Jilid-17 Depernas 24-Bab-144
R A N T J A N G A N
Dasar UndangUndang Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana delapan tahun 19611969
Disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
BUKU KE – DELAPAN
Uraian MateriMateri
DJILID XVII :
Uraian MenteriMenteri
Paragrap : 1694 – 1945
Halaman : 3989 – 4648
R A N T J A N G A N
DASAR UNDANG UNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL SEMESTA – BERENTJANA
DELAPAN TAHUN: 1961 1969
DJILID XVII
PARAGRAP : 1694 1945
R A N T J A N G A N
Dasar Undangundang Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana delapan tahun: 19611969
disusun oleh Delman Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS:
BUKU KE — SATU
: Pokokpokok Pembangunan NasionalSemesta
Berentjana.
BUKU KE — DUA
: Rantjangan Bidang Pokok Projek Pembangunan
NasionalSemestaBerentjana.
BUKU KE — TIGA
: Bidang Mental/Ruhani dan Penelitian.
BUKU KE — EMPAT
: Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan dan Kea
manan/Pertahanan.
BUKU KE — LIMA
: Bidang Produksi.
BUKU KE — ENAM
: Bidang Distribusi.
BUKU KE — TUDJUH
: Bidang Keuangan.
BUKU KE — DELAPAN
: Uraian Menterimenteri.
BUKU KE—DELAPAN
URAIAN MENTERI MENTERI
DJILID XVII: URAIAN MENTERI – MENTERI
ISINJA:
B A B
Paragrap
Hal.
(§)
144. J. M. MENTERI PERTAMA / KEU 1694—1718
3995
ANGAN
145. J.M. MENTERI INTI KEAMANAN/
1719—1746
4012
PERTAHANAN
146. J.M. MENTERI INTI DISTRIBUSI
1747—1771
4030
147. J.M. MENTERI INTI LUAR NE 1772—1806
4051
GERI
148. J.M. MENTERI INTI PRODUKSI
1807—1859
4063
149. J.M. MENTERI INTI PEMBA 1860—1889
4105
NGUNAN
150. J.M. MENTERI INTI KESEDJAH
1890—1914
4121
1915—1945
4139
TERAAN RAKJAT
151. J.M. MENTERI INTI DALAM NE
GERI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 144.
MENTERI PERTAMA/KEUANGAN
§ 1694. Ir. H. DJUANDA: Saudara Pimpinan, para Anggota Dewan
Perantjang Nasional jang terhormat, waktu saja diminta oleh Saudara Prof.
Mr. H. Muhd. Yamin untuk menjampaikan beberapa keterangan dan
bahanbahan jang bersangkutan dengan Anggaran Belandja Negara pada
sidang Dewan Perantjang Nasional sekarang ini, saja amat menghargai
undangan ini, oleh karena saja menganggap kesempatan ini ada baik sekali
dan bermanfaat sekali buat pekerdjaan jang dihadapi kita bersama, oleh
Pemerintah maupun oleh Dewan Perantjang Nasional.
Sebetulnja kalau dilihat dari sudut bahanbahan dan waktu pada
hari ini, waktunja memang tidak begitu tepat buat Pemerintah sendiri, oleh
karena pada waktu sekarang ini kita di Kementerian Keuangan teruta
ma masih ditengahtengah persiapan, ditengahtengah pengumpulan
bahan bahan untuk menjusun Anggaran Belandja tahun 1960 jang akan
datang.
§ 1695. Dalam hal ini Saudara Prof. Mr: H. Muhd. Yamin jang ter
hormat terutama mengetahui bahwa belum berapa lama, jaitu pada tanggal
29 Agustus oleh Kementerian Keuangan telah disampaikan kepada para
Menteri; para Menteri Muda, para Menteri exofficio suatu sirkuler jang
kemudian saja djelaskan setjara lisan disidang Kabinet Inti, jaitu menge
nai susunan Anggaran Belandja tahun 1960. Dan pada sirkuler ini dimin
takan kepada para kawan Menteri agar supaja bahanbahan jang dimin
takan itu disampaikan pada tanggal 20 bulan ini, djadi baru akan masuk
hari Minggu selambatlambatnja untuk kemudian disusun dan diolah di
Kementerian Keuangan. Djadi sebetulnja bahanbahan jang saja harapkan,
sumbangan2 dari Departemendepartemen dan para Menteri exofficio
belum sampai ketangan Menteri Keuangan.
§ 1696. Selandjutnja nanti pada tanggal 1 Oktober Dewan Perwakilan
Rakjat dalam suasana baru berdasar atas Undangundang jang berlaku
sekarang, ialah Undangundang Dasar 1945, akan bersidang dan sudah
didjandjikan kepada Dewan Perwakilan Rakjat bahwa Pemerintah akan
menjampaikan Anggaran Belandja buat tahun 1960 itu pada 1 Nopember
tahun ini, sehingga Dewan Perwakilan Rakjat akan mempunjai waktu dua
bulan, jaitu bulan Nopember dan Desember untuk menjelesaikan Un
dangundang Anggaran Belandja tahun 1960 itu, dengan harapan agar
supaja dalam waktu dua bulan itu djuga sebelumnja habis tahun, sebelum
berlakunja tahun Anggaran Belandja tahun 1960, Anggaran Belandja
tahun 1960 sudah mendapat pengesjahan dari Dewan Perwakilan
Rakjat.
Kalau dalam keadaan biasa barangkali timescedule itu tidak begitu
berat dan tidak begitu mendesak waktunja, akan tetapi sekarang ini agak
sempit waktu ini, oleh karena kesatu; para Menteri dalam Kabinet Ker
dja baru sadja dalam waktu dua bulan memegang pertanggungan djawab
atas Departemen masingmasing, djadi kebanjakan masih memerlukan
waktu untuk mempeladjari selukbeluk keadaan organisasi dan untuk
mempunjai sesuatu pandangan, satu visie mengenai Anggaran Belandja
3995
dan kebidjaksanaan dalam Departemen masingmasing. Djadi waktunja
agak sempit.
§ 1697. Selandjutnja soal jang kedua: berlainan dengan penjusunan
Anggaran Belandja tahuntahun jang lalu, kita di Kementerian Keuangan
akan berichtiar agar supaja untuk Anggaran Belandja tahun 1960 itu ada
penjusunan sistimatik jang baru jang berlainan dengan susunan dari
anggaran belandja tahuntahun sebelumnja. Pekerdjaan itu terutama per
tama didasarkan atas pengalaman jang saja rasa , pula sering diadjukan dan
ditandaskan oleh beberapa Anggota, beberapa fraksi di Dewan Perwa
kilan Rakjat dahulu, bahwa susunan Anggaran Belandja sampai sekarang
ini kurang djelas memberi gambaran tentang pekerdjaanpekerdjaan te
rutama dilapangan pembangunan.
Djadi masih menurut sistim lama, terlalu banjak terpengaruh oleh
sistim Anggaran Belandja Pemerintahpemerintah dahulu, barangkali
Pemerintah Belanda dan dibandingkan misalnja dengan Anggaran Belan
dja dilainlain negara jang sudah memperbaiki sistimnja itu, sudah. out
of date, tidak sesuai lagi dan terutama kalau buat negara kita, dimana soal
pembangunan itu amat penting dan setiap saat mestinja bisa diadakan
momentopname, dimana kita berdiri, berapa kemadjuan jang telah ditja
pai, sistim Anggaran Belandja ini tidak memberi gambaran jang begitu
djelas.
Dengan sirkuler jang saja maksudkan tadi itu akan ada gambaran
jang lebih djelas dan saja jakin akan memudahkan pula kemudian peker
djaan Dewan Perantjang Nasional, oleh karena dengan susunan seperti
direntjanakan buat Anggaran Belandja tahun 1960, Dewan Perantjang
Nasional akan lebih mudah melihat berapa banjaknja Anggaran buat
pembangunan, berapa jang sudah dikeluarkan dan bisa membandingkan,
menilai pengeluaranpengeluaran itu dan prestasi kerdja jang telah dise
lesaikan, sampai mana itu sesuai dengan rentjana jang sedang sekarang
diselenggarakan oleh Dewan Perantjang Nasional.
Saja merasa amat berbesar hati, bahwa dengan perantaraan Saudara
Prof. Mr. H. Muhd. Yamin diinsjafi, sebagai ternjata dalam undangan kepa
da saja untuk memberikan uraian disini, bahwa hubungan antara pekerdjaan
jang dihadapi oleh Dewan Perantjang Nasional dan penjusunan angka
angka nanti dalam anggaran belandja itu, satu sama lain amat penting
diketahui oleh Dewan Perantjang Nasional maupun oleh Pemerintah.
Tidak bisa dilepaskan hasil pekerdjaan Dewan Perantjang Nasional
dari apa jang dikerdjakan setahun ke setahun oleh Kementerian Keuangan
sebagaimana direntjanakan dan kemudian ditetapkan oleh Dewan Perwa
kilan Rakjat dalam Anggaran Belandja tahun 1960.
§ 1698. Kalau saja melihat dalam Dasardasar Asasi Pembangunan
Semesta Berentjana dengan berpokok kepada Amanat Presiden 1959, ja
itu buku merah nomer 2 jang saja terima beberapa hari jang lalu, ada pada
katja 11 beberapa hal jang amat menarik perhatian (katja 11 dan katja 10),
misalnja sadja pada katja 10 saja membatja dibawah huruf: „Pola Pemba
ngunan bagian pembiajaan”, ada beberapa dalildalil jang amat penting
terutama buat kita di Kementerian Keuangan merupakan bahan jang men
djadi pertemuan pekerdjaan antara Dewan Perantjang Nasional dengan
3996
Pemerintah, misalnja dalam hal ini Menteri Keuangan, jaitu dibawah
angka 15:
„Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus memberi pendjelasan
tentang biaja modal, barang, pegawai, pekerdja dan biaja lainlain jang
dibutuhkan dari tahunketahun dalam nilai rupiah dan deviezen ….."
Selandjutnja pada alinea sesudah itu:
„Djuga diperhitungkan berapa upah tenaga Rakjat jang dikerahkan untuk
Pembangunan dengan djalan gotongrojong”.
Saja sudah beberapa kali menjampaikan saran kepada Saudara Prof.
Mr. H. Muhd. Yamin agar terutama persoalan pembiajaan itu saja minta
perhatian dari Dewan Perantjang Nasional (Depernas) dan bersama Peme
rintah mentjari djalan bagaimana tjaranja kita bisa menjediakan pembia
jaan jang sebesarbesarnja jang berupa rupiah, berupa deviezen, tetapi
pula berupa tenaga rakjat jang tidak perlu diadakan penilaian dalam ukur
an mata uang, akan tetapi ini merupakan suatu faktor jaitu faktor pe
lengkap untuk biaja modal jang berupa rupiah dan deviezen, jaitu tenaga
rakjat jang dikerahkan untuk pembangunan dengan djalan gotongrojong.
Soal ini amat penting, oleh karena kita mengetahui bagaimana
beratnja kesulitankesulitan , dus tidak mentjukupinja modal berupa ru
piah dan deviezen jang dihadapi oleh negara kita sekarang ini. Djadi kita
seharusnja, djika mau menambah kapasiteit investasi kita itu harus dengan
sungguhsungguh mentjari djalan jang sebanjakbanjaknja dan seluas
luasnja, jaitu jang berupa tenaga rakjat setjara gotongrojong divercal
culeer dalam investasi pembangunan.
§ 1699. Selandjutnja pada katja 11 saja membatja dua persoalan, jang
saja sependapat dengan penjusun kertas kerdja ini, jaitu dibawah angka 16:
„Untuk menambah modal pembangunan perlu ditindjau kembali:
a. sistim credit,
b. sistim iuran,
c. sistim lisensi,
d. sistim penjimpanan,
e. sistim lotre”.
Memang enam persoalan jang disebut disini, kebetulan sekali dengan
tidak ada pembitjaraan pendahuluan dengan Saudara Prof. Mr. H. Muhd.
Yamin, merupakan persoalanpersoalan jang sedang dalam pemikiran
dan sebagian sudah dalam bentuk perundangundangan atau peraturan
peraturan lain untuk lebih mengconcretiseer tjaratjara menambah mo
dal pembangunan dengan melalui lima tjara jang tersebut tadi itu. Ten
tang soal ini nanti saja akan lebih djauh memberikan keterangan tentang
apa jang sedang dalam persiapan di Kementerian Keuangan bersangkutan
dengan lima persoalan jang saja sebutkan tadi.
§ 1700. Dibawah angka 18 (katja 11 pula) itu diadjukan sebagai suatu
pemikiran jaitu:
,,Anggaran Belandja untuk Pembangunan harus dipisah dari Angga
ran Belandja untuk routine”.
Ini visie jang sama atau kebidjaksanaan jang sama jang hendak di
ambil pula di Kementerian Keuangan. Anggaran Belandja untuk pemba
ngunan routine hendaknja dibedakan dengan Anggaran Belandja untuk
3997
Pembangunan Semesta Berentjana. Djadi kita melihat disini tiga pokok,
jaitu Anggaran Belandja, pengeluaran untuk routine, pengeluaran untuk
pembangunan semesta berentjana.
§ 1701. Kalau saja membandingan pikiran ini dengan sirkuler dari
Kementerian Keuangan tanggal 29 Agustus jang saja sebutkan tadi itu,
ternjata sekali bahwa ada persamaan penglihatan dalam hal ini. Saja
batjakan disini „Mulai dengan penjusunan rantjangan Anggaran tahun
1960 pembagian Anggaran Belandja dirobah mendjadi empat golongan
jang masingmasing disebut:
a.
sub Anggaran biasa, ialah routine,
b.
sub Anggaran Pembangunan,
c.
sub Anggaran perusahaanperusahaan ( ini sebetulnja lebih merupa
kan hal jang administratief), dan
d.
sub Anggaran perhitunganperhitungan (financiele verekeningen)”.
Djadi pokoknja dapat kita kembalikan kepada sub Anggaran biasa
dan sub Anggaran pembangunan. Dan dibawah sub anggaran pembangun
an itu ada sub bagian lagi, jaitu pembangunan jang disebut disini pemba
ngunan routine, saja sebutkan pembangunan luar rentjana dan pemba
ngunan semestaberentjana. Diharapkan seperti jang dikatakan dalam sir
kuler saja itu, bahwa pembangunan luar rentjana itu lambat laun akan
hilang atau diredusir sampai seketjilketjilnja, dan semuanja pekerdjaan
pembangunan itu dipusat maupun didaerah sesuai dengan rentjana se
mesta jang sedang dihadapi oleh Dewan Perantjang Nasional sekarang ini.
§ 1702. Untuk sementara saja sependapat dengan penjusun kertas ker
dja ini, bahwa masih ada baiknja dan masih perlu diadakan ruangan buat
pembangunan routine itu, oleh karena dibelakang kita itu ada beberapa
projekprojek pembangunan jang diluar rentjana lima tahun pertama mi
salnja, oleh karena sudah dimulai, mesti didjalankan terus, djika kita ti
dak mau menghadapi situasi dimana ada kehilangan invesment, jang
sudah dimulai itu mesti afgerond dan diselesaikan.
Dan selain daripada itu ada commitmentcommitment, djadi pe
kerdjaanpekerdja jang sudah mengikat kita, jang harus dikerdjakan
terus dan diselesaikan. Akan tetapi lambat laun itu mesti diperketjil. Ke
mudian semuanja mesti masuk sadja kedalam pembangunan semesta
berentjana itu. Mungkin. nantinja sektor pembangunan jang luar pemba
ngunan semesta berentjana itu hanja mengenai pekerdjaanpekerdjaan
pembangunan ketjil jang sifatnja lebih jang boleh dikatakanregional atau
lokaal.
§ 1703: Selandjutnja dengan sistim jang baru itu, sebagai saja katakan
tadi, akan mudah sekali nanti Dewan Perantjang Nasional melihat, bahwa
menurut rentjana djangka pandjang, misalnja periode 5 tahun atau 7 ta
hun, itu tergantung pada keputusan Dewan Perantjang Nasional, jang
tentu harus dibagibagi lagi pengeluarannja dari setahunkesetahun dalam
periode sesuatu djangka itu, disediakan sekian buat tahun 1960, sekian
buat tahun 1961; jang sesungguhnja dikeluarkan: sekian dalam tahun
1960 dan sekian dalam tahun 1961. Dan bisa dilihat nanti, dimana adanja
3998
kelambatan dan dimana adanja kedjadian bahwa sesuatu projek itu kurang
madju. Dan barangkali lebih baik kalau uang jang disediakan semula buat
projek itu, dipindahkan keprojek lain jang lebih pesat kemadjuannja, dan
dengan demikian sambil berdjalan bisa diadakan adjustment, bisa di
stel lagi agar supaja hasil dari tiap tahun itu sungguhsungguh optimaal.
Dalam sistim Anggaran Belandja sekarang ini, jang berlaku sampai se
karang, hal itu amat sulit, oleh karena kita hanja mengenal pengeluaran
„dinas biasa” dan „dinas modal”. Dan dalam „dinas modal” itu segala
rupa masuk; misalnja bikin gedung buat kantor, itu dinas modal, membeli
mobil atau mesin tulis, itu djuga dinas modal, invesment: Tetapi bagai
mana hubungan pengeluaran ini dengan pembangunan, sebetulnja
kabur sama sekali.
Itu ternjata sekali waktu saja berichtiar untuk membikin laporan tiga ,
tahun, tahun 1956, tahun 1957 dan tahun 1958 mengenai rentjana pem
bangunan lima tahun. Itu susah sekali, tiaptiap pos pengeluaran itu mesti
diselidiki, mana jang sebetulnja pembangunan, mana jang hanja meru
pakan belandja kantor sadja, hingga tidak bisa diadakan „momentop
name” jang tepat, apakah kita sebetulnja menuruti rentjana djangka pan
djang itu..Apakah ada penjimpangan atau kelambatan, hal itu susah untuk
dinilai.
Djadi sistim jang baru itu akan mempermudah penilaian setiap saat
oleh Pemerintah maupun oleh Dewan Perantjang Nasional. Selandjutnja
saja ingin memberikan atau menjampaikan beberapa keterangan jang be
rupa angkaangka kepada Sidang Dewan Perantjang Nasional jang ter
hormat ini.
Saja akan mulai dengan mengingatkan kembali bersama 2 angka
angka Anggaran Belandja tahun 1959. Saja sendiri kadangkadang lupa
akan angkaangka itu, djadi tidak berlebih 2an kalau saja menduga, bah
wa bagi Saudarasaudara djuga barangkali angkaangka itu baik kita ber
sama peringatkan kembali, sebagai bahan untuk penjusunan angkaangka
pada tahuntahun jang akan datang nanti.
Ada sedikit kesulitan bagi saja sebagai Menteri Keuangan, jaitu bah
wa sebagai saja katakan tadi, angkaangka mengenai Anggaran Belandja
tahun 1960 itu baru akan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakjat
pada tanggal 1 Nopember 1959. Djadi sebetulnja sedikit prematuur untuk
mengumumkan angkaangka dengan setjara jang pasti sekarang ini. Saja
menganggap primeur itu terutama harus kita berikan kepada Dewan Per
wakilan Rakjat entah apa, ini terlalu legalistis atau bagaimana pemikiran
ini tetapi oleh karena sifatnja rapat ini tertutup, saja rasa bisa saja mem
berikan beberapa angka dengan pengertian bahwa ini agak confi
dentieel dan tidak boleh terlalu mengikat kepada saja djuga sebagai Men
teri Keuangan.
Selandjutnja, sekali lagi sebagai saja terangkan tadi, pengumpulan
angkaangka ini masih belum sampai saatnja terkumpul.
Baru tanggal 20 bulan ini saja akan menerima angkaangka jang le
bih kongkrit dari Kementeriankementerian masingmasing dan barang
kali baru achir bulan ini ada angkaangka jang lebih tepat. Tetapi kita di
Kementerian Keuangan sudah mulai mengadakan penjusunan angkaangka
dengan bahanbahan jang sudah ada pada kita.
3999
§ 1704. Kalau saja memperingatkan kembali Anggaran Belandja tahun
1959 jang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakjat menurut sisti
matik jang lama, jaitu: „dinas biasa”: belandja pegawai 8 miljard, belan
dja barang 6½ miljard.
Belandja lainlain sebesar 7,4 miljard. Hingga Dinas biasa jaitu seluruh
nja kalau kita djumlahkan ketiga component ini mendjadi 22,0 miljard.
Dinasmodal atau Belandjamodal ada 7,1 miljard.
Djadi kedua dinasbiasa dan dinasmodal itu mendjadi 29 miljard.
Penerimaan hanja 21,1 miljard. Djadi deficit ada 7,9 miljard atau dengan
bulat deficit dalam indukanggaranbelandja itu ada 8 miljard.
Djadi deficit ada 8 miljard, penerimaan 21 miljard.
Ternjata bahwa anggaraninduk ini tidak mentjukupi kebutuhan
jang sesungguhnja, hingga diperlukan anggarantambahan. Mengenai
Anggaran tambahan ini, Kabinet Karya dulu hanja sempat untuk mem
bitjarakannja satu kali dalam sidang Kabinet, pada achirachir riwajatnja
Kabinet Karya, dan sebetulnja belum begitu djelas apakah anggarantam
bahan ini diterima dengan bulat atau tidak oleh Kabinet Karya ini, tetapi
saja sendiri menganggap diterima sadja dan diteruskan kepada Menteri
menteri jang bersangkutan dan dikasih plafond. Tidak boleh lebih dari
plafond itu buat tiaptiap Kementerian pada waktu itu.
Kalau kita melihat susunan dari tambahan anggaranbelandja tahun
1959 itu, setelah dengan matimatian diperdjoangkan, ditekan oleh Ke
menterian Keuangan, terutama oleh para Inspekturinspektur Keuangan
jang setiap hari berhubungan dengan Kementerian masingmasing; se
telah ditekan sekuat tenaga, masih dibutuhkan tambahan 15,8 miljard.
Ada sedikit tambahan penerimaan buat tahun 1959 itu, jaitu seba
njak 2,9 miljard. Djadi kalau kita menggabungkan angkaangka anggaran
belandjainduk tahun 1959 dengan anggarantambahan tahun 1959 itu,
pengeluaranakan mendjadi 29 miljard plus 15,8 miljard mendjadi 44,8
miljard. Sedang penerimaan, penerimaaninduk ada 21. miljard, peneri
maantambahan (suppletoir) 2,9 miljard, djadi seluruh penerimaaninduk
ditambah penerimaan tambahan tahun 1959 itu mendjadi 23,9 miljard,
marilah kita bulatkan mendjadi 24 miljard; itu adalah penerimaan.
Sedang sebagai saja terangkan tadi, pengeluaran itu ada 44,8 miljard.
Djadi pengeluaran dibulatkan mendjadi 45 miljard, penerimaan 24 mil
jard.
Djadi kalau begini gambarannja deficit itu akan mendjadi 21
miljard. Penerimaan 24 miljard, pengeluaran 45 miljard dan deficit 21
miljard.
Jang amat menarik perhatian jaitu biaja buat pertahanan dan. kea
manan. Saja sementara ini mengeluarkan sadja soal Kepolisian Negara,
tetapi sementara ini hanja pengeluaran buat Kementerian Pertahanan
Pusat jang hanja administratif belaka, lantas Angkatan Laut, Angkatan
Darat dan Angkatan Udara.
Dalam anggaran induk tahun 1959 buat pertahanan ditetapkan 7,2
miljard. Kenjataan ini tidak tjukup, berhubung dengan operasioperasi
dan lainlain, itu harus ditambah dengan 7,6 miljard.
Djadi keseluruhannja buat tahun 1959 itu, dibutuhkan oleh Kemen
terian Pertahanan: Anggaran Belandja induk jaitu 7,2 miljard ditambah
4000
Anggaran Belandja tambahan 7,6 miljard, djadi 14,8 miljard dan dibu
latkan mendjadi 15 miljard.
Djadi dari pengeluaran 45 miljard itu, buat pertahanan jang terma
suk pengeluaran – pengeluaran biasa: 15 miljard atau sepertiganja atau
33% lebih sedikit, jaitu kurang lebih 35%.
Djadi inilah gambaran dari Anggaran Belandja tahun 1959. Djadi
djika kita melepaskan rem itu, deficit itu akan mendjadi 21 miljard.
Dengan sekuat tenaga, walaupun Anggaran Belandja tambahan itu
memang sudah ditekan, dalam prakteknja otorisasi, oleh Kementerian
Keuangan direm lagi dan sampai tanggal 25 Agustus 1959, pada saat dia
dakannja tindakan moneter, deficit Anggaran Belandja sesungguhnja da
lam prakteknja ada 7 miljard. Djadi mesti ditambah lagi dengan deficit
jang harus keluar dalam bulan September, Oktober, Nopember dan De
sember. Dan menurut kebiasaan, djustru pada achirachir tahun itu ba
njak pengeluaran jang harus dilakukan jaitu commitmentcommitment.
Djadi dengan mengerem ini, mungkin kita bisa menekan deficit itu
sampai achir tahun 1959 disekitar 10 a 12 miljard. Djadi tidak seperti jang
saja gambarkan tadi berdjumlah 21 miljard, tetapi hanja 10 á 12 miljard.
Pada tanggal 9 September 1959 bulan ini, Menteri Keuangan sudah
mengeluarkan sirkuler, jaitu „vierwielremmen” mengenai pengeluaran
pengeluaran jang masih bisa diiritirit, jang menimbulkan kehebohan jang
amat benar, terutama dikalangan Departemendepartemen dan Djawatan
djawatan jang pagipagi benar sudah mengatakan, bahwa kalau begini
kita tidak bisa bekerdja dan segala rupa akan matjet. Tapi saja rasa masih
bisa diatur sedikitsedikit supaja djangan matjet.
Saja mengharapkan deficit ini tidak akan lebih dari 10 miljard.
§ 1705. Maka dari itu angkaangka jang saja sebutkan tadi itu saja ha
rapkan digunakan sebagai pengetahuan latarbelakang buat Dewan Peran
tjang Nasional dalam menilai dan mengkritik tindakantindakan jang te
Iab dan mungkin akan diambil sebentar lagi oleh pihak Kementerian Ke
uangan, jaitu agar supaja pada achir tahun ini kita menekan deficit seba
njakbanjaknja dan hanja sungguhsungguh mengeluarkan apa jang ti
dak dapat dielakkan untuk dikeluarkan.
Barangkali dalam bulanbulan Oktober, Nopember dan Desember
ini baiklah pula kita gunakan remrem ini sebagai latihan buat tahun 1960
dimana kita harus lebihlebih lagi berhemathemat.
Inilah gambaran tahun 1959.
Saja tidak dapat menolak atau menekan kehendak untuk sedikit ber
bitjara tentang tindakan moneter jang diambil tanggal 25 Agustus 1959
itu. Sampai sekarang ini sebetulnja baru pertama kali ini dihadapan Sau
darasaudara, Dewan Perantjang Nasional, saja sedikit memberikan u
raian tentang latarbelakang pemikiran daripada tindakan moneter ini.
Djadi boleh saja katakan bahwa pada Saudarasaudara diberikan
primeur dari beberapa pikiran dibelakang tindakan semula, jaitu tindakan .
moneter tanggal 25 Agustus 1959 itu.
Banjak orang diluar jang menjangka, bahwa tindakan ini merupakan
tindakan jang terpenting, jang diambil oleh Kementerian Keuangan itu.
Barangkali mereka ini terpengaruh, oleh karena memang tindakan ini
4001
amat drastis dan terasa oleh siapapun djuga, oleh semua kita Bangsa In
donesia, dan merupakan pertanjaan apakah siketjil jang kehilangan Rp. 450,
— lebih menderita dari orang jang kehilangan Rp. 9.000.000,—
dari kekajaannja jang Rp. 10.000.000,— itu.
Djadi oleh karena ini banjak mengenai kantong perseorangan, hal
itu bisa dianggap sebagai tindakan jang amat menggontjangkan, di
anggap sebagai tindakan jang terpenting dari pihak Pemerintah itu.
Sedang sebetulnja dalam pemikiran Pemerintah, apa jang akan di
lakukan selandjutnja jang biasa disebut followup, tetapi sebetulnja itu bu
kan followup, tetapi melandjutkan sesuatu kebidjaksanaan dibidang ke
uangan dan perekonomian, itu menurut anggapan saja tidak kurang pen
tingnja, malahan barangkali lebih penting daripada tindakan moneter
an sich. Dan ini jang barangkali kurang diinsjafi diluar itu, seakanakan
kita mengambil tindakan ini lantas berhenti, tidak apaapa, padahal kelan
djutannja itu jang lebih penting. Apa kelandjutannja itu, jaitu:
a. Mengadakan penghematan agarsupaja kedjadiankedjadian ditahun
tahun ini, 2 atau 3 tahun dibelakang kita, djangan terulang lagi. Althans
disektor Perekonomian Keuangan terlepas dari halhal jang berada
disektor politis,
b. Menambah produksi dengan tjaratjara jang lebih effectief, lebih se
lectief dan lebih teratur.
Menjesal sekali dalam hal ini bahwa kita kelambatan, bukan kesa
lahan Saudarasaudara Dewan Perantjang Nasional, tetapi kita kelambatan
belum mempunjai rentjana djangka pandjang jang semestaberentjana
pada saat sekarang ini djuga. Tetapi lebih baik kita djangan menjesalkan
apa jang belum ada, tetapi berichtiar, sebagai saja mengerti hasrat dari
Dewan Perantjang Nasional untuk dalam waktu jang sesingkatsingkatnja
merentjana itu.
Sebab faktor deficit dari Anggaran Belandja itu merupakan faktor
jang terbesar jang menambah uang dalam peredaran, dengan demikian
amat menekan, amat berat tekanannja kedjurusan inflatoris.
§ 1706. Djadi kalau kita tidak berhasil mengurangi deficit Anggaran
Belandja pada tahuntahun jang akan datang, jaitu tahun 1960 atau tahun
1961 barangkali jang penting, tindakan moneter itu nanti pada achir tahun
1961 amblas. Dengan defisit misalnja sepuluh miljard rupiah setiap tahun,
maka keuntungan jang bisa kita dapatkan pada waktu sekarang itu nanti
akan geannuleerd, djadi sama sekali akan hapus lagi keuntungan itu. Dja
di sebenarnja persoalan deficit ini barangkali lebih penting daripada tin
dakan moneter an sich. Tentu sadja bagi Pemerintah pada waktu itu men
djadi pemikiran jang amat berat setelah dipertimbangkan procontranja
apakah baik sekarang mengadakan tindakan moneter itu apakah kita
menunggu sampai ada tendensitendensi jang lebih njata dalam kenaikan
produksi, dalam perbaikan distribusi, dalam kestabilan politis, kestabil
an militer, kestabilan administratip, apakah kita sekarang djuga
mengambil tindakan itu. Memang beberapa ahli ekonomi itu ber
pendapat jaitu kita mesti djangan memikirkan tindakantindakan mone
ter, penjehatan keuangan, sebelum ada tjukup buktibukti, bahwa kita
4002
menguasai atau sudah mengadakan perbaikan dibidang jang saja katakan
tadi: Anggaran Belandja, Produksi dan Distribusi.
Akan tetapi ketiga persoalan ini: menaikkan produksi, memperbaiki dis
tribusi dan mengadakan penghematan, itu bukan suatu pekerdjaan jang
bisa kita tentukan akan ada perbaikannja dalam 6 bulan atau 3 bulan atau
satu tahun.
Itu satu pekerdjaan jang memerlukan ketabahan dan effort terusmene
rus dengan tidak ada habishabisnja dan dengan tidak ada berhentiber
hentinja dan sulit untuk menjatakan pada waktu sekarang, bahwa dalam
6 bulan misalnja sudah tjukup tertjapai perbaikan dalam 3 bidang ini.
Jang terang jalah bahwa kalau kita tidak berbuat apaapa dibidang mone
ter, tidak mengambil tindakan jang drastis, ketiga ichtiar ini akan amat
dipengaruhi oleh kebanjakannja keuangan dalam peredaran dan segala
prokontra ini menjebabkan Pemerintah mengambil keputusan, baik kita
kerdjakan segala rupanja bersamasama jaitu tindakan moneter maupun
ichtiarichtiar menekan deficit menambah dan memperbaiki industri.
Djadi pekerdjaan ini harus bersamasama dilakukan. Memang jang satu
itu amat spectaculair, amat menarik perhatian, tetapi jang lain itu
dikerdjakan dengan biasa, dengan segala kegiatan, tetapi tidak begitu
spectaculair seperti tindakan moneter tanggal 25 Agustus itu.
Tentang soal ini Pemerintah bersedia memberikan pendjelasan jang le
bih dalam dengan disertai angkaangka dan mempertanggungdja
wabkannja kepada Dewan Perwakilan Rakjat sebagaimana djuga ternjata
dari bentuk tindakantindakan ini, jaitu bentuk Peraturan Pemerintah
Pengganti Undangundang, dus harus diadjukan dan didiskusikan diha
dapan Dewan Perwakilan Rakjat dan tidak dikeluarkan sebagai dekrit ke
tjil penetapan Presiden tetapi sebagai Peraturan Pemerintah Pengganti
Undangundang.
§ 1707. Saja ingin minta perhatian untuk menambah pengertian Sau
dara tentang situasi jang terdjadi itu, dan saja rasa karena bahanbahan
nja ada tersedia pula, serta kalau melihat perkembangan deficit tahun
tahun belakangan ini dan melihat angkaangka uang dalam peredaran jang
berupa uang giral dan kartaal, itu akan terlihat, bahwa mulai bertambah
nja deficit, mulai bertambahnja uang dalam peredaran itu, terdjadi pada
tahun 1957. Djadi pada tahun 1957 mulai terdjadi kemerosotan itu dan
dilandjutkan pada tahun 1958 dengan puntjaknja jaitu pada achir tahun
1958. Tapi pada kwartal pertama dalam tahun 1960 tendensi kemerosot
an itu sudah sedikit kurang.
Saja tidak mengatakan bahwa ada perbaikan, tetapi toch ada tenden
si, berkurangnja intensiteit kemerosotan itu.
Ini sebetulnja disebabkan, karena pada permulaan tahun 1957, ma
lahan achir tahun 1956 itu sudah mulai ada kekatjauan didalam peneri
maan Negara, djauh sebelumnja proklamasi. P.R.R.I./Permesta dan ke
djadian operasioperasi militer dan djauh sebelum itu, terdjadi bebe
rapa hal jang luar daripada peraturanperaturan, terutama dibidang per
daganganperdagangan gelap. Barter sudah lama dikerdjakan sebelum
memuntjaknja pemberontakan, atau meletusnja setjara formil pembe
rontakan itu.
4003
Djadi pemberontakan dibidang keuangan dan dibidang perekono
mian itu sudah mulai pada achir tahun 1956, waktu kita kehilangan
penerimaan devisen dan kehilangan penerimaanpenerimaan jang bera
sal daripada perdagangan luar negeri mengenai import maupun export,
ditambah lagi dengan meletusnja setjara formil pemberontakan polisi, militer,
jang menjebabkan pengeluaranpengeluaran jang luar biasa dibi
dang keamanan dan bidang pertahanan buat Anggaran Belandja Negara.
§ 1708. Barangkali Saudarasaudara masih ingat, bahwa pada sesuatu
saat Sjafruddin Prawiranegara sudah menjatakan, bahwa Caltex, Stanvac
dan B.P.M. di Sumatera itu tidak akan tunduk lagi kepada Pemerintah
Republik Indonesia Pusat dan segala penerimaan itu, (barangkali tidak se
tjara langsung atau setjara terangterangan akan diberikan kepada P.R.R.I./
Permesta), tetapi jang terang tidak akan diberikan kepada Pemerintah Repu
blik Indonesia Pusat di Djakarta. Djadi mereka itu barangkali akan depo
neren hutanghutang mereka, atau kewadjiban membajar kepada Pemerintah
Republik Indonesia, tapi tidak akan langsung dan terangterangan dibe
rikan kepada P.R.R.I./Permesta, barangkali pemberian itu akan terdjadi
dibawah medja, tetapi terang akan diblokir indikasi itu tegas sekali.
Dan terang pernjataan pada waktu itu dari Almarhum Dulles jang
sudah mengatakan, bahwa: „Siapa jang berkuasa pada suatu tempat,
kepadanja kita akan menjesuaikan diri”. Djadi kirakiranja begitulah.
Dan kalau hal ini terdjadi, ini akan terdjadi sepenuhnja, dan seterus
nja, apa jang kita alami pada tahun 1958 dengan akibat tadi dengan
angkaangka pads tahun 1959.
Dan berhubung dengan itu sebetulnja untung pada waktu itu Peme
rintah Republik Indonesia sudah sampai kepada sesuatu konklusi: jah,
kalau kita kehilangan pasaran dari minjak dan kehilangan penghasilan
export di Sumatera dan di Sulawesi, dan zijn wij uitgepraat di Pusat itu.
§ 1709. Djadi kalau setjara perhitungan, kita mesti perhitungkan apa
kah kita tidak lebih balk mengalah sadja kepada P.R.R.I/Permesta itu.
Tetapi oplossing begitu saja pikir tidak bisa. P.R.R.I/Permesta menun
djukkan bagianbagian lain dari Indonesia, chususnja Djawa misalnja,
kepada kekuasaan mereka.
Djadi djuga akan timbul kekatjauan jang barangkali lebih besar lagi.
Daripada begitu barangkali lebih baik diambil tindakantindakan jang
togas sadja, djadi sebelum terlambat kita mesti menguasai daerahdaerah
minjak dan daerahdaerah kopra. Dan itulah salah satu hal, barangkali
oleh karena sebelumnja sudah ada pemikiran sedikit kedjurusan itu, jang
menjebabkan tindakantindakan militer pada waktu itu tidak terlambat.
Dengan demikian walaupun kekatjauan terdjadi, sumbersumber peng
hasilan berupa devizen dan indirect dari penghasilan devizen, jaitu peng
hasilan penerimaan rupiah, itu bisa kita selamatkan, walaupun dengan
beberapa kerugian dan pengeluaran jang luar biasa dibidang keamanan.
Djadi disini halnja sudah bertumpuktumpuk, pertama kehilangan
penghasilan ditambah pengeluaran jang luar biasa untuk mendjamin dja
ngan sampai kehilangan penghasilan itu terusmenerus. Maka dari itu
dengan mendahulukan segala rupanja, pada waktu itu oleh Kabinet Karya
dilakukan segala ichtiar untuk menjelesaikan dan mengachiri atau sedi
4004
kitnja mengembalikan perdaganganperdagangan illegaal; barter dan
lainlainnja kepada proporties jang tidak terlalu menjolok.
§ 1710. Pada waktu sekarang boleh dikatakan perdagangan illegaal, per
dagangan barter itu sudah tjukup dikuasai. Smokkel itu tetap ada dalam
keadaan manapun djuga; sebelum perang waktu djaman Belanda, ada
sadja, dalam keadaan normaal tetap akan ada, tetapi proportiesnja tidak
begitu membahajakan. Dan boleh dikatakan pengeluaranpengeluaran
jang luar biasa besarnja jang menurut anggapan Pemerintah pada waktu
itu harus kita paksakan pada diri kita sendiri, jaitu dalam bidang perleng
kapan Angkatan Perang, itu sudah ada dibelakang kita. Djadi pengeluaran
pengeluaran jang terbesar itu sudah dikeluarkan, sudah mendjadi com
mitment; kita harus menibajar. terus beberapa credieten itu.
§ 1711. Tetapi saja rasa pengeluaran ini tidak'dapat kita tundatunda
lagi dan kita mesti berani pada waktu itu mengambil resiko, sebab kalau
misalnja kita pada waktu itu terlalu lama menunggu membeli fighters
jet dan jet fighters bomber itu, saja rasa pada bulanbulan jang amat kritis
itu, pesawatpesawat bomber 29 sudah dekat sekali pada Djakarta dan Su
rabaja. Dan kalau tidak diketahui bahwa perlengkapanperlengkapan kita
sudah lebih kuat 'dan modern, saja rasa kita pada waktu itu bisa menga
lami pemboman di Djakarta, Surabaja dan Bandung. Jang sekarang ini
saja rasa setjara normaal memang tidak bisa dilakukan dengan tidak ada
perlawanan jang amat efektif dari fihak kita. Djadi pada waktu itu tidak
ada keuze lain daripada kita mengambil keputusan mengachiri dominasi
dari activiteiten subversief jang sudah direntjanakan dari luar itu.
Sekarang kebanjakan dan kita itu sudah sedikit lupa atas situasi pada
waktu itu daft timbullah pertanjaanpertanjaan mengapa pada waktu itu
Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan tidak tjukup hatihati dalam
pengeluarannja. Memang sebagaimana biasa kalau bahaja jang besar itu
sudah tidak ada lagi, maka kita mulai kritis dan mulai bitjarabitjara
mengapa kita tidak lebih hatihati, kalau begitu kalau. begini, pada
waktu kita mengambil sikap itu. Djuga pengeluaran operasioperasi jang
amat berat, jang pada waktu itu boleh dikatakan topnja, sudah terlewat.
§ 1712. Saja akan melandjutkan dengan menjampaikan beberapa kete
rangan mengenai anggaran belandja tahun 1960. Sebagai saja katakan tadi
Kabinet Karya masih sempat satu kali mengadakan sidang mengenai ang
garan belandja tahun 1960, dimana diadjukan anggaran belandja induk
buat tahun 1960 jang angkaangka pokoknja demikian:
Buat dinas biasa (ini masih opstelling lama):
Belandja pegawai
9,5 miljard
Belandja barang
8,6 miljard
Belandja lain
8, miljard, djadi dinas biasa djumlahnja:
26,1 miljard
dinas modal
7,8 miljard, djadi djumlah seluruhnja, dinas biasa
dan dinas modal
33,9 miljard
penerimaan
28,7 miljard, sehingga defisit akan mendjadi
5,2 miljard.
4005
Ini menurut tradisi, anggaran induk itu amat optimistis; kalau disebut
kan defisit itu 5,2 miljard, sebetulnja, jah, dengan pengertian bahwa kalau
sudah hampir achir tahun Pemerintah memadjukan lagi anggaran belandja
tambahan dengan menambah defisit itu, barangkali dengan 10 miljard
lagi, sehingga defisit mendjadi 15 miljard.
Sudah terang, kalau misalnja pengeluaran tahun 1959, jang sebagai
saja katakan, sedikit mulai tidak terlalu terusmenerus meningkatnja,
tapi belum ada perbaikan, defisit tahun 1960 itu, kalau kita tidak berbuat
apaapa, ja, antara 12 sampai 15 miljard.
§ 1713. Djadi jang akan diselenggarakan sekarang ini oleh Kemente
rian Keuangan, ialah mengadakan penghematan dan selandjutnja menam
bah penerimaan. Penghematan sebagaimana biasa sulit sekali untuk di
selenggarakannja, tetapi harts diselenggarakan. Penambahan penerimaan,
itu djuga suatu pikiran jang biasanja amat impopulair. Dan Dewan Per
wakilan Rakjat (D.P.R.) maupun Pemerintah biasanja tidak begitu suka
untuk mengadakan pembitjaraan kedjurusan itu, laat staan mengambil
keputusankeputusan, tapi saja rasa hal ini harus kita selenggarakan.
Pemerintah sekarang bermaksud untuk mengadakan penghematan.
Sebagai saja katakan tadi, sirkuler 9 September jang baru lalu itu, baru
merupakan suatu latihan dan dalam tahun 1960 belandja barang itu teru
tama akan dikurangi, segala rupa akan ditjoret, sehingga dalam belandja
barang itu barangkali sedikitnja kita mesti bisa menghemat kirakira 25%
sampai 30%.
§ 1714. Selandjutnja ada 11 objecten jang akan mendjadi sasaran untuk
menambah penerimaan negara itu, jaitu:
a. Padjak perseroan. Itu barangkali tidak begitu menjusahkan, ma lahan
disana sini akan ada perbaikan buat perusahaanperusahaan sedang atau
perusahaanperusahaan ketjil.
b.
c.
Jang mendjadi sasaran lebih keras adalah padjak rumah tangga.
d.
Padjak pendjualan.
Beaja meterai.
Sebagaimana Saudara mengetahui, padjak pendjualan itu sekarang
dilakukan pada sumbernja, tetapi masih ada kemungkinan hal itu djuga
bisa diadakan dalam berbagai etappen.
e. Bea tjukai tembakau.
f. Padjak pembangunan agraria, jang sjukur Alhamdulillah dalam prin
sipnja sudah djuga ada persesuaian paham dengan Panitia Padjak jang ter
diri dari wakilwakil Pemerintah dan wakilwakil Dewan Perwakilan Rakjat.
g. Perubahan sistim Bukti Eksport (B.E.) dengan adanja Pungutan
Export (PUEK) dan Pungutan Import (PUIM), digandengkan dengan
nilai pokok rupiah sama dengan satu perempat puluh lima dollar Amerika
misalnja, itu djuga akan memberikan sedikit tambahan atas dasar volume
import dan export tahun 1959, djuga penambahan penerimaan Pungutan
Export dan Pungutan Import.
h. Selandjutnja ada pungutanpungutan nanti, barangkali dalam
bentuk meerwinst atas bensin dan minjak tanah dengan disertai perbaikan
perbaikan dalam distribusi.
i. Pungutanpungutan dari barangbarang perdagangan, jaitu ba
rangbarang import jang masih ada winstmarge dibandingkan dengan
4006
harga luar jang tjukup menarik untuk diambil meerwinstnja oleh Pemerin
tah. Dan sedapat mungkin akan mengetjualikan barangbarang sandang
pangan dari perpadjakan ini.
j. Jang mendjadi antjerantjer, kita akan memeras penerimaan dari
perkebunanperkebunan dan perusahaanperusahaan jang diambil alih;
padjak itu mesti dibajar dan selain dari itu
keuntungan mesti
diserahkan kepada Kas Negara.
k. Perusahaan lain jang misalnja diawasi oleh BAPPIT dan perusa
haanperusahaan negara jang lain, lembagalembaga dan jajasanjajasan
hanja namanja sadja jajasan; tetapi sebetulnja comerciele instellingen,
itu djuga ha
Dasar UndangUndang Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana delapan tahun 19611969
Disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
BUKU KE – DELAPAN
Uraian MateriMateri
DJILID XVII :
Uraian MenteriMenteri
Paragrap : 1694 – 1945
Halaman : 3989 – 4648
R A N T J A N G A N
DASAR UNDANG UNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL SEMESTA – BERENTJANA
DELAPAN TAHUN: 1961 1969
DJILID XVII
PARAGRAP : 1694 1945
R A N T J A N G A N
Dasar Undangundang Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana delapan tahun: 19611969
disusun oleh Delman Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS:
BUKU KE — SATU
: Pokokpokok Pembangunan NasionalSemesta
Berentjana.
BUKU KE — DUA
: Rantjangan Bidang Pokok Projek Pembangunan
NasionalSemestaBerentjana.
BUKU KE — TIGA
: Bidang Mental/Ruhani dan Penelitian.
BUKU KE — EMPAT
: Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan dan Kea
manan/Pertahanan.
BUKU KE — LIMA
: Bidang Produksi.
BUKU KE — ENAM
: Bidang Distribusi.
BUKU KE — TUDJUH
: Bidang Keuangan.
BUKU KE — DELAPAN
: Uraian Menterimenteri.
BUKU KE—DELAPAN
URAIAN MENTERI MENTERI
DJILID XVII: URAIAN MENTERI – MENTERI
ISINJA:
B A B
Paragrap
Hal.
(§)
144. J. M. MENTERI PERTAMA / KEU 1694—1718
3995
ANGAN
145. J.M. MENTERI INTI KEAMANAN/
1719—1746
4012
PERTAHANAN
146. J.M. MENTERI INTI DISTRIBUSI
1747—1771
4030
147. J.M. MENTERI INTI LUAR NE 1772—1806
4051
GERI
148. J.M. MENTERI INTI PRODUKSI
1807—1859
4063
149. J.M. MENTERI INTI PEMBA 1860—1889
4105
NGUNAN
150. J.M. MENTERI INTI KESEDJAH
1890—1914
4121
1915—1945
4139
TERAAN RAKJAT
151. J.M. MENTERI INTI DALAM NE
GERI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 144.
MENTERI PERTAMA/KEUANGAN
§ 1694. Ir. H. DJUANDA: Saudara Pimpinan, para Anggota Dewan
Perantjang Nasional jang terhormat, waktu saja diminta oleh Saudara Prof.
Mr. H. Muhd. Yamin untuk menjampaikan beberapa keterangan dan
bahanbahan jang bersangkutan dengan Anggaran Belandja Negara pada
sidang Dewan Perantjang Nasional sekarang ini, saja amat menghargai
undangan ini, oleh karena saja menganggap kesempatan ini ada baik sekali
dan bermanfaat sekali buat pekerdjaan jang dihadapi kita bersama, oleh
Pemerintah maupun oleh Dewan Perantjang Nasional.
Sebetulnja kalau dilihat dari sudut bahanbahan dan waktu pada
hari ini, waktunja memang tidak begitu tepat buat Pemerintah sendiri, oleh
karena pada waktu sekarang ini kita di Kementerian Keuangan teruta
ma masih ditengahtengah persiapan, ditengahtengah pengumpulan
bahan bahan untuk menjusun Anggaran Belandja tahun 1960 jang akan
datang.
§ 1695. Dalam hal ini Saudara Prof. Mr: H. Muhd. Yamin jang ter
hormat terutama mengetahui bahwa belum berapa lama, jaitu pada tanggal
29 Agustus oleh Kementerian Keuangan telah disampaikan kepada para
Menteri; para Menteri Muda, para Menteri exofficio suatu sirkuler jang
kemudian saja djelaskan setjara lisan disidang Kabinet Inti, jaitu menge
nai susunan Anggaran Belandja tahun 1960. Dan pada sirkuler ini dimin
takan kepada para kawan Menteri agar supaja bahanbahan jang dimin
takan itu disampaikan pada tanggal 20 bulan ini, djadi baru akan masuk
hari Minggu selambatlambatnja untuk kemudian disusun dan diolah di
Kementerian Keuangan. Djadi sebetulnja bahanbahan jang saja harapkan,
sumbangan2 dari Departemendepartemen dan para Menteri exofficio
belum sampai ketangan Menteri Keuangan.
§ 1696. Selandjutnja nanti pada tanggal 1 Oktober Dewan Perwakilan
Rakjat dalam suasana baru berdasar atas Undangundang jang berlaku
sekarang, ialah Undangundang Dasar 1945, akan bersidang dan sudah
didjandjikan kepada Dewan Perwakilan Rakjat bahwa Pemerintah akan
menjampaikan Anggaran Belandja buat tahun 1960 itu pada 1 Nopember
tahun ini, sehingga Dewan Perwakilan Rakjat akan mempunjai waktu dua
bulan, jaitu bulan Nopember dan Desember untuk menjelesaikan Un
dangundang Anggaran Belandja tahun 1960 itu, dengan harapan agar
supaja dalam waktu dua bulan itu djuga sebelumnja habis tahun, sebelum
berlakunja tahun Anggaran Belandja tahun 1960, Anggaran Belandja
tahun 1960 sudah mendapat pengesjahan dari Dewan Perwakilan
Rakjat.
Kalau dalam keadaan biasa barangkali timescedule itu tidak begitu
berat dan tidak begitu mendesak waktunja, akan tetapi sekarang ini agak
sempit waktu ini, oleh karena kesatu; para Menteri dalam Kabinet Ker
dja baru sadja dalam waktu dua bulan memegang pertanggungan djawab
atas Departemen masingmasing, djadi kebanjakan masih memerlukan
waktu untuk mempeladjari selukbeluk keadaan organisasi dan untuk
mempunjai sesuatu pandangan, satu visie mengenai Anggaran Belandja
3995
dan kebidjaksanaan dalam Departemen masingmasing. Djadi waktunja
agak sempit.
§ 1697. Selandjutnja soal jang kedua: berlainan dengan penjusunan
Anggaran Belandja tahuntahun jang lalu, kita di Kementerian Keuangan
akan berichtiar agar supaja untuk Anggaran Belandja tahun 1960 itu ada
penjusunan sistimatik jang baru jang berlainan dengan susunan dari
anggaran belandja tahuntahun sebelumnja. Pekerdjaan itu terutama per
tama didasarkan atas pengalaman jang saja rasa , pula sering diadjukan dan
ditandaskan oleh beberapa Anggota, beberapa fraksi di Dewan Perwa
kilan Rakjat dahulu, bahwa susunan Anggaran Belandja sampai sekarang
ini kurang djelas memberi gambaran tentang pekerdjaanpekerdjaan te
rutama dilapangan pembangunan.
Djadi masih menurut sistim lama, terlalu banjak terpengaruh oleh
sistim Anggaran Belandja Pemerintahpemerintah dahulu, barangkali
Pemerintah Belanda dan dibandingkan misalnja dengan Anggaran Belan
dja dilainlain negara jang sudah memperbaiki sistimnja itu, sudah. out
of date, tidak sesuai lagi dan terutama kalau buat negara kita, dimana soal
pembangunan itu amat penting dan setiap saat mestinja bisa diadakan
momentopname, dimana kita berdiri, berapa kemadjuan jang telah ditja
pai, sistim Anggaran Belandja ini tidak memberi gambaran jang begitu
djelas.
Dengan sirkuler jang saja maksudkan tadi itu akan ada gambaran
jang lebih djelas dan saja jakin akan memudahkan pula kemudian peker
djaan Dewan Perantjang Nasional, oleh karena dengan susunan seperti
direntjanakan buat Anggaran Belandja tahun 1960, Dewan Perantjang
Nasional akan lebih mudah melihat berapa banjaknja Anggaran buat
pembangunan, berapa jang sudah dikeluarkan dan bisa membandingkan,
menilai pengeluaranpengeluaran itu dan prestasi kerdja jang telah dise
lesaikan, sampai mana itu sesuai dengan rentjana jang sedang sekarang
diselenggarakan oleh Dewan Perantjang Nasional.
Saja merasa amat berbesar hati, bahwa dengan perantaraan Saudara
Prof. Mr. H. Muhd. Yamin diinsjafi, sebagai ternjata dalam undangan kepa
da saja untuk memberikan uraian disini, bahwa hubungan antara pekerdjaan
jang dihadapi oleh Dewan Perantjang Nasional dan penjusunan angka
angka nanti dalam anggaran belandja itu, satu sama lain amat penting
diketahui oleh Dewan Perantjang Nasional maupun oleh Pemerintah.
Tidak bisa dilepaskan hasil pekerdjaan Dewan Perantjang Nasional
dari apa jang dikerdjakan setahun ke setahun oleh Kementerian Keuangan
sebagaimana direntjanakan dan kemudian ditetapkan oleh Dewan Perwa
kilan Rakjat dalam Anggaran Belandja tahun 1960.
§ 1698. Kalau saja melihat dalam Dasardasar Asasi Pembangunan
Semesta Berentjana dengan berpokok kepada Amanat Presiden 1959, ja
itu buku merah nomer 2 jang saja terima beberapa hari jang lalu, ada pada
katja 11 beberapa hal jang amat menarik perhatian (katja 11 dan katja 10),
misalnja sadja pada katja 10 saja membatja dibawah huruf: „Pola Pemba
ngunan bagian pembiajaan”, ada beberapa dalildalil jang amat penting
terutama buat kita di Kementerian Keuangan merupakan bahan jang men
djadi pertemuan pekerdjaan antara Dewan Perantjang Nasional dengan
3996
Pemerintah, misalnja dalam hal ini Menteri Keuangan, jaitu dibawah
angka 15:
„Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus memberi pendjelasan
tentang biaja modal, barang, pegawai, pekerdja dan biaja lainlain jang
dibutuhkan dari tahunketahun dalam nilai rupiah dan deviezen ….."
Selandjutnja pada alinea sesudah itu:
„Djuga diperhitungkan berapa upah tenaga Rakjat jang dikerahkan untuk
Pembangunan dengan djalan gotongrojong”.
Saja sudah beberapa kali menjampaikan saran kepada Saudara Prof.
Mr. H. Muhd. Yamin agar terutama persoalan pembiajaan itu saja minta
perhatian dari Dewan Perantjang Nasional (Depernas) dan bersama Peme
rintah mentjari djalan bagaimana tjaranja kita bisa menjediakan pembia
jaan jang sebesarbesarnja jang berupa rupiah, berupa deviezen, tetapi
pula berupa tenaga rakjat jang tidak perlu diadakan penilaian dalam ukur
an mata uang, akan tetapi ini merupakan suatu faktor jaitu faktor pe
lengkap untuk biaja modal jang berupa rupiah dan deviezen, jaitu tenaga
rakjat jang dikerahkan untuk pembangunan dengan djalan gotongrojong.
Soal ini amat penting, oleh karena kita mengetahui bagaimana
beratnja kesulitankesulitan , dus tidak mentjukupinja modal berupa ru
piah dan deviezen jang dihadapi oleh negara kita sekarang ini. Djadi kita
seharusnja, djika mau menambah kapasiteit investasi kita itu harus dengan
sungguhsungguh mentjari djalan jang sebanjakbanjaknja dan seluas
luasnja, jaitu jang berupa tenaga rakjat setjara gotongrojong divercal
culeer dalam investasi pembangunan.
§ 1699. Selandjutnja pada katja 11 saja membatja dua persoalan, jang
saja sependapat dengan penjusun kertas kerdja ini, jaitu dibawah angka 16:
„Untuk menambah modal pembangunan perlu ditindjau kembali:
a. sistim credit,
b. sistim iuran,
c. sistim lisensi,
d. sistim penjimpanan,
e. sistim lotre”.
Memang enam persoalan jang disebut disini, kebetulan sekali dengan
tidak ada pembitjaraan pendahuluan dengan Saudara Prof. Mr. H. Muhd.
Yamin, merupakan persoalanpersoalan jang sedang dalam pemikiran
dan sebagian sudah dalam bentuk perundangundangan atau peraturan
peraturan lain untuk lebih mengconcretiseer tjaratjara menambah mo
dal pembangunan dengan melalui lima tjara jang tersebut tadi itu. Ten
tang soal ini nanti saja akan lebih djauh memberikan keterangan tentang
apa jang sedang dalam persiapan di Kementerian Keuangan bersangkutan
dengan lima persoalan jang saja sebutkan tadi.
§ 1700. Dibawah angka 18 (katja 11 pula) itu diadjukan sebagai suatu
pemikiran jaitu:
,,Anggaran Belandja untuk Pembangunan harus dipisah dari Angga
ran Belandja untuk routine”.
Ini visie jang sama atau kebidjaksanaan jang sama jang hendak di
ambil pula di Kementerian Keuangan. Anggaran Belandja untuk pemba
ngunan routine hendaknja dibedakan dengan Anggaran Belandja untuk
3997
Pembangunan Semesta Berentjana. Djadi kita melihat disini tiga pokok,
jaitu Anggaran Belandja, pengeluaran untuk routine, pengeluaran untuk
pembangunan semesta berentjana.
§ 1701. Kalau saja membandingan pikiran ini dengan sirkuler dari
Kementerian Keuangan tanggal 29 Agustus jang saja sebutkan tadi itu,
ternjata sekali bahwa ada persamaan penglihatan dalam hal ini. Saja
batjakan disini „Mulai dengan penjusunan rantjangan Anggaran tahun
1960 pembagian Anggaran Belandja dirobah mendjadi empat golongan
jang masingmasing disebut:
a.
sub Anggaran biasa, ialah routine,
b.
sub Anggaran Pembangunan,
c.
sub Anggaran perusahaanperusahaan ( ini sebetulnja lebih merupa
kan hal jang administratief), dan
d.
sub Anggaran perhitunganperhitungan (financiele verekeningen)”.
Djadi pokoknja dapat kita kembalikan kepada sub Anggaran biasa
dan sub Anggaran pembangunan. Dan dibawah sub anggaran pembangun
an itu ada sub bagian lagi, jaitu pembangunan jang disebut disini pemba
ngunan routine, saja sebutkan pembangunan luar rentjana dan pemba
ngunan semestaberentjana. Diharapkan seperti jang dikatakan dalam sir
kuler saja itu, bahwa pembangunan luar rentjana itu lambat laun akan
hilang atau diredusir sampai seketjilketjilnja, dan semuanja pekerdjaan
pembangunan itu dipusat maupun didaerah sesuai dengan rentjana se
mesta jang sedang dihadapi oleh Dewan Perantjang Nasional sekarang ini.
§ 1702. Untuk sementara saja sependapat dengan penjusun kertas ker
dja ini, bahwa masih ada baiknja dan masih perlu diadakan ruangan buat
pembangunan routine itu, oleh karena dibelakang kita itu ada beberapa
projekprojek pembangunan jang diluar rentjana lima tahun pertama mi
salnja, oleh karena sudah dimulai, mesti didjalankan terus, djika kita ti
dak mau menghadapi situasi dimana ada kehilangan invesment, jang
sudah dimulai itu mesti afgerond dan diselesaikan.
Dan selain daripada itu ada commitmentcommitment, djadi pe
kerdjaanpekerdja jang sudah mengikat kita, jang harus dikerdjakan
terus dan diselesaikan. Akan tetapi lambat laun itu mesti diperketjil. Ke
mudian semuanja mesti masuk sadja kedalam pembangunan semesta
berentjana itu. Mungkin. nantinja sektor pembangunan jang luar pemba
ngunan semesta berentjana itu hanja mengenai pekerdjaanpekerdjaan
pembangunan ketjil jang sifatnja lebih jang boleh dikatakanregional atau
lokaal.
§ 1703: Selandjutnja dengan sistim jang baru itu, sebagai saja katakan
tadi, akan mudah sekali nanti Dewan Perantjang Nasional melihat, bahwa
menurut rentjana djangka pandjang, misalnja periode 5 tahun atau 7 ta
hun, itu tergantung pada keputusan Dewan Perantjang Nasional, jang
tentu harus dibagibagi lagi pengeluarannja dari setahunkesetahun dalam
periode sesuatu djangka itu, disediakan sekian buat tahun 1960, sekian
buat tahun 1961; jang sesungguhnja dikeluarkan: sekian dalam tahun
1960 dan sekian dalam tahun 1961. Dan bisa dilihat nanti, dimana adanja
3998
kelambatan dan dimana adanja kedjadian bahwa sesuatu projek itu kurang
madju. Dan barangkali lebih baik kalau uang jang disediakan semula buat
projek itu, dipindahkan keprojek lain jang lebih pesat kemadjuannja, dan
dengan demikian sambil berdjalan bisa diadakan adjustment, bisa di
stel lagi agar supaja hasil dari tiap tahun itu sungguhsungguh optimaal.
Dalam sistim Anggaran Belandja sekarang ini, jang berlaku sampai se
karang, hal itu amat sulit, oleh karena kita hanja mengenal pengeluaran
„dinas biasa” dan „dinas modal”. Dan dalam „dinas modal” itu segala
rupa masuk; misalnja bikin gedung buat kantor, itu dinas modal, membeli
mobil atau mesin tulis, itu djuga dinas modal, invesment: Tetapi bagai
mana hubungan pengeluaran ini dengan pembangunan, sebetulnja
kabur sama sekali.
Itu ternjata sekali waktu saja berichtiar untuk membikin laporan tiga ,
tahun, tahun 1956, tahun 1957 dan tahun 1958 mengenai rentjana pem
bangunan lima tahun. Itu susah sekali, tiaptiap pos pengeluaran itu mesti
diselidiki, mana jang sebetulnja pembangunan, mana jang hanja meru
pakan belandja kantor sadja, hingga tidak bisa diadakan „momentop
name” jang tepat, apakah kita sebetulnja menuruti rentjana djangka pan
djang itu..Apakah ada penjimpangan atau kelambatan, hal itu susah untuk
dinilai.
Djadi sistim jang baru itu akan mempermudah penilaian setiap saat
oleh Pemerintah maupun oleh Dewan Perantjang Nasional. Selandjutnja
saja ingin memberikan atau menjampaikan beberapa keterangan jang be
rupa angkaangka kepada Sidang Dewan Perantjang Nasional jang ter
hormat ini.
Saja akan mulai dengan mengingatkan kembali bersama 2 angka
angka Anggaran Belandja tahun 1959. Saja sendiri kadangkadang lupa
akan angkaangka itu, djadi tidak berlebih 2an kalau saja menduga, bah
wa bagi Saudarasaudara djuga barangkali angkaangka itu baik kita ber
sama peringatkan kembali, sebagai bahan untuk penjusunan angkaangka
pada tahuntahun jang akan datang nanti.
Ada sedikit kesulitan bagi saja sebagai Menteri Keuangan, jaitu bah
wa sebagai saja katakan tadi, angkaangka mengenai Anggaran Belandja
tahun 1960 itu baru akan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakjat
pada tanggal 1 Nopember 1959. Djadi sebetulnja sedikit prematuur untuk
mengumumkan angkaangka dengan setjara jang pasti sekarang ini. Saja
menganggap primeur itu terutama harus kita berikan kepada Dewan Per
wakilan Rakjat entah apa, ini terlalu legalistis atau bagaimana pemikiran
ini tetapi oleh karena sifatnja rapat ini tertutup, saja rasa bisa saja mem
berikan beberapa angka dengan pengertian bahwa ini agak confi
dentieel dan tidak boleh terlalu mengikat kepada saja djuga sebagai Men
teri Keuangan.
Selandjutnja, sekali lagi sebagai saja terangkan tadi, pengumpulan
angkaangka ini masih belum sampai saatnja terkumpul.
Baru tanggal 20 bulan ini saja akan menerima angkaangka jang le
bih kongkrit dari Kementeriankementerian masingmasing dan barang
kali baru achir bulan ini ada angkaangka jang lebih tepat. Tetapi kita di
Kementerian Keuangan sudah mulai mengadakan penjusunan angkaangka
dengan bahanbahan jang sudah ada pada kita.
3999
§ 1704. Kalau saja memperingatkan kembali Anggaran Belandja tahun
1959 jang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakjat menurut sisti
matik jang lama, jaitu: „dinas biasa”: belandja pegawai 8 miljard, belan
dja barang 6½ miljard.
Belandja lainlain sebesar 7,4 miljard. Hingga Dinas biasa jaitu seluruh
nja kalau kita djumlahkan ketiga component ini mendjadi 22,0 miljard.
Dinasmodal atau Belandjamodal ada 7,1 miljard.
Djadi kedua dinasbiasa dan dinasmodal itu mendjadi 29 miljard.
Penerimaan hanja 21,1 miljard. Djadi deficit ada 7,9 miljard atau dengan
bulat deficit dalam indukanggaranbelandja itu ada 8 miljard.
Djadi deficit ada 8 miljard, penerimaan 21 miljard.
Ternjata bahwa anggaraninduk ini tidak mentjukupi kebutuhan
jang sesungguhnja, hingga diperlukan anggarantambahan. Mengenai
Anggaran tambahan ini, Kabinet Karya dulu hanja sempat untuk mem
bitjarakannja satu kali dalam sidang Kabinet, pada achirachir riwajatnja
Kabinet Karya, dan sebetulnja belum begitu djelas apakah anggarantam
bahan ini diterima dengan bulat atau tidak oleh Kabinet Karya ini, tetapi
saja sendiri menganggap diterima sadja dan diteruskan kepada Menteri
menteri jang bersangkutan dan dikasih plafond. Tidak boleh lebih dari
plafond itu buat tiaptiap Kementerian pada waktu itu.
Kalau kita melihat susunan dari tambahan anggaranbelandja tahun
1959 itu, setelah dengan matimatian diperdjoangkan, ditekan oleh Ke
menterian Keuangan, terutama oleh para Inspekturinspektur Keuangan
jang setiap hari berhubungan dengan Kementerian masingmasing; se
telah ditekan sekuat tenaga, masih dibutuhkan tambahan 15,8 miljard.
Ada sedikit tambahan penerimaan buat tahun 1959 itu, jaitu seba
njak 2,9 miljard. Djadi kalau kita menggabungkan angkaangka anggaran
belandjainduk tahun 1959 dengan anggarantambahan tahun 1959 itu,
pengeluaranakan mendjadi 29 miljard plus 15,8 miljard mendjadi 44,8
miljard. Sedang penerimaan, penerimaaninduk ada 21. miljard, peneri
maantambahan (suppletoir) 2,9 miljard, djadi seluruh penerimaaninduk
ditambah penerimaan tambahan tahun 1959 itu mendjadi 23,9 miljard,
marilah kita bulatkan mendjadi 24 miljard; itu adalah penerimaan.
Sedang sebagai saja terangkan tadi, pengeluaran itu ada 44,8 miljard.
Djadi pengeluaran dibulatkan mendjadi 45 miljard, penerimaan 24 mil
jard.
Djadi kalau begini gambarannja deficit itu akan mendjadi 21
miljard. Penerimaan 24 miljard, pengeluaran 45 miljard dan deficit 21
miljard.
Jang amat menarik perhatian jaitu biaja buat pertahanan dan. kea
manan. Saja sementara ini mengeluarkan sadja soal Kepolisian Negara,
tetapi sementara ini hanja pengeluaran buat Kementerian Pertahanan
Pusat jang hanja administratif belaka, lantas Angkatan Laut, Angkatan
Darat dan Angkatan Udara.
Dalam anggaran induk tahun 1959 buat pertahanan ditetapkan 7,2
miljard. Kenjataan ini tidak tjukup, berhubung dengan operasioperasi
dan lainlain, itu harus ditambah dengan 7,6 miljard.
Djadi keseluruhannja buat tahun 1959 itu, dibutuhkan oleh Kemen
terian Pertahanan: Anggaran Belandja induk jaitu 7,2 miljard ditambah
4000
Anggaran Belandja tambahan 7,6 miljard, djadi 14,8 miljard dan dibu
latkan mendjadi 15 miljard.
Djadi dari pengeluaran 45 miljard itu, buat pertahanan jang terma
suk pengeluaran – pengeluaran biasa: 15 miljard atau sepertiganja atau
33% lebih sedikit, jaitu kurang lebih 35%.
Djadi inilah gambaran dari Anggaran Belandja tahun 1959. Djadi
djika kita melepaskan rem itu, deficit itu akan mendjadi 21 miljard.
Dengan sekuat tenaga, walaupun Anggaran Belandja tambahan itu
memang sudah ditekan, dalam prakteknja otorisasi, oleh Kementerian
Keuangan direm lagi dan sampai tanggal 25 Agustus 1959, pada saat dia
dakannja tindakan moneter, deficit Anggaran Belandja sesungguhnja da
lam prakteknja ada 7 miljard. Djadi mesti ditambah lagi dengan deficit
jang harus keluar dalam bulan September, Oktober, Nopember dan De
sember. Dan menurut kebiasaan, djustru pada achirachir tahun itu ba
njak pengeluaran jang harus dilakukan jaitu commitmentcommitment.
Djadi dengan mengerem ini, mungkin kita bisa menekan deficit itu
sampai achir tahun 1959 disekitar 10 a 12 miljard. Djadi tidak seperti jang
saja gambarkan tadi berdjumlah 21 miljard, tetapi hanja 10 á 12 miljard.
Pada tanggal 9 September 1959 bulan ini, Menteri Keuangan sudah
mengeluarkan sirkuler, jaitu „vierwielremmen” mengenai pengeluaran
pengeluaran jang masih bisa diiritirit, jang menimbulkan kehebohan jang
amat benar, terutama dikalangan Departemendepartemen dan Djawatan
djawatan jang pagipagi benar sudah mengatakan, bahwa kalau begini
kita tidak bisa bekerdja dan segala rupa akan matjet. Tapi saja rasa masih
bisa diatur sedikitsedikit supaja djangan matjet.
Saja mengharapkan deficit ini tidak akan lebih dari 10 miljard.
§ 1705. Maka dari itu angkaangka jang saja sebutkan tadi itu saja ha
rapkan digunakan sebagai pengetahuan latarbelakang buat Dewan Peran
tjang Nasional dalam menilai dan mengkritik tindakantindakan jang te
Iab dan mungkin akan diambil sebentar lagi oleh pihak Kementerian Ke
uangan, jaitu agar supaja pada achir tahun ini kita menekan deficit seba
njakbanjaknja dan hanja sungguhsungguh mengeluarkan apa jang ti
dak dapat dielakkan untuk dikeluarkan.
Barangkali dalam bulanbulan Oktober, Nopember dan Desember
ini baiklah pula kita gunakan remrem ini sebagai latihan buat tahun 1960
dimana kita harus lebihlebih lagi berhemathemat.
Inilah gambaran tahun 1959.
Saja tidak dapat menolak atau menekan kehendak untuk sedikit ber
bitjara tentang tindakan moneter jang diambil tanggal 25 Agustus 1959
itu. Sampai sekarang ini sebetulnja baru pertama kali ini dihadapan Sau
darasaudara, Dewan Perantjang Nasional, saja sedikit memberikan u
raian tentang latarbelakang pemikiran daripada tindakan moneter ini.
Djadi boleh saja katakan bahwa pada Saudarasaudara diberikan
primeur dari beberapa pikiran dibelakang tindakan semula, jaitu tindakan .
moneter tanggal 25 Agustus 1959 itu.
Banjak orang diluar jang menjangka, bahwa tindakan ini merupakan
tindakan jang terpenting, jang diambil oleh Kementerian Keuangan itu.
Barangkali mereka ini terpengaruh, oleh karena memang tindakan ini
4001
amat drastis dan terasa oleh siapapun djuga, oleh semua kita Bangsa In
donesia, dan merupakan pertanjaan apakah siketjil jang kehilangan Rp. 450,
— lebih menderita dari orang jang kehilangan Rp. 9.000.000,—
dari kekajaannja jang Rp. 10.000.000,— itu.
Djadi oleh karena ini banjak mengenai kantong perseorangan, hal
itu bisa dianggap sebagai tindakan jang amat menggontjangkan, di
anggap sebagai tindakan jang terpenting dari pihak Pemerintah itu.
Sedang sebetulnja dalam pemikiran Pemerintah, apa jang akan di
lakukan selandjutnja jang biasa disebut followup, tetapi sebetulnja itu bu
kan followup, tetapi melandjutkan sesuatu kebidjaksanaan dibidang ke
uangan dan perekonomian, itu menurut anggapan saja tidak kurang pen
tingnja, malahan barangkali lebih penting daripada tindakan moneter
an sich. Dan ini jang barangkali kurang diinsjafi diluar itu, seakanakan
kita mengambil tindakan ini lantas berhenti, tidak apaapa, padahal kelan
djutannja itu jang lebih penting. Apa kelandjutannja itu, jaitu:
a. Mengadakan penghematan agarsupaja kedjadiankedjadian ditahun
tahun ini, 2 atau 3 tahun dibelakang kita, djangan terulang lagi. Althans
disektor Perekonomian Keuangan terlepas dari halhal jang berada
disektor politis,
b. Menambah produksi dengan tjaratjara jang lebih effectief, lebih se
lectief dan lebih teratur.
Menjesal sekali dalam hal ini bahwa kita kelambatan, bukan kesa
lahan Saudarasaudara Dewan Perantjang Nasional, tetapi kita kelambatan
belum mempunjai rentjana djangka pandjang jang semestaberentjana
pada saat sekarang ini djuga. Tetapi lebih baik kita djangan menjesalkan
apa jang belum ada, tetapi berichtiar, sebagai saja mengerti hasrat dari
Dewan Perantjang Nasional untuk dalam waktu jang sesingkatsingkatnja
merentjana itu.
Sebab faktor deficit dari Anggaran Belandja itu merupakan faktor
jang terbesar jang menambah uang dalam peredaran, dengan demikian
amat menekan, amat berat tekanannja kedjurusan inflatoris.
§ 1706. Djadi kalau kita tidak berhasil mengurangi deficit Anggaran
Belandja pada tahuntahun jang akan datang, jaitu tahun 1960 atau tahun
1961 barangkali jang penting, tindakan moneter itu nanti pada achir tahun
1961 amblas. Dengan defisit misalnja sepuluh miljard rupiah setiap tahun,
maka keuntungan jang bisa kita dapatkan pada waktu sekarang itu nanti
akan geannuleerd, djadi sama sekali akan hapus lagi keuntungan itu. Dja
di sebenarnja persoalan deficit ini barangkali lebih penting daripada tin
dakan moneter an sich. Tentu sadja bagi Pemerintah pada waktu itu men
djadi pemikiran jang amat berat setelah dipertimbangkan procontranja
apakah baik sekarang mengadakan tindakan moneter itu apakah kita
menunggu sampai ada tendensitendensi jang lebih njata dalam kenaikan
produksi, dalam perbaikan distribusi, dalam kestabilan politis, kestabil
an militer, kestabilan administratip, apakah kita sekarang djuga
mengambil tindakan itu. Memang beberapa ahli ekonomi itu ber
pendapat jaitu kita mesti djangan memikirkan tindakantindakan mone
ter, penjehatan keuangan, sebelum ada tjukup buktibukti, bahwa kita
4002
menguasai atau sudah mengadakan perbaikan dibidang jang saja katakan
tadi: Anggaran Belandja, Produksi dan Distribusi.
Akan tetapi ketiga persoalan ini: menaikkan produksi, memperbaiki dis
tribusi dan mengadakan penghematan, itu bukan suatu pekerdjaan jang
bisa kita tentukan akan ada perbaikannja dalam 6 bulan atau 3 bulan atau
satu tahun.
Itu satu pekerdjaan jang memerlukan ketabahan dan effort terusmene
rus dengan tidak ada habishabisnja dan dengan tidak ada berhentiber
hentinja dan sulit untuk menjatakan pada waktu sekarang, bahwa dalam
6 bulan misalnja sudah tjukup tertjapai perbaikan dalam 3 bidang ini.
Jang terang jalah bahwa kalau kita tidak berbuat apaapa dibidang mone
ter, tidak mengambil tindakan jang drastis, ketiga ichtiar ini akan amat
dipengaruhi oleh kebanjakannja keuangan dalam peredaran dan segala
prokontra ini menjebabkan Pemerintah mengambil keputusan, baik kita
kerdjakan segala rupanja bersamasama jaitu tindakan moneter maupun
ichtiarichtiar menekan deficit menambah dan memperbaiki industri.
Djadi pekerdjaan ini harus bersamasama dilakukan. Memang jang satu
itu amat spectaculair, amat menarik perhatian, tetapi jang lain itu
dikerdjakan dengan biasa, dengan segala kegiatan, tetapi tidak begitu
spectaculair seperti tindakan moneter tanggal 25 Agustus itu.
Tentang soal ini Pemerintah bersedia memberikan pendjelasan jang le
bih dalam dengan disertai angkaangka dan mempertanggungdja
wabkannja kepada Dewan Perwakilan Rakjat sebagaimana djuga ternjata
dari bentuk tindakantindakan ini, jaitu bentuk Peraturan Pemerintah
Pengganti Undangundang, dus harus diadjukan dan didiskusikan diha
dapan Dewan Perwakilan Rakjat dan tidak dikeluarkan sebagai dekrit ke
tjil penetapan Presiden tetapi sebagai Peraturan Pemerintah Pengganti
Undangundang.
§ 1707. Saja ingin minta perhatian untuk menambah pengertian Sau
dara tentang situasi jang terdjadi itu, dan saja rasa karena bahanbahan
nja ada tersedia pula, serta kalau melihat perkembangan deficit tahun
tahun belakangan ini dan melihat angkaangka uang dalam peredaran jang
berupa uang giral dan kartaal, itu akan terlihat, bahwa mulai bertambah
nja deficit, mulai bertambahnja uang dalam peredaran itu, terdjadi pada
tahun 1957. Djadi pada tahun 1957 mulai terdjadi kemerosotan itu dan
dilandjutkan pada tahun 1958 dengan puntjaknja jaitu pada achir tahun
1958. Tapi pada kwartal pertama dalam tahun 1960 tendensi kemerosot
an itu sudah sedikit kurang.
Saja tidak mengatakan bahwa ada perbaikan, tetapi toch ada tenden
si, berkurangnja intensiteit kemerosotan itu.
Ini sebetulnja disebabkan, karena pada permulaan tahun 1957, ma
lahan achir tahun 1956 itu sudah mulai ada kekatjauan didalam peneri
maan Negara, djauh sebelumnja proklamasi. P.R.R.I./Permesta dan ke
djadian operasioperasi militer dan djauh sebelum itu, terdjadi bebe
rapa hal jang luar daripada peraturanperaturan, terutama dibidang per
daganganperdagangan gelap. Barter sudah lama dikerdjakan sebelum
memuntjaknja pemberontakan, atau meletusnja setjara formil pembe
rontakan itu.
4003
Djadi pemberontakan dibidang keuangan dan dibidang perekono
mian itu sudah mulai pada achir tahun 1956, waktu kita kehilangan
penerimaan devisen dan kehilangan penerimaanpenerimaan jang bera
sal daripada perdagangan luar negeri mengenai import maupun export,
ditambah lagi dengan meletusnja setjara formil pemberontakan polisi, militer,
jang menjebabkan pengeluaranpengeluaran jang luar biasa dibi
dang keamanan dan bidang pertahanan buat Anggaran Belandja Negara.
§ 1708. Barangkali Saudarasaudara masih ingat, bahwa pada sesuatu
saat Sjafruddin Prawiranegara sudah menjatakan, bahwa Caltex, Stanvac
dan B.P.M. di Sumatera itu tidak akan tunduk lagi kepada Pemerintah
Republik Indonesia Pusat dan segala penerimaan itu, (barangkali tidak se
tjara langsung atau setjara terangterangan akan diberikan kepada P.R.R.I./
Permesta), tetapi jang terang tidak akan diberikan kepada Pemerintah Repu
blik Indonesia Pusat di Djakarta. Djadi mereka itu barangkali akan depo
neren hutanghutang mereka, atau kewadjiban membajar kepada Pemerintah
Republik Indonesia, tapi tidak akan langsung dan terangterangan dibe
rikan kepada P.R.R.I./Permesta, barangkali pemberian itu akan terdjadi
dibawah medja, tetapi terang akan diblokir indikasi itu tegas sekali.
Dan terang pernjataan pada waktu itu dari Almarhum Dulles jang
sudah mengatakan, bahwa: „Siapa jang berkuasa pada suatu tempat,
kepadanja kita akan menjesuaikan diri”. Djadi kirakiranja begitulah.
Dan kalau hal ini terdjadi, ini akan terdjadi sepenuhnja, dan seterus
nja, apa jang kita alami pada tahun 1958 dengan akibat tadi dengan
angkaangka pads tahun 1959.
Dan berhubung dengan itu sebetulnja untung pada waktu itu Peme
rintah Republik Indonesia sudah sampai kepada sesuatu konklusi: jah,
kalau kita kehilangan pasaran dari minjak dan kehilangan penghasilan
export di Sumatera dan di Sulawesi, dan zijn wij uitgepraat di Pusat itu.
§ 1709. Djadi kalau setjara perhitungan, kita mesti perhitungkan apa
kah kita tidak lebih balk mengalah sadja kepada P.R.R.I/Permesta itu.
Tetapi oplossing begitu saja pikir tidak bisa. P.R.R.I/Permesta menun
djukkan bagianbagian lain dari Indonesia, chususnja Djawa misalnja,
kepada kekuasaan mereka.
Djadi djuga akan timbul kekatjauan jang barangkali lebih besar lagi.
Daripada begitu barangkali lebih baik diambil tindakantindakan jang
togas sadja, djadi sebelum terlambat kita mesti menguasai daerahdaerah
minjak dan daerahdaerah kopra. Dan itulah salah satu hal, barangkali
oleh karena sebelumnja sudah ada pemikiran sedikit kedjurusan itu, jang
menjebabkan tindakantindakan militer pada waktu itu tidak terlambat.
Dengan demikian walaupun kekatjauan terdjadi, sumbersumber peng
hasilan berupa devizen dan indirect dari penghasilan devizen, jaitu peng
hasilan penerimaan rupiah, itu bisa kita selamatkan, walaupun dengan
beberapa kerugian dan pengeluaran jang luar biasa dibidang keamanan.
Djadi disini halnja sudah bertumpuktumpuk, pertama kehilangan
penghasilan ditambah pengeluaran jang luar biasa untuk mendjamin dja
ngan sampai kehilangan penghasilan itu terusmenerus. Maka dari itu
dengan mendahulukan segala rupanja, pada waktu itu oleh Kabinet Karya
dilakukan segala ichtiar untuk menjelesaikan dan mengachiri atau sedi
4004
kitnja mengembalikan perdaganganperdagangan illegaal; barter dan
lainlainnja kepada proporties jang tidak terlalu menjolok.
§ 1710. Pada waktu sekarang boleh dikatakan perdagangan illegaal, per
dagangan barter itu sudah tjukup dikuasai. Smokkel itu tetap ada dalam
keadaan manapun djuga; sebelum perang waktu djaman Belanda, ada
sadja, dalam keadaan normaal tetap akan ada, tetapi proportiesnja tidak
begitu membahajakan. Dan boleh dikatakan pengeluaranpengeluaran
jang luar biasa besarnja jang menurut anggapan Pemerintah pada waktu
itu harus kita paksakan pada diri kita sendiri, jaitu dalam bidang perleng
kapan Angkatan Perang, itu sudah ada dibelakang kita. Djadi pengeluaran
pengeluaran jang terbesar itu sudah dikeluarkan, sudah mendjadi com
mitment; kita harus menibajar. terus beberapa credieten itu.
§ 1711. Tetapi saja rasa pengeluaran ini tidak'dapat kita tundatunda
lagi dan kita mesti berani pada waktu itu mengambil resiko, sebab kalau
misalnja kita pada waktu itu terlalu lama menunggu membeli fighters
jet dan jet fighters bomber itu, saja rasa pada bulanbulan jang amat kritis
itu, pesawatpesawat bomber 29 sudah dekat sekali pada Djakarta dan Su
rabaja. Dan kalau tidak diketahui bahwa perlengkapanperlengkapan kita
sudah lebih kuat 'dan modern, saja rasa kita pada waktu itu bisa menga
lami pemboman di Djakarta, Surabaja dan Bandung. Jang sekarang ini
saja rasa setjara normaal memang tidak bisa dilakukan dengan tidak ada
perlawanan jang amat efektif dari fihak kita. Djadi pada waktu itu tidak
ada keuze lain daripada kita mengambil keputusan mengachiri dominasi
dari activiteiten subversief jang sudah direntjanakan dari luar itu.
Sekarang kebanjakan dan kita itu sudah sedikit lupa atas situasi pada
waktu itu daft timbullah pertanjaanpertanjaan mengapa pada waktu itu
Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan tidak tjukup hatihati dalam
pengeluarannja. Memang sebagaimana biasa kalau bahaja jang besar itu
sudah tidak ada lagi, maka kita mulai kritis dan mulai bitjarabitjara
mengapa kita tidak lebih hatihati, kalau begitu kalau. begini, pada
waktu kita mengambil sikap itu. Djuga pengeluaran operasioperasi jang
amat berat, jang pada waktu itu boleh dikatakan topnja, sudah terlewat.
§ 1712. Saja akan melandjutkan dengan menjampaikan beberapa kete
rangan mengenai anggaran belandja tahun 1960. Sebagai saja katakan tadi
Kabinet Karya masih sempat satu kali mengadakan sidang mengenai ang
garan belandja tahun 1960, dimana diadjukan anggaran belandja induk
buat tahun 1960 jang angkaangka pokoknja demikian:
Buat dinas biasa (ini masih opstelling lama):
Belandja pegawai
9,5 miljard
Belandja barang
8,6 miljard
Belandja lain
8, miljard, djadi dinas biasa djumlahnja:
26,1 miljard
dinas modal
7,8 miljard, djadi djumlah seluruhnja, dinas biasa
dan dinas modal
33,9 miljard
penerimaan
28,7 miljard, sehingga defisit akan mendjadi
5,2 miljard.
4005
Ini menurut tradisi, anggaran induk itu amat optimistis; kalau disebut
kan defisit itu 5,2 miljard, sebetulnja, jah, dengan pengertian bahwa kalau
sudah hampir achir tahun Pemerintah memadjukan lagi anggaran belandja
tambahan dengan menambah defisit itu, barangkali dengan 10 miljard
lagi, sehingga defisit mendjadi 15 miljard.
Sudah terang, kalau misalnja pengeluaran tahun 1959, jang sebagai
saja katakan, sedikit mulai tidak terlalu terusmenerus meningkatnja,
tapi belum ada perbaikan, defisit tahun 1960 itu, kalau kita tidak berbuat
apaapa, ja, antara 12 sampai 15 miljard.
§ 1713. Djadi jang akan diselenggarakan sekarang ini oleh Kemente
rian Keuangan, ialah mengadakan penghematan dan selandjutnja menam
bah penerimaan. Penghematan sebagaimana biasa sulit sekali untuk di
selenggarakannja, tetapi harts diselenggarakan. Penambahan penerimaan,
itu djuga suatu pikiran jang biasanja amat impopulair. Dan Dewan Per
wakilan Rakjat (D.P.R.) maupun Pemerintah biasanja tidak begitu suka
untuk mengadakan pembitjaraan kedjurusan itu, laat staan mengambil
keputusankeputusan, tapi saja rasa hal ini harus kita selenggarakan.
Pemerintah sekarang bermaksud untuk mengadakan penghematan.
Sebagai saja katakan tadi, sirkuler 9 September jang baru lalu itu, baru
merupakan suatu latihan dan dalam tahun 1960 belandja barang itu teru
tama akan dikurangi, segala rupa akan ditjoret, sehingga dalam belandja
barang itu barangkali sedikitnja kita mesti bisa menghemat kirakira 25%
sampai 30%.
§ 1714. Selandjutnja ada 11 objecten jang akan mendjadi sasaran untuk
menambah penerimaan negara itu, jaitu:
a. Padjak perseroan. Itu barangkali tidak begitu menjusahkan, ma lahan
disana sini akan ada perbaikan buat perusahaanperusahaan sedang atau
perusahaanperusahaan ketjil.
b.
c.
Jang mendjadi sasaran lebih keras adalah padjak rumah tangga.
d.
Padjak pendjualan.
Beaja meterai.
Sebagaimana Saudara mengetahui, padjak pendjualan itu sekarang
dilakukan pada sumbernja, tetapi masih ada kemungkinan hal itu djuga
bisa diadakan dalam berbagai etappen.
e. Bea tjukai tembakau.
f. Padjak pembangunan agraria, jang sjukur Alhamdulillah dalam prin
sipnja sudah djuga ada persesuaian paham dengan Panitia Padjak jang ter
diri dari wakilwakil Pemerintah dan wakilwakil Dewan Perwakilan Rakjat.
g. Perubahan sistim Bukti Eksport (B.E.) dengan adanja Pungutan
Export (PUEK) dan Pungutan Import (PUIM), digandengkan dengan
nilai pokok rupiah sama dengan satu perempat puluh lima dollar Amerika
misalnja, itu djuga akan memberikan sedikit tambahan atas dasar volume
import dan export tahun 1959, djuga penambahan penerimaan Pungutan
Export dan Pungutan Import.
h. Selandjutnja ada pungutanpungutan nanti, barangkali dalam
bentuk meerwinst atas bensin dan minjak tanah dengan disertai perbaikan
perbaikan dalam distribusi.
i. Pungutanpungutan dari barangbarang perdagangan, jaitu ba
rangbarang import jang masih ada winstmarge dibandingkan dengan
4006
harga luar jang tjukup menarik untuk diambil meerwinstnja oleh Pemerin
tah. Dan sedapat mungkin akan mengetjualikan barangbarang sandang
pangan dari perpadjakan ini.
j. Jang mendjadi antjerantjer, kita akan memeras penerimaan dari
perkebunanperkebunan dan perusahaanperusahaan jang diambil alih;
padjak itu mesti dibajar dan selain dari itu
keuntungan mesti
diserahkan kepada Kas Negara.
k. Perusahaan lain jang misalnja diawasi oleh BAPPIT dan perusa
haanperusahaan negara jang lain, lembagalembaga dan jajasanjajasan
hanja namanja sadja jajasan; tetapi sebetulnja comerciele instellingen,
itu djuga ha