PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MORAWA T.P. 2011/2012.

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(Numbered Head

Together) DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA

SMAN 1 TANJUNG MORAWA T.P. 2011/2012

Oleh:

Endang Sari Tanjung NIM 408141056

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

Judul

Nama NIM

Program Studi Jurusan

Tanggal Lulus

: Perbandingan Hasil Belajar Si Menggunakan Model Pembelajara Tipe NHT (Numbered Head Togeth Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Di Kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung 2011/2012

: Endang Sari Tanjung : 4081414056

: Pendidikan Biologi : Biologi

Mengetahui :

: 14 Agustus 2012

i

Siswa Dengan ran Kooperatif ether) Dan Tipe r Dan Fungsi Sel ng Morawa T .P.


(3)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbila’lamin penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dan Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Sel Di Kelas XI IPA SMA N 1 Tanjung Morawa T. P. 2011/2012. disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, mulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara lain Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si., selaku ketua jurusan Biologi, Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.S sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, serta kepada Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S., Ibu Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si, sebagai dosen - dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penulis demi kesempurnaan karya ini, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Biologi FMIPA di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Tanjung Morawa bapak Drs. Kasman Butar – butar, M.Pd dan Ibu Dra. Nesmaria Pakpahan selaku guru Biologi kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Morawa beserta staf pegawai yang telah banyak membantu penulis sewaktu melaksanakan penelitian.

Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibunda Asnaini Siregar dan Ayahanda Darman Tanjung, S.H yang dengan penuh cinta kasih membesarkan, merawat, dan mendidik penulis dan dengan penuh pengorbanan memenuhi kebutuhan penulis serta selalu memberikan do’a dan dukungan setiap saat kepada penulis dan penulis ucapkan terima kasih kepada


(4)

vi

seluruh keluarga besar Alm. G. Siregar dan Alm. M. Harahap, serta seluruh keluarga besar Alm. Mhd. Tanjung dan Alm. D. Pane atas segala do’a dan dukungan moril yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua teman seperjuangan kelas Pendidikan Biologi A 2008 terutama kepada teman - temanku F4 ( Fina Futria Sitorus, Cahaya Kinona, Dika Imara Sitorus) dan Tri Eni Soraya Purba dan Umi Lestari ( harapanku kalau ada kesempatan, lain waktu kita bertiga menginap lagi di rumah Umi Lestari mengerjakan tesis bareng ) yang telah memberikan semangat untuk penulis, serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu - persatu, terima kasih untuk semuanya.

Penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini akan tetapi mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, maka penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian.

Medan, Agustus 2012

Endang Sari Tanjung NIM. 408141056


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 7

1.7.Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori 9

2.1.1. Ranah Kemampuan Kognitif 9

2.1.1.1. Taksonomi Ranah Kognitif 10

2.1.2. Ranah Kemampuan Afektif 12

2.1.2.1. Taksonomi Ranah Afektif 12

2.1.2.2. Karakteristik Ranah afektif 15

2.1.2.3. Hubungan antara Domain Afektif dan Domain Kognitif 19

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 21

2.1.3.1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 21

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Head Together) 22

2.1.4.1. Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 23

2.1.4.2. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT (Numbered Head Together) 25

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 25

2.1.5.1. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw 28

2.2. Materi Struktur dan Fungsi Sel 29

2.2.1. Sel 29

2.2.2. Anatomi dan Fisiologi Sel 29


(6)

2.2.4. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan 36

2.2. Hipotesisi Penelitian 37

2.3.1. Hipotesis Verbal 37

2.3.2. Hipotesis Statistik 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Populasi dan Sampel 38

3.2.1. Populasi 38

3.2.2. Sampel 38

3.3. Variabel Penelitian 38

3.4. Instrumen Penelitian 38

3.4.1. Angket 40

3.4.2. Tes 42

3.4.3. Observasi 44

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 45

3.6. Prosedur Penelitian 45

3.6.1. Tahap Persiapan 45

3.6.2. Tahap Pelaksanaan 46

3.6.3. Tahap Akhir 46

3.7. Teknik Pengumpulan Data 47

3.7.1.Uji Validitas Tes 47

3.7.2. Uji Reliabilitas Tes 47

3.7.3. Taraf Kesukaran Tes 48

3.7.4. Daya Pembeda Soal 49

3.8. Teknik Analisis Data 49

3.8.1. Angket (Qustionnaire) 49

3.8.2. Tes 52

3.8.2.1. Uji Persyaratan Analisis 52

3.8.3. Analisis Hasil Observasi 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data 56

4.1.1. Deskripsi Ujicoba Instrumen Penelitian 56

4.1.1.1. Validitas Tes 56

4.1.1.2. Reliabilitas Tes 56

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 56

4.1.1.4 Daya Pembeda Tes 56

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 57

4.1.2.1. Deskripsi Aspek Kognitif Siswa 57

4.1.2.1.1. Deskripsi Nilai Pre - Test Siswa 57

4.1.2.1.2. Deskripsi Nilai Post - Test Siswa 58

4.1.2.2. Deskripsi Aspek Afektif Siswa 60

4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data 64


(7)

4.1.3.2. Uji Homogenitas Data 65

4.1.3.3. Uji Hipotesis 66

4.1.4. Hasil Lembar Observasi 66

4.2. Pembahasan 68

4.2.1. Pembahasan Hasil Belajar Kognitif Siswa 68

4.2.2. Pembahasan Hasil Belajar Afektif Siswa 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 78

5.2. Saran 78


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Sel Prokariot dan Eukariot 35

Tabel 2.2. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan 36

Tabel 3.1. Definisi Konseptual dan Operasional Instrumen 39

Tabel 3.2. Kisi - Kisi Angket Penilaian Ranah Afektif 41

Tabel 3.3. Kisi - Kisi Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok

Struktur dan Fungsi Sel 43

Tabel 3.4. Kisi - Kisi Pedoman Observasi 44

Tabel 3.5. Desain Penelitian 45

Tabel 4.1. Perbandingan Nilai Pre-Test Siswa Pada Kelas NHT

dan Jigsaw 57

Tabel 4.2. Perbandingan Nilai Post-Test Siswa Pada Kelas NHT

dan Jigsaw 59

Tabel 4.3. Interval Kategori Sikap 60

Tabel 4.4. Interval Kategori Minat 61

Tabel 4.5. Interval Kategori Konsep Diri 61

Tabel 4.6. Interval Kategori Nilai 62

Tabel 4.7. Interval Kategori Moral 63

Tabel 4.8. Tabel Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siswa Pada

Kelas NHT dan Kelas Jigsaw 63

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data 65

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data 65

Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis 66

Tabel 4.12. Perbandingan Persentase Rata - Rata Observasi Aspek


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Hubungan antara Domain Afektif dan Domain Kognitif 20

Gambar 2.2. Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw 27

Gambar 2.3. Struktur Bacterium Bacillus coagulans 33

Gambar 2.4. Struktur Sel Hewan 34

Gambar 2.5. Struktur Sel Tumbuhan 35

Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pre-Test Siswa Pada Kelas

NHT dan Jigsaw 58

Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Post -Test Siswa Pada Kelas

NHT dan Jigsaw 59

Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siswa


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 83

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 87

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 123

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Kognitif 126

Lampiran 5. Kunci Jawaban 133

Lampiran 6. Angket Ranah Afektif Peserta Didik 134

Lampiran 7. Lembar Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas NHT 137

Lampiran 8. Lembar Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas Jigsaw 143

Lampiran 9. Perhitungan Persentase Rata - Rata Observasi Aspek Sikap 149 Lampiran 10. Tabel Penilaian Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas NHT 150 Lampiran 11. Tabel Penilaian Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas Jigsaw 151

Lampiran 12. Tabulasi Angket untuk Kelas Eksperimen NHT XI IPA 3 152

Lampiran 13. Tabulasi Angket untuk Kelas Eksperimen Jigsaw XI IPA 4 154

Lampiran 14. Tabel Validitas dan Reabilitas 156

Lampiran 15. Perhitungan Validitas 157

Lampiran 16. Uji Reliabilitas Soal 160

Lampiran 17. Analisis Varians Butir Soal 161

Lampiran 18. Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal 162

Lampiran 19. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen NHT (XI IPA3) 165

Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Jigsaw (XI IPA4) 167

Lampiran 21. Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi 169

Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas 173

Lampiran 23. Perhitungan Uji Homogenitas 178

Lampiran 24. Pengujian Hipotesis 180

Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian 182

Lampiran 26. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 186

Lampiran 27. Tabel Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 187

Lampiran 28. Tabel Wilayah Luas Kurva Uji Normalitas 188

Lampiran 29. Tabel Distribusi Nilai F 189

Lampiran 30. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 192


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh berbagai macam kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) melalui serangkaian proses belajar yang pada akhirnya akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu tersebut. Perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui proses belajar secara keseluruhan meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun dalam prakteknya, proses pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan aspek kognitif (intelektual) yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk pendekatan, strategi, dan model pembelajaran tertentu.

Pada umumnya tes kemampuan kognitif yang disusun oleh guru untuk mengetahui hasil belajar siswa belum mencakup semua tingkatan sesuai taksonomi Bloom. Menurut Sofa (2008) kemampuan kognitif adalah kemampuan untuk mengolah dan mencerna berbagai informasi yang datang dari lingkungan sekitar melalui alat berfikirnya yang lalu menggunakan informasi tersebut untuk beradaptasi terhadap lingkungan.

Menurut Haryati (2009) sistem pembelajaran yang secara khusus mengembangkan kemampuan afektif kurang mendapat perhatian, kemampuan afektif hanya dijadikan sebagai efek pengiring atau menjadi hidden curriculum, yang disisipkan dalam kegiatan pembelajaran yang utama yaitu pembelajaran kognitif atau pembelajaran psikomotor.

Akar masalah yang menyebabkan masih kurangnya kemampuan afektif siswa antara lain adalah karena strategi pembelajaran yang digunakan kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan masih terpusat pada aspek kognitif dan psikomotorik sedangkan kemampuan afektif hanya sebagai efek pengiring (nurturant effect). Seiring dengan diberlakukannya pendidikan berkarakter akhir - akhir ini maka siswa diharapkan, selain kemampuan


(12)

2

kognitifnya dapat meningkat dengan baik, maka diharapkan bersamaan dengan berkembangnya kemampuan afektif siswa.

Haryati (2009) menyatakan bahwa pentingnya penilaian afektif bagi siswa akan tampak pada peningkatan berbagai tingkah laku peserta didik seperti perhatiannya, antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, kedisiplinan dalam belajar, memiliki motivasi yang tinggi untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang sedang dipelajarinya, penghargaan dan rasa hormat terhadap guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu Nesmaria Pakpahan selaku guru bidang studi biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa,guru tidak menggunakan metode pembelajaran bervariasi yang bersifat interaktif, selama ini metode pembelajaran yang lebih sering diterapakan dalam pembelajaran biologi di kelas adalah metode ceramah. Metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga siswa menjadi pasif yang hanya sebagai objek yang mendengarkan dan mengikuti arahan dari guru saja tanpa menemukan ide - ide baru, kurang keberanian berbicara yang juga dikarenakan siswa kurang percaya diri, respon atau perhatian siswa kurang yang mempengaruhi daya pemahaman terhadap materi yang diberikan guru. Selama ini sistem penilaian ranah afektif hanya dinilai berdasarkan kriteria yang umum saja yaitu kerajinan, kebersihan, dan kerapian siswa. Dimana untuk menilai kerajinan siswa guru menilainya melalui absensi siswa dan kelengkapan buku catatan biologi siswa, untuk menilai kebersihan siswa guru menilainya melalui kebersihan pakaian siswa, dan untuk menilai kerapian siswa guru menilainya melalui kerapian buku catatan siswa dan penampilan pakaian siswa dan hal ini tidaklah cukup dijadikan indikator dalam penilaian ranah afektif siswa. Selain itu permasalahan lain yang peneliti temukan adalah guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, fasilitas sekolah yang kurang memadai terutama kelengkapan peralatan laboratorium biologi. Dan kemungkinan - kemungkinan ini pula yang menyebabkan hasil belajar siswa dengan rata - rata 68 yang masih terbilang minim atau belum jauh dari KKM sekolah sebesar 65 dan belum mendekati KKM


(13)

3

Nasional sebesar 75 dan kurang berkembangnya kemampuan afektif siswa. Karena itu dengan melakukan penelitian di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, peneliti berharap hasil belajar siswa bisa ditingkatkan lagi mendekati KKM Nasional atau melebihi KKM Nasional dan dapat mengembangkan kemampuan afektif siswa.

Berdasarkan dari kemungkinan - kemungkinan permasalahan hasil observasi yang telah peneliti ungkapkan diatas, maka peneliti membatasi penelitian ini dengan hanya meneliti model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah tersebut, hal ini di sebabkan bila peneliti meneliti semua kemungkinan - kemungkinan permasalahan di atas, peneliti akan terkendala oleh waktu yang lama.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang interaktif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan afektif siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Para ahli telah menunjukkan bahwa salah satu pembelajaran yang interaktif adalah pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas -tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep - konsep yang sulit, dan membantu siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, lebih banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan lingkungan belajarnya . Siswa belajar bersama - sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar - benar menguasai materi yang sedang dipelajari. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai prestasi belajar yang bagus, dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa, serta memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas - tugas akademik.

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa pendekatan di dalam penerapannya, diantaranya yaitu tipe NHT (Numbered Head Together) dan Jigsaw. Peneliti memilih kedua tipe model pembelajaran koooperatif ini untuk mengetahui diantara kedua model pembelajaran kooperatif tersebut mana yang lebih baik digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dimana kedua


(14)

4

model pembelajaran kooperatif tersebut memiliki kelebihan - kelebihan tersendiri. Dimana pembelajaran kooperatif tipe NHT membuat setiap siswa menjadi siap dalam memahami materi pelajaran lebih baik secara berkelompok maupun individual sehingga mereka bersungguh - sungguh dalam melakukan diskusi, menitik beratkan pada keaktifan siswa dan memerlukan interaksi sosial yang baik antara semua kelompok, mengutamakan kerja kelompok dari pada individual, sehingga siswa bekerja dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk menyalurkan informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pembelajaran NHT memberikan kesempatan kepada siswa saling membagikan ide - ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama siswa (Suprijono, 2010).

Menurut Kusumojanto (2009), model NHT dalam meningkatkan penguasaan materi dapat dilihat dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman siswa mengenai isi pelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menjadikan siswa memiliki ketergantungan positif untuk saling membantu dalam penguasaan dan pemahaman materi pelajaran karena dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw kelompok dibentuk heterogen sehingga dalam setiap kelompok siswa yang berkemampuan lebih akan membantu dalam proses pemahaman siswa yang berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan sedang akan segera menyesuaikan dalam proses pemahaman materi, sehingga disini selain ketergantuangan positif juga terjadi komunikasi antar anggota kelompoknya dan interaksi tatap muka selain itu antusiasme dan kreativitas berfikir siswa meningkat disebabkan karena pengalaman – pengalaman belajar siswa meningkat karena siswa dapat bertukar pengetahuan pada saat berdiskusi di kelompok asal maupun di kelompok ahli (Slavin, 2005).

Menurut penelitian Hijriah (2010) menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan NHT pada materi pokok ekosistem di kelas VII SMP Perguruan Islam Al - Ulum Medan tahun pembelajaran 2010/2011. Dimana hasil


(15)

5

belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan nilai rata - rata sebesar 85,23, sedangkan rata - rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebesar 80,57

Sementara menurut hasil penelitian terdahulu oleh Rahmawati (2010), menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan eksperimen dan pemberian tugas sebagai upaya pengembangan sikap afektif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Giritontro, Wonogiri tahun ajaran 2008/2009 pada pembelajaran biologi ditunjukkan dengan peningkatan sikap afektif siswa 66,04% pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan eksperimen pada materi pembelajaran fotosintesis.

Materi pokok struktur dan fungsi sel dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui kemampuan kognitif dan afektif siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw dikarenakan pada materi ini cenderung banyak hafalan dan pembagian atau klasifikasi. Oleh karena itu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw dapat membantu siswa untuk memahami konsep - konsep yang sulit karena mereka dapat bertanya secara langsung kepada temannya yang lebih memahami mengenai hal - hal yang belum dimengerti. Pembelajaran kooperatif sangat efektif bagi siswa untuk mengeluarkan pendapat dan saling bekerja sama, dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep ini khususnya sehingga menyebabkan kemampuan kognitif dan afektif siswa meningkat (Slavin, 2005).

Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dengan Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Sel Kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Morawa T.P. 2011/2012.


(16)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga kegiatan belajar siswa menjadi individual yang membuat siswa kurang bersosialisasi dengan sesamanya sehingga keterampilan siswa kurang berkembang.

2. Masih minimnya atau masih belum jauh nilai biologi siswa dari KKM sekolah.

3. Perlunya pengembangan aspek afektif sebagai bagian yang tidak tepisahkan dari hasil suatu proses belajar.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw dalam pembelajaran Biologi belum pernah diterapkan.

1.3. Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah NHT (Numbered Head Together) dan Jigsaw

2. Materi pokok dalam penelitian ini adalah struktur dan fungsi sel.

3. Hasil belajar siswa yaitu kemampuan kognitif dan afektif (sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral).

1.4. Rumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi


(17)

7

sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi guru-guru khususnya guru biologi dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran biologi.

2. Sebagai menambah pengalaman dalam mengajarkan materi pokok struktur dan fungsi sel dan tambahan informasi tentang kemampuan kognitif dan kemampuan afektif siswa kelas XI IPA SMA bagi peneliti.


(18)

8

1.7. Defenisi Operasional

Penulis membuat batasan atau defenisi secara singkat dan istilah yang ada dalam penulisan sebagai berikut :

1. Ranah kemampuan kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

2. Ranah kemampuan afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, konsep diri, dan nilai.

3. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan pembelajaran yang prinsipnya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim dengan istilah pembelajaran gotong royong .

4. NHT (Numbered Head Together) atau pemikiran bersama dengan penomoran adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

5. Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok ahli dan kelompok asal, dimana setiap peserta bertukar untuk membentuk kelompok ahli kemudian kelompok asal dan saling bertukar informasi dengan peserta lain sehingga terjadi interaksi didalam kelompok asal.


(19)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki rata - rata sebesar X 79,20 dan hasil belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 72,38%.

2. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki rata - rata sebesar X 83,70 dan hasil belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 77,63%.

3. Ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan yang menggunakan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa T.P. 2011/2012, dengan pengujian hipotesis diperoleh thitung> ttabel

yaitu 2,25 > 1,667 pada taraf signifikan 0.05, yang berarti Ha diterima dan H0ditolak.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis di atas, maka penulis mangajukan beberapa saran antara lain:

1. Kepada guru bidang studi biologi hendaknya tidak hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran tetapi diharapkan dapat mencoba model pembelajaran koperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.

2. Kepada kepala sekolah agar turut mendukung pembelajaran bermakna dan menyediakan fasilitas yang mendukung terlaksananya pembelajaran.

3. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat mencoba melakukan penelitian terhadap aspek afektif tidak hanya ditinjau dari segi model pembelajaran saja, tetapi bisa juga dari media pembelajaran dan kelengkapan fasilitas laboratorium.


(20)

79

4. Kepada peneliti lain yang penelitiannya berhubungan dengan aspek afektif sebaiknya melakukan penelitian berdasarkan pokok bahasan dan menganalisis lebih mandalam aspek afektif siswa sehingga diperoleh kondisi aspek afektif siswa yang lebih spesifik.

5. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitiannya, sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dan inovasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan metode - metode maupun media-media pembelajaran di dalam kelas.


(21)

80

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2011), Domain Ranah Afektif, http://en.wikipedia.org/wiki/ BloomTaxonomy, (accessed 27 Maret 2012)

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2005),Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama., (2004),

Pedoman Penilaian Ranah Afektif, Depdiknas, Jakarta.

Djaali, (2007),Teknik Penilaian Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hamid, H.,(2009), Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. http://ranah-penilaian-kognitif-afektif-psikomotorik.biologionline.htm. (accessed 27 Maret 2012)

Harahap, M., (2010). Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Sel Di SMA Negeri 2 Tanjunh Balai Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan) Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Gaung Persada Press Jakarta, Jakarta.

Hijriah, S., (2010). Perbedaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem Di Kelas VII SMP Perguruan Islam Al- Ulum Medan, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan)

Huda, M., (2011), Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kusumojanto,D.D., (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata diklat Manajemen Perkantoran Kelas X APK di SMK Arjduna 01 Malang.Jurnal Penelitian Pendidikan.19(1):91 – 108.


(22)

81

Isjoni, (2009), Cooperative learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Alfabeta, Bandung.

Lie, A., (2008),Pembelajaran Kooperatif, Rineka Cipta, Jakarta.

Majid, A., (2008),Perencanaan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya.

Margono, (2005), Metodologi Penelitian pendidikan, PT PT Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyasa, E., (2004),Model Pembelajaran Kooperatif, UNESA, Surabaya.

Rahmawati, R . D., (2010). Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Eksperimen Dan Pemberian Tugas Sebagai Upaya Pengembangan Sikap Afektif Siswa Dalam Pembelajaran Biologi . Skripsi FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Slameto, (2003),Belajar Dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, R . E., (2005),Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sofa, (2008), Aspek Penelitian Dalam KTSP Bag I/Aspek Kognitif, http://massofa.wordpress.com/feed/, (accessed 25 Februari 2012)

Sudijono, A., (2011), Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudrajat, (2008),Pembelajaran Kooperatif Dan Penerapannya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Sukardi, (2007),Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Suprijono, A., (2010),Cooperatif Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Surya, M., (2003), Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Penerbit Pustaka Bany Quarisy, Bandung.


(23)

82

Suyanto, (2009),Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Mas Media Buana Pustaka, Sidoarjo.

Syamsuri, I., (2010),Biologi, Erlangga, Jakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group , Surabaya.

Wicaksono, S. R.,(2011), Strategi Penerapan Domain Afektif Di Lingkup Perguruan Tinggi,Jurnal Pendidikan. 12(2):112-119


(1)

1.7. Defenisi Operasional

Penulis membuat batasan atau defenisi secara singkat dan istilah yang ada dalam penulisan sebagai berikut :

1. Ranah kemampuan kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

2. Ranah kemampuan afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, konsep diri, dan nilai.

3. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan pembelajaran yang prinsipnya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim dengan istilah pembelajaran gotong royong .

4. NHT (Numbered Head Together) atau pemikiran bersama dengan penomoran adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

5. Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok ahli dan kelompok asal, dimana setiap peserta bertukar untuk membentuk kelompok ahli kemudian kelompok asal dan saling bertukar informasi dengan peserta lain sehingga terjadi interaksi didalam kelompok asal.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki rata - rata sebesar X 79,20 dan hasil belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 72,38%.

2. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki rata - rata sebesar X 83,70 dan hasil belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 77,63%.

3. Ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan yang menggunakan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa T.P. 2011/2012, dengan pengujian hipotesis diperoleh thitung> ttabel yaitu 2,25 > 1,667 pada taraf signifikan 0.05, yang berarti Ha diterima dan H0ditolak.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis di atas, maka penulis mangajukan beberapa saran antara lain:

1. Kepada guru bidang studi biologi hendaknya tidak hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran tetapi diharapkan dapat mencoba model pembelajaran koperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.

2. Kepada kepala sekolah agar turut mendukung pembelajaran bermakna dan menyediakan fasilitas yang mendukung terlaksananya pembelajaran.

3. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat mencoba melakukan penelitian terhadap aspek afektif tidak hanya ditinjau dari segi model pembelajaran saja, tetapi bisa juga dari media pembelajaran dan kelengkapan fasilitas laboratorium.


(3)

4. Kepada peneliti lain yang penelitiannya berhubungan dengan aspek afektif sebaiknya melakukan penelitian berdasarkan pokok bahasan dan menganalisis lebih mandalam aspek afektif siswa sehingga diperoleh kondisi aspek afektif siswa yang lebih spesifik.

5. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitiannya, sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dan inovasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan metode - metode maupun media-media pembelajaran di dalam kelas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2011), Domain Ranah Afektif, http://en.wikipedia.org/wiki/ BloomTaxonomy, (accessed 27 Maret 2012)

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2005),Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama., (2004), Pedoman Penilaian Ranah Afektif, Depdiknas, Jakarta.

Djaali, (2007),Teknik Penilaian Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Hamid, H.,(2009), Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.

http://ranah-penilaian-kognitif-afektif-psikomotorik.biologionline.htm. (accessed 27 Maret 2012)

Harahap, M., (2010). Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Sel Di SMA Negeri 2 Tanjunh Balai Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan) Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Gaung Persada Press Jakarta, Jakarta.

Hijriah, S., (2010). Perbedaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem Di Kelas VII SMP Perguruan Islam Al- Ulum Medan, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan)

Huda, M., (2011), Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kusumojanto,D.D., (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata diklat Manajemen Perkantoran Kelas X APK di SMK Arjduna 01 Malang.Jurnal Penelitian Pendidikan.19(1):91 – 108.


(5)

Isjoni, (2009), Cooperative learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Alfabeta, Bandung.

Lie, A., (2008),Pembelajaran Kooperatif, Rineka Cipta, Jakarta. Majid, A., (2008),Perencanaan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya.

Margono, (2005), Metodologi Penelitian pendidikan, PT PT Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyasa, E., (2004),Model Pembelajaran Kooperatif, UNESA, Surabaya.

Rahmawati, R . D., (2010). Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Eksperimen Dan Pemberian Tugas Sebagai Upaya Pengembangan Sikap Afektif Siswa Dalam Pembelajaran Biologi . Skripsi FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Slameto, (2003),Belajar Dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, R . E., (2005),Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sofa, (2008), Aspek Penelitian Dalam KTSP Bag I/Aspek Kognitif, http://massofa.wordpress.com/feed/, (accessed 25 Februari 2012)

Sudijono, A., (2011), Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudrajat, (2008),Pembelajaran Kooperatif Dan Penerapannya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Sukardi, (2007),Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Suprijono, A., (2010),Cooperatif Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Surya, M., (2003), Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Penerbit Pustaka Bany Quarisy, Bandung.


(6)

Suyanto, (2009),Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Mas Media Buana Pustaka, Sidoarjo.

Syamsuri, I., (2010),Biologi, Erlangga, Jakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group , Surabaya.

Wicaksono, S. R.,(2011), Strategi Penerapan Domain Afektif Di Lingkup Perguruan Tinggi,Jurnal Pendidikan. 12(2):112-119


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

0 8 27

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD

0 7 50

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

0 4 65

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS

0 6 11

STUDI KOMPARATIF PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW (DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BENTUK SOAL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS.

0 6 10

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 201

0 23 72

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

0 4 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 5 METRO

0 0 14

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN MEDIA MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SEJARAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 0 15