ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGION

BRUTO (PDRB), JUMLAH PENDUDUK, DAN INFLASI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPOSAL SKRIPSI

Oleh: Novi Ana Devi NIM. 17402153348

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG 2017

A. Judul

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Tulungagung”.

B. Latar Belakang Masalah

Di dalam suatu negara pasti terdapat suatu tujuan untuk sebuah pembangunan nasional yang mengusung tujuan utama dalam mensejahterakan masyarakatnya secara adil, merata dan makmur di setiap bagian wilayah serta daerahnya. Pemerintah sudah mengarahkan berbagai kegiatan pembangunan nasional ke arah pembangunan yang merata pada setiap daerah-daerah, dimana kegiatan pembangunan daerah dalam pelaksanaannya untuk menciptakan dan membangun kegiatan ekonomi di wilayah tersebut agar lebih berkembang. Namun dalam realisasinya masih cenderung terdapat kelemahan yang dimiliki yaitu dalam penerimaan pendapatan.

Pembangunan daerah ini dapat melaksanakan tujuan utamanya secara maksimal hanya jika pembangunan ini menerapkan kebijakan dari pemerintah yang berupa adanya kebijakan otonomi daerah yang sudah berjalan secara efektif dimana sudah dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari 2001. Dalam pemerintahan mempunyai pola hubungan yang berbeda dan baru antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, yang mana sebelumnya dalam pola sentralistik yang memusatkan seluruh wewenang pada pemerintahan pusat menjadi pola desentralisasi. Dengan adanya desentralisasi ini merupakan wujud dari adanya pelaksanaan otonomi daerah.

Otonomi daerah di dalamnya memuat hak, kewajiban dan wewenang masing-masing daerah untuk mengatur dan mengurus setiap kegitan yang ada di wilayahnya berdasarkan aturan-aturan yang sudah tertulis dalam undang- undang yang berlaku untuk mencapai tujuan utama dalam menciptakan kesejahteraan dengan peningkatan dalam perekonomiannya. Dengan adanya penerapan otonomi daerah suatu daerah akan dapat bebas dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya demi kesejahteraan masyarakat. Selain itu pemerintah daerah juga harus bisa mandiri dan mengurangi Otonomi daerah di dalamnya memuat hak, kewajiban dan wewenang masing-masing daerah untuk mengatur dan mengurus setiap kegitan yang ada di wilayahnya berdasarkan aturan-aturan yang sudah tertulis dalam undang- undang yang berlaku untuk mencapai tujuan utama dalam menciptakan kesejahteraan dengan peningkatan dalam perekonomiannya. Dengan adanya penerapan otonomi daerah suatu daerah akan dapat bebas dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya demi kesejahteraan masyarakat. Selain itu pemerintah daerah juga harus bisa mandiri dan mengurangi

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan daerah dari berbagai usaha pemerintah daerah untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatan rutin maupun pembangunannya, yang terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Usaha Milik Daerah,

dan Lain-lain Penerimaan Asli Daerah yang Sah. 1 Di dalam undang-undang republik Indonesia nomor 33 tahun 2004 dijelaskan tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dimana pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, pendapatan asli daerah ini digunakan untuk tujuan agar suatu daerah lebih leluasa dalam pendanaan pelaksanaan otonomi daerah. Hal tersebut menunjukan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap perekonomian suatu daerah. 2

Pendapatan Asli Daerah ini merupakan bentuk cerminan dari kas keuangan yang dimiliki dan diperoleh pemerintah daerah, yang mana didalam PAD terdapat alokasi keuangan pemerintah daerah untuk setiap kegiatannya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dijadikan sebagai sember pendapatan utama yang memegang peranan penting dalam membangun daerahnya dan menciptakan kemandirian ekonomi daerah dari pemerintahan pusat. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dijadikan sebagai indikator dari kemandirian dalam keuangan suatu daerah dengan kata lain Pendapatan Asli Daerah dijadikan sebagai tolok ukur bagi daerah untuk menjalankan otonomi daerah demi mendukung berjalannya pembangunan suatu daerah menjadi lancar.

Suatu daerah yang memiliki perolehan PAD yang tinggi, maka semakin tinggi pula kemandirian dalam daerah tersebut khususnya dalam kemandirian

1 Dedek Hasanur ,“ Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pendapatan

Asli Daerah ”, Skripsi, Universitas Teuku Umar Meulaboh: Aceh Barat, 2016, hlm. 21, dalam http://repository.utu.ac.id/824/1/BAB%2520I_V.pdf, diakses pada tanggal 22 Mei 2018.

2 Baihaqi, “Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu”, Jurnal Akuntansi, Vol. 1 No. 3, 2011, hlm. 248, dalam http://repository.unib.ac.id/6360/, diakses pada tanggal 20 Mei 2018.

ekonomi sehingga daerah tersebut dapat dapat dikatakan bahwa memiliki pertumbuhan perekonomian yang baik. Akan tetapi, ada juga dari fakta yang terjadi dalm suatu wilayah, masih sulit dalam menyeimbangkan jumlah PAD, sehingga ketidakseimbangan ini akan dapat menimbulkan ketidakmerataan pembangunan daerah. Dimana faktor penyebab terjadinya adalah adanya perbedaan potensi yang dimiliki pada setiap daerah. Adapun perolehan Pendapatan Asli Daerah yang menjadi obyek penelitian yaitu di wilayah Kabupaten Tulungagung, dimana dalam periode dari tahun 2011-2016 peroleh

PAD-nya yaitu dalam tabel dibawah ini: 3

Tabel 1.1

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2011-2016 (dalam rupiah)

Tahun

Jumlah PAD

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa peroleh PAD di Kabupaten Tulungagung meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi, pembangunan ekonomi di daerah Kabupaten Tulungagung masih ada pembangunan yang tidak merata antar wilayah yang ditandai dengan penurun laju pertumbuhan ekonomi dalam wilayah Tulungagung. Dalam memperoleh PAD secara langsung maupun tidak itu dipengaruhi dengan beberapa variabel yaitu Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah penduduk 4 dan varibel inflasi juga

berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh. Berbicara terkait keberhasilan perekonomian yang dicapai oleh Provinsi Jawa Timur, hal ini dapat dilihat dari keadaan ekonomi masing-masing daerah yang terdiri dari beberapa Kota ataupun Kabupaten. Jika menengok kondisi perekonomian di Kabupaten Tulungagung yang harus diketahui terlebih dahulu

3 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tulungagung, Badan Pusat Statitik Kabupaten Tulungagung tahun 2016, dalam https://tulungagungkab.bps.go.id, diakses pada tanggal

18 Mei 2018. 4 Lina Nabila, “Pengaruh Jumlah Penduduk, Produk Domestik Bruto (PDRB) dan Kontribusi Pajak

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PA D)”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2017, hlm. 3, dalam digilib.uin-suka.ac.id/24911/, diakses pada tanggal 21 Mei 2018.

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Karena PDRB Kabupaten Tulungagung di dalamnya memuat secara keseluruhan aktifitas ekonomi. Ketika PDRB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, maka dapat dikatakan bahwa Kabupaten Tulungagung berhasil dalam mengatur dan mengelola jalannya perekonomian. PDRB sendiri tidak lepas dari tiga pendekatan yaitu produksi, pendapatan, dan pengeluaran.

PDRB merupakan gambaran perekonomian secara menyeluruh di daerah. PDRB memberikan dampak langsung pada perolehan pendapatan daerah. PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah daerah yang dapat digunakan untuk membiayai program-program pemerintah atau pembangunan sarana dan prasarana, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang

diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitasnya. 5 Dari sisi produksi PDRB terdapat 9 sektor yaitu pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; Listrik, gas, dan air bersih; Bangunan; Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan dan komunikasi; jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa lainnya. Pada pendekatan pendapatan yaitu upah dan gaji, sewa, tanah, bungan modal, dan keuntungan, perhitungan tersebut sebelum dipotong pajak pengahasilan dan pajak langsung lainnya. Sedangkan pada pendekatan pengeluaran adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir dari pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba; Konsumsi pemerintah; Pembentukan modal tetap domestik bruto, dalam jangka waktu tertentu; perubahan stok; ekspor netto.

Berdasarkan data terlihat bahwa PDRB berdasarkan harga konstan di Kabupaten Tulungagung mulai dari tahun 2011 sampai 2016 selalu mengalami

kenaikan sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini: 6 Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Tulungagung Tahun 2011-2016 (dalam jutaan rupiah)

5 Robinson Tarigan, Ekonomi Regional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 18. 6 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung Tahun 2016, dalam https://tulungagungkab.bps.go.

id, diakses pada tanggal 18 Mei 2018.

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tulungagung yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu kesempatan yang sangat menguntungkan bagi pemerintah daerah untuk menaikkan PAD sehingga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan juga dapat tercapai. Simanjutak dalam Halim, juga mengemukakan jika suatu daerah dapat mengelola sumber daya alam yang dimiliki dan perekonomiannya berkembang dengan baik maka PDRB perkapita akan meningkat yang memperkuat PAD

suatu daerah. 7 PDRB di Kabupaten Tulungagung tidak lepas dengan adanya penduduk,

yang mana penduduk merupakan penggerak dari sektor-sektor PDRB. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap, baik yang produktif atau tidak

produktif 8 . Jumlah penduduk menunjukkan tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk dalam suatu daerah. Penambahan jumlah penduduk yang tinggi

disertai dengan perubahan teknologi akan mendorong naiknya tabungan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap, baik yang produktif atau tidak produktif 9 . Jumlah penduduk menunjukkan tinggi rendahnya

pertumbuhan penduduk dalam suatu daerah. Penambahan jumlah penduduk

7 Umdatul Husna, “Pengaruh PDRB, Inflasi, Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Daerah Kota Se Jawa Tengah ”, Skripsi, Universitas Diponegoro: Semarang, 2015, hlm.

5, dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/24911/2/13810066_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAK A.pdf, diakses pada tanggal 21 Mei 2018.

8 Esi Kumalawati , “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Periode 2000-

2014”, Skripsi, Universitas Muhammadiyah: Yogyakarta, 2016, hlm. 3, dalam http://repository.imy. ac.id/bitstream/handle/123456789/8578/12.%2520NASKAH%2520PUBLIKASI.pdf, diakses pada tanggal 21 Mei 2018.

9 Husna, “Pengaruh PDRB, Inflasi, …, hlm. 3.

yang tinggi disertai dengan perubahan teknologi akan mendorong naiknya tabungan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah.

Apabila jumlah penduduk sebagai sumber daya manusia Kabupaten Tulungagung lebih produktif dalam mengembangkan produksi barang dan jasanya, maka akan terjadi peningkatan dalam transaksi jual beli. Seperti yang telah dijelaskan oleh Kuncoro dalam bukunya bahwa Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dan kegiatan dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat baik dari lembaga maupun individu untuk mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan

kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut. 10 Dan berdasarkan tabel 1.2 bahwa jumlah penduduk di Kabupaten

Tulungagung dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 11 bergerak naik dari tahun ke tahun.

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Tulungagung Tahun 2011-2016 (jiwa)

No.

Tahun

Jumlah Penduduk

Oleh karena itu, peran dan kedudukan jumlah penduduk sangat penting dan dapat memberikan dampak positif, yaitu akan menciptakan adanya peluang usaha, lapangan pekerjaan, dan kemudian akan mengarah pada adanya kesempatan kerja sehingga akan menurunkan angka pengangguran dan dalam jangka panjang, penduduk mampu memberikan kontribusinya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Tulungagung yang berupa sumbangan pajak dan retribusi ke daerah, sehingga pendapatan asli daerah akan relatif lebih tinggi.

10 Mudrajat Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 110.

11 Survei Sosial Ekonomi Nasional, Badan Pusat Statistik Tulungagung Tahun 2016, dalam https://tulungagungkab.bps.go.id, diakses pada tanggal 19 Mei 2018.

Dengan meningkatnya aktivitas penduduk Kabupaten Tulungagung akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap permintaan barang dan jasa, sehingga permintaan yang berlebihan ini akan memicu terjadinya inflasi. Sehingga inflasi ini akan memicu kondisi perekonomian yang buruk jika tidak ada pengendalian yang dilakukan. Tingkat Inflasi yang aman adalah kurang dari 10% dan jika melebihi 25% akan memicu adanya kenaikan harga dari barang ataupun jasa dan juga menyebabkan nilai tukar rupiah menurun.

Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Inflasi menimbulkan beberapa efek buruk pada

perekonomian salah satunya mengurangi pendapatan riil. 12 Tetapi dengan adanya inflasi maka upah atau gaji juga naik, karena upah riil tergantung pada

produktivitas marjinal tenaga kerja. Kesejahteraan ekonomi tergantung pada harga relatif, bukan pada seluruh tingkat harga. Penelitian Simanjutak dalam Halim mengemukakan bahwa inflasi akan meningkatkan PAD yang penetapannya didasarkan pada omzet penjualan, misalnya pajak hotel dan pajak restoran. Hal ini karena jika inflasi melambat, pengusaha akan cenderung

menaikkan sedikit harga tetapi upah yang dibayarkan tetap. 13 Berikut ini merupakan gambaran inflasi di Kabupaten Tulungagung selama tahun 2011 hingga 2016 sebagai berikut: 14

Tabel 1.4 Tingkat Inflasi tahun 2011-2016 (%)

Dengan adanya inflasi maka pemerintah menjalankan kebijakan fiskal. Terdapat dua cara yang akan dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menurunkan Pengeluaran pemerintah atau dengan menaikkan nilai pajak, dimana cara dari bagian kebijakan fiskal ini merupakan solusi yang diambil pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan berupa pajak dan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran

12 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 334.

13 Husna, “Pengaruh PDRB, Inflasi…, hlm. 5-6.

14 Badan Pusat Statistik Tahun 2016 dan data diolah, dalam https://tulungagungkab.bps.go.id, diakes pada tanggal 20 Mei 2018.

pemerintah akan diminimalisir sehingga tidak terjadi pengeluaran dan menaikkan pajak untuk mengatasi adanya inflasi.

Proses pertumbuhan kegiatan ekonomi dalam masyarakat akan meningkatkan PAD bagi pemerintah daerah. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat juga akan meningkatkan pendapatan mereka yang pada gilirannya akan meningkatkan konsumsi, dan pada akhirnya akan menaikkan PAD melalui sumber pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, dan lain-lain pendapatan daerah. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka

peneliti mengambil judul, “Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Jumlah Penduduk, dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kabupaten Tulungagung”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Tulungagung periode 2011-2016?

2. Apakah jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Tulungagung periode 2011-2016?

3. Apakah tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Tulungagung periode 2011-2016?

4. Apakah Produk Domestik Regional Bruto, jumlah penduduk, dan inflasi berpengaruh secara stimultan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Tulungagung periode 2011-2016?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh PDRB terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Tulungagung periode 2011-2016.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah penduduk terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Tulungagung periode 2011-2016.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi tehadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Tulungagung periode 2011-2016.

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara stimultan produk domestik regional bruto, jumlah penduduk, dan inflasi berpengaruh secara stimultan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Tulungagung periode 2011- 2016.

E. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai Analisis pengaruh jumlah penduduk, inflasi dan PDRB terhadap pendapatan asli daerah, dan sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

Memberikan gambaran serta masukan bagi pengambil kebijakan yang berkaitan dengan jumlah penduduk, inflasi dan PDRB terhadap pendapatan asli daerah.

F. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini akan dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Variabel independent dalam penelitian ini yaitu jumlah penduduk, inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto, sedangkan variabel dependennya yaitu Pendapatan Asli Daerah. Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten Tulungagung yang terdiri dari 19 desa.

2. Keterbatasan Penelitian

Batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Penelitian ini berfokus pada variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi Jumlah penduduk

(X1), Inflasi (X2), dan PDRB (X3), sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tulungagung.

b. Data penelitian pada variabel bebas dan terikat didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tulungagung.

G. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Dalam penulisan proposal skripsi ini, perlu adanya penegasan istilah yang diberikan oleh peneliti dari judul yang peneliti angkat dengan tujuan agar tidak terjadi kerancuan, kesalahpahaman atau perbedaan pemahaman dalam membaca dan memahami proposal skripsi ini, dengan memberikan penegasan istilah baik secara konsep maupun secara operasional, berikut definisi konsep dan definisi operasional dari masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut.

1. Definisi Konseptual

a. Penduduk Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka

yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. 15 Penduduk menurut Badan Pusat Statistik adalah mereka yang sudah

menetap disuatu wilayah paling sedikit enam bulan atau kurang dari enam bulan tetapi bermaksud untuk menetap. 16

b. Inflasi Inflasi adalah suatu kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas atau jasa selama satu periode waktu tertentu. Inflasi dianggap sebagai fenomena moneter yang terjadi karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu

komoditas. 17

c. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regoinal Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik Tulungagung yaitu hasil penjumlahan yang diperoleh dari

15 Hudiyanto, Ekonomi Pembangunan, Edisi Pertama, (Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2014), hlm. 23.

16 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, dalam https://tulungagungkab.bps.go.id, diakses pada tanggal 19 Mei 2018.

17 Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islam, Edisi Ke-3, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 137.

seluruh kegiatan perekonomian yaitu berupa output barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor kegiatan ekonomi pada suatu wilayah dan pada suatu periode waktu tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya bersal dari atau dimiliki oleh penduduk

tersebut. 18

d. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Identifikasi sumber Pendapatan Asli Daerah adalah meneliti, menentukan dan menetapkan mana sesungguhnya yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah dengan cara meneliti dan mengusahakan serta mengelola sumber pendapatan tersebut dengan benar sehingga memberikan hasil

yang maksimal. 19 Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah berupa pendapatan yang diperoleh dan dimiliki oleh daerah yang mana cara perolehannya berdasark dengan peraturan perundang-undangan daerah yang telah ditetapkan, guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatannya demi mewujudkan kesejahteraan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai kejelasan dari judul penelitian agar tidak mucul berbagai penafsiran terhadap judul penelitian. Yang dimaksud dari pengaruh produk domestik regional bruto, jumlah penduduk dan inflasi terhadap pendapatan asli daerah adalah apakah ada tidaknya pengaruh dari pengaruh produk domestik regional bruto, jumlah penduduk dan inflasi terhadap pendapatan asli daerah.

18 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, dalam https://tulungagungkab.bps.go.id, diakses pada tanggal 19 Mei 2018.

19 Nur Indah Rahmawati, “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Alokasi Belanja Daerah ”, Skripsi, Universitas Diponegoro: Semarang, 2010, hlm.

17-18, dalam http://eprints.undip.ac.id/22587/1/SKRIPSI-NUR-INDAH-RAHMAWATI.PDF, diakses pada tanggal 21 Mei 2018.

H. Landasan Teori

1. Konsep Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap pembangunan di suatu wilayah. Jumlah penduduk adalah sejumlah orang yang sah yang mendiami suatu daerah atau Negara serta

mentaati ketentuan-ketentuan dari daerah atau Negara tersebut. 20 Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi

dua:

a. orang yang tinggal di daerah tersebut,

b. orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut, dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah itu.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap, baik yang produktif atau tidak produktif.

Penduduk yang produktif murupakan harapan dari pemerintah daerah, semakin penduduk produktif maka semakin besar kesempatan kerja yang tercipta, selain itu juga jumlah penduduk kota yang di imbangi dengan SDM yang telah terdidik akan membantu membangun pemerintah daerah. Oleh karena itu penduduk sangat menentukan perekonomian di pemerintah, baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Jadi penduduk diharapkan, tetapi di imbangi dengan kesempatan kerja serta perekonomian baru yang kemudian pada jangka panjang akan lebih mengarah pada pembangunan pemerintah. 21

Pada teori ekonomi publik tentang Pajak sendiri menjelaskan bahwa jumlah masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, dan suatu tingkat pajak dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan

20 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, dalam https://tulungagungkab.bps.go.id. diakses pada tanggal 19 Mei 2018.

21 Firdaus Anata, “Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka, PDRB Perkapita, Jumlah Penduduk

dan Index Williamson Terhadap Tingkat Kriminalitas (studi kasus 31 provinsi di Indonesia tahun 2007- 2012)”, Skripsi, Universitas Brawijaya: Malang, 2008, hlm. 37, dalam http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/553, diakses pada tanggal 21 Mei 2018.

pajak yang dibutuhkan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. 22

Selain itu, jumlah penduduk akan mempengaruhi pemerintah daerah yang menjelaskan, apabila kemajuan teknologi terjadi lebih cepat pada daerah dengan banyak jumlah penduduk sehingga ada lebih banyak temuan, maka daerah dengan banyak jumlah penduduk akan peningkatan pendapatan di dalam pemerintah daerah atau perkembangan yang lebih

cepat. 23 Adapun Hukum Wagner mengutarakan bawah, dalam suatu

perekonomian di dalam masyarakat, apabila jumlah pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat karena disebabkan adanya penerimaan pendapatan yang melalui pajak dan

retribusi didalam kegiatan ekonomi. 24

Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: 25

a. Fertilitas (kelahiran) Fertilitas menurut istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk, sedangkan natalitas mencakup peranan kelahitan pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

b. Mortalitas (kematian) Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya

22 Guritno Mangkoesoebroto, Ekonomi Publik, (Yogyakarta: PEE- Yogyakarta, 2010), hlm. 173. 23 N. Gregory Mankiw, Makroekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 207. 24 Mangkoesoebroto, Ekonomi Publik …, hlm. 171.

25 Kumalawati , “Pengaruh Produk Domestik …, hlm. 20.

semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan pembangunan. Misalnya perencanaan fasilitas perumahan, pendidikan, dan jasa-jasa lainnya yang digunakan untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan penduduk.

c. Migrasi Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor- faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar.

Migrasi juga diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi, migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari adanya bencana baik bencana alam maupun perang. Pada umumnya, orang yang datang dan pergi antar negara boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan-peraturan atau undang-undang yang dibuat suatu negara pada umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di suatu negara lain.

2. Konsep Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Definisi yang dijabarkan menurut Sadono Sukirno adalah suatu proses kenaikan dari harga-harga barang yang berlaku dalam suatu Definisi yang dijabarkan menurut Sadono Sukirno adalah suatu proses kenaikan dari harga-harga barang yang berlaku dalam suatu

perekonomian. 26 Sedangkan

yang bersifat umum dan terus-menerus. 27 Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

inflasi adalah fenomena dari melonjaknya harga-harga barang secara terus-menerus dalam waktu tertentu, dimana setiap kenaikan dari harga barang mempunyai nilai yang berbeda-beda

Laju pertumbuhan atas permintaan yang tidak diimbangi dengan penawaran maka yang terjadi gangguan terhadap kestabilan harga (inflasi) yang lebih di utamakan pada kegiatan ekonomi yang berupa konsumtif pada sifat produksi.

Maka inflasi yang rendah di pemerintah daerah sangat diharapkan untuk meningkatkan produktifitas ekonomi, oleh karena itu pertumbuhan inflasi yang tinggi sangat berpengaruh pada perolehan pendapatan asli daerah yang biasanya berupa sumbangan pajak, retribusi di masyarakat.

Asumsi Klasik pada klaim Keynes yaitu inflasi yaitu adanya kenaikan dalam tingkat harga rata-rata, dan harga adalah tingkat di mana yang dipertukarkan untuk mendapatkan barang dan jasa. Fisher mengasumsikan bahwa besarnya kecepatan uang beredar yang konstan atau stabil, tidak terlalu bergejolak dari tahun ketahun, yang disebabkan oleh faktor upah dan kebiasaan atau pola pengeluaran masyarakat yang relatif stabil dan tidak berubah, dalam jangka panjang akan kembali ke ekuilibrium karena adanya masa transisi, yang mana diperlukan waktu bagi tingkat upah untuk merubah dan pekerja bereaksi atas perubahan tingkat upah tersebut, pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat output. 28

Teori Peacock dan Wisemen yaitu inflasi merupakan gejolak sosial dan adanya gejolak social maka peran pajak adalah solusi yang tepat untuk mengatasi gejolak yang terjadi dimasyarakat, gejolak inflasi pada penjelasan itu merupakan adanya peperangan dan adanya anak yatim piatu yang di selesaikan adanya anggaran pemerintah untuk mengatasi

26 Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar …, hlm. 14. 27 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hlm. 359.

28 Iwan susanto, “Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk Dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Kota Malang Tahun 1998-2012) ”, Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya, Malang, 2014, hlm. 5, dalam Jimfeb.ub.ac.id, diakses pada tanggal 21 Mei 2018.

itu semua, maka peran pajak memberikan dampak positif terhadap penganggaran pemerintahan. 29

Teori Samuelson yaitu Dalam suatu sistem perpajakan yang mengharuskan masyarakatnya membayar pajak lebih tinggi jika pendapatan nominal mereka meningkat secara otomatis inflasi akan

meningkatkan tingkat pajak rata 30 – rata masyarakat.

b. Dampak terjadinya inflasi

Semua peristiwa yang terjadi pastinya akan timbul dua dampak yaitu dampak negatif dan positif, salah satunya terjadinya inflasi itu sendiri, akan tetapi jika dipandang secara umum, inflasi lebih banyak menimbulkan dampak negtif. Inflasi akan berakibat buruk pada kondisi perekonomian. Secara umum dampak dari inflasi akan mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk nasional. Apalagi jika terjadinya hiperinflasi, akan sangat merugikan dari para pelaku ekonomi dalam masyarakat.

Dampak dari inflasi bagi kondisi perekonomian, akan mengakibatkan prospek dari pembangunan perekonomian jangka Panjang menjadi buruk, dimana inflasi akan mengganggu stabilitas ekonomi khususnya para pelaku ekonomi. Kecepatan dari inflasi ini sangat begitu cepat jika tidak ada suuatu kebijakan untuk menanganinya yang akan berakibat pada seluruh individu dan masyarakat luas.

Adapun dampak dari inflasi itu sendiri terhadap individu dan

masyarakat, antara lain yaitu: 31

1) Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat Dengan adanya inflasi akan menyebabkan daya beli masyarakat menjadi berkurang dan semakin rendah, terlebih lagi bagi orang- orang yang mempunyai penghasilan tetap, inflasi akan menurunkan nilai riil dari pendapatan yang mereka terima.

29 Mangkoesoebroto, Ekonomi Publik …, hlm. 176. 30 Muchtolifah , “Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDRB), Inflasi, Investasi Industri dan Jumlah

Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Mojokerto ”, Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan , Vol.1 No.1 Januari 2010, FE-UPNV, hlm. 4, dalam http://eprints.upnjatim.ac.id /3027/diakses pada tanggal 20 Mei 2018.

31 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi …, hlm. 371-371.

2) Memburuknya distribusi pendapatan Bagi masyarakat yang mendapatkan penghasilan tetap akan mengalami penurunan nilai riil dari pendapatannya dan juga orang- orang yang memiliki kekayaan akan merasakan dampak tersebut. Dimana dalam hal ini inflasi akan mengakibatkan tidak meratanya pembagian pendapatan.

3. Konsep Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat bergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di daerah tersebut.

Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor produksi tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Di dalam perekonomian suatu negara, masing-masing sektor tergantung pada sektor yang lain, satu dengan yang lain saling memerlukan baik dari bahan mentah maupun hasil akhirnya. Sektor industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan pertambangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa.

Dalam bukunya, Hadi Sasana menulis bahwa PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam satu periode. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam dan faktor produksi daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-

faktor tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. 32

32 Priyo Adi Nugroho, “Pengaruh PDRB, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Kota Yogyakarta ”, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta, 2015, hlm.

Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran yang disebut dengan metode langsung. Rincian penjelasannya sebagai berikut:

a. Menurut Pendekatan Produksi Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksikan oleh suatu kegiatan ekonomi di daerah tersebut dikurangi biaya antara masing-masing total produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sektor dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor atau lapangan usaha yaitu; (1) pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengolahan; (4) listrik, gas dan air bersih; (5) bangunan; (6) perdagangan, hotel dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan (9) jasa-jasa.

b. Menurut Pendekatan Pengeluaran Produk Domestik Regional Bruto adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir. Komponen-komponen tersebut meliputi:

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.

2) Konsumsi pemerintah.

3) Pembentukan modal tetap domestik bruto.

4) Perubahan stok.

5) Ekspor netto.

c. Menurut Pendekatan Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah,

13-14, dalam http://eprints.uny.ac.id/26522/1/Skripsi_Priyo_Full.pdf, diakses pada tanggal 20 Mei 2018.

bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya.

Cara penyajian Produk Domestik Regional Bruto disusun dalam dua bentuk, yaitu:

1) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut BPS pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan yaitu jumlah nilai produksi atau pengeluaran atau pendapatan yang dihitung menurut harga tetap. Dengan cara mendefinisikan berdasarkan harga-harga pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga konsumen. Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan ekonomi yang sebenarnya melalui Produk Domestik Regional Bruto riilnya.

2) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku menurut BPS adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah yang dimaksud merupakan nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.

4. Konsep Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Saerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk menghasilkan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai

perwujudan asas desentralisasi. 33 Menurut Bastian Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Hasil Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan dari Laba Perusahaan Daerah dan lain-lain Pendapatan Yang Sah. 34

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh suatu daerah dari potensi yang dimilikinya yaitu berupa sumber-sumber ekonomi dalam wilayah daerah

33 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara P emerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.51-52.

34 Indra Bastian, Sistem Akuntansi Sektor Publik. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 15.

itu sendiri, yang mana dalam kaitannya dengan hal ini sudah di atur berdasarkan peraturan pemerintah dan perundangan-undangan. Rumus untuk menghitung Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu: PAD = Pajak daerah + Retribusi daerah + Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan + Lain-lain PAD yang sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Identifikasi sumber Pendapatan Asli Daerah adalah meneliti, menentukan dan menetapkan mana sesungguhnya yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah dengan cara meneliti dan mengusahakan serta mengelola sumber pendapatan tersebut dengan benar sehingga memberikan hasil yang maksimal. 35

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Adapun kelompok Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: 36

a. Pajak Daerah

Perpajakan daerah adalah kewajiban penduduk menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada daerah yang disebabkan suatu keadaan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai suatu

sanksi atau hukuman. 37 Pajak daerah sebagai salah satu pendapatan asli daerah yang

diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Jenis-jenis dri pajak daerah sudah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2000. Adapun jenis dan objek pajak daerah terdiri dari dua macam yaitu pajak provinsi

dan pajak kabupaten/kota yaitu antara lain:. 38

1) Jenis pajak provinsi terdiri dari:

35 Rahmawati, “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah…, hlm 17-18. 36 Abdul Halim, Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, (Jakarta: Salemba Empat,

2007), hlm.67.

37 Rahardjo Adisasmita, Pembiayaan Pembangunan Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 77.

38 Yani, Hubungan Keuangan Antara …, hlm.53-54.

a) Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air. Objek dari pajak ini adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor dan kendaraam di atas air.

b) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air. Objek pajak dari pajak ini adalah penyerahan kendaraan bermotor dan kendaraam di atas air.

c) Pajak bahan bakar kendaran bermotor, dan

d) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. Objek pajak ini adalah pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dana tau air permukaan.

2) 39 Jenis pajak kabupaten/kota terdiri dari:

a) Pajak hotel. Objek pjak hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan pembayaran termasuk fasilitas penginapan, pelayanan pengunjung, dan jasa persewaan Gedung untuk kegiatan atau pertemuan di hotel.

b) Pajak restoran. Objek pajak ini adalah pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran.

c) Pajak hiburan. Objek pajak ini adalah penyelenggaraan hiburan dengan dipungut biaya.

d) Pajak reklame. Objek pajak ini adalah semua penyelenggaraan reklame.

e) Pajak penerangan jalan. Objek pajak ini adalah penggunaan tenaga listrik di wilayah daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.

f) Pajak pengambilan bahan galian golongan C. objek pajak ini adalah kegiatan pengambilan bahan galian golongan C.

g) Pajak parkir. Objek pajak ini adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha

39 Darwin, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hlm 119- 128.

termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

b. Retribusi Daerah

Pengertian retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan. 40 Jadi Reribusi Daerah ini adalah pungutan yang dilakukan oleh daerah sebagai pembayaran atas jasa

yang khusus disediakan oleh pemerintah untukkpentingan masyarakat luas. Adapun retribusi ini diperinci menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut:

1) Retribusi Jasa Umum. Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan aau diberikan oleh pemerimtah daerah untuk tujuan kpentingn dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang atau badan. Jenis-jenis dari retribusi jasa umum yaitu retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kebersihan, retribusi penggantian Biaya cetak KTP dana kata catatan sipil, retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan pasar, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, retribusi penggantian biaya cetak peta, dan retribusi pengujian kapal perikanan.

2) Retribusi Jasa Khusus. Retribusi khusus adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pememrintah daerah dengn menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh pihak swasta. Jenis-jenis retribusi khusus yaitu Retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, retribusi tempat pelelangan, retribusi terminal, retribusi tempat khusus parkir, retribusi tempat penginapan/villa, retribusi penyedotan kakus, retribusi rumah potong hewan, retribusi pelayanan pelabuhan kapal, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi penyebrangan di atas

40 Mardiasmo, Perpajakan, Edisi Revisi, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), hlm. 15.

air, retribusi pengolahan limbah cair, retribusi penjualan produksi usaha daerah.

3) Retribusi perizinan tertentu. Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atau kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenisnya antara lain adalah retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin tempat penjualan minuman beralkhohol, retribusi izin gangguan, retribusi izin trayek.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan yang dipishkan merupakan hasil yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan APBD. Jika pengelolaan tersebut memperoleh laba, maka laba tersebut dapat dimasukkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ini mencakup yaitu, bagian laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik Daerah/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), bagian laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

d. Lain-lain Pedapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah ini di beberapa daerah, misalnya didapatkan dari sumber berikut: hasil penjualan barang milik daerah, jasa giro, sumbangan pihak ketiga, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah, setoran kelebihan pembayaran kepada pihak ketiga, denda keterlambatan pelaksanaan kerja daerah, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, fasilitas social dan umum, Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah ini di beberapa daerah, misalnya didapatkan dari sumber berikut: hasil penjualan barang milik daerah, jasa giro, sumbangan pihak ketiga, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah, setoran kelebihan pembayaran kepada pihak ketiga, denda keterlambatan pelaksanaan kerja daerah, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, fasilitas social dan umum,

I. Kajian Penelitian Terdahulu

1. Hubungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah atau daerah. Selain itu, PDRB suatu daerah yang tinggi mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan di daerah tersebut tinggi. Dengan dilaksanakannya pembangunan di setiap sector, maka akan meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi PDRB suatu daerah

maka akan semakin tinggi juga PAD daerah tersebut. 42

2. Hubungan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Penduduk sangat menentukan perekonomian di suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar dan diimbangi dengan kesempatan kerja serta perekonomian yang stabil akan mendorong peningkatan pembangunan daerah. Dengan dibangunnya pusat-pusat pelayanan masyarakat akan meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin besar jumlah penduduk maka akan semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah. 43

3. Hubungan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)