Jilid-17 Depernas 24-Bab-147
BAB 147.
URAIAN . J.M. MENTERI LUAR NEGERI DR SOEBANDRIO
DALAM SIDANG PLENO DEWAN PERANTJANG NASIONAL
DIUTJAPKAN TGL. 13 DJANUARI 1960.
§ 1772. Saudara Ketua, Sidang jang terhormat.
Ketika Saudara Ketua meminta saja untuk berbitjara dimuka Sidang
Plano Depernas, bagi saja pada waktu itu merupakan satu pertanjaan ;
bagaimana saja dapat memberikan keterangan atau bahanbahan pikiran
jang berguna bagi Depernas untuk melaksanakan tugasnja, ialah menga
dakan perentjanaan nasional semesta pembangunan dan pembiajaan dan
selandjutnja.
§ 1773. Oleh karena Saudara Ketua, tentu bidang luar negeri mem
punjai hubungan djuga dengan pembangunan dan nanti akan saja tegas
kan, bahwa memang politik luar negeri pada waktu ini merupakan alat
jang terpenting bagi negara kita dalam hubungan dengan dunia luar.
Akan tetapi hingga kini mungkin dalam konsepsi kenegaraari, poli
tik luar negeri seringkali dititik beratkan pada halhal politis, halhal per
djoangan anti kolonialisme, anti imperialisme, halhal mana tentu djuga
penting. Dalam hubungan ini politik babas dan aktif untuk mendjalan
kan siasat antara kedua blok tentu djuga harus dianggap penting. Akan
tetapi Saudara Ketua, .pada umumnja bagi negara, teristimewa negara
blok Barat jang sudah lama merdeka dan sudah lama mengalami djuga
kesulitankesulitan atau perdjoanganperdjoangan dalam dunia interna
sional, memang bagi mereka soal ekonomi atau politik luar negeri itu me
rupakan alat dari penghidupan ekonomi negara dan bangsa tersebut. Mi
salnja sadja di Inggris, ada salah satu slogan jang menjatakan atau jang
dahulu dikemukakan oleh Perdana Menteri William Pitt, jang berbunji:
"England has no permanent friends,
England has no permanent anemias,
England has only permanent economic interest".
Ini Saudara Ketua, hanja untuk menggambarkan bahwa soalsoal
haluan politik dibeberapa negara, teristimewa negaranegara Eropa Barat,
gesubjecteerd pada kepentingan ekonomis.
§ 1774. Sesudah Perang Dunia kedua tentu timbul djuga negaranegara
dengan sistim lain, djustru oleh karena — althans buat sementara — mereka
tidak membutuhkan negara lain untuk mengadakan pembangunan dan
mempertinggi taraf penghidupannja dengan memakai faktorfaktor ekono
mis sebagai alat politik, dan sekarang tentu mendjadi pertanjaan bagai
mana dengan Indonesia.
§ 1775. Dan ini Saudara Ketua, seperti djuga halnja dengan jang lain,,.
maka djika saja mengambil keputusan untuk berbitjara, djadi menerima
baik undangan Saudara Ketua untuk berbitjara dimuka Depernas, saja
ingin mengemukakan beberapa hal jang dapat djuga dipakai sebagai pe
ladjaran kita, beberapa hal pengalamanpengalaman, baik pengalaman
4051
kita sendiri dalam hubungan dengan dunia luar atau pengalamanpeng
alaman dari dunia luar, baik dari negaranegara Barat, negaranegara Timur
atau negaranegara Asia jang sedang bertumbuh dan sedang bergolak.
Meskipun demikian Saudara Ketua, saja tidak dapat — meskipun
setjara sepintas lalu sadja membeberkan kepada Sidang jang terhormat,
politik luar negeri jang menjangkut djuga lapangan lain, istimewa politik
jang didjalankan oleh Pemerintah hingga kini.
§ 1776. Saudara Ketua, politik luar negeri kita itu seringkali disebut
sebagai politik bebas dan aktif. Bolehkah saja kemukakan disini bahwa
sebetulnja politik bebas dan aktif bagi Menteri Luar Negeri itu meru
pakan hanja salah satu aspek sadja dari politik luar negeri keseluruhannja,
karena politik luar negeri mempunjai banjak bidang dan aspek, antara
lain politik bebas dan aktif.
Misalnja Saudara Ketua, pertama kita harus mendjalankan politik
anti kolonialisme, anti imperialisme. Disini kita tidak bebas, kita terikat
pada satu tudjuan jang tertentu.
§ 1777. Kedua, kita djuga mendjalankan politik atas dasar ideologi
negara kita ialah ideologi Pantjasila, mendjelang keputusan selandjutnja
oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara. Djuga disini kita tidak
bebas Saudara Ketua, kita terikat pada ideologi Pantjasila.
Dimana kita boleh menjatakan bahwa kita mendjalankan politik be
bas dan aktif, ialah dalam mengadakan hubunganhubungan konventio
nil dengan semua negara didunia ini. Indonesia ingin bersahabat dengan
semua negara didunia, terlepas dari sistim apa jang mereka anut, terlepas
pula dari hubungan ekonomi apa mereka adakan dengan negaranegara
lain, maka Pemerintah ingin mengulurkan tangan persahabatan pada se
tiap bangsa dan setiap negara didunia, dan disinilah sebetulnja apa jang
kita maksudkan dengan politik bebas dan aktif.
Sekali lagi Saudara Ketua, kita seperti kadangkadang disalah meng
ertikan, teristimewa oleh dunia luar, kita bukan bebas, bukan netral da
lam soal ideologi, tetapi kita mendjalankan politik ideologi negara jang
buat sementara ialah ditjantumkan dalam Pantjasila mendjelang penen
tuan lebih landjut oleh Madjelis Permusjawaratan Sementara.
Dalam hubungan bebas dan aktif ini Saudara Ketua, tentu bagi Pe
merintah jang penting ialah supaja alat luar negeri merupakan saluran
saluran jang penting bagi pembangunan negara kita. Kita mengadakan
hubungan perdagangan dengan negara Barat atau dengan negara Timur
atau dengan negara Asia untuk mentjari keuntungan bagi kedua belah
pihak. Kita mentjari bantuan dari negaranegara manapun djuga atas da
satjang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
§ 1778. Saudara Ketua. Seolaholah bantuan jang kita terima dari luar
itu hanja menguntungkan Indonesia, akan tetapi sebenarnja djika kita ,
perintji lebih landjut, itu djuga menguntungkan. pada negaranegara jang
memberikan bantuan.
Menguntungkan, mungkin tidak seketika itu djuga, akan tetapi se
landjutnja dalam lapangan perdagangan dan lainlainnja ini djuga akan
dapat menambah volume of trade antara Indonesia dengan negara tersebut.
4052
§ 1779.
Dalam hubungan ini Saudara Ketua, maka politik luar negeri
ditudjukan didalam hubungannja dengan pembangunan Indonesia ialah:
a. untuk mentjari modal bagi Indonesia;
b. untuk mentjari bantuan tehnis dari luar; dan djuga;
c. untuk menambah hubungan perdagangan antara Indonesia dengan
dunia luar.
§ 1780. Saudara Ketua, meskipun soal ini sebetulnja tidak dapat dile
paskan dari hubungan politis atau hubungan militer dengan dunia luar,
akan tetapi hingga kini Indonesia dapat mempertahankan kepentingan
ekonomisnja, meskipun kita tidak dapat mengikuti salah satu blok misal
nja blok Seato atau blok lainlainnja atau blok Commonwealth jang
mengelilingi negara kita.
§ 1781. Akan tetapi sebaliknja Saudara Ketua, apa jang dibutuhkan
ialah bahwa kita dalam keadaan apapun harus mempertahankan dan mem
perdjoangkan credietwaardigheid dari Indonesia; credietwaardigheid baik
dilapangan politis maupun dilapangan militer ataupun dilapangan eko
nomis.
Dan untuk ini Saudara Ketua, dengan terus terang sebagai Menteri
Luar Negeri kadang2 saja merasa tudjuan sebagai tugas jang berat.
Sangat berat djustru oleh karena seperti seringkali dikemukakan oleh
Presiden ialah kita mendjalankan suatu revolusi dengan aspek jang sangat
banjak, suatu revolusi jang, multicomplex jang harus dilaksanakan setjara
simultaaq. Dan ini harus dilaksanakan, djuga sebetulnja, dalam dunia jang
bentuknja waktu ini sebenarnja belum mentjapai perimbangan. Perim
bangan dengan gambaran tertentu, dengan gambaran jang stabil.
Maka dari itu, djika kita misalnja mendjelaskan djuga politik dalam
negeri, sistim kenegaraan. kita jang kadang2 dianggap sebagai menjimpang
dari sistim jang dianut oleh kedua blok, bahwa mungkin diadakan teka
nantekanan, baik tekanan politis maupun tekanan ekonomis ataupun te
kanan militer pada kita, djustru oleh karena mereka takut bahwa Indonesia
akan meninggalkan atau bahwa Indonesia akan memihak pada salah satu,
blok. Dan ini kewadjiban Kementerian Luar Negeri dalam keadaan apa
pun djuga untuk memperdjoangkan bahwa Indonesia itu selalu menga
nut penghidupan nasional atas kepribadian sendiri.
§ 1782. Maka dari itu djuga oleh Presiden kita selalu didengungde
ngungkan, mungkin kadang2 berlebihan, bahwa kita memperdjoangkan
kepribadian kita sendiri, bahwa kita sungguh 2 nasionalistis dan ini mes
kipun oleh dunia luar kadang2 dianggap sebagai chauvinitis. Inilah sen
djata jang terpenting untuk membikin Indonesia dalam hal politis crediet
waardig terhadap kedua blok jang waktu ini mengusai dunia kita.
§ 1783. Djuga dalam lapangan militer Saudara Ketua, djustru oleh
karena kita ingin mendjalankan politik terlepas dad kedua blok, politik
bebas dan aktif, kita ingin mengulurkan tangan persahabatan kepada sia
papun, djustru djuga oleh karena Indonesia itu sebetulnja geografis, ge
opolitis dan ekonomispun dilingkungi oleh daerah dimana dunia Barat
masih berpengaruh. Djika kita melihat peta, maka Indonesia itu diling
4053
kungi oleh negara2 Commonwealth dan negara2 Seato. Maka djustru oleh
karena kita ingin mempertahankan kepribadian sendiri, maka dapat dira
malkan bahwa kita tentu akan diudji sampai dimana kita dapat memper
tahankan kepribadian kita jang seringkali kita gembargemborkan atau
kita dengungdengungkan.
§ 1784. Maka dari itu Saudara Ketua, sesudahnja pengakuan kedau
latan, terasa pressi. Pressi militer baik subversif atau terbuka, djustru un
tuk mengudji sampai dimana sungguh2 kepribadian kita itu dapat diper
tahankan. Maka dari itu djuga kewadjiban Pemerintah jang sudah dilak
sanakan dalam beberapa tahun ini ialah membentuk satu Angkatan Perang
jang dapat dihormati oleh dunia luar.
Hanja dengan demikian, Saudara Ketua, maka politik luar negeri
djuga dapat membuat Angkatan Perang kita creditwaardig hal mans se
betulnja mempunjai hubungan jang sangat erat dengan pembangunan
dan kestabilan ekonomi dan dalam pekerdjaan kita seharihari.
Ini Saudara Ketua, jang kami titikberatkan dalam pelaksanaan poli
tik luar negeri jang hanja setjara garis besar kami utarakan disini, djustru
untuk dipakai kelak sebagai landasan dari uraian saja mengenai usaha
usaha chusus dari Kementerian Luar Negeri jang istimewa mengenai
pembangunan di Indonesia sendiri.
§ 1785. Saudara Ketua, mengenai angkaangka, maka sudah disiapkan
oleh staf saja, satu statistik angkaangka mengenai bantuan dari luar nege
ri, bantuan dari blok Barat jang terperintji, dan bantuan dari Blok Timur
jang terperintji, djuga bantuan dari Rentjana Colombo jang terperintji
pula, jang kelak akan diedarkan pada para Anggota. Maka saja kira itu
tidak usah saja batjakan. Meskipun demikian Saudara Ketua, saja berse
dia untuk mendjawabnja, djika pada sidang ini sebelumnja daftar itu di
batja, diadjukan pertanjaan2.
§ 1786. Saudara Ketua, kemerdekaan Indonesia dilahirkan dalam tahun
1945 dan pengakuan kemerdekaan Indonesia tadi ditjapai dalam tahun
1949. Dalam lahirnja Indonesia, maka nampak didunia ini satu kekuatan
baru jang dalam pertumbuhannja tidak sadja merupakan perbedaan de
ngan dunia lama dalam arti idiologis, akan tetapi bahwa sistim barn ini
sudah djuga menelorkan bangsa 2 jang ekonomis atau militer atau dalam
keilmuan, merupakan bandingan, tidak hanja bandingan, mungkin djuga
tantangan bagi dunia lama. Kita mengerti dunia lama, ialah jang kita se
but sebagai dunia kapitalistis dan dunia barn jang kita sebut sebagai dunia
sosialistis. Dan Indonesia sekarang lahir dalam dunia dimana sebetul
nja kekuasaan sekarang ini diliputi oleh kedua blok tadi, seperti saja
katakan tidak hanja dilapangan idiologis, akan tetapi djuga teristimewa
dilapangan ekonomis dan dilapangan militer. Dimana dulu kita dalam alam
fikiran harus menjesuaikan diri dengan kekuasaan jang ada, kekuasaan
kapitalistis, sekarang boleh dikatakan, meskipun dalam lapangan ekonomi,
ekonomi dunia pada umumnja, fikiran itu masih diliputi oleh alam kapi
talis. Pada lain fihak kemadjuankemadjuan jang ditjapai oleh negara
negara sosialis sudah sedemikian rupa, sehingga mungkin dalam 10 tahun
atau 20 tahun itu sudah ada keseimbangan djuga, diluar batasbatas negara
4054
sosialis tadi perkembanganperkembangan itu dapat mempengaruhi alam
fikiran atau djalannja perekonomian dibagian lain 'dari dunia.
§ 1787. Dan ini Saudara Ketua, ini jang merupakan sebetulnja sebagai
rintangan bagi Indonesia untuk pada waktu ini menggariskan satu alam
fikiran jang tertentu dalam menghadapi persoalan kita dengan dunia luar.
Mau tidak mau djustru oleh karena kedua blok tadi masih dalam perten
tangan, masih belum ada kristalisasi atau synthese antara mereka, mau
tidak mau Indonesia selalu mentjari pikiranpikiran, baik dari blok satu
maupun dari blok lain. Dan ini digunakan kadangkadang sangat berten
tangan, sangat bertentangan dengan keadaan di Indonesia sendiri dan
sangat bertentangan dengan kemauan kita sendiri.
Saudara Ketua, selandjutnja sesudah perang dunia kedua ini, maka
negara Eropa Barat dapat bertumbuh dengan bantuan dari Amerika,
sedangkan djuga negaranegara sosialis dapat bertumbuh dengan tjepat.
§ 1788. Sekarang dalam hal ini jang merupakan persoalan, ialah bagi
negaranegara Asia dan Afrika, bagaimana pertumbuhannja? Dan dapat
saja batjakan disini beberapa kemadjuan jang sudah ditjapai oleh bebe
rapa negara Asia Afrika. Misalnja, India selama 3 tahun pertama dari
rentjana dari 5 tahun kedua, dapat mempertinggi pendapatan nasional
dengan 10,4 prosen sedangkan djika dibandingkan dengan Indonesia,
maka kemadjuan dari national income Indonesia dalam tahun 1956 ialah
4,7 prosen dan dalam tahun 1957 8 prosen sedangkan dalam tahun 1958
mengalami kemunduran dengan 13 prosen, djustru oleh karena kita
mengalami kemundurankemunduran dalam harga bahan mentah dalam
ekspor kita. Saudara Ketua, negara tetangga lainnja, misalnja Pakistan
dan Nepal djuga mendapat kemadjuan meskipun mereka sangat berge
lornbang dan hasil maksimum jang ditjapai oleh Pakistan ialah kenaikan
2,5 prosen setahun.
Ini Saudara Ketua, hanja untuk menggambarkan bahwa betul bagi
negaranegara Asia Afrika belum ada garis jang tertentu dalam mentja
pai kemadjuan. Negaranegara Barat sudah mentjapai atau mempunjai
garisgaris jang tertentu baik dalam sistim mereka untuk mentjapai kema
djuan. Negaranegara Eropa Timur djuga sudah mentjapai garisgaris
jang tertentu untuk mentjapai kemadjuankemadjuan negara mereka.
§ 1789. Apa jang dihadapi Saudara Ketua, bagi negaranegara Asia
Afrika ialah tidak hanja bahwa mereka itu mentjari stabilitet dalam lapang
an politis atau lapangan militer, akan tetapi djuga dalam lapangan ekono
mis, pads umumnja sistim jang mereka anut sekarang di Asia itu masih
beranekawarna, baik sistim dalam program untuk melaksanakan indus
trialisasi, atau sistim untuk mentjari akumulasi dari modal.
Dalam hal ini memang bagi kita sendiri merupakan satu pertanjaan
ialah untuk mengadakan akumulasi modal didalam negeri sendiri.
Kita mengerti bahwa kita membutuhkan bantuan dari luar negeri,
akan tetapi akumulasi modal jang dahulu ditjapai oleh negaranegara
Barat atau akumulasi modal jang baru sadja djuga ditjapai oleh negara
negara sosialis bagi kita masih merupakan suatu tanda tanja sampai dima
na itu dapat djuga dimasukkan di Indonesia.
4055
Kami mengetahui Saudara Ketua, bahwa misalnja Indonesia tidak
dapat menganut sistim kapitalisme, akan tetapi djika kita ingin menganut
sistim tersebut maka pada umumnja kapital belum ada di Indonesia sen
diri, sehingga djuga dengan djalan kapitalisme tidak dapat ditjapai aku
mulasi dari modal.
Sedangkan Saudara Ketua, dengan akumulasi modal jang ditjapai oleh
negaranegara sosialis, dimana sebetulnja Pemerintah dapat menjelenggara
kan djuga staatkapitalisme, dimana Pemerintah sebetulnja dengan disiplin
atau paksaan dapat mengambil keringat dari masjarakatnja untuk diinves
teren selandjutnja, sistim itupun tidak dapat didjalankan di Indonesia.
Maka dari itu bagi kita merupakan satu pertanjaan, seperti djuga
halnja dengan negara Asia Afrika lainnja, bagaimana dapat mengadakan
akumulasi modal didalam negeri sendiri.
§ 1790. Mengenai bantuan dari luar negeri Saudara Ketua, maka bagi
Indonesia seperti djuga ditjantumkan dalam rentjana politik Pemerintah
ialah bahwa kita dapat mengambil modal dari luar, teristimewa berupa
credit, djustru oleh karena pada waktu ini penanaman modal asing diang
gap oleh Pemerintah belum begitu oppertune.
Ini Saudara Ketua, menimbulkan djuga satu salah pengertian didu
nia luar, dan ini djuga djika diteruskan maka mungkin hanja mengurangi
kepertjajaan dari dunia luar terhadap Indonesia, ialah mengenai penanaman
modal asing. Misalnja ketika saja mengundjungi Australia maka sexing kali
ditanja mengapa Indonesia tidak seperti negaranegara lainnja, tidak menge
djar penanaman modal asing, mengapa Indonesia tidak menimbulkan satu
suasana dimana modal asing dapat bergerak setjara leluasa, sehingga
Indonesia djuga dapat mengambil keuntungan dari operasinja dari kegiatan
modal asing.
Pada waktu itu Saudara Ketua, saja terangkan bahwa selama di Indo
nesia perusahaan atau industri atau segala aktivitet ekonomi masih buat
90 prosen dikuasai oleh modal asing, maka sebetulnja tidak ada gunanja.
§ 1791. Djuga dalam arti psichologis, dilihat dari sudut psichologi,
untuk menambah penanaman modal asing untuk mengadakan sebetulnja
aktivitet jang lebih besar lagi dari orangorang asing atau dari modal
asing. Akan tetapi bagi Indonesia djika kelak sudah ada keseimbangan
antara industri nasional, antara usahausaha nasional, antara perekono
mian nasional dengan perekonomian atas dasar modal asing, maka mung
kin bahwa Indonesia dapat mempertimbangkan untuk mengambil sikap
lebih tolerant dan lebih liberaal daripada sekarang ini.
Dan keterangan ini Suadara Ketua, dapat diterima djustru oleh ka
rena memang pada waktu ini banjak negaranegara, djuga dinegara Ame
rika Latin, pun dinegara seperti Kanada dimana sebetulnja penanaman
atau kebanjakan penanaman modal asing merupakan atau menimbulkan
konflik antara rakjat dengan pengusahapengusaha atau perusahaanperu
sahaan asing tadi jang datang dinegara tersebut.
Dan ini tentu bagi Indonesia dimana perekonomian nasional masih
lemah, ini merupakan bahaja dan mungkin bahwa konflik ini djuga akan
menghambat pembangunan Indonesia.
4056
Akan tetapi Saudara Ketua, Indonesia tentu dengan segala kegiatan
berusaha supaja bantuan atau credit dari luar negeri itu tetap mengalir,
dan pada waktu ini dapat ditjatat, bahwa bantuan jang kita terima dari
luar negeri ialah sedjak tahun 1951 dari Amerika atau negaranegara
Eropa Barat, termasuk Djerman Barat ialah 313 djuta dollar, sedangkan
sedjak tahun 1956 kita mendapat credit atau bantuan dari negaranegara
blok Sosialis berdjumlah 200 djuta dollar.
Pada waktu ini Saudara Ketua, keadaan ialah bahwa Indonesia de
ngan mudah dapat menerima credit dan negara manapun djuga dengan
sjaratsjarat ialah credit pembajaran kembali dalam 8 tahun dengan ren
tevoet antara 3 dan 5 prosen.
Saudara Ketua, ini mengenai soal modal jang bagi kita tentu sangat
penting dan dapat menentukan sebetulnja tjepatnja pembangunan kita,
akan tetapi ada hakekatnja Saudara Ketua, pada waktu ini didunia sur
plus modal, surplus kapitaal jang dapat dilahirkan jang bertimbuntimbun
hanja dalam 2 negara, ialah Amerika dan Djerman Barat.
§ 1792. Dengan dapat diharapkan Saudara Ketua, bahwa didalam
tahuntahun jang akan datang, surplus kapitaal jang akan mengalir dari
negaranegara Sosialis akan makin bertambah, misalnja negaranegara
Sosialis sedjak tahun 1957 sudah memberikan pindjaman sebesar 1000
djuta pada dunia luar, sebagian besar kepada negaranegara Asia Afrika
termasuk djuga Indonesia. Djadi kita mengharapkan bahwa dengan pem
bangunan tjepat, dengan pertumbuhanpertumbuhan tjepat dari negara
negara Sosialis, bahwa surplus kapitaal tidak didasarkan atas pikiran ka
pilatis akan lebih bertambah, sehingga kemungkinan lebih besar akan ter
djadi saingan dalam bantuan atau credit antara negaranegara Sosialis dan
negaranegara Kapitalis jang dapat kita pergunakan. Hingga kini credit
jang kita terima dari negaranegara Kapitalis ialah umumnja dengan bunga
5 prosen dan dengan pembajaran 5 tahun atau sampai 7 tahun.
§ 1793. Dari International Monetary Fund atau dari Bank Dunia oleh
kita belum dapat ditjapai sjaratsjarat jang rendah daripada apa jang telah
saja kemukakan tadi.
Saudara Ketua, djuga merupakan kewadjiban dari Kementerian
Luar Negeri untuk membantu dalam pembangunan Indonesia dengan
memperluas perdagangan kita.
Seperti Saudara Ketua mengetahui maka didalam rangkaian negara
Asia Afrika, Indonesia merupakan negara pedagang jang terpenting ialah
negara pedagang jang ketiga, Negara pedagang pertama, diluar Tiongkok,
ialah Djepang, Negara pedagang kedua, ialah India. Dan dalam volume
of trade, Indonesia hanja lebih ketjil sedikit sadja daripada India. Maka
dari itu kewadjiban dari Kementerian Luar Negeri, ialah mempertahan
kan hubungan ekonomi dengan dunia Luar.
§ 1794. Untuk ini Saudara Ketua, maka sedjak beberapa tahun sudah
diusahakan untuk memperluas hubungan perdagangan kita. Belum lama
berselang, maka boleh dikatakan bahwa Indonesia mengadakan perda
gangan, sematamata dengan dunia Barat, ialah kirakira 30 prosen dengan
Eropah, antara 15 dan 20 prosen dengan Amerika Serikat dan prosentase
4057
selandjutnja dengan negaranegara lainnja. Sekarang dalam satu dua
tahun ini kita dapat menerobos sebetulnja hubungan dagang jang kon
vensionil, jang tradisionil ini, dan kita dapat djuga mengadakan hubungan
dengan negaranegara dari blok Timur. Akan tetapi hubungan perdagan
gan kita dengan Blok Timur tadi tidak melebihi dari 2 prosen dari selu
rah perdagangan kita.
§ 1795. Ini Saudara Ketua, disebabkan oleh karena pertama kita mem
butuhkan waktu, baik organisasi di Indonesia maupun organisasi diluar
negeri, membutuhkan waktu untuk membuka saluransaluran baru di
dalarn lapangan perdagangan dan kedua bahwa bangsa Indonesia pada
umumnja belum begitu mengenal barangbarang dari negaranegara So
sialis. Akan tetapi Pemerintah mengharap bahwa djuga dalam hal ini,
djuga dalam perbaikan organisasi didalam negeri maupun organisasi di
luar. negeri, kita dapat memperluas perdagangan kita dengan dunia luar.
§ 1796. Maklum Saudara Ketua, hingga kini pada umumnja banjak
perdagangan kita atau sebagian besar dari perdagangan kita, ialah
didjalankan oleh swastaswasta. Baru sadja dengan pengambilanoper
dari perusahaanperusahaan Belanda baik dilapangan perdagangan atau
dilapangan industri, maka Pemerintah sendiri merupakan produsen jang
terbesar .di Indonesia, disamping exporteur dan importeur jang besar
di Indonesia, dan dengan sendirinja djika produksi, import, export seba
gian besar dipegang oleh Pemerintah maka dengan mudah djuga perda
gangan dapat dilaksanakan dengan negaranegara Timur, dimana djuga
segala organisasi dipegang oleh Pemerintah sendiri.
Saudara Ketua, tentu dalam lapangan perdagangan ini Pemerintah
djuga sadar, bahwa tidak hanja perluasan dari hubungan kita dengan
negara luar merupakan faktor jang terpenting, akan tetapi djuga harga
harga dari bahanbahan mentah merupakan djuga faktor jang terpenting.
§ 1797. Dan dalam hal ini Pemerintah melalui Kementerian Luar Ne
geri selalu metnperdjuangkan supaja kita mendapat stabilisatieprijzen
dalam bahanbahan mentah jang terpenting misalnja seperti karet dan
timah. Dalam hal timah pada umumnja sudah ditjapai persetudjuan, akan
tetapi dalam soal karet perdjuangan rupanja masih agak lama. Selama
belum ada persaingan dalam pembelian karet dan lain bahanbahan men
tah dari negaranegara Asia antara negaranegara Sosialis dan negara
negara Kapitalis, maka sukar dapat diharapkan bahwa dalam hal ini akan
tertjapai plafond stabilisasi jang dapat kita pegang bagi pendjualan kita.
Sebagai illustrasi Saudara Ketua, tadi saja kemukakan bahwa dalam
tahun 1958, kita mengalami kemunduran dalam national income kita.
Ini disebabkan teristimewa oleh karena adanja resessi pada waktu itu di
Amerika jang mengaltibatkan bahwa harga karet djuga turun.
§ 1798. Harga karet Saudara Ketua, djuga turun dengan satu dollar cent
per pound, maka bagi kita itu berarti equivalent dengan ± 15 djuta
dolar Amerika Serikat setahun mengingat produksi Indonesia ± 600.000
ton karet setahun. Dan dalam tahun 1958 itu harga karet turun dari 29,21
dollar. sampai 25,52 dollar cent.
4058
Ialah satu penurunan, Saudara Ketua, dari 3,7 dollar cent.
Dan ini dapat diramalkan betapa pengurangan penerimaan kita disebab
kan oleh harga karet sadja. Maka dari itu, Pemerintah dan negaranegara
produsen karet lainnja berusaha sekeraskerasnja untuk mentjari saluran
saluran dimana sebetulnja dapat ditjapai satu pegangan mengenai pene
rimaan pendjualan karet tadi.
§ 1799. Saudara Ketua, oleh karena Indonesia pada umumnja mempu
njai gevaieerdheid dalam bahan mentah, meskipun kita mengalami ke
munduran dalam ekspor berhubung dengan turunnja harga karet, boleh
dikatakan, bahwa neratja perdagangan pada umumnja masih mengun
tungkan, dengan arti bahwa ekspor masih selalu melebihi dari pada im
por. Dalam hal ini Indonesia boleh dikatakan selalu mempunjai positif
trade balance, akan tetapi Saudara Ketua, apa jang mungkin kita tidak
perhitungkan ialah bahwa banjak sebetulnja Indonesia harus melakukan
pembajaranpembajaran dalam valuta asing, disebabkan oleh karena kita
memakai banjak services dari negaranegara asing, teristimewa jang beru
pa pengangkutan dari ekspor dan impor kita. Dan djuga dalam hal ini
Kementerian Luar Negeri tentu selalu berusaha supaja setjara se
tjepat mungkin ditjapai, bahwa dalam hal services itu djuga dapat
diadakan pengurangan.
Saudara Ketua, inilah dengan singkat hubungan politik luar negeri
dengan pembangunan didalam negeri kita sendiri.
Dalam hal ini Saudara Ketua, tidak dapat dihindarkan bahwa Kemen
terian Luar Negeri djuga mempeladjari, seperti jang dikemukakan tadi,
haluanhaluan atau sikapsikap atau sifatsifat dari negaranegara lainnja.
§ 1800. Dan dapat dikemukakan disiui, bahwa djuga dalam lapangan
perdamaian, meskipun setjara direct tidak ada hubungannja dengan pem
bangunan, akan tetapi seperti djuga sudah seringkali dikemukakan oleh
Saudara Semaun Anggota Depernas ialah bahwa perdamaian akan memba
wa perlutjutan persendjataan dan perdamaian akan membawa djuga
penambahan surplus kapitaal.
Menurut perhitungan, maka selama kita sendiri belum dapat me
ngumpulkan surplus kapitaal jang berdjumlah miljard dollar, maka sukar
dapat diatasi kesulitankesulitan jang dihadapi oleh negaranegara Asia
Afrika jang baru merdeka dan baru membangun.
Malahan, ada perkataan dari seorang ekonoom Djerman jang me
njatakan, bahwa pada waktu sekarang ini bukan sadja perbedaan kemadjuan
antara negara jang sudah. kaja dan negara jang masih miskin itu selalu
bertambah, akan tetapi dengan tegas dikemukakan oleh ekonoom tersebut,
bahwa negaranegara jang sudah madju akan mendapat kemadjuannja
setjara berlompatlompat dan negaranegara jang belum madju akan se
lalu mentjapai kemunduran, djustru oleh karena penambahan penduduk
akan selalu lebih tjepat dari pada pertambahan kemadjuan.
Seperti Saudara Ketua, mengetahui bahwa menurut angkaangka
jang sudah dipikirkan oleh beberapa ekonoom ialah untuk mentjapai
keseimbangan dalam tingkatan penghidupan untuk mentjapai kestabilan
dalam tingkatan penghidupan dengan penambahan penduduk 1 atau 1,5
4059
prosen, maka dibutuhkan satu investment kirakira antara 8 dan 10 pro
sen dari national income.
§ 1801. Indonesia pada waktu ini dalam Anggaran Belandja jang se
dang disadjikan dalam Parlemen ialah mengadakan investering berdjum
lah 15 miljard rupiah, dalam suatu Anggaran Belandja 45 miljard
rupiah atas dasar perhitungan national income jang menurut hemat saja
sangat konservatif ialah 180 miljard rupiah sehingga bolch dikatakan itu
kurang lebih 8 prosen dari national income kita.
Saudara Ketua, mendjadi pertanjaan djika dibandingkan dengan
pembangunan didunia lainnja, dalam tingkatan apa pembangunan Indo
nesia sekarang ini. Berbagai sardjana ekonomi membagi pembangunan
ekonomi dalam 3 tingkatan ialah,
a. Tingkatan persiapan jang disebut sebagai precondition stage.
b. Tingkatan mulai melompat jang disebut sebagai take off stage, dan
c. Tingkatan jang sudah dapat melompat jang disebut sebagai selfsys
tem stage.
Djika kita memakai tingkatantingkatan tadi bagi Indonesia, maka
saja kira belum dapat ditentukan bahwa kita pada waktu ini sudah me
lampaui tingkatan persiapan, djustru seperti kita melihat sendiri bahwa
rentjana lima tahun kita jang sudah diterima oleh Parlemen, djadi ren
tjana 5 tahun pertama pada umumnja belum boleh dikatakan rentjana jang
ingin melompat dari tingkatan satu ketingkatan lain atau belum dapat
disebut ingin melompat kelapangan industrialisasi.
§ 1802. Dari negaranegara Asia jang bisa dimasukkan dalam bagian
jang sudah take off stage ialah hanja India, jang lain masih dianggap oleh
para sardjana tadi sebagai tingkatan precondition, ialah tingkatan persia
pan.
Dan untuk ini Saudara Ketua, dalam tingkatan persiapan, ialah
menurut sardjanasardjana tersebut dibutuhkan investment lebih dari
pada 10 prosen tadi untuk mengadakan stabilitet, djika penduduk
bertambah dengan 1 atau 1,5 prosen setahun.
Saudara Ketua, dengan tertjapainja, sebetulnja apa jang saja kemu
kakan tadi, credit waardigheid dari Indonesia ialah dilapangan politik
Demokrasi Terpimpin di Indonesia itu sudah diterima oleh seluruh dunia,
Presiden kita djuga sudah diterima oleh seluruh dunia, credit waardig
heid dalam lapangan militer bahwa kedua blok sekarang sudah menghor
mati kekuatan militer kita, maka bagi saja sebagai Menteri Luar Negeri
mengharapkan dikemudian hari ialah bahwa credit dari luar akan tetap
mengalir ke Indonesia.
§ 1803. Semua ini Saudara Ketua, tentu tergantung kepada absorptie
vermogen di Indonesia sendiri.
Djuga dalam lapangan perdagangan Saudara Ketua, pada waktu
ini boleh dikatakan bahwa saluransaluran diluar negeri djuga sesudah
pengarnbil alihan perusahaanperusahaan Belanda dan djuga sesudahnja
kita memutuskan hubungan ekonomi dengan Belanda, bahwa saluran
saluran itu lambat laun sudah terbuka, hanja. sekarang menunggu organi
sasi dan barangbarang dari Indonesia.
4060
Pelabuhanpelabuhan Antwerpen, Bremen maupun London dan
lainlainnja, semua itu dengan setjara haus ingin menerima barangbarang
dari Indonesia, hanja seperti saja katakan tadi, bahwa para pedagang In
donesia, baik pedagang pemerintah maupun pedagang swasta belum da
pat memenuhi permintaanpermintaan dari dunia Iuar tadi atau djuga
kadangkadang belum dapat memenuhi persainganpersaingan jang me
reka hadapi dari dunia luar tadi.
§ 1804. Saudara Ketua, selandjutnja mendjadi kewadjiban dari Ke
menterian Luar Negeri untuk menampung adjusteringenadjusteringen
jang perlu diadakan diluar negeri. Adjusmentadjusment. dari susunan
perekonomian kolonial kepada susunan perekonomian nasional.
Misalnja sadja Saudara Ketua, kewadjiban Kementerian Luar Negeri
untuk mengurangi reaksi dari dunia luar ketika di Indonesia ini diada
kan pengambilalihan. Pada waktu itu dengan terusterang, maka bahaja
sangat besar bahwa reaksi diluar negeri akan mendjadi sebegitu besar,
bahwa mungkin mereka mengadakan boikot ekonomi terhadap Indonesia,
meskipun boikot ekonomi itu tidak didjalankan dengan keras, akan tetapi
tekanantekanan sadja dari Amerika Serikat atau dari negara lainnja dari
Eropah Barat akan sungguhsungguh merupakan bahaja maut bagi kita,
teristimewa pada waktu itu. Maka kewadjiban Kementerian Luar Negeri
ialah untuk mengurangi reaksi dari negaranegara tersebut dengan mem
berikan keleluasaan pada waktu itu, lebihlebih daripada semula kepada
modalmodal asing lainnja.
Sekarang tentu kita sudah dapat mengambil sikap jang lebih tegas
lagi atau lebih kurang liberal terhadap modal asing lainnja, djustru oleh
karena reaksi pertama sudah dilalui. Reaksi dari modal asing lainnja ter
hadap pengambilalihan perusahaan Belanda. Seperti Saudarasaudara
mengetahui, maka dengan pengambilalihan perusahaanperusahaan Be
landa, boleh dikatakan bahwa 70 prosen perekonomian atau perusahaan
di Indonesia ini sekarang dalam tangan atau bangsa Indonesia atau Peme
rintah Indonesia.
Kita mengambil oper lebih kurang 80 prosen dari seluruh penana
man modal Belanda jang dalam angkaangka sebelum perang ialah ber
djumlah 4000 djuta Hollandsche gulden.
§ 1805. Dalam hubungan ini Saudara Ketua, dapat disebut pula ke
wadjiban Kementerian Luar Negeri untuk mengurangi reaksi dalam tin
dakantindakan kita terhadap orangorang Tionghwa. Untuk mengu
rangi reaksi jang mengakibatkan bahwa politik bebas dan aktif dari Peme
rintah Indonesia akan mendjadi pintjang, akan tetapi djuga untuk meng
urangi reaksi dari Pemerintah R.R.T. untuk menjokong golongangolong
an Hwa Kiau disini, untuk mengadakan tindakantindakan ekonomi jang
merugikan Pemerintah dan bangsa Indonesia.
Dimana Saudara Ketua, seperti saja kemukakan tadi pengambilan
alih dari Belanda sudah kita atasi, maka kita djuga mengharap bahwa
tindakantindakan terhadap para Hwa Kiau tadi, atau menurut Saudara
Ketua sendiri, para Hwa Kiau itu satu perkataan jang sebetulnja tidak
mempunjai dasar juridis, ialah orang Tiong Hoa perantauan, maka Peme
rintah djuga teristimewa Kementerian Luar Negeri berusaha sekeras
4061
kerasnja supaja kita dapat lampaui pengambil operan perdagangan etjeran,
dan tindakantindakan selandjutnja ini dengan tidak merugikan atau
menimbulkan dislokasi didalam negeri jang tidak dapat kita atasi.
Pada waktu ini Saudara Ketua, boleh dikatakan bahwa kurang lebih
sudah didapat satu persesuaian faham antara Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah R.R.T., dimana Pemerintah R.R.T. mengakui bahwa Indo
nesia berhak untuk melaksanakan P.P. No. 10; dan mereka tidak akan
mentjampuri pembikinan atau tindakantindakan Pemerintah Indone
sia dalam bidang perekonomian Tiong Hoa perantauan itu. Hanja apa jang
diharap ialah dalam soal penampungan, Pemerintah R.R.T. akan dia
djak, akan dikonsulteer agar segalanja dapat berdjalan setjara lantjar.
§ 1806. Saudara Ketua, seperti saja kemukakan tadi, maka selain dari
uraian saja, Kementerian Luar Negeri sudah mempersiapkan duplikat
setjara stencil dan setjara terperintji satu daftar dari segala bantuan dan
kredit luar negeri jang kita terima hingga kini, kredit bantuan luar negeri
dari negaranegara Barat, dari negaranegara blok Timur dan djuga
dari Rentjana Colombo.
Sekian Saudara Ketua, terima kasih.
4062
URAIAN . J.M. MENTERI LUAR NEGERI DR SOEBANDRIO
DALAM SIDANG PLENO DEWAN PERANTJANG NASIONAL
DIUTJAPKAN TGL. 13 DJANUARI 1960.
§ 1772. Saudara Ketua, Sidang jang terhormat.
Ketika Saudara Ketua meminta saja untuk berbitjara dimuka Sidang
Plano Depernas, bagi saja pada waktu itu merupakan satu pertanjaan ;
bagaimana saja dapat memberikan keterangan atau bahanbahan pikiran
jang berguna bagi Depernas untuk melaksanakan tugasnja, ialah menga
dakan perentjanaan nasional semesta pembangunan dan pembiajaan dan
selandjutnja.
§ 1773. Oleh karena Saudara Ketua, tentu bidang luar negeri mem
punjai hubungan djuga dengan pembangunan dan nanti akan saja tegas
kan, bahwa memang politik luar negeri pada waktu ini merupakan alat
jang terpenting bagi negara kita dalam hubungan dengan dunia luar.
Akan tetapi hingga kini mungkin dalam konsepsi kenegaraari, poli
tik luar negeri seringkali dititik beratkan pada halhal politis, halhal per
djoangan anti kolonialisme, anti imperialisme, halhal mana tentu djuga
penting. Dalam hubungan ini politik babas dan aktif untuk mendjalan
kan siasat antara kedua blok tentu djuga harus dianggap penting. Akan
tetapi Saudara Ketua, .pada umumnja bagi negara, teristimewa negara
blok Barat jang sudah lama merdeka dan sudah lama mengalami djuga
kesulitankesulitan atau perdjoanganperdjoangan dalam dunia interna
sional, memang bagi mereka soal ekonomi atau politik luar negeri itu me
rupakan alat dari penghidupan ekonomi negara dan bangsa tersebut. Mi
salnja sadja di Inggris, ada salah satu slogan jang menjatakan atau jang
dahulu dikemukakan oleh Perdana Menteri William Pitt, jang berbunji:
"England has no permanent friends,
England has no permanent anemias,
England has only permanent economic interest".
Ini Saudara Ketua, hanja untuk menggambarkan bahwa soalsoal
haluan politik dibeberapa negara, teristimewa negaranegara Eropa Barat,
gesubjecteerd pada kepentingan ekonomis.
§ 1774. Sesudah Perang Dunia kedua tentu timbul djuga negaranegara
dengan sistim lain, djustru oleh karena — althans buat sementara — mereka
tidak membutuhkan negara lain untuk mengadakan pembangunan dan
mempertinggi taraf penghidupannja dengan memakai faktorfaktor ekono
mis sebagai alat politik, dan sekarang tentu mendjadi pertanjaan bagai
mana dengan Indonesia.
§ 1775. Dan ini Saudara Ketua, seperti djuga halnja dengan jang lain,,.
maka djika saja mengambil keputusan untuk berbitjara, djadi menerima
baik undangan Saudara Ketua untuk berbitjara dimuka Depernas, saja
ingin mengemukakan beberapa hal jang dapat djuga dipakai sebagai pe
ladjaran kita, beberapa hal pengalamanpengalaman, baik pengalaman
4051
kita sendiri dalam hubungan dengan dunia luar atau pengalamanpeng
alaman dari dunia luar, baik dari negaranegara Barat, negaranegara Timur
atau negaranegara Asia jang sedang bertumbuh dan sedang bergolak.
Meskipun demikian Saudara Ketua, saja tidak dapat — meskipun
setjara sepintas lalu sadja membeberkan kepada Sidang jang terhormat,
politik luar negeri jang menjangkut djuga lapangan lain, istimewa politik
jang didjalankan oleh Pemerintah hingga kini.
§ 1776. Saudara Ketua, politik luar negeri kita itu seringkali disebut
sebagai politik bebas dan aktif. Bolehkah saja kemukakan disini bahwa
sebetulnja politik bebas dan aktif bagi Menteri Luar Negeri itu meru
pakan hanja salah satu aspek sadja dari politik luar negeri keseluruhannja,
karena politik luar negeri mempunjai banjak bidang dan aspek, antara
lain politik bebas dan aktif.
Misalnja Saudara Ketua, pertama kita harus mendjalankan politik
anti kolonialisme, anti imperialisme. Disini kita tidak bebas, kita terikat
pada satu tudjuan jang tertentu.
§ 1777. Kedua, kita djuga mendjalankan politik atas dasar ideologi
negara kita ialah ideologi Pantjasila, mendjelang keputusan selandjutnja
oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara. Djuga disini kita tidak
bebas Saudara Ketua, kita terikat pada ideologi Pantjasila.
Dimana kita boleh menjatakan bahwa kita mendjalankan politik be
bas dan aktif, ialah dalam mengadakan hubunganhubungan konventio
nil dengan semua negara didunia ini. Indonesia ingin bersahabat dengan
semua negara didunia, terlepas dari sistim apa jang mereka anut, terlepas
pula dari hubungan ekonomi apa mereka adakan dengan negaranegara
lain, maka Pemerintah ingin mengulurkan tangan persahabatan pada se
tiap bangsa dan setiap negara didunia, dan disinilah sebetulnja apa jang
kita maksudkan dengan politik bebas dan aktif.
Sekali lagi Saudara Ketua, kita seperti kadangkadang disalah meng
ertikan, teristimewa oleh dunia luar, kita bukan bebas, bukan netral da
lam soal ideologi, tetapi kita mendjalankan politik ideologi negara jang
buat sementara ialah ditjantumkan dalam Pantjasila mendjelang penen
tuan lebih landjut oleh Madjelis Permusjawaratan Sementara.
Dalam hubungan bebas dan aktif ini Saudara Ketua, tentu bagi Pe
merintah jang penting ialah supaja alat luar negeri merupakan saluran
saluran jang penting bagi pembangunan negara kita. Kita mengadakan
hubungan perdagangan dengan negara Barat atau dengan negara Timur
atau dengan negara Asia untuk mentjari keuntungan bagi kedua belah
pihak. Kita mentjari bantuan dari negaranegara manapun djuga atas da
satjang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
§ 1778. Saudara Ketua. Seolaholah bantuan jang kita terima dari luar
itu hanja menguntungkan Indonesia, akan tetapi sebenarnja djika kita ,
perintji lebih landjut, itu djuga menguntungkan. pada negaranegara jang
memberikan bantuan.
Menguntungkan, mungkin tidak seketika itu djuga, akan tetapi se
landjutnja dalam lapangan perdagangan dan lainlainnja ini djuga akan
dapat menambah volume of trade antara Indonesia dengan negara tersebut.
4052
§ 1779.
Dalam hubungan ini Saudara Ketua, maka politik luar negeri
ditudjukan didalam hubungannja dengan pembangunan Indonesia ialah:
a. untuk mentjari modal bagi Indonesia;
b. untuk mentjari bantuan tehnis dari luar; dan djuga;
c. untuk menambah hubungan perdagangan antara Indonesia dengan
dunia luar.
§ 1780. Saudara Ketua, meskipun soal ini sebetulnja tidak dapat dile
paskan dari hubungan politis atau hubungan militer dengan dunia luar,
akan tetapi hingga kini Indonesia dapat mempertahankan kepentingan
ekonomisnja, meskipun kita tidak dapat mengikuti salah satu blok misal
nja blok Seato atau blok lainlainnja atau blok Commonwealth jang
mengelilingi negara kita.
§ 1781. Akan tetapi sebaliknja Saudara Ketua, apa jang dibutuhkan
ialah bahwa kita dalam keadaan apapun harus mempertahankan dan mem
perdjoangkan credietwaardigheid dari Indonesia; credietwaardigheid baik
dilapangan politis maupun dilapangan militer ataupun dilapangan eko
nomis.
Dan untuk ini Saudara Ketua, dengan terus terang sebagai Menteri
Luar Negeri kadang2 saja merasa tudjuan sebagai tugas jang berat.
Sangat berat djustru oleh karena seperti seringkali dikemukakan oleh
Presiden ialah kita mendjalankan suatu revolusi dengan aspek jang sangat
banjak, suatu revolusi jang, multicomplex jang harus dilaksanakan setjara
simultaaq. Dan ini harus dilaksanakan, djuga sebetulnja, dalam dunia jang
bentuknja waktu ini sebenarnja belum mentjapai perimbangan. Perim
bangan dengan gambaran tertentu, dengan gambaran jang stabil.
Maka dari itu, djika kita misalnja mendjelaskan djuga politik dalam
negeri, sistim kenegaraan. kita jang kadang2 dianggap sebagai menjimpang
dari sistim jang dianut oleh kedua blok, bahwa mungkin diadakan teka
nantekanan, baik tekanan politis maupun tekanan ekonomis ataupun te
kanan militer pada kita, djustru oleh karena mereka takut bahwa Indonesia
akan meninggalkan atau bahwa Indonesia akan memihak pada salah satu,
blok. Dan ini kewadjiban Kementerian Luar Negeri dalam keadaan apa
pun djuga untuk memperdjoangkan bahwa Indonesia itu selalu menga
nut penghidupan nasional atas kepribadian sendiri.
§ 1782. Maka dari itu djuga oleh Presiden kita selalu didengungde
ngungkan, mungkin kadang2 berlebihan, bahwa kita memperdjoangkan
kepribadian kita sendiri, bahwa kita sungguh 2 nasionalistis dan ini mes
kipun oleh dunia luar kadang2 dianggap sebagai chauvinitis. Inilah sen
djata jang terpenting untuk membikin Indonesia dalam hal politis crediet
waardig terhadap kedua blok jang waktu ini mengusai dunia kita.
§ 1783. Djuga dalam lapangan militer Saudara Ketua, djustru oleh
karena kita ingin mendjalankan politik terlepas dad kedua blok, politik
bebas dan aktif, kita ingin mengulurkan tangan persahabatan kepada sia
papun, djustru djuga oleh karena Indonesia itu sebetulnja geografis, ge
opolitis dan ekonomispun dilingkungi oleh daerah dimana dunia Barat
masih berpengaruh. Djika kita melihat peta, maka Indonesia itu diling
4053
kungi oleh negara2 Commonwealth dan negara2 Seato. Maka djustru oleh
karena kita ingin mempertahankan kepribadian sendiri, maka dapat dira
malkan bahwa kita tentu akan diudji sampai dimana kita dapat memper
tahankan kepribadian kita jang seringkali kita gembargemborkan atau
kita dengungdengungkan.
§ 1784. Maka dari itu Saudara Ketua, sesudahnja pengakuan kedau
latan, terasa pressi. Pressi militer baik subversif atau terbuka, djustru un
tuk mengudji sampai dimana sungguh2 kepribadian kita itu dapat diper
tahankan. Maka dari itu djuga kewadjiban Pemerintah jang sudah dilak
sanakan dalam beberapa tahun ini ialah membentuk satu Angkatan Perang
jang dapat dihormati oleh dunia luar.
Hanja dengan demikian, Saudara Ketua, maka politik luar negeri
djuga dapat membuat Angkatan Perang kita creditwaardig hal mans se
betulnja mempunjai hubungan jang sangat erat dengan pembangunan
dan kestabilan ekonomi dan dalam pekerdjaan kita seharihari.
Ini Saudara Ketua, jang kami titikberatkan dalam pelaksanaan poli
tik luar negeri jang hanja setjara garis besar kami utarakan disini, djustru
untuk dipakai kelak sebagai landasan dari uraian saja mengenai usaha
usaha chusus dari Kementerian Luar Negeri jang istimewa mengenai
pembangunan di Indonesia sendiri.
§ 1785. Saudara Ketua, mengenai angkaangka, maka sudah disiapkan
oleh staf saja, satu statistik angkaangka mengenai bantuan dari luar nege
ri, bantuan dari blok Barat jang terperintji, dan bantuan dari Blok Timur
jang terperintji, djuga bantuan dari Rentjana Colombo jang terperintji
pula, jang kelak akan diedarkan pada para Anggota. Maka saja kira itu
tidak usah saja batjakan. Meskipun demikian Saudara Ketua, saja berse
dia untuk mendjawabnja, djika pada sidang ini sebelumnja daftar itu di
batja, diadjukan pertanjaan2.
§ 1786. Saudara Ketua, kemerdekaan Indonesia dilahirkan dalam tahun
1945 dan pengakuan kemerdekaan Indonesia tadi ditjapai dalam tahun
1949. Dalam lahirnja Indonesia, maka nampak didunia ini satu kekuatan
baru jang dalam pertumbuhannja tidak sadja merupakan perbedaan de
ngan dunia lama dalam arti idiologis, akan tetapi bahwa sistim barn ini
sudah djuga menelorkan bangsa 2 jang ekonomis atau militer atau dalam
keilmuan, merupakan bandingan, tidak hanja bandingan, mungkin djuga
tantangan bagi dunia lama. Kita mengerti dunia lama, ialah jang kita se
but sebagai dunia kapitalistis dan dunia barn jang kita sebut sebagai dunia
sosialistis. Dan Indonesia sekarang lahir dalam dunia dimana sebetul
nja kekuasaan sekarang ini diliputi oleh kedua blok tadi, seperti saja
katakan tidak hanja dilapangan idiologis, akan tetapi djuga teristimewa
dilapangan ekonomis dan dilapangan militer. Dimana dulu kita dalam alam
fikiran harus menjesuaikan diri dengan kekuasaan jang ada, kekuasaan
kapitalistis, sekarang boleh dikatakan, meskipun dalam lapangan ekonomi,
ekonomi dunia pada umumnja, fikiran itu masih diliputi oleh alam kapi
talis. Pada lain fihak kemadjuankemadjuan jang ditjapai oleh negara
negara sosialis sudah sedemikian rupa, sehingga mungkin dalam 10 tahun
atau 20 tahun itu sudah ada keseimbangan djuga, diluar batasbatas negara
4054
sosialis tadi perkembanganperkembangan itu dapat mempengaruhi alam
fikiran atau djalannja perekonomian dibagian lain 'dari dunia.
§ 1787. Dan ini Saudara Ketua, ini jang merupakan sebetulnja sebagai
rintangan bagi Indonesia untuk pada waktu ini menggariskan satu alam
fikiran jang tertentu dalam menghadapi persoalan kita dengan dunia luar.
Mau tidak mau djustru oleh karena kedua blok tadi masih dalam perten
tangan, masih belum ada kristalisasi atau synthese antara mereka, mau
tidak mau Indonesia selalu mentjari pikiranpikiran, baik dari blok satu
maupun dari blok lain. Dan ini digunakan kadangkadang sangat berten
tangan, sangat bertentangan dengan keadaan di Indonesia sendiri dan
sangat bertentangan dengan kemauan kita sendiri.
Saudara Ketua, selandjutnja sesudah perang dunia kedua ini, maka
negara Eropa Barat dapat bertumbuh dengan bantuan dari Amerika,
sedangkan djuga negaranegara sosialis dapat bertumbuh dengan tjepat.
§ 1788. Sekarang dalam hal ini jang merupakan persoalan, ialah bagi
negaranegara Asia dan Afrika, bagaimana pertumbuhannja? Dan dapat
saja batjakan disini beberapa kemadjuan jang sudah ditjapai oleh bebe
rapa negara Asia Afrika. Misalnja, India selama 3 tahun pertama dari
rentjana dari 5 tahun kedua, dapat mempertinggi pendapatan nasional
dengan 10,4 prosen sedangkan djika dibandingkan dengan Indonesia,
maka kemadjuan dari national income Indonesia dalam tahun 1956 ialah
4,7 prosen dan dalam tahun 1957 8 prosen sedangkan dalam tahun 1958
mengalami kemunduran dengan 13 prosen, djustru oleh karena kita
mengalami kemundurankemunduran dalam harga bahan mentah dalam
ekspor kita. Saudara Ketua, negara tetangga lainnja, misalnja Pakistan
dan Nepal djuga mendapat kemadjuan meskipun mereka sangat berge
lornbang dan hasil maksimum jang ditjapai oleh Pakistan ialah kenaikan
2,5 prosen setahun.
Ini Saudara Ketua, hanja untuk menggambarkan bahwa betul bagi
negaranegara Asia Afrika belum ada garis jang tertentu dalam mentja
pai kemadjuan. Negaranegara Barat sudah mentjapai atau mempunjai
garisgaris jang tertentu baik dalam sistim mereka untuk mentjapai kema
djuan. Negaranegara Eropa Timur djuga sudah mentjapai garisgaris
jang tertentu untuk mentjapai kemadjuankemadjuan negara mereka.
§ 1789. Apa jang dihadapi Saudara Ketua, bagi negaranegara Asia
Afrika ialah tidak hanja bahwa mereka itu mentjari stabilitet dalam lapang
an politis atau lapangan militer, akan tetapi djuga dalam lapangan ekono
mis, pads umumnja sistim jang mereka anut sekarang di Asia itu masih
beranekawarna, baik sistim dalam program untuk melaksanakan indus
trialisasi, atau sistim untuk mentjari akumulasi dari modal.
Dalam hal ini memang bagi kita sendiri merupakan satu pertanjaan
ialah untuk mengadakan akumulasi modal didalam negeri sendiri.
Kita mengerti bahwa kita membutuhkan bantuan dari luar negeri,
akan tetapi akumulasi modal jang dahulu ditjapai oleh negaranegara
Barat atau akumulasi modal jang baru sadja djuga ditjapai oleh negara
negara sosialis bagi kita masih merupakan suatu tanda tanja sampai dima
na itu dapat djuga dimasukkan di Indonesia.
4055
Kami mengetahui Saudara Ketua, bahwa misalnja Indonesia tidak
dapat menganut sistim kapitalisme, akan tetapi djika kita ingin menganut
sistim tersebut maka pada umumnja kapital belum ada di Indonesia sen
diri, sehingga djuga dengan djalan kapitalisme tidak dapat ditjapai aku
mulasi dari modal.
Sedangkan Saudara Ketua, dengan akumulasi modal jang ditjapai oleh
negaranegara sosialis, dimana sebetulnja Pemerintah dapat menjelenggara
kan djuga staatkapitalisme, dimana Pemerintah sebetulnja dengan disiplin
atau paksaan dapat mengambil keringat dari masjarakatnja untuk diinves
teren selandjutnja, sistim itupun tidak dapat didjalankan di Indonesia.
Maka dari itu bagi kita merupakan satu pertanjaan, seperti djuga
halnja dengan negara Asia Afrika lainnja, bagaimana dapat mengadakan
akumulasi modal didalam negeri sendiri.
§ 1790. Mengenai bantuan dari luar negeri Saudara Ketua, maka bagi
Indonesia seperti djuga ditjantumkan dalam rentjana politik Pemerintah
ialah bahwa kita dapat mengambil modal dari luar, teristimewa berupa
credit, djustru oleh karena pada waktu ini penanaman modal asing diang
gap oleh Pemerintah belum begitu oppertune.
Ini Saudara Ketua, menimbulkan djuga satu salah pengertian didu
nia luar, dan ini djuga djika diteruskan maka mungkin hanja mengurangi
kepertjajaan dari dunia luar terhadap Indonesia, ialah mengenai penanaman
modal asing. Misalnja ketika saja mengundjungi Australia maka sexing kali
ditanja mengapa Indonesia tidak seperti negaranegara lainnja, tidak menge
djar penanaman modal asing, mengapa Indonesia tidak menimbulkan satu
suasana dimana modal asing dapat bergerak setjara leluasa, sehingga
Indonesia djuga dapat mengambil keuntungan dari operasinja dari kegiatan
modal asing.
Pada waktu itu Saudara Ketua, saja terangkan bahwa selama di Indo
nesia perusahaan atau industri atau segala aktivitet ekonomi masih buat
90 prosen dikuasai oleh modal asing, maka sebetulnja tidak ada gunanja.
§ 1791. Djuga dalam arti psichologis, dilihat dari sudut psichologi,
untuk menambah penanaman modal asing untuk mengadakan sebetulnja
aktivitet jang lebih besar lagi dari orangorang asing atau dari modal
asing. Akan tetapi bagi Indonesia djika kelak sudah ada keseimbangan
antara industri nasional, antara usahausaha nasional, antara perekono
mian nasional dengan perekonomian atas dasar modal asing, maka mung
kin bahwa Indonesia dapat mempertimbangkan untuk mengambil sikap
lebih tolerant dan lebih liberaal daripada sekarang ini.
Dan keterangan ini Suadara Ketua, dapat diterima djustru oleh ka
rena memang pada waktu ini banjak negaranegara, djuga dinegara Ame
rika Latin, pun dinegara seperti Kanada dimana sebetulnja penanaman
atau kebanjakan penanaman modal asing merupakan atau menimbulkan
konflik antara rakjat dengan pengusahapengusaha atau perusahaanperu
sahaan asing tadi jang datang dinegara tersebut.
Dan ini tentu bagi Indonesia dimana perekonomian nasional masih
lemah, ini merupakan bahaja dan mungkin bahwa konflik ini djuga akan
menghambat pembangunan Indonesia.
4056
Akan tetapi Saudara Ketua, Indonesia tentu dengan segala kegiatan
berusaha supaja bantuan atau credit dari luar negeri itu tetap mengalir,
dan pada waktu ini dapat ditjatat, bahwa bantuan jang kita terima dari
luar negeri ialah sedjak tahun 1951 dari Amerika atau negaranegara
Eropa Barat, termasuk Djerman Barat ialah 313 djuta dollar, sedangkan
sedjak tahun 1956 kita mendapat credit atau bantuan dari negaranegara
blok Sosialis berdjumlah 200 djuta dollar.
Pada waktu ini Saudara Ketua, keadaan ialah bahwa Indonesia de
ngan mudah dapat menerima credit dan negara manapun djuga dengan
sjaratsjarat ialah credit pembajaran kembali dalam 8 tahun dengan ren
tevoet antara 3 dan 5 prosen.
Saudara Ketua, ini mengenai soal modal jang bagi kita tentu sangat
penting dan dapat menentukan sebetulnja tjepatnja pembangunan kita,
akan tetapi ada hakekatnja Saudara Ketua, pada waktu ini didunia sur
plus modal, surplus kapitaal jang dapat dilahirkan jang bertimbuntimbun
hanja dalam 2 negara, ialah Amerika dan Djerman Barat.
§ 1792. Dengan dapat diharapkan Saudara Ketua, bahwa didalam
tahuntahun jang akan datang, surplus kapitaal jang akan mengalir dari
negaranegara Sosialis akan makin bertambah, misalnja negaranegara
Sosialis sedjak tahun 1957 sudah memberikan pindjaman sebesar 1000
djuta pada dunia luar, sebagian besar kepada negaranegara Asia Afrika
termasuk djuga Indonesia. Djadi kita mengharapkan bahwa dengan pem
bangunan tjepat, dengan pertumbuhanpertumbuhan tjepat dari negara
negara Sosialis, bahwa surplus kapitaal tidak didasarkan atas pikiran ka
pilatis akan lebih bertambah, sehingga kemungkinan lebih besar akan ter
djadi saingan dalam bantuan atau credit antara negaranegara Sosialis dan
negaranegara Kapitalis jang dapat kita pergunakan. Hingga kini credit
jang kita terima dari negaranegara Kapitalis ialah umumnja dengan bunga
5 prosen dan dengan pembajaran 5 tahun atau sampai 7 tahun.
§ 1793. Dari International Monetary Fund atau dari Bank Dunia oleh
kita belum dapat ditjapai sjaratsjarat jang rendah daripada apa jang telah
saja kemukakan tadi.
Saudara Ketua, djuga merupakan kewadjiban dari Kementerian
Luar Negeri untuk membantu dalam pembangunan Indonesia dengan
memperluas perdagangan kita.
Seperti Saudara Ketua mengetahui maka didalam rangkaian negara
Asia Afrika, Indonesia merupakan negara pedagang jang terpenting ialah
negara pedagang jang ketiga, Negara pedagang pertama, diluar Tiongkok,
ialah Djepang, Negara pedagang kedua, ialah India. Dan dalam volume
of trade, Indonesia hanja lebih ketjil sedikit sadja daripada India. Maka
dari itu kewadjiban dari Kementerian Luar Negeri, ialah mempertahan
kan hubungan ekonomi dengan dunia Luar.
§ 1794. Untuk ini Saudara Ketua, maka sedjak beberapa tahun sudah
diusahakan untuk memperluas hubungan perdagangan kita. Belum lama
berselang, maka boleh dikatakan bahwa Indonesia mengadakan perda
gangan, sematamata dengan dunia Barat, ialah kirakira 30 prosen dengan
Eropah, antara 15 dan 20 prosen dengan Amerika Serikat dan prosentase
4057
selandjutnja dengan negaranegara lainnja. Sekarang dalam satu dua
tahun ini kita dapat menerobos sebetulnja hubungan dagang jang kon
vensionil, jang tradisionil ini, dan kita dapat djuga mengadakan hubungan
dengan negaranegara dari blok Timur. Akan tetapi hubungan perdagan
gan kita dengan Blok Timur tadi tidak melebihi dari 2 prosen dari selu
rah perdagangan kita.
§ 1795. Ini Saudara Ketua, disebabkan oleh karena pertama kita mem
butuhkan waktu, baik organisasi di Indonesia maupun organisasi diluar
negeri, membutuhkan waktu untuk membuka saluransaluran baru di
dalarn lapangan perdagangan dan kedua bahwa bangsa Indonesia pada
umumnja belum begitu mengenal barangbarang dari negaranegara So
sialis. Akan tetapi Pemerintah mengharap bahwa djuga dalam hal ini,
djuga dalam perbaikan organisasi didalam negeri maupun organisasi di
luar. negeri, kita dapat memperluas perdagangan kita dengan dunia luar.
§ 1796. Maklum Saudara Ketua, hingga kini pada umumnja banjak
perdagangan kita atau sebagian besar dari perdagangan kita, ialah
didjalankan oleh swastaswasta. Baru sadja dengan pengambilanoper
dari perusahaanperusahaan Belanda baik dilapangan perdagangan atau
dilapangan industri, maka Pemerintah sendiri merupakan produsen jang
terbesar .di Indonesia, disamping exporteur dan importeur jang besar
di Indonesia, dan dengan sendirinja djika produksi, import, export seba
gian besar dipegang oleh Pemerintah maka dengan mudah djuga perda
gangan dapat dilaksanakan dengan negaranegara Timur, dimana djuga
segala organisasi dipegang oleh Pemerintah sendiri.
Saudara Ketua, tentu dalam lapangan perdagangan ini Pemerintah
djuga sadar, bahwa tidak hanja perluasan dari hubungan kita dengan
negara luar merupakan faktor jang terpenting, akan tetapi djuga harga
harga dari bahanbahan mentah merupakan djuga faktor jang terpenting.
§ 1797. Dan dalam hal ini Pemerintah melalui Kementerian Luar Ne
geri selalu metnperdjuangkan supaja kita mendapat stabilisatieprijzen
dalam bahanbahan mentah jang terpenting misalnja seperti karet dan
timah. Dalam hal timah pada umumnja sudah ditjapai persetudjuan, akan
tetapi dalam soal karet perdjuangan rupanja masih agak lama. Selama
belum ada persaingan dalam pembelian karet dan lain bahanbahan men
tah dari negaranegara Asia antara negaranegara Sosialis dan negara
negara Kapitalis, maka sukar dapat diharapkan bahwa dalam hal ini akan
tertjapai plafond stabilisasi jang dapat kita pegang bagi pendjualan kita.
Sebagai illustrasi Saudara Ketua, tadi saja kemukakan bahwa dalam
tahun 1958, kita mengalami kemunduran dalam national income kita.
Ini disebabkan teristimewa oleh karena adanja resessi pada waktu itu di
Amerika jang mengaltibatkan bahwa harga karet djuga turun.
§ 1798. Harga karet Saudara Ketua, djuga turun dengan satu dollar cent
per pound, maka bagi kita itu berarti equivalent dengan ± 15 djuta
dolar Amerika Serikat setahun mengingat produksi Indonesia ± 600.000
ton karet setahun. Dan dalam tahun 1958 itu harga karet turun dari 29,21
dollar. sampai 25,52 dollar cent.
4058
Ialah satu penurunan, Saudara Ketua, dari 3,7 dollar cent.
Dan ini dapat diramalkan betapa pengurangan penerimaan kita disebab
kan oleh harga karet sadja. Maka dari itu, Pemerintah dan negaranegara
produsen karet lainnja berusaha sekeraskerasnja untuk mentjari saluran
saluran dimana sebetulnja dapat ditjapai satu pegangan mengenai pene
rimaan pendjualan karet tadi.
§ 1799. Saudara Ketua, oleh karena Indonesia pada umumnja mempu
njai gevaieerdheid dalam bahan mentah, meskipun kita mengalami ke
munduran dalam ekspor berhubung dengan turunnja harga karet, boleh
dikatakan, bahwa neratja perdagangan pada umumnja masih mengun
tungkan, dengan arti bahwa ekspor masih selalu melebihi dari pada im
por. Dalam hal ini Indonesia boleh dikatakan selalu mempunjai positif
trade balance, akan tetapi Saudara Ketua, apa jang mungkin kita tidak
perhitungkan ialah bahwa banjak sebetulnja Indonesia harus melakukan
pembajaranpembajaran dalam valuta asing, disebabkan oleh karena kita
memakai banjak services dari negaranegara asing, teristimewa jang beru
pa pengangkutan dari ekspor dan impor kita. Dan djuga dalam hal ini
Kementerian Luar Negeri tentu selalu berusaha supaja setjara se
tjepat mungkin ditjapai, bahwa dalam hal services itu djuga dapat
diadakan pengurangan.
Saudara Ketua, inilah dengan singkat hubungan politik luar negeri
dengan pembangunan didalam negeri kita sendiri.
Dalam hal ini Saudara Ketua, tidak dapat dihindarkan bahwa Kemen
terian Luar Negeri djuga mempeladjari, seperti jang dikemukakan tadi,
haluanhaluan atau sikapsikap atau sifatsifat dari negaranegara lainnja.
§ 1800. Dan dapat dikemukakan disiui, bahwa djuga dalam lapangan
perdamaian, meskipun setjara direct tidak ada hubungannja dengan pem
bangunan, akan tetapi seperti djuga sudah seringkali dikemukakan oleh
Saudara Semaun Anggota Depernas ialah bahwa perdamaian akan memba
wa perlutjutan persendjataan dan perdamaian akan membawa djuga
penambahan surplus kapitaal.
Menurut perhitungan, maka selama kita sendiri belum dapat me
ngumpulkan surplus kapitaal jang berdjumlah miljard dollar, maka sukar
dapat diatasi kesulitankesulitan jang dihadapi oleh negaranegara Asia
Afrika jang baru merdeka dan baru membangun.
Malahan, ada perkataan dari seorang ekonoom Djerman jang me
njatakan, bahwa pada waktu sekarang ini bukan sadja perbedaan kemadjuan
antara negara jang sudah. kaja dan negara jang masih miskin itu selalu
bertambah, akan tetapi dengan tegas dikemukakan oleh ekonoom tersebut,
bahwa negaranegara jang sudah madju akan mendapat kemadjuannja
setjara berlompatlompat dan negaranegara jang belum madju akan se
lalu mentjapai kemunduran, djustru oleh karena penambahan penduduk
akan selalu lebih tjepat dari pada pertambahan kemadjuan.
Seperti Saudara Ketua, mengetahui bahwa menurut angkaangka
jang sudah dipikirkan oleh beberapa ekonoom ialah untuk mentjapai
keseimbangan dalam tingkatan penghidupan untuk mentjapai kestabilan
dalam tingkatan penghidupan dengan penambahan penduduk 1 atau 1,5
4059
prosen, maka dibutuhkan satu investment kirakira antara 8 dan 10 pro
sen dari national income.
§ 1801. Indonesia pada waktu ini dalam Anggaran Belandja jang se
dang disadjikan dalam Parlemen ialah mengadakan investering berdjum
lah 15 miljard rupiah, dalam suatu Anggaran Belandja 45 miljard
rupiah atas dasar perhitungan national income jang menurut hemat saja
sangat konservatif ialah 180 miljard rupiah sehingga bolch dikatakan itu
kurang lebih 8 prosen dari national income kita.
Saudara Ketua, mendjadi pertanjaan djika dibandingkan dengan
pembangunan didunia lainnja, dalam tingkatan apa pembangunan Indo
nesia sekarang ini. Berbagai sardjana ekonomi membagi pembangunan
ekonomi dalam 3 tingkatan ialah,
a. Tingkatan persiapan jang disebut sebagai precondition stage.
b. Tingkatan mulai melompat jang disebut sebagai take off stage, dan
c. Tingkatan jang sudah dapat melompat jang disebut sebagai selfsys
tem stage.
Djika kita memakai tingkatantingkatan tadi bagi Indonesia, maka
saja kira belum dapat ditentukan bahwa kita pada waktu ini sudah me
lampaui tingkatan persiapan, djustru seperti kita melihat sendiri bahwa
rentjana lima tahun kita jang sudah diterima oleh Parlemen, djadi ren
tjana 5 tahun pertama pada umumnja belum boleh dikatakan rentjana jang
ingin melompat dari tingkatan satu ketingkatan lain atau belum dapat
disebut ingin melompat kelapangan industrialisasi.
§ 1802. Dari negaranegara Asia jang bisa dimasukkan dalam bagian
jang sudah take off stage ialah hanja India, jang lain masih dianggap oleh
para sardjana tadi sebagai tingkatan precondition, ialah tingkatan persia
pan.
Dan untuk ini Saudara Ketua, dalam tingkatan persiapan, ialah
menurut sardjanasardjana tersebut dibutuhkan investment lebih dari
pada 10 prosen tadi untuk mengadakan stabilitet, djika penduduk
bertambah dengan 1 atau 1,5 prosen setahun.
Saudara Ketua, dengan tertjapainja, sebetulnja apa jang saja kemu
kakan tadi, credit waardigheid dari Indonesia ialah dilapangan politik
Demokrasi Terpimpin di Indonesia itu sudah diterima oleh seluruh dunia,
Presiden kita djuga sudah diterima oleh seluruh dunia, credit waardig
heid dalam lapangan militer bahwa kedua blok sekarang sudah menghor
mati kekuatan militer kita, maka bagi saja sebagai Menteri Luar Negeri
mengharapkan dikemudian hari ialah bahwa credit dari luar akan tetap
mengalir ke Indonesia.
§ 1803. Semua ini Saudara Ketua, tentu tergantung kepada absorptie
vermogen di Indonesia sendiri.
Djuga dalam lapangan perdagangan Saudara Ketua, pada waktu
ini boleh dikatakan bahwa saluransaluran diluar negeri djuga sesudah
pengarnbil alihan perusahaanperusahaan Belanda dan djuga sesudahnja
kita memutuskan hubungan ekonomi dengan Belanda, bahwa saluran
saluran itu lambat laun sudah terbuka, hanja. sekarang menunggu organi
sasi dan barangbarang dari Indonesia.
4060
Pelabuhanpelabuhan Antwerpen, Bremen maupun London dan
lainlainnja, semua itu dengan setjara haus ingin menerima barangbarang
dari Indonesia, hanja seperti saja katakan tadi, bahwa para pedagang In
donesia, baik pedagang pemerintah maupun pedagang swasta belum da
pat memenuhi permintaanpermintaan dari dunia Iuar tadi atau djuga
kadangkadang belum dapat memenuhi persainganpersaingan jang me
reka hadapi dari dunia luar tadi.
§ 1804. Saudara Ketua, selandjutnja mendjadi kewadjiban dari Ke
menterian Luar Negeri untuk menampung adjusteringenadjusteringen
jang perlu diadakan diluar negeri. Adjusmentadjusment. dari susunan
perekonomian kolonial kepada susunan perekonomian nasional.
Misalnja sadja Saudara Ketua, kewadjiban Kementerian Luar Negeri
untuk mengurangi reaksi dari dunia luar ketika di Indonesia ini diada
kan pengambilalihan. Pada waktu itu dengan terusterang, maka bahaja
sangat besar bahwa reaksi diluar negeri akan mendjadi sebegitu besar,
bahwa mungkin mereka mengadakan boikot ekonomi terhadap Indonesia,
meskipun boikot ekonomi itu tidak didjalankan dengan keras, akan tetapi
tekanantekanan sadja dari Amerika Serikat atau dari negara lainnja dari
Eropah Barat akan sungguhsungguh merupakan bahaja maut bagi kita,
teristimewa pada waktu itu. Maka kewadjiban Kementerian Luar Negeri
ialah untuk mengurangi reaksi dari negaranegara tersebut dengan mem
berikan keleluasaan pada waktu itu, lebihlebih daripada semula kepada
modalmodal asing lainnja.
Sekarang tentu kita sudah dapat mengambil sikap jang lebih tegas
lagi atau lebih kurang liberal terhadap modal asing lainnja, djustru oleh
karena reaksi pertama sudah dilalui. Reaksi dari modal asing lainnja ter
hadap pengambilalihan perusahaan Belanda. Seperti Saudarasaudara
mengetahui, maka dengan pengambilalihan perusahaanperusahaan Be
landa, boleh dikatakan bahwa 70 prosen perekonomian atau perusahaan
di Indonesia ini sekarang dalam tangan atau bangsa Indonesia atau Peme
rintah Indonesia.
Kita mengambil oper lebih kurang 80 prosen dari seluruh penana
man modal Belanda jang dalam angkaangka sebelum perang ialah ber
djumlah 4000 djuta Hollandsche gulden.
§ 1805. Dalam hubungan ini Saudara Ketua, dapat disebut pula ke
wadjiban Kementerian Luar Negeri untuk mengurangi reaksi dalam tin
dakantindakan kita terhadap orangorang Tionghwa. Untuk mengu
rangi reaksi jang mengakibatkan bahwa politik bebas dan aktif dari Peme
rintah Indonesia akan mendjadi pintjang, akan tetapi djuga untuk meng
urangi reaksi dari Pemerintah R.R.T. untuk menjokong golongangolong
an Hwa Kiau disini, untuk mengadakan tindakantindakan ekonomi jang
merugikan Pemerintah dan bangsa Indonesia.
Dimana Saudara Ketua, seperti saja kemukakan tadi pengambilan
alih dari Belanda sudah kita atasi, maka kita djuga mengharap bahwa
tindakantindakan terhadap para Hwa Kiau tadi, atau menurut Saudara
Ketua sendiri, para Hwa Kiau itu satu perkataan jang sebetulnja tidak
mempunjai dasar juridis, ialah orang Tiong Hoa perantauan, maka Peme
rintah djuga teristimewa Kementerian Luar Negeri berusaha sekeras
4061
kerasnja supaja kita dapat lampaui pengambil operan perdagangan etjeran,
dan tindakantindakan selandjutnja ini dengan tidak merugikan atau
menimbulkan dislokasi didalam negeri jang tidak dapat kita atasi.
Pada waktu ini Saudara Ketua, boleh dikatakan bahwa kurang lebih
sudah didapat satu persesuaian faham antara Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah R.R.T., dimana Pemerintah R.R.T. mengakui bahwa Indo
nesia berhak untuk melaksanakan P.P. No. 10; dan mereka tidak akan
mentjampuri pembikinan atau tindakantindakan Pemerintah Indone
sia dalam bidang perekonomian Tiong Hoa perantauan itu. Hanja apa jang
diharap ialah dalam soal penampungan, Pemerintah R.R.T. akan dia
djak, akan dikonsulteer agar segalanja dapat berdjalan setjara lantjar.
§ 1806. Saudara Ketua, seperti saja kemukakan tadi, maka selain dari
uraian saja, Kementerian Luar Negeri sudah mempersiapkan duplikat
setjara stencil dan setjara terperintji satu daftar dari segala bantuan dan
kredit luar negeri jang kita terima hingga kini, kredit bantuan luar negeri
dari negaranegara Barat, dari negaranegara blok Timur dan djuga
dari Rentjana Colombo.
Sekian Saudara Ketua, terima kasih.
4062