HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN PROSES DASAR PENGELASAN KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 5 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

(2)

(3)

ABSTRAK

KHAIRUL INDRA. NIM : 508321015. Hubungan Minat Belajar dan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan Kelas XI Teknik Pemesinan Smk Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Negri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Kemudian untuk mengetahui tingkat kecenderungan minat belajar, disiplin belajar, dan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif korelasional.

Populasi penelitian ini adalah 72 orang siswa kelas XI Teknik Pemesinan. Jumlah sampel ditentukan dengan berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan, yaitu sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan proporsional random sampling. Data variabel minat belajar dan disiplin belajar dijaring dengan menggunakan angket sedangkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan diambil melalui dokumentasi nilai ujian formatif. Hasil uji coba angket minat belajar dari 30 butir angket yang tidak valid adalah 3 butir jadi untuk menjaring data penelitian digunakan 27 butir angket dengan reliabilitas 0,774 yang termasuk pada kategori tinggi. Begitu juga dengan disiplin belajar dari 30 butir angket yang tidak valid adalah 4 butir jadi untuk menjaring data penelitian digunakan 26 butir angket dengan reliabilitas 0,620 yang termasuk kedalam kategori tinggi juga.

Hasil analisis korelasi antara variabel menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dengan koefisien korelasi rx1y sebesar 0,332. Begitu juga dengan korelasi

antara variabel disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan menunjukkan korelasi yang berarti dengan koefisien korelasi rx2y sebesar

0,288 dimana pada taraf signifikansi 5% untuk jumlah responden sebanyak 60 orang, rtabel =

0,254.

Hasil uji hipotesis korelasi parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara variabel minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan ry1,2 sebesar 0,278, dimana harga thitung = 2,361 dan ttabel

1, 671 pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara variabel disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan ry2,1 sebesar 0,258, dimana harga thitung = 2,684 dan ttabel

= 1,671 pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan berarti antara minat belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dengan koefisien korelasi R sebesar 0,392 sementara itu diperoleh koefisien korelasi determinasi R2 sebesar 0,154 yang berarti bahwa 15,4% hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dapat dipengaruhi oleh minat belajar dan disiplin belajar


(4)

ABSTRACT

KHAIRUL INDRA, NIM: 508321015 Relations Discipline Interests Learning and Learning With Learning Outcomes At the Basic Competence Explaining Basic Welding Processes Machining Techniques Class XI SMK Negeri 5 Field Academic Year 2012-2013. Faculty of Engineering, State University of Medan. 2014.

This study aims to determine the relationship of learning and discipline to learn the basic competency learning outcomes describe the basic process of welding either individually or jointly. Then to determine the level of interest in learning tendencies, learn discipline, and learning basic competency describes the basic process of welding. This research method is descriptive correlational.

`The population was 72 students of class XI Machining Techniques. The number of samples is determined by a table based Krejcie and Morgan, as many as 60 people. The sampling technique is by proportional random sampling. Data variable interest in learning and learning discipline captured by using a questionnaire, while the results of basic learning competencies describe the basic process of welding is taken through the documentation value of formative evaluation. The trial results of questionnaires interest in learning from the 30 items questionnaire is invalid 3 eggs so to capture research data used 27 point questionnaire with reliability 0.774 which is included in the high category. So also with the discipline learned from the 30 items questionnaire is invalid 4 items so to capture research data used 26 item questionnaire with a reliability of 0.620 which is included into the category of too high.

The results of the analysis of the correlation between variables demonstrated an association between a positive and significant interest in learning the basic competency learning outcomes describe the basic process of welding with a correlation coefficient of 0.332 rx1y. So is the correlation between the variables studied discipline with basic competency learning outcomes describe the basic process of welding showed significant correlation with a correlation coefficient of 0.288 rx2y where the 5% significance level for the number of respondents were 60 people, rtabel = 0.254.

Partial correlation hypothesis test results indicate that there is a positive and significant relationship between the variables of interest in learning the basic competency learning outcomes describe the basic process of welding ry1 , 2 at 0.278 , where the price of t = 2.361 and t table 1 , 671 at the 5 % significance level . Hypothesis test results indicate that there is a positive and significant relationship between the variables studied discipline with basic competency learning outcomes describe the basic process of welding ry2 , 1 at 0.258 , where the price of t = 2.684 and the table = 1.671 at significance level of 5 % . Regression analysis showed that there is a positive and meaningful relationship between learning and studying disciplines together with the results of basic learning competencies describe the basic process of welding with a correlation coefficient R of 0.392 while the correlation coefficient of determination R2 of 0.154 which means that 15.4 % yield learning basic competency describes the basic welding processes can be influenced by learning and disciplined learning


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul Hubungan Minat Belajar dan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar pengelasan kelas XI Teknik

Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam penulisan

proposal skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd. Dekan Fakultas Teknik UNIMED

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno M.Pd. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNIMED.

3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin. 4. Bapak Drs. Pudin Saragih, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Teknik Mesin. 5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT selaku Ka. Prodi Jurusan Teknik Mesin 6. Bapak Drs. Yuniarto, M. M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis dalam menyusun Proposal Skripsi ini sejak awal sampai dengan selesainya penulisan Proposal skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan yang telah membimbing saya selama mengikuti aktivitas perkuliahan di Universitas Negeri Medan.


(6)

iii

8. Bapak Drs. Ramli Hasibuan, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Negri 5 Medan.

9. Kedua Orang tua tercinta Ayahanda Khairuddin dan Ibunda Rosnawati dan Kakak, yang selalu mendukung penulis dalam perkuliahan baik doa, semangat dan materi.

10.Teman saya Muhammad Zulkhairi, S.Pd yang banyak telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman mahasiswa khususnya stambuk 08 Extensi dan Reguler, antara lain : M. Rael Sahadi S.Pd, Mhd. Furqon, Ardiansyah Nst. S.Pd, Aisyah Ritonga S.Pd, Darwin Sinaga S.Pd, Buala Jefriana, Febrian Wahyudianto, dan yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 12.Teman-teman Geng Gembel’s antara lain : Taufiq, Munawir, Namira, Ella,

sofri, dan ical.

13.Teman-teman seperjuangan HMI Komisariat FT Universitas Negeri Medan, antara lain : Panji Agung, Sahat Tua, Joni S., Akbar Zulman, Fajar Siddiq, Siti Ulgari, Yulita Sari Koto, dan lain-lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Demikianlah ucapan terima kasih penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya. Penulis menyadari bahwa Proposal skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan proposal skripsi ini. Penulis selalu berharap semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2014

Khairul Indra NIM. 508321015


(7)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C.Pembatasan Masalah ... 9

D.Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A.Kajian Teoretis ... 11

1. Hakekat Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 11

2. Hakekat Minat Belajar ... 16

3. Hakekat Disiplin Belajar ... 19

B. Kerangka Berpikir ... 25

1. Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan. ... 25

2. Hubungan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 26

3. Hubungan Antara Minat Belajar dan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Pengelasan .. 27


(8)

v BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel Penelitian ... 30

C.Metode Penelitian... 32

D.Defenisi Operasional ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Instrumen Pengumpulan data ... 34

G.Uji Coba Instrumen Penelitian ... 36

H.Teknik Analisis Data ... 40

I. Uji Persyaratan Analisis ... 41

J. Pengujian Hipotesis ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Penelitian ... 45

1. Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) ... 45

2. Minat Belajar (X1) ... 46

3. Disiplin Belajar (X2) ... 47

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 48

1. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) ... 48

2. Tingkat Kecenderungan Variabel Minat Belajar (X1) ... 49

3. Tingkat Kecenderungan Variabel Disiplin Belajar (X2) ... 49

C.Uji Persyaratan Analisis ... 50

1. Uji Normalitas ... 50

2. Uji Linieritas dan Uji Keberartian... 51

D.Pengujian Hipotesis Penelitian ... 53

1. Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 54

2. Hubungan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 54


(9)

vi

3. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial Antara Variabel ... 54 4. Hubungan Minat Belajar dan Disiplin Belajar

Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses

Dasar Pengelasan ... 56 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 61 B. Implikasi ... 62 C.Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA


(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Paradigma Penelitian ... 32

Gambar 2 : Histogram Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 46

Gambar 3 : Histogram Minat Belajar ... 47

Gambar 4 : Histogram Disiplin Belajar ... 48


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Siswa Tiap Kelas ... 29 Tabel 2 : Kisi-Kisi Angket Minat Belajar ... 35 Tabel 3 : Kisi-Kisi Angket Disiplin Belajar ... 36 Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan

Proses Dasar Pengelasan ... 45 Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Angket Minat Belajar ... 46 Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Angket Disiplin Belajar ... 47 Tabel 7 : Tingkat Kecenderungan Variabel Hasil Belajar Kompetensi Dasar

Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) ... 48 Tabel 8 : Tingkat Kecenderungan Variabel Minat Belajar (X1) ... 49

Tabel 9 : Tingkat Kecenderungan Disiplin Belajar (X2) ... 50

Tabel 10 : Ringkasan Analisis Perhitungan Normalitas Setiap Data Variabel Penelitian ... 51 Tabel 11 : Ringkasan ANAVA Untuk Persamaan Y atas X1... 52

Tabel 12 : Ringkasan ANAVA Untuk Y atas X2 ... 53

Tabel 13 : Ringkasan Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment Antara Variabel Penelitian ... 54 Tabel 14 : Ringkasan Analisis Korelasi Parsial ... 55 Tabel 15 : Ringkasan Analisis Regresi ... 56


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Minat Belajar Siswa ... 67

Lampiran 2. Angket Disiplin Belajar ... 70

Lampiran 3. Perhitungan Validitas Angket Minat Belajar (X1) ... 74

Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Belajar (X1) ... 77

Lampiran 5. Perhitungan Validitas Angket Disiplin Belajar (X2) ... 79

Lampiran 6. Perhitungan Reliabilitas Angket Disiplin Belajar (X2) ... 82

Lampiran 7. Data Hasil Penelitian Minat Belajar (X1) dan Disiplin Belajar (X2) Serta Data Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) ... 84

Lampiran 8. Perhitungan Nilai Rata-rata, Standard Deviasi, dan Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian ... 86

Lampiran 9. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 91

Lampiran 10. Uji Normalitas Data Masing-masing Variabel Penelitian ... 94

Lampiran 11. Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Dari Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) atas Minat Belajar (X1) ... 97

Lampiran 12. Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Dari Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) atas Disiplin Belajar (X2) ... 104

Lampiran 13. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 111

Lampiran 14. Perhitungan Korelasi Parsial dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial ... 114

Lampiran 15. Perhitungan Persamaan Regresi Ganda, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 116

Lampiran 16. Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda ... 119


(13)

x

Lampiran 17. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-masing Variabel Prediktor (X) Terhadap Variabel

Prediksi (Y) ... 120 Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian ... 121


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka untuk mensukseskan pembangunan yang senantiasa mengalami perubahan, sejalan dengan tuntutan kebutuhan industri. Oleh karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang berkembang pada masyarakat. Untuk mensukseskan pembangunan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan untuk menguasai Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup tinggi serta dibarengi dengan keterampilan. Pendidikan dan ketenagakerjaan mempunyai hubungan yang erat. Pendidikan yang baik akan meningkatkan kualitas pengembangan sumber daya manusia yang mencakup semua usaha yang dilakukan, serta mempersiapkan seseorang menjadi manusia seutuhnya yang mampu berpikir logis dan rasional.

Lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas dengan cara mempersiapkan lulusan yang mengikuti laju dan mempersiapkan lulusan yang mampu mengikuti dan mengisi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan:


(15)

2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, maka sekolah menengah kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal, bertanggung jawab mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Sekolah menengah Kejuruan sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional), merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja sama dalam bidang pendidikan. Tujuan tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan yaitu setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia sesuai dengan rumusan, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Tujuan pendidikan umum dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang – undang. Tujuan pendidikan nasional merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Tujuan khusus/institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat


(16)

3

menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.

Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMK diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan di sekolah maupun di luar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari. Agar para lulusan dapat memiliki kualifikasi sesuai dengan tujuan SMK di atas, maka siswa harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan yang tertuang dalam berbagai materi pembelajaran pada mata diklat yang dipelajari sesuai kurikulum yang berlaku.

Kurikulum adalah perangkat mata diklat dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.


(17)

4

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Salah satu fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP Spektrum adalah Pembaharuan dari kurikulum KTSP Sebelumnya karena dinilai sudah tidak sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan dunia kerja. Yaitu lebih dispesifikasikan lagi mengenai Bidang Studi Keahlian, Program Studi Keahlian, dan Kompetensi Keahlian. Yang dilengkapi Deskripsi setiap Kompetensi Keahlian. Kurikulum spektrum merupakan kurikulum terbaru untuk menggantikan kurikulum KTSP, yang diterapkan mulai tahun ajaran 2008/2009.

Struktur dalam spektrum program pendidikan pada SMK dikelompokkan sebagai berikut:


(18)

5

1. Bidang Studi Keahlian

Bidang Studi Keahlian terdiri atas : Teknologi dan Rekayasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesehatan, Seni, Kerajinan dan Pariwisata, Agrabisnis dan Agroteknologi, Bisnis dan Manajemen.

2. Program Studi Keahlian

Program Studi Keahlian adalah jurusan atau pencabangan dari suatu bidang keahlian, dalam KTSP disebut bidang keahlian.

3. Kompetensi Keahlian/Jurusan

Kompetensi Keahlian/Jurusan adalah spesialisasi dari suatu program keahlian, dalm KTSP disebut dengan program keahlian. Kompetensi keahlian inilah yang sebelumnya sering kita jumpai di SMK. Kalau dulu ketua jurusan mendapat panggilan kepala program keahlian sekarang menjadi kepala kompetensi keahlian.

Menurut Kurikulum Spektrum, SMK Negeri 5 Medan termasuk dalam kelompok bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa yang memiliki salah satu program studi keahlian Teknik Mesin serta memiliki kompetensi keahlian yang salah satunya adalah Teknik Pemesinan.

Adapun mata diklat di SMK Negeri 5 Medan umumnya dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu: mata diklat normatif, mata diklat adaptif, dan mata diklat produktif. Mata diklat adaptif merupakan pendukung untuk mata diklat produktif. Dan diantara mata diklat Produktif terdapat mata diklat Dasar Kompetensi Kejuruan untuk kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 yang terdiri dari Standar Kompetensi Memahami Proses Dasar Teknik Mesin. Kemudian untuk menilai ketuntasan belajar pada standar


(19)

6

kompetensi tersebut dilihat dari kumpulan nilai tiap-tiap kompetensi dasar yang diturunkan dari standar kompetensi menurut kurikulum spektrum yang berlaku.

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan penulis di SMK Negeri 5 Medan, penulis mendapatkan bahwa hasil belajar mata diklat Dasar Kompetensi Kejuruan pada standar kompetensi Memahami Proses Dasar Teknik Mesin masih tergolong rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang penulis dapatkan berdasarkan Daftar Kumpulan Nilai Siswa ( DKNS ) selama 1 Tahun Ajaran sebelumnya yaitu 2011/2012.

Persentase keseluruhan nilai ketuntasan dan nilai yang tidak tuntas dari Tahun Ajaran 2011/2012 yaitu : Nilai yang mencapai ketuntasan belajar pada kelas II TMP 1 sebesar 42,5 % atau sebanyak 15 orang dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 36 orang. Nilai yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada kelas II TMP 2 sebesar 50% atau sebanyak 18 orang dari jumlah siswa sebanyak 36 orang. Dari pemaparan data di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kurang memuaskan karena nilai yang diperoleh masih di bawah rata - rata nilai standard ketuntasan belajar minimal yang telah ditentukan yakni 70. Menurut sistem penilaian dalam kurikulum spektrum, nilai akhir yang diambil adalah nilai kompetensi dasar yang paling terendah. Pada kenyataannya nilai terendah terdapat pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan tergolong masih rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa factor yang diantaranya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang sering disebut factor internal dan juga yang berasal dari luar diri siswa yang juga sering disebut factor


(20)

7

eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa tersebut adalah kemampuan, tanggungjawab, minat belajar, motivasi, kemandirian serta kedisiplinan belajar. Minat belajar siswa memiliki peranan penting dalam pemberian semangat, gairah dan rasa senang dalam belajar. Minat belajar siswa kurang pada saat guru memberikan mata pelajaran teori, tetapi siswa lebih berminat pada saat melaksanakan praktek pengelasan. Namun dalam penilaian kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan di SMK Negeri 5 Medan diambil dari nilai teori dan praktek. Sehingga hasil pengelasan siswa SMK Negeri 5 masih terbilang rendah. Salah satu tugas guru adalah merencanakan dan menetapkan strategi belajar mengajar yang akan digunakan, sehingga siswa lebih berminat dan termotivasi dalam belajar.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui perilaku bahwa siswa memberikan perhatian yang lebih pada sesuatu yang sangat ia minati. Dengan minat, maka selama berlangsungnya proses pembelajaran terdapat motivasi, perhatian dan konsentrasi yang tertuju pada kegiatan pembelajaran tersebut. Dapat dikatakan berhasilnya siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang berupa penguasaan materi (kognitif), penguasaan sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik), tidak terlepas dari bagaimana minat atau ketertarikan siswa terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa SMK Negeri 5 Medan pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan adalah kedisiplinan belajar pada diri siswa tersebut. Karena dalam proses pengelasan diperlukan kedisiplinan, kehati-hatian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pembelajaran maupun proses pengelasan.


(21)

8

Koestoer (1983:68) Menyatakan disiplin pada dasarnya adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan atau norma yang berlaku dalam sekolah tersebut seperti disiplin waktu, disiplin berpakaian, mengerjakan tugas dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “ Hubungan Minat Belajar dan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen proses belajar mengajar seperti siswa, guru, sarana dan prasarana, media dan masih banyak komponen lainnya.

Dari banyaknya masalah-masalah yang dihadapi, secara spesifik dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan.

2. Minat belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan masih terbilang rendah.

3. Kurang optimalnya penerapan disiplin belajar siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan.


(22)

9

4. Rendahnya hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa SMK Negeri 5 Medan, baik yang berasal dari diri siswa sendiri (Internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Namun dalam penelitian ini permasalahan dibatasi dengan masalah yang menyangkut faktor internal dari siswa dan dari sekian banyak faktor internal yang ada penulis mengambil dua faktor tersebut, yaitu minat belajar, disiplin siswa sedangkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan siswa sebagai indikator keberhasilan belajar dalam penelitian ini.

D. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan yang antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah terdapat hubungan yang antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Apakah terdapat hubungan yang antara minat belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?


(23)

10

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Besarnya hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Besarnya hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Besarnya hubungan antara minat belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat:

1. Memberi informasi kepada guru mata diklat tentang hubungan minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan khususnya guru SMK Negeri 5 Medan guna peningkatan hasil belajar kemampuan pengelasan siswa.

3. Sebagai bahan masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun menjadi guru khususnya pada bidang keahlian Teknik Pemesinan.


(24)

61

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki minat berlajar dengan kategori Cukup.

2. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Disiplin belajar dengan kategori Cukup.

3. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki nilai hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dengan kategori Cukup.

4. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi yang memberikan hasil nilai rhitung = 0,278 > rtabel =0,254. Dan harga thitung = 2,684 > ttabel = 1,671. Maka

disimpulkan hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya. 5. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.


(25)

62

Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi yang memberikan hasil nilai rhitung = 0,258 > rtabel = 0,254. Dan harga thitung = 2,293 > ttabel = 1,671.

Maka dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.

6. Terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi ganda yang memberikan hasil nilai R = 0,392. Dan harga Fhitung = 5,202 > Ftabel = 3,16. Maka disimpulkan hipotesis yang

berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian di atas maka dapat dibuat implikasi penelitian. Perlu diupayakan peningkatan Minat belajar dan Disiplin belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan.


(26)

63

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu menjadi pertimbangan bagi siswa maupun guru supaya meningkatkan Minat belajar. Upaya yang dilakukan adalah guru dengan siswa harus saling bekerja sama dalam menumbuhkan minat minat belajar.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka disiplin belajar perlu ditekankan untuk siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Bagaimanapun disiplin belajar berpengaruh. Sebagai implikasinya, dimana setelah tamat siswa akan bekerja. 3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka hal ini menggambarkan lebih jauh bahwa minat berlajar dan disiplin belajar mempunyai hubungan dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Untuk itu perlu pertimbangan kepada pengelola SMK untuk menggunakan tes minat belajar dan disiplin belajar pada waktu menerima peserta didik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, implikasi penelitian maka dapat dibuat saran penelitian:

1. Kepada para guru SMK Negeri 5 Medan agar lebih memberikan motivasi-motivasi minat belajar kepada siswa pada saat memberikan materi pelajaran apapun.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan, pengelola SMK diharapkan mau dan mampu melakukan tes minat belajar dan disiplin belajar. Karena hal ini akan sangat membantu guru bidang studi kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dalam mengajar.


(27)

64

3. Perlu kiranya penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam untuk mencari hubungan antara minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan, guna mendapat hasil yang lebih optimal.


(28)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah, dkk. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta. Dirjen Dikdasmen Direktorat SLTP.

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. From http://ahli-defenisi.blogspot.com/2011/02/defenisi-hasil-belajar.html. 15 April 2013. Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 1992. Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock, E.B, 1978. Perkembangan Anak Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta.Erlangga.

Janus. 1998. Tujuan Disiplin. From http://belajarpsikologi.com/tujuan-disiplin/. 14 April 2013.

Kartono, Kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemipinan. Jakarta. Raja Grafinda Persada.

Koestoer. 1993. Pengertian Kedisiplinan. From http://belajarpsikologi.com/pengertian-disiplin/. 15 April 2013.

Moeliono. 1993. Korelasi Perlakuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dan

Kedisiplinan Belajar Siswa. From

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-kedisiplinan-dalam.html. 11 April 2013.

Poerbakawaja, R. Soegarda. 1980. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Purba. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Medan: UNIMED.

Robert. 2004. Disiplin Menjadi Suatu Gerakan. Jakarta: www.nakertrans.go.id. 15 April 2013.

Sardiman, A.M. 2003. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: BumiAksara.

Sriwidharto. 1996. Petunjuk Kerja Las. Jakarta: Pradnya Paramita.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(29)

66

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Ketut. 1983. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional). Bandung: Angkasa.

Tidjan. 1976. Pengertian Minat. From http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/, 10 April 2013

Usman dan Setiawati. 2002. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki minat berlajar dengan kategori Cukup.

2. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Disiplin belajar dengan kategori Cukup.

3. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki nilai hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dengan kategori Cukup.

4. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi yang memberikan hasil nilai rhitung = 0,278 > rtabel =0,254. Dan harga thitung = 2,684 > ttabel = 1,671. Maka

disimpulkan hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya. 5. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.


(2)

Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi yang memberikan hasil nilai rhitung = 0,258 > rtabel = 0,254. Dan harga thitung = 2,293 > ttabel = 1,671.

Maka dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti antara disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.

6. Terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi ganda yang memberikan hasil nilai R = 0,392. Dan harga Fhitung = 5,202 > Ftabel = 3,16. Maka disimpulkan hipotesis yang

berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian di atas maka dapat dibuat implikasi penelitian. Perlu diupayakan peningkatan Minat belajar dan Disiplin belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan.


(3)

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu menjadi pertimbangan bagi siswa maupun guru supaya meningkatkan Minat belajar. Upaya yang dilakukan adalah guru dengan siswa harus saling bekerja sama dalam menumbuhkan minat minat belajar.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka disiplin belajar perlu ditekankan untuk siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Bagaimanapun disiplin belajar berpengaruh. Sebagai implikasinya, dimana setelah tamat siswa akan bekerja. 3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka hal ini menggambarkan lebih jauh bahwa minat berlajar dan disiplin belajar mempunyai hubungan dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Untuk itu perlu pertimbangan kepada pengelola SMK untuk menggunakan tes minat belajar dan disiplin belajar pada waktu menerima peserta didik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, implikasi penelitian maka dapat dibuat saran penelitian:

1. Kepada para guru SMK Negeri 5 Medan agar lebih memberikan motivasi-motivasi minat belajar kepada siswa pada saat memberikan materi pelajaran apapun.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan, pengelola SMK diharapkan mau dan mampu melakukan tes minat belajar dan disiplin belajar. Karena hal ini akan sangat membantu guru bidang studi kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dalam mengajar.


(4)

3. Perlu kiranya penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam untuk mencari hubungan antara minat belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan, guna mendapat hasil yang lebih optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah, dkk. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta. Dirjen Dikdasmen Direktorat SLTP.

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. From http://ahli-defenisi.blogspot.com/2011/02/defenisi-hasil-belajar.html. 15 April 2013. Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 1992. Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock, E.B, 1978. Perkembangan Anak Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta.Erlangga. Janus. 1998. Tujuan Disiplin. From http://belajarpsikologi.com/tujuan-disiplin/.

14 April 2013.

Kartono, Kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemipinan. Jakarta. Raja Grafinda Persada.

Koestoer. 1993. Pengertian Kedisiplinan. From

http://belajarpsikologi.com/pengertian-disiplin/. 15 April 2013.

Moeliono. 1993. Korelasi Perlakuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dan

Kedisiplinan Belajar Siswa. From

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-kedisiplinan-dalam.html. 11 April 2013.

Poerbakawaja, R. Soegarda. 1980. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Purba. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Medan: UNIMED.

Robert. 2004. Disiplin Menjadi Suatu Gerakan. Jakarta: www.nakertrans.go.id. 15 April 2013.

Sardiman, A.M. 2003. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: BumiAksara. Sriwidharto. 1996. Petunjuk Kerja Las. Jakarta: Pradnya Paramita.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Ketut. 1983. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional). Bandung: Angkasa.

Tidjan. 1976. Pengertian Minat. From http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/, 10 April 2013

Usman dan Setiawati. 2002. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PATOKAN I KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO

0 4 26

HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PERILAKU BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IS SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

0 2 1

HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI BALUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

6 31 156

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 5 12

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 7 42

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 77

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU, MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 76

PENGARUH BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

2 30 75

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

18 98 79

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS

0 1 9