KINERJA ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM MERESPON KEPENTINGAN PEREMPUAN (STUDI KASUS DI KAUKUS PEREMPUAN DPRD KOTA MEDAN).

(1)

KINERJA ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM

MERESPON KEPENTINGAN PEREMPUAN

(STUDI KASUS DI KAUKUS PEREMPUAN

DPRD KOTA MEDAN)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : SULISTIANI NIM. 3113111064

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

Sulistiani, Nim 3113111064, Kinerja Anggota Legislatif Perempuan dalam Merespon Kepentingan Perempuan (Studi Kasus Di Kaukus Perempuan DPRD Kota Medan), Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan (Studi kasus di kaukus perempuan DPRD kota Medan). Penelitian ini dilakukan di kantor DPRD bagian kaukus perempuan kota Medan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu dengan menggambarkan keadaan di lapangan yang digunakan untuk memecahkan masalah dan menjawab permasalahan yang dihadapi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah anggota dan staf kaukus perempuan di DPRD kota medan yaitu sebanyak 6 orang, maka yang menjadi sampel yaitu 6 orang. tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, wawancara. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan tabel frekuensi. Dari hasil penelitian dilapangan setelah data terkumpul, diolah dan dianalisis, bahwa kinerja anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan di kaukus perempuan DPRD kota Medan belum terlaksana dengan baik. Tetapi, dalam melaksanakan tugasnya disamping khusus untuk merespon kepentingan perempuan, anggota legislatif perempuan telah memahami arti dari lembaga legislatif, melaksanakan fungsi-fungsi legislatif dengan baik, memahami akan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif, serta menyadari kesetaraan kedudukan perempuan dalam lembaga legislatif. Lembaga legislatif merupakan suatu lembaga yang membuat undang-undang yang anggota-anggotanya berasal dari rakyat Indonesia yang dipilih melalui pemilihan umum.


(5)

ii

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohim,

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “ Kinerja Anggota Legislatif Perempuan Dalam Merespon Kepentingan Perempuan (Studi Kasus Di Kaukus Perempuan DPRD Kota Medan)”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar teristimewa yaitu ibunda tercinta Siti Fatimah dan Ayahanda yang teristimewa Selamat S, kedua orang tua saya yang sangat hebat yang selalu memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan beserta Stafnya.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial


(6)

iii

Universitas Negeri Medan, serta sebagai dosen penyaji yang telah banyak memberikan penulis masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Arief Wahyudi, SH sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan masukan, motivasi, petunjuk, dan sarannya dalam penyusunan skripsi.

6. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen penguji yang telah banyak membantu selama penulis berada di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

7. Ibu Julia Ivanna, S.Sos, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan penulis masukan dalam penyusunan skripsi.

8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selam dalam perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Jhon selaku tata usaha jurusan PPKn yang selama ini membantu penulis dalam hal informasi dan administrasi lainnya.

10.Ibu Ratna Sitepu SH, selaku ketua Kaukus perempuan DPRD kota Medan yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian demi kesempurnaan skripsi ini.


(7)

iv

11.Ibu Khairani Elba, S.Pdi, selaku staf Kaukus perempuan DPRD kota Medan yang telah membantu penulis dalam memperoleh data untuk kesempurnaan skripsi ini.

12.Kakanda penulis Falma Rossa Amd.Keb dan Abangda Ananda setiawan serta adinda Susi Triani, Sukma ramadhani, yang selalu mendukung dan memberi doa serta semangat kepada penulis.

13.Kakanda Ufa, Ima, Wira, dan adinda Elvi yang selalu menjaga serta mendukung penulis selama berada di kota rantauan ini kemudian teman sebaya tika dan tia yang sama-sama sedang berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana.

14.Teman-teman Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan angkatan 2011 yang telah menjadi keluarga selama menjalani studi di Jurusan PPKn, banyak suka dan duka yang telah kita jalani selama ini, semoga ilmu yang kita dapat bermanfaat bagi kita demi menjadikan masa depan yang lebih baik lagi.

15.Sahabat seperjuangan yang tak bisa terlupakan selama menempuh Studi di Jurusan PPKn kelas reguler B 2011 khususnya yaitu : Rizki rahmadhani silitonga, Wahyuni Mutia sari, Siti Syahraini Harahap, Rahmi sarah Paramita Tanjung, Vini Yovina, Liani Anastasia, Yuspita Nasution, Rida Novalisa Siregar, Melianti Lumbantobing, Maya Indah Damanik, dan Debora Estina Panjaitan. Yang telah memberikan bantuan, dukungan dan selalu memberikan hiburan, semoga kelak kita menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak.


(8)

v

16.Buat teman-teman HMJ Jurusan PPKn periode 2012/2013 yang memberikan cerita selama masa perkuliahan, suka dan duka yang telah dijalankan bersama. Semoga kita akhirnya dapat menjadi orang-orang yang sukses.

17.Kepada teman-teman PPLT SMAN 1 selesai 2014 (Dwi, Zizah, Fitri, Radia, Fika, Septi, Nur, Nisa, widya, Dhani, Dhani Ramadhani,Hilmi, Sigit, Surya, Chandra, Ferdi, Akif, Joe, dan teman-teman semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu) terimakasih atas kerjasama dan ilmu yang kita dapat semoga dapat kita amalkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih dibawah sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis agar bisa menjadi lebih baik lagi nantinya.

Medan, Juni 2015

SULISTIANI NIM: 3113111064


(9)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teori... 9

1. Pengertian Perempuan ... 9

2. Badan legislatif... 10

2.1Fungsi Legislatif ... 11

2.2Kaukus Perempuan... 12

3. Perempuan dalam Politik ... 13

4. Ketidakadilan Gender... 21

B. Kerangka Berfikir... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Populasi dan sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

C. Variabel penelitian dan Definisi Operasional ... 32

1. Variabel Penelitian ... 32

2. Definisi Operasional... 32

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 33


(10)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Angket 2. Daftar Wawancara 3. Nota Tugas

4. Surat Mengadakan Penelitian dari Jurusan 5. Surat Mengadakan Penelitian dari Fakultas 6. Surat Penelitian dari Tempat Penelitian

7. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Jurusan 8. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari UNIMED

9. Daftar Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PP-Kn 10.Kartu Bimbingan Skripsi Jurusan PP-Kn

11.Pernyataan Keaslian Tulisan 12.Daftar Riwayat Hidup


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa : Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem demokrasi memiliki pemikiran mendasar mengenai konsep partisipasi politik. Secara umum partisipasi politik dapat dikatakan bahwa kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara, dan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).

Indonesia merupakan negara demokrasi, memiliki sistem pemerintahan yang mampu menyusun kebijakan pembangunan, pemberdayaan dan pelayanan bagi masyarakat. Tetapi lebih dari itu, pemimpinnya juga harus mampu mengimplementasikan dan mengevaluasi implementasi kebijakan tersebut, selalu mengembangkan sikap dan perilaku keteladanan dalam hal kemampuan intelektual, keahlian, keterampilan, etika dan moral pemimpin.

Salah satu lembaga pemerintahan yaitu DPRD yang merupakan sebuah lembaga yang diyakini masyarakat sebagai penyambung aspirasi masyarakat. DPRD memiliki tiga fungsi yaitu pertama adanya fungsi legislasi yang berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah, yang kedua fungsi anggaran yang merupakan kewenangan dalam hal anggaran daerah (APBD) dan yang ketiga fungsi pengawasan, kewenangan mengontrol pelaksanaan perda dan peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah. Dalam hal keanggotaannya, anggota DPRD merupakan anggota dari partai politik yang pesertanya dipilih melalui pemilihan umum.


(13)

2

DPRD pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota masing-masing memiliki jumlah anggota sebanyak 35-100 orang untuk tingkat provinsi,dan 20-50 orang untuk DPRD kabupaten/kota. Khusus untuk DPRD kota Medan, pada tahun 2009-2014 berjumlah 50 orang dan hanya ada delapan fraksi,adapun pada tahun 2014-2019 berjumlah 50 orang dan bertambah satu fraksi dari periode 2009-2014 menjadi sembilan fraksi. Pada kedua periode tersebut yakni periode 2009-2014 dan 2014-2019 jumlah keterwakilan perempuan hanya berjumlah 5 orang.

Jaminan keterwakilan perempuan di lembaga-lembaga publik merupakan wujud dari kedaulatan rakyat. Jika pada masa-masa sebelumnya anggota legislatif hanya banyak diminati oleh kaum laki-laki tetapi akhir-akhir ini kaum perempuan mulai bisa masuk sebagai anggota legislatif, walaupun tidak sebanyak kaum laki-laki, padahal perempuan merupakan kelompok yang mayoritas dalam masyarakat jika dibandingkan dengan laki-laki.

Masuknya perempuan ke dalam lembaga legislatif ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, perempuan juga dapat bertanggungjawab dan memiliki kepekaan terhadap isu-isu kebijakan publik, terutama yang terkait dengan perempuan, lingkungan sosial, serta anak. Perempuan juga dapat ikut serta dalam pengambilan keputusan.

Untuk dapat membangun suatu bangsa yang kuat dan besar diperlukan peran perempuan yang setara dengan laki-laki dalam pengetahuan, keterampilan, dan perlakuan, bukan sebagai pesaing tetapi sebagai partner dalam membangun bangsa dan negara. Laki-laki dan perempuan mempunyai persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan, baik dalam kehidupan berkeluarga,


(14)

3

bermasyarakat,berbangsa dan bernegara maupun dalam kegiatan pembangunan di segala bidang.

Menurut Murdiono (2009:3) menyatakan bahwa :

Perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan suatu bangsa. Tetapi perempuan sampai saat ini belum mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di bidang politik dan pemerintahan. Perempuan masih dianggap kurang memiliki kemampuan untuk berperan lebih banyak dalam membuat berbagai kebijakan yang lebih baik dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Peranan perempuan dalam pembangunan adalah hak dan kewajiban yang dijalankan oleh perempuan pada status atau kedudukan tertentu dalam pembangunan, baik pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan, baik di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat.

Laki-laki maupun perempuan sama-sama berkedudukan sebagai subjek pembangunan. Dalam kedudukan sebagai subjek pembangunan, laki-laki dan perempuan mempunyai peranan yang sama dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan menikmati hasil pembangunan. Hak yang sama di bidang pendidikan misalnya, anak laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama untuk dapat mengikuti pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tertinggi.

Walaupun pada dasarnya perempuan tetap berada di bawah laki-laki, seperti yang dinyatakan dalam budaya patriarkhi. Perempuan hanya menginginkan tidak adanya bentuk diskriminasi, dan adanya hak yang sama antara perempuan dan laki-laki baik dari hak ekonomi, sosial, budaya, sipil dan politik, seperti halnya dalam bidang politik yaitu dengan cara menempatkan


(15)

4

perempuan di lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Dengan demikian, perempuan akan terlibat langsung dalam pembuatan-pembuatankeputusan serta memberikan pertimbangan-pertimbangan yang mengedepankan kepentingan perempuan.

Sifat alamiah yang dialami perempuan seperti adanya menstruasi, dapat hamil, menyusui, mengurus rumah tangga dan mengurus anak menjadi hal yang dapat mematahkan semangat perempuan untuk memasuki dunia politik seperti halnya lembaga legislatif. Sifat alamiah tersebut juga dapat mengurangi konsentrasi perempuan dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota legislatif khusunya untuk kepentingan perempuan. Masih rendahnya keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif mengakibatkan miskinnya peraturan perundang- undangan yang mengakomodir kepentingan perempuan tersebut.

Miskinnya peraturan perundang-undangan yang dimiliki oleh Indonesia terkait perempuan membuktikan rendahnya tingkat perhatian maupun sokongan dari pemerintah terhadap perempuan. Di lain sisi, perempuan yang telah lama berada di bawah tekanan tidak banyak mempersoalkan posisi mereka yang masih jauh dari perlindungan hak dan kewajiban.

Peran perempuan didefinisikan sebagai peran domestik dan dibatasi hanya pada peran sebagai Ibu dan pengurus rumah tangga. Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat terfokus pada pelatihan dan penyediaan alat untuk melatih perempuan dalam kegiatan rumah tangga seperti memasak, menjahit, mengurus anak dan kesejahteraan keluarga.Permasalahannya yaitu bagaimana perempuan yang telah duduk dikursi legislatif dalam menjalankan fungsinya sebagai anggota


(16)

5

legislatif perempuan. Masih banyak hak-hakperempuan seperti hak-hak perempuan untuk mendapatkan perlindungan dalam angkutan umum yang selama ini kurang mendapat perhatian dari anggota legislatif perempuan yang berhasil duduk di DPRD, masih banyak hak- hak perempuan yang harus diperjuangkan.

Maka pengimplementasian Undang-Undang yang memperhatikan hak– hak perempuan seperti Undang- undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja perlu diefektifkan sedemikian rupa. Agar persoalan-persoalan mengenai konflik antargender dapat dihindari serta diperlukan juga adanya dukungan bersama demi mencapai persamaan hak bagi perempuan, menghilangkan diskriminasi, mengatasi persoalan kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan. Jika kaum perempuan mau tampil ke depan dan memegang berbagai posisi publik, maka merekaakan mampu membangun dan menetapkan nilai-nilai sosial dan ekonomi baru yang sesuai dengan kepentingan mereka. Perempuan akan mampu tampil menunjukkan kemampuannya apabila mereka mampu mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi terutama jika masalah-masalah tersebut mendapat respon dari para anggota legislatif perempuan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Anggota Legislatif Perempuan dalam Merespon Kepentingan Perempuan (Studi Kasus di Kaukus Perempuan DPRD kota Medan)”.


(17)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, masalah yang berhubungan dengan kinerja Anggota Legislatif Perempuan dalam Merespon Kepentingan Perempuan (studi kasus di kaukus perempuan DPRD Kota Medan).

Dengan demikian yang menjadi masalah yaitu :

1. Kinerja perempuan dalam lembaga legislatif di DPRD kota Medan bagian kaukus perempuan.

2. Faktor-faktor yang mendorong minimnya partisipasi perempuan dalam dunia politik selain faktor alamiah.

3. Keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif di DPRD kota Medan bagian kaukus perempuan.

4. Peran anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka perlu ditetapkan adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kinerja perempuan dalam lembaga legislatif di DPRD kota Medan bagian kaukus perempuan.

2. Peran Anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan masih tergolong kecil di DPRD kota Medan bagian kaukus perempuan.


(18)

7

D. Rumusan Masalah

Setelah diuraikannya latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, selanjutnya yaitu mengenai perumusan masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimanakah kinerja anggota legislatif perempuan dalam lembaga legislatif di DPRD kota Medan bagian kaukus perempuan?

2. Apakah perempuan dalam lembaga legislatif di DPRD kota Medan dapat menjalankan perannya dalam merespon kepentingan perempuan yang masih tergolong kecil?

E. Tujuan Penelitian

Suatu hal akan lebih mudah tercapai apabila adanya suatu tujuan yang jelas, begitu juga dengan penelitian apabila memiliki tujuan makan penelitian akan lebih mudah dilakukan.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perempuan dalam lembaga legislatif di DPRD kota Medan bagian kaukus perempuan

2. Untuk mengetahui bagaimana peran perempuan di DPRD kota Medan dalam merespon kepentingan perempuan yang masih tergolong kecil

F. Manfaat Penelitian


(19)

8

Bagi Pemerintah :

Dapat dijadikan bahan masukan dalam menjalankan tugas dan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat khususnya perempuan di daerah kota Medan, Sumatera Utara.

Bagi masyarakat :

1. Dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana kinerja anggota legislatif khususnya legislatif perempuan dalam merespon kepentingan-kepentingan masyarakat perempuan.

2. Menjadi bahan bacaan yang bermanfaat di jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Bagi peneliti :

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas ilmu pengetahuan di bidang ilmu sosial dan politik

2. Penulis dapat mengetahui dan memahami bagaimana kinerja lembaga legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan dan apa saja yang menjadi kendala perempuan dalam ikut berpartisipasi dalam dunia politik

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini.


(20)

55

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah menguraikan hasil dari penelitian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan di DPRD kota Medan belum terlaksana dengan baik, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Kurangnya kinerja anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan disebabkan masih belum adanya program kerja yang dibuat oleh anggota legislatif perempuan yang berkenaan dengan kepentingan perempuan. Anggota legislatif perempuan hanya bisa merencanakan dan membicarakan tentang kepentingan-kepentingan perempuan di lembaga legislatif. Anggota legislatif perempuan belum bisa turun kelapangan untuk memberikan seminar politik atau seminar tentang gender kepada masyarakat khususnya kaum perempuan. Sehingga anggota legislatif perempuan masih sulit untuk merespon kepentingan masyarakat khususnya kaum perempuan secara langsung.

2. Dalam menjalankan perannya, anggota legislatif perempuan di berikan kedudukan yang sama dengan anggota legislatif laki-laki, tidak ada perbedaan gender. Walaupun keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif masih tergolong kecil. Anggota legislatif perempuan tetap diberikan kedudukan yang sama dengan anggota legislatif laki-laki. Keterwakilan perempuan yang


(21)

62

telah ditetapkan dalam Dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 pada pasal 2 ayat (5) telah dikatakan bahwa keterwakilan perempuan dalam partai politik paling sedikit 30%, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa perempuan telah mencapai 30% dalam ranah politik, bahkan ada partai politik yang tidak mencapai 30% dalam keterwakilan perempuannya. Padahal jumlah penduduk perempuan jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki.

B.SARAN

Dari kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang diberikan menyangkut penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada anggota legislatif perempuan DPRD kota Medan dapat membuat program kerja yang berkenaan dengan kepentingan perempuan sehingga dapat turun langsung kelapangan untuk melakukan seminar yang berhubungan dengan perempuan. Hal ini akan bermanfaat dalam meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat khususnya kaum perempuan dalam dunia perpolitikan.

2. Diharapkan kepada anggota legislatif perempuan di kaukus perempuan DPRD kota Medan dapat menjalankan perannya sebagai anggota legislatif dengan lebih baik lagi. walaupun keterwakilan perempuan di lembaga legislatif masih tergolong kecil, diharapkan anggota legislatif perempuan dapat merespon kepentingan masyarakat khususnya kepentingan perempuan.


(22)

63

63

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Arikunto,Suharsimi.(2010).ProsedurPenelitian suatu pendekatan praktik. Edisi 14 Jakarta: RinekaCipta

Asshiddiqie,Jimly. (2010). Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta : Sinar Grafika

Barnes Karen, Albrecht Peter. (2008). Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasional Dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Barnes Karen, Albrecht Peter. (2008). Pengawasan Masyarakat Sipil atas sektor Kemanan dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Basrowi, dkk. (2012). Sosiologi politik. Bogor : Ghalia Indonesia

Darwin, M Muhadjir. (2005). Negara dan Perempuan Reorientasi kebijakan Publik. Yogyakarta : Grha Guru

Efriza. (2012). Political Explore sebuah kajian ilmu politik. Bandung : Alfabeta Fatwa, M A.(2004). Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada.

Eriza, dkk. ( 2013). Cetak Biru Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dalam Pelaksanaan Politik Luar Negeri. Jakarta : ISBN

Herdiansyah, Haris. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Group sebagai instrument penggalian data kualitatif. Jakarta : rajawali pers

Hutton Lauren, Hendricks cherly. (2008). Reformasi Pertahanan dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Kansil C.S.T, Kansil S.T. Christine. (2008). Hukum Tata Negara Republik Indonesia (Pengertian Hukum Tata Negara dan Perkembangan Pemerintahan Indonesia Sejak Proklamasi Kemerdekaan 1945 Hingga Kini).Jakarta : Rineka Cipta

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, dkk. (2011). Parameter Kesetaraan Gender dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Jakarta : ______


(23)

64

Kukathas Chandran, Gaus F Gerald. (2012). Handbook Teori Politik. Terjemahan Widowatie, Derta. Jakarta : Nusa Media

Kurniawan S.P, Dedi.(2012). Media dan Politik Menemukan Relasi antara Dimensi Simbolis-Mutualisme Media dan Politik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Lan, May. (2002). Pers, Negara dan Perempuan. Jogyakarta : Kalika

Murniati, P Nunuk. (2004). Getar Gender perempuan Indonesia dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, Hukum dan HAM. Magelang : Indonesia Tera.

Quast, Shelby. (2008). Reformasi Peradilan dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Rahman, A. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Santoso, Anang. (2009). Bahasa Perempuan Sebuah Potret Ideologi Perjuangan. Jakarta : Bumi Aksara

Santrock, John W. (2007). Remaja. Terjemahan Hardani, Wibi. Edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga.

Sarundajang. (2003). Birokrasi dalam Otonomi Daerah Upaya Mengatasi Kegagalan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Sears, O david, dkk. (2009). Psikologi sosial. Terjemahan Wibowo, Tri. Edisi Kedua belas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Setiawan, deny. (2014). Metodologi penelitian teknik penulisan skripsi. Medan : Laboraturium PPKn

Sulistyaningsih, Tri, dkk. (2006). Kebijakan Elitis Politik Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sumaryana, Sucahyono Budi. (2002). Sosiologi wanita. Jakarta : PT Rineka Cipta. Suwandi, Basrowi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Valaseak Kristin. (2008). Reformasi sektor keamanan dan gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Yaumi M, Damopoli M. (2014). Action Research teori, model dan aplikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group


(24)

65

Yudoyono, Bambang. (2001). Otonomi Daerah. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Sumber Skripsi :

Buana, Amri A M. 2011. Perubahan Kedudukan Wanita dalam Masyarakat dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. Yogyakarta. Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada

Sumber Jurnal :

Andriana, Nina, dkk. 2012. Perempuan, Partai Politik, dan Parlemen : Studi Kinerja Anggota Legislatif Perempuan di Tingkat Lokal. Jakarta : PT. Gading Inti Prima (anggota IKAPI).

Dewi, Rahma. 2014. Fungsi Anggota Legislatif Perempuan di DPRD Kota Tanjungpinang Periode 2009-2014. Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Mormel, Melanie dan Erwin Schweisshelm. 2009. Meningkatnya Keterwakilan Perempuuan dalam Politik : Kesempatan yang Lebih Baik bagi Kesetaraan? Hasil Pemilu Legislatif di Indonesia. Jurnal Sosial Demokrasi. Edisi 6 Tahun 2. Juli- Agustus 2009.

Murdiono, Mukhamad. 2009. Perempuan dalam Parlemen Studi Analisis Kebijakan Kuota Perempuan dalam Pemilu Legislatif 2009 di Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Yogyakarta.

Nugroho, Widy Hastanti. ____. Peran Politik Perempuan di Lembaga Legislatif Ditinjau dari Perspektif Filsafat Politik Hannah Arendt. Prosiding The International Conference on Indonesian Studies : “Unity, Diversity and Future.

Nurhaya, Sri Puji. 2009. Kinerja Lembaga Legislatif (Studi : Analisis Kinerja DPRD Kota Medan Periode 2004-2009). Medan : Universitas Sumatera Utara.

Ratnawati. 2004. Potret Kuota Perempuan di Parlemen. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik. vol,7 hal 297.


(25)

66

Sihombing, Eka N A M dan Nur Fatmah G. 2012. Mendorong Keterwakilan Perempuan di Lembaga Legislatif. Jurnal Legislasi Indonesia. Vol. 9 Nomor 4.

Stiftung, Friedrich Ebert. 2009. Representasi politik Perempuan : Sekadar Ada atau Pemberi Warna. Jurnal sosial demokrasi. Vol .. hal 46-50

Sumber Internet :

Bari,Farzana 2010. Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pemerintahan. http://www.batukarinfo.com/system/files/Partisipasi%20Pe rempuan%20dalam%20Politik%20dan%20Pemerintah.pdf. di akses tanggal 13 februari 2015. Online.

Mulyoutami, Elok. Memahami Isu Gender dalam Pengelolaan Lingkungan. http://kiprahagroforestri.blogspot.com/2012/12/memahami isu gender dala m pengelolaan.html. di akses tanggal 10 februari 2015. Online

Putraningsih, Titik. Pertunjukan Tari : Sebuah Kajian Perspektif Gender. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Titik%20Putraningsih,%20M. Hum./Jurnal%20Tr%20Perspektif%20gender.pdf. di akses tanggal 13 februari 2015. Online.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011. http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4dd5e1e7e2589/pa rent/lt4dd5e1856ae01. di akses tanggal 13 februari 2015. Online

Pembicaraan : Perempuan http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Perempuan, diakses pada tanggal 22 maret 2015. Online


(1)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah menguraikan hasil dari penelitian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan di DPRD kota Medan belum terlaksana dengan baik, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Kurangnya kinerja anggota legislatif perempuan dalam merespon kepentingan perempuan disebabkan masih belum adanya program kerja yang dibuat oleh anggota legislatif perempuan yang berkenaan dengan kepentingan perempuan. Anggota legislatif perempuan hanya bisa merencanakan dan membicarakan tentang kepentingan-kepentingan perempuan di lembaga legislatif. Anggota legislatif perempuan belum bisa turun kelapangan untuk memberikan seminar politik atau seminar tentang gender kepada masyarakat khususnya kaum perempuan. Sehingga anggota legislatif perempuan masih sulit untuk merespon kepentingan masyarakat khususnya kaum perempuan secara langsung.

2. Dalam menjalankan perannya, anggota legislatif perempuan di berikan kedudukan yang sama dengan anggota legislatif laki-laki, tidak ada perbedaan gender. Walaupun keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif masih tergolong kecil. Anggota legislatif perempuan tetap diberikan kedudukan yang sama dengan anggota legislatif laki-laki. Keterwakilan perempuan yang


(2)

telah ditetapkan dalam Dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 pada pasal 2 ayat (5) telah dikatakan bahwa keterwakilan perempuan dalam partai politik paling sedikit 30%, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa perempuan telah mencapai 30% dalam ranah politik, bahkan ada partai politik yang tidak mencapai 30% dalam keterwakilan perempuannya. Padahal jumlah penduduk perempuan jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki.

B.SARAN

Dari kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang diberikan menyangkut penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada anggota legislatif perempuan DPRD kota Medan dapat membuat program kerja yang berkenaan dengan kepentingan perempuan sehingga dapat turun langsung kelapangan untuk melakukan seminar yang berhubungan dengan perempuan. Hal ini akan bermanfaat dalam meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat khususnya kaum perempuan dalam dunia perpolitikan.

2. Diharapkan kepada anggota legislatif perempuan di kaukus perempuan DPRD kota Medan dapat menjalankan perannya sebagai anggota legislatif dengan lebih baik lagi. walaupun keterwakilan perempuan di lembaga legislatif masih tergolong kecil, diharapkan anggota legislatif perempuan dapat merespon kepentingan masyarakat khususnya kepentingan perempuan.


(3)

63

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Arikunto,Suharsimi.(2010).ProsedurPenelitian suatu pendekatan praktik. Edisi 14 Jakarta: RinekaCipta

Asshiddiqie,Jimly. (2010). Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta : Sinar Grafika

Barnes Karen, Albrecht Peter. (2008). Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasional Dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Barnes Karen, Albrecht Peter. (2008). Pengawasan Masyarakat Sipil atas sektor Kemanan dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Basrowi, dkk. (2012). Sosiologi politik. Bogor : Ghalia Indonesia

Darwin, M Muhadjir. (2005). Negara dan Perempuan Reorientasi kebijakan Publik. Yogyakarta : Grha Guru

Efriza. (2012). Political Explore sebuah kajian ilmu politik. Bandung : Alfabeta Fatwa, M A.(2004). Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada.

Eriza, dkk. ( 2013). Cetak Biru Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dalam Pelaksanaan Politik Luar Negeri. Jakarta : ISBN

Herdiansyah, Haris. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Group sebagai instrument penggalian data kualitatif. Jakarta : rajawali pers

Hutton Lauren, Hendricks cherly. (2008). Reformasi Pertahanan dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Kansil C.S.T, Kansil S.T. Christine. (2008). Hukum Tata Negara Republik Indonesia (Pengertian Hukum Tata Negara dan Perkembangan Pemerintahan Indonesia Sejak Proklamasi Kemerdekaan 1945 Hingga Kini).Jakarta : Rineka Cipta

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, dkk. (2011). Parameter Kesetaraan Gender dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Jakarta : ______


(4)

Kukathas Chandran, Gaus F Gerald. (2012). Handbook Teori Politik. Terjemahan Widowatie, Derta. Jakarta : Nusa Media

Kurniawan S.P, Dedi.(2012). Media dan Politik Menemukan Relasi antara Dimensi Simbolis-Mutualisme Media dan Politik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Lan, May. (2002). Pers, Negara dan Perempuan. Jogyakarta : Kalika

Murniati, P Nunuk. (2004). Getar Gender perempuan Indonesia dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, Hukum dan HAM. Magelang : Indonesia Tera.

Quast, Shelby. (2008). Reformasi Peradilan dan Gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Rahman, A. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Santoso, Anang. (2009). Bahasa Perempuan Sebuah Potret Ideologi Perjuangan. Jakarta : Bumi Aksara

Santrock, John W. (2007). Remaja. Terjemahan Hardani, Wibi. Edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga.

Sarundajang. (2003). Birokrasi dalam Otonomi Daerah Upaya Mengatasi Kegagalan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Sears, O david, dkk. (2009). Psikologi sosial. Terjemahan Wibowo, Tri. Edisi Kedua belas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Setiawan, deny. (2014). Metodologi penelitian teknik penulisan skripsi. Medan : Laboraturium PPKn

Sulistyaningsih, Tri, dkk. (2006). Kebijakan Elitis Politik Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sumaryana, Sucahyono Budi. (2002). Sosiologi wanita. Jakarta : PT Rineka Cipta. Suwandi, Basrowi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Valaseak Kristin. (2008). Reformasi sektor keamanan dan gender. Suntingan Valaseak Kristin, Megan Bastick. Jakarta : IDSPS Press.

Yaumi M, Damopoli M. (2014). Action Research teori, model dan aplikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group


(5)

Yudoyono, Bambang. (2001). Otonomi Daerah. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Sumber Skripsi :

Buana, Amri A M. 2011. Perubahan Kedudukan Wanita dalam Masyarakat dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. Yogyakarta. Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada

Sumber Jurnal :

Andriana, Nina, dkk. 2012. Perempuan, Partai Politik, dan Parlemen : Studi Kinerja Anggota Legislatif Perempuan di Tingkat Lokal. Jakarta : PT. Gading Inti Prima (anggota IKAPI).

Dewi, Rahma. 2014. Fungsi Anggota Legislatif Perempuan di DPRD Kota Tanjungpinang Periode 2009-2014. Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Mormel, Melanie dan Erwin Schweisshelm. 2009. Meningkatnya Keterwakilan Perempuuan dalam Politik : Kesempatan yang Lebih Baik bagi Kesetaraan? Hasil Pemilu Legislatif di Indonesia. Jurnal Sosial Demokrasi. Edisi 6 Tahun 2. Juli- Agustus 2009.

Murdiono, Mukhamad. 2009. Perempuan dalam Parlemen Studi Analisis Kebijakan Kuota Perempuan dalam Pemilu Legislatif 2009 di Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Yogyakarta.

Nugroho, Widy Hastanti. ____. Peran Politik Perempuan di Lembaga Legislatif Ditinjau dari Perspektif Filsafat Politik Hannah Arendt. Prosiding The International Conference on Indonesian Studies : “Unity, Diversity and Future.

Nurhaya, Sri Puji. 2009. Kinerja Lembaga Legislatif (Studi : Analisis Kinerja DPRD Kota Medan Periode 2004-2009). Medan : Universitas Sumatera Utara.

Ratnawati. 2004. Potret Kuota Perempuan di Parlemen. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik. vol,7 hal 297.


(6)

Sihombing, Eka N A M dan Nur Fatmah G. 2012. Mendorong Keterwakilan Perempuan di Lembaga Legislatif. Jurnal Legislasi Indonesia. Vol. 9 Nomor 4.

Stiftung, Friedrich Ebert. 2009. Representasi politik Perempuan : Sekadar Ada atau Pemberi Warna. Jurnal sosial demokrasi. Vol .. hal 46-50

Sumber Internet :

Bari,Farzana 2010. Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pemerintahan. http://www.batukarinfo.com/system/files/Partisipasi%20Pe rempuan%20dalam%20Politik%20dan%20Pemerintah.pdf. di akses tanggal 13 februari 2015. Online.

Mulyoutami, Elok. Memahami Isu Gender dalam Pengelolaan Lingkungan. http://kiprahagroforestri.blogspot.com/2012/12/memahami isu gender dala m pengelolaan.html. di akses tanggal 10 februari 2015. Online

Putraningsih, Titik. Pertunjukan Tari : Sebuah Kajian Perspektif Gender. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Titik%20Putraningsih,%20M. Hum./Jurnal%20Tr%20Perspektif%20gender.pdf. di akses tanggal 13 februari 2015. Online.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011.

http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4dd5e1e7e2589/pa rent/lt4dd5e1856ae01. di akses tanggal 13 februari 2015. Online

Pembicaraan : Perempuan http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Perempuan, diakses pada tanggal 22 maret 2015. Online