PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI J (1)

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

UNTUK MENDUKUNG INDUSTRIALISASI KP

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH UNTUK MENDUKUNG INDUSTRIALISASI KP

Naskah

: Pusat Data, Statistik dan Informasi

Tim Penyusun

: 1. Ir. Anang Noegroho, M. EM 2. Ismayanti, DFM, DEA 3. Rennisca Ray Damanti, S.Pi, MA, M.Eng 4. Mareta Nirmalanti, S.Pi, M.Si 5. Krisna Fery Rahmantya, S.Si 6. Anggie Destiti Asianto, S.Si 7. Hermina Nainggolan, S.Kom 8. Walim Abdul Somad, A.Md 9. Tri Wahyuni, S.Kom

10. Dr. Ir. Eko Sri Wiyono, M.Si 11. Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si 12. Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Si 10. Dr. Ir. Eko Sri Wiyono, M.Si 11. Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si 12. Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Si

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya, buku Profil Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Untuk Mendukung Industrialisasi KP ini dapat kami selesaikan.

Publikasi ini menyajikan data dan informasi kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Tengah Untuk Mendukung Industrialisasi KP yang merupakan salah satu lokasi industrialisasi kelautan dan perikanan. Data dan informasi yang tersaji di dalamnya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan penyusunan kebijakan kelautan dan perikanan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya kepada semua pihak dalam penyusunan publikasi ini. Semoga data dan informasi yang tersaji di dalam publikasi ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data kelautan dan perikanan.

iv

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

viii

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Daftar Tabel

Tabel 3.1. Perkembangan Sejumlah Indikator Terkait

Nilai Tambah Lapangan Usaha Perikanan dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah ................. 20

Tabel 3.2. Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas YBSSYL

di Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2010 (Orang) ........................ 24

Tabel 3.3. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk

Berusia 15 Tahun Ke Atas YBSSYL dalam Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha Menurut Kabupaten/Kota

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Lapangan Usaha Tahun 2000 dan 2010 (%) .............................. 28

Tabel 3.5. Struktur Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas YBSSYL Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah dalam Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usahanya Tahun 2000 dan 2010 (%) .............. 30

Tabel 3.6. Angka LQ Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas YBSSYL dalam Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2010 dengan Provinsi Jawa Tengah sebagai Wilayah Referensinya ................................................... 32

Tabel 4.1. Jumlah dan Proporsi Produksi Perikanan

Tangkap Laut di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 ........................................... 40

Tabel 4.2. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut yang Dijual di TPI Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 .................................................... 41

Tabel 4.3. Perkembangan Komoditas Andalan Perikanan Tabel 4.3. Perkembangan Komoditas Andalan Perikanan

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 4.6. Jumlah Produksi dan Nilai Produksi 3 (tiga)

Jenis Kelompok Non - Ikan Utama yang Bernilai Ekonomi Penting Tahun 2010 ............ 48

Tabel 4.7. Produksi Ikan Layang Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ...... 49 Tabel 4.8. Produksi Ikan Tembang Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ...... 50 Tabel 4.9. Produksi Ikan Lemuru Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ...... 52 Tabel 4.10. Produksi Ikan Selar Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 53 Tabel 4.11. Produksi Ikan Kembung Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 55 Tabel 4.12. Produksi Ikan Tongkol Krai Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .................................................... 56

Tabel 4.13. Produksi Ikan Peperek Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 58 Tabel 4.14. Produksi Ikan Swanggi Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 60 Tabel 4.15. Produksi Ikan Kuniran Menurut Kabupaten/ Tabel 4.13. Produksi Ikan Peperek Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 58 Tabel 4.14. Produksi Ikan Swanggi Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 60 Tabel 4.15. Produksi Ikan Kuniran Menurut Kabupaten/

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 4.19. Produksi Cumi-Cumi Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 67 Tabel 4.20. Jumlah Armada dan Produktivitasnya Tahun 2006 - 2010 ......................................... 70 Tabel 4.21. Jumlah Nelayan Berdasarkan Kategori Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 ........... 74 Tabel 4.22. Produksi Perikanan Tangkap di Perairan Umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 (Ton) ........ 76 Tabel 4.23. Jumlah Produksi dan Nilai Produksi 5 (lima) Jenis Ikan dan Udang Utama yang Bernilai Ekonomi Penting Tahun 2010 ......................... 80

Tabel 4.24. Produksi Ikan Mujair Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 81 Tabel 4.25. Produksi Ikan Nila Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 83 Tabel 4.26. Produksi Ikan Lele Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ............. 84 Tabel 4.27. Produksi Ikan Tawes Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 85 Tabel 4.28. Produksi Udang Tawar Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 87 Tabel 4.24. Produksi Ikan Mujair Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 81 Tabel 4.25. Produksi Ikan Nila Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 83 Tabel 4.26. Produksi Ikan Lele Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ............. 84 Tabel 4.27. Produksi Ikan Tawes Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 85 Tabel 4.28. Produksi Udang Tawar Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ..... 87

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 5.4. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Tambak di Provinsi Jawa Tengah Menurut KomoditasTahun 2010 .................................... 113

Tabel 5.5. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Bandeng Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ................................ 115

Tabel 5.6. Produksi dan Nilai Produksi Budidaya Tambak

Rumput Laut Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 117

Tabel 5.7. Produksi dan Nilai Produksi Budidaya Tambak

Udang Windu Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 118

Tabel 5.8. Jumlah RTP/Perusahaan Perikanan Budidaya Tambak Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ................................ 120

Tabel 5.9. Luas Bersih Areal Budidaya Tambak Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .................................................... 121

Tabel 5.10. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan

Budidaya Kolam di Provinsi Jawa Tengah Menurut Komoditas Tahun 2010 .................... 122 Budidaya Kolam di Provinsi Jawa Tengah Menurut Komoditas Tahun 2010 .................... 122

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 5.13. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Gurame dari Budidaya Kolam Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 129

Tabel 5.14. Jumlah RTP/Perusahaan Perikanan Budidaya Kolam Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ................................ 131

Tabel 5.15. Luas Bersih Areal Budidaya Kolam Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .................................................... 133

Tabel 5.16. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Karamba di Provinsi Jawa Tengah Menurut Komoditas Tahun 2010 .................... 135

Tabel 5.17. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Nila dari Budidaya Karamba Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 136

Tabel 5.18. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Mas dari Budidaya Karamba Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 137

Tabel 5.19. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele dari Budidaya Karamba Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 138 Tabel 5.19. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele dari Budidaya Karamba Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .............. 138

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Jawa Tengah Menurut Komoditas Tahun 2010 .................................................... 141

Tabel 5.23. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Nila

Merah dari Budidaya Karamba Jaring Apung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ................................ 142

Tabel 5.24. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Nila dari Budidaya Karamba Jaring Apung Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010 .. 143

Tabel 5.25. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Mas dari Budidaya Karamba Jaring Apung Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010 .. 144

Tabel 5.26. Jumlah RTP/Perusahaan Perikanan Budidaya Karamba Jaring Apung Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ...... 145

Tabel 5.27. Luas Bersih Areal Budidaya Karamba Jaring Apung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ................................ 146

Tabel 5.28. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan

Budidaya Sawah di Provinsi Jawa Tengah Menurut Komoditas Tahun 2010 .................... 147 Budidaya Sawah di Provinsi Jawa Tengah Menurut Komoditas Tahun 2010 .................... 147

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .................................................... 150

Tabel 5.32. Jumlah RTP/Perusahaan Perikanan Budidaya Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ................................ 151

Tabel 5.33. Luas Bersih Areal Budidaya Sawah Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 .................................................... 152

Tabel 5.34. Produksi Budidaya Pembenihan Tambak

Menurut Jenis Ikan dan Kabupaten/Kota Tahun 2010 .................................................... 154

Tabel 5.35. Nilai Produksi Budidaya Pembenihan Tambak

Menurut Jenis Ikan dan Kabupaten/Kota Tahun 2010 .................................................... 155

Tabel 5.36. Produksi Budidaya Pembenihan Kolam

Menurut Jenis Ikan dan Kabupaten/Kota Tahun 2010 .................................................... 156

Tabel 5.37. Nilai Produksi Budidaya Pembenihan Kolam

Menurut Jenis Ikan dan Kabupaten/Kota Tahun 2010 .................................................... 158

Tabel 5.38. Produksi Budidaya Pembenihan Sawah Tabel 5.38. Produksi Budidaya Pembenihan Sawah

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tahun 2011 .................................................... 179 Tabel 5.42. Data Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Tahun 2011 .................................... 185 Tabel 5.43. Produksi Tambak Udang Tahun 2010-2011 ..... 187 Tabel 5.44. Potensi Tambak Udang Kabupaten Tegal

Tahun 2011 .................................................... 189 Tabel 5.45. Produksi Tambak Udang Tahun 2010-2011 ..... 193 Tabel 5.46. Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya

di Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010. 198 Tabel 5.47. Perkembangan Luas Areal Budidaya Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010..... 199 Tabel 5.48. Jumlah dan Nilai Produksi Perikanan Tambak

Bandeng dan Udang Kabupaten Batang Tahun 2010 dan 2011 ..................................... 203

Tabel 5.49. Perkembangan Harga Jual Rata-Rata Bandeng dan Udang Kabupaten Batang Tahun 2010 dan 2011 ..................................... 206

Tabel 5.50. Produksi Tambak Udang Dibandingkan Komoditas Tambak Lain Tahun 2010 - 2011 ... 209 Tabel 5.51. Potensi Tambak Kabupaten Demak Tahun 2011 .................................................... 210 Tabel 5.50. Produksi Tambak Udang Dibandingkan Komoditas Tambak Lain Tahun 2010 - 2011 ... 209 Tabel 5.51. Potensi Tambak Kabupaten Demak Tahun 2011 .................................................... 210

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 5.55. Potensi Tambak Kabupaten Pati Tahun 2008 – 2010 ......................................... 216 Tabel 5.56. Pembenihan Udang Windu Skala Rumah Tangga Tahun 2008 - 2009 ............................. 217 Tabel 6.1. Banyaknya Unit Pengolahan Hasil Perikanan

Menurut Kabupaten/Kota dan Klasifikasi Usaha Tahun 2011 .......................................... 223

Tabel 6.2. Volume Produksi Pengolahan Hasil Perikanan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 ................................ 226

Tabel 6.3. Banyaknya Tenaga Kerja Pengolahan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tenaga Kerja Tahun 2011 ................................ 228

Tabel 6.4. Tanda-Tanda Ikan Segar dan Ikan yang Sudah Tidak Segar ..................................................... 231 Tabel 6.5. Sebaran UPI Penanganan Produk Segar di Provinsi DKI Jakarta ................................... 231 Tabel 6.6. Sebaran UPI Penanganan Produk Segar di Provinsi Jawa Tengah .................................. 233 Tabel 6.7. Jumlah Tenaga Kerja pada UPI Penanganan Produk Segar di Provinsi Jawa Tengah............. 234

Tabel 6.11. Jumlah Tenaga Kerja UPI Pembekuan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 .............. 242 Tabel 6.12. Sebaran UPI Penggaraman/Pengeringan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 .............. 245 Tabel 6.13. Jumlah Tenaga Kerja UPI Penggaraman/ Pengeringan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 .................................................... 246

Tabel 6.14. Sebaran UPI Pemindangan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 ................................ 249 Tabel 6.15. Jumlah Tenaga Kerja UPI Pemindangan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 .............. 251 Tabel 6.16. Sebaran UPI Pengasapan/Pemanggangan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 .............. 255 Tabel 6.17. Jumlah Tenaga Kerja UPI Pengasapan/

Pemanggangan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 .................................................... 256

Tabel 6.18. Sebaran UPI Fermentasi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 ................................ 259 Tabel 6.19. Jumlah Tenaga Kerja UPI Fermentasi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 .............. 261 Tabel 6.20. Sebaran UPI Pereduksian di Provinsi

Daftar Gambar

Gambar 4.1. Produksi Perikanan Tangkap Laut Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006-2010 .... 38 Gambar 4.2. Nilai Produksi Perikanan Tangkap Laut Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006-2010 .... 39 Gambar 4.3. (a) Ikan Layang Biru ( Mackerelscad), (b) Ikan Layang Benggol ( Indianscad), dan (c) Ikan Layang Deles ( Shortfinscad) ... 49

Gambar 4.4. Ikan Tembang ( Fringescale sardinella) ........ 51 Gambar 4.5. Ikan Lemuru ( Indian oil sardinella)............ 52 Gambar 4.6. (a) Ikan Selar Hijau (b) Ikan Selar Kuning .. 54 Gambar 4.4. Ikan Tembang ( Fringescale sardinella) ........ 51 Gambar 4.5. Ikan Lemuru ( Indian oil sardinella)............ 52 Gambar 4.6. (a) Ikan Selar Hijau (b) Ikan Selar Kuning .. 54

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Gambar 4.14. Rajungan ( Swim crab) ............................... 66 Gambar 4.15. Cumi–Cumi ( Common squids) .................. 67 Gambar 4.16. Jumlah Perahu/Kapal Perikanan Tangkap

Perikanan Laut Tahun 2004 - 2010............ 69 Gambar 4.17. Jumlah Alat Tangkap Perikanan Laut Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 - 2010 .. 71 Gambar 4.18. Produksi Perikanan Tangkap di Perairan

Umum Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ......... 78

Gambar 4.19. Produksi Perikanan Tangkap di Perairan Umum Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenis Ikan Tahun 2010 ............................... 79

Gambar 4.20. Peta Produksi Penangkapan dari Laut untuk Ikan Layang..................................... 88 Gambar 4.21. Peta Produksi Penangkapan dari Laut untuk Ikan Tembang .......................... 89 Gambar 4.22. Peta Produksi Penangkapan dari Laut untuk Ikan Lemuru ................................... 90 Gambar 4.23. Peta Produksi Penangkapan dari Laut untuk Ikan Selar ........................................ 91

xxvi

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tahun 2011 ............................................... 253 Gambar 6.6. Persentase Sebaran UPI Pengasapan / Pemanggangan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 ............................................... 258

Gambar 6.7. Persentase Pusat Sebaran UPI Fermentasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 ............. 262 Gambar 6.8. Persentase Pusat Sebaran UPI Pereduksian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 ............. 267 Gambar 6.9. Persentase Sebaran UPI Pengolahan Jelly

Ikan/Surimi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 ............................................... 270

Gambar 6.10. Persentase Pusat Sebaran UPI Pengolahan Lainnya Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 276 Gambar 6.11. Peta Pengolahan Ikan Segar Tahun 2010 .... 277 Gambar 6.12. Peta Pengolahan Ikan Kaleng Tahun 2010.. 278 Gambar 6.13. Peta Pengolahan Ikan Beku Tahun 2010 .... 279 Gambar 6.14. Peta Pengolahan Ikan Kering Tahun 2010 .. 280 Gambar 6.15. Peta Pengolahan Ikan Pindang Tahun 2010 281 Gambar 6.16. Peta Pengolahan Ikan Asap Tahun 2010 ..... 282 Gambar 6.17. Peta Pengolahan Fermentasi Ikan Gambar 6.10. Persentase Pusat Sebaran UPI Pengolahan Lainnya Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 276 Gambar 6.11. Peta Pengolahan Ikan Segar Tahun 2010 .... 277 Gambar 6.12. Peta Pengolahan Ikan Kaleng Tahun 2010.. 278 Gambar 6.13. Peta Pengolahan Ikan Beku Tahun 2010 .... 279 Gambar 6.14. Peta Pengolahan Ikan Kering Tahun 2010 .. 280 Gambar 6.15. Peta Pengolahan Ikan Pindang Tahun 2010 281 Gambar 6.16. Peta Pengolahan Ikan Asap Tahun 2010 ..... 282 Gambar 6.17. Peta Pengolahan Fermentasi Ikan

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Lampiran

Lampiran 1 Struktur Klasifikasi dan Uraian Masing-

Masing Kelompok dalam Lapangan Usaha Perikanan pada KBLI 2005 ............. 331

Lampiran 2 Perkembangan PDB Indonesia Menurut Sektor/Lapangan Usaha/Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub-Lapangan Usaha Pada

Periode Tahun 2006 – 2010 Atas Dasar Harga Berlaku (dalam Rp miliar) ............... 333

Lampiran 3 Perkembangan PDB Indonesia Menurut Sektor/Lapangan Usaha/Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub-Lapangan Usaha Periode Lampiran 3 Perkembangan PDB Indonesia Menurut Sektor/Lapangan Usaha/Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub-Lapangan Usaha Periode

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Lampiran 5 Perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah Menurut Sektor/Lapangan Usaha/Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub- Lapangan Usaha Periode Tahun 2006 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan (dalam Rp miliar) ........................ 336

Lampiran 6 Perkembangan Kontribusi PDRB

Provinsi Jawa Tengah dalam PDB Indonesia Menurut Masing-Masing Sektor/Lapangan Usaha/Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub-Lapangan Usaha-nya Pada Periode Tahun 2006 – 2010 (dalam %) .................. 337

Lampiran 7 Perkembangan Kontribusi Nilai Tambah Masing-Masing Sektor/Lapangan Usaha/ Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub-Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah Pada Periode Tahun 2006 – 2010 (dalam %) .................. 338 Lampiran 7 Perkembangan Kontribusi Nilai Tambah Masing-Masing Sektor/Lapangan Usaha/ Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub-Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah Pada Periode Tahun 2006 – 2010 (dalam %) .................. 338

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Lampiran 9 Perkembangan Laju Pertumbuhan

Nilai Tambah Masing-Masing Sektor/ Lapangan Usaha/Sub-Lapangan Usaha/ Sub-Sub-Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah Pada Periode Tahun 2007 – 2010 (dalam % per tahun) .. 340

Lampiran 10 Perkembangan Angka LQ Nilai Tambah Masing-Masing Sektor/Lapangan Usaha/ Sub-Lapangan Usaha/Sub-Sub-Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah Pada Periode Tahun 2006 – 2010 .............. 341

Lampiran 11 Matriks Klasifikasi Peranan Masing-

Masing Sektor/Lapangan Usaha/Sub- Lapangan Usaha/ Sub-Sub-Lapangan Usaha Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Hasil Analisis LQ (Basis/Non-Basis) ........... 342 Masing Sektor/Lapangan Usaha/Sub- Lapangan Usaha/ Sub-Sub-Lapangan Usaha Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Hasil Analisis LQ (Basis/Non-Basis) ........... 342

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Pendahuluan

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

1.1. Latar Belakang

Dampak arus globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta karakteristik sumber daya kelautan dan perikanan, berpengaruh kuat terhadap pembangunan kelautan dan perikanan. Sektor kelautan dan perikanan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sektor lain, khususnya sumber daya perikanan laut yang pada hakekatnya tidak dapat dibatasi berdasarkan wilayah administrasi dan bersifat terbuka dalam pemanfaatannya. Di sisi lain, sumber daya perikanan laut tropis memiliki banyak spesies tetapi terbatas jumlahnya. Dengan demikian, perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan tidak dapat dilepaskan dan harus mampu mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional.

Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan ke depan akan dikembangkan melalui berbagai industri kelautan dan perikanan yang berorientasi pasar dan berbasis pada kelestarian lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya dukungan IPTEK, sumber daya manusia yang berkualitas, kerja sama antar instansi/ lembaga pemerintah, kemitraan pemerintah dan swasta, serta pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mendorong

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Selain isu pokok pembangunan yang menghambat pembangunan kelautan dan perikanan sebagaimana disebutkan diatas, secara internal kondisi pembangunan kelautan dan perikanan juga menghadapi kendala meliputi : Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing, pencemaran laut, gejala penangkapan berlebih ( over fishing), degradasi habitat pesisir ( mangrove, terumbu karang, padang lamun, estuaria, dan lain- lain), konflik penggunaan ruang dan sumber daya, kemiskinan nelayan dan pembudidaya ikan, terbatasnya teknologi kelautan dan perikanan, serta terbatasnya sumber permodalan yang dapat digunakan untuk investasi, dan kemiskinan yang masih melilit sebagian besar penduduk di wilayah pesisir, khususnya pembudidaya ikan dan nelayan skala kecil. Permasalahan tersebut muncul antara lain sebagai akibat dari paradigma pembangunan masa lalu yang lebih berorientasi ke darat ( terresterial) yang menyebabkan pengalokasian segenap sumber daya pembangunan lebih diprioritaskan pada sektor-sektor daratan.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut diperlukan upaya terobosan yang luar biasa dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Jawa Tengah. Berkaitan

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

perlu penyediaan informasi dalam bentuk profil kelautan dan perikanan yang yang akurat. Keberhasilan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan, termasuk pariwisata bahari, salah satunya ditentukan oleh ketersediaan data dan informasi yang akurat dan selalu aktual, karena data dan informasi yang akurat akan membantu penyusunan kebijakan ataupun perencanaan pengelolaan sektor kelautan dan perikanan, sehingga luaran yang dihasilkannya menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.

Selain untuk kepentingan perencanaan bagi pemerintah, data dan informasi tersebut juga bermanfaat untuk menumbuhkan dan sekaligus menarik sektor swasta dalam peningkatan penanaman modal dalam bidang perikanan. Dengan informasi tersebut diharapkan akan semakin memacu para investor untuk menanamkan modalnya di bidang-bidang usaha penangkapan ikan, budidaya perikanan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, serta kegiatan-kegiatan usaha terkait lainnya, sehingga dapat mendorong dan mempercepat terwujudnya Provinsi Jawa Tengah yang maju, mandiri, dan sejahtera.

1.2. Tujuan

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

b. Menyediakan informasi tentang sebaran wilayah pengembangan potensial komoditas kelautan dan perikanan

c. Menyediakan informasi tentang sarana dan prasarana kelautan dan perikanan

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Gambaran Umum Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

2.1. Letak

Provinsi Jawa Tengah terletak pada 5° 30’ LS - 8° 30’ LS dan 108° 30’ BT - 111° 30’ BT, dengan jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke Selatan 226 km (tidak termasuk Pulau Karimunjawa).

2.2. Batas dan Luas Wilayah

Batas sebelah utara Provinsi Jawa Tengah adalah Laut Jawa dan di wilayah pesisir sebelah utara ini terletak beberapa kabupaten/kota, seperti: Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang. Sementara, batas sebelah selatan adalah Samudera Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di wilayah pesisir sebelah selatan ini terletak beberapa kabupaten/kota, seperti: Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonogiri. Batas

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

2.3. TOPOGRAFI DAN JENIS TANAH

Dari segi topografi Provinsi Jawa Tengah terdiri dari daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan daerah perbukitan dengan pegunungan yang landai dan curam. Berdasarkan letak ketinggiannya dari permukaan laut, wilayah Jawa Tengah dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) klasifikasi, yaitu:

• Ketinggian dari 1 – 100 meter, meliputi 53,3% • Ketinggian dari 100 – 500 meter, meliputi 27,4% • Ketinggian dari 500 – 1000 meter, meliputi 14,7% • Ketinggian dari 1000 meter keatas, meliputi 4,6%

Berdasarkan derajat kemiringannya, wilayah ini di- kelompokkan kedalam 4 (empat) klasifikasi,yaitu:

• Derajat kemiringan dari 0° - 2° meliputi 41,3% • Derajat kemiringan dari 2° - 15° meliputi 27,7% • Derajat kemiringan dari 15° - 40° meliputi 21,2% • Derajat kemiringan dari 40° keatas meliputi 9,8%

Kemudian, jenis tanah yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

b). Tanah Aluvial

Jenis tanah aluvial berwarna kelabu, coklat sampai hitam dan tidak peka terhadap erosi, dimana proses pembentukan tanahnya dari endapan laut, sungai, dan danau yang terdapat di daerah pantai utara dan pantai selatan dengan presentase jenis tanah aluvial ini mencapai 29%.

c). Tanah Grumusol

Proses pembentukan tanah grumasol sebagai akibat endapan tanah liat dan bekuan yang bersifat netral, dengan warna tanah dari merah hingga coklat, sehingga baik untuk lahan pertanian. Jenis tanah ini terdapat di daerah datar dan bergelombang dengan daerah disebelah timur dan tenggara. Presentase jenis tanah Grumusol mencapai 13,5%.

d). Tanah Regosol

Jenis tanah regosol proses pembentukan tanahnya dari batuan kapur, batuan beku dan pasir pantai dengan sifat kimiawi

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

e). Tanah Mediteran Merah Kuning

Proses pembentukan tanah ini dari endapan batuan kapur, intermedior dan batuan metafort, dengan warna merah sampai kecoklat-coklatan dengan penyebaran membujur dari pegunungan Kedu sampai ketimur pegunungan Lawu. Presentase jenis tanah mediteran merah kuning ini mencapai 3%.

f). Tanah Litasol

Proses pembentukan tanah ini dari batuan beku dan batuan endapan, dengan sifat aneka ragam dan berwarna kecoklat- coklatan, jenis tanah ini sangat baik untuk lahan pertanian. Presentase tanah litasol ini mencapai 9%.

g). Tanah Andosol

Proses pembentukannya dari batuan beku basis dan Intermedior yang bersifat peka terhadap erosi dengan warna tanahnya kelabu, coklat. Presentase jenis tanah andosol mencapai 14%.

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

i). Tanah Podsolik Kuning

Proses pembentukannya dari batuan endapan dan bekuan dengan warna kuning sampai merah dan sifat tanah ini bersifat asam yang dapat dijadikan lahan pertanian, perkebunan, dan daerah penyebarannya di daerah Kabupaten Purwokerto dan Kabupaten Purworejo.

2.4. Iklim

Jawa Tengah memiliki iklim tropis dengan musim penghujan dan kemarau yang silih berganti sepanjang tahun. Suhu bulanan minimum 21,3°C dan suhu maksimum 30,7°C dengan kelembaban rata-rata 24,7%. Jumlah curah hujan dalam setahun berkisar 1.547 – 3.989 mm/tahun, sehingga tergolong daerah yang beriklim basah. Secara umum curah hujan di provinsi ini tidak merata sepanjang tahun, dimana pada bulan-bulan tertentu curah hujannya cukup banyak (musim penghujan), seperti antara bulan Oktober sampai bulan Maret, dengan jumlah hari hujan lebih dari 10 hari hingga 22 hari per bulan. Kemudian, curah

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) dan Sumber Daya Alam Nirhayati (SDAN). Sumber daya alam hayati utamanya berupa sumber daya ikan (dalam arti luas sesuai dengan Undang Undang RI Nomor 9 Tahun 1985, tentang Perikanan), yang memiliki arti penting bagi kegiatan perikanan, konservasi, dan preservasi lingkungan perairan air tawar, pesisir dan lautan, serta wisata bahari, sedangkan Sumber Daya Alam Nirhayati (SDAN) terdiri dari unsur pertambangan dan energi (minyak dan gas bumi serta mineral), unsur jasa kelautan,unsur perhubungan laut, unsur industri kelautan, dan bangunan kelautan. Potensi sumber daya kelautan dan perikanan akan dititik beratkan pada potensi sumber daya alam hayati di perairan umum dan di perairan pantai utara dan pantai selatan Jawa Tengah.

a). Potensi Perikanan Air Tawar

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi perairan umum dengan luas 41.807 ha, yang terdiri dari waduk (22.999 ha), sungai (15.059,9 ha), rawa (3.673 ha), dan danau (75,4 ha). Dari 37 buah waduk yang ada, terdapat waduk-

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

dimanfaatkan secara optimal. Kemudian, bila ditinjau dari kondisi agroklimatnya sangat mendukung untuk dikembangkannya budidaya ikan dalam karamba jaring apung.

b). Potensi Perikanan Air Laut

Ada sepuluh kelompok jenis ikan, yaitu : (1) pelagis besar, (2) pelagis kecil, (3) demersal, (4) ikan karang, (5) ikan hias, (6) udang dan krustasea lainnya, (7) kekerangan, moluska, dan teripang, (8) mamalia dan reptilia, (9) rumput laut, dan (10) benih alam komersial.

c). Potensi Budidaya Laut

Budidaya laut merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian sumber hayati perikanan yang cukup penting. Potensi lahan budidaya laut untuk ikan kakap, kerapu, teripang dan rumput laut. Lokasi budidaya laut adalah di sepanjang Pantai Jawa Tengah bagian Utara dan Selatan

d). Potensi Budidaya Pesisir (Tambak)

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

e). Potensi Ekosistem Habitat Vital

Ekosistem habitat vital bagi biota perairan pesisir dan laut di Jawa Tengah yang berfungsi sebagai spawning ground, nursery ground dan feeding ground seperti mangrove, padang lamun dan terumbu karang sebagian besar kondisinya telah dalam keadaan mengkhawatirkan. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa jumlah hutan baku yang terdata seluas 1.829,62 ha yang berada di pantai utara seluas 1.825,62 ha sedangkan jumlah luasan hutan bakau di wilayah selatan terdata 4,00 ha (Kabupaten Kebumen). Habitat padang lamun lain hanya berada di wilayah perairan Jepara seluas 39,25 ha, sedangkan di wilayah lain belum terdata. Habitat terumbu karang yang ada di Jawa Tengah terdata seluas 1.283,34 ha yang berada di wilayah perairan sekitar Demak 0,39

ha, Jepara 744,15 ha, Pati 65,00 ha, Rembang seluas 224,80 ha, dan Kabupaten Batang seluas 249,00 ha. Wilayah perairan lain yang ditengarai terdapat habitat terumbu karang yang belum terdata dimungkinkan berada di perairan sekitar Semarang, Kendal, Tegal dan wilayah pantai Selatan.

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Profil Lapangan Usaha Perikanan Provinsi Jawa Tengah

18

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

3.1. Cakupan Lapangan Usaha Perikanan di Indonesia

Pada buku Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005, Lapangan Usaha Perikanan di Indonesia dikasifikasikan sebagai Kategori B (Perikanan) dan didalamnya mencakup:

1 Golongan Pokok Perikanan (berkode 2 digit, yakni 05),

1 Golongan Perikanan (berkode 3 digit, yakni 050), 5 Sub- Golongan (berkode 4 digit), dan 19 Kelompok (berkode 5 digit). Kelima Sub-Golongan tersebut adalah: Penangkapan Biota di Laut (0501), Budidaya Biota di Laut (0502), Penangkapan Biota di Perairan Umum (0503), Budidaya Biota Air Tawar dan Air Payau (0504), serta Jasa Perikanan (0505). Secara lebih lengkap struktur klasifikasi dan uraian masing-masing Kelompok (5 digit) dalam Lapangan Usaha Perikanan di Indonesia disajikan pada Lampiran

3.2. Profil Lapangan Usaha Perikanan Dalam Struktur Perekonomian Provinsi Jawa Tengah

Profil Lapangan Usaha Perikanan dalam struktur perekonomian Provinsi Jawa Tengah bisa dilakukan dengan

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.1. Perkembangan Sejumlah Indikator Terkait Nilai Tambah Lapangan Usaha Perikanan dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah

2010 Rataan Standar Koefisien Deviasi Variasi (%)

Nilai Tambah Lapangan Usaha Perikanan dalam 74.335 97.697 137.250 176.621 199.384 137.057 52.281 38,1 PDB Indonesia ADH Berlaku (Rp miliar) Nilai Tambah Lapangan Usaha Perikanan dalam

2.478 2.967 3.573 3.682 3.496 3.239 507 15,6 PDRB Prov. Jawa Tengah ADH Berlaku (Rp miliar) Kontribusi Nilai Tambah Lapangan Usaha

1,75 2,56 0,65 25,47 Lapangan Usaha Perikanan Indonesia (%)

Perikanan Prov. Jawa Tengah dalam Nilai Tambah

Nilai Tambah Lapangan Usaha Perikanan Prov. 1.843 1.869 1.958 1.950 1.926 1.909 51 Jawa Tengah ADH Konstan Tahun 2000 (Rp miliar) 2,7 Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha Perikanan

2,66 234,61 Prov. Jawa Tengah (% per tahun) Kontribusi Nilai Tambah Lapangan Usaha

Perikanan Prov. Jawa Tengah dalam PDRB Prov.

0,79 0,90 0,07 8,20 Jawa Tengah (%) Angka LQ Nilai Tambah Lapangan Usaha Perikanan

0,25 0,34 0,06 17,86 Prov. Jawa Tengah

Sumber: BPS, 2011 (diolah)

Selama periode tahun 2006 – 2010, berdasarkan Tabel 3.1 di atas, rata-rata kontribusi nilai tambah Lapangan Usaha Perikanan Provinsi Jawa Tengah dalam nilai tambah Lapangan Usaha

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

tersebut nilai tambah Lapangan Usaha Perikanan Provinsi Jawa Tengah telah meningkat sebesar 83 miliar rupiah atau telah mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,50%. Angka 4,50% tersebut merupakan hasil akumulasi dari laju pertumbuhan tahunan selama periode tahun 2006–2010 dengan laju pertumbuhan rata- rata (2007–2010) sebesar 1,13% per tahun.

Selama periode tahun 2007–2010, rata-rata laju pertumbuhan Lapangan Usaha Perikanan di tingkat Provinsi Jawa Tengah (1,13% per tahun) lebih rendah dibanding rata-rata laju pertumbuhan Lapangan Usaha Perikanan di tingkat nasional (5,17% per tahun). Sementara itu, rata-rata laju pertumbuhan Lapangan Usaha Perikanan di tingkat nasional juga lebih rendah dibanding rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional (5,8%). Artinya, baik di tingkat nasional maupun Provinsi Jawa Tengah, rata-rata laju pertumbuhan Lapangan Usaha Perikanan sama-sama di bawah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional. Secara lebih rinci perkembangan laju pertumbuhan PDB Indonesia dan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut sektor/lapangan usaha/ sublapangan usaha/subsublapangan usaha selama periode tahun 2006–2010 bisa dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Selama periode 2006–2010, secara umum perekonomian

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

1) Industri Pengolahan (32,92%)

2) Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (20,06%);

3) Perdagangan, Hotel dan Restoran (19,65%); serta

4) Jasa-jasa (10,05%). Dalam struktur perekonomian (PDRB) Provinsi Jawa Tengah

selama periode tahun 2006–2010, kontribusi (Sub) Lapangan Usaha Perikanan bisa dikatakan sangat kecil, yakni rata-rata hanya sebesar 0,90% dan cenderung menurun. Jika pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 0,88%, maka pada tahun 2010 menjadi 0,79%.

Untuk menganalisis lebih lanjut peranan Lapangan Usaha Perikanan dalam struktur perekonomian suatu wilayah, dalam hal ini Provinsi Jawa Tengah, bisa digunakan indikator angka

Location Quotient (LQ). 1 Pada Tabel 3.1 di atas tampak bahwa pada periode Tahun 2006–2010, Lapangan Usaha Perikanan bukan lapangan usaha basis di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini

1 Angka LQ umumnya digunakan untuk menentukan lapangan usaha (sektor) basis suatu daerah. Keunggulan LQ terletak kepada kemampuannya untuk

menunjukkan ingkat keunggulan relaif dari suatu lapangan usaha di suatu daerah terhadap lapangan usaha tersebut di daerah-daerah lainnya dalam suatu

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

tampak dari rata-rata angka LQ bernilai kurang dari 1 (LQ < 1), yakni sebesar 0,34. Dengan perkataan lain, Lapangan Usaha Perikanan Provinsi Jawa Tengah tidak memiliki keunggulan relatif terhadap lapangan usaha yang sama di provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Di samping itu, selama periode tersebut, angka LQ tersebut juga cenderung menurun. Jika pada tahun 2006 nilainya masih sebesar 0,39, maka pada tahun 2010 hanya sebesar 0,25.

3.3. Profil Ketenagakerjaan Lapangan Usaha Perikanan di Provinsi Jawa Tengah

Dalam menganalisis profil perkembangan perekonomian suatu wilayah, selain PDRB, analisis perkembangan indikator ketenagakerjaan juga sangat penting untuk dilakukan. Indikator ini akan mampu menunjukkan seberapa besar peranan dari masing-masing lapangan usaha dalam menyediakan lapangan kerja di suatu wilayah. Tabel 3.2 di bawah menyajikan data penduduk berusia 15 tahun ke atas “yang bekerja selama seminggu yang lalu” (YBSSYL) di Lapangan Usaha Perikanan dan total seluruh lapangan usaha di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2010 berdasarkan hasil Sensus

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.2. Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas YBSSYL di Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2010 (Orang)

Lapangan Usaha Perikanan Total Lapangan Usaha Kabupaten/Kota

SP 2000

SP 2010 SP 2000 SP 2010

Kab. Cilacap

13.215 747.772 738.110 Kab. Banyumas

2.299 657.373 697.642 Kab. Pubalingga

953 378.103 427.207 Kab. Banjarnegara

1.804 422.919 411.841 Kab. Kebumen

2.002 584.970 553.361 Kab. Purworejo

746 359.605 337.249 Kab. Wonosobo

702 403.764 374.018 Kab. Magelang

1.488 601.513 612.962 Kab. Boyolali

1.262 521.109 500.738 Kab. Klaten

1.451 588.179 559.925 Kab. Sukoharjo

503 417.382 409.116 Kab. Wonogiri

1.070 605.126 529.183 Kab. Karanganyar

342 421.768 421.633 Kab. Sragen

1.057 472.149 460.667 Kab. Grobogan

771 715.484 702.167 Kab. Blora

278 471.386 452.719 Kab. Rembang

20.273 288.089 297.625 Kab. Pati

18.479 612.485 578.795 Kab. Kudus

477 374.267 402.460 Kab. Jepara

10.039 498.810 537.501 Kab. Demak

18.400 490.019 503.571 Kab. Semarang

1.887 467.912 495.017 Kab. Temanggung

404 395.793 385.402 Kab. Kendal

10.425 414.992 425.941 Kab. Batang

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Hasil SP 2010 menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Tengah yang bekerja di Lapangan Usaha Perikanan berjumlah 191.794 orang. Sementara berdasarkan hasil SP 2000 jumlahnya masih 162.250 orang. Artinya, selama periode tahun 2000 – 2010 jumlah penduduk yang bekerja (tenaga kerja) di Lapangan Usaha Perikanan Provinsi Jawa Tengah telah bertambah sebanyak 29.224 orang atau meningkat sebesar 18,0%. Angka 18,0% tersebut merupakan hasil akumulasi dari laju pertumbuhan tahunan selama periode tersebut dengan laju pertumbuhan rata- rata sebesar 1,02% per tahun (Tabel 3.3). Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata laju pertumbuhan tenaga kerja total di seluruh lapangan usaha di Provinsi Jawa Tengah (1,00% per tahun). Adapun laju pertumbuhan tenaga kerja di Lapangan Usaha Perikanan paling tinggi terjadi di wilayah Kota Salatiga, yakni sebesar 1,08% per tahun.

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.3. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas YBSSYL dalam Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2010 (% per tahun)

Laju Pertumbuhan

Laju

Pertumbuhan

Kabupaten/Kota

Tenaga Kerja di Tenaga Kerja Lapangan Usaha

Total Lapangan Perikanan

Usaha (%/tahun)

(%/tahun)

Kab. Cilacap 0,99 1,00 Kab. Banyumas

1,03 1,01 Kab. Pubalingga

1,03 1,01 Kab. Banjarnegara

1,00 1,00 Kab. Kebumen

1,01 0,99 Kab. Purworejo

1,03 0,99 Kab. Wonosobo

1,02 0,99 Kab. Magelang

1,06 1,00 Kab. Boyolali

1,05 1,00 Kab. Klaten

1,05 1,00 Kab. Sukoharjo

1,04 1,00 Kab. Wonogiri

1,07 0,99 Kab. Karanganyar

1,02 1,00 Kab. Sragen

1,04 1,00 Kab. Grobogan

1,06 1,00 Kab. Blora

0,99 1,00 Kab. Rembang

1,02 1,00 Kab. Pati

1,02 0,99 Kab. Kudus

1,05 1,01 Kab. Jepara

1,02 1,01 Kab. Demak

1,02 1,00 Kab. Semarang

1,02 1,01 Kab. Temanggung

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Hasil SP 2000 dan SP 2010 menunjukkan bahwa ada 11 (sebelas) wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang berkontribusi cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja di Lapangan Usaha Perikanan (pada tahun 2010 di atas 4%). Kesebelas wilayah tersebut (diurutkan berdasarkan kontribusi yang paling besar) adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Rembang, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Tegal, Kabupaten Kendal, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang (Tabel 3.4). Selama periode tahun 2000–2010, kontribusi wilayah-wilayah tersebut pada umumnya meningkat, kecuali Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Brebes. Adapun tiga wilayah yang memiliki kontribusi tergolong paling kecil adalah Kota Magelang, Kota Surakarta, dan Kota Salatiga.

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.4. Kontribusi Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas YBSSYL Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah dalam Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas YBSSYL di Provinsi Jawa Tengah Pada Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha Tahun 2000 dan 2010 (%)

Kabupaten/Kota Lapangan Usaha Perikanan Total Lapangan Usaha

SP 2000

SP 2010 SP 2000 SP 2010

Kab. Cilacap

6,89 4,74 4,66 Kab. Banyumas

1,20 4,17 4,40 Kab. Pubalingga

0,50 2,40 2,70 Kab. Banjarnegara

0,94 2,68 2,60 Kab. Kebumen

1,04 3,71 3,49 Kab. Purworejo

0,39 2,28 2,13 Kab. Wonosobo

0,37 2,56 2,36 Kab. Magelang

0,78 3,82 3,87 Kab. Boyolali

0,66 3,31 3,16 Kab. Klaten

0,76 3,73 3,53 Kab. Sukoharjo

0,26 2,65 2,58 Kab. Wonogiri

0,56 3,84 3,34 Kab. Karanganyar

0,18 2,68 2,66 Kab. Sragen

0,55 3,00 2,91 Kab. Grobogan

0,40 4,54 4,43 Kab. Blora

0,14 2,99 2,86 Kab. Rembang

10,57 1,83 1,88 Kab. Pati

9,63 3,89 3,65 Kab. Kudus

0,25 2,37 2,54 Kab. Jepara

5,23 3,16 3,39 Kab. Demak

9,59 3,11 3,18 Kab. Semarang

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Selama periode tahun 2000–2010, ada 11 (sebelas) wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang kontribusi Lapangan Usaha Perikanan dalam penyerapan tenaga kerjanya cukup tinggi (pada tahun 2010 di atas 2%). Kesebelas wilayah tersebut (diurutkan dari yang kontribusi Lapangan Usaha Perikanan paling tinggi) adalah Kabupaten Rembang, Kota Tegal, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Tegal (Tabel 3.5). Kecuali Kota Pekalongan, semua wilayah tersebut memiliki kontribusi Lapangan Usaha Perikanan dalam penyerapan tenaga kerja yang cenderung meningkat selama periode tahun 2000–2010. Adapun tiga wilayah yang kontribusi Lapangan Usaha Perikanan dalam penyerapan tenaga kerjanya tergolong paling kecil (pada tahun 2010 di bawah 0,1%) adalah Kota Surakarta, Kabupaten Blora, dan Kabupaten Karanganyar.

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.5. Struktur Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas YBSSYL Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah dalam Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha pada Tahun 2000 dan 2010 (%)

Lapangan Usaha Perikanan Total Lapangan Usaha Kabupaten/Kota

SP 2000

SP 2010 SP 2000 SP 2010

Kab. Cilacap

1,79 100,00 100,00 Kab. Banyumas

0,33 100,00 100,00 Kab. Pubalingga

0,22 100,00 100,00 Kab. Banjarnegara

0,44 100,00 100,00 Kab. Kebumen

0,36 100,00 100,00 Kab. Purworejo

0,22 100,00 100,00 Kab. Wonosobo

0,19 100,00 100,00 Kab. Magelang

0,24 100,00 100,00 Kab. Boyolali

0,25 100,00 100,00 Kab. Klaten

0,26 100,00 100,00 Kab. Sukoharjo

0,12 100,00 100,00 Kab. Wonogiri

0,20 100,00 100,00 Kab. Karanganyar

0,08 100,00 100,00 Kab. Sragen

0,23 100,00 100,00 Kab. Grobogan

0,11 100,00 100,00 Kab. Blora

0,06 100,00 100,00 Kab. Rembang

6,81 100,00 100,00 Kab. Pati

3,19 100,00 100,00 Kab. Kudus

0,12 100,00 100,00 Kab. Jepara

1,87 100,00 100,00 Kab. Demak

3,65 100,00 100,00 Kab. Semarang

0,38 100,00 100,00 Kab. Temanggung

0,10 100,00 100,00 Kab. Kendal

31

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Untuk menganalisis lebih lanjut karakteristik profil penyerapan tenaga kerja pada Lapangan Usaha Perikanan di Provinsi Jawa Tengah bisa digunakan analisis Location Quotient (LQ). Tabel

3.6 di bawah menyajikan angka LQ jumlah penduduk yang bekerja (tenaga kerja) di Lapangan Usaha Perikanan dan total seluruh lapangan usaha menurut kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2000 dan 2010, dimana Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah referensinya.

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.6. Angka LQ Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas YBSSYL dalam Lapangan Usaha Perikanan dan Total Seluruh Lapangan Usaha Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2010 dengan Provinsi Jawa Tengah sebagai Wilayah Referensi

Lapangan Usaha Perikanan

Kabupaten/Kota SP 2000

SP 2010

Kab. Cilacap 1,82 1,48 Kab. Banyumas

0,24 0,27 Kab. Pubalingga

0,17 0,18 Kab. Banjarnegara

0,43 0,36 Kab. Kebumen

0,31 0,30 Kab. Purworejo

0,16 0,18 Kab. Wonosobo

0,13 0,16 Kab. Magelang

0,13 0,20 Kab. Boyolali

0,14 0,21 Kab. Klaten

0,15 0,21 Kab. Sukoharjo

0,08 0,10 Kab. Wonogiri

0,09 0,17 Kab. Karanganyar

0,07 0,07 Kab. Sragen

0,15 0,19 Kab. Grobogan

0,06 0,09 Kab. Blora

0,07 0,05 Kab. Rembang

5,69 5,63 Kab. Pati

2,36 2,64 Kab. Kudus

0,08 0,10 Kab. Jepara

1,54 1,54 Kab. Demak

3,05 3,02 Kab. Semarang

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Pada Tabel 3.6 di atas tampak bahwa secara umum hanya ada

13 (tiga belas) wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang Lapangan Usaha Perikanan merupakan lapangan usaha basis dalam penyerapan tenaga kerja. Ke-13 wilayah tersebut (diurutkan dari yang berangka LQ paling tinggi) adalah Kabupaten Rembang, Kota Tegal, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Cilacap. Hal ini tercermin dari angka LQ Lapangan Usaha Perikanan di ke-13 wilayah tersebut yang lebih besar daripada satu (LQ > 1), baik pada tahun 2000 maupun 2010. Dengan perkatan lain, Lapangan Usaha Perikanan di ke-13 wilayah tersebut memiliki keunggulan relatif terhadap lapangan usaha yang sama di wilayah-wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah dalam penyerapan tenaga kerja. Namun demikian, dari ke-13 wilayah tersebut hanya 4 (empat) wilayah yang perkembangan angka LQ (selama periode tahun 2000 – 2010) cenderung meningkat, yaitu: Kabupaten Pati, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Tegal.

34

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

35

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Perikanan Tangkap

36

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

4.1. Perikanan Tangkap Perairan Laut

Provinsi Jawa Tengah mempunyai wilayah seluas 32.284,268 km 2 atau sekitar 23,97% dari luas wilayah Pulau Jawa, terletak pada koordinat antara 6 0 30’-9 0 30’ LS dan antara 108 0 30’ 111 0 30’ BT. Panjang garis pantai yang dimiliki Jawa Tengah adalah 791,76 km, yang terdiri atas pantai utara sepanjang 502,69 km dan pantai selatan sepanjang 289,07 km. Selain itu, Jawa Tengah mempunyai

34 pulau-pulau kecil. Provinsi Jawa Tengah diapit oleh tiga provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Provinsi Jawa Barat di sebelah barat dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di sebelah selatan.