HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU DIET TIDAK SEHAT PADA REMAJA PUTRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU DIET TIDAK
SEHAT PADA REMAJA PUTRI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Oktaviana Widyatningsih
NIM : 079114098
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2011
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU DIET TIDAK SEHAT PADA REMAJA PUTRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Oktaviana Widyatningsih NIM : 079114098 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2011
MOTTO
” mulailah dengan melakukan hal-hal yang perlu, dan
kemudian apa yang mungkin, dan tiba-tiba kau sedang
melakukan hal yang mustahil”Santo Fransiskus dari Asisi
“tak ada orang yang teratuk gunung. Kerikil kecillah yang
menyebabkan kau terjatuh. Lewatilah semua kerikil di jalan yang kau
lalui dan kau akan menemukan bahwa kau telah melintasi gunung itu.”“Percayalah bahwa Allah akan mencukupkan segala kebutuhan kita. Sebab itu janganlah khawatir tentang hari esok”
PERSEMBAHAN
Semua hasil kerja keras ini aku persembahkan untuk ;
Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada disaat aku membutuhkan Papa dan mama yang selalu mendukung
Saudara-saudaraku Sahabat-sahabatku
Dan semua orang yang aku sayangi
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU DIET TIDAK
SEHAT PADA REMAJA PUTRI
Studi Pada Remaja Putri di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Oktaviana Widyatningsih
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara harga diri dan perilaku
diet tidak sehat pada remaja putri. Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara
harga diri dan perilaku tidak sehat diet pada remaja putri. Semakin tinggi harga diri remaja putri maka
akan semakin rendah perilaku diet tidak sehatnya, begitupula sebaliknya semakin rendah harga dirinya
maka akan semakin tinggi perilaku diet tidak sehat pada remaja putri. Subyek pada penelitian ini
adalah remaja akhir yang berusia 18-21 tahun. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua alat ukur yaitu skala harga diri dan kuesioner perilaku diet. Skala harga
diri telah melalui proses seleksi aitem dengan tryout, sehingga diperoleh 25 aitem dengan koefisien
reliabilitas alpha sebesar 0,884. Dari hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,191
dengan signifikansi 0,029. Hal ini berarti terdapat hubungan yang negatif dan signifikan variabel harga
diri dan perilaku diet. Ini juga menunjukkan bahwa hipotesis awal penelitian, yaitu ada hubungan
negatif antara harga diri dan perilaku diet tidak sehat pada remaja putri diterima.Kata kunci : Harga Diri, Perilaku Diet
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-ESTEEM AND UNHEALTY
DIETING BEHAVIOUR IN ADOLESCENTS GIRLS
Research on the Adolescents Girls in Sanata Dharma University Yogyakarta
Oktaviana Widyatningsih
ABSTRACT
This study aimed to examine the relationship between self-esteem and unhealthy dieting
behaviour in adolescents girls. The hypothesis of this research that there is a negative relationship
between self-esteem and unhealthy dieting behaviors in adolescent girls. It show that the higher
adolescents girls self-esteem, the lower their unhealthy dieting behavior, vice versa the lower their
self-esteem, the higher their unhealthy dieting behavior. The respondents of this study are the
adolescents girls aged 18-21 years old. The instruments which are used to collect the data consisted of
two measuring instruments, namely self-esteem scale and dieting behavior quessionare. After
conducting the process of selecting the items in the self-esteem scale, it was found that there were 25
items with 0.884 alpha reliability coefficients. From the data analysis, the correlation coefficients were
-0.191 with significance of 0.029.This means that there a negative and significant variable of self-
esteem and unhealthy dieting behavior. Furthermore, it also shows that the initial research hypothesis
stated above is accepted. Keywords: Self-Esteem, Behavior Diet
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan penyertaanNya selama ini sehingga penulisan skripsi yang berjudul “hubungan
antara harga diri dan perilaku diet tidak sehat pada remaja putri” ini dapat
terselesaikan dengan baik.Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahaan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membantu, membimbing, dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi ini hingga pada akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik.
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama penulis menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh karyawan Fakutas Psikologi (Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Pak Gie, Bu Nanik) yang telah membantu sehingga proses penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Kedua orang tuaku Papa Petrus Damianus Sulistyo dan Mama Brigitta Daru Ningsih yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai. Kalian adalah motivasi terbesarku untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakakku Theodora Setia Daru Martanti dan adikku Gregorius Prihambodo yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Saudara-saudara sepupuku : Desi, Edot, Dumbo, Tista dan Mbak Vivi. Terima kasih untuk kebersamaan serta segala suka dan duka yang kita alami bersama dan untuk semua dukungan yang diberikan selama ini.
9. Teman-teman satu payung dalam penelitian ini ( Mbak Sherly dan Novi) serta teman-teman satu bimbingan yang selalu membantu dan memberikan semangat sehingga akhirnya kita bisa menyelesaikan penelitian ini bersama-sama.
10. Sahabat-sahabatku di Fakultas Psikologi (Clara, Ngatini, Nandra, Simak, Nia, Nana, Hellen, Cangang, Petra, Mega, Adel, Lanang, Cicil, Shella, Yani, Adit) untuk kebersamaan kita selama ini dan untuk semua dukungan dan semangat yang kalian berikan.
11. Sahabat-sahabatku (Mecik, Devy, Mellan, Yoyo, dan Adian) untuk persahabatan indah dan untuk semua suka dan duka yang sudah kita bagi bersama-sama juga buat dukungan dan doa kalian selama ini.
12. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas doa dan dukungannya selama ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii HALAMAN MOTTO ..........................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................vii ABSTRACT ........................................................................................................viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...............................................ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI .......................................................................................................xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6 BAB II : LANDASAN TEORI........................................................................... 7 A. Remaja Putri .............................................................................................. 7
1. Definisi Remaja Putri......................................................................... 7
2. Karakteristik Perkembangan Remaja Putri ......................................... 8
1. Perkembangan Fisik ...................................................................... 8
2. Perkembangan Kognitif ................................................................ 10
B. Perilaku Diet .............................................................................................. 12
1. Definisi Diet ........................................................................................ 12
2. Jenis-Jenis Perilaku Diet...................................................................... 13
3. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Diet ............................................... 15
4. Akibat Perilaku Diet ............................................................................ 19
5. Riset Tentang Perilaku Diet ............................................................... 20
C. Harga Diri.................................................................................................. 22
1. Definisi Harga Diri ............................................................................. 22
2. Aspek-Aspek Dalam Harga Diri.......................................................... 23
3. Komponen-Komponen Harga Diri ...................................................... 23
4. Karakteristik Harga Diri ...................................................................... 24
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri.................................. 27
D. Dinamika Hubungan Harga Diri Dan Perilaku Diet.................................. 29
E.. Hipotesis..................................................................................................... 33
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 34 A. Jenis Penelitian........................................................................................ .34 B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................... .34 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................................ .34 D. Subyek Penelitian ....................................................................................... 36 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...........................................................37 F. Kredibilitas Alat Ukur..................................................................................40
1 Estimasi Validitas Alat Tes...................................................................40
2 Seleksi Aitem ........................................................................................40
3 Estimasi Reliabilitas..............................................................................43
G. Metode Analisis Data ................................................................................ .44
1 Uji Asumsi ...........................................................................................44
a. Uji Nomalitas .................................................................................44
b. Uji Linieritas ..................................................................................44
2 Uji Hipotesis ....................................................................................... 45
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 46 A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian........................................................ .46 B. Data Demografis Subyek Penelitian ......................................................... 46 B. Uji Asumsi ................................................................................................. .47
1 Uji Normalitas................................................................................47
2 Uji Linearitas..................................................................................49
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... .49
1 Uji Hipotesis .........................................................................................49
2 Uji Tambahan........................................................................................50
E. Pembahasan................................................................................................. .55 BABV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. .61
B. Saran .......................................................................................................... .62 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... .63 LAMPIRAN ....................................................................................................... .69
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Spesifikasi Item-Item Skala Perilaku Diet ....................................................... 38 Tabel 2 Spesifikasi Item-Item Skala Harga Diri ............................................................. 39 Tabel 3 Skor Jawaban Subyek Pada Skala Harga Diri ................................................... 40 Tabel 4 Spesifikasi Skala Harga Diri Sebelum dan Sesudah Uji Coba ......................... 42 Tabel 5 Skala Harga Diri Setelah Uji Coba ................................................................... 43 Tabel 6 Data Usia Subyek .............................................................................................. 47 Tabel 7 Hasil Uji Normalitas ......................................................................................... 48 Tabel 8 Data Teoritis dan Empiris ................................................................................. 50 Tabel 9 Korelasi Harga Diri dan Tiap-tiap Perilaku Diet .............................................. 51 Tabel 10 Tabel Perilaku Diet yang Paling Sering Dilakukan ........................................ 52 Tabel 11 Frekuensi Perilaku Diet yang Dilakukan Subyek ........................................... 53 Tabel 12 Rincian Frekuensi Perilaku Diet yang Dilakukan Subyek .............................. 54
DAFTAR GAMBAR
1. Hubungan Antara Harga Diri dan Perilaku Diet Tidak Sehat ...................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala .............................................................................................. 69
1.1 Skala Harga Diri Sebelum Dilakukan Uji Coba ..................................... 70
1.2 Koesioner Perilaku Diet ......................................................................... 76
1.3 Skala Harga Diri Dilakukan Setelah Uji Coba........................................ 78 Lampiran 2 : Hasil Analisis Aitem Dan Reliabilitas........................................... 82
2.1 Reabilitas Skala Harga Diri.................................................................... 83 Lampiran 3 : Hasil Uji Asumsi ........................................................................... 106
3.1 Uji Normalitas......................................................................................... 107
3.2 Uji Linearitas........................................................................................... 108 Lampiran 4 : Hasil Uji Hipotesis dan Tambahan................................................ 109
4.1 Uji Hipotesis ........................................................................................... 110
4.2 Uji Korelasi Harga Diri dan Tiap-tiap Perilaku Diet ............................. 111
4.3 Data Deskriptif Statistik.......................................................................... 116
4.4 Uji T ........................................................................................................ 116
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi melalui media massa seperti televisi dan
internet berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan informasi yang ada ini membawa berbagai dampak bagi masyarakat baik positif maupun negatif.
Dampak positifnya adalah masyarakat dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan lebih mudah dan cepat (“efek positif dan negatif”, 2008).
Di sisi lain, dampak negatif dari perkembangan informasi adalah munculnya berbagai tayangan yang melakukan pembodohan pada masyarakat. Salah satu contoh tayangan yang melakukan pembodohan pada masyarakat adalah iklan (Elandis, 2006). Iklan-iklan yang muncul seringkali menampilkan perempuan- perempuan yang bertubuh kurus, tinggi, langsing, dan berkulit putih. Iklan seperti ini membuat suatu perubahan pandangan pada masyarakat bahwa mereka akan dipandang cantik ketika mereka memiliki tubuh yang kurus, tinggi, langsing, dan berkulit putih. Hal ini membuat banyak masyarakat khususnya remaja putri menjadi sangat memperhatikan dan menyesuaikan penampilan mereka agar mereka dianggap cantik dan disukai oleh banyak orang. Hal ini didukung oleh penelitian yang mengungkapkan bahwa keinginan untuk menjadi kurus akan meningkat setelah membaca majalah
fashion
dan kecantikan (Hall, 2009) Keinginan remaja putri untuk merubah fisik mereka berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap bentuk tubuh mereka. Hal ini terjadi karena bentuk tubuh mereka tidak sesuai dengan bentuk tubuh ideal pada umumnya, padahal menurut Havighurts (Hurlock, 1980) salah satu tugas perkembangan remaja adalah menerima kondisi fisik mereka dan menggunakan tubuh secara efektif.
Salah satu cara yang dilakukan oleh remaja putri untuk memperbaiki penampilan mereka dengan melakukan diet. Diet adalah sebuah cara yang yang memungkinkan seseorang untuk menghilangkan bagian tubuh yang tidak diinginkan seseorang, membuat mereka lebih kurus (Laffe, 2001). Menurut Kim dan Lennon (Andrea, 2010) diet dibedakan dalam dua macam, yaitu diet sehat dan diet tidak sehat. Diet sehat dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang rendah kalori lemak, berolahraga secara wajar, sedangkan diet tidak sehat dilakukan dengan cara yang membahayakan kesehatan dan dilakukan dengan berpuasa (diluar ibadah) atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan obat penurun berat badan, penahan nafsu makan, muntah dengan cara disengaja, dan binge eating. Individu yang ingin memperbaiki penampilannya lebih sering melakukan diet yang tidak sehat (Kim dan Lennon dalam Andrea, 2010). Sebuah studi menunjukkan bahwa 30% remaja melakukan diet dan 40% remaja mencoba untuk remaja putri dan kira-kira 3 % dari remaja putra dilaporkan menggunakan pil diet, laxative, dan memuntahkan makanan untuk mengurangi berat badannya (French et al dalam Boutlle, 2002).
Banyak efek negatif dari diet yang dilakukan oleh remaja putri. Menurut Azrimaidaliza, S.KM, M.KM & Fivi Melva Diana, S.KM (“Ahli Kesehatan Bicara Gizi Remaja”, 2009) remaja yang melakukan diet yang tidak sehat akan mengalami gangguan pada pertumbuhan, pencernaan dan reproduksi. Selain itu, remaja yang melakukan diet merupakan suatu awal dari berkembangnya gangguan pola makan pada remaja seperti anorexia nervosa dan bulimia. Anoreksia nervosa dan bulimia ini dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian pada remaja. Selain itu, perilaku diet yang tidak sehat dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan kalsium. Kekurangan nutrisi dan kalsium ini dapat membuat pertumbuhan pada anak dan remaja menjadi terhambat. Pada remaja putri, perilaku diet yang tidak sehat ini juga dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 30% remaja putri melakukan diet dan sekitar 40% remaja mencoba untuk mengurangi berat badannya (Kann et
al
dalam Bouttle, 2002). Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa sekitar 80-91% mahasiswa perempuan melakukan diet untuk mengurangi berat badannya (Abraham et al dalam Yager, 2008).
Ada banyak faktor yang menyebabkan remaja putri melakukan diet, terhadap citra tubuh, harga diri yang rendah, pengaruh keluarga dan teman sebaya, dan gejala psikiatri seperti depresi dan kecemasan (“Dieting in
Adolescent”
, 2004). Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku diet pada remaja putri adalah harga diri yang rendah. Harga diri yang rendah merupakan faktor risiko pada gangguan pola makan dan umumnya kaum wanita dengan gangguan pola makan tersebut biasanya memiliki harga diri yang rendah (Geller et al dalam Yager, 2008). Individu dengan harga diri yang tinggi akan lebih puas dengan diri mereka sehingga mereka akan lebih puas dengan ukuran dan bentuk tubuh yang mereka miliki. Hal tersebut akan membuat mereka bertahan dari pengaruh teman sebaya dan media untuk merubah tubuh mereka (Paxton dalam Yager, 2008).
Menurut Coopersmith (1967), harga diri adalah evaluasi yang dibuat individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya, yang diekspresikan dalam bentuk sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan bahwa individu tersebut meyakini dirinya sendiri sebagai individu yang penting, mampu, dan berharga. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi puas akan lebih puas pada dirinya. Di sisi lain, individu dengan harga diri yang rendah adalah individu yang kehilangan kepercayaan diri dan akan mudah dikendalikan oleh lingkungan di sekitarnya (Borualogo, 2004).
Masa remaja merupakan masa yang paling penting dalam membentuk harga diri seseorang. Pada masa inilah seorang remaja akan mulai mengenali menentukan apakah harga diri yang dimiliki oleh remaja tersebut adalah harga diri yang positif atau negatif ( Tambunan, 2001). Akan tetapi, harga diri mengalami perubahan sepanjang rentang kehidupan manusia (Robins dkk dalam Santrock, 2007). Beberapa penelitian menemukan bahwa harga diri mengalami penurunan pada masa remaja. Menurut Gilbert dan Mayer (2005), harga diri yang rendah memprediksikan ketidakpuasan terhadap tubuh (Farooq, 2010)
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan tersebut, maka peneliti ingin melihat hubungan antara harga diri dan perilaku diet tidak sehat pada remaja putri.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara harga diri dan perilaku diet tidak sehat pada remaja putri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan perilaku diet tidak sehat pada remaja putri.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi untuk penelitian psikologi klinis tentang harga diri remaja putri khususnya yang berkaitan dengan harga diri dan perilaku diet tidak sehat pada remaja putri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi remaja : Memberi informasi pada remaja putri tentang perilaku diet tidak sehat yang dilakukan oleh remaja putri.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Remaja Putri
1. Definisi Remaja Putri
Adolesence berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh untuk mencapai kematangan. Masa remaja berlangsung sejak usia 11-20 tahun pada perempuan. Menurut Hurlock, remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun sedangkan Hall (Santrock, 2003) mengungkapkan bahwa remaja berada pada rentang usia 12-23 tahun. Masa remaja ini merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa. Masa peralihan ini ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Thornburg (Dariyo, 2004) menggolongkan remaja menjadi 3, yaitu remaja awal ( usia 13-14 tahun), remaja tengah ( usia 15-17 tahun), dan remaja akhir ( usia 18-21 tahun). Berikut ini adalah tugas perkembangan remaja menurut Havighurts (Hurlock, 1980) yaitu : a) Mencapai hubungan dan yang lebih matang dengan dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b) Mencapai peran sosial pria dan wanita. c) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang lebih bertanggung jawab.
e) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
f) Mempersiapkan karier ekonomi.
g) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
2. Karakteristik Perkembangan Remaja Putri 1) Perkembangan Fisik
a. Perubahan pubertas Pubertas adalah suatu masa dimana kematangan kerangka dan seksualitas terjadi secara pesat terutama pada masa awal remaja. Pubertas ditandai dengan menarche atau haid pertama pada perempuan.
Hormon esterogen memainkan peran yang penting dalam perkembangan pubertas pada perempuan. Perubahan fisik pada wanita yang paling menonjol ditandai dengan pertumbuhan tinggi pertumbuhan rambut kemaluan. (Malina et al dalam Santrock, 2002)
b. Aspek-aspek psikologis yang menyertai perubahan pada masa pubertas Ada beberapa perubahan psikologis yang akan menyertai perubahan fisik pada seorang remaja. Satu hal yang pasti tentang aspek-aspek psikologis dari perubahan fisik pada masa remaja adalah bahwa remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Kesibukan dengan citra tubuh seseorang sangat kuat selama masa remaja, tetapi kesibukan itu secara khusus meningkat selama masa pubertas, suatu masa ketika remaja awal lebih tidak puas dengan tubuh mereka daripada pada akhir masa remaja ( Wright dalam Santrock, 2002).
c. Kepihatinan akan Perubahan Fisik Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya dan banyak yang memikirkan suatu cara yang dapat memperbaiki penampilan mereka. Kegagalan mengalami kateksis tubuh menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri selama masa remaja. Keprihatinan timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan pada anak-anak, bahwa mereka yang menarik biasanya diperlakukan dengan lebih baik daripada mereka yang kurang menarik. Akibatnya, kalau mereka merasa bahwa dirinya tidak semenarik seperti yang diharapkan pada waktu pertumbuhan belum berakhir, maka mereka akan mencari jalan untuk memperbaiki penampilannya (Hurlock, 1980 ).
2) Perkembangan Kognitif
a. Pemikiran Operasional Formal Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11-15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak daripada pemikiran seorang anak. Remaja mulai mampu mengembangkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotesis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. Selain abstrak, pemikiran remaja juga idealistis. Remaja mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain dan membandingkan diri mereka dan orang lain dengan standar-standar ideal ini. Pada saat yang sama, ketika remaja mulai berpikir abstrak dan idealistis, mereka juga berpikir secara lebih logis (Kuhn dalam Santrock, 2002). Remaja mulai menyusun rencana-rencana untuk masalah secara sistematis. Tipe pemecahan masalah ini diberi nama penalaran deduktif hipotesis.
b. Kognisi Sosial Perubahan-perubahan yang mengesankan kognisi sosial menjadi ciri perkembangan remaja. Pemikiran remaja bersifat egosentris. David Elkind (Santrock, 2002) meyakini bahwa ada dua bagian dalam egosentrisme remaja yaitu : penonton khayal (imaginary audience) dan dongeng pribadi (the personal fabel). Penonton khayal adalah keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya seperti halnya dengan dirinya sendiri.
Sedangkan dongeng pribadi adalah bagian dari remaja yang meliputi perasaan unik seorang remaja yang membuat mereka merasa bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.
c. Pengambilan Keputusan Masa remaja adalah masa dimana pengambilan keputusan meningkat (Beth-Marom dkk dalam Santrock, 2002). Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan dengan remaja yang lebih muda. Dalam beberapa hal, kegagalan pengambilan keputusan mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai.
B. Perilaku Diet
1. Definisi Diet
Diet adalah pengaturan pola makan, yang dibutuhkan dalam keseharian kita (“Menjaga Pola Makan (diet)”, 2008). Dr. Luciana B.
Sutanto, MS, Sp.GK ( “Yang Benar dan Yang Salah Soal Diet”, 2009) menjelaskan bahwa diet adalah kombinasi makanan dan minuman di dalam hidangan makan yang dikonsumsi sehari-hari. Jadi, diet adalah mengatur makan dengan pola yang sehat. Menurut Kim dan Lennon (Andrea, 2006) diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan. Menurut Hawks (Andrea, 2006) perilaku diet adalah usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk dapat mempertahankan dan mengurangi berat badan.
Menurut Laffe (2001), diet adalah sebuah cara yang yang memungkinkan seseorang untuk menghilangkan bagian tubuh yang tidak diinginkan seseorang, membuat mereka lebih kurus. Selain itu, diet adalah pikiran dan rencana bagaimana mengatur asupan makanan. Pengaturan ini dimaksudkan untuk mengurangi berat badan dan mempertahankan berat badan. Diet juga adalah pembatasan asupan kalori yang disengaja dan berkelanjutan untuk tujuan memelihara dan menurunkan berat badan (Stice et al dalam Von Soest, 2009).
Berdasarkan definisi yang disampaikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diet adalah suatu perilaku yang memiliki tujuan untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan dengan cara mengatur pola makan.
2. Jenis-Jenis Perilaku Diet
Menurut Kim dan Lennon (Andrea, 2010) ada 2 jenis perilaku diet yaitu :
a. Diet Sehat Diet dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang rendah kalori lemak, berolahraga secara wajar. Diet sehat dapat membuat seseorang memiliki bentuk tubuh yang ideal tanpa menimbulkan efek samping. Orang yang melakukan diet untuk alasan kesehatan biasanya akan melakukan diet sehat.
b. Diet Tidak Sehat Diet ini dilakukan dengan cara yang membahayakan kesehatan dan dilakukan dengan berpuasa (diluar ibadah) atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan obat penurun berat badan, penahan nafsu makan, muntah dengan cara disengaja, dan binge penampilan akan cenderung menempuh cara-cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan.
Mercado (2008) mengemukakan bentuk-bentuk penurunan berat badan yaitu :
1. Usaha penurunan berat badan yang sehat
a. Berolahraga
b. Memakan sedikit makanan
c. Menghindari makanan yang manis dan makanan cepat saji (junk
food )
2. Usaha penurunan berat badan yang tidak sehat
a. Mengkonsumsi produk diet
b. Menggunakan pil diet
c. Melewatkan waktu makan
d. Menggunakan laxative
e. Berpuasa
f. Memuntahkan makanan
g. Meminum lebih banyak cairan
h. Mengkonsumsi lebih banyak makanan tinggi protein seperti daging dan keju
3. Usaha penurunan berat badan lainnya
a. Mengkonsumsi lebih banyak buah
3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perilaku Diet
Dalam Dieting in Adolescence (2004) ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan sesorang melakukan perilaku diet. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu :
a. Faktor yang menyebabkan perilaku diet sehat, antara lain : 1) Kelebihan berat badan dan obesitas
Dalam sebuah cross-sectional studi di Amerika menyebutkan bahwa 36 % perempuan dengan berat badan normal melakukan diet, 50% perempuan dengan kelebihan berat badan, dan 55% perempuan obesitas melakukan diet (“Dieting in Adolescence”, 2004). Seseorang yang mengalami obesitas memiliki resiko yang lebih besar diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Oleh karena itu, orang yang mengalami obesitas perlu melakukan diet (“Diet yang Tepat Bagi Penderita Obesitas”, 2009). 2) Vegetarian
Vegetarian pada remaja diasosiasikan dengan pemilihan nutrisi yang baik, seperti memperbanyak buah, sayur, dan serat. Remaja yang vegetarian lebih mungkin melakukan diet. 3) Beberapa penyakit kronis, khususnya diabetes. b. Faktor yang menyebabkan perilaku diet yang tidak sehat, antara lain : 1) Distorsi dan ketidakpuasan terhadap citra tubuh
Distorsi terhadap body image umum terjadi pada remaja yang sering “merasa gemuk” meskipun berat badan mereka normal.
Menurut Hall (2009) ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja tidak puas terhadap bentuk tubuhnya antara lain : a) Hubungan dengan teman sebaya
Penelitian menyebutkan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh diasosiasikan dengan kepercayaan bahwa menjadi kurus adalah penting untuk hubungan teman sebaya yang positif.
b) Tekanan untuk menjadi kurus dari media dan lingkungan sosial Sebuah penelitian menujukkan bahwa membaca majalah kecantikan dan fashion meningkatkan keinginan untuk menjadi kurus baik secara langsung maupun tidak langsung.
c)
Menginternalisasi Konsep tentang Tubuh Ideal Suatu penelitian menunjukkan bahwa level yang tinggi dari menginternalisasikan kurus yang ideal memprediksikan meningkatnya ketidakpuasan terhadap tubuh (Stice et al dalam Hall, 2009 )
d) Kekurangan Dukungan Sosial
Hal ini dipercaya bahwa ketika remaja putri merasa bahwa dirinya diterima dan diapresiasi dengan segera dalam lingkungan sosial, ini akan membantu dirinya merasa lebih positif tentang diri dan tubuhnya.
2) Harga diri yang rendah Dalam beberapa studi cross sectional yang besar, harga diri diketahui sebagai faktor yang kuat yang untuk membedakan remaja yang melakukan usaha untuk mengontrol berat badan dengan cara yang tidak sehat dari remaja yang tidak melakukannya. Harga diri yang rendah merupakan faktor risiko pada gangguan pola makan dan umumnya kaum wanita dengan gangguan pola makan tersebut biasanya memiliki harga diri yang rendah (Geller et al dalam Yager, 2008).
3) Gejala psikiatri : depresi dan kecemasan Remaja putri diperkirakan lebih mengalami depresi dibandingkan dengan remaja putra (Kandle et al dalam Laffe, 2001). Hal ini karena remaja putri lebih tidak puas dengan berat badannya dan penampilan tubuhnya dibandingkan dengan remaja putra (Von Soest, 2009). Remaja dengan gejala psikiatri seperti depresi dan kecemasan lebih sering melakukan diet yang ekstrim.
4) Awal pubertas Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik yang dialami oleh seorang anak. Hanya sedikit anak yang berada pada masa puber puas terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Hal ini karena penampilan dianggap penting untuk memperoleh dukungan sosial (Hurlock, 1980). 5) Hubungan keluarga yang rendah, ketiadaan peran model orang dewasa yang positif dalam keluarga, orang tua yang melakukan diet, orang tua yang mendukung atau mendorong anak untuk diet, kritikan orang tua terhadap berat badan anak juga diasosiasikan dengan peningkatan perilaku diet dan resiko untuk melakukan perilaku diet yang ekstrim.
6) Ejekan yang berhubungan dengan berat badan Remaja yang mendapatkan ejekan terhadap berat badan dari lingkungan sekitarnya cenderung untuk memiliki keinginan memperbaiki penampilannya (Haines, 2006). Hal ini karena penampilan dianggap penting dalam memperoleh dukungan sosial dari lingkungannya. 7) Dukungan teman sebaya untuk diet
Pengaruh teman sebaya turut memberikan dampak karena perempuan yang memiliki teman yang kurus dan terlibat dalam sama. Pengaruh teman sebaya dalam kelompok persahabatan berkorelasi secara signifikan dengan diet, perilaku pengurangan berat badan secara ekstrem, dan binge eating.
4. Akibat Perilaku Diet
Dalam Dieting In Adolescence menyebutkan beberapa akibat dari perilaku diet yaitu : a. Akibat Fisik
Perilaku diet diasosiasikan dengan potensi dampak yang negatif pada kesehatan. Kekurangan nutrisi seperti zat besi dan kalsium dapat menjadi resiko jangka pendek maupun jangka panjang. Pada masa pertumbuhan anak-anak dan remaja, kekurangan energi dapat dikaitkan dengan pertumbuhan yang terhambat. Hal ini juga dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi. Resiko jangka panjang dari perilaku diet adalah terjadinya osteopenia dan osteoporosis pada perempuan.
b. Akibat Psikologis Efek psikologis dari perilaku diet dan pembatasan makanan pada remaja sebagian besar tidak diketahui. Penelitian pada dewasa menunjukkan bahwa diet kronis diasosiasikan dengan berbagai gejala termasuk, mudah marah, kelelahan, kecenderungan untuk makan lebih banyak, bahkan binge eating. Remaja yang melakukan diet adalah faktor resiko dari anorexia nervosa dan bulimia.
Selain itu, menurut Azrimaidaliza, S.KM, M.KM & Fivi Melva Diana, S.KM (“Ahli Kesehatan Bicara Gizi Remaja”, 2009) Remaja yang berdiet dengan mengurangi jumlah konsumsi makanan dari yang seharusnya dan tidak variatif akan berdampak pada status gizi dan kesehatan remaja seperti pertumbuhan remaja terganggu, gangguan pencernaan dan reproduksi. Remaja juga bisa menderita anorexia
nervosa
dan bulimia yang bila terjadi dalam jangka waktu lama dan tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian. Remaja dengan pola diet yang salah akan menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di pembuluh darah yang bisa memicu timbulnya penyakit degeneratif seperti diabetes, kanker, hipertensi, serta penyakit jantung. Lemak yang menumpuk juga bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang bisa menyebabkan stroke.
5. Riset-Riset tentang Perilaku Diet Remaja Putri
Suatu penelitaian menunjukkan bahwa lebih dari setengah anak perempuan usia 15 tahun di enam belas negara melakukan diet dan mereka berpikir bahwa mereka harus diet. Di Amerika Serikat 47 % anak usia 11
& Maes dalam Human Development, 2008). Selain itu, dalam sebuah Penelitian di Glasgow, Inggris, menemukan satu dari 4 anak perempuan berusia 15-an khawatir terhadap berat badannya dan berusaha diet, kendati berat tubuhnya sudah di bawah rata-rata. 26 persen anak perempuan yang berada pada berat ideal dan 8 persen yang kekurangan berat badan juga mengaku sedang menjalani diet. Bandingkan dengan anak laki-laki hanya 3 persen yang menjalani diet keras (“satu dari empat anak perempuan menjalani diet”, 2002).
Sebuah studi lain juga menunjukkan bahwa 30% remaja melakukan diet dan 40% remaja mencoba untuk mengurangi berat badanya (Kann et al dalam Boutlle, 2002) dan 7% dari remaja putri dan kira-kira 3 % dari remaja putra dilaporkan menggunakan pil diet, laxative, dan memuntahkan makanan untuk mengurangi berat badannya (French et
al, dalam Boutlle, 2002).
Selain itu, sekitar 45 juta orang Amerika melakukan diet tiap tahunnya, 40-45 % nya adalah wanita Amerika (Sedula et al dalam Mecardo, 2008).
Dalam sebuah survey lainnya di Australia, Paxton dan rekannya (Paxton et al dalam McFadden, 1998) menemukan bahwa 53,5% wanita dan 39 % laki-laki melakukan diet untuk mengurangi berat badannya dan lebih dari setengah (54,5%) melakukan diet lebih dari sekali.
Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas (80-91%) mahasiswa perempuan melakukan diet untuk menurunkan berat badan (Abraham et al dalam Yager, 2008).
C. Harga diri
1. Definisi Harga diri
Ada beberapa pengertian tentang harga diri yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Coopersmith harga diri adalah evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan sejauh mana individu percaya bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga. Klass dan Hodge (Widyastuti, 2005) menyatakan bahwa harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu. Proses tersebut diperoleh sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan serta penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut.
Harga diri merupakan evaluasi yang komprehensif oleh individu terhadap dirinya sendiri (Gray Little dalam Widodo, 2004).
Dari beberapa definisi yang diungkapkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah evaluasi yang dibuat oleh individu tentang dirinya.
2. Aspek-Aspek dalam Harga Diri
Coopersmith (1967) membagi harga diri dalam empat aspek yaitu :
a. Kekuasaan (power) Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kemampuan ini ditandai dengan adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain.
b. Keberartian (significance) Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain.
c. Kebajikan (virtue) Ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
d. Kemampuan (competence) Kesuksesan dalam memenuhi tuntutan prestasi.
3. Komponen-Komponen Harga Diri
Felker (Siregar, 2006) mengemukakan bahwa komponen harga diri terdiri dari: a. Perasaan Menjadi Bagian (Felling Of Belonging)
Perasaan individu bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dan dirinya diterima seperti dihargai oleh anggota sebaya, atau kelompok apapun. Individu akan memiliki penilaian yang positif tentang dirinya apabila individu tersebut merasa diterima dan menjadi bagian dalam kelompoknya.
b. Perasaan Mampu (Felling Of Competence ) Perasaan dan keyakinan individu akan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri dalam mencapai suatu hasil yang diharapkan.
c. Perasaan Berharga ( Felling Of Worth ) Perasaan dimana individu merasa dirinya berharga atau tidak, dimana perasaan ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu. Perasaan yang dimiliki individu yang sering kali ditampilkan dan berasal dari pernyataan-pernyataan yang sifatnya pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain sebagainya.
4. Karakteristik Harga Diri
Coopersmith (dalam Siregar, 2006) membedakan tiga jenis harga diri menurut karakteristik individu. Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain : a. Individu dengan harga diri tinggi 1) Aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik.
2) Berhasil dalam bidang akademik, terlebih dalam melakukan hubungan sosial.
3) Dapat menerima kritikan dengan baik.
5) Tidak terpaku pada diri sendiri atau tidak hanya memikirkan kesulitan dirinya sendiri.
6) Keyakinan akan dirinya tidak berdasarkan akan fantasinya, kecakapan sosial, dan kualitas diri yang tinggi.
7) Tidak terpengaruh pada penilaian orang lain tentang sifat atau kepribadiannya, baik itu positif maupun negatif.
8) Akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang belum jelas. 9) Akan lebih banyak menghasilkan suasana menyenangkan sehingga tercipta tingkat kecemasan dan perasaan tidak aman yang rendah serta daya pertahanan yang seimbang.