nasional. Bandung: Tidak diterbitkan

Ricard R. Hake. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning

Gains in Mechanics With Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on

Mathematics and Spatial Visualization. [Online]

Tersedia:http//www.physics.indiana.edu/~hake/PERC2002h-Hake.pdf [Diakses 31 Maret 2013]

____________. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online] Tersedia:http://lists.asu,edu/egi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855). [Diakses 31 Maret 2013]

Sagala, Saiful. (2012) konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Siregar. S (2004). Statistik Terapan. Bandung: Grasindo

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudijono, Anas (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(5)

115

Asep Edi Sabara,2013

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Terhadap Penguasaan Konsep

Ekonomi (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi SK. Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Kelas X SMAN 1 Karangnunggal Tasikmalaya )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, Nana. (2009) penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surya, Mohamad (2004). Psikologi Pembelajaran dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Syah, Muhibbin ( 2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber Lain (Skripsi)

Ariantini, Wini (2010). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative

Learning Tipe STAD (Student Team Achievement Devisions) Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Penelitian quasi eksperimen pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kawali-Ciamis. Skripsi FPEB UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Diyanto (2006). Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning melalui tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii6 mts. filial al iman adiwerna tegal pada pokok bahasan bilangan bulat. skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan

Parendrartia, Restika (2009). Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(Teams-Games-Tournament) Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


(6)

Rahmawati, Neneng (2009). Pengaruh Motivasi dan Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada Pesrta didik Kelas XI IPS IPSI IPS di SMA Negeri Kota Tasikmalaya). Skripsi FPEB UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yunita Sari, Nalita (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan prestasi belajar siswa SMA. Skripsi Pendidikan Jurusan Pendidikan


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1

0 9 88

PENGARUH MOODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMK SWASTA KESATUAN MERANTI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL.

1 6 34

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA : Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X SMA NEGERI 7 Bandung.

0 1 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH :Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Ma

0 2 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Studi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam Kaitannya dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Pr

1 1 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA.

0 0 17