KARYA ILMIAH REMAJA PENGGUNAAN KULIT PIS

~ KARYA ILMIAH REMAJA ~
PENGGUNAAN KULIT PISANG SEBAGAI
PEMBUNGKUS MEDIA TANAM PADA METODE
MENCANGKOK

Oleh :
Nama

: M. Agam R. Raditya

Kelas

: 8A

No Absen

: 23

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Mencangkok adalah salah satu metode perkembangbiakan
vegetatif buatan yang telah dikenal luas di kalangan masyrakat. Metode ini
memiliki beberapa keunggulan di antaranya menghasilkan bibit yang
memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya. Dibandingkan
dengan

perkembangbiakan

generatif

alami

menggunakan

biji,

mencangkok membutuhkan waktu penyiapan bibit yang lebih singkat.
Pada umumnya para petani menggunakan plastik sebagai
pembungkus media tanam pada proses mencangkok. Plastik dipandang

sebagai bahan yang murah dan mudah ditemukan. Bahkan petani
seringkali menggunakan plastik bekas sebagai bahan pembungkus.
Di satu sisi, penggunaan plastik bekas sejalan dengan program
3R, yaitu: Reduce, Reuse, Recycle. Namun, di sisi lain plastik yang
terbuat dari bahan sintetis berdampak kurang baik pada proses
pertumbuhan akar pada proses mencangkok. Terdapat alternatif bahanbahan lain yang lebih alami, ramah lingkungan, dan banyak tersedia yang
dapat digunakan sebagai pembungkus media tanam pada metode
mencangkok.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbedaan kecepatan tumbuh akar pada metode
mencangkok menggunakan pembungkus kulit pisang dibandingkan
dengan pembungkus plastik.

1.3 Tujuan
Untuk mengamati perbedaan kecepatan tumbuh akar pada
metode

mencangkok

menggunakan


pembungkus

kulit

pisang

dibandingkan dengan pembungkus plastik.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi Siswa
A. Sebagai pelaksanaan tugas dalam program Outing Class Semester
Genap Kelas VIII SMP Negeri 6 Surabaya Tahun Pelajaran 2014/2015
yang dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2015 di Puspa Lebo,
Kabupaten Sidoarjo.
B. Menambah wawasan tentang metode mencangkok sebagai salah satu
perkembangbiakan vegetatif buatan.
Bagi Masyarakat
Memberikan alternatif metode mencangkok yang mampu
menghasilkan bibit yang unggul dalam waktu yang relatif lebih singkat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Mencangkok
Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada tumbuhan
dengan menanam batang atau dahan yang diusahakan berakar terlebih
dahulu sebelum dipotong dan ditanam di tempat lain. Tidak semua
tumbuhan bisa dicangkok. Tumbuhan yang bisa dicangkok hanyalah
tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka.
Cara perkembang biakan dengan mencangkok adalah sangat
istimewa terutama untuk buah-buahan. Karena rasa dan bentuk buah
yang dihasilkan biasanya akan sama persis dengan induknya. Berbeda
jika perkembangbiakan dilakukan dengan menanam biji, terkadang
tanaman yang dihasilkan tidak sama dengan kriteria yang dimiliki oleh
induknya.
Tumbuhan

hasil

cangkokan


akan

lebih

cepat

berbuah

dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang
sama dengan induknya. Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan mudah
roboh, karena sistem perakarannya adalah serabut, oleh karena itu
berhati-hatilah

ketika

menanamnya

dan


umurnya

lebih

pendek

dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.
Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting
harus dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk
kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan
kambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan terkumpul di
tempat kambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat
terangsang

dengan baik.

2.2 Kandungan Kulit Pisang
Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti
karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C
dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber

energi dan antibodi bagi tubuh manusia.

Kulit pisang menjadi sumber organik yang baik untuk
memberikan nutrisi pada tanaman. Cara termudah menggunakan kulit
pisang sebagai pupuk yaitu dengan menempatkannya di atas tanah di
sekitar

tanaman.

Kulit

pisang

akan

mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

diuraikan

oleh


beberapa

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tali rafia
2. Kulit Pisang
3. Plastik
4. Pupuk kandang
5. Pupuk Kompos
6. Pisau tajam (cutter)
3.1.2 Bahan
1. Tanaman Buah
3.2 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda.

3. Menyayat/menghilangkan kulit dan kambium pada kedua batang
tersebut sepanjang ±10 cm.
4. Memberi media pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk
kandang dan kompos, kemudian bungkus batang pertama dengan
plastik dan batang kedua menggunakan kulit pisang.
5. Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air secara teratur.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit
sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang
dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan
kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Media tumbuh yang
digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa
atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem
perakaran yang bagus.
Pembiakan dengan metode mencangkok biasanya dapat
dilakukan pada tanaman-tanaman yang mempunyai sifat berkayu
(berkambium). Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam prosesnya

dan mampu menumbuhkan perakaran pada sekitar lapisan korteks
tanaman. Namun hal ini dapat dipatahkan dengan adanya pencangkokan
pada pohon pepaya yang diketahui bahwa pepaya merupakan tanaman
dengan karakteristik tak berkayu. Meskipun mempunyai pohon yang agak
keras, peapaya tidak meliliki kambium pada struktur susunan batangnya.
Mencangkok dapat dilakukan pada waktu apapun tapi lebih baik dilakukan
pada musim penghujan agar frekuensi untuk penyiraman secara manual
dapat berkurang.
Pembungkus media tanam pada metode mencangkok juga
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar. Berdasarkan penelitian di
atas pembungkus media tanam yang menggunakan kulit pisang lebih
mempercepat pertumbuhan akar pada tanaman karena kulit pisang
menjadi sumber organik yang baik untuk memberikan nutrisi pada
tanaman. Kulit pisang mampu untuk menjaga kelembaban akar. Selain itu

kulit pisang juga memiliki kandungan fosfor dan kalsium yang tinggi yang
berperan dalam pemberian nutrisi pada tanaman.
Memperbanyak tanaman dengan cara mencangkok mempunyai
tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan perkembangan vegetatif
lainnya. Karena pada proses percangkokan tanaman, akar dirangsang

untuk tumbuh sebelum sebuah batang tanaman dipotong dan ditanam.
Pencangkokan tanaman juga lebih aman untuk menjamin pertumbuhan
anakan saat dipisah dari induknya, anakan sudah mempunyai akar. Organ
akar yang tumbuh inilah yang mampu menjaga asupan nutrisi tanaman
yang diperlukan sehingga anakan dapat tumbuh bertahan pada
lingkungan terbuka. Adapun kekurangannya dari mencangkok yaitu
tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga lebih
mudah tumbang/roboh dibandingkan tanaman yang berasal dari biji dan
memiliki kanopi yang lebih kecil dan produksi yang lebih sedikit
dibandingkan dengan yang dapat dihasilkan pohon induknya.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
A. Jenis pembungkus media tanam pada metode mencangkok
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar.
B. Pembungkus media tanam yang berasal dari kulit pisang lebih cepat
menumbuhkan akar pada metode mencangkok.
5.2 Saran
A. Diharapkan para petani menerapkan pemakaian kulit pisang untuk
pembungkus media tanam dalam metode mencangkok.
B. Para petani harus mengembangkan pemakaian bahan-bahan yang
alami, ekonomis, mudah ditemukan, serta memiliki pengaruh positif
dalam perkembangbiakan vegetatif buatan lainya.

Daftar Pustaka

http://cangkoktanaman.blogspot.com/2013/06/vbehaviorurldefaultvmlo.html
Diunduh tanggal 20 Mei 2015
http://jeniwidya.blogspot.com/2013/04/pembiakan-vegetatif-dengancara_3488.html
Diunduh tanggal 20 Mei 2015