NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL LIMA MENIT SAJA KARYA JOHN RINALDI ASH SHIDQI SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL LIMA MENIT SAJA KARYA JOHN RINALDI ASH SHIDQI SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh BAGUS SYARIFUDIN NIM 111 12 019 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL LIMA MENIT SAJA
KARYA JOHN RINALDI ASH SHIDQI
SKRIPSI
Disusun untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
BAGUS SYARIFUDIN
NIM 111 12 019
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
Serta Skripsi ini dapat dipublikasikan.
“Kehendak Tuhan tidak ada yang pernah tahu, terkadang apa yang kita inginkan
tidak begitu sama dengan apa yang kita harapkan itulah kehidupan. Dalam
menjalani kehidupan perlulah berpikir positif untuk menuai hasil yang baik,
meskipun apa yang di i mpikan tidaklah sesuai dengan adanya”( Novel Karya Bagus Syarifudin “Manis Roda Cinta”)
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku,
Para dosenku, saudara-saudaraku,
Calon Istriku Aisah kensar Nawang Wulan sari
Dan Sahabat-sahabat seperjuanganku,
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah mendukung dan membantu mewujudkan mimpi saya:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Maryono dan Ibu Salbiyah yang senantiasa mendukung dan memotivasi dalam setiap pengerjaan skripsi ini, tanpa adanya dorongan dan kekuatan yang mereka berikan tidaklah mungkin diri ini bisa menyempatkan dalam kesibukan mengajar, untuk menyelesaikan skripsi.
2. Orang tua keduaku Bapak Sardi dan Ibu Niken walaupun tidaklah memberikan dukungan yang nyata, akan tetapi karenanya diri ini senantiasa semangat untuk mempersembahkan gelar Sarjana Pendidikan untuk mereka.
3. Keluarga besar SMP Muhammadiyah 10 Andong-Program Khusus, yang juga senantiasa memberikan dukungan terhadapku.
4. Terhadap calon Istriku Aisah Kensar Nawang Wulan Sari, yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan tiada henti, keluh kesah pembuatan Skripsi ini selalu terbangkitkan dengan motivasi yang dia berikan.
Assala mu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. Sholawat serta salam semoha tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Bapak Drs. Bahroni, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
ABSTRAK
Syarifudin, Bagus. 2017. Nilai-Nilai Moral dalam Novel Lima Menit Saja Karya
John Rinaldi Ash Shidqi. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Drs. Bahroni, M. Pd. Kata kunci: Nilai-Nilai Moral, Novel Lima Menit Saja
Penulis meneliti tentang Nilai-Nilai Moral dalam Novel Lima Menit Saja
Karya John Rinaldi Ash Shidqi. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan Nilai-nilai moral apa saja yang terdapat dalam novel Lima
Menit Saja karya John Rinaldi?, 2. Mendeskripsikan relevansi nilai-nilai moral
dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi dengan pendidikan masa kini? Untuk menjawab penelitian tersebut penulis menggunakan metode library research, yaitu penelitian dimana objek penelitiannya digali dengan cara membaca, memahami serta menelaah buku-buku, serta sumber-sumber yang berkenaan dengan permasalahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Nilai-nilai moral dalam Novel
Lima Menit Saja karya John Rinaldi adalah adanya hubungan antara manusia
dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup lingkungan sosial.
2. Relevansi nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit Sajai karya John Rinaldi dengan pendidikan masa kini adalah Pendidikan terhadap kekusaan Allah SWT perlu dikenalkan terhadap kehidupan masa kini sedari dini. Diharapkan dengan model seperti ini banyak manusia yang mampu bersyukur terhadap Allah SWT, dan mampu menunakian aktifitas Ibadah terhadap Allah SWT dengan baik dan benar. Generasi yang bermartabat merupakan investasi bangsa yang senantiasa mengharapkan kedamaian. Nilai pendidikan moral akan kepercayaan terhadap Allah SWT sangat perlu ditanamkan terhadap jati diri manusia. Hal ini sebagai bahan penyadaran diri (Muhasabah Diri), Dengan mempunyai sikap percaya terhadap Allah SWT, manusia akan lebih terima dalam mengarungi kehidupan yang dijalaninya. Apabila mendapat cobaan akan selalu dihadapi dengan rasa sabar dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii JUDUL ................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. vi MOTTO ................................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................. xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1 B. Rumusan Masalah ............................................................................
7 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................
7 E. Penegasan Istilah ..............................................................................
8
F. Metode Penelitian .............................................................................
9 G. Sistematika Penulisan Skripsi.........................................................
11 BAB II : BIOGRAFI DAN HAKIKAT NOVEL A. Biografi John Rinaldi ash-Shidqi ...................................................
13 B. Hakikat Novel .................................................................................
14
1. Pengertian Novel ..................................................................... 14
2. Unsur-Unsur Pembangunan Novel .......................................... 17 a. Unsur Intrinsik ....................................................................
18 1) Tema .............................................................................
19 2) Plot (Alur Cerita) ..........................................................
21 3) Tokoh dan Penokohan ..................................................
24 4) Latar (Setting) ...............................................................
28 5) Sudut Pandang Penceritaan...........................................
29 6) Gaya Bahasa .................................................................
32 7) .......................................................................... 34 Amanat b. Unsur Ekstrinsik .................................................................
35 BAB III: KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pendidikan Moral ..............................................................
37
1. Pengertian Pendidikan Moral .................................................. 37
2. Landasan Pendidikan Moral .................................................... 50 B. Tujuan Pendidikan Moral ...............................................................
52 C. Ruang Lingkup Pendidikan Moral .................................................
56
1. Teknik penyampaian nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit
Saja karya John Rinaldi ......... .. ............................................... 56
a. Bentuk penyampaian langsung ........................................... 56
b. Bentuk penyampian tidak langsung.................................... 57
2. Jenis dan wujud nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi .................................................................... 58
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. moral dalam novel Lima Menit Saja Karya Nilai-nilai John Rinaldi .................................................................................... 62
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT .................................. 62 a. Bersyukur kepada Allah SWT ............................................
63 b. Memanjatkan do’a ..............................................................
65
2. Hubungan manusia dengan diri sendiri ................................... 68 a. Teguh pendirian ..................................................................
68 b. Optimis ...............................................................................
71 c. Penyesalan ..........................................................................
75
3. Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup lingkungan sosial ..................................................................... 78 a. Peduli sesama......................................................................
78 b. Berterima kasih ...................................................................
81 c. Menghargai orang lain ........................................................
83 d. Jujur ....................................................................................
85
B. Relevansi nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi dengan pendidikan masa kini .................................... 87
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................
95 B. Saran-saran .....................................................................................
96 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari ilmu karya sastra tidak akan pernah habis, karena semua
yang ada di dunia ini ada keterkaitan dengan sastra. Misalkan, pengalaman yang dialami sehari-hari dapat dijadikan sebuah karya sastra. Sastra berbeda dengan ilmu hitung, jika pada ilmu hitung satu ditambah satu sama dengan dua, akan tetapi karya sastra satu ditambah satu tidak selalu sama dengan dua, bisa saja sama dengan tiga, empat dan sebagainya. Hal itu karena ilmu sastra tidak hanya terpaku dengan hal-hal yang bersifat pasti.
Karya sastra pada umumnya berisikan tentang permasalahan yang melengkapi kehidupan manusia. Karena karya sastra memiliki dunia yang merupakan hasil dari pengamatan terhadap kehidupan yang diciptakan oleh pengarang baik berupa novel, puisi, maupun drama yang berguna untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam setiap yang dibaca atau dilihat pasti mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat dijadikan pengetahuan dan pembelajaran.
Di dalam sastra terdapat aspek keindahan, kejujuran dan kebenaran, sehingga dengan tiga aspek tersebut harapannya karya sastra yang dihasilkan asli atau orisinil bukan hasil dari meniru atau menjiplak. Sebagimana Mada dan Nyoman (2014: 1) berpendapat, karya sastra adalah ungkapan pikiran dan perasaan seseorang pengarang dalam usahanya untuk menghayati kejadian- kejadian yang ada di sekitarnya, baik yang dialaminya maupun yang terjadi pada orang lain pada kelompok masyarakatnya. Hasil imajinasi pengarang tersebut diungkapkan kedalam karya untuk dihidangkan kepada masyarakat pembaca agar dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan.
Karya sastra merupakan salah satu cabang seni di samping seni lukis, seni tari, dan seni musik. Sebagaimana karya seni lainnya, sastra merupakan produk budaya yang mengutamakan keindahan. Dengan penekanan pada aspek tersebut maka akan membuat sebuah sastra menjadi enak untuk dibaca.
Hal ini sejalan dengan pendapat Kosasih (2008: 1) Berdasarkan asal-usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni susastra. Su berarti ‘bagus’ atau ‘indah’, sedangkan sastra berarti ‘buku’, ‘tulisan’, atau ‘huruf’. Berdasarkan kedua kata itu, susastra diartikan sebagai tulisan atau teks yang bagus atau tulisan yang indah.
Sastra merupakan wujud dari gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah dan imajinatif. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai karya fiksi juga memiliki pemahaman yang mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau angan saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya.
Dalam sastra, isi yang termuat di dalamnya memberikan pesan informatif yang bermanfaat bagi pembacanya. Oleh karena itu maka karya yang dibuat merupakan karangan yang baik dengan tujuan untuk melukiskan sesuatu tentang kehidupan manusia yang penuh dengan nilai-nilai. Begitu juga pendapat Jabrohim (1994: 15) Bahasa yang dipergunakan secara istimewa dalam ciptaan sastra, pada hakikatnya, dalam rangka fungsi sastra berperan sebagai sarana komunikasi, yaitu untuk menyampaikan informasi.
Setiap karya sastra tidak akan bisa tercipta tanpa melibatkan unsur-unsur yang lain di antanya adalah unsur kebudayaan. Semua sastra akan terkait dan melibatkan dinamika suatu kehidupan masyarakat yang mempunyai adat dan tradisi tertentu. Munculnya unsur-unsur ekstrinsik semacam itu dalam karya sastra memang sangatlah masuk akal karena karya sastra dicipta atas dasar kekayaan rohani, imajinasi, dan pengalaman pengarang. Sementara itu, pengarang dipengaruhi oleh struktur kehidupan, kebiasaan, dan sejarah masyarakat dan budayanya.
Sebagai karya seni yang bermediakan bahasa, karya sastra dipandang sebagai karya imajinatif. Sebagaimana pendapat dari Kosasih (2008: 2) bahawa ciri-ciri sastra adalah menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan gaya p enyajiannya ”indah” atau tertata dengan baik sehingga menimbulkan daya tarik dan berkesan di hati pembacanya. Di samping itu, ada pula yang memberikan ciri bahwa seni sastra bersifat imajinatif, yakni hasil renungan, khayalan, dan perasaan yang diwujudkan dalam kata-kata yang menimbulkan pesona tertentu bagi pembacanya.
Salah satu bentuk karya sastra yang mengandung nilai-nilai moral adalah novel. Sebagaimana Kosasih (2008: 4) berpendapat dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia dan pelajaran tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dari sana, orang tersebut terbangkitkan kreativitas dan emosinya untuk berbuat sesuatu, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.
Perkembangan karya seni novel di Indonesia berkembang cukup pesat, hal itu dapat diketahui dengan hadirnya berbagai macam novel yang telah diterbitkan, sehingga bentuk dan isi novel tersebut beragam. Pada dasarnya, novel selalu hadir sebagai sebuah gambaran atau cerminan kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupannya. Novel juga merupakan gambaran lingkungan masyarakat yang hidup di suatu masa dan suatu tempat. Tokoh dan peristiwa yang disajikan dalam novel merupakan pantulan realitas yang ditampilkan oleh pengarang dari suatu keadaan tertentu.
Pengarang dalam karyanya sudah pasti memiliki pesan yang ingin disampaikan terhadap para pembaca sebagai makna dari sebuah karya sastra yang dapat dilakukan melalui pemaparan cerita, salah satunya adalah nilai moral. Seperti novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi yang juga ingin menyampaikan pesan kehidupan yang bermanfaat bagi pembacanya. Novel tersebut memiliki pesan yang baik untuk para penikmatnya karena di dalam cerita tersebut mengisahkan tentang tekat dan usaha untuk mengubah sikap diri dan tingkah laku untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Karya sastra berupa novel memiliki nilai yang sangat strategis dan mendalam bagi pembacanya hal ini karena pesan dari novel penuh dengan nilai-nilai kehidupan. Melalui konflik dan tokoh-tokohnya, pembaca akan belajar tentang menyikapi setiap permasalahan dalam kehidupan. Selain itu, karya sastra dapat menumbuhkan imajinasi yang dapat menjadi instrumen hebat dalam menciptakan karakter pembacanya dan memperkaya kehidupan pembacanya melalui pencerahan pengalaman dan masalah pribadi. Imajinasi yang baik akan mendorong pembaca untuk menyenangi dan membiasakan dirinya berprilaku baik. Maka dari itu dengan senantiasa membaca karya sastra ini harapan dari pengarang akan banyak orang yang berubah menjadi lebih baik lagi.
Setiap karya sastra (dalam hal ini prosa) selalu mengungkapkan nilai pendidikan moral, agama, sosial, maupun estetis (keindahan). Perkembangan moral yang merupakan aneka ragam pengalaman peran berdasarkan situasi tertentu sehingga mampu mengatasi masalah moral atas prakarsanya sendiri secara bebas (tanpa diawasi orang lain) dan memilih objek moral yang penting dan berguna bagi dirinya.
Pemilihan karya sastra khususnya pada novel, untuk dijadikan bahan kajian penelitian dirasa tepat, hal ini dikarenakan karya sastra novel pada dasarnya dapat dijadikan sebuah alat untuk mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan instruksi terhadap para penikmatnya. Membaca cerita khususnya novel, pada hakikatnya seseorang akan dibawa untuk melakukan eksplorasi, sebuah penjelajahan, sebuah petualangan baru, menarik, menyenangkan, menegangkan sekaligus memuaskan lewat berbagai kisah dan peristiwa yang dahsyat sebagaimana yang diperankan para tokoh cerita.
Moral yang disampaikan kepada pembaca melalui karya sastra ini tentu mempunyai manfaat yang dalam. Demikian juga pelajaran yang terdapat dalam novel Lima Menit Saja, penanaman moral yang ditekankan berkaitan dengan persoalan hubungan manusia dengan manusia, misalnya nilai kasih sayang antara orang tua dengan anak dan persoalan hidup antara hubungan manusia dengan Allah SWT. Novel ini dapat dijadikan contoh untuk bersikap, bergaul serta bertingkah laku yang baik dan benar dalam tatanan kehidupan sehari-hari.
Novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi ini diterbitkan pertama kali pada Juni 2013. Kehadirannya mendapatkan tanggapan positif dari penikmat sastra. Antusiasnya apresiasi masyarakat menjadikan karya John Rinaldi ini masuk dalam kategori novel psikologi pembangun jiwa. Cerita novel Lima
Menit Saja menggambarkan tentang cara memandang hidup secara positif.
Diterangkan bahwa saat seseorang mampu menafsirkan gambar kehidupan yang dilukiskan dalam sebuah kisah, maka dia merupaan orang yang mampu meraih inspirasi dari kisah tersebut.
Penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel tersebut yang sesuai dengan perbaikan kualitas moral pendidikan dan relevansi novel Lima Menit Saja pada masa kini. Selain itu, novel dapat dijadikan salah satu media atau bahan ajar yang tepat dalam mentransfer sejumlah nilai-nilai moral kepada pembaca. Dengan membaca novel maka sejatinya seseorang tanpa sadar akan mendapati berbagai ilmu tentang bagaimana cara menjalani kehidupan ini dengan baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Nilai-nilai moral apa saja yang terdapat dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi?
2. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi dengan pendidikan masa kini?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi.
2. Mendeskripsikan relevansi nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi dengan pendidikan masa kini.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktik dan teoritik.
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis, penelitian ini mendukung dan menerapkan teori tentang nilai-nilai moral pada karya sastra khususnya pada novel
Lima Menit Saja karya John Rinaldi. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan karya sastra, terutama karya sastra yang banyak mengandung ajaran nilai moral.
2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca memahami secara menyeluruh apa yang terkandung dalam novel tersebut dan dapat mengambil nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
E. Penegasan Istilah
Untuk mengetahui pemahaman serta untuk menetukan arah yang jelas dalam menyusun skripsi ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul sebagai berikut: 1.
Nilai Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang disusun oleh Purwadarminta (1984 : 677), nilai adalah : a) harga dalam arti taksiran, misal nilai intan; b) harga sesuatu, misalnya uang; c) angka kepandian; d) kadar, mutu; e) sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, misalnya : nilai-nilai agama.
2. Moral Dalam Kamus Umum bahasa Indonesia, yang disusun oleh Purwadarminta (1984:
654), kata “moral” berarti ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan. Dengan kata lain moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan sebagai manusia. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan diri pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya. Dengan demikian moral atau kesusilaan adalah keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan baik dan benar.
3. Novel Dalam Kamus Bahasa Indonesia, yang disusun oleh Dendy Sugono (2008: 1008), Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
4. Nilai Moral Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai moral adalah ilmu tentang apa yang benar dan apa yang salah yang dianut oleh masyarakat umum mengenai sikap, perbuatan dan keyakinan.
F. Metode Penelitian
Sebgaimana pendapat Ruslan (2010: 24) pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan.
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan keabsahannya.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan mengenai penyampaian nilai moral dalam novel Lima Menit Saja.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka metode yang dipakai dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam kajian ini dijabarkan ke dalam langkah-langkah sesuai dengan tahapan pelaksanaannya, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data.
Pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah suatu prosedur penelitian dengan hasil sajian data deskriptif berupa tuturan pengarang dalam novel Lima Menit Saja. Sudaryanto (1993: 62), menyatakan bahwa istilah deskriptif menyarankan kepada suatu penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada dan juga fenomena yang memang secara empiris hidup di dalam penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa uraian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti apa adanya.
2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan catat. Teknik membaca dilakukan dengan membaca novel Lima Menit Saja. Pada mulanya dilakukan pembacaan keseluruhan terhadap novel tersebut dengan tujuan untuk mengetahui identifikasi secara umum. Setelah itu dilakukan pembacaan secara cermat dan menginterpretasikan unsur moral dalam novel tersebut. Setelah membaca cermat dilakukan pencatatan data langkah berikutnya adalah pencatatan yang dilakukan dengan mencatat kutipan secara langsung dari novel yang diteliti.
3. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data dari novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi yang diterbitkan oleh DIVA Press, Jogjakarta pada bulan juni 2013 fokus penelitian ini adalah mengenai aspek nilai- nilai moral.
4. Instrumen Penelitian Sebagaimana mestinya penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini instrumennya manusia, tepatnya peneliti sendiri. Manusia digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, berdasarkan kriteria-kriteria yang dipahami. Kriteria yang dimaksud adalah pengetahuan tentang nilai- nilai moral.
5. Metode Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi (content analysis) dengan menggunakan cara berpikir induktif yaitu berangkat dari fakta- fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Agar terdapat kejelasan secara garis besar dan dapat dimengerti dengan mudah, maka dalam pembahasannya secara berurutan penulis membagi dalam lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II kajian pustaka, Bab III Paparan data dan hasil temuan, Bab IV Pembahasan, Bab V Penutup.
BAB I Pedahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.
BAB II Biografi dan Hakikat Novel, bab ini akan memuat tentang biografi penulis dan unsur - unsur novel. BAB III Kajian Pustaka, bab ini akan memuat tentang pendidikan moral yang mencakup pengertian pendidikan moral, tujuan pendidikan moral, dan lingkup pendidikan moral.
BAB IV Analisis Data, bab ini memuat tentang nilai-nilai moral dan relevansi nilai-nilai moral dalam novel Lima Menit Saja karya John Rinaldi dengan pendidikan masa kini.
BAB V Penutup, berisi kesimpulan, saran dan lampiran-lampiran.
BAB II BIOGRAFI DAN HAKIKAT NOVEL A. Biografi Penulis John Rinaldi ash Shidqi lahir di Mandailing Natal, Sumatra Utara, pada
23 April 1979. Anak ke-4 dari tujuh orang bersaudara dari pasangan Khairuddin dan Sri Hayati Lubis. Setelah menamatkan SD di tanah kelahirannya, ia menyeberang ke Pulau Jawa guna melanjutkan pendidikan.
Pernah singgah di Pesantren Gontor, tetapi tidak sampai selesai. Kemudian, pindah ke Yogyakarta. Di sini, ia melanjutkan studinya di SMP 9 dan SMU 5 yang sama-sama berlokasi di wilayah Kotagede. Setelah selesai pendidikan menengahnya, ia masuk ke Fakultas Filsafat UGM. Disebabkan kenyataan hidup yang tidak seindah bayangannya, maka pada tahun 2005 ia baru bisa menyelesaikan pendidikan S1-nya.
Pendidikan nonformalnya di jalani di Pesantren al-Mahalli, Wonokromo, Plered, Bantul, di bawah asuhan alm. KH Ahmad Mudjab Mahalli. Ia tidak lama tinggal di sana, namun cukup memberikan bekal baginya untuk mengenal ajaran agama yang dianutnya. Karya-karya yang telah dihasilkannya antara lain: Syekh Siti Jenar (Pustaka Pelajar, 2008), Iblis
Pun Ingin Bertaubat (Pustaka Insan Madani, 2009), Berjumpa Allah di langit dunia (Diva Press), Beginilah Cara Mendidik Anak yang Diajarkan Rasulullah (Diva Press), Sembuhkan Segala Jenis Penyakit Anak bersama Nabi (Penerbit Sabil), 115 Smart Games untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas Bayi Usia 0-3 Tahun. (Diva Press), Nasihat Emas Khalifah ar-
Rasyidin (Diva Press), Seni Mendekati Anak dan Berdiaolog dengan Anak
(Diva Press), Tuhan Pun Jatuh Cinta (Diva Press), Tuntunan Praktis Puasa
Ramadhan Seperti Rasulullah ( Pustaka Wasilah), Haramkah Tahlilan, Yasinan dan Kenduri Arwah? ( Pustaka Wasilah) dan, beberapa naskah
terjemahan yaitu Sejarah Filsafat Cina (Pustaka Pelajar, 2007), dan Handbook Of Qualitative Research (Pustaka Pelajar).
Bersama istrinya, Uswatun Khasanah dan putrinya, Fathimah Zahratul ‘Athira Rinaldi, saat ini ia tinggal di Klaten mengabdikan dirinya untuk menyambung lidah para nabi. “Tiada yang istimewa dalam hidupku, tiada yang pantas kuceritakan tentang diriku pada orang lain. Hanya karena kasih sayang Allah-lah sehingga aibku tak diketahui orang. Dia masih merahasiakan semua keburukanku sehingga masih banyak orang yang mau duduk bersamaku. Seandainya semuanya dibeberkan Allah, tak seorang pun yang mau menatapku dan mendengarkanku. Aku malu” Itulah kata-kata yang diucapkannya untuk mengakhiri tulisan ini. Rinaldi (2013: 265-266)
B. Hakikat Novel
1. Pengertian Novel Karya sastra ini sudah tidak asing lagi bagi penikmat yang gemar membacanya. Dalam novel banyak cerita inspiratif yang termuat di dalamnya. Bacaan yang ringan, asyik dan menambah wawasan sehingga novel banyak digemari oleh pembacanya, bahkan banyak dijadikan sebagai bacaan terfavorit bagi semua kalangan. Novel berbeda dengan cerpen, meskipun sama-sama berbentuk prosa, namun novel tidaklah cerita yang hanya beberapa lembar saja, akan tetapi cerita yang terdapat di dalamnya cukup panjang dan dikhususkan menjadi satu buku yang didesain dengan cover sesuai isi dari novel tersebut.
Seperti yang telah diutarakan di atas bahwa karya sastra novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang kelak mengubah nasib kehidupannya.
Pemaparan tersebut sejalan dengan pendapat Tarigan (1984:164), novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel merupakan suatu cerita dengan suatu alur, cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif.
Novel ada berbagai bentuk baik itu fiksi maupun fakta. Dari dua macam novel tersebut akan membuat pembacanya semakin tertarik dengan karya sastra ini. Novel sebagai sebuah karya imajinatif atau menceritakan tentang fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kehidupan. Fiksi juga menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta dengan Allah SWT. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi yang sesuai dengan pandangannya.
Sastra yang dianggap fiksi pada hakikatnya adalah fakta (Nyata), karya-karya itu lahir didasarkan atas kesadaran pengarang dalam melihat realitas (Kenyataan) masyarakatnya. Ciri khas novel adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan yang kompleks secara penuh, namun perlu diketahui bahwa dunia kesastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang mendasarakan diri pada fakta. Sebagaimana Nurgiyantoro (1995: 6) mengemukakan, bahwa realitas dalam karya fiksi merupakan ilusi kenyataan dan kesan yang meyakinkan yang ditampilkan, namun tidak selalu merupakan kenyataan sehari-hari.
Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan biasanya ditulis dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu “novella” yang artinya sebuah kisah atau sepotong
cerita. Penulis novel disebut dengan novelis . Isi novel lebih panjang dan
lebih kompleks dari isi cerpen, serta tidak ada batasan struktural dan sajak. Pada umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari beserta semua sifat, watak dan tabiatnya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1995: 9) Kata novel berasal dari bahasa Latin novellus. Sebutan novel dalam bahasa Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia, sedangkan dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). sedangkan Priyatni (2010: 124) mendefinisikan novel sebagai cerita dalam bentuk prosa yang agak panjang dan meninjau kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya novel adalah cerita atau kisah yang disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca yang didasarkan pada kehidupan nyata maupun hanya cerita ilusi saja. Setiap isi yang terkandung dalam novel selalu memberikan banyak inspirasi bagi penikimatnya, bahkan terkadang membuat pembaca jatuh dalam skenario di dalamnya.
Dalam arti umum novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran luas yang mempunyai cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang baik, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula.
2. Unsur-Unsur Pembangunan Novel Nurgiyantoro (2013: 29-30) berpendapat unsur-unsur pembangun sebuah novel yang kemudian secara bersama membentuk sebuah totalitas itu di samping unsur formal bahasa, masih banyak lagi macamnya. Namun, secara garis besar berbagai macam unsur tersebut secara tradisional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian walau pembagian itu tidak benar-benar pilah. Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering banyak disebut para kritikus dalam rangka mengkaji atau membicarakan karya sastra pada umumnya.
a. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur dalam yang membangun prosa. Pada umumnya, para ahli membagi unsur intrinsik prosa rekaan atas tema, tokoh, penokohan, alur (plot), latar cerita (setting), sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Sehingga dengan pembagian tersebut novel akan lebih mudah untuk dipahami. Sebagaimana Wiyanto (2012: 213) berpendapat, unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Keterpaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud.
Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca novel. Unsur yang dimaksud untuk menyebut sebagian saja misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.
1) Tema Tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang sesuatu hal, salah satunya dalam membuat sebuah karya tulis.
Contoh halnya cerpen, puisi, novel dan berbagai macam jenis tulisan lainnya haruslah memiliki sebuah tema.
Berdasarkan gagasan pokok atau ide utama, pengarang akan mudah untuk mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub tema. Pembaca harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema pokok yang merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi, namun terhalangi dengan cerita yang mendukung tema tersebut. Maka pembaca harus dapat mengidentifikasi dari setiap cerita dan mampu memisahkan antara tema pokok dan sub-subtema atau tema tambahan.
Jadi apabila diperumpamakan sebuah rumah, tema menjadi sebuah fondasinya karena tema adalah suatu hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca. Jika ide pikiran dalam tulisan tersebut itu menarik, maka akan memberikan nilai yang lebih pada tulisan tersebut. Sebagaimana Siswanto (2008: 161) juga mengemukakan, bahwa tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya.
Semakin menarik tema yang tersaji dalam sebuah tulisan tersebut maka akan menambah daya tarik bagi para pembaca terhadap karya tersebut, akan tetapi apabila tema itu tidak memberikan kesan yang menarik maka pembaca akan jenuh dan bisa jadi meninggalkan untuk membaca karya tersebut. Dengan demikian tema dapat dikatakan sebagai ide pokok atau gagasan dalam membangun sebuah cerita. Sebuah cerita akan berkembang sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh seorang pengarang
Tema berarti pokok pikiran atau masalah yang akan dikembangkan dalam sebuah cerita oleh pengarangnya. Dengan, tema semua permasalahan dalam sebuah karya sastra akan terwujud dengan baik dan benar. Oleh karena itu, peranan tema menjadi pokok pikiran yang diutamkan dalam membuat karya sastra.
Sehingga dengan pemahaman di atas maka sangat jelas dalam membuat penulisan, tema sangat perlu diperhatikan secara mendalam untuk kebaikan sebuah tulisan yang dibuat. Semakin menarik ide gagasan tersebut maka akan semakin banyak penikmat yang akan membaca dari tulisan tersebut.
Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Oleh karena itu, untuk menentukan tema sebuah novel harus disimpulkan dari keseluruhan cerita tidak hanya berdasarkan bagian tertentu cerita.
2) Plot (Alur Cerita) Alur atau plot juga merupakan kerangka dasar yang juga penting. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan antara satu dengan yang lain, bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain. Sedangkan plot adalah sebagai peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab dan akibat.
Alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang dijalin untuk menggerakkan jalan cerita, sangat penting memperhatikan plot karena alur cerita yang teruraikan secara sistematis akan membuat pembaca lebih nyaman dalam memahami sebuah tulisan yang terkandung pada sebuah karya tulis tersebut.
Sebagaimana Nurgiyantoro (1995: 209-210) berpendapat, Pengarang menyusun cerita sehingga pembaca ingin selalu mengikuti apa yang terjadi setelah itu, ingin tahu mengapa hal itu terjadi. Akibat plot itu bagi pembaca ada dua macam: akan terus mengikuti apa yang terjadi berikutnya atau tidak mau lagi mengikuti apa yang terjadi selanjutnya. Selain rincian mengenai pengertian plot sebagaimana yang telah dikemukakan, terdapat tahapan plot yang dikemukakan lebih rinci. Rincian yang dimaksud oleh tasrif dalam Nurgiyantoro adalah membedakan tahap plot menjadi lima bagian, yaitu: a) Tahap situation: tahap penyituasian, tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita.
Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita.
b) Tahap generating circumstances: tahap pemunculan konflik, Pada tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik dan akan berkembang menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
c) Tahap rising action: tahap peningkatan konflik, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang.
Peristiwaperistiwa dramatik yang menjadi inti semakin menegangkan. Konflikkonflik yang terjadi internal dan eksternal, pertentangan, benturanbenturan antarkepentingan masalah dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tidak dapat dihindari.
d) Tahap climax: tahap klimaks, konflik yang terjadi, yang dilakukan dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intesitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadi konflik utama. Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memiliki lebih dari satu klimaks.
e) Tahap denouement: tahap penyelesaian, konflik yang telah mencapai klimaks diberi jalan keluar, cerita diakhiri. Tahap ini berkesesuaian dengan tahap akhir di atas.
Masih menurut pandangan Nurgiyantoro (1995: 213-216) plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria urutan waktu. Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya urutan penceritaan peristiwa-peristiwa yang ditampilkan, yang pertama disebut sebagai plot maju atau progresif, kedua plot sorot balik atau regresif flash-back, dan plot campuran.
Plot progresif bersifat kronologis, secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), akhir (penyelesaian). Plot
progresif biasanya menunjukkan kesederhanaan cara penceritaan,
tidak berbelitbelit, dan mudah diikuti. Plot flash-back, cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Teks yang berplot jenis ini, langsung menyuguhkan adegan-adegan konflik, bahkan konflik yang meruncing.
Selanjutnya, plot campuran atau progresif regresfif, barangkali tidak ada novel yang secara mutlak berplot lurus-kronologis atau sebaliknya sorot balik. Secara garis besar plot sebuah novel mungkin
progresif , tetapi di dalamnya betapapun kadar kejadiannya sering