Jilid-17 Depernas 24-Bab-149
BAB 149.
PIDATO J. M. MENTERI INTI PEMBANGUNAN
CHAIRUL SALEH.
Saudara Ketua Dewan Perantjang Nasional jang terhormat, Saudara
saudara Anggota Dewan Perantjang Nasional jang terhormat, undangan
jang diberikan dart disampaikan kepada kami untuk memberikan sekedar
uraian tentang beberapa hal dibidang pembangunan sesungguhnja adalah
suatu kehormatan jang besar kepada kami, dan dengan segala kesediaan,
dengan segala jang ada pada kami, kami berichtiar untuk menghadapi
malam uraian ini dengan segala kesungguhan jang ada pada kami, dengan
harapan supaja dapat kiranja beberapa masalahmasalah pokok dapat ber
lamasama diperhatikan., tidak sadja dari Pemerintah dimadjukan
beberapa pemikiran, tetapi hendaknja mendapat sambutan jang pasti
didalam beberapa masalah sehingga tidak ada lagi keraguraguan jang
setjara terus terang dapat saja njatakan masih terdapat dibeberapa bidang
pemerintahan.
Oleh karena itu, idjinkanlah saja pada kesempatan ini untuk mema
djukan halhal itu dengan tjatatan, bahwa kiranja uraianuraian saja ini
banjak kemungkinan sekali kurang sempurna dan kiranja djuga banjak ke
kurangankekurangan dibidang pemberian angkaangka kepada Saudara
saudara sebagai angkaangka, facta sekarang ini. Sebab angkaangka jang
terdapat sekarang ini adalah termasuk didalam bidang pelaksanaan .exe
cutief Pemerintah, jang termasuk dan tertjantum nanti didalam Anggaran
Belandja, chususnja, sekarang dasardasarnja didalam nota keuangan, jang
mudahrnudahan kami djuga akan mendjelaskannja lebih landjut nanti.
§ 1860. Pertama sekali saja ingin menguraikan Saudara Ketua jang
terhormat, kalau kami mengadakan uraian tentang pembangunan pada
malam ini di hadapan Sidang jang mulia, adalah itu mengenai masalah
pembangunan didalam arti jang terbatas. Sebab perkataan pembangunan,
kiranja kalau diturutkan kepada keseluruhan isinja adalah sangat luas dan
dapat meliputi segalagala usaha baru atau pemikiran barn dan bisa ber
sifat materiil ataupun spirituil. Dalam hal ini tentu sadja mengingat kepada
tugas kami, dapat kami katakan, bahwa pembangunan dalam hal ini, hanja
dapat kami artikan didalam arti jang lebih sempit dan didalam bidang
administrasi Pemerintahan meliputi kurang lebih tjuma empat Departemen,
jaitu Departemen. Perindustrian Rakjat, Departemen Perindustrian Dasar
dan Pertambangan dan Departemen Transmigrasi dan Pembangunan
Masjarakat Desa beserta Departemen Agraria.
§ 1861. Oleh karena itu, pembitjaraan saja akan banjak berlandaskan
hanja kepada masalah pembangunan dalam arti materiil terutama.
Didalarn menghadapi masalah pembangunan ini; sudah njata bahwa
Pemerintah atau kami sendiri, djuga berpegang kepada dasardasar dari
pada pembangunan didalam rangka ekonorni terpimpin sekarang ini, jang
berdasarkan sebenarnja kepada Undangundang Dasar, chususnja Pasal
33 dan Manifesto Politik 17 Agustus dan ketiga, keharusan mutlak mem
pertinggi produksi.
4105
Mengenai dasar pertama Undangundang Dasar, chususnja Pasal 33,
persoalan ini sesungguhnja sudah pada tempatnja dari pihak Pemerin
tah mempunjai konsepsi jang sudah 100% terang 100% sekurangkurang
nja didalam perentjanaan sudah ada konsepsinja, untuk melaksanakannja
kepada perundangundangan terutama.
Tetapi dengan terus terang kami katakan Saudarasaudara, hingga
sekarang sebenarnja dibidang perundangundangan itu belum terdapat
banjak perubahanperubahan. Umpama sadja, kalau dikatakan, bahwa pe
rekonomian harus disusun setjara usaha hersama dan berasaskan keke
luargaan, soal ini kita hadapi hanja barn dibidang perkooperasian, jang
dengan teliti sekarang telah diambil sebagai pedoman oleh Pemerintah,
akan tetapi bentukbentuk lain didalam hal ini, didalam perundangundang
an belum djuga sebenarnja mendapat suatu perhatian dan perubahan jang
sudah sesuai dengan perkembangan sekarang ini, sesuai dengan ekonomi
terpimpin dan sebagainja itu, karena masih tetap kita menghadapi ber
lakunja, umpamanja bentukbentuk perekonomian jang berdasarkan ke
pada Kitab Hukum Perdagangan. Dan djuga atas kekeluargaan ini, inipun
didalam beberapa seksi belum dapat kenjataan jang lebih landjut dan jang
terachir sekali mengenai istilah umpamanja „menguasai”. Mengenai is
tilah menguasai dalam Undangundang Dasar ini, inipun mendjadi suatu
masalah jang besar. Umpama kata „menguasai” ini hanja berarti „menga
tur dan membimbing” sadja, saja kira adalah suatu kewadjiban daripada
semua pemerintah untuk mengatur, membimbing kehidupan perekono
mian, kesedjahteraan dan kemakmuran rakjat warga negaranja. Tetapi
ini dikatakan dengan langsung dengan ditekankan kepada menguasai.
Apakah ini umpamanja sebagai masalah sampai dapat diartikan memiliki,
artinja segala sesuatu harus ditangan Pemerintah, ja atau tidak.
Ini adalah pertanjaanpertanjaan dasar Saudara Ketua jang terhor
mat, jang sebenarnja hingga sekarang ini perlu saja tjatat belum mendapat
suatu principiele uitspraak. Ini saja sebutkan karena, walaupun ini hanja
dibidang Undangundang Dasar dan barangkali dibidang juridis for
meelnja.
Akan tetapi didalam praktek kita mengetahui bahwa memang banjak
akibatakibatnja, apalagi kalau sudah sampai kepada peradilan, penuntutan
dan sebagaimana, malah soal ini membawa pengaruhpengaruh jang be
sar, sehingga tidak terdapat keseimbangan sekarang didalam penuntutan
penuntutan atau bidang peradilan umpamanja jang sekarang diichtiar
kan oleh Pemerintah supaja chusus mengenai tindaktindak pidana dibi
dang perekonomian, kedjahatankedjahatan dibidang perekonomian itu,
hendaknja diperberat. Akan tetapi dengan demikian soalsoal jang begini
dasar dan prinsipilnja, sebenarnja belum ada suatu uitspraak jang diang
gap sebagai uitspraak jang telah mendjadi resmi dan dianut oleh seluruh
masjarakat dan seluruh aparatur Negara.
§ 1862. Kedua, mengenai Manifesto Politik. Dalam Menifesto Politik
terdapat umpamanja dibidang pembangunan ini suatu tempat, disamping
bahwa segala sesuatu akan dikuasai oleh Pemerintah masih terdapat suatu
ruangan umpamanja bagi modal nasional. Modal nasional atau modal asing
pun jang progressip akan disediakan suatu tempat chusus ditempat indus
tri menengah. Inipun memberikan suatu aspekaspek jang menginginkan
4106
sebenarnja dengan modal jang ada dalam negeri ini dimobilisir untuk da
pat melaksanakan program Pemerintah sebagai jang dikenal dengan tiga
punten itu. Dan Manifesto Politik ini adalah djuga mendjadi suatu pokok
kebidjaksanaan jang didalam pelaksanaan program Pemerintah untuk ta
hun 1960 adalah mendjadi pokok jang nanti akan tergambar didalam nota
keuangan Rentjana Anggaran Belandja 1960 tahun jang akan datang ini.
§ 1863. Dalam hal ini Saudara Ketua, selandjutnja ditentukan tentang
keharusan mutlak mempertinggi produksi. Keharusan mutlak memper
tinggi produksi bukanlah lagi suatu rahasia. Kalau sebenarnja kami urai
kan tidaklah untuk memberikan sematjam penerangan jang baru kepada
Sidang jang mulia ini, akan tetapi adalah ini njatanjata sekali bahwa se
lama ini volume produksi kita, kalau dibandingkan dengan tahuntahun
jang sudah, boleh dikatakan tidak bertambah, tetapi saja kira Menteri
Produksi dan Menteri Distribusi pun sudah dapat mensinjalir bahwa di
rbagai bidang dalam halhal produksi bahanbahan kita jang klasik me
ngenai karet, mengenai kopra dan sebagainja, malahan sudah menurun
daripada jang sudahsudah. Ketjuali satu posisi punt jang ada, jaitu ber
tambahnja produksi minjak, itupun tidaklah dibidang jang dipunjai oleh
Negara, tetapi adalah'difihak maatschappij asing. Disebelah itu, bukan
suatu rahasia lagi bahwa umpamanja djumlah penduduk bertambah se
kian banjak didalam satu tahun lebih dari satu djuta. Dengan merdekanja
fikiran dan merdeka politik kita ini, sudah tentu kebutuhan daripada rak
jat bertambahtambah sehingga menimbulkan sociale spanningen jang kita
kenal dan halhal ini memang didalam kebidjaksanaan daripada pemba
ngunan adalah harus diichtiarkan sekeraskerasnja mempertinggi produksi
ini masalahnja nanti bagaimana mempertingginja dibidang jang terletak
dibidang kami dan dibidang Pemerintah umumnja mengenai pertinggian
daripada produksi ini.
§ 1864. Dengan terang, sekali Saudara Ketua jang terhormat, ialah de
ngan pembangunan, kita bertjitatjita bersamasama untuk mentjapai
tertjiptanja suatu masjarakat adil dan makmur, kedalam jang mengandung
equality politik, ekonomi dan sosial, keluar sama dengan negerinegeri
lain, supaja tertjipta suatu dunia baru jang sedjahtera dan damai. Dan un
tuk ini saja kira harus kita menentukan beberapa titiktitik pangkal ber
tolak.
Pertama sekali, berdasarkan tjitatjita perdjuangan, haruslah mendja
di salah satu dasar pendirian umpamanja bahwa Indonesia ini suatu kesa
tuan ekonomi dan tidak pada tempatnja dipetjahpetjahkan dalam bebe
rapa titiktitik berat perekonomian tetapi, penjusunan perekonomian hen
daknja demikian integrated, sehingga betulbetul didalam economic sis
tim kita mendjadi suatu kesatuan, sesuai djuga dengan dasar juridis atau
dasar staasvorm kita jang berdasarkan unitarisme itu.
Pangkal bertolak ini kami anggap sangat penting Saudara Ketua
jang terhormat, untuk dapat melandjutkan pemikiranpemikiran dalam
perentjanaan berbagaibagai usaha projek dan sebagainja.
Kedua, didalam perentjanaan pembangunan jang kami anggap dju
ga sangat penting ialah faktorfaktor perataan penduduk dalam perentja
naan ini. Didalam merentjanakan sesuatu projek kiranja tidak bisa dan ti
4107
dak pantas hanja kita memandang segala sesnatu itu setjara ekonomis sa
dja, mengingat kepada productie factoren seperti lalulintas dimana jang
ada, dimana manpower atau kaum pekerdja murah ada dan dimana setjara
ekonomis ukuran sadja dapat dibangun perusahaanperusahaan baru.
Saja kira persoalan ini tidak dapat diadakan daalam perbangunan Indone
sia, karena mungkin hal itu nanti akan merusak kesatuan ekonomi Indo
nesia itu, serta djuga kesatuan daripada Negara Republik Indonesia,
karena kalau hanja zuiver factorfactor ekonomis maka mungkin beberapa
daerah sadja jang akan dapat perhatian dan disana sadja setjara eko
nomis zuiver ekonomisch beredeneerd dapat didirikan projekprojek. Ini
terang akan mengganggu keseimbangan nasional dan mengganggu djuga
kesatuan ekonomi sehagai kami adjukan itu tadi.
§ 1865. Sebaliknja dengan memperhatikan kesatuan ekonomi Indone
sia ini dan djuga mengingat faktorfaktor pertahanan, faktorfaktor daerah
daerah kosong, faktorfaktor penduduk tertumpuk didalam satu bagian
terlalu banjak, dibagian lain adalah sangat kurang, maka kiranja dalam
perentjanaan projekprojek pembangunan itu maka harus dan dapat
kita merintis dan mengambil resiko jang diluar ekonomische berekening
dalam rangka pendek sadja, tetapi didalam nation building dan state
building ini dapat dan berani hendaknja kita djuga mengambil resiko
untuk membangun projekprojek dengan gedachte, dengan pemikiran
spreiding diseluruh Indonesia, sehingga demikian dapat terdjadi dan da
pat ditimbulkan pusatpusat aktivitet ekonomis, pusatpusat produkti
vitet jang baru sehingga dengan demikianpun dapat menarik tenaga
tenaga kerdja dari daerahdaerah padat setjara lebih wadjar daripada
hanja umpamanja melakukan transmigrasi setjara kolonisasi didjaman
dahulu.
Saja kira dengan adanja pusatpusat aktivitet, dengan adanja pusat
pusat produktivitet jang bare ini setjara spreiding untuk seluruh Indone
sia jang dengan sendirinja akan membawa faktorfaktor baru didaerah
itu sendiri, jaitu umpama sadja setjara praktis faktor elektrisitet jang
diperlukan untuk pusatpusat dan usaha aktivitet serta pusat produkti
vitet bare serta djuga kalau annex dengan itu dengan sendirinja tentu
djuga usahausaha pendidikan dan sebagainja, maka saja kira ketegangan
ketegangan social psychologis jang ada selama ini dengan sendirinja itu
akan mendjadi faktor jang botch dikatakan dapat kita kesampingkan, ti
dak lagi mendjadi halanganhalangan sebagaimana sekarang masih ter
dapat dibeberapa daerah kita.
§ 1866. Selain daripada itu djuga Saudara Ketua jang terhormat, fak
tor pertahanan, walaupun kita adalah suatu bangsa dan negara jang ingin
damai, tetapi mengingat bahwa dunia belum aman seluruhnja, maka ada
beberapa daerah jang kosong jang harus kita isi dengan rakjat dengan usaha
usaha aktivitet barn, sehingga umpamanja elemenelemen bangsa asing
tidak mendjadi majoritet disana dan djuga bahajabahaja infiltrasi, bahaja
bahaja subversif dapat dihadapi dengan sebaikbaiknja pula, ini hal jang
kami anggap sangat panting dan kami mohon perhatian Saudarasaudara
dengan melalui saudara Ketua dari Sidang Jang Mulia ini — didalam
menghadapi perentjanaan pembangunan dimasa jang akan datang.
4108
§ 1867. Selandjutnja Saudara Ketua jang terhormat, mengingat djuga
faktorfaktor jang ada, jang ingin kami sebutkan nanti, harus kita me
nanamkan kepada dirisendiri kesadaran dan kewadjiban, bahwa kita,
harus pertjaja dan jakin akan hatga dirisendiri dan pertjaja kepada
kemam
puan dirisendiri serta djuga bersandar kepada taraf pertama sekali ke
pada potensi alam sendiri; supaja sesuai dengan uraianuraian daripada
Kepala Pemerintahan Saudara Jang Mulia Presiden Sukarno, kepribadian
dirisendiri memang djuga dapat dipertahankan. Itu pertama.
Kedua, djuga dengan perentjanaan kita bisa rieel, sehingga tidak
terlalu banjak terombangambing oleh keadaankeadaan luar negeri jang
selama ini selalu mengombangambingkan, atau selalu mempengaruhi
keadaan perentjanaan dan perekonomian Indonesia.
§ 1868. Berhubung dengan itu Saudara Ketua jang terhormat, kami
ingin mengadjukan sekedar faktafakta jang dihadapi sekarang. Bukan
rahasia lagi Saudara Ketua bahwa sifat kehidupan ekonomi hingga seka
rang ini tetap berdasarkan , kepada ekonomi export daripada bahanbahan
mentah kita. Bahanbahan mentah baik itu merupakan bahangalian
maupun itu berupa perusahaanperusahaan pertanian adalah semuanja di
export untuk mendapatkan devisen. Sebagian dari devisen itu kita per
gunakan untuk mengimport lagi halhal jang kita perlukan untuk
kehidupan maupun untuk menanam modal baru untuk industri.
Akibatakibat ini tentu sudah kita rasakan dengan sebesarbesarnja.
Kita terpengaruh oleh pasarandunia. Dengan sendirinja kita melihat
sangat bahwa pemasukan Negara seperti djuga nanti akan terbukti
di Rentjana Anggaran Belandja tahun 1960, hanja berdasar dan ternjata
hanja berdasar kepada tjukaitjukai, baikpun setjara langsung ataupun
tidak jang sering dipaksakan keadaannja untuk mendapatkan halhal
jang dapat mcmberikan penekanan pada defisit.
Hal ini karena bahanbahan mentah tidak dapat kita kerdjakan sen
diri, karena hingga sekarang boleh dikatakan sipat perindustrian daripada
Indonesia jang ada — kalau kita boleh ambit sebagai tjontoh, perusahaan
perusahaan batik sadja ditambah beberapa perusahaan pertikelir bangsa
asing — maka dapat ditjatat bahwa sebagian besar daripada bekerdjanja
perindustrianperindustrian ini bahanbakunja semuanja diimport dari
luar negeri. Ini jang menempatkan kita dengan sendirinja pada suatu
posisi jang sangat lemah, sehingga karena kekurangan devisen ternjata
bahwa industriindustri jang ada ditangan kita sekarang ini ataupun in
dustriindustri swasta jaitu bekerdja paling tinggi dengan productiviteit
60%, tidak ada jang dapat bekerdja dengan 100% pada masa sekarang ini.
§ 1869. Selandjutnja dalam hal ini fakta jang kita hadapi lagi jaitu ten
tang persoalan modal. Modal untuk menanam pembangunan itu, modal
untuk mengadakan pembangunan itu. Modal nasional jang boleh dikata
kan sebagian besar, sebagaimana dikatakan tadi, harus diainbil dari per
hitungan Anggaran Belandja, dan Anggaran Belandja mengambilnja lagi
hanja dari tjukaitjukai setjara langsung dan tidak langsung sedangkan
modal jang tersedia ditangan bangsa Indonesia boleh dikatakan adalah
hampir tidak berarti didalam mendirikan perentjanaan perusahaanperu
sahaan jang benarbenar setjara dasar, setjara basic untuk mendirikan
4109
suatu perindustrian jang sehat jang menudju kepada sesuatu perekonomian
jang berimbang didalam negeri sendiri.
Selandjutnja djuga terasa didalam hal ini kekurangankekurangan
keahlian serta kekurangankekurangan pengetahuan teliti dan ilmiah
mengenai potensipotensi alam kita sendiri.
§ 1870. Saudara Ketua jang terhormat, dalam masa djawatan kami
jang pendek ini, persoalan kekurangan skill dan know how/sangat dirasa
kan, djangankan untuk membangun jang baru tetapi untuk memelihara
jang ada sadja, untuk memelihara perindustrianperindustrian jang ada
sadja umpamanja perindustrianperindustrian jang sekarang dikalangan
BAPPIT jang diambil alih jang sudah dinasionalisir, lagi dalam pertam
banganpertambangan dimana selama pertambangan ini banjak dikuasai
bangaa asing, maka hal itu sangat dirasakan dan apa lagi didalam peren
tjanaanperentjanaan pembangunan projek haru. Hal ini mendjadi satu
faktor jang sangat terasa sekali.
Chususnja Saudara Ketua jang terhormat, mengenai potensi alam kita
sendiri jaitu adanja geologische inventarisatie dari pada endapanendapan
mineraal kita jang merupakan kekajaan alam jang harus berguna bagi kita.
Memang terdapat umpamanja bahanbahan jang disusun dalam suatu buku
orang Belanda, namanja itu saja sudah lupa, jang tebaltebal, akan tetapi
penjelidikan survey dan research jang lebih dalam; apakah bisa didjalankan,
apakah bisa digali demikian rupa, sehingga hal itu dapat dipertanggung
djawabkan mendjadi suatu perusahaan jang membantu produktivitet,
jang menambah produksi kita. Halhal ini ternjata masih perlu dikerdja
kan dengan sebaikbaiknja. Chusus mengenai bahanbahan mineraal jang
baru itu, saja katakan jang baru, diluar timah, diluar boxit, jang sudah.
dikenal, diluar minjak bumi, diluar batu tiara jang telah diexploiteer
selama ini.
§ 1871. Hal pengetahuan dari pemerintah pusat mengenai bidjihbi
djih besi, bidjihbidjih batu bara umpamanja apakah ini sudah dapat
kita pergunakan untuk pengetjoran besi atau sesuatu hoogoven. Sehingga
sekarang mendjadi satu kenjataan bahwa menurut laporan dari para ahli
bahwa baik bidji besi kita itu terlalu bertjampur dengan pelbagai matjam
mineraal umpamanja bertjampur dengan nikel jang sukar dipisahkan atau
bertjampur dengan mineraal lain, sedangkan dipihak batu bara dikatakan
bahwa batu bara kita adalah loadgreat jang tidak bisa dibikin cokes, dengan
demikian djuga sukar untuk mengadakan hoogoven dan sebagainja.
Soalsoal demikian ini Saudara Ketua, adalah memang meragukan
dipihak Pemerintah selama ini, akan tetapi persoalan sekarang jang kita
hadapi disamping faktafakta ini jang kami madjukan adalah sebenarnja
harus mengahadapi soalsoal ini dengan suatu sikap jang ban g, jang seda
datdapatnja berani menanggung risiko, sebab djuga bukan rahasia
lagi, bahwa umpamanja harus dapat memisahkan bidji besi dengan
metodemetode baru dan dengan procedureprocedure baru djuga
dengan bahanbahan bakar baru, sehingga terdapat keteranganketerangan
umpamanja, bahwa untuk mengadakan hoogoven ini dapat dikerdjakan
dengan umpamanja houtskool atau arang daripada tumbuhtumhuhan,
tidak usah dengan batu bara.
4110
Hal ini sudah memberikan buktibukti dinegeri lain, sehingga bagi kita
sekarang tinggal mau mengambil risiko dengan kejakinan, ja atau tidak,
untuk mengapproach dengan tjaratjara baru dan dapat onderkennen bebe
rapa mythe kolonial, jang sebenarnja sudah ditanamkan kepada beberapa
ahliahli kita, djuga dan lebih penting lagi kepada pendjabatpendjabat kita
jang memegang kuntjikuntji didalam pelaksanaan daripada perentja
naanperentjanaan jang harus dilaksanakan ini.
§ 1872. Djadi mythe kolonial ini Saudara Ketua, adalah ,demikian
pentingnja untuk dihadapi sehingga dengan tjepat dapat kita mengichtiar
kan sekurangkurangnja, kalaupun tidak akan menghadapi suatu risiko jang
besar Sekurangkurangnja kita memberanikan diri untuk dengan tenaga, de
ngan kemampuan sendiri mengadakan experimentexperimen untuk men
tjari djalan sendiri, menjesuaikan kebutuhan kita, dengan kemampuan kita
jang ada didepan mata sendiri dan tidak terlalubanjak terusmenerus tergan
tung kepada ilmiah atau ilmu serta pengalaman bangsabangsa lain, jang ada
dinegeri lain jang sudah mempunjai kemadjuankemadjuan bertjorak lain dan
jang berdasarkan sedjarah perkembangannja jang bersifat lain pula.
Soal ini Saudara Ketua jang terhormat, kalau kami sendiri lantjang
mengatakan tadi, manghadapi mythe kolonial ini, didalam kenjataan soal
ini sebenarnja walaupun kami mengandjurkan beberapa usaha setjara
experiment, sekurangkurangnja dengan mengambil risiko, jaitu sangat
erat sekali hubungannja dengan masalahmasalah pembiajaan. Masalah
pembiajaan, saja kira Saudara I{etua adalah sangat erat hubungannja de
ngan financiel moneter beleid. Sebab didalam masalah pembiajaan sekarang
ini tentu kita melihat kepada keadaan kita jang menghadapi pengeluaran
pengeluaran jang tidak sedikit. Pengeluaranpengeluaran jang boleh dika
takan sering tidak dapat kita ukur dengan ukuranukuran jang seharusnja,
artinja ukuranukuran jang normal, karena pengeluaranpengeluaran untuk
keamanan umpamanja adalah demikian besarnja pengeluaranpengeluaran
kosumtif lainnja adalah demikian besarnja djika dibandingkan dengan apa
jang harus kita keluarkan atau apa jang kita keluarkan dibidang invest
ment selama ini. Sehingga masalah pembiajaan ini memperlihatkan dua
segi jaitu segi didalam negeri sendiri jang biasanja disebutkan mengenai
rupiah fonds dan segi luar negeri jang berupa, dikatakan, foreign service
funds jang itu berupa capitalgoods jang kita harapkan dari luar negeri,
karena kemampuan didalam negeri sendiri belum bisa untuk menghasil_
kannja untuk dapat dipergunakan didalam suatu perentjanaan jang besar.
Mengenai rupiah financeering Saudara Ketua, ini memang suatu rahasia
jang saja sendiri tidak dapat memadjukan saran apaapa, karena financeel
Monetair beleid itu adalah bukan keahlian kami, tetapi kami sangat me
rasakan kepentingan adanja tjukup rupiah, tjukup biaja untuk membiajai
halhal pembangunan didalam negeri setjara sebanjakbanjaknja sehingga
investment atau penanaman modal untuk halhal jang harus dikerdjakan
sekarang dapat terlaksana dengan sebaikbaiknja, bahwa ini tidak atau
belum dapat tersediakan hingga sekarang oleh ahliahli keuangan atau
ahliahli financeel moneter.
Hal itu dengan terus terang Saudara Ketua, bagi saja sendiri memang
suatu rahasia jang belum dapat saja tembus. Hal itu adalah suatu awan
tebal dan kabut tebal dimana saja kurang mempunjai pengertian.
4111
§ 1873. Mcngenai kreditkredit luar negeri atau capitalgoods hal ini
sebenarnja kita mendapatkan beberapa tawarantawaran dari segala fihak
dan dari segala djurusan negaranegara sahabat, tetapi memang inipun ada
batasnja, bahwa pada satu kali walaupun kredit pandjang harus kita ba
jar kembali. Pembajaran kembali ini hingga sekarang dilakukan djuga
dengan mata uang, apakah dengan foreign exchanges funds kita setelah
beberapa waktu, ada djuga jang dilakukan dibajar dengan rupiah jang
didapat didalam negeri disini, seperti umpamanja dengan I.C.A. ada jang
dari S.A.C. boleh dibajar dengan rupiah, tetapi beberapa kreditkredit harus
dibajar djuga dengan harde buitenlands valuta. Soal ini tentu mempunjai
batas jang tertentu. Batas inipun sebenarnja sangat bertalian dengan
financeel moneter beleid jang harus mendapat tindjauan jang lebih djauh
dan lebih teliti.
§ 1874. Dalam pada itu Saudara Ketua, jang terhormat kita sudah lama
mendengar, karena dibidang anggaran belandja, dibidang penjediaan rupiah
untuk penanaman modal bare, dibidang kreditkredit luar negeri. Soal
kedua ini adalah sangat terbatas sekali dan sering kita memadjukan
pendirian, jaitu bahwa dimana kita menghadapi kekurangan modal, kita
melupakan satu fasal jaitu adalah modal tenaga rakjat Indonesia sendiri
jang hingga sekarang tidak atau belum tjukup dipergunakan dengan se
efektipefektipnja, sebab tenaga rakjat itu haruslah mendjadi konpensasi
daripada kekurangankekurangan modal itu dan harus dengan tenaga
rakjat ini kita dapat membangun tjara sebaikbaiknja.
Soal ini Saudara Ketua jang terhormat, sesungguhnja penghimpun
an tenaga rakjat ini, memang sangat penting dan diichtiarkan dan diren
tjanakan sekarang dengan melalui Front Nasional dengan melalui gerakan
kooperasi jang disamping Undangundangnja diadakan peraturanperaturan
sekarang. Peraturan Pemerintah untuk menggerakkan koperasi ini sebe
sarbesarnja serta djuga menggerakkan pembangunan masjarakat desa
jang diperhitungkan bersama dengan kemadjuan dan perentjanaan dari
pada perindustrian rakjat dan keradjinan rakjat, tetapi hingga sekarang
dapat dikatakan kita belum seluruhnja berhasil mengatasi segisegi so
sial politik psychologisnja. Saja kira untuk ini harus ditjarikan tjaratjara
bagaimana dibidang pendidikan, dibidang penerangan dan dibidang pen
didikan ahliahli kita, pendidikan pedjabatpedjabat ahli kita dapat dima
sukkan pengertian ini setjara sebaikbaiknja. Sebab kita djuga menghada
pi Saudara Ketua jang terhormat, bahwa didalam perentjanaan projek
projek jang besar, kalau projek itu sudah outline, sudah sempurna di
gambarkan diatas kertas dan sebagainja, kalau dimasukkan faktor tenaga
ralcjat, bantuan tenaga rakjat, maka sering sekali kita menghadapi suatu
hal jang aneh, jaitu bahwa pedjabatpedjabat ahli itu menganggap malahan
ikut sertanja rakjat setjara gotong rojong itu sering memperlambat atau
malah akan mempertinggi ongkosongkos daripada projek pembangunan
ini. Ini adalah suatu pendapat jang sangat mengherankan Saudara Ketua,
dan disini perlu saja tekankan supaja sistimatik didalam perentjanaan
sesuatu projek, didalam perentjanaan sesuatu usaha, tenaga rakjat ini
jang terang mendjadi kompensasi daripada kekurangan modal — inipun
sudah diakui oleh ahliahli dalam Musjawarah Nasional Pembangunan.
Sudah diakui Saudara Ketua jang terhormat, tetapi sehingga sekarang
daripada implementasinja didalam pelaksanaan pembangunan ini rupanja
4112
belum sefektifefektifnja dipikirkan disusun dan masuk kedalam otak
perentjana dan otak pelaksana daripada projekprojek pembangunan ini.
§ 1875. Oleh karena itu, intergrasi daripada keseluruhan baik itu
nanti melaui Front Nasional dan djuga melalui brigadebrigade pemba
ngunan jang pernah kita dengar, maupun dengan usahausaha gotong
rojong,. Hal ini didalam keseluruhan perentjana kami melihat belum ada
suatu hubungan jang sudah dikatakan integrated dan efektif tjaranja. Ini
adalah halhal jang kami merasa perlu memadjukan untk memohon per
hatian daripada Sidang jang Mulia, supaja didalam perentjanaan dapat
hendaknja diperhatikan dan mendapat pemutusanpemutusan dan ru
musanrusmusan jang prinsipiil dengan dapat nanti dilakukan oleh Peme
rintah diwaktu jang akan datang.
Selandjutnja Saudara Ketua jang terhormat, mengenai jang kami
katakan tadi — maaf kami agak ulangi sedikit — itu mengenai potensi
alam kita berupa potensipotensi alam atau mineralmineral jang telah
ada kita usahakan dalam bidang pembangunan sekarang ini.
Sekarang kami adjukan bahwa kits terutama hares pertjaja kepada
kemampuan diri sendiri, harus bersandar kepada potensi alam kita sendiri.
Ini adalah satu stelling jang sesuai dengan faktor kepribadian diri sendiri
jang dimadjukan oleh Kepala Negara. Sebab soal pendirianpendirian
dasar ini sangat besar hubungannja dengan perentjanaan setjara materiil.
Saja ambil umpamanja, barang jang telah demikian. lama kita kerdjakan,
hal jang demikian lama telah memberikan djuga usaha produktivitiet,
usaha belandja kepada negara dan masjarakat, umpamanja sadja ialah
batubara Indonesia ini. Saja mengatakan tadi bahwa tentang batubara
ini mungkin banjak mythe kolonial, tetapi djuga banjak halhal jang
prinsipiil harus diputuskan. Mengenai batubara ini kalau kemungkinan
kedjurusan daripada pembangunan industri besibadja setjara tanur tinggi
umpamanja terbatas, hares diputuskan hendaknja bersamasama diwaktu
jang akan datang nanti, apakah nasib batu bara ini sekarang. Kita me
ngetahui bahwa nasib batu bara dibeberapa negeri jang termadju itu
mengalami kemunduran, karena sebagai bron daripada tenaga sudah
dapat diganti dengan tenagatenaga lain, umpamanja listrik dan nanti mung
kin oleh tenaga atom. Dan itu sampai dimana dan kapan kiranja itu akan
terlaksana, saja kurang mengetahui, akan tetapi memang faktor batubara
ini boleh. dikatakan mempunjai decliningrole.
Tetapi di Indonesia ini mereka memberikan tetap ruangbekerdja
jang sangar besar sekali, disamping ruangbekerdja jang sangat besar
bagi rakjat kita djuga hingga sekarang masih memberikan keuntungan
kepada Negara sebagai Perusahaan Negara dan perlu dipikirkan hal ini
didalam masa jang akan datang sebagai toekomstnja, umpama sadja
sebagai suatu pendirian dasar apakah persoalan batubara ini umpamanja
dibidang pembangunan tenagalistrik dengan memikirkan djuga segala
ekonomischezijdenja. Saja memang mengadjukan Saudara Ketua, untuk
tidak uitsluiten 100% ekonomis, memikirkan satu perentjanaan projek,
tetapi djuga faktorfaktor jang lain, tetapi dalam hal ini mengenai pem
bangunan power 1'istrik ini apakah kita akan mempergunakan batubara
sebagai bahanbakar dengan installasinja stoomturbines sebagai kebidjak
sanaan selandjutnja ja atau tidak. Ataukah kita akan membangun um
4113
pamanja power listrik ini dengan minjak solar, dengan dieselgeneratoren
sebagaimana sekarang dibeberapa segi telah diperbuat. Djuga dengan de
mikian pembangunan lalulintas dengan Djawatan Kereta Api (D.K.A.) soal
soal ini Saudara Ketua jang terhormat, amat penting bagi prac
tische uitbouw daripada usahausaha atau pusatpusat produktiviteit jang
telah ada. Disamping itu tentu batubara ini memberikan kescmpatan
untuk mendirikan suatu industri kimia diatasnja. Ini halhal jang perlu kita
tentukan setjara dasar.
§ 1876. Saudara Ketua jang terhormat, saja memadjukan masalah
ini kepada Sidang Jang Mulia dan kami harapkan djangan heran mengapa
seorangwakilPemerintah tidak mempunjai pendirian dan mengadjukan
itu. Djadi saja sebenarnja membalikkan persoalan ini mengharapkan dari
Sidang Jang Mulia Depernas (Dewan Perantjang Nasional) ini untuk. me
nentukan itu setjara dasar didalam rentjanarentjana Undangundang, se
hingga ini dapat ditaati oleh seluruh bangsa, scluruh pedjabat dan seba
gainja.
Ini jang penting sekali, karena kalau ini hanja tergantung kepada
kebidjaksanaan seorang Menteri, maka saja kira itu tidak akan mempunjai
arti nasional. Bisa disatu bidang, dibidang lainpun tidak. Sebab ini sebagai
gambaran Saudara Ketua Jang terhormat, kita dibidang power ini sadja
mempunjai conlicting opinion, umpamanja orang jang memakai diesel
berpendapat buat apa kita memakai batubara. batubara sekarang exploi
tasikostennja terlalu tinggi, dengan sendirinja inkoopkostennja djuga ter
lalu tinggi enzoovoortenzoovoort. Sedang transportnja djuga tidak teratur.
Sehingga kalau dengan solar umpamanja, maka itu lebih bcrsih, lebih
murah dan gampang, lebih kuat dan lainlain, matjam jang saja bukan
ahli, tetapi ahli mengatakan demikian, lebih baik daripada jang lainlain.
Tetapi disini djuga tertjatat sekarang didalam Indonesia ini bahwa Peme
rintah walaupun disini ada sumbersumber minjakkasar terpaksa mengim
port minjak solar sekarang, tidak sadja untuk diesel power dan diesel ge
nerators, tetapi djuga faktanja barns mengimport solar sekarang. Ini tentu
ada hubungannja dengan sifatsifat atau keadaan perindustrian minjak.
Tetapi inilah demikian sulitnja, sehingga sungguhsungguh ini sebenarnja
sebagai pribadi boleh dikatakan dalam beberapa segi merupakan suatu
noodkreet kepada Sidang jang mulia untuk uiteindelijk adalah suatu in
stansi pendeknja jang dapat merintiskan, merumuskan, menetapkan ke
bidjaksanaan jang pasti untuk berlaku seluruh Indonesia, atas dasar mana
bisa bekerdja dan selandjutnja. Dengan terpentjilpentjilnja Iota melihat,
Saudara Ketua jang terhormat, bahwa dibidang pembangunan sadja —
dibidang diesel banjak sekali telah diimport berpuluhpuluh diesel gene
ratoren jang terlepaslepas daripada kesatuannja, terlepaslepas dari pada
satu perusahaan kelain perusahaan, sedang sebenarnja kalau dari dulu di
tentukan suatu perentjanaan, kita memerukan power sekian dan dasar
daripada kerdja kita umpamanja batubara ataupun diesel tetapi diputus
kan didalam suatu power plan jang besar. Maka saja kira tidak akan se
banjak itu paberikpaberik segala instellingen itu memakai diesel gene
ratoren, sekarang jang mengeluarkan solar jang tidak dapat diperhitungkan
lebih dahulu.
§ 1877. Ini mengenai batu bara Saudara Ketua.
Selandjutnja mengenai timah dari pada tamhan.gtam.hang timah
jang sudah lebih daripada 100 tahun memberikan helandja kepada mas
4114
jarakat Indonesia, walaupun dahulu dengan perantaraan, pemerintah kolo
nial, tetapi sekarangpun njata perusahaan tambang timah ini memberikan
keuntungan jang baik kepada Indonesia. Nasibnja ini berhubungan dengan
situasi timah, berhubung dengan International Team of Tin Agreement,
memang dibidang timah sadja itu tidak sebagai export bahan timah sadja,
tentu akan terbatas. Disini perlu djuga kita menentukan selandjutnja apa
dengan industri timah ini dalam keseluruhannja. Demikianpun dengan
aluminium jang selama ini memberikan keuntungan kepada kita dan pel
bagai halhal lain lagi.
Djadi ini jang saja madjukan kepada Sidang jang mulia, saja minta kita
hendaknja dapat bertolak daripada potensi alam jang ada djuga didalam
perentjanaan kita diwaktu jang akan datang.
§ 1878. Saudara Ketua jang terhormat, selandjutnja ingin kami meng
gambarkan pada achirnja beberapa kebidjaksanaan Pemerintah sekarang
dalam Rantjangan Anggaran Belandja tahun 1960, sebab saja kira hal, ini
tentu akan sangat diperhatikan oleh Sidang jang mulia, karena saja kira
faktafakta atau pekerdjaan jang dilakukan sekarang oleh Pemerintah, tentu
tidak bisa diabaikan, malahan hendaknja ini mendjadi bahan persam
bungan usaha pikiran lebih landjut.
Berhubung dengan gambaran itu Saudara Ketua, saja ulangi lagi
bahwa dalam menghadapi kebidjaksanaan Rentjana Anggaran Belandja
1960 memang tetap mendjadi pedoman dasar apa jang saja sebutkan tadi
jaitu mengenai Undangundang chususnja pasal 33 Manifesto Politik
dan keharusan mempertinggi produksi.
Dalam rangka ini, sudah tjukup terkenal kita mendjalankan ekonomi
terpimpin, untuk merintis suatu djalan kearah tertjiptanja sistim Sosialis
me a la Indonesia menudju masjarakat adil dan makmur.
Untuk itu sementara ini kita melakukan tindakantindakan menge
kang dan memberantas sifatsifat ekonomi Liberal Kolonial jang meru
sak, monopoli, spekulasi mempermainkan harga, idjonan dan sebagainja
jang saja kira sudah diuraikan lebih luas oleh Menteri Distribusi dan
Menteri Produksi.
Selandjutnja harus kita mendjamin pimpinan dan bimbingan Peme
rintah dalam pembangunan dalam kesatuan ekonomi negara jang sudah saja
katakan tadi itu.
§ 1879. Selandjutnja turut aktipnja Pemerintah dalam memberikan
pimpinan dan bimbingan dalam bidang ekonomi, dengan menurut ser
takan golongan swasta dalam batasbatas tertentu untuk memenuhi kebu
tuhan serta hadjat utama masjarakat umum dalam waktu jang singkat.
Soal'ini adalah sebenarnja soal jang penting soal swasta, soal pihak par
tikelir Indonesia satu, soal pihak partikelir bangsa asing jang berstatus
domestic capital, boleh dikatakan sudah pernah direpatriatie atau asing,
karena pendapatan disini dan tidak mempunjai hak transfer. Halhal ini
didjandjikan didalam Manifesto Politik diberikan tempat asal progresip
tunduk pada peraturanperaturan Pemerintah di Industri menengah.
Akan tetapi dengan berlakunja sistim Ekonomi Terpimpin sekarang ten
tu harus diadakan perubahanperubahan didalam pertanggungan djawab,
4115
didalam perhitungan laba dan rugi dan sebagainja. Sehingga winst mo
tief dapat dipergunakan sedemikian rupa supaja dengan activitiet dari
pada modal ini memberikan modal bare lagi untuk penanamanpenanaman
jang baru.
Hal ini Saudara Ketua.iang terhormat, saja kira tidak dapat diker
djakan hanja dibidang partikelir sadja, tetapi harus dikerdjakan djuga
oleh bidangbidang lain sebagaimana djuga pendidikan, penerangan, pe
njuluhan dan djuga perundangundangan.
§ 1880. Mengenai pengerahan daripada mobilisatie dari funds importir jang
disehutkan oleh Manifesto Politik dalam pemberian tempat kepada modal
modal nasional, modal swastas, modal swata domestic capital
itu, dari bangsa asing barangkali jang selama ini sudah bermodal,
itu diberikan tempat, tetapi dengan ketentuanketentuan umpamanja,
bahwa mereka tidak boleh mentransfer itu kenegerinja dan sebaliknja dju
ga tidak diperkenankan mendirikan perindustrianperindustrian jang me
makai bahan haku setjara cotinnue dari luar negeri. Artinja bahan baku
jang hares diimport dari luar negeri tidak akan diidjinkan mendirikan
perindustrianperindustrian itu dan ditekankan kepada pemakaian ba
hanbahan baku jang ada didalam negeri.
§ 1881. Dalam keharusan mempertinggi produksi Saudara Ketua jang
terhormat, maka terdapat didalam usaha Pemerintah sekarang adalah ke
latidjutan pelaksanaan projek lima tahun pertama. Soal ini saja kira
didalam perhitungan mungkin sudah absolut, karena terlambat dan se
bagainja. Akan tetapi banjak diantaranja telah, sedang didalam pelaksa
naan jang tidak dapat dipertanggung djawabkan untuk merubahnja
atau menghentikannja. Djadi dengati. sendirinja hares dilandjutkan dengan
segala konsekwensinja, seperti umpamanja Djatiluhur, seperti umpama
nja Tulungagung, terowongan Tulungagung, paberikpaberik ureia pa
berik Gresik untuk diperbesar dan sebagainja. Hal ini adalah termasuk
usaha kelandjutan daripada projekprojek lima tahun pertama ini. Dan
didalam keharusan mempertinggi produksi, Pemerintah, dipaberik Gre
sik ini sekarang merentjanakan pelaksanaan killon ketiga untuk mening
gikan produksi dengan 250.000 ton lagi untuk tahun 1960. Disamping
itu paberik ureia pun tahun ini akan dilaksanakan dengan begrooting jang
tjukup serta djuga pelaksanaan jang lebih penting lagi disamping paberik
ureia ini jang mengenai politik pangan, jaitu politik sandang, jaitu pelak
sanaan daripada paberik rayon.
Paberik rayon ini Saudara I4etua jang terhormat, saja. harap hanja
saja bisa menambah dan dugaan saja hanja dapat menambah dari uraian
uraian Menteri Produksi dan Menteri Distribusi, ialah bahwa didalam
perhitungan sekarang dibidang paberik sandang ini, atau perindustrian
sandang,.maka kiranja sudah digambarkan, bahwa akan diantameer penana
man kapas setjara besarbesarnn, dan djuga rami. Tetapi dalam perhitungan
areal jang telah digambarkan kiranja masih djauh tidak mentjukupi. Maka
paberik. rayon ini jang berdasarkan kepada pulp daripada pohonpohon
harus diantameer dengan sungguhsesungguhnja. Oleh karena itu dalam
tahun 1960 .ini sesuai dengan program politik Pemerintah dibangun suatu
pilotplan., suatu pilot project mengenai rayon.
1ni jang didalam garisgaris besarnja.
4116
§ 1882. Selandjutnja Saudara Ketua, untuk mempertinggi produksi
ini tidak sadja kita berpokok pangkal kepada perusahaanperusahaan jang
telah ada, seperti perusahaanperusahaan pertambangan untuk diper
tinggi produksinja, tetapi diperusahaanperusahaan pertambangan itu
kita melihat adanja bijproducten jang hingga sekarang kurang mendapat
perhatian dan bijproducten ini sangat besar kepentingannja dibeberapa
bidang, umpamanja dengan madjunja sekarang rentjanarentjana usaha
keramik, jaitu di BangkaBiliton, bijproduct kaulin, bijproduct kwarts,
bijproduct jang lainlain berupa mineral; sepertinja monasit, elemenit dan
cirkon. Halhal ini disamping diselidiki exploitasibilliteitinja, kita mentjari
djuga penggunaanpenggunaan surveynja dan dimana perlu marketing
nja ini ditambangtambang jang telah ada prinsipprinsip ini dilakukan
didalam Rentlana Anggaran Belandja tahun 1960.
§ 1883. Selandjutnja halhal jang dapat dikerdjakan atau sudah diker
djakan setjara tidak teratur dan tidak oleh Pemerintah umpamanja pertam
banganpertambangan jang sudah njata dapat memberikan.penghasilan
penghasilan baru, seperti pertambangan asbest, pertambangan mangaan,
petambangan nikel karena keamanan sudah ada madju di Sulawesi Selatan.
Pun ditahun 1960 ini akan dilaksanakan dengan semampunja Pemerintah
menjediakan anggara
PIDATO J. M. MENTERI INTI PEMBANGUNAN
CHAIRUL SALEH.
Saudara Ketua Dewan Perantjang Nasional jang terhormat, Saudara
saudara Anggota Dewan Perantjang Nasional jang terhormat, undangan
jang diberikan dart disampaikan kepada kami untuk memberikan sekedar
uraian tentang beberapa hal dibidang pembangunan sesungguhnja adalah
suatu kehormatan jang besar kepada kami, dan dengan segala kesediaan,
dengan segala jang ada pada kami, kami berichtiar untuk menghadapi
malam uraian ini dengan segala kesungguhan jang ada pada kami, dengan
harapan supaja dapat kiranja beberapa masalahmasalah pokok dapat ber
lamasama diperhatikan., tidak sadja dari Pemerintah dimadjukan
beberapa pemikiran, tetapi hendaknja mendapat sambutan jang pasti
didalam beberapa masalah sehingga tidak ada lagi keraguraguan jang
setjara terus terang dapat saja njatakan masih terdapat dibeberapa bidang
pemerintahan.
Oleh karena itu, idjinkanlah saja pada kesempatan ini untuk mema
djukan halhal itu dengan tjatatan, bahwa kiranja uraianuraian saja ini
banjak kemungkinan sekali kurang sempurna dan kiranja djuga banjak ke
kurangankekurangan dibidang pemberian angkaangka kepada Saudara
saudara sebagai angkaangka, facta sekarang ini. Sebab angkaangka jang
terdapat sekarang ini adalah termasuk didalam bidang pelaksanaan .exe
cutief Pemerintah, jang termasuk dan tertjantum nanti didalam Anggaran
Belandja, chususnja, sekarang dasardasarnja didalam nota keuangan, jang
mudahrnudahan kami djuga akan mendjelaskannja lebih landjut nanti.
§ 1860. Pertama sekali saja ingin menguraikan Saudara Ketua jang
terhormat, kalau kami mengadakan uraian tentang pembangunan pada
malam ini di hadapan Sidang jang mulia, adalah itu mengenai masalah
pembangunan didalam arti jang terbatas. Sebab perkataan pembangunan,
kiranja kalau diturutkan kepada keseluruhan isinja adalah sangat luas dan
dapat meliputi segalagala usaha baru atau pemikiran barn dan bisa ber
sifat materiil ataupun spirituil. Dalam hal ini tentu sadja mengingat kepada
tugas kami, dapat kami katakan, bahwa pembangunan dalam hal ini, hanja
dapat kami artikan didalam arti jang lebih sempit dan didalam bidang
administrasi Pemerintahan meliputi kurang lebih tjuma empat Departemen,
jaitu Departemen. Perindustrian Rakjat, Departemen Perindustrian Dasar
dan Pertambangan dan Departemen Transmigrasi dan Pembangunan
Masjarakat Desa beserta Departemen Agraria.
§ 1861. Oleh karena itu, pembitjaraan saja akan banjak berlandaskan
hanja kepada masalah pembangunan dalam arti materiil terutama.
Didalarn menghadapi masalah pembangunan ini; sudah njata bahwa
Pemerintah atau kami sendiri, djuga berpegang kepada dasardasar dari
pada pembangunan didalam rangka ekonorni terpimpin sekarang ini, jang
berdasarkan sebenarnja kepada Undangundang Dasar, chususnja Pasal
33 dan Manifesto Politik 17 Agustus dan ketiga, keharusan mutlak mem
pertinggi produksi.
4105
Mengenai dasar pertama Undangundang Dasar, chususnja Pasal 33,
persoalan ini sesungguhnja sudah pada tempatnja dari pihak Pemerin
tah mempunjai konsepsi jang sudah 100% terang 100% sekurangkurang
nja didalam perentjanaan sudah ada konsepsinja, untuk melaksanakannja
kepada perundangundangan terutama.
Tetapi dengan terus terang kami katakan Saudarasaudara, hingga
sekarang sebenarnja dibidang perundangundangan itu belum terdapat
banjak perubahanperubahan. Umpama sadja, kalau dikatakan, bahwa pe
rekonomian harus disusun setjara usaha hersama dan berasaskan keke
luargaan, soal ini kita hadapi hanja barn dibidang perkooperasian, jang
dengan teliti sekarang telah diambil sebagai pedoman oleh Pemerintah,
akan tetapi bentukbentuk lain didalam hal ini, didalam perundangundang
an belum djuga sebenarnja mendapat suatu perhatian dan perubahan jang
sudah sesuai dengan perkembangan sekarang ini, sesuai dengan ekonomi
terpimpin dan sebagainja itu, karena masih tetap kita menghadapi ber
lakunja, umpamanja bentukbentuk perekonomian jang berdasarkan ke
pada Kitab Hukum Perdagangan. Dan djuga atas kekeluargaan ini, inipun
didalam beberapa seksi belum dapat kenjataan jang lebih landjut dan jang
terachir sekali mengenai istilah umpamanja „menguasai”. Mengenai is
tilah menguasai dalam Undangundang Dasar ini, inipun mendjadi suatu
masalah jang besar. Umpama kata „menguasai” ini hanja berarti „menga
tur dan membimbing” sadja, saja kira adalah suatu kewadjiban daripada
semua pemerintah untuk mengatur, membimbing kehidupan perekono
mian, kesedjahteraan dan kemakmuran rakjat warga negaranja. Tetapi
ini dikatakan dengan langsung dengan ditekankan kepada menguasai.
Apakah ini umpamanja sebagai masalah sampai dapat diartikan memiliki,
artinja segala sesuatu harus ditangan Pemerintah, ja atau tidak.
Ini adalah pertanjaanpertanjaan dasar Saudara Ketua jang terhor
mat, jang sebenarnja hingga sekarang ini perlu saja tjatat belum mendapat
suatu principiele uitspraak. Ini saja sebutkan karena, walaupun ini hanja
dibidang Undangundang Dasar dan barangkali dibidang juridis for
meelnja.
Akan tetapi didalam praktek kita mengetahui bahwa memang banjak
akibatakibatnja, apalagi kalau sudah sampai kepada peradilan, penuntutan
dan sebagaimana, malah soal ini membawa pengaruhpengaruh jang be
sar, sehingga tidak terdapat keseimbangan sekarang didalam penuntutan
penuntutan atau bidang peradilan umpamanja jang sekarang diichtiar
kan oleh Pemerintah supaja chusus mengenai tindaktindak pidana dibi
dang perekonomian, kedjahatankedjahatan dibidang perekonomian itu,
hendaknja diperberat. Akan tetapi dengan demikian soalsoal jang begini
dasar dan prinsipilnja, sebenarnja belum ada suatu uitspraak jang diang
gap sebagai uitspraak jang telah mendjadi resmi dan dianut oleh seluruh
masjarakat dan seluruh aparatur Negara.
§ 1862. Kedua, mengenai Manifesto Politik. Dalam Menifesto Politik
terdapat umpamanja dibidang pembangunan ini suatu tempat, disamping
bahwa segala sesuatu akan dikuasai oleh Pemerintah masih terdapat suatu
ruangan umpamanja bagi modal nasional. Modal nasional atau modal asing
pun jang progressip akan disediakan suatu tempat chusus ditempat indus
tri menengah. Inipun memberikan suatu aspekaspek jang menginginkan
4106
sebenarnja dengan modal jang ada dalam negeri ini dimobilisir untuk da
pat melaksanakan program Pemerintah sebagai jang dikenal dengan tiga
punten itu. Dan Manifesto Politik ini adalah djuga mendjadi suatu pokok
kebidjaksanaan jang didalam pelaksanaan program Pemerintah untuk ta
hun 1960 adalah mendjadi pokok jang nanti akan tergambar didalam nota
keuangan Rentjana Anggaran Belandja 1960 tahun jang akan datang ini.
§ 1863. Dalam hal ini Saudara Ketua, selandjutnja ditentukan tentang
keharusan mutlak mempertinggi produksi. Keharusan mutlak memper
tinggi produksi bukanlah lagi suatu rahasia. Kalau sebenarnja kami urai
kan tidaklah untuk memberikan sematjam penerangan jang baru kepada
Sidang jang mulia ini, akan tetapi adalah ini njatanjata sekali bahwa se
lama ini volume produksi kita, kalau dibandingkan dengan tahuntahun
jang sudah, boleh dikatakan tidak bertambah, tetapi saja kira Menteri
Produksi dan Menteri Distribusi pun sudah dapat mensinjalir bahwa di
rbagai bidang dalam halhal produksi bahanbahan kita jang klasik me
ngenai karet, mengenai kopra dan sebagainja, malahan sudah menurun
daripada jang sudahsudah. Ketjuali satu posisi punt jang ada, jaitu ber
tambahnja produksi minjak, itupun tidaklah dibidang jang dipunjai oleh
Negara, tetapi adalah'difihak maatschappij asing. Disebelah itu, bukan
suatu rahasia lagi bahwa umpamanja djumlah penduduk bertambah se
kian banjak didalam satu tahun lebih dari satu djuta. Dengan merdekanja
fikiran dan merdeka politik kita ini, sudah tentu kebutuhan daripada rak
jat bertambahtambah sehingga menimbulkan sociale spanningen jang kita
kenal dan halhal ini memang didalam kebidjaksanaan daripada pemba
ngunan adalah harus diichtiarkan sekeraskerasnja mempertinggi produksi
ini masalahnja nanti bagaimana mempertingginja dibidang jang terletak
dibidang kami dan dibidang Pemerintah umumnja mengenai pertinggian
daripada produksi ini.
§ 1864. Dengan terang, sekali Saudara Ketua jang terhormat, ialah de
ngan pembangunan, kita bertjitatjita bersamasama untuk mentjapai
tertjiptanja suatu masjarakat adil dan makmur, kedalam jang mengandung
equality politik, ekonomi dan sosial, keluar sama dengan negerinegeri
lain, supaja tertjipta suatu dunia baru jang sedjahtera dan damai. Dan un
tuk ini saja kira harus kita menentukan beberapa titiktitik pangkal ber
tolak.
Pertama sekali, berdasarkan tjitatjita perdjuangan, haruslah mendja
di salah satu dasar pendirian umpamanja bahwa Indonesia ini suatu kesa
tuan ekonomi dan tidak pada tempatnja dipetjahpetjahkan dalam bebe
rapa titiktitik berat perekonomian tetapi, penjusunan perekonomian hen
daknja demikian integrated, sehingga betulbetul didalam economic sis
tim kita mendjadi suatu kesatuan, sesuai djuga dengan dasar juridis atau
dasar staasvorm kita jang berdasarkan unitarisme itu.
Pangkal bertolak ini kami anggap sangat penting Saudara Ketua
jang terhormat, untuk dapat melandjutkan pemikiranpemikiran dalam
perentjanaan berbagaibagai usaha projek dan sebagainja.
Kedua, didalam perentjanaan pembangunan jang kami anggap dju
ga sangat penting ialah faktorfaktor perataan penduduk dalam perentja
naan ini. Didalam merentjanakan sesuatu projek kiranja tidak bisa dan ti
4107
dak pantas hanja kita memandang segala sesnatu itu setjara ekonomis sa
dja, mengingat kepada productie factoren seperti lalulintas dimana jang
ada, dimana manpower atau kaum pekerdja murah ada dan dimana setjara
ekonomis ukuran sadja dapat dibangun perusahaanperusahaan baru.
Saja kira persoalan ini tidak dapat diadakan daalam perbangunan Indone
sia, karena mungkin hal itu nanti akan merusak kesatuan ekonomi Indo
nesia itu, serta djuga kesatuan daripada Negara Republik Indonesia,
karena kalau hanja zuiver factorfactor ekonomis maka mungkin beberapa
daerah sadja jang akan dapat perhatian dan disana sadja setjara eko
nomis zuiver ekonomisch beredeneerd dapat didirikan projekprojek. Ini
terang akan mengganggu keseimbangan nasional dan mengganggu djuga
kesatuan ekonomi sehagai kami adjukan itu tadi.
§ 1865. Sebaliknja dengan memperhatikan kesatuan ekonomi Indone
sia ini dan djuga mengingat faktorfaktor pertahanan, faktorfaktor daerah
daerah kosong, faktorfaktor penduduk tertumpuk didalam satu bagian
terlalu banjak, dibagian lain adalah sangat kurang, maka kiranja dalam
perentjanaan projekprojek pembangunan itu maka harus dan dapat
kita merintis dan mengambil resiko jang diluar ekonomische berekening
dalam rangka pendek sadja, tetapi didalam nation building dan state
building ini dapat dan berani hendaknja kita djuga mengambil resiko
untuk membangun projekprojek dengan gedachte, dengan pemikiran
spreiding diseluruh Indonesia, sehingga demikian dapat terdjadi dan da
pat ditimbulkan pusatpusat aktivitet ekonomis, pusatpusat produkti
vitet jang baru sehingga dengan demikianpun dapat menarik tenaga
tenaga kerdja dari daerahdaerah padat setjara lebih wadjar daripada
hanja umpamanja melakukan transmigrasi setjara kolonisasi didjaman
dahulu.
Saja kira dengan adanja pusatpusat aktivitet, dengan adanja pusat
pusat produktivitet jang bare ini setjara spreiding untuk seluruh Indone
sia jang dengan sendirinja akan membawa faktorfaktor baru didaerah
itu sendiri, jaitu umpama sadja setjara praktis faktor elektrisitet jang
diperlukan untuk pusatpusat dan usaha aktivitet serta pusat produkti
vitet bare serta djuga kalau annex dengan itu dengan sendirinja tentu
djuga usahausaha pendidikan dan sebagainja, maka saja kira ketegangan
ketegangan social psychologis jang ada selama ini dengan sendirinja itu
akan mendjadi faktor jang botch dikatakan dapat kita kesampingkan, ti
dak lagi mendjadi halanganhalangan sebagaimana sekarang masih ter
dapat dibeberapa daerah kita.
§ 1866. Selain daripada itu djuga Saudara Ketua jang terhormat, fak
tor pertahanan, walaupun kita adalah suatu bangsa dan negara jang ingin
damai, tetapi mengingat bahwa dunia belum aman seluruhnja, maka ada
beberapa daerah jang kosong jang harus kita isi dengan rakjat dengan usaha
usaha aktivitet barn, sehingga umpamanja elemenelemen bangsa asing
tidak mendjadi majoritet disana dan djuga bahajabahaja infiltrasi, bahaja
bahaja subversif dapat dihadapi dengan sebaikbaiknja pula, ini hal jang
kami anggap sangat panting dan kami mohon perhatian Saudarasaudara
dengan melalui saudara Ketua dari Sidang Jang Mulia ini — didalam
menghadapi perentjanaan pembangunan dimasa jang akan datang.
4108
§ 1867. Selandjutnja Saudara Ketua jang terhormat, mengingat djuga
faktorfaktor jang ada, jang ingin kami sebutkan nanti, harus kita me
nanamkan kepada dirisendiri kesadaran dan kewadjiban, bahwa kita,
harus pertjaja dan jakin akan hatga dirisendiri dan pertjaja kepada
kemam
puan dirisendiri serta djuga bersandar kepada taraf pertama sekali ke
pada potensi alam sendiri; supaja sesuai dengan uraianuraian daripada
Kepala Pemerintahan Saudara Jang Mulia Presiden Sukarno, kepribadian
dirisendiri memang djuga dapat dipertahankan. Itu pertama.
Kedua, djuga dengan perentjanaan kita bisa rieel, sehingga tidak
terlalu banjak terombangambing oleh keadaankeadaan luar negeri jang
selama ini selalu mengombangambingkan, atau selalu mempengaruhi
keadaan perentjanaan dan perekonomian Indonesia.
§ 1868. Berhubung dengan itu Saudara Ketua jang terhormat, kami
ingin mengadjukan sekedar faktafakta jang dihadapi sekarang. Bukan
rahasia lagi Saudara Ketua bahwa sifat kehidupan ekonomi hingga seka
rang ini tetap berdasarkan , kepada ekonomi export daripada bahanbahan
mentah kita. Bahanbahan mentah baik itu merupakan bahangalian
maupun itu berupa perusahaanperusahaan pertanian adalah semuanja di
export untuk mendapatkan devisen. Sebagian dari devisen itu kita per
gunakan untuk mengimport lagi halhal jang kita perlukan untuk
kehidupan maupun untuk menanam modal baru untuk industri.
Akibatakibat ini tentu sudah kita rasakan dengan sebesarbesarnja.
Kita terpengaruh oleh pasarandunia. Dengan sendirinja kita melihat
sangat bahwa pemasukan Negara seperti djuga nanti akan terbukti
di Rentjana Anggaran Belandja tahun 1960, hanja berdasar dan ternjata
hanja berdasar kepada tjukaitjukai, baikpun setjara langsung ataupun
tidak jang sering dipaksakan keadaannja untuk mendapatkan halhal
jang dapat mcmberikan penekanan pada defisit.
Hal ini karena bahanbahan mentah tidak dapat kita kerdjakan sen
diri, karena hingga sekarang boleh dikatakan sipat perindustrian daripada
Indonesia jang ada — kalau kita boleh ambit sebagai tjontoh, perusahaan
perusahaan batik sadja ditambah beberapa perusahaan pertikelir bangsa
asing — maka dapat ditjatat bahwa sebagian besar daripada bekerdjanja
perindustrianperindustrian ini bahanbakunja semuanja diimport dari
luar negeri. Ini jang menempatkan kita dengan sendirinja pada suatu
posisi jang sangat lemah, sehingga karena kekurangan devisen ternjata
bahwa industriindustri jang ada ditangan kita sekarang ini ataupun in
dustriindustri swasta jaitu bekerdja paling tinggi dengan productiviteit
60%, tidak ada jang dapat bekerdja dengan 100% pada masa sekarang ini.
§ 1869. Selandjutnja dalam hal ini fakta jang kita hadapi lagi jaitu ten
tang persoalan modal. Modal untuk menanam pembangunan itu, modal
untuk mengadakan pembangunan itu. Modal nasional jang boleh dikata
kan sebagian besar, sebagaimana dikatakan tadi, harus diainbil dari per
hitungan Anggaran Belandja, dan Anggaran Belandja mengambilnja lagi
hanja dari tjukaitjukai setjara langsung dan tidak langsung sedangkan
modal jang tersedia ditangan bangsa Indonesia boleh dikatakan adalah
hampir tidak berarti didalam mendirikan perentjanaan perusahaanperu
sahaan jang benarbenar setjara dasar, setjara basic untuk mendirikan
4109
suatu perindustrian jang sehat jang menudju kepada sesuatu perekonomian
jang berimbang didalam negeri sendiri.
Selandjutnja djuga terasa didalam hal ini kekurangankekurangan
keahlian serta kekurangankekurangan pengetahuan teliti dan ilmiah
mengenai potensipotensi alam kita sendiri.
§ 1870. Saudara Ketua jang terhormat, dalam masa djawatan kami
jang pendek ini, persoalan kekurangan skill dan know how/sangat dirasa
kan, djangankan untuk membangun jang baru tetapi untuk memelihara
jang ada sadja, untuk memelihara perindustrianperindustrian jang ada
sadja umpamanja perindustrianperindustrian jang sekarang dikalangan
BAPPIT jang diambil alih jang sudah dinasionalisir, lagi dalam pertam
banganpertambangan dimana selama pertambangan ini banjak dikuasai
bangaa asing, maka hal itu sangat dirasakan dan apa lagi didalam peren
tjanaanperentjanaan pembangunan projek haru. Hal ini mendjadi satu
faktor jang sangat terasa sekali.
Chususnja Saudara Ketua jang terhormat, mengenai potensi alam kita
sendiri jaitu adanja geologische inventarisatie dari pada endapanendapan
mineraal kita jang merupakan kekajaan alam jang harus berguna bagi kita.
Memang terdapat umpamanja bahanbahan jang disusun dalam suatu buku
orang Belanda, namanja itu saja sudah lupa, jang tebaltebal, akan tetapi
penjelidikan survey dan research jang lebih dalam; apakah bisa didjalankan,
apakah bisa digali demikian rupa, sehingga hal itu dapat dipertanggung
djawabkan mendjadi suatu perusahaan jang membantu produktivitet,
jang menambah produksi kita. Halhal ini ternjata masih perlu dikerdja
kan dengan sebaikbaiknja. Chusus mengenai bahanbahan mineraal jang
baru itu, saja katakan jang baru, diluar timah, diluar boxit, jang sudah.
dikenal, diluar minjak bumi, diluar batu tiara jang telah diexploiteer
selama ini.
§ 1871. Hal pengetahuan dari pemerintah pusat mengenai bidjihbi
djih besi, bidjihbidjih batu bara umpamanja apakah ini sudah dapat
kita pergunakan untuk pengetjoran besi atau sesuatu hoogoven. Sehingga
sekarang mendjadi satu kenjataan bahwa menurut laporan dari para ahli
bahwa baik bidji besi kita itu terlalu bertjampur dengan pelbagai matjam
mineraal umpamanja bertjampur dengan nikel jang sukar dipisahkan atau
bertjampur dengan mineraal lain, sedangkan dipihak batu bara dikatakan
bahwa batu bara kita adalah loadgreat jang tidak bisa dibikin cokes, dengan
demikian djuga sukar untuk mengadakan hoogoven dan sebagainja.
Soalsoal demikian ini Saudara Ketua, adalah memang meragukan
dipihak Pemerintah selama ini, akan tetapi persoalan sekarang jang kita
hadapi disamping faktafakta ini jang kami madjukan adalah sebenarnja
harus mengahadapi soalsoal ini dengan suatu sikap jang ban g, jang seda
datdapatnja berani menanggung risiko, sebab djuga bukan rahasia
lagi, bahwa umpamanja harus dapat memisahkan bidji besi dengan
metodemetode baru dan dengan procedureprocedure baru djuga
dengan bahanbahan bakar baru, sehingga terdapat keteranganketerangan
umpamanja, bahwa untuk mengadakan hoogoven ini dapat dikerdjakan
dengan umpamanja houtskool atau arang daripada tumbuhtumhuhan,
tidak usah dengan batu bara.
4110
Hal ini sudah memberikan buktibukti dinegeri lain, sehingga bagi kita
sekarang tinggal mau mengambil risiko dengan kejakinan, ja atau tidak,
untuk mengapproach dengan tjaratjara baru dan dapat onderkennen bebe
rapa mythe kolonial, jang sebenarnja sudah ditanamkan kepada beberapa
ahliahli kita, djuga dan lebih penting lagi kepada pendjabatpendjabat kita
jang memegang kuntjikuntji didalam pelaksanaan daripada perentja
naanperentjanaan jang harus dilaksanakan ini.
§ 1872. Djadi mythe kolonial ini Saudara Ketua, adalah ,demikian
pentingnja untuk dihadapi sehingga dengan tjepat dapat kita mengichtiar
kan sekurangkurangnja, kalaupun tidak akan menghadapi suatu risiko jang
besar Sekurangkurangnja kita memberanikan diri untuk dengan tenaga, de
ngan kemampuan sendiri mengadakan experimentexperimen untuk men
tjari djalan sendiri, menjesuaikan kebutuhan kita, dengan kemampuan kita
jang ada didepan mata sendiri dan tidak terlalubanjak terusmenerus tergan
tung kepada ilmiah atau ilmu serta pengalaman bangsabangsa lain, jang ada
dinegeri lain jang sudah mempunjai kemadjuankemadjuan bertjorak lain dan
jang berdasarkan sedjarah perkembangannja jang bersifat lain pula.
Soal ini Saudara Ketua jang terhormat, kalau kami sendiri lantjang
mengatakan tadi, manghadapi mythe kolonial ini, didalam kenjataan soal
ini sebenarnja walaupun kami mengandjurkan beberapa usaha setjara
experiment, sekurangkurangnja dengan mengambil risiko, jaitu sangat
erat sekali hubungannja dengan masalahmasalah pembiajaan. Masalah
pembiajaan, saja kira Saudara I{etua adalah sangat erat hubungannja de
ngan financiel moneter beleid. Sebab didalam masalah pembiajaan sekarang
ini tentu kita melihat kepada keadaan kita jang menghadapi pengeluaran
pengeluaran jang tidak sedikit. Pengeluaranpengeluaran jang boleh dika
takan sering tidak dapat kita ukur dengan ukuranukuran jang seharusnja,
artinja ukuranukuran jang normal, karena pengeluaranpengeluaran untuk
keamanan umpamanja adalah demikian besarnja pengeluaranpengeluaran
kosumtif lainnja adalah demikian besarnja djika dibandingkan dengan apa
jang harus kita keluarkan atau apa jang kita keluarkan dibidang invest
ment selama ini. Sehingga masalah pembiajaan ini memperlihatkan dua
segi jaitu segi didalam negeri sendiri jang biasanja disebutkan mengenai
rupiah fonds dan segi luar negeri jang berupa, dikatakan, foreign service
funds jang itu berupa capitalgoods jang kita harapkan dari luar negeri,
karena kemampuan didalam negeri sendiri belum bisa untuk menghasil_
kannja untuk dapat dipergunakan didalam suatu perentjanaan jang besar.
Mengenai rupiah financeering Saudara Ketua, ini memang suatu rahasia
jang saja sendiri tidak dapat memadjukan saran apaapa, karena financeel
Monetair beleid itu adalah bukan keahlian kami, tetapi kami sangat me
rasakan kepentingan adanja tjukup rupiah, tjukup biaja untuk membiajai
halhal pembangunan didalam negeri setjara sebanjakbanjaknja sehingga
investment atau penanaman modal untuk halhal jang harus dikerdjakan
sekarang dapat terlaksana dengan sebaikbaiknja, bahwa ini tidak atau
belum dapat tersediakan hingga sekarang oleh ahliahli keuangan atau
ahliahli financeel moneter.
Hal itu dengan terus terang Saudara Ketua, bagi saja sendiri memang
suatu rahasia jang belum dapat saja tembus. Hal itu adalah suatu awan
tebal dan kabut tebal dimana saja kurang mempunjai pengertian.
4111
§ 1873. Mcngenai kreditkredit luar negeri atau capitalgoods hal ini
sebenarnja kita mendapatkan beberapa tawarantawaran dari segala fihak
dan dari segala djurusan negaranegara sahabat, tetapi memang inipun ada
batasnja, bahwa pada satu kali walaupun kredit pandjang harus kita ba
jar kembali. Pembajaran kembali ini hingga sekarang dilakukan djuga
dengan mata uang, apakah dengan foreign exchanges funds kita setelah
beberapa waktu, ada djuga jang dilakukan dibajar dengan rupiah jang
didapat didalam negeri disini, seperti umpamanja dengan I.C.A. ada jang
dari S.A.C. boleh dibajar dengan rupiah, tetapi beberapa kreditkredit harus
dibajar djuga dengan harde buitenlands valuta. Soal ini tentu mempunjai
batas jang tertentu. Batas inipun sebenarnja sangat bertalian dengan
financeel moneter beleid jang harus mendapat tindjauan jang lebih djauh
dan lebih teliti.
§ 1874. Dalam pada itu Saudara Ketua, jang terhormat kita sudah lama
mendengar, karena dibidang anggaran belandja, dibidang penjediaan rupiah
untuk penanaman modal bare, dibidang kreditkredit luar negeri. Soal
kedua ini adalah sangat terbatas sekali dan sering kita memadjukan
pendirian, jaitu bahwa dimana kita menghadapi kekurangan modal, kita
melupakan satu fasal jaitu adalah modal tenaga rakjat Indonesia sendiri
jang hingga sekarang tidak atau belum tjukup dipergunakan dengan se
efektipefektipnja, sebab tenaga rakjat itu haruslah mendjadi konpensasi
daripada kekurangankekurangan modal itu dan harus dengan tenaga
rakjat ini kita dapat membangun tjara sebaikbaiknja.
Soal ini Saudara Ketua jang terhormat, sesungguhnja penghimpun
an tenaga rakjat ini, memang sangat penting dan diichtiarkan dan diren
tjanakan sekarang dengan melalui Front Nasional dengan melalui gerakan
kooperasi jang disamping Undangundangnja diadakan peraturanperaturan
sekarang. Peraturan Pemerintah untuk menggerakkan koperasi ini sebe
sarbesarnja serta djuga menggerakkan pembangunan masjarakat desa
jang diperhitungkan bersama dengan kemadjuan dan perentjanaan dari
pada perindustrian rakjat dan keradjinan rakjat, tetapi hingga sekarang
dapat dikatakan kita belum seluruhnja berhasil mengatasi segisegi so
sial politik psychologisnja. Saja kira untuk ini harus ditjarikan tjaratjara
bagaimana dibidang pendidikan, dibidang penerangan dan dibidang pen
didikan ahliahli kita, pendidikan pedjabatpedjabat ahli kita dapat dima
sukkan pengertian ini setjara sebaikbaiknja. Sebab kita djuga menghada
pi Saudara Ketua jang terhormat, bahwa didalam perentjanaan projek
projek jang besar, kalau projek itu sudah outline, sudah sempurna di
gambarkan diatas kertas dan sebagainja, kalau dimasukkan faktor tenaga
ralcjat, bantuan tenaga rakjat, maka sering sekali kita menghadapi suatu
hal jang aneh, jaitu bahwa pedjabatpedjabat ahli itu menganggap malahan
ikut sertanja rakjat setjara gotong rojong itu sering memperlambat atau
malah akan mempertinggi ongkosongkos daripada projek pembangunan
ini. Ini adalah suatu pendapat jang sangat mengherankan Saudara Ketua,
dan disini perlu saja tekankan supaja sistimatik didalam perentjanaan
sesuatu projek, didalam perentjanaan sesuatu usaha, tenaga rakjat ini
jang terang mendjadi kompensasi daripada kekurangan modal — inipun
sudah diakui oleh ahliahli dalam Musjawarah Nasional Pembangunan.
Sudah diakui Saudara Ketua jang terhormat, tetapi sehingga sekarang
daripada implementasinja didalam pelaksanaan pembangunan ini rupanja
4112
belum sefektifefektifnja dipikirkan disusun dan masuk kedalam otak
perentjana dan otak pelaksana daripada projekprojek pembangunan ini.
§ 1875. Oleh karena itu, intergrasi daripada keseluruhan baik itu
nanti melaui Front Nasional dan djuga melalui brigadebrigade pemba
ngunan jang pernah kita dengar, maupun dengan usahausaha gotong
rojong,. Hal ini didalam keseluruhan perentjana kami melihat belum ada
suatu hubungan jang sudah dikatakan integrated dan efektif tjaranja. Ini
adalah halhal jang kami merasa perlu memadjukan untk memohon per
hatian daripada Sidang jang Mulia, supaja didalam perentjanaan dapat
hendaknja diperhatikan dan mendapat pemutusanpemutusan dan ru
musanrusmusan jang prinsipiil dengan dapat nanti dilakukan oleh Peme
rintah diwaktu jang akan datang.
Selandjutnja Saudara Ketua jang terhormat, mengenai jang kami
katakan tadi — maaf kami agak ulangi sedikit — itu mengenai potensi
alam kita berupa potensipotensi alam atau mineralmineral jang telah
ada kita usahakan dalam bidang pembangunan sekarang ini.
Sekarang kami adjukan bahwa kits terutama hares pertjaja kepada
kemampuan diri sendiri, harus bersandar kepada potensi alam kita sendiri.
Ini adalah satu stelling jang sesuai dengan faktor kepribadian diri sendiri
jang dimadjukan oleh Kepala Negara. Sebab soal pendirianpendirian
dasar ini sangat besar hubungannja dengan perentjanaan setjara materiil.
Saja ambil umpamanja, barang jang telah demikian. lama kita kerdjakan,
hal jang demikian lama telah memberikan djuga usaha produktivitiet,
usaha belandja kepada negara dan masjarakat, umpamanja sadja ialah
batubara Indonesia ini. Saja mengatakan tadi bahwa tentang batubara
ini mungkin banjak mythe kolonial, tetapi djuga banjak halhal jang
prinsipiil harus diputuskan. Mengenai batubara ini kalau kemungkinan
kedjurusan daripada pembangunan industri besibadja setjara tanur tinggi
umpamanja terbatas, hares diputuskan hendaknja bersamasama diwaktu
jang akan datang nanti, apakah nasib batu bara ini sekarang. Kita me
ngetahui bahwa nasib batu bara dibeberapa negeri jang termadju itu
mengalami kemunduran, karena sebagai bron daripada tenaga sudah
dapat diganti dengan tenagatenaga lain, umpamanja listrik dan nanti mung
kin oleh tenaga atom. Dan itu sampai dimana dan kapan kiranja itu akan
terlaksana, saja kurang mengetahui, akan tetapi memang faktor batubara
ini boleh. dikatakan mempunjai decliningrole.
Tetapi di Indonesia ini mereka memberikan tetap ruangbekerdja
jang sangar besar sekali, disamping ruangbekerdja jang sangat besar
bagi rakjat kita djuga hingga sekarang masih memberikan keuntungan
kepada Negara sebagai Perusahaan Negara dan perlu dipikirkan hal ini
didalam masa jang akan datang sebagai toekomstnja, umpama sadja
sebagai suatu pendirian dasar apakah persoalan batubara ini umpamanja
dibidang pembangunan tenagalistrik dengan memikirkan djuga segala
ekonomischezijdenja. Saja memang mengadjukan Saudara Ketua, untuk
tidak uitsluiten 100% ekonomis, memikirkan satu perentjanaan projek,
tetapi djuga faktorfaktor jang lain, tetapi dalam hal ini mengenai pem
bangunan power 1'istrik ini apakah kita akan mempergunakan batubara
sebagai bahanbakar dengan installasinja stoomturbines sebagai kebidjak
sanaan selandjutnja ja atau tidak. Ataukah kita akan membangun um
4113
pamanja power listrik ini dengan minjak solar, dengan dieselgeneratoren
sebagaimana sekarang dibeberapa segi telah diperbuat. Djuga dengan de
mikian pembangunan lalulintas dengan Djawatan Kereta Api (D.K.A.) soal
soal ini Saudara Ketua jang terhormat, amat penting bagi prac
tische uitbouw daripada usahausaha atau pusatpusat produktiviteit jang
telah ada. Disamping itu tentu batubara ini memberikan kescmpatan
untuk mendirikan suatu industri kimia diatasnja. Ini halhal jang perlu kita
tentukan setjara dasar.
§ 1876. Saudara Ketua jang terhormat, saja memadjukan masalah
ini kepada Sidang Jang Mulia dan kami harapkan djangan heran mengapa
seorangwakilPemerintah tidak mempunjai pendirian dan mengadjukan
itu. Djadi saja sebenarnja membalikkan persoalan ini mengharapkan dari
Sidang Jang Mulia Depernas (Dewan Perantjang Nasional) ini untuk. me
nentukan itu setjara dasar didalam rentjanarentjana Undangundang, se
hingga ini dapat ditaati oleh seluruh bangsa, scluruh pedjabat dan seba
gainja.
Ini jang penting sekali, karena kalau ini hanja tergantung kepada
kebidjaksanaan seorang Menteri, maka saja kira itu tidak akan mempunjai
arti nasional. Bisa disatu bidang, dibidang lainpun tidak. Sebab ini sebagai
gambaran Saudara Ketua Jang terhormat, kita dibidang power ini sadja
mempunjai conlicting opinion, umpamanja orang jang memakai diesel
berpendapat buat apa kita memakai batubara. batubara sekarang exploi
tasikostennja terlalu tinggi, dengan sendirinja inkoopkostennja djuga ter
lalu tinggi enzoovoortenzoovoort. Sedang transportnja djuga tidak teratur.
Sehingga kalau dengan solar umpamanja, maka itu lebih bcrsih, lebih
murah dan gampang, lebih kuat dan lainlain, matjam jang saja bukan
ahli, tetapi ahli mengatakan demikian, lebih baik daripada jang lainlain.
Tetapi disini djuga tertjatat sekarang didalam Indonesia ini bahwa Peme
rintah walaupun disini ada sumbersumber minjakkasar terpaksa mengim
port minjak solar sekarang, tidak sadja untuk diesel power dan diesel ge
nerators, tetapi djuga faktanja barns mengimport solar sekarang. Ini tentu
ada hubungannja dengan sifatsifat atau keadaan perindustrian minjak.
Tetapi inilah demikian sulitnja, sehingga sungguhsungguh ini sebenarnja
sebagai pribadi boleh dikatakan dalam beberapa segi merupakan suatu
noodkreet kepada Sidang jang mulia untuk uiteindelijk adalah suatu in
stansi pendeknja jang dapat merintiskan, merumuskan, menetapkan ke
bidjaksanaan jang pasti untuk berlaku seluruh Indonesia, atas dasar mana
bisa bekerdja dan selandjutnja. Dengan terpentjilpentjilnja Iota melihat,
Saudara Ketua jang terhormat, bahwa dibidang pembangunan sadja —
dibidang diesel banjak sekali telah diimport berpuluhpuluh diesel gene
ratoren jang terlepaslepas daripada kesatuannja, terlepaslepas dari pada
satu perusahaan kelain perusahaan, sedang sebenarnja kalau dari dulu di
tentukan suatu perentjanaan, kita memerukan power sekian dan dasar
daripada kerdja kita umpamanja batubara ataupun diesel tetapi diputus
kan didalam suatu power plan jang besar. Maka saja kira tidak akan se
banjak itu paberikpaberik segala instellingen itu memakai diesel gene
ratoren, sekarang jang mengeluarkan solar jang tidak dapat diperhitungkan
lebih dahulu.
§ 1877. Ini mengenai batu bara Saudara Ketua.
Selandjutnja mengenai timah dari pada tamhan.gtam.hang timah
jang sudah lebih daripada 100 tahun memberikan helandja kepada mas
4114
jarakat Indonesia, walaupun dahulu dengan perantaraan, pemerintah kolo
nial, tetapi sekarangpun njata perusahaan tambang timah ini memberikan
keuntungan jang baik kepada Indonesia. Nasibnja ini berhubungan dengan
situasi timah, berhubung dengan International Team of Tin Agreement,
memang dibidang timah sadja itu tidak sebagai export bahan timah sadja,
tentu akan terbatas. Disini perlu djuga kita menentukan selandjutnja apa
dengan industri timah ini dalam keseluruhannja. Demikianpun dengan
aluminium jang selama ini memberikan keuntungan kepada kita dan pel
bagai halhal lain lagi.
Djadi ini jang saja madjukan kepada Sidang jang mulia, saja minta kita
hendaknja dapat bertolak daripada potensi alam jang ada djuga didalam
perentjanaan kita diwaktu jang akan datang.
§ 1878. Saudara Ketua jang terhormat, selandjutnja ingin kami meng
gambarkan pada achirnja beberapa kebidjaksanaan Pemerintah sekarang
dalam Rantjangan Anggaran Belandja tahun 1960, sebab saja kira hal, ini
tentu akan sangat diperhatikan oleh Sidang jang mulia, karena saja kira
faktafakta atau pekerdjaan jang dilakukan sekarang oleh Pemerintah, tentu
tidak bisa diabaikan, malahan hendaknja ini mendjadi bahan persam
bungan usaha pikiran lebih landjut.
Berhubung dengan gambaran itu Saudara Ketua, saja ulangi lagi
bahwa dalam menghadapi kebidjaksanaan Rentjana Anggaran Belandja
1960 memang tetap mendjadi pedoman dasar apa jang saja sebutkan tadi
jaitu mengenai Undangundang chususnja pasal 33 Manifesto Politik
dan keharusan mempertinggi produksi.
Dalam rangka ini, sudah tjukup terkenal kita mendjalankan ekonomi
terpimpin, untuk merintis suatu djalan kearah tertjiptanja sistim Sosialis
me a la Indonesia menudju masjarakat adil dan makmur.
Untuk itu sementara ini kita melakukan tindakantindakan menge
kang dan memberantas sifatsifat ekonomi Liberal Kolonial jang meru
sak, monopoli, spekulasi mempermainkan harga, idjonan dan sebagainja
jang saja kira sudah diuraikan lebih luas oleh Menteri Distribusi dan
Menteri Produksi.
Selandjutnja harus kita mendjamin pimpinan dan bimbingan Peme
rintah dalam pembangunan dalam kesatuan ekonomi negara jang sudah saja
katakan tadi itu.
§ 1879. Selandjutnja turut aktipnja Pemerintah dalam memberikan
pimpinan dan bimbingan dalam bidang ekonomi, dengan menurut ser
takan golongan swasta dalam batasbatas tertentu untuk memenuhi kebu
tuhan serta hadjat utama masjarakat umum dalam waktu jang singkat.
Soal'ini adalah sebenarnja soal jang penting soal swasta, soal pihak par
tikelir Indonesia satu, soal pihak partikelir bangsa asing jang berstatus
domestic capital, boleh dikatakan sudah pernah direpatriatie atau asing,
karena pendapatan disini dan tidak mempunjai hak transfer. Halhal ini
didjandjikan didalam Manifesto Politik diberikan tempat asal progresip
tunduk pada peraturanperaturan Pemerintah di Industri menengah.
Akan tetapi dengan berlakunja sistim Ekonomi Terpimpin sekarang ten
tu harus diadakan perubahanperubahan didalam pertanggungan djawab,
4115
didalam perhitungan laba dan rugi dan sebagainja. Sehingga winst mo
tief dapat dipergunakan sedemikian rupa supaja dengan activitiet dari
pada modal ini memberikan modal bare lagi untuk penanamanpenanaman
jang baru.
Hal ini Saudara Ketua.iang terhormat, saja kira tidak dapat diker
djakan hanja dibidang partikelir sadja, tetapi harus dikerdjakan djuga
oleh bidangbidang lain sebagaimana djuga pendidikan, penerangan, pe
njuluhan dan djuga perundangundangan.
§ 1880. Mengenai pengerahan daripada mobilisatie dari funds importir jang
disehutkan oleh Manifesto Politik dalam pemberian tempat kepada modal
modal nasional, modal swastas, modal swata domestic capital
itu, dari bangsa asing barangkali jang selama ini sudah bermodal,
itu diberikan tempat, tetapi dengan ketentuanketentuan umpamanja,
bahwa mereka tidak boleh mentransfer itu kenegerinja dan sebaliknja dju
ga tidak diperkenankan mendirikan perindustrianperindustrian jang me
makai bahan haku setjara cotinnue dari luar negeri. Artinja bahan baku
jang hares diimport dari luar negeri tidak akan diidjinkan mendirikan
perindustrianperindustrian itu dan ditekankan kepada pemakaian ba
hanbahan baku jang ada didalam negeri.
§ 1881. Dalam keharusan mempertinggi produksi Saudara Ketua jang
terhormat, maka terdapat didalam usaha Pemerintah sekarang adalah ke
latidjutan pelaksanaan projek lima tahun pertama. Soal ini saja kira
didalam perhitungan mungkin sudah absolut, karena terlambat dan se
bagainja. Akan tetapi banjak diantaranja telah, sedang didalam pelaksa
naan jang tidak dapat dipertanggung djawabkan untuk merubahnja
atau menghentikannja. Djadi dengati. sendirinja hares dilandjutkan dengan
segala konsekwensinja, seperti umpamanja Djatiluhur, seperti umpama
nja Tulungagung, terowongan Tulungagung, paberikpaberik ureia pa
berik Gresik untuk diperbesar dan sebagainja. Hal ini adalah termasuk
usaha kelandjutan daripada projekprojek lima tahun pertama ini. Dan
didalam keharusan mempertinggi produksi, Pemerintah, dipaberik Gre
sik ini sekarang merentjanakan pelaksanaan killon ketiga untuk mening
gikan produksi dengan 250.000 ton lagi untuk tahun 1960. Disamping
itu paberik ureia pun tahun ini akan dilaksanakan dengan begrooting jang
tjukup serta djuga pelaksanaan jang lebih penting lagi disamping paberik
ureia ini jang mengenai politik pangan, jaitu politik sandang, jaitu pelak
sanaan daripada paberik rayon.
Paberik rayon ini Saudara I4etua jang terhormat, saja. harap hanja
saja bisa menambah dan dugaan saja hanja dapat menambah dari uraian
uraian Menteri Produksi dan Menteri Distribusi, ialah bahwa didalam
perhitungan sekarang dibidang paberik sandang ini, atau perindustrian
sandang,.maka kiranja sudah digambarkan, bahwa akan diantameer penana
man kapas setjara besarbesarnn, dan djuga rami. Tetapi dalam perhitungan
areal jang telah digambarkan kiranja masih djauh tidak mentjukupi. Maka
paberik. rayon ini jang berdasarkan kepada pulp daripada pohonpohon
harus diantameer dengan sungguhsesungguhnja. Oleh karena itu dalam
tahun 1960 .ini sesuai dengan program politik Pemerintah dibangun suatu
pilotplan., suatu pilot project mengenai rayon.
1ni jang didalam garisgaris besarnja.
4116
§ 1882. Selandjutnja Saudara Ketua, untuk mempertinggi produksi
ini tidak sadja kita berpokok pangkal kepada perusahaanperusahaan jang
telah ada, seperti perusahaanperusahaan pertambangan untuk diper
tinggi produksinja, tetapi diperusahaanperusahaan pertambangan itu
kita melihat adanja bijproducten jang hingga sekarang kurang mendapat
perhatian dan bijproducten ini sangat besar kepentingannja dibeberapa
bidang, umpamanja dengan madjunja sekarang rentjanarentjana usaha
keramik, jaitu di BangkaBiliton, bijproduct kaulin, bijproduct kwarts,
bijproduct jang lainlain berupa mineral; sepertinja monasit, elemenit dan
cirkon. Halhal ini disamping diselidiki exploitasibilliteitinja, kita mentjari
djuga penggunaanpenggunaan surveynja dan dimana perlu marketing
nja ini ditambangtambang jang telah ada prinsipprinsip ini dilakukan
didalam Rentlana Anggaran Belandja tahun 1960.
§ 1883. Selandjutnja halhal jang dapat dikerdjakan atau sudah diker
djakan setjara tidak teratur dan tidak oleh Pemerintah umpamanja pertam
banganpertambangan jang sudah njata dapat memberikan.penghasilan
penghasilan baru, seperti pertambangan asbest, pertambangan mangaan,
petambangan nikel karena keamanan sudah ada madju di Sulawesi Selatan.
Pun ditahun 1960 ini akan dilaksanakan dengan semampunja Pemerintah
menjediakan anggara