PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ANTARA IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
ANTARA IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh :
Nita Bonita Prasetyo
NIM : 099114083

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HATAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

ANTARA IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKBRJA

Disusun oleh


:

Nita Bonita Prasetyo
0991 14083

Telah disetujui oleh

:

Dosen Pembimbing:

?^q* v\tu,vh^ "
Tanggal: 02 QCI

Dr. A. Priyono Marwan, S. J.

11

20114


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PENGESATL{N SKRTPSI

PERBEDAAN KE,SEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
ANTARA IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Nita Bonita Prasetyo

NIM:

099114083


Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 25 Agustus 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

:

Nama lengkap

Tanda Tangan

Penguji

I

Dr. A. Priyono Marwan, S. J.

Penguji


II

Ratri Sunar Astuti, N,I.Si.

Penguji

III

P. Henrietta P.D.A.D. S.,

M.A.

yogyakarta, ..8.2.0CI. .,?8.1.4. ...
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma

er#,S

lll


yo Widiyanto, M.Si

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

this writing was simply dedicated for,
mother of earth,
my beloved father, mother, and fabian,
and every living soul.
may we all be well and happy.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

because I'm happy
clap along if you feel like happiness is the truth
because I'm happy
clap along if you know what happiness is to you
(happy by Pharell Williams)

live high, live mighty, live righteously
takin’ it easy
(live righteously by Jason Mraz)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Oktober 2014
Penulis

Nita Bonita Prasetyo

VI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
ANTARA IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA
Nita Bonita Prasetyo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis antara ibu
bekerja dan ibu tidak bekerja. Penelitian kuantitatif komparatif ini memanfaatkan metode try out
terpakai. Skala pengukuran kesejahteraan psikologis yang dikonstruksi dengan model penskalaan
Likert terdiri dari 55 aitem dengan reliabilitas 0,938. Subjek penelitian adalah 100 ibu bekerja dan
100 ibu tidak bekerja yang berasal dari sebuah institusi pendidikan dan dua perusahaan swasta.
Data dianalisis dengan menggunakan independent sample t-test. Berdasarkan hasil analisis data,
tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja (t (198) =
0,308; p > 0,05). Analisis data tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan enam dimensi
kesejahteraan psikologis berdasarkan status kerja. Berdasarkan status kerja, ditemukan perbedaan
yang signifikan pada dimensi pertumbuhan pribadi antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja (t
(198) = 3,09; p < 0,05). Selain itu, analisis data tambahan juga dilakukan untuk melihat perbedaan

kesejahteraan psikologis berdasarkan kelompok usia dan tingkat pendidikan. Tidak ditemukan
perbedaan kesejahteraan psikologis yang signifikan antara kelompok usia dewasa awal dan dewasa
tengah (t (198) = - 0,627; p > 0,05). Pada tingkat pendidikan juga tidak ditemukan perbedaan yang
signifikan antara subjek dengan tingkat pendidikan SMA dan Akademik yang terdiri dari D3, S1,
dan S2 (t (198) = - 1,453; p > 0,05).
Kata kunci: kesejahteraan psikologis, ibu bekerja, ibu tidak bekerja.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DIFFERENCE BETWEEN
WORKING MOTHERS AND NON-WORKING MOTHERS
Nita Bonita Prasetyo
ABSTRACT


This research aimed to reveal psychological well-being difference between working
mothers and non-working mothers. This research was a comparative quantitative research. A
scale measuring psychological well-being was constructed by using Likert scale model. The scale
was consisted of fifty five items with reliability 0,938. Subjects were 100 working mothers and 100
non-working mothers from an education institution and two private companies. The data were
analyzed using independent sample t-test. The analysis shows that there is no significant difference
between working mothers and non-working mothers (t (198) = 0,308; p > 0,05). Additional
analyses were conducted to reveal difference of six dimensions of psychological well-being based
on employment status. It is found that, there is significant difference in personal growth dimension
of psychological well-being between working mothers and non-working mothers (t (198) = 3,09; p
< 0,05). Age and educational background were also analyzed as additional analyses. Based on
age, there is no significant psychological well-being difference between early adulthood and
middle adulthood (t (198) = - 0,627; p > 0,05). Based on educational background, there is also no
significant difference between subjects with highschool and academic (vocational, undergraduate,
and master degree) background (t (198) = - 1,453; p > 0,05) .

Keyword: psychological well-being, working mothers, non-working mothers.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN

PE RS ET UJ

UAIi;

PU

BLIKASI KARYA ILI\,IIAH

UNTUK KEPEI{TING$\i AKADE}IIS
Yang bertanda tangan di bas'ah ini. sava mahasisu'a Universitas Sanata Dharma:

Nita Bonita Praset-l'o

Nama

:

NIM

: 0991 14083

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

"Perbedaan Kesejahteraan Psikologis
Antara Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja"
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

hak

untuk

menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus rneminta ijin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta
Pada

tanggal : 2 Oktober 2014

Yang menyatakan-

Nita Bonita Prasetyo

IX

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan proses penulisan skripsi ini dengan baik.
Banyak pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini dan penulis sangat
bersyukur atas kontribusi mereka. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah mengizinkan penulis
menjalani proses penulisan hingga pertanggungjawaban skripsi ini.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., Kepala Program Studi Psikologi, yang telah
membantu proses pertanggungjawaban skripsi ini lancar.
3. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J., Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, kritik, saran,
dukungan dan selalu sabar dalam membimbing sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi., Dosen Pembimbing Akademik,
yang telah mendampingi proses belajar selama di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
5. Bapak Agung Santoso, M. A. yang telah bersedia membagi ilmu statistika
dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
6. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah menanamkan nilai dan
membentuk penulis hingga memiliki pemikiran seperti sekarang ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Seluruh staf sekretariat dan laboratorium Fakultas Psikologi, Ibu Nanik,
Pak Gie, Mas Gandung, Mas Muji, dan Mas Doni, yang selalu mendukung
dan memberikan pelayanan yang terbaik.
8. Drs. T Sarkim, M.Ed., Ph.D., Wakil Rektor IV Universitas Sanata Dharma
dan seluruh staf kantornya, Mami, Mbak Yovie, Kak Risca, Wawan, Mas
Harry, dan Pak Mono yang selalu membantu dan bersedia membagi
pengalaman, kehangatan, dukungan, serta kritikan.
9. Papa, Mama dan Ooh yang selalu mendukung proses ini dari awal hingga
akhir.
10. Sahabatku Ita, Virly, Riri, Yosua, Wulan, Risa, dan Pucil yang bersedia
membagi cerita, tawa dan tangis selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 yang telah menemani selama
proses belajar penulis.
12. Stephanus Randy yang selalu memberikan dukungan.
13. Semua pihak yang telah membantu segala proses pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini
sehingga penulis terbuka akan kritik dan saran untuk memperbaiki karya ini.

Yogyakarta, 2 Oktober 2014
Penulis

Nita Bonita Prasetyo
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSTUJUAN DOSEN PEMBIMBING …...……………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………...…………………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...……………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………… v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………..……… vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………... vii
ABSTRACT ………………………………………………...…………………. viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………………. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................x
DAFTAR ISI ………………………….………………………………………... xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A.Latar Belakang .....................................................................................................1
B.Perumusan Masalah ..............................................................................................4
C.Tujuan Penelitian ..................................................................................................4
D.Manfaat Penelitian ...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A.Kesejahteraan Psikologis .....................................................................................6
1.Definisi ............................................................................................................. 6
2.Dimensi Kesejahteraan Psikologis ................................................................... 8
3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis ....................... 11
B.Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja ...........................................................................14
1.Ibu Bekerja ..................................................................................................... 14
2.Ibu Tidak Bekerja ........................................................................................... 15
C.Dinamika Penelitian ...........................................................................................15
D.Hipotesis .............................................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................18
A.Jenis Penelitian ...................................................................................................18
B.Identifikasi Variabel Penelitian ..........................................................................18
C.Definisi Operasional ...........................................................................................18
D.Subjek Penelitian ................................................................................................19
F.Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...................................................................24
1.Validitas ......................................................................................................... 24
2.Seleksi aitem .................................................................................................. 25
3.Reliabilitas ..................................................................................................... 26
G.Persiapan Penelitian ...........................................................................................27
1.Pelaksanaan Uji Coba .................................................................................... 27
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.Proses Penelitian ............................................................................................ 28
H.Metode Analisis Data .........................................................................................29
1.Uji Asumsi ..................................................................................................... 29
2.Uji Hipotesis .................................................................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................31
A.Pelaksanaan Penelitian .......................................................................................31
B.Deskripsi Subyek Penelitian ...............................................................................31
C.Deskripsi Data Penelitian ...................................................................................32
D.Hasil Penelitian ..................................................................................................33
1.Uji Asumsi ..................................................................................................... 33
2.Uji Hipotesis .................................................................................................. 34
E.Pembahasan ........................................................................................................38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................41
A.KESIMPULAN ..................................................................................................41
B.SARAN ……………………………………………………………………….41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................43

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Skor Dimensi Kesejahteraan Psikologis ....................................... 21
Tabel 2. Sistem Skoring untuk Pernyataan Favorable.......................................... 23
Tabel 3. Sistem Skoring untuk Pernyataan Unfavorable ...................................... 23
Tabel 4. Blueprint dan Persebaran Aitem Skala Kesejahteraan Psikologis
(Sebelum Uji Coba) ................................................................................ 24
Tabel 5. Blueprint dan Persebaran Aitem Skala Kesejahteraan Psikologis
(Setelah Uji Coba)................................................................................... 26
Tabel 6. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................... 31
Tabel 7. Tingkat Kesejahteraan Psikologis Secara Keseluruhan .......................... 32
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 33
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 34
Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 35
Tabel 11. Hasil Analisis Enam Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan Status Kerja ........................................................................ 36
Tabel 12. Hasil Analisis Kesejahteraan Psikologis Berdasarkan Usia ................. 37
Tabel 13. Hasil Analisis Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................ 37

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Skala Kesejahteraan Psikologis Sebelum Uji Coba ..................... 46
LAMPIRAN 2 Skala Kesejahteraan Psikologis Setelah Uji Coba ....................... 55
LAMPIRAN 3 Analisis Reliabilitas Skala dan Kualitas Aitem Skala .................. 63
LAMPIRAN 4 Analisis Data ................................................................................ 69
LAMPIRAN 5 Analisis Tambahan ....................................................................... 71

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebahagiaan ibu merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Kebahagiaan ibu tidak hanya berdampak pada dirinya tetapi juga
mempengaruhi perkembangan anaknya di kemudian hari. Berger dan Spiess
(2011) menemukan bahwa semakin puas ibu terhadap hidupnya maka semakin
meningkat kemampuan verbal dan menurunnya perilaku yang bermasalah pada
anak. Secara umum, ibu yang bahagia akan membantu perkembangan anaknya
karena ibu yang bahagia memiliki pandangan hidup yang positif (Nikolaou,
2013).
Belsky (dalam Berger dan Spiess, 2011; Nikolaou, 2013) juga
mengemukakan hal yang serupa bahwa ibu yang bahagia lebih peka dan
responsif dalam memenuhi kebutuhan anaknya. Kepekaan dan responsivitas
ibu mempengaruhi pembentukan pola kelekatan yang akan dibawa terus hingga
dewasa. Pola kelekatan tersebut kemudian mempengaruhi pola hubungan yang
dibangun dengan orang lain dan cenderung diturunkan melalui pola asuh
kepada anaknya di kemudian hari. Hal ini semakin menguatkan bahwa dalam
mendampingi perkembangan anak dibutuhkan ibu yang bahagia.
Terdapat gejala bahwa ibu bekerja lebih bahagia dibandingkan ibu yang
tidak bekerja. Klumb dan Lampert (2004) menemukan bahwa ibu bekerja lebih
sehat secara fisik dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Selain itu, Buehler dan
O’Brien (2011) menemukan hal yang serupa bahwa ibu yang bekerja
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

menunjukkan kesehatan fisik yang lebih baik serta lebih sedikit gejala depresi
selama kehamilan dan masa prasekolah anak dibandingkan ibu yang tidak
bekerja.
Meskipun tidak memiliki data yang spesifik mengenai jumlah ibu
bekerja, Badan Pusat Statistik (2012) melaporkan jumlah perempuan bekerja di
Indonesia meningkat sebanyak 1.390.725 orang dari tahun 2011 hingga 2012.
Sedangkan di Amerika Serikat, kecenderungan yang serupa juga terjadi, data
statistik menunjukkan jumlah ibu bekerja meningkat dari 37% pada tahun 1968
menjadi 65% pada tahun 2011 (Wang dkk, 2013). Bahkan bidang yang
dulunya didominasi oleh laki-laki, seperti kedokteran dan hukum, belakangan
ini mulai tergeser oleh perempuan (Walsh dalam Matlin, 2012). Peningkatan
perempuan dalam dunia kerja tersebut menarik perhatian para peneliti untuk
melihat pengaruh pekerjaan terhadap kondisi psikologis perempuan (Srimathi
dan Kumar, 2010).
Bekerja dipandang sebagai aktivitas sosial yang mendasar dan penting
bagi setiap individu, baik bagi laki-laki maupun perempuan (Warr dan Wall,
1978; Anorogo dan Widiyanti, 1990). Pekerjaan menyediakan pemasukan yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian dan tempat
tinggal. Pekerjaan juga dapat memenuhi kebutuhan psikologis seperti kontak
sosial dan merealisasikan potensi (Williams dalam Lemme, 1995). Selain itu,
Barnett dan Hyde (2001) mengemukakan bahwa pekerjaan dapat memberikan
peran sosial yang lebih dari satu dan berdampak positif bagi kesehatan mental
perempuan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Pekerjaan nampaknya dapat membantu pencapaian kesejahteraan
psikologis karena tiga hal. Pertama, pekerjaan menyediakan pemasukan yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan seperti makanan,
pakaian dan tempat tinggal harus tercapai terlebih dahulu sebelum seseorang
dapat mencapai kesejahteraan psikologis (Aristoteles dalam Ryff, 2002).
Kedua, pekerjaan merealisasikan potensi yang dimiliki seseorang (Williams
dalam Lemme, 1995). Realisasi potensi merupakan hal yang ditekankan dalam
konsep kesejahteraan psikologis (Ryan dan Deci, 2001). Ketiga, pekerjaan
membuat ibu menjalani peran sosial yang lebih dari satu yaitu sebagai ibu, istri,
dan karyawati dan berdampak positif bagi kesehatan mentalnya (Barnett dan
Hyde, 2001). Kesehatan mental merupakan bagian dari kesejahteraan
psikologis (Ryff, 2013).
Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (2013) adalah keadaan ketika
seseorang mengembangkan potensi dan mengatasi tantangan dalam hidupnya
agar menjadi pribadi yang utuh. Kesejahteraan psikologis dapat diukur melalui
enam dimensi yaitu penerimaan diri, relasi positif dengan orang lain, otonomi,
pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, dan penguasaan lingkungan.
Berdasarkan penjabaran di atas, ibu bekerja melalui pemenuhan
kebutuhan fisik, pengembangan potensi dan peran sosial yang lebih dari satu
memiliki kesempatan yang lebih besar dalam pencapaian kesejahteraan
psikologis dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Oleh karena itu, peneliti ingin
melihat perbedaan kesejahteraan psikologis antara ibu bekerja dan ibu tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

bekerja. Kedua kelompok ini dapat menunjukkan faktor pekerjaan yang diduga
mempengaruhi perbedaan pencapaian kesejahteraan psikologis.

B. Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis antara ibu bekerja dan ibu
tidak bekerja?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

D. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
Sedangkan secara khusus, penelitian ini memberikan sumbangan
identifikasi faktor bekerja dalam kesejahteraan psikologis serta alat ukur
kesejahteraan psikologis.

2. Manfaat Praktis
a.

Bagi Institusi
1.

Institusi mendapatkan data mengenai dimensi kesejahteraan
psikologis karyawati di institusi yang dapat digunakan sebagai
rekomendasi untuk meningkatkan dan atau menjaga dimensi
kesejahteraan psikologis karyawati di institusi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

2.

Institusi mendapatkan data yang dapat digunakan untuk
meningkatkan martabat karyawati yang sesuai dengan visi dan
misi intitusi.

b.

Bagi Subjek Penelitian
Pengalaman subjek terlibat dalam penelitian ini menjadi bahan
refleksi keadaan keenam dimensi kesejahteraan psikologis sehingga
subjek menjadi lebih menyadari dan dapat menjaga keseimbangan
dimensi–dimensi

kesejahteraan

psikologis

dalam

dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesejahteraan Psikologis
1. Definisi
Konsep kesejahteraan psikologis berkembang dari tulisan Aristoteles
dalam Etika Nichomacea. Dalam Etika Nichomacea, Aristoteles menuliskan
bahwa ada dua macam pandangan untuk menjalani hidup, yaitu hedonis dan
eudaimonia (Magnis-Suseno, 2009). Pandangan hedonis menekankan pada
pencapaian kepuasan dengan menghindari rasa sakit dan mengusahakan rasa
nikmat. Sedangkan, pandangan eudaimonia menekankan pada usaha untuk
menjadi unggul dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Dalam
psikologi, hedonis menjadi dasar bagi konsep subjective well-being dan
eudaimonia menjadi dasar konsep kesejahteraan psikologis (psychological
well-being).
Diener (dalam Snyder, 2011) menjelaskan subjective well-being
sebagai pandangan subyektif seseorang terhadap pengalaman hidupnya.
Kebahagiaan dicapai ketika seseorang merasa dan berpikir bahwa dirinya
bahagia. Konsep yang berasal dari prinsip hedonis ini memandang
kebahagiaan setara dengan kenikmatan (Ryan dan Deci, 2001). Hal ini
menyebabkan pengukurannya dibagi menjadi dua yaitu secara afektif dan
kognitif. Pengukuran secara afektif meliputi keberadaan afek positif dan
ketidakberadaan afek negatif. Sedangkan pengukuran secara kognitif
meliputi kepuasan hidup secara global.
6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Kesejahteraan psikologis adalah keadaan ketika seseorang menjadi
pribadi yang utuh dengan mengembangkan potensi dan mengatasi tantangan
dalam hidupnya (Ryff, 2013). Kesejahteraan psikologis tidak semata-mata
dapat dicapai dengan mengejar kenikmatan tetapi menekankan pada
pengembangan potensi yang dimiliki seseorang (Ryan dan Deci, 2001).
Dalam pengukurannya, digunakan pendekatan multidimensional yang
meliputi, penerimaan diri, relasi positif dengan orang lain, otonomi,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi.
Dalam penelitian ini, konsep kesejahteraan psikologis Ryff (2013)
dipilih sebagai dasar teori karena konsep ini lebih menekankan pada
pengembangan potensi yang dimiliki seseorang dan tidak semata-mata
berbicara mengenai pencapaian kenikmatan seperti dalam konsep subjective
well-being. Hal ini sesuai dengan fokus penelitian yaitu bekerja sebagai
salah satu sarana pengembangan potensi dan pencapaian menjadi pribadi
yang utuh sehingga mempengaruhi pencapaian kesejahteraan psikologis.
Teori mengenai kesejahteraan psikologis bukan merupakan teori
yang baru dalam psikologi. Peneliti sebelumnya telah mengembangkan
konsep mengenai individu yang bertumbuh dan berkembang secara utuh,
seperti konsep fully functioning oleh Carl Rogers (1961), kedewasaan oleh
Gordon Allport (1961), dan aktualisasi diri oleh Abraham Maslow (1968).
Jahoda (1958) juga telah menciptakan kriteria berdasarkan konsep-konsep
tersebut untuk menjelaskan profil orang yang sehat secara psikologis.
Namun sayangnya, kurangnya pengukuran yang valid dan reliabel

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

menyebabkan konsep tersebut tidak mendapat cukup perhatian (Ryff, 2013).
Ryff (2013) kemudian menyusun konsep baru yaitu, kesejahteraan
psikologis

dengan

enam

dimensinya.

Konsep

tersebut

mencakup

keseluruhan konsep-konsep sebelumnya serta menyediakan pengukuran
yang

lebih

valid

dan

reliabel

sehingga

dapat

digunakan

untuk

pengembangan positif psikologi.
Berdasarkan

penjelasan

di

atas,

dapat

disimpulkan

bahwa

kesejahteraan psikologis adalah keadaan ketika seseorang menjadi pribadi
yang utuh dengan mengembangkan potensi dan mengatasi tantangan dalam
hidupnya (Ryff,2013)
2. Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan

psikologis

menurut

Ryff

(2013)

bersifat

multidimensional. Hal ini berarti dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis
tersebut terdapat dalam diri setiap individu dan memiliki tingkatan tinggirendah. Dimensi tersebut adalah:
a. Penerimaan diri
Penerimaan diri adalah keadaan ketika seseorang mampu
menerima keadaan dirinya baik masa sekarang maupun masa lalu dengan
segala keberhasilan dan kegagalannya. Penerimaan diri juga dijelaskan
sebagai keadaan keamanan emosional seseorang untuk memandang
dirinya berharga dengan segala kelebihan maupun kekurangan. Hal
tersebut membutuhkan evaluasi diri jangka panjang dan melibatkan
kesadaran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Berdasarkan penjabaran di atas, dimensi penerimaan diri
disimpulkan sebagai keadaan ketika seseorang mampu memandang
setiap hal yang ada pada dirinya dengan lebih positif.
b. Relasi Positif dengan Orang lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dalam kesehatan mental. Memiliki relasi positif dengan orang lain
tidak semata-mata dijelaskan dengan memiliki banyak teman dekat tetapi
dengan kualitas hubungan yang dijalin. Lebih jauh lagi, dijelaskan bahwa
menjalin relasi positif membutuhkan minat sosial dari seseorang. Minat
tersebut berupa memberi empati, membangun kepercayaan, menciptakan
hubungan yang hangat dan dalam, serta kemauan untuk mengembangkan
orang di sekitarnya.
Secara singkat, dimensi relasi positif dengan orang lain
disimpulkan sebagai keadaan ketika seseorang mampu menjalin
hubungan yang positif dengan orang lain.
c. Otonomi
Dimensi otonomi mencakup kemampuan seseorang menahan
tekanan sosial untuk berpikir dan bertindak dalam pola tertentu.
Seseorang dengan otonomi tidak mencari penerimaan dari orang lain
sehingga harus mengikuti pemikiran orang-orang di sekitarnya,
melainkan ia menentukan standar pribadi untuk dirinya. Dimensi ini juga
meliputi kemandirian dan evaluasi diri yang berdasarkan atas standar
pribadi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

Oleh karena itu, dimensi otonomi disimpulkan sebagai keadaan
ketika seseorang memiliki standar pribadi sehingga tidak mudah
terpengaruh pemikiran orang lain.
d. Penguasaan Lingkungan
Dimensi ini meliputi kemampuan seseorang untuk memilih dan
memanipulasi lingkungan sehingga menjadi sesuai dengan kebutuhan
dirinya. Dalam memanipulasi lingkungan, seseorang harus menggunakan
aktivitas fisik dan mentalnya terlebih dahulu. Dimensi penguasaan
lingkungan juga membutuhkan minat dari seseorang untuk terlibat dalam
aktivitas selain yang berhubungan dirinya.
Dimensi penguasaan lingkungan dapat disimpulkan sebagai
keadaan ketika seseorang mampu mengatur dan mengendalikan
lingkungan sekitarnya sesuai dengan kebutuhannya.
e. Tujuan Hidup
Dimensi ini meliputi pemahaman seseorang akan tujuan dan arah
dalam hidupnya. Seseorang dengan tujuan dalam hidup berusaha
memaksimalkan dirinya sehingga bisa menjadi produktif di setiap saat.
Selain itu, dimensi ini juga menjelaskan mengenai kemampuan seseorang
dalam mengintegrasikan pengalaman masa lalunya menjadi pengalaman
yang berharga.
Jadi, dimensi tujuan hidup disimpulkan sebagai keadaan ketika
seseorang memiliki dan mengarahkan hidupnya kepada tujuan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

f. Pertumbuhan Pribadi
Dimensi ini merupakan dimensi yang memiliki hubungan terdekat
dengan konsep eudaimonia. Hal yang utama dalam dimensi pertumbuhan
pribadi adalah kesadaran akan potensi yang dimiliki. Potensi yang
dimiliki digunakan untuk menciptakan perkembangan yang terus
menerus untuk menghindari stagnansi dalam hidup. Dalam menciptakan
perkembangan tersebut, diperlukan adanya keterbukaan terhadap
pengalaman baru sehingga dapat terus beradaptasi dengan keadaan dunia
yang terus berubah.
Dimensi pertumbuhan pribadi dapat disimpulkan sebagai keadaan
ketika seseorang menyadari dan berusaha mengembangkan potensi yang
dimiliki.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
usia (Ryff, 1989; Clarke, 2001), jenis kelamin (Ryff, Magee dkk, 1999),
status sosial ekonomi (Ryff, Magee dkk, 1999; Ryan dan Deci, 2001),
jenjang pendidikan (Ryff, Keyes, & Shmotkin, 2002), pekerjaan (Lindfors,
Berntsson dan Lundberg ,2006), dan status pernikahan (Ryff, 2013). Faktor
tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
a. Usia
Subjek kelompok usia dewasa awal dan tengah, menunjukkan
skor yang lebih tinggi pada dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan
pribadi jika dibandingkan dengan subjek kelompok usia dewasa akhir

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

(Ryff, 1989; Clarke, 2001). Subjek kelompok usia dewasa awal dan
tengah juga memandang diri mereka mengalami peningkatan dalam
hidup,

sedangkan

subjek

kelompok

dewasa

akhir

berusaha

mengantisipasi penurunan kesejahteraan psikologis mereka (Ryff, 1989).
b. Jenis Kelamin
Ryff,
kesejahteraan

Magee,

dkk

psikologis

(1999)
perempuan

menunjukkan
di

semua

bahwa

tingkat

kelompok

usia

menunjukkan skor yang lebih tinggi pada dimensi relasi positif dengan
orang lain dan pertumbuhan pribadi jika dibandingkan dengan pria.
c. Status Sosial Ekonomi
Ryan dan Deci (2001) menuliskan bahwa pemasukan dapat
meningkatkan akses ke sumber daya yang penting untuk mencapai
kebahagiaan. Ryff, Magee, dkk (1999) menemukan pengaruh status
sosial ekonomi terhadap pencapaian kesejahteraan psikologis. Status
sosial ekonomi yang rendah atau kemiskinan berpengaruh pada dimensi
penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan pertumbuhan
pribadi.
d. Jenjang pendidikan
Ryff, Keyes, dan Shmotkin (2002) menjelaskan bahwa wanita
dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki skor tinggi pada dimensi
penerimaan diri dan tujuan hidup jika dibandingkan dengan wanita
dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

e. Pekerjaan
Lindfors, Berntsson dan Lundberg (2006) meneliti hubungan
jumlah waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan kantor dan pekerjaan
rumah tangga terhadap kesejahteraan psikologis laki-laki dan perempuan
yang telah menikah, memiliki anak dan bekerja kantoran. Penelitian
tersebut menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan
untuk kedua jenis pekerjaan tersebut memberikan pengaruh yang berbeda
bagi laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, semakin banyak jumlah
waktu untuk pekerjaan rumah tangga berhubungan dengan rendahnya
tingkat dimensi penerimaan diri dan penguasaan lingkungan. Sedangkan
jumlah waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan kantor pada perempuan
dan laki-laki, berhubungan dengan meningkatnya dimensi pertumbuhan
pribadi.
f. Status pernikahan
Status pernikahan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
besar bagi kesejahteraan psikologis (Ryff, 2013). Shapiro dan Keyes
(dalam Ryff, 2013) menemukan bahwa perempuan yang bercerai dan
tidak menikah menunjukkan tingkat kesejehteraan psikologis yang
rendah dibanding perempuan yang menikah. Namun, Marks dan Lambert
(dalam Ryff, 2013) menemukan bahwa perempuan yang tidak menikah
menunjukkan skor yang lebih tinggi pada dimensi otonomi dan
pertumbuhan pribadi dibandingkan dengan perempuan yang menikah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

B. Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja
1. Ibu Bekerja
Bekerja dipandang sebagai aktivitas sosial yang mendasar dan
penting bagi setiap individu, baik bagi laki-laki maupun perempuan
(Anorogo dan Widiyanti, 1990; Warr dan Wall, 1978). Bekerja menurut
Warr dan Wall (1978) merupakan suatu bentuk kontribusi terhadap
masyarakat yang nantinya dihargai dengan dukungan sosial dan pemasukan.
Meskipun begitu, kebanyakan orang lebih memilih untuk bekerja
walaupun secara ekonomi mereka tidak lagi perlu bekerja (Morse dan Weiss
dalam Warr dan Wall, 1978). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemasukan
bukan

alasan

utama

seseorang

untuk

bekerja.

Beberapa

orang

mengemukakan bahwa dirinya merasa menemukan tujuan hidup melalui
bekerja (Warr dan Wall, 1978). Anorogo dan Widiyanti (1990) lebih lanjut
mengemukakan bahwa bekerja mengisi dan memberi makna pada
kehidupan seseorang. Bekerja juga dijelaskan memberikan persahabatan dan
kehidupan sosial.
Matlin

(2012)

mendefinisikan

perempuan

bekerja

sebagai

perempuan yang bekerja dan menerima gaji. Van Vuuren (dalam Dwijanti,
1999) mendefinisikan perempuan bekerja sebagai perempuan yang
menerima gaji dari melakukan tugas tertentu dengan jadwal tertentu.
Haditono (1989) menuliskan bahwa perempuan yang bekerja adalah para
perempuan yang bekerja di luar rumah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Dalam penelitian ini, ibu adalah perempuan yang menikah dan miliki
anak sedangkan bekerja adalah melakukan tugas dengan mendapatkan gaji
dan memiliki jadwal kerja yang tetap. Jadi, ibu bekerja adalah perempuan
yang telah menikah dan memiliki anak serta menerima gaji dari melakukan
tugas tertentu dengan jadwal tertentu.
2. Ibu Tidak Bekerja
Ibu tidak bekerja dihadapkan pada jenis pekerjaan rumah tangga dan
keluarga yang rutin dan sama setiap harinya (Berk dalam Linawaty, 1992).
Matlin (2012) mendefinisikan perempuan yang tidak bekerja sebagai
perempuan yang tidak dibayar

untuk pekerjaan yang dilakukannya.

Pekerjaan yang dilakukan antara lain pekerjaan mengurus rumah tangga dan
keluarga atau sebagai sukarelawan organisasi.
Dalam penelitian ini, ibu adalah perempuan yang menikah dan miliki
anak, sedangkan tidak bekerja adalah tidak menerima gaji dari melakukan
tugas tertentu dan tidak memiliki jadwal kerja yang tetap.Jadi, ibu yang
tidak bekerja adalah perempuan yang telah menikah dan memiliki anak serta
tidak menerima gaji dari melakukan tugas tertentu dengan jadwal tertentu.

C. Dinamika Penelitian
Bekerja dipandang sebagai aktivitas sosial yang mendasar dan penting
bagi setiap individu, baik bagi laki-laki maupun perempuan (Anorogo dan
Widiyanti, 1990; Warr dan Wall, 1978). Pekerjaan menyediakan pemasukan
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian dan tempat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

tinggal. Pekerjaan juga memenuhi kebutuhan psikologis seperti kontak sosial
dan merealisasikan potensi (Williams dalam Lemme, 1995).
Peran yang dijalani perempuan pada jaman sekarang tidak terbatas pada
peran domestik tetapi juga peran publik. Peran publik ini memberikan
kesempatan untuk ibu menjalani berbagai peran seperti sebagai ibu dan istri
tetapi juga sebagai karyawati. Pekerjaan dapat memberikan peran sosial yang
lebih dari satu dan berdampak positif bagi kesehatan mental perempuan
(Barnett dan Hyde, 2001).
Pekerjaan nampaknya dapat membantu pencapaian kesejahteraan
psikologis karena tiga hal. Pertama, pekerjaan menyediakan pemasukan yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan seperti makanan,
pakaian dan tempat tinggal harus tercapai terlebih dahulu sebelum seseorang
dapat mencapai kesejahteraan psikologis (Aristoteles dalam Ryff, 2002).
Kedua, pekerjaan merealisasikan potensi yang dimiliki seseorang (Williams
dalam Lemme, 1995). Realisasi potensi merupakan hal yang ditekankan dalam
konsep kesejahteraan psikologis (Ryan dan Deci, 2001). Ketiga, pekerjaan
membuat ibu menjalani peran sosial yang lebih dari satu yaitu sebagai ibu, istri,
dan karyawati dan berdampak positif bagi kesehatan mentalnya (Barnett dan
Hyde, 2001). Kesehatan mental merupakan bagian dari kesejahteraan
psikologis Ryff, 2013).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

D. Hipotesis
Berdasarkan landasan pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan adalah
terdapat perbedaan kesejahteraan psikologis antara ibu bekerja dan ibu yang
tidak bekerja.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif komparatif. Jenis penelitian
kuantitatif komparatif digunakan untuk membandingkan dua kelompok atau
lebih dengan mengumpulkan data numerik yang kemudian dianalisa dengan
metode berbasis statistik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan
kesejahteraan psikologis antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

B. Identifikasi Variabel Penelitian
X

: Kesejahteraan Psikologis

Y

: Status Kerja Ibu
Y1 : Ibu Bekerja
Y2 : Ibu Tidak Bekerja

C. Definisi Operasional
1.

Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis merupakan keadaan ketika seseorang
berjuang mencapai kesempurnaan dengan pengembangan potensi yang
dimiliki (Ryff, 2013). Kesejahteraan psikologis memiliki enam dimensi
dalam pengukurannya. Keenam dimensi tersebut adalah penerimaan
diri, relasi positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan,
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi. Kesejahteraan psikologis
18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

diukur dengan skala kesejahteraan psikologis yang disusun berdasarkan
teori Ryff (2013). Penyusunan skala mengacu pada teori kesejahteraan
psikologis Ryff (2013) dan skala kesejahteraan psikologis yang
sebelumnya telah digunakan. (Ndiki, 2011).
2.

Ibu Bekerja
Ibu bekerja adalah ibu yang melakukan kegiatan yang memiliki
tanggung jawab tertentu di luar rumah, memiliki jadwal yang tetap dan
menghasilkan gaji (Van Vuuren dalam Dwijanti, 1999; Matlin, 2012).

3.

Ibu Tidak Bekerja
Ibu tidak bekerja adalah ibu yang tidak menerima gaji dengan
melakukan pekerjaan rumah tangga dan keluarga (Matlin, 2012).

D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling. Dalam metode ini, pemilihan subjek didasarkan pada
karakteristik tertentu yang dipandang berkaitan erat dengan karakteristik
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Karakteristik subjek dalam
penelitian ini ditentukan berdasarkan faktor yang mempengaruhi kesejahteraan
psikologis yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
Karakteristik subjek dalam penelitian ini yaitu :
1. Perempuan berusia 25 hingga 54 tahun.
Dalam penelitian ini, usia dikontrol dengan memilih subjek
penelitian yang berasal dari kelompok usia dewasa awal dan dewasa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

tengah. Menurut Hurlock (1999) masa dewasa awal dimulai pada umur
18 tahun sampai umur 40 tahun sedangkan dewasa madya dimulai pada
umur 41 tahun hingga 60 tahun.
2. Menikah (tidak bercerai) dan memiliki anak.
Dalam penelitian ini, status pernikahan dikontrol dengan
memilih subjek penelitian yang menikah dan tidak bercerai karena
perempuan yang bercerai dan tidak menikah menunjukkan tingkat
kesejehteraan psikologis yang rendah dibanding perempuan yang
menikah (Shapiro dan Keyes dalam Ryff, 2013).
3. Telah menyelesaikan pendidikan minimal SMA.
Dalam penelitian ini, jenjang pendidikan dikontrol dengan
memilih subjek penelitian yang telah menuntaskan pendidikan minimal
SMA. Hal ini sesuai dengan ketentuan skala kesejahteraan psikologis
Ryff (2013) yang menyatakan bahwa subjek yang mengisi skala sudah
menyelesaikan pendidikan minimal SMA.
4. Kelompok ibu yang bekerja : pegawai institusi yang memiliki
penghasilan tetap setiap bulannya.
5. Dalam penelitian ini, status sosial ekonomi dikontrol dengan memilih
subjek penelitian yang berasal dari rentang gaji yang sama. Rentang
gaji ditetapkan berdasarkan Panduan Gaji Pegawai Sipil.
a. Kelompok ibu yang bekerja dengan rentang penghasilan tetap sesuai
Panduan Gaji Pegawai Sipil yaitu, Rp 1.200.000,00 – Rp
4.800.000,00.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

b. Kelompok ibu yang tidak bekerja : ibu rumah tangga yang tidak
memiliki penghasilan selain dari gaji suami sebesar Rp 2.400.000 –
Rp 6.000.000,00.

E. Alat Pengumpulan Data
Skala ini dirancang untuk mengukur kesejahteraan psikologis melalui
enam dimensi yaitu penerimaan diri, relasi positif dengan orang lain, otonomi,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Penyusunan
skala mengacu pada teori kesejahteraan psikologis Ryff (2013) dan skala
kesejahteraan psikologis yang sebelumnya telah digunakan (Ndiki, 2011).
Tabel 1. Tabel Skor Dimensi Kesejahteraan Psikologis
No.
Dimensi
1.
Penerimaan
Diri

-

2.

Relasi positif
dengan orang
lain

-

-

-

-

Skor Tinggi
Memiliki sikap
positif terhadap diri
Mengakui dan
menerima aspek diri
yang bermacammacam
Mampu memandang
positif masa lalu.
Memiliki hubungan
yang hangat
memuaskan dan
penuh dengan
kepercayaan
Peduli akan
kesejahteraan orang
lain
Mampu memberikan
empati, afeksi dan
kedekatan
Memahami prinsip
memberi dan
menerima dalam
berelasi

-

-

-

-

Skor Rendah
Tidak puas terhadap
diri
Kecewa atas
kejadian masa lalu
Terganggu akan
kualitas diri
Berharap menjadi
orang yang berbeda.
Memiliki sedikit
hubungan yang dekat
dan penuh
kepercayaan
Kesulitan untuk
bersikap hangat,
terbuka dan memberi
perhatian kepada
orang lain
Merasa terisolasi dan
frustasi dalam
menjalin relasi
interpersonal.
Tidak bersedia untuk
berkompromi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

3.

Otonomi

-

-

-

4.

Penguasaan
lingkungan

-

-

-

-

5.

Tujuan hidup

-

-

Mandiri dan mampu
menentukan pilihan
sendiri
Mampu berpikir dan
bertindak tanpa
terpengaruhi
tekanan sosial
Mampu mengontrol
diri sendiri
Evaluasi diri
terhadap standar
pribadi.
Memiliki
kemampuan dalam
mengatur
lingkungan
Mampu
mengendalikan
faktor eksternal
Mampu
memanfaatkan
kesempatan yang
datang
Mampu memilih
atau menciptakan
keadaan yang sesuai
dengan kebutuhan
dan nilai pribadi.
Memiliki tujuan dan
arah dalam hidup
Memandang masa
sekarang dan masa
lalu memiliki makna
Memiliki keyakinan
yang memberi
tujuan pada hidup.

-

-

-

-

-

-

-

Khawatir akan
harapan dan evaluasi
orang lain atas
dirinya
Bergantung pada
penilain orang lain
dalam memutuskan
sesuatu yang penting
Mudah hanyut dalam
tekanan sosial.

Sulit mengatur
kegiatan sehari-hari
Merasa tidak mampu
mengubah atau
meningkatkan
keadaan di
sekitarnya
Tidak menyadari
kesempatan yang ada
disekelilingnya
Tidak memiliki
kemampuan untuk
mengendalikan
faktor eskternal.

Merasa hidup tidak
bermakna
Memiliki sedikit
tujuan hidup
Tidak memiliki arah
dalam hidup
Memandang masa
lalu tidak memiliki
makna.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

6.

Pertumbuhan
pribadi

-

-

Merasa hidupnya
berkembang
Melihat diri terus
bertumbuh dan
meningkatkan
kemampuannya
Terbuka akan
pengalaman baru
Menyadari potensi
diri

-

-

Merasa dirinya tidak
berkembang
Merasa bosan
dengan hidup yang
dijalani
Merasa tidak mampu
mengembangkan
sikap maupun
pemikiran baru.

Skala kesejahteraan psikologis ini berisi pernyataan-pernyataan yang
favorable dan unfavorable. Metode yang digunakan adalah Likert dengan enam
pilihan respon. Respon tersebut berupa angka 1 sampai 6. Angka 1
menunjukkan kecenderungan “sangat tidak setuju” terhadap pernyataan dan
angka 6 menunjukkan kecenderungan “sangat setuju” terhadap pernyataan.
Sistem skoring dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Sistem Skoring untuk Pernyataan Favorable
Respon
1
2
3
4
5
6

Skor
1
2
3
4
5
6

Tabel 3. Sistem Skoring untuk Pernyataan Unfavorable
Respon
1
2
3
4
5
6

Skor
6
5
4
3
2
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

Tingkat dimensi kesejahteraan psikologis yang tinggi ditunjukkan
dengan skor yang tinggi pada aitem yang terkait dimensi kesejahteraan
psikologis tersebut. Sedangkan tingkat dimensi kesejahteraan psikologis yang
rendah ditunjukkan dengan skor yang rendah pada aitem yang terkait dimensi
kesejahteraan psikologis tersebut.
Tabel 4. Blueprint dan Persebaran Aitem Skala Kesejahteraan Psikologis
(Sebelum Uji Coba)
No.
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Dimensi
Penerimaan diri
Relasi positif
dengan orang
lain
Otonomi
Penguasaan
lingkungan
Tujuan hidup
Pertumbuhan
pribadi

Komponen Aitem dan Nomor
Aitem
Favorable
Unfavorable
1,13,24,35,54,60 7,19,30,40,65,68
6,12,39,45,58,67 18,29,34,48,52,64

Jumlah
12
12

2,8,25,31,55,61 14,20,36,41,49,69
3,15,42,46,50,62 9,21,26,47,56,70

12
12

4,16,27,43,59,72 10,22,32,37,53,66
5,11,23,38,51,57 17,28,33,44,63,71

12
12

Total

72

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan skala
psikologi

menghasilkan

data

yang

akurat

sesuai

dengan

tujuan

pengukurannya (Azwar, 2011). Suatu skala yang validitasnya tinggi akan
memiliki kesalahan pengukuran yang kecil. Hal ini berarti skor setiap subjek
yang diperoleh dari skala tersebut tidak jauh berbeda dengan keadaan
sesungguhnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

Pada penelitian ini, akan dilakukan uji validitas isi terhadap skala
kesejahteraan psikologis. Validitas isi dilakukan melalui pengujian isi skala
dengan analisis rasional atau professional judgement dari ahli.
2. Seleksi aitem
Seleksi aitem dilakukan berdasarkan besarnya koefisien korelasi
aitem total. Besarnya koefisien korelasi aitem total bekisar antara 0 sampai
1,00 dengan tanda positif atau negatif. Koefisien korelasi aitem total dikenal
sebagai indeks daya beda aitem. Hal ini berfungsi untuk menunjukkan
kemampuan aitem dalam mengungkap perbedaan antara individu. Koefisien
ini diperoleh melalui mengkorelasikan antara skor tiap subjek pada aitem
tertentu dengan skor total skala.
Azwar (2011) menuliskan bahwa semakin mendekati 1,00 maka
semakin tinggi daya beda aitem. Sebaliknya, jika koefisien korelasi semakin
mendekati 0 maka daya beda aitem semakin rendah atau aitem tersebut
dianggap tidak baik. Jika koefisien bernilai negatif (-) maka aitem tersebut
dianggap sangat buruk dan tidak cocok dengan fungsi alat ukur sehingga
harus dibuang.
Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total,
digunakan batasan

0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien minimal

0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Sebaliknya, jika aitem
memiliki koefisien kurang dari 0,30 maka aitem tersebut dinyatakan tidak
sahih dan harus dibuang (Azwar, 2011).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTIN