Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty (Studi Kasus pada Kecap Bango di Bandung).

(1)

v Universitas Kristen Maranatha PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALTY

(STUDI KASUS PADA KECAP BANGO DI BANDUNG)

ABSTRAK

NOFFI EKA WAHYUNINGSIH O652033

This script guided by: Dr. Anny Nurbasari, SE., MP

The purpose of this study was to determine how much influence of Brand Loyalty on Brand Trust (Case Study At Bango Soy Sauce In Bandung). In this case, the population are usersBango sauce in Bandung. Primary data collection is done by distributing questionnaires, questionnaires carried out by incidental sampling technique with a sample siza of 120 people. This study uses multiple linear regression analysis method possible with calculations by SPSS 17.0

that will be examined brand reliability that originatesin consumer confidence that the products are able to fulfill that promise and brandvalues are based on the intention of

consumer confidence that the brand is able toprioritize the interests of consumers when problems occur in the consumption ofproducts.

Based on the results of questionnaires from 120 respondents who are scattered in Bandung is known that the effects of both dimensions are equally strong have the same effect, and though the results of the data is known that the effect of brand truston brand loyalty Bango soy product that is equal to 0701 or 70.1%.

The effect of brand trust Bango soy sauce brand is already strong enough with the numbers and the remaining 70.1% by 29.9% influenced by other factors. Another

factor likely influenced by the price, because Bango soy sauce has a higher

pricethan other soy products. Therefore, researchers suggest that soy lowers the selling price of similar quality to Bango increasingly recognized by society.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALTY

(STUDI KASUS PADA KECAP BANGO DI BANDUNG)

ABSTRAK

NOFFI EKA WAHYUNINGSIH O652033

Skripsi ini dibimbing oleh: Dr. Anny Nurbasari, SE., MP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Brand Trust Terhadap Brand loyalty (Studi Kasus Pada Kecap Bango di Bandung). Dalam hal ini, yang menjadi populasi adalah pengguna kecap Bango di Bandung. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, penyebaran kuesioner dilakukan dengan teknik sampling insidental dengan ukuran sampel 120 orang. Penelitian ini menggunakan motode analisis regresi linear berganda dengan perhitungan melalui program SPSS 17.0

Dimensi brand trust yang akan diteliti yaitu brand reliability yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan brand intention yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika terjadi masalah dalam konsumsi produk.

Berdasarkan hasil kuesioner dari 120 orang responden yang tersebar di Bandung diketahui bahwa pengaruh kedua dimensi tersebut sama-sama mempunyai pengaruh yang sama kuat, dan hasil dari olah data diketahui bahwa pengaruh brand trust terhadap brand loyalty produk kecap Bango yaitu sebesar 0.701 atau 70.1%.

Pengaruh brand trust dari merek kecap Bango memang sudah cukup kuat dengan angka 70.1% dan sisanya sebesar 29.9% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain kemungkinan dipengaruhi oleh harga, karena kecap Bango memiliki harga yang lebih tinggi daripada produk kecap lainnya. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar pihak kecap menurunkan harga jualnya dengan kualitas yang sama agar Bango semakin dikenal oleh masyarakat.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ….... ... i

LEMBAR PENGESAHAN ….... ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ….... ... iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASIKAN KARYA TULIS…... ... iv

ABSTRACT…... ... v

ABSTRAK….... ... vi

KATA PENGANTAR…... ... vii

DAFTAR ISI... ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR GRAFIK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 12

2.1.2 Marketing Mix ... 14

2.1.3 Produk… ... 20

2.1.4 Atribut Produk ... 22

2.1.4 Merek...… ... 24

2.1.5 Kepercayaan Terhadap Merek... ... 29

2.1.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Brand loyalty.. .... . 30

2.1.6 Pengertian Brand Reliability ... 37

2.1.7. Pengertian Brand Intention ... 37

2.1.8 Loyalitas Merek ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran.. ... 40

2.3 Hipotesis Penelitian.. ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

3.1 Metode Penelitian ... 51

3.1.1 Desain Penelitian ... 51

3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 51

3.1.3 Operasional Variabel ... 52

3.1.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 55

3.1.4.1 Sumber Data ... 55

3.1.5 Instrumen Penelitian ... 56

3.1.6 Skala Pengukuran ... 56


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.1.7.1 Uji Validitas ... 57

3.1.7.2 Uji Reliabilitas ……… ... 59

3.1.8 Metode Analis... 61

3.2 Objek Penelitian ... 61

3.2.1 Profil Perusahaan ... 61

3.2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 61

3.2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 62

3.2.2.1 Visi………… ... 62

3.2.2.2 Misi………… ... 63

3.2.3 Struktur Kepemilikan Perusahaan ... 63

3.2.4 Ruang Lingkup/Produk dan Jasa Yang Ditawarkan ... 64

3.2.5 Struktur Organisasi ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Karakteristik responden berdasarkan usia. ... 68

4.1.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. ... 69

4.1.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. ... 69

4.1.4 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan. ... 70

4.2 Penilaian tentang Brand Relibility terhadap merek kecap bango...... ... .71

4.2.1 Penilaian tentang kesesuaian merek kecap bango dengan harapan konsumen... 72


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha 4.2.2 Penilaian tentang reponden yang menaruh kepercayaan

terhadap merek kecap bango. ... 73 4.2.3 Penilaian responden tentang jaminan kepuasan merek

kecap bango... ... 74 4.2.4 Penilaian responden tentang kekecewaan responden

terhadap merek kecap bango... ... 75 4.3 Penilaian tentang Brand Intention terhadap merek kecap

bango...... ... .76

4.3.1 Penilaian konsumen tentang merek kecap bango sangat membantu responden dalam menyelesaikan masalah. ... 76 4.3.2 Penilaian konsumen tentang dapat atau tidak merek

kecap bango diandalkan dalam menyelesaikan masalah. . 77 4.3.3 Penilaian tentang usaha kecap bango memuaskan

responden... ... 79 4.3.4 Penilaian tentang pihak kecap bango cepat dan

maksimal dalam menanggapi permasalahan responden... ... 80 4.4 Penilaian tentang Brand Loyalty terhadap merek kecap

bango...... ... .81

4.4.1 Penilaian tentang responden akan mempertimbangkan untuk loyal pada kecap bango. ... 81


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha 4.4.2 Penilaian tentang responden jika hanya dalam keadaan

terdesak akan mempertimbangkan untuk membeli

produk dengan merek lain. ... 83

4.4.3 Penilaian tentang responden jika kecap bango tidak tersedia di toko maka akan mencari ke tempat lain untu membelinya... ... 84

4.4.4 Penilaian tentang responden yang tetap memilih kecap bango walaupun merek lain menawarkan diskon... .. 85

4.5 Uji Normalitas ... 87

4.6 Uji Validitas dan Uji Reliability ... 88

4.6.1 Uji Validitas Pearson Correlations pada Brand Reliability... 88

4.6.2 Uji Validitas Pearson Correlation pada Brand Intention. . 89

4.6.3 Uji Validitas Pearson Correlation pada Loyalitas... ... 91

4.6.4 Uji Reliability... ... 92

4.7 Uji hipotesis ... ... 94

4.7.1 Uji Regresi Berganda... ... 94

4.8 Implikasi Manajerial ... ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... ... 100

5.2 Saran ... ... 102


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN ... 105 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 105


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pemain utama produk kecap di Indonesia... ... 3

Tabel 1.2 Daftar harga kecap di Indonesia tahun 2011 ... 3

Tabel 1.3 Market share kecap di Indonesia ... 5

Tabel 1.4 Brand value kecap di Indonesia ... 6

Tabel 1.5 Top brand Indeks kecap ... 7

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ... 46

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel dan teknik pengukuran instrumen... ... 53

Tabel 3.2 Struktur kepemilikan perusahaan PT Unilever Indonesia ... 64

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 68

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 69

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 70

Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan ... 71

Tabel 4.5 Frekuensi dan persentase responden tentang kesesuaina merek kecap bango dengan harapan ... 72

Tabel 4.6 Frekuensi dan persentase responden yang menaruh kepercayaan terhadap merek kecap bango ... 73

Tabel 4.7 Frekuensi dan persentase responden tentang kepuasan terhadap merek kecap bango ... 74

Tabel 4.8 Frekuensi dan persentase responden tentang kekecewaan terhadap merek kecap bango ... 75


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.9 Frekuensi dan persentase responden tentang merek kecap

bango sangat membantu dalam menyelesaikan masalah responden ... 76 Tabel 4.10 Frekuensi dan persentase responden tentang dapat atau tidak

merek kecap bango diandalkan dalam menyelesaikan masalah responden ... 78 Tabel 4.11 Frekuensi dan persentase responden tentang usaha merek

kecap bango memuaskan responden ... 79 Tabel 4.12 Frekuensi dan persentase responden tentang pihak kecap bango

cepat dan maksimal dalam menanggapi permasalahan responden ... 80 Tabel 4.13 Frekuensi dan persentase responden tentang responden akan

mempertimbangkan untuk loyal pada merek kecap bango ... 82 Tabel 4.14 Frekuensi dan persentase responden tentang responden jika

hanya dalam keadaan terdesak akan mempertimbangkan untuk membeli produk dengan merek lain ... 83 Tabel 4.15 Frekuensi dan persentase responden tentang responden jika

kecap bango tidak tersedia di toko maka akan mencari ketempat lain untuk membelinya ... 84 Tabel 4.16 Frekuensi dan persentase responden tentang responden yang

akan tetap memilih kecap bango walaupun produk lain menawarkan diskon ... 85 Tabel 4.17 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 87


(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.18 Uji variabel pearson correlations X1 ... 89

Tabel 4.19 Uji variabel pearson correlations X2 ... 89

Tabel 4.20 Uji variabel pearson correlations Y ... 91

Tabel 4.21 Cronbach’s alpha pada uji reliabilitas variabel X1 ... 92

Tabel 4.22 Uji reliabilitas subvariabel brand reliability ... 93

Tabel 4.23 Cronbach’s alpha pada uji reliabilitas variabel X2 ... 93

Tabel 4.24 Uji reliabilitas subvariabel brand intention ... 94

Tabel 4.25 ANOVA ... 95

Tabel 4.26 Hasil uji regresi berganda ... 95


(12)

xviii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Empat Komponen Dalam Bauran Pemasaran ... 16

Gambar 2.2 Hubungan antara brand trust dengan brand loyalty ... 36

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran ... 42

Gambar 2.4 Paradigma penelitian ... 49

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT Unilever ... 66


(13)

xix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Top Brand Indeks Kecapalam .…….. ...07


(14)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk yang memiliki berbagai macam kebutuhan dan keinginan juga tidak pernah puas jika hanya salah satu kebutuhannya terpenuhi, tetapi ia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan berikutnya. Setelah kebutuhan-kebutuhan dasar terpenuhi yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan maka manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan bersifat fisik.

Salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak pernah hilang adalah makanan. Semua orang pasti membutuhkan makanan karena sebagai sumber energi manusia. Karena manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan oleh Arnould, Price, dan Zinkhan (2002:44) bahwa konsumen sangatlah berbeda satu sama lain dalam aktivitas, minat, maupun pendapat ( AIO ).

Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri barang maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Semakin banyak dan beragam produk yang di tawarkan oleh perusahaan pada industri yang sama, akan menuntut perusahaan–perusahaan untuk terus menerus membuat produk berkualitas yang dapat meningkatkan manajemen merek. Dalam masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi semakin maju dan cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Melihat banyaknya produk yang ditawarkan maka konsumen akan mulai melihat mana yang memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah industri kecap sebagai penyedap rasa, merupakan peluang yang cukup besar dengan persaingan yang semakin tinggi. Berbagai merek kecap mencoba bersaing dalam


(15)

2 Universitas Kristen Maranatha pasar kecap. Para pemasar bersaing dalam membuat produk kecap, dan mempromosikannya sehingga konsumen dihadapkan pada beberapa jenis kecap dengan merek, harga serta kualitas yang berbeda.

Kecap merupakan salah satu produk industri pangan yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan ataupun sebagai salah satu bumbu masakan. Saat ini terdapat berbagai macam merek kecap di Indonesia dengan variasi rasanya. Hal ini menyebabkan persaingan yang terjadi di industri kecap manis semakin ketat dan masing-masing produsen menawarkan berbagai kelebihan dibandingkan kompetitornya. Industri kecap di Indonesia tidak hanya diramaikan oleh industri-industri besar namun juga oleh home industri atau industri rumah tangga yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia.

Bagi konsumen seperti ibu-ibu rumah tangga dan juru masak pada suatu restoran maupun warung tradisional, kecap merupakan bagian yang sangat penting dalam memberikan cita rasa pada makanan yang mereka buat. Begitu pula bagi para pedagang makanan dalam menjaga cita rasa makanan yang mereka jual untuk menjaga agar para pelanggannya merasa puas dan loyal terhadap produk makanan yang mereka jual. Bagi restoran ternama, cita rasa makanan yang mereka jual sangat dijaga. Karena itu para juru masak sangat berhati-hati dalam mengolah masakan dengan berbagai bumbu yang ada. Begitu juga dalam memilih kecap sebagai penyedap rasa pada makanan yang mereka buat. Hal ini dipandang sebagai peluang oleh para produsen kecap dengan menawarkan maupun memperkenalkan produk kecap mereka kepada para konsumennya. Segmen pasarnya cukup luas dan kebutuhan akan kecap sangat tinggi. Banyak perusahaan kecap yang bersaing dalam pasar kecap ini. Dibawah ini akan diperlihatkan beberapa produsen produk kecap yang banyak disebutkan secara spontan oleh konsumen.


(16)

3 Universitas Kristen Maranatha TABEL.1.1

PEMAIN UTAMA PRODUK KECAP DI INDONESIA

No Merek Perusahaan

1 Kecap ABC PT. Heinz ABC

2 Kecap Bango PT.Unilever

3 Kecap Nasional PD Sari Sedap Indonesia

4 Kecap Indofood PT Indofood Sukses Makmur Sumber: www.swa.co.id

Tabel 1.2

Daftar Harga kecap di Indonesia Tahun 2011

No Merek Ukuran Harga

ABC Per sachet 400

Per 10 sachet 4000

100ml /pouch 2000

140ml /botol 3600

275ml /btl 7300

620ml /btl 17800

Refil 600ml /pouch 11800

Bango 14ml /sachet 500

Refil 100ml/pouch 2000

225ml/pouch 2500

600ml/pouch 13500

620ml/botol 21000

Indofood 623ml/botol 12000

Sweet soy sauce 140ml/btl 3500


(17)

4 Universitas Kristen Maranatha Kelahiran kecap Bango berawal pada tahun 1928 sebagai merek lokal di daerah Jawa Barat dan Jakarta. Sejak pertama kali dirilis, merek ini terus berkembang dan semakin kuat di pasar kecap di kedua wilayah itu. Melihat potensi besar kecap ini, pada tahun 2001, PT Unilever Indonesia melamar Bango sebagai salah satu merek yang kemudian dikembangkan di bawah divisi makanan.

Sejak awal Bango yang merupakan kecap manis ini ditujukan untuk segmen ibu rumah tangga kelas AB berusia 25-45 tahun. Sementara itu, positioningnya sejak 2001 sampai sekarang tidak berubah yakni menempatkan Bango sebagai kecap berkualitas karena dibuat dari empat bahan alami pilihan: Kedelai hitam, gula kelapa, air, dan garam tanpa tambahan MSG, pengawet maupun pewarna. Kualitas produk terletak dari hulu sampai hilir. Artinya, dari mulai pembibitan, penanaman, pemilihan bahan mentah murni dari alam, proses produksi untuk menghasilkan produk jadi sampai ke tangan konsumen dengan sentuhan rasa kecap yang mantap.

Pemasaran produk kecap yang ada di Indonesia telah berlangsung lama, mengingat industri ini sarat akan pemain, sehingga pangsa pasar dari kategori produk kecap ini masih saling berebut untuk mendapatkan pasar yang lebih luas oleh para pemasar produk kecap. Persaingan kecap mengalami tingkat persaingan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada bulan Agustus 2007 PT Unilever telah membeli sisa saham kecap Bango dari PT Anugerah Pelangi sehingga 100% saham kecap Bango menjadi miliki PT Unilever. Segala bentuk pemasaran kecap Bango mejadi kebijakan PT Unilever sepenuhnya. Kemampuan PT Unilever dalam melakukan bauran pemasaran produk-produknya selama ini sangat baik, ini dapat dilihat dari berbagai penghargaan yang telah dilakukan PT Unilever selama beberapa tahun belakangan ini. Diantaranya adalah meraih penghargaan Packaging Consumer Branding Award 2005, Anugerah Business Review 2007 dalam berbagai kategori (Korporasi


(18)

5 Universitas Kristen Maranatha terbaik, Keuangan terbaik, Inovasi dan pemasaran terbaik, dan lain-lain), The Most Powerful Distribution 2007, dan PR Program & PR People of the Year 2007.

Dapat diperkirakan Kecap Bango akan memberikan persaingan yang sangat tinggi terhadap pesaing-pesaingnya. Berikut adalah perkembangan penguasaan pangsa pasar produk kecap pada tahun 2006-2007

TABEL 1.3

MARKET SHARE KECAP DI INDONESIA

Sumber : www.ciptapangan.com dan Swa.co.id Majalah

Berdasarkan Tabel 1.3, dapat dilihat bahwa market share produk kecap di Indonesia masih dikuasai oleh Kecap ABC dengan perolehan persentase sebesar 40% untuk tahun 2006 dan 33% untuk tahun 2007. Terjadinya penurunan pada Kecap ABC dikarenakan konsumen sudah menyadari akan merek kecap lain yaitu merek Kecap Bango dan konsumen pun sudah pintar memilih suatu produk sehingga harga bukan menjadi masalah utama lagi dalam memutuskan pembelian kecap. Kecap Bango memperoleh pangsa pasar sebesar 23% pada tahun 2006 dan 32% pada tahun 2007, hal ini dikarenakan Kecap Bango menggunakan komunikasi pemasaran yang efektif untuk mendukung peningkatan pangsa pasar mereka. Oleh karena itu tak mengherankan jika Kecap Bango lebih mahal 30% dari Kecap ABC dikarenakan Kecap Bango menginginkan kualitas rasa yang tetap terjaga.

No Merek 2006 2007

1 Kecap ABC 40% 33%

2 Kecap Bango 23% 32% 3 Kecap Nasional 30% 27% 4 Kecap Indofood ) 5% 8%


(19)

6 Universitas Kristen Maranatha Walaupun kecap ABC hingga kini tetap memimpin pasar, tapi posisinya semakin didekati oleh kecap Bango. Kondisi itu terlihat jelas dalam tabel market share tahun 2006 sampai tahun 2007, kecap ABC dalam lima tahun terakhir cenderung menurun, sebaliknya kecap Bango terus menanjak. Setelah bertahun-tahun angka brand indeks kecap Bango bergerak naik dan mendekati kecap ABC, tahun ini posisi kecap Bango sudah berada di atas kecap ABC.

Tabel 1.4

Brand Value Kecap di Indonesia

Merek 2008 2009 2010

Kecap ABC 43,8% 73,3% 65,1%

Kecap Bango 47,4% 76,9% 68,4%

Kecap Nasional * 57,2% 40,3%

Kecap Indofood 2,2% 60% 40,6%

Sumber: SWA 15/XXVI/15 – 28 JULI 2010

Menurut tabel 1.4 di atas, pada tahun 2008 Brand Value kecap ABC masih pada posisi 43,8%. pada tahun 2009 brand value kecap ABC mengalami kenaikan hingga mencapai angka 73,3%. Namun berbeda dengan tahun 2010, kecap ABC justru mengalami penurunan yang cukup drastis menjadi 65,1%. Berdasarkan data diatas, maka penelitian ini dilakukan di Bandung karena merupakan salah satu wilayah yang banyak terdapat pusat bisnis dan perbelanjaan yang memungkinkan terjadinya transaksi perdagangan.


(20)

7 Universitas Kristen Maranatha Top Brand Indeks Kecap

Grafik 1 Top Brand Indeks Kecap

Sumber: Hasil Top Brand Indeks (TBI) ini diluncurkan oleh Majalah Maketing dan Frontier Consulting Group.

Tabel diatas menunjukan adanya tren penurunan Top Brand Indeks kecap ABC secara terus menerus. Pada tahun 2004 kecap ABC masih berada pada posisi 61,1% sebagai kecap nomer satu, namun mulai tahun 2006 kecap ABC mengalami penurunan menjadi 55,2% dan terus menurun hingga pada tahun 2010 kecap ABC hanya berada pada posisi 39,8%. Itu menjadikan kecap ABC hanya mampu menempati posisi kecap nomer dua. Penurunan Top Brand Indeks kecap ABC menandai adanya tingkat Perpindahan Merek yang tinggi. Sementara kecap Bango dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tim marketing kecap Cap Bango mungkin sukses dengan kinerja merek mereka. Setelah bertahun-tahun angka brand indeks kecap Bango bergerak naik dan mendekati kecap ABC, tahun ini posisi kecap Bango sudah berada di atas kecap ABC.

Namun, upaya membangun brand personality yang kuat bukanlah perkara mudah. Dalam hal ini, Unilever memulai dari brand personality yang sudah ada, lalu melakukan analisis dengan melihat kompetisi dan visi Bango dalam jangka panjang. Perlahan tapi pasti, Unilever memperlebar cakupan distribusi kecap Bango secara nasional.


(21)

8 Universitas Kristen Maranatha Seiring dengan itu, komunikasi melalui jalur above the line dan below the line (BTL) pun ditempuh. Salah satu kegiatan BTL yang cukup akrab, semarak, sekaligus dekat dengan masyarakat adalah Festival Jajanan Bango. Festival tahunan ini digelar sebagai andil pelestarian makanan tradisional yang semakin tergencet oleh makanan mal dan pabrikan. Karena tradisi kuliner tidak bisa dipisahkan dari budaya, acara ini memadukan jajanan dengan kesenian tradisional. Di televisi, acara serupa tertuang dalam program Bango Cita Rasa Nusantara.

Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan adalah mempertahankan pelanggan yang ada, terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan-pelanggan meninggalkan perusahaan dan beralih ke perusahaan lain. Perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan.

Loyalitas pelanggan terhadap produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat kentat. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Disamping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.

Persoalan merek menjadi salah satu upaya yang harus dipantau secara terus menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi-sisi emosional konsumen. Merek juga bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang bukan sekedar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.

Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu. Merek juga mensinyalkan sesuatu ( brand signaling ). Merek akan mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan kharisma.


(22)

9 Universitas Kristen Maranatha Agar memiliki kharisma merek harus mempunyai aura, konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke waktu, selain itu tentunya harus mempunyai kredibilitas.

Pengertian merek menurut Kevin Lane Keller (2008:2) :”Brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods and service of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competition“.

Agar tampil menjadi yang terbaik, suatu merek harus terlihat seksi dipasar sehingga mampu membuat konsumen tertarik untuk membelinya. Agar menarik merek tersebut harus memiliki customer value jauh diatas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut.

Sebagai salah satu produsen kecap di Indonesia, tentunya Bango tidak menghendaki pelangganya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk menjadi salah satu yang terabaik harus menjadi komitmen organisasi agar para pengguna kecap tetap setia untuk mengkonsumsi kecap Bango. Kesetiaan pelanggan tidak dapat diraih begitu saja, tetapi memerlukan proses panjang untuk meyakinkan bahwa bango merupakan kecap terbaik

Loyalitas merek menunjukan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Membangun kepercayaan konsumen sudah dilakukan oleh Bango dengan cara mengunakan bahan-bahan terbaik dan berkualitas untuk mengahasilkan kecap terbaik. Bango membangun aliansi dengan merek terkenal yaitu unilever untuk memperkuat pasar.

Trust dipandang dalam sebagai dasar dalam hubungan dengan konsumen dan trust merupakan atribut terpenting yang dimiliki oleh merek. Trust merupakan faktor fundamental yang dapat mengembangkan loyalitas konsumen.

Atas dasar itulah maka penulis tertarik untuk membahas dalam penelitian, bagaimana pengaruh brand trust terhadapa brand loyalty pada konsumen kecap Bango di Bandung


(23)

10 Universitas Kristen Maranatha dengan judul : “ PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALTY

(STUDI KASUS PADA KECAP BANGO DI BANDUNG)”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarka latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaiman pandangan masyarakat mengenai brand reliability kecap Bango

2. Bagaimana pandangan masyarakat mengenai brand intention kecap Bango

3. Bagaimana pandangan masyarakat mengenai brand loyalty kecap Bango

4. Berapa besar pengaruh brand trus terhadap brand loyalty merek kecap Bango

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterprestasikan pengaruh brand trust terhadap brand loyalty sebagai bahan yang diperlukan dalam menyusun skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana pada program studi Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi adalah:

1. Mengetahui pandangan masyarakat mengenai brand reliability kecap Bango

2. Mengetahui pandangan masyarakat mengenai brand intention kecap Bango

3. Mengetahui pandangan masyarakat mengenai brand loyalty kecap Bango

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh brand trus terhadap brand loyalty merek kecap Bango

1.4Manfaat Penelitian

Dari tujuan diatas, hasil penelitian ini akan memberikan informasi tentang pengaruh brand trust terhadapa brand loyalty pada konsumen kecap Bango di Bandung.


(24)

11 Universitas Kristen Maranatha Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan penulis dan sebagai sarana untuk membandingkan ilmu dan praktek yang sebenarnya dengan teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah.

2. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut.

3. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang pemikiran yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah yang dihadapi.


(25)

100 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai “Pengaruh brand trust terhadap brand loyalty (studi kasus pada kecap Bango di Bandung)”, maka peneliti dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah peneliti jelaskan dalam bab sebelumnya. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Brand Reliability merek kecap Bango menurut pandangan masyarakat terlihat

dari jawaban indikator pertanyaan kuesioner sebagai berikut:

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan pertama pada kuesioner tentang kesesuaian merek kecap Bango dengan harapan responden, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 89 orang responden atau sebanyak 74.2%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan kedua pada kuesioner tentang responden yang menaruh kepercayaan terhadap merek kecap Bango, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 80 orang responden atau sebanyak 66.7%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan ketiga pada kuesioner tentang jaminan kepuasan merek kecap Bango, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 52 orang responden atau 43.3%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan keempat pada kuesioner tentang kekecewaan responden terhadap merek kecap Bango,


(26)

101 Universitas Kristen Maranatha memiliki jawaban terbanyak yaitu dua jawaban dengan jumlah responden atau hasil persentase yang sama yaitu 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab setuju, dan sebanyak 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab sangat setuju.

2. Brand Intention merek kecap Bango menurut pandangan masyarakat terlihat

dari jawaban indikator pertanyaan kuesioner sebagai berikut:

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan pertama pada kuesioner tentang merek kecap Bango sangat membantu responden dalam menyelesaikan masalah, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 62 orang responden atau 51.7%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan kedua pada kuesioner tentang dapat atau tidak merek kecap Bango diandalkan dalam menyelesaikan masalah, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 60 orang responden atau 50%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan ketiga pada kuesioner tentang usaha kecap Bango memuaskan responden yaitu tidak ada yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut, jawaban terbanyak sebesar 55 orang responden atau sebesar 45.8% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan keempat pada kuesioner tentang tentang pihak kecap Bango cepat dan maksimal dalam menanggapi permasalahan responden, memiliki jawaban terbanyak yaitu dua jawaban dengan jumlah responden atau hasil persentase yang sama yaitu 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab setuju, dan sebanyak 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab sangat setuju.


(27)

102 Universitas Kristen Maranatha

3. Brand Loyalty terhadap kecap merek Bango menurut pandangan masyarakat

terlihat dari jawaban indikator pertanyaan kuesioner sebagai berikut:

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan pertama pada kuesioner tentang responden akan mempertimbangkan untuk loyal pada kecap Bango, yaitu dengan jawaban terbanyak sebesar 77 orang responden atau sebesar 64.2% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan kedua pada kuesioner tentang responden jika hanya dalam keadaan terdesak akan mempertimbangkan untuk membeli produk dengan merek lain, yaitu dengan jawaban responden terbanyak sebesar 61 orang responden atau sebesar 50.8% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan ketiga pada kuesioner tentang responden jika kecap Bango tidak tersedia di toko maka akan mencari ke tempat lain untu membelinya, yaitu dengan jawaban terbanyak sebesar 56 orang responden atau sebesar 46.7% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan keempat pada kuesioner tentang responden yang tetap memilih kecap Bango walaupun merek lain menawarkan diskon, yaitu dengan jawaban terbanyak sebesar 68 orang responden atau sebesar 56.7% menjawab setuju.

4. Pengaruh antara brand trust terhadap brand loyalty sebesar 70.1% dan sisanya 29.9% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak Unilever yaitu seperti


(28)

103 Universitas Kristen Maranatha yang peneliti perkirakann faktor lain yang mempengaruhi pembelian kecap bango antara lain :

1. Harga kecap Bango lebih mahal dibandingkan merek kecap lain, ini disebabkan karena bahan yang digunakan merupakan bahan yang bermutu tinggi dan berkualitas. Namus sebaiknya Bango menurunkan harganya namun tetap memiliki kualitas yang sama agar merek kecap Bango semakin dikenal masyarakat dan terjangkau untuk semua kalangan.

2. Karena negara Indonesia berbeda budaya dan mempunyai selera rasa yang berbeda-beda di tiap daerah sebaiknya Bango membuat produk baru yang bervariasi dengan rasa yang berbeda. Hal ini dilakukan agar kecap Bango dapat memuaskan setiap konsumennya dan menghindari kekecewaan konsumen.

3. Guna menciptakan minat beli dan kepuasan pelanggan selain mengajakan pameran jajanan Indonesia di berbagai tiap daerah sebaiknya Bango juga memberikan resep-resep masakan untuk pembelian kecap.


(29)

104 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, (2009). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Delgado-Ballester, Elena, Munuera-Aleman, Jose Louise & Yague-Guillen, Maria Jesus. 2004. “Development and Validation of A Brand Trust Scale”, International Journal of Market Research”, vol. 45/1, p.35-53

Ghozali, Imam. Cetakan IV April 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kotler, Philip., Keller, L. Kevin, (2011). Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi Empat belas. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip., Keller, L. Kevin, (2009). Marketing Managemen 13th edition. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip., Keller, L. Kevin dialihbahasakan Bob Sabran, (2009). Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi ketiga belas. Jakarta: Erlangga.

Kevin Lane Keller (2008) strategic Brand Management 13th

Kotler, Philip, (2005). Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi kesebelas. Jakarta: PT Indeks. Kotler, Philip., Amstrong, Garry, (2006). Principles Of Marketing 11th Edition Person

International Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Nur Cahyo Widodo (2009) , jurnal Analisis Pengaruh Kepercayaan Atas Merek Pada Ekuitas Merek

Prof. Dr. Jogiyanto (2007). Metodelogi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE-Yogyakarta

Simamora, Bilson, (2007). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sekaran, Uma, (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Suliyanto, SE, M.si (2003). Metode Riset Bisnis. C.V Andi Yogyakarta

Sugiyono, (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Website

www.unilever.co.id www.swa.co.id


(1)

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan penulis dan sebagai sarana untuk membandingkan ilmu dan praktek yang sebenarnya dengan teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah.

2. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut.

3. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang pemikiran yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah yang dihadapi.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh brand trust terhadap brand loyalty (studi kasus pada kecap Bango di Bandung)”, maka peneliti dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah peneliti jelaskan dalam bab sebelumnya. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Brand Reliability merek kecap Bango menurut pandangan masyarakat terlihat dari jawaban indikator pertanyaan kuesioner sebagai berikut:

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan pertama pada kuesioner tentang kesesuaian merek kecap Bango dengan harapan responden, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 89 orang responden atau sebanyak 74.2%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan kedua pada kuesioner tentang responden yang menaruh kepercayaan terhadap merek kecap Bango, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 80 orang responden atau sebanyak 66.7%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan ketiga pada kuesioner tentang jaminan kepuasan merek kecap Bango, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 52 orang responden atau 43.3%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan keempat pada kuesioner tentang kekecewaan responden terhadap merek kecap Bango,


(3)

memiliki jawaban terbanyak yaitu dua jawaban dengan jumlah responden atau hasil persentase yang sama yaitu 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab setuju, dan sebanyak 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab sangat setuju.

2. Brand Intention merek kecap Bango menurut pandangan masyarakat terlihat dari jawaban indikator pertanyaan kuesioner sebagai berikut:

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan pertama pada kuesioner tentang merek kecap Bango sangat membantu responden dalam menyelesaikan masalah, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 62 orang responden atau 51.7%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan kedua pada kuesioner tentang dapat atau tidak merek kecap Bango diandalkan dalam menyelesaikan masalah, memiliki jawaban terbanyak yaitu setuju dengan 60 orang responden atau 50%.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan ketiga pada kuesioner tentang usaha kecap Bango memuaskan responden yaitu tidak ada yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut, jawaban terbanyak sebesar 55 orang responden atau sebesar 45.8% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab indikator pertanyaan keempat pada kuesioner tentang tentang pihak kecap Bango cepat dan maksimal dalam menanggapi permasalahan responden, memiliki jawaban terbanyak yaitu dua jawaban dengan jumlah responden atau hasil persentase yang sama yaitu 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab setuju, dan sebanyak 41 orang responden atau sebesar 34.2% menjawab sangat setuju.


(4)

3. Brand Loyalty terhadap kecap merek Bango menurut pandangan masyarakat terlihat dari jawaban indikator pertanyaan kuesioner sebagai berikut:

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan pertama pada kuesioner tentang responden akan mempertimbangkan untuk loyal pada kecap Bango, yaitu dengan jawaban terbanyak sebesar 77 orang responden atau sebesar 64.2% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan kedua pada kuesioner tentang responden jika hanya dalam keadaan terdesak akan mempertimbangkan untuk membeli produk dengan merek lain, yaitu dengan jawaban responden terbanyak sebesar 61 orang responden atau sebesar 50.8% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan ketiga pada kuesioner tentang responden jika kecap Bango tidak tersedia di toko maka akan mencari ke tempat lain untu membelinya, yaitu dengan jawaban terbanyak sebesar 56 orang responden atau sebesar 46.7% menjawab setuju.

 Penilaian responden dalam menjawab pertanyaan keempat pada kuesioner tentang responden yang tetap memilih kecap Bango walaupun merek lain menawarkan diskon, yaitu dengan jawaban terbanyak sebesar 68 orang responden atau sebesar 56.7% menjawab setuju.

4. Pengaruh antara brand trust terhadap brand loyalty sebesar 70.1% dan sisanya 29.9% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak Unilever yaitu seperti


(5)

yang peneliti perkirakann faktor lain yang mempengaruhi pembelian kecap bango antara lain :

1. Harga kecap Bango lebih mahal dibandingkan merek kecap lain, ini disebabkan karena bahan yang digunakan merupakan bahan yang bermutu tinggi dan berkualitas. Namus sebaiknya Bango menurunkan harganya namun tetap memiliki kualitas yang sama agar merek kecap Bango semakin dikenal masyarakat dan terjangkau untuk semua kalangan.

2. Karena negara Indonesia berbeda budaya dan mempunyai selera rasa yang berbeda-beda di tiap daerah sebaiknya Bango membuat produk baru yang bervariasi dengan rasa yang berbeda. Hal ini dilakukan agar kecap Bango dapat memuaskan setiap konsumennya dan menghindari kekecewaan konsumen.

3. Guna menciptakan minat beli dan kepuasan pelanggan selain mengajakan pameran jajanan Indonesia di berbagai tiap daerah sebaiknya Bango juga memberikan resep-resep masakan untuk pembelian kecap.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, (2009). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Delgado-Ballester, Elena, Munuera-Aleman, Jose Louise & Yague-Guillen, Maria Jesus. 2004. “Development and Validation of A Brand Trust Scale”, International Journal of Market Research”, vol. 45/1, p.35-53

Ghozali, Imam. Cetakan IV April 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program

SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kotler, Philip., Keller, L. Kevin, (2011). Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi Empat belas. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip., Keller, L. Kevin, (2009). Marketing Managemen 13th edition. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip., Keller, L. Kevin dialihbahasakan Bob Sabran, (2009). Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi ketiga belas. Jakarta: Erlangga.

Kevin Lane Keller (2008) strategic Brand Management 13th

Kotler, Philip, (2005). Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi kesebelas. Jakarta: PT Indeks. Kotler, Philip., Amstrong, Garry, (2006). Principles Of Marketing 11th Edition Person

International Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Nur Cahyo Widodo (2009) , jurnal Analisis Pengaruh Kepercayaan Atas Merek Pada Ekuitas

Merek

Prof. Dr. Jogiyanto (2007). Metodelogi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. BPFE-Yogyakarta

Simamora, Bilson, (2007). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sekaran, Uma, (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Suliyanto, SE, M.si (2003). Metode Riset Bisnis. C.V Andi Yogyakarta

Sugiyono, (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Website

www.unilever.co.id