PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMING LOAN DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DAN IMPLIKASINYA KEPADA PERKEMBANGAN KREDIT KONSUMSI : Suatu Penelitian Pada Periode 2003 – 2007.

(1)

x DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .. ... i

LEMBAR PERNYATAAN .. ... iii

ABSTRAK ... ... iv

ABSTRACT ... ... v

KATA PENGANTAR ... ... vi

UCAPAN TERIMAKASIH .. ... vii

DAFTAR ISI ... ... x

DAFTAR TABEL ... ... xv

DAFTAR GAMBAR ... ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 13

1.4 Asumsi Penelitian ... ... 14

1.5 Lokasi dan Sampel Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 17

2.1 Kajian Pustaka ... ... 17

2.1.1 Pengertian Bank .. ... 17

2.1.2 Klasifikasi Bank .. ... 18

2.1.3 Fungsi dan Peranan Perbankan ... 20 Halaman


(2)

xi

2.1.4 Kegiatan Perbankan ... 21

2.1. Kegiatan Usaha Bank Umum ... 21

2.1.6 Penghimpunan Dana Bank Umum ... 24

2.1.7 Neraca dan laba/rugi bank ... 24

2.1.8 Dana Pihak Ketiga sebagai salah satu sumber permodalan Bank ... 32

2.1.9 Faktor-Faktor Mobilisasi Dana dan Pertimbangan Deposan Memilih Bank ... ... 34

2.2 Kredit ... ... 36

2.2.1 Pengertian Kredit .. ... 36

2.2.2 Jenis-jenis Kredit ... ... 39

2.2.3 Fungsi Kredit ... ... 41

2.3 Tingkat Suku Bunga Kredit ... 42

2.4 Non Performing Loan (NPL) ... 44

2.4.1 Sebab dan Akibat Adanya Kredit Bermasalah ... 45

2.4.2 Pengamanan Kredit ... 49

2.4.3 Upaya-Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah ... 53

2.5 Net Interest Margin Ratio (NIM) ... 55

2.6 Kerangka Pemikiran ... ... 56

2.7 Hipotesis ... ... 62

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 63

3.1 Subjek Penelitian ... ... 63

3.2 Desain Penelitian ... ... 63

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 64


(3)

xii

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 66

3.7. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 67

3.7.1 Teknik Analisis Data ... 67

3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

4.1 Gambaran Umum Perkembangan Kredit Konsumsi di Indonesia ... 77

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 79

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 79

4.2.1.1 Non Performing Loans (NPL) ... 80

4.2.1.2 Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 82

4.2.1.3 Net Interest Margin (NIM) ... 84

4.2.1.4 Tingkat Suku Bunga Kredit Konsumsi ... 85

4.2.1.5 Total Kredit Konsumsi ... 88

4.3 Pengujian Model Analisis Jalur ... 90

4.3.1 Pengujian asumsi Klasik ... 90

4.3.2 Pengujian Kesesuaian Model (Over all model fit) ... 96

4.4 Model Penelitian ... ... 98

4.4.1 Evaluasi Asumsi Statistik ... 100

4.4.2 Analisis dan Identifikasi Model ... 105

4.4.3 Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh Langsung, dan Pengaruh Total ... 107

4.5 Pengujian Hipotesis ... ... 109

4.5.1 Pengujian Kebermaknaan (test of significance) ... 109

4.5.2 Pengujian Kesesuaian model (overall model fit) ... 110


(4)

xiii

4.6.1 Pengaruh NPL, Dana Pihak Ketiga, dan NIM terhadap Tingkat Suku

Bunga Kredit ... ... 113

4.6.2 Pengaruh NPL, Dana Pihak Ketiga, dan NIM terhadap Tingkat Suku Perkembangan Kredit ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 119

5.1 Kesimpulan ... ... 119

5.2 Rekomendasi ... ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... ... 120

LAMPIRAN ... ... 122


(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Karena fungsi bank sangatlah vital, diantaranya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi, dan jasa keuangan lainnya.

Kurun waktu 2003-2007 merupakan tahun yang penuh dinamika bagi industri perbankan nasional. Ditengah beratnya tantangan yang dihadapi pada tahun 2006, bank pada umumnya mampu mempertahankan kinerja yang positif. Profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas bank stabil pada tingkat yang memadai. Namun demikian, fungsi intermediasi masih terkendala akibat perubahan kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan. Kondisi ini mendorong bank lebih berhati-hati dalam mengelola risiko portofolionya dan cenderung menempatkan dananya pada aktiva produktif yang berisiko rendah, antara lain Sertifikat Bank Indonesia.

Industri perbankan Indonesia saat ini memasuki tahapan dimana perbankan dihadapkan pada tantangan untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga


(6)

intermediasi dan berorientasi pada penciptaan nilai tambah ataupun laba dengan menerapkan prudential banking atau kehati-hatian.

Kinerja perbankan pada tahun 2007 meningkat secara signifikan sejalan dengan kondisi perekonomian yang semakin kondusif. Peningkatan kinerja tersebut terutama tercermin pada penyaluran kredit yang melampaui target, kualitas kredit yang semakin baik, dan rasio kecukupan modal yang jauh di atas ketentuan minimum. Perhatian perbankan dalam penyaluran kredit mikro, kecil, dan menengah (MKM) masih tetap tinggi yang tercermin pada peningkatan pertumbuhan kredit MKM pada tahun laporan. Sementara dari sisi permodalan, perbankan mampu memenuhi persyaratan modal minimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar Rp. 80 miliar. Sejalan dengan perkembangan positif pada bank umum, perkembangan perbankan syariah dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga menunjukkan kinerja yang terus meningkat. (LPI Bank Indonesia, 2007)

Pelayanan perbankan kepada masyarakat semakin luas dengan bertambahnya jumlah kantor bank. Peningkatan pelayanan tersebut diikuti oleh perbaikan kinerja perbankan Salah satu indikator peningkatan kinerja perbankan adalah pertumbuhan kredit yang mencapai 25,5%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 22%. Pencapaian tersebut juga diikuti oleh membaiknya kualitas kredit perbankan yang tercermin dari menurunnya rasio Non Performing Loan (NPL), baik secara gross maupun net. Peningkatan penyaluran kredit bersamaan dengan turunnya suku bunga dana berdampak positif pada profitabilitas bank yang ditunjukkan oleh meningkatnya


(7)

net interest income. Pertumbuhan kredit lebih tinggi daripada pertumbuhan

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Pada akhir tahun2007, total kredit perbankan mencapai Rp. 1.045,7 triliun, dengan pertumbuhan 25,5%. Sementara itu, dana pihak ketiga mencapai Rp1.510,7 triliun, dengan pertumbuhan 17,4%. Peningkatan kredit yang signifikan tersebut meningkatkan pangsa kredit dalam aktiva produktif perbankan dari 53,6% menjadi 57,3% yang tercermin dalam dalam gambar 1.

Gambar 1. Komposisi Aktiva Produktif

Kondisi tersebut mendorong peningkatan loan to deposit ratio (LDR) perbankan menjadi sebes ar 69,2%, yang merupakan rasio tertinggi pascakrisis (Grafik 9.2).


(8)

Pencapaian kinerja kredit tersebut meningkatkan peran perbankan dalam pembiayaan ekonomi.

Berbagai perkembangan positif tersebut juga mengindikasikan bahwa ketahanan perbankan pada tahun 2007 lebih baik dari tahun sebelumnya sehingga dapat menjadi modal yang kuat untuk menghadapi tantangan dan peningkatan intermediasi pada tahun 2008. Indikator profitabilitas perbankan hingga September 2007 secara konsisten menunjukkan trend peningkatan. Pertumbuhan kredit yang menggembirakan ini menunjukan bahwa fungsi intermediasi perbankan nasional mulai sesuai dengan yang diharapkan. Ekspansi kredit yang cukup memadai dan penurunan tingkat suku bunga menjadi faktor utama yang menjadi penunjang kenaikan tingkat profitabilitas perbankan nasional. Efisiensi perbankan juga memberikan kontribusi terhadap penguatan profitabilitas perbankan nasional.

Kredit konsumsi menjadi pilihan bank karena karakteristik debiturnya tersebar dan plafonnya kecil sehingga risikonya lebih terdiversifikasi dan terukur.. Kredit konsumsi didominasi oleh jenis kredit pemilikan rumah (KPR) dengan porsi sebesar 33,4% atau 9,0% dari total kredit perbankan. Dari segi pertumbuhan, KPR juga memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 29,6%, disusul kartu kredit sebesar 19,7%. Penyaluran KPR didominasi oleh kelompok bank swasta devisa dan bank BUMN dengan pangsa masing-masing sebesar 45,8% dan 40,8%. Untuk kartu kredit dikuasai oleh bank asing dengan pangsa sebesar 49,7%, disusul bank swasta devisa sebesar 26,5%, dan bank BUMN sebesar 15,9%. Sementara itu, penyaluran jenis kredit konsumsi lainnya


(9)

dikuasai oleh kelomp swasta devisa dan BPD

Secara umum, Nominal NPL kartu k tahun sebelumnya se 12,2%. Sementara NP rendah, yaitu masing kredit konsumsi lain trennya cenderung st kredit meningkat tajam pemasaran kartu kred

mpok bank BUMN dengan pangsa sebesar 3 PD dengan pangsa masing-masing sebesar 29,5

Gambar 2. Pertumbuhan Kredit Konsumsi m, kualitas kredit konsumsi cukup baik kecual u kredit meningkat cukup signifikan (65,0%) di sehingga rasio NPL gross-nya meningkat

NPL gross untuk KPR dan kredit konsumsi lai ng-masing sebesar 3,0% dan 1,9%. Walaupun

ainnya mengalami sedikit peningkatan dari stabil pada level yang rendah. Sementara tre jam sejak tahun 2006 seperti digambarkan pada edit yang memberikan banyak kemudahan men

r 31,8%, diikuti bank 9,5%dan 25,4%.

uali untuk kartu kredit. ) dibandingkan dengan t dari 9,1% menjadi lainnya tercatat cukup n NPLgross KPR dan ri tahun sebelumnya, tren NPL gross kartu ada gambar 3. Strategi endorong masyarakat


(10)

menjadi lebih konsu semakin tinggi. Di sis akibat kenaikan harg selektif dalam mener lanjut.

Pertumbuhan pihak ketiga (DPK). P pertumbuhan 25,5%. 17,4%. Peningkatan k

nsumtif sehingga intensitas debitur menggu sisi lain, kondisi ekonomi dan daya beli masya rga BBM belum sepenuhnya pulih. Untuk itu

erbitkan kartu kredit untuk menghindari peni

Gambar 3. NPL Gross Kredit Konsumsi n kredit lebih tinggi daripada pertumbuhan p ). Pada akhir tahun 2007, total kredit perbanka . Sementara itu, dana pihak ketiga mencapai t n kredit yang signifikan tersebut meningkatkan

gunakan kartu kredit yarakat yang menurun itu, bank harus lebih eningkatan NPL lebih

n penghimpunan dana nkan mencapai tingkat tingkat pertumbuhan an pangsa kredit dalam


(11)

aktiva produktif perbankan dari 53,6% menjadi 57,3%. Pencapaian kinerja kredit tersebut meningkatkan peran perbankan dalam pembiayaan ekonomi.

Sumber : Bank Indonesia, 2007

Gambar 4. Perkembangan Kredit dan DPK

Kenaikan kontribusi pendapatan bunga kredit tidak lepas dari peranan kredit konsumsi yang bersama-sama dengan kredit modal kerja telah menjadi motor penggerak utama pertumbuhan kredit perbankan. Berdasarkan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia April 2007 yang diterbitkan Bank Indonesia (BI), rata-rata suku bunga kredit konsumsi pada akhir Maret 2007 mencapai 17,38 persen, naik


(12)

dibandingkan dengan Januari 2006 yang sebesar 17,08 persen. Kredit konsumsi merupakan pembiayaan untuk kebutuhan barang-barang konsumsi.

Sumber : Bank Indonesia, 2007

Gambar 5. Kontribusi Kredit Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Kredit

Salah satu faktor yang mendorong perkembangan konsumsi adalah kredit untuk tujuan konsumsi yang juga cenderung meningkat dalam periode yang sama. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa selama periode April 2006 hingga November 2007, posisi kredit konsumsi Bank Umum mengalami kenaikan sekitar 400 persen (Website Bank Indonesia). Angka ini akan lebih besar lagi apabila besaran kredit konsumsi dari Bank Perkreditan Rakyat dan perusahaan pembiayaan juga diikutsertakan. Pada periode 2006-2007, proporsi kredit konsumsi yang disalurkan oleh Bank Umum rata-rata sebesar 27 persen. Kredit konsumsi menempati urutan


(13)

kedua setelah kredit modal kerja, dengan proporsi sekitar 30% dari total kredit yang disalurkan oleh seluruh jenis bank di Indonesia.

Kredit konsumsi bersifat tidak elastis dan banyak peminatnya. Artinya, jika dinaikkan suku bunganya pun tidak menyurutkan permintaan. Terbukti, pertumbuhan kredit konsumsi selama triwulan I-2007 lebih tinggi dibandingkan dengan kredit modal kerja dan kredit investasi. Berdasarkan data BI, posisi kredit konsumsi perbankan nasional per akhir Maret 2007 sebesar Rp 231,26 triliun, tumbuh 2,5 persen dibandingkan dengan akhir tahun 2006 (Laporan Perekonomian Indonesia, 2007).

Dalam periode yang sama, kredit investasi dan modal kerja hanya tumbuh 0,9 persen dan 0,4 persen. Secara keseluruhan, posisi kredit akhir triwulan I-2007 sebesar Rp 800,37 triliun, tumbuh 1 persen dibandingkan dengan akhir tahun 2006. Menurut Tony, karena permintaannya tinggi dan tidak sensitif terhadap suku bunga, bank pun sangat mengandalkan kredit konsumsi. Bank berupaya mendapatkan kesempatan meraih keuntungan dari kredit konsumsi. Kredit investasi dan modal kerja memang memerlukan stimulus penurunan suku bunga untuk mendorong permintaan.

Elastisitas permintaan kredit konsumsi disebabkan cukup dominannya pengaruh faktor non-suku bunga terhadap keputusan konsumen. Faktor-faktor tersebut antara lain perbaikan daya beli masyarakat, ekspektasi konsumen yang positif terhadap perbaikan pendapatan, kemampuan konsumen membayar cicilan kredit, dan promosi yang dilakukan oleh produsen barang-barang tahan lama seperti mobil, motor dan rumah.


(14)

Daya beli masyarakat, yang mengalami penurunan akibat kenaikan harga BBM pada Oktober 2005 lalu, belum sepenuhnya pulih. Meskipun demikian, laju inflasi yang lebih terkendali, dan ekspektasi konsumen yang masih menunjukkan optimisme terhadap perbaikan penghasilan selama 6 bulan kedepan, serta tawaran kredit rumah dan kendaraan bermotor dengan bunga tetap (fixed rate) selama 1-3 tahun pertama mampu mendongkrak kembali pertumbuhan kredit konsumsi dan penjualan kendaraan bermotor yang sempat mengalami penurunan selama tahun 2006. Proses pemulihan penjualan kendaraan bermotor dan pertumbuhan kredit konsumsi ini justru terjadi pada situasi dimana suku bunga kredit konsumsi hanya mengalami penurunan yang sangat terbatas.

Inelastisitas permintaan kredit konsumsi menguntungkan perbankan. Tingkat suku bunga konsumsi yang tinggi dan kredit konsumsi yang terus tumbuh seharusnya mampu meningkatkan pendapatan bank. Data menunjukkan kontribusi pendapatan bunga kredit terhadap total pendapatan operasional perbankan secara konsisten mengalami peningkatan selama periode 2002 – 2006. Kenaikan kontribusi pendapatan bunga kredit tidak lepas dari peranan kredit konsumsi yang bersama-sama dengan kredit modal kerja telah menjadi motor penggerak utama pertumbuhan kredit perbankan.

Berdasarkan hasil survey triwulan III-2007 yang dilakukan oleh Bank Indonesia, permintaan masyarakat terhadap kredit baru menunjukkan peningkatan sebesar 84,8% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu (92,8%). Meningkatnya kebutuhan pembiayaan, penurunan suku bunga kredit serta semakin


(15)

membaiknya prospek usaha nasabah merupakan faktor utama yang mendorong meningkatnya permintaan kredit baru dengan pemintaan terbesar berupa kredit modal kerja diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi.

Tingkat suku bunga konsumsi yang tinggi dan kredit konsumsi yang terus tumbuh seharusnya mampu meningkatkan pendapatan bank. Data menunjukkan kontribusi pendapatan bunga kredit terhadap total pendapatan operasional perbankan secara konsisten mengalami peningkatan selama periode 2002 – 2006.

Sumber : Bank Indonesia, 2007

Gambar 6. Pendapatan Operasional Bank Umum

Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya : Mukti Andriani (1999) dalam penelitiannya


(16)

yang mengambil judul pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi nilai bunga yang diterima perbankan di Indonesia dari segi makro ekonomi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian Mukti adalah nilai tingkat bunga deposito sedangkan variabel independent yang digunakan adalah likuiditas perekonomian, pendapatan nasional dan pengeluaran pemerintah. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa likuiditas perekonomian, pendapatan nasional dan pengeluaran pemerintah secara bersama-sama mempengaruhi nilai tingkat bunga perbankan di Indonesia. Secara parsial, likuiditas perekonomian berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bunga di Indonesia. Sedangkan variabel pendapatan nasional dan pengeluaran pemerintah masing-masing kurang memiliki pengaruh secara nyata terhadap tingkat bunga. Sedangkan penelitian kali ini berusaha untuk mengukur kekuatan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan perbankan di Indonesia, objek penelitian kali ini adalah Bank Umum di Indonesia, Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah nilai tingkat suku bunga kredit konsumsi Bank Umum di Indonesia. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah indikator perbankan.

Ulasan dan data-data yang ada serta peningkatan yang cukup signifikan akan kinerja perbankan serta perkembangan kredit khususnya kredit konsumsi yang akhir-akhir ini begitu pesat pertumbuhannya akhir-akhirnya menjadi dasar pemikiran untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh Non Performing Loan, Dana Pihak Ketiga dan Net Interest Margin terhadap tingkat suku bunga kredit pada bank umum dan implikasinya terhadap pertumbuhan kredit bank umum.


(17)

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini berjudul "Pengaruh Kinerja Perbankan Terhadap Tingkat Suku Bunga Kredit Konsumsi Pada Bank Umum Dan Implikasinya Kepada Perkembangan Kedit Konsumsi (Suatu Penelitian Pada Periode 2003 - 2007)”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang penelitian, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh non performing loan pada bank umum terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi ?

b. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga pada bank umum terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi ?

c. Bagaimana pengaruh net interest margin pada bank umum terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi ?

d. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan kredit konsumsi pada bak umum ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari :

a. Pengaruh non performing loan pada bank umum terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi berdasarkan data pada kurun waktu tahun 2003 sampai tahun 2007


(18)

b. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga pada bank umum terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi berdasarkan data pada kurun waktu tahun 2003 sampai tahun 2007

c. Bagaimana pengaruh net interest margin pada bank umum terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi berdasarkan data pada kurun waktu tahun 2003 sampai tahun 2007

d. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan kredit konsumsi pada bak umum berdasarkan data pada kurun waktu tahun 2003 sampai tahun 2007

1.4 Asumsi Penelitian

Model yang diajukan dalam penelitian ini dapat berlaku dengan beberapa asumsi berikut :

a. Kondisi negara selama tahun pengamatan stabil, tidak ada bencana alam, kerusuhan, dan stabilitas keamanan terjaga.

b. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat suku bunga di luar informasi kinerja keuangan seperti peran aktif insider trading, siklus bisnis, makroekonomi, dan prosfek industri di masa yang akan datang dalam penelitian ini dianggap konstan.

c. Informasi kinerja keuangan perbankan dianggap mencerminkan semua informasi yang tersedia mengenai nilai sebuah aset.


(19)

1.5. Lokasi dan Sampel Penelitian

Objek penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga kredit konsumsi pada bank umum, serta implikasinya terhadap perkembangan kredit konsumsi pada periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2007. Sedangkan unit analisisnya adalah laporan keuangan yang tercermin dalam prospektus masing-masing bank umum yang berupa Non Performing Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga, dan Net Interest Margin (NIM).

Jenis data yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah sepenuhnya berbentuk data kuantitatif dalam artian data yang terdiri dari angka-angka. Selain itu, keseluruhan data variabel-variabel dalam penelitian ini merupakan data time series dengan periode pengamatan dari bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.

Sumber data yang digunakan sepenuhnya berasal dari data sekunder, yaitu jenis data yang di peroleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain biasanya dalam bentuk publikasi. Data sekunder diperoleh dari perpustakaan Bank Indonesia cabang Bandung Jln. Merdeka no 26 Bandung, Badan Pusat Statistik, internet, buku-buku, literatur, dan jurnal-jurnal penelitian. Penggunaan data sekunder dalam penelitian ini dikarenakan efektivitas biaya dan penghematan waktu.

Objek penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga kredit konsumsi pada bank umum, serta implikasinya terhadap perkembangan kredit konsumsi pada periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.


(20)

Sedangkan unit analisisnya adalah laporan keuangan yang tercermin dalam prospektus masing-masing bank umum yang berupa Non Performing Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga, dan Net Interest Margin (NIM).

Jenis data yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah sepenuhnya berbentuk data kuantitatif dalam artian data yang terdiri dari angka-angka. Selain itu, keseluruhan data variabel-variabel dalam penelitian ini merupakan data time series dengan periode pengamatan dari bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.


(21)

63

BABIII

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, objek yang dianalisis adalah data-data sekunder dari Non

Performing Loans (X1), Dana Pihak Ketiga (X2), Net Interest Margin (X3),

Perkembangan kredit (Y1) dan Tingkat Suku Bunga (Y2) pada bank umum.

Data tersebut penulis dapatkan sebagian besar dari perpustakaan Bank Indonesia Cabang Bandung Jalan Merdeka no 26 Bandung, badan Pusat Statistik, dan juga situs internetnya.

Keseluruhan data variabel-variabel dalam penelitian ini merupakan data time series dengan periode pengamatan dari bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.

3.2. Desain dan Metode Penelitian

Desain penelitian menurut Kusnendi (2007:40) adalah rencana, struktur dan strategi dalam suatu penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan–pertanyaan penelitiannya.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif (descriptive analysis) karena dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan objek penelitian dan dilanjutkan dengan analisis verifikatif (verificative analysis) karena dilakukan pengujian untuk mencari kebenaran dari suatu


(22)

hipotesis, yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan dimana dalam penelitian ini akan diuji sejauh mana pengaruh dari Non Performing Loans (NPL), Dana Pihak Ketiga, dan Net Interest Margin (NIM) terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi pada bank umum, serta implikasinya terhadap perkembangan kredit konsumsi. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan karena bersifat penjelasan, yaitu menjelaskan hubungan kausalitas.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini telah ditetapkan sejumlah variabel yang termasuk ke dalam variabel bebas (eksogen) dan variabel terikat (endogen). Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel Non Performing Loans (NPL), Dana Pihak Ketiga, dan Net Interest Margin (NIM). Sedangkan yang dimaksud variabel terikat adalah tingkat suku bunga kredit konsumsi pada bank umum dan perkembangan kredit konsumsi.

Variabel-variabel dalam penelitian ini seperti telah di jelaskan pada objek penelitian dijabarkan lebih lanjut ke dalam variabel, indikator, pengukuran dan skala data, seperti pada Tabel 3.1.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan di dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Selain itu, keseluruhan data variabel dalam penelitian ini merupakan data time series dengan periode pengamatan dari bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.


(23)

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu jenis data yang di peroleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain biasanya dalam bentuk publikasi. Data sekunder diperoleh dari perpustakaan Bank Indonesia cabang Bandung Jln. Merdeka no 26 Bandung, Badan Pusat Statistik, internet, buku-buku, literatur, dan jurnal-jurnal penelitian. Penggunaan data sekunder dalam penelitian ini dikarenakan efektivitas biaya dan penghematan waktu.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Subvariabel Indikator Satuan Skala 1 Perkembangan Kredit (Y2) Jumlah penyaluran kredit % Rasio 2 Tingkat Suku Bunga (Y1) Tingkat suku bunga kredit bank-bank

umum berjangka triwulan

% Rasio

4 Dana Pihak Ketiga (X3) Giro Dana pihak ketiga dalam bentuk giro Rupiah Rasio

Deposito Dana pihak ketiga dalam bentuk deposito

Rupiah Rasio

Tabungan Dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan

Rupiah Rasio

3 Non Performing Loan (X2) Kredit kurang lancar (KL), kredit

diragukan (D), dan kredit macet (M), dan outstanding (OS)

% Rasio

5 Net Interest Margin (X3) Pendapatan bunga dan aktiva

produktif


(24)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah metode dokumentasi. Mengenai metode dokumentasi, Arikunto (1998:236) berpendapat sebagai berikut :

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya. …. Dalam menggunakan metode ini peneliti memegang checklist untuk variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check di tempat yang sesuai”

Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti melakukan pengumpulan data berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak lain yang telah mengumpulkan terlebih dahulu dari jenis data yang dipergunakan data time series. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Perkembangan kredit bank-bank umum berjangka triwulan (commercial

banks) dari laporan Bank Indonesia, terhitung sejak Bulan Januari 2003 sampai

dengan Desember 2007.

2. Data suku bunga kredit bank-bank umum (commercial banks) dari laporan Bank Indonesia, terhitung sejak Bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007. 3. Data Non Performing Loans bank-bank umum (commercial banks) dari laporan

Bank Indonesia, terhitung sejak Bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.

4. Data Dana Pihak Ketiga bank-bank umum (commercial banks) dari laporan Bank Indonesia, terhitung sejak Bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.


(25)

5. Data Net Interest Margin bank-bank umum (commercial banks) dari laporan Bank Indonesia, terhitung sejak bulan Januari 2003 sampai dengan Desember 2007.

3.7. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.7.1 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan yang ditetapkan dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistic seperti yang diuraikan dalam Tabel 3.2

Tabel 3.2

Tujuan Penelitian dan Teknik Analisis Data

Tujuan penelitian Teknik Analisis Data

Deskripsi tentang Non Performing Loans (NPL), Dana Pihak Ketiga, Net Interest Margin (NIM), tingkat suku bunga kredit konsumsi dan perkembangan kredit konsumsi pada bank umum periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2007

Analisa statistik Deskriptif

Menjelaskan Pengaruh Non Performing Loans (NPL), Dana Pihak Ketiga, dan Net Interest Margin (NIM) terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi bank umum periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2007

Analisis jalur

Menjelaskan implikasi tingkat suku bunga kredit konsumsi bank umum terhadap perkembangan kredit konsumsi pada bank umum periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2007


(26)

Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan tendensi sentral berupa rata-rata hitung (mean), nilai terbesar dan terkecil maupun ukuran disersi (dispersion) berupa standar deviasi yang disajikan dalam bentuk tabel. Dalam pelaksanaannya, analisis statistik deskriptif menggunakan program MS.Excel 2007 Sedangkan untuk mengolah data analisis jalur menggunakan komputasi Analysis of

Moment Structure (AMOS) versi 5.0 dengan bentuk data berupa time series.

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Analisis data digunakan penulis adalah analisis jalur (path analysis) yang diperkenalkan pertama kali oleh Sewall Wright pada tahun 1920. Pada awalnya analisis jalur dipergunakan untuk ilmu sosiologi dan dikembangkan oleh Karl G Joreskog dan Dag Sorbom dari departemen Statistik Universitas Uppsala Swedia.

Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumna, maka hubungan kausal antar variabel penelitian dapat digambarkan secara lengkap dalam struktur model penelitian sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.1


(27)

Gambar 3.1

Struktur Model penelitian Keterangan :

X1 = Non Performing Loans

X2 = Dana Pihak Ketiga

X3 = Net Interest Margin

Y1 = Tingkat Suku Bunga

Y2 = Perkembangan Kredit

e1dan e2 = Koefisien jalur variabel residu

Sesuai dengan Gambar 3.1 dan hipotesis yang diajukan sebelumnya maka dapat dibuat model dalam bentuk persamaan diagram jalur sebagai berikut :


(28)

1 41 1 42 2 43 3 1

2 51 1 52 2 53 3 53 1 2

Y X X X e

Y X X X Y e

ρ ρ ρ

ρ ρ ρ ρ

= + + +

= + + + +

Untuk menentukan berapa besarnya pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya dalam analisis jalur diperlukan persyaratan seperti yang dikemukakan Sitepu (1994:14) sebagai berikut :

1. Hubungan antar variabel harus merupakan hubungan linear dan aditif.

Uji linearitas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan yang dilihat dari p-value ≥ 0.05, root means

square error of approximation (RMSEA) 0.08 dan nilai comparative fit index

(CFI) ≥ 0.90 berarti dapat dikatakan model berbentuk linear.

2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain (autokorelasi). Guna memenuhi syarat kedua, dilakukan uji autokorelasi yang dilakukan dengan menggunakan metode grafik atau PP Plot (Supranto, 2004:98). Bila gambar dalam PP-Plot menunjukkan pola tertenu dari sebaran nilai residual atas model yang diuji, berarti model tersebut memiliki gejala autokorelasi. Lebih jauh Supranto mengatakan, konsekuensi dari mengabaikan adanya gejala autokorelasi diantaraya adalah :

a. Uji signifikansi menjadi kurang kuat (less powerful) b. Penggunaan uji t dan uji F tidak lagi syah (valid)


(29)

Menurut Supranto (2004:108-114) ada beberapa cara dalam mengatasi persoalan autokorelasi, salah satunya dengan mentransformasikan data mentah (raw data) dengan menggunakan rumus :

t t-1 t t-1 t t-1

(Y - Y ) = (1- ) ρ A ρ + (X - X ) + ( - B ρ ε ρε ) Dimana :

Yt = data variabel endogen setelah transformasi

Xt = data variabel eksogen setelah transformasi

A = intercept

B = koefisien regresi

≥ = kesalahan pengganggu

3. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif

4. Skala pengukuran baik pada variabel penyebab maupun pada variabel akibat sekurang-kurangnya interval

Apabila persyaratan ini dipenuhi, maka koefien jalur bias dihitung dengan langkah sebagai berikut :

1. Menggambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proporsi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya.


(30)

1 2

2

1 2

X X u

X X X ... Xu

1 r ... r 1 ... r R ... ... i u       =      

Formula untuk menghitung koefisien korelasi menggunakan Pearson’s Cofficient

of Correlation (Product Moment Coefficient)dari Karl Pearson. Rumus Pearson’s Cofficient of Correlation (Product Moment Coefficient) (Al Rasyid, 2005) :

(

)(

)

(

)

(

)

1 2 2 2 2 1 1 i i n i i i i i n n i i i i x y x y n r x y x y n n = = = − =                

3. Menghitung matriks korelasi variabel eksogen

1 2

2

1 2

X X k

X X X ... Xk

1 r ... r 1 ... r R ... ... i k       =      

4. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogen

(

)

11 12 1j

22 2j

-1

i i

jj C C ... C C ... C 1

R adj R

... ... C i R       = ⋅      


(31)

1 1

2 2

11 12 1j

22 2j

jj C C ... C C ... C ... ... ... ...

C

u u

u u

u j u j

x x x x

x x x x

x x x x

r r r ρ ρ ρ            =                     

Untuk menentukan koefisien jalur, dapat juga digunakan fungsi regresi, yaitu mengalikan koefisien regresi dengan standar deviasi variabel eksogen dibagi dengan standar deviasi variabel endogen. Rumusnya adalah sebagai berikut (Kusnendi, 2005:9): ( ) ij k k y S b S ρ = Keterangan :

Ρij = koefisien jalur

Sk = standar deviasi variabel eksogen Sy = standar deviasi variabel endogen Bk = koefisien regresi variabel eksogen

6. Menguji kebermaknaan (test of significance) koefisien jalur secara keseluruhan maupun secara individu.

Guna melakukan pengujian kebermaknaan koefisien jalur atas hipotesis yang ditetapkan, Tabel 3.3 menguraikan rancangan pengujian hipotesis dengan menggunakan criteria uji berdasarkan output AMOS versi 5.0


(32)

Tabel 3.3

Rumusan Hipotesis Penelitian

Pengujian Hipotesis statistik Kriteria uji Secara

keseluruhan (over all model fit)

H0, R=R(θ) : Matriks korelasi antar variabel Y, X1, X2, X3,

dan Y1 sampel tidak berbeda dengan matriks korelasi populasi

H1, R≠R(θ) : Matriks korelasi antar variabel Y, X1, X2, X3,

dan Y1 sampel berbeda dengan matriks korelasi populasi

Diharapkan H0

diterima, jika : P-value ≥ 0.05, RMSEA ≤ 0.08, CFI ≥ 0.90

Secara individual

Hipotesis 1 H0, ρ < 0 : masing-masing variabel X1, X2 dan X3 tidak

berpengaruh terhadap variabel Y1

H1, ρ >0 : masing-masing variabel X1, X2 dan X3berpengaruh

terhadap variabel Y1

Diharapkan H0

diterima, jika : P-value ≤ 0.05

Hipotesis 2 H0, ρ < 0 : masing-masing variabel X1, X2, X3 dan Y1 tidak

berpengaruh terhadap variabel Y

H1, ρ>0 : masing-masing variabel X1, X2, X3 dan Y1

berpengaruh terhadap variabel Y

Diharapkan H0

diterima, jika : P-value ≤ 0.05

7. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen secara parsial, dengan rumus :

a. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen =

u j u j

x x x x x

ρ ρ

b. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen =

1 2

u j u j

x x xrx x x x x


(33)

c. Besarnya pengaruh total variabel eksogen terhadap endogen adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pengaruh tidak langsung =

1 2

u j u j u j u j

x x x x x x x xrx x x x x

ρ ρ ρ ρ

  +

   

8. Menghitung R2 Xu

(

X , X , ..., X1 2 k

)

, yaitu koefisien determinasi total X1, X2, …,

Xk terhadap Xu atau besarnya pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama

(gabungan) terhadap variabel endogen dengan menggunakan rumus :

(

)

(

)

1 2

1 2

2

u 1 2 k

R X X , X , ..., X ...

... u

u

u u u j

u j x x

x x

x x x x x x

x x

r r

r

ρ ρ ρ

      =      

9. Menghitung besarnya variabel residu, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel endogen di luar variabel eksogen dengan rumus :

(

)

2

u 1 2 k

= R X X , X , ..., X u

xε

ρ

Perlu diketahui, produk akhir dari langkah perhitungan tersebut adalah memperoleh model penelitian yang sesuai dalam memprediksi perubahan variabel eksogen terhadap variabel endogen yang diinterpretasikan dalam bentuk persamaan structural maupun gambar struktur maupun gambar struktur jalur itu sendiri. Dengan demikian dalam teknik analisis jalur, tidak tertutup kemungkinan persamaan maupun model akan berubah yang disebabkan oleh adanya salah satu atau lebih variabel independen yang pengujian hipotesisnya ditolak (Ho diterima). Apabila terjadi hal


(34)

trimming. Trimming sebagaimana dikemukakan oleh Heise, Al Rasyid dalam Kusnendi

(2004:12) adalah metode yang digunakan untuk memperbaiki model dengan jalan mengeluarkan atau mendrop dari model variabel eksogen yang koefisisn jalurnya tidak signifikan.

Dengan demikian sudah jelas terjadinya trimming berdampak pada perubahan model. Oleh karenanya dalam penjelasan AMOS, peneliti dapat membandingkan (mengkomparasi) model mana yang paling fit dengan data, dimana model yang dinyatakan fit dengan data adalah model yang menunjukkan tingkat keakurasian dalam memprediksi perubahan dalam variabel-variabel yang diteliti melalui penggunaan nilai

comparative fit index (CFI). CFI merupakan ukuran kesesuaian model berbasis

koparatif degan model null. CFI nilainya berkisar antara 0.0 sampai 1.0. CFI ≥ 0.90 dikatakan model fit dengan data (Kusnendi, 2004:58).


(35)

119 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel DPK, NPL dan tingkat suku bunga kredit konsumsi sebesar 93% mempengaruhi variabel perkembangan kredit konsumsi dan sisanya 7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model, seperti faktor permintaan masyarakat terhadap kredit konsumsi, faktor pendapatan masyarakat, faktor tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, gejolak di perbankan, seperti Peraturan Pemerintah serta corporate action, seperti divestasi, pembagian deviden, merger, dan lain-lain.

2. DPK, NPL dan tingkat suku bunga kredit konsumsi menunjukan :

2.1. DPK berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi karena perkembangan kredit konsumsi didorong adanya permintaan masyarakat yang tinggi.

2.2. NPL berpengaruh positif terhadap perkembangan kredit konsumsi. sebuah bank yang memiliki NPL sangat kecil tidak serta-merta berarti hampir seluruh kredit bank tersebut adalah kredit lancar, yang menunjukkan betapa sehatnya bank tersebut dan semakin berkembangnya kredit konsumsi. NPL


(36)

yang sangat kecil dapat saja dicapai bank yang hanya sedikit menyalurkan kreditnya.

2.3. Tingkat suku bunga kredit konsumsi berpengaruh negatif terhadap perkembangan kredit konsumsi, laju inflasi yang lebih terkendali, dan ekspektasi konsumen yang masih menunjukkan optimisme terhadap perbaikan penghasilan selama 6 bulan kedepan menjadi faktor penentu tingginya minat masyarakat terhadap kredit konsumsi.

3. NIM berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi karena semakin meningkatnya ekspansi kredit konsumsi. Semakin besar kredit yang diberikan tentunya diikuti oleh kualitas kredit yang baik, akan meningkatkan pendapatan kredit

5.2 Rekomendasi

Untuk peneliti yang akan meneliti lebih lanjut penulis menyarankan untuk lebih jauh menganilisis mengenai pengaruh-pengaruh yang lebih mengarah kepada unsur-unsur utama dalam bentukan bunga perbankan, baik dari segi mikro maupun makro kemudian menyeleksi, menganalisis, menguji informasi, aspek maupun asumsi mengingat faktor ciri khas dari suatu perbankan terdapat faktor-faktor makro, sehingga mungkin saja menjadi suatu hal yang dapat menyebabkan adanya perbedaan dari yang ada di teori. Selain itu, disarankan menggunakan periode penelitian yang cukup panjang misalnya sepuluh tahun ke atas.


(37)

Dalam penelitian ini hanya variabel yang berkaitan dengan laporan keuangan yang diteliti pengaruhnya, maka untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh tetapi tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini, misalnya faktor permintaan masyarakat terhadap kredit konsumsi, faktor pendapatan masyarakat, faktor tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, gejolak di perbankan, seperti Peraturan Pemerintah serta corporate action, seperti divestasi, pembagian deviden, merger, dan lain-lain yang dapat dikualifikasikan dengan metode variabel dummy.


(38)

122

DAFTAR PUSTAKA

Aegnor P.R., J. Aizenman, dan A. Hoffmaister. (2000). The Credit Crunch in East

Asia : What Can Bank Excess Liquid Assets Tell Us? NBER, Inc. Cambridge.

Working Paper 7951.

Anthony, Robert.N. Glen A Welsch, dan James S Reece. (1985). Fundamentals of

Management Accounting. 4th Edition. Richard D Irwin. Inc, Homewood, Illinois, 60430.

Brigham dan Houston. (2006). Dasar-dasar Managemen Keuangan, Edisi sepuluh. Salemba empat. Jakarta.

Badan Pusat Statistik.(2007). Statistik Indonesia Tahun 2007. Jakarta.

Bank Indonesia. (2007). Laporan Bulanan Perkembangan Moneter, Sistem Pembayaran, dan Perbankan Vol.10, No.1, Juli 2007. Jakarta.

Bank Indonesia. (2006). Laporan Pengawasan Perbankan. Jakarta. Bank Indonesia. (2006). Perekonomian Indonesia. Jakarta.

Bank Indonesia. (2007). Tinjauan Kebijakan Moneter, Ekonomi Moneter dan Perbankan. Jakarta.

Boediono, (1991). Tingkat Bunga dan Faktor-Faktor Penentunya. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia. No.1 Tahun VI, 18 - 26. Jakarta.

Coleman, Alan B, Donald G Simonson, George H Hempel, Bnak Manageent : Text and Cases, $th edition, Jhon Wiley&Sons Inc, 1994.

Gumilar, Aten., Bandi Soebandi. (1996).Manajemen Bank, Cetakan Pertama, CV Abadi Luhur, Bandung.

Insukindro. (1995). Ekonomi Uang dan Bank. Teori dan Pengalaman di Indonesia. – Yogyakarta: BPFE.

Kusnendi. (2006). Analisis Jalur. Badan Penerbit Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.


(39)

Luh Gede Meydianawathi (2007), Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia, Fakultas Ekonmi, Universitas Udayana, Bali. ---. (2007). Analisis Jalur dengan AMOS. Magister Manajemen. Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

M. Manullang. (1989). Ekonomi Moneter.Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Mukti Andriani. (1999). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Bunga yang

Diterima Perbankan di Indonesia. Skripsi Sajana Tidak Diterbitkan, UPN

Veteran Jawa Timur

Muliaman D.Hadad dkk. (2004). Model Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit

Konsumsi Rumah Tangga di Indonesia. Direktorat Penelitian dan Pengaturan

Perbankan. Bank Indonesia. Jakarta. (www.bi.go.id)

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen. Edisi ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Nopirin. (1990). Pengantar Ilmu Eknomi Makro & Mikro.Yogyakarta: BPFE.

Rose, Peter S. (1995). Commercial Bank Management. 3rd edition. Texas A&M university.USA.

Sukirno, Sadono. (2003). Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Teguh, Pudjomulyo, (1996). Aplikasi Akuntasi Manajemen dalam Praktek Perbankan. BPFEE. Yogyakarta.

Warjiyo, Perry (2004), Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesi, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Jakarta


(40)

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel DPK, NPL dan tingkat suku bunga kredit konsumsi sebesar 93% mempengaruhi variabel perkembangan kredit konsumsi dan sisanya 7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model, seperti faktor permintaan masyarakat terhadap kredit konsumsi, faktor pendapatan masyarakat, faktor tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, gejolak di perbankan, seperti Peraturan Pemerintah serta corporate action, seperti divestasi, pembagian deviden, merger, dan lain-lain.

2. DPK, NPL dan tingkat suku bunga kredit konsumsi menunjukan :

2.1. DPK berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi karena perkembangan kredit konsumsi didorong adanya permintaan masyarakat yang tinggi.

2.2. NPL berpengaruh positif terhadap perkembangan kredit konsumsi. sebuah bank yang memiliki NPL sangat kecil tidak serta-merta berarti hampir seluruh kredit bank tersebut adalah kredit lancar, yang menunjukkan betapa


(2)

yang sangat kecil dapat saja dicapai bank yang hanya sedikit menyalurkan kreditnya.

2.3. Tingkat suku bunga kredit konsumsi berpengaruh negatif terhadap perkembangan kredit konsumsi, laju inflasi yang lebih terkendali, dan ekspektasi konsumen yang masih menunjukkan optimisme terhadap perbaikan penghasilan selama 6 bulan kedepan menjadi faktor penentu tingginya minat masyarakat terhadap kredit konsumsi.

3. NIM berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga kredit konsumsi karena semakin meningkatnya ekspansi kredit konsumsi. Semakin besar kredit yang diberikan tentunya diikuti oleh kualitas kredit yang baik, akan meningkatkan pendapatan kredit

5.2Rekomendasi

Untuk peneliti yang akan meneliti lebih lanjut penulis menyarankan untuk lebih jauh menganilisis mengenai pengaruh-pengaruh yang lebih mengarah kepada unsur-unsur utama dalam bentukan bunga perbankan, baik dari segi mikro maupun makro kemudian menyeleksi, menganalisis, menguji informasi, aspek maupun asumsi mengingat faktor ciri khas dari suatu perbankan terdapat faktor-faktor makro, sehingga mungkin saja menjadi suatu hal yang dapat menyebabkan adanya perbedaan dari yang ada di teori. Selain itu, disarankan menggunakan periode penelitian yang cukup panjang misalnya sepuluh tahun ke atas.


(3)

121

Dalam penelitian ini hanya variabel yang berkaitan dengan laporan keuangan yang diteliti pengaruhnya, maka untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh tetapi tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini, misalnya faktor permintaan masyarakat terhadap kredit konsumsi, faktor pendapatan masyarakat, faktor tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, gejolak di perbankan, seperti Peraturan Pemerintah serta corporate action, seperti divestasi, pembagian deviden, merger, dan lain-lain yang dapat dikualifikasikan dengan metode variabel dummy.


(4)

122 DAFTAR PUSTAKA

Aegnor P.R., J. Aizenman, dan A. Hoffmaister. (2000). The Credit Crunch in East Asia : What Can Bank Excess Liquid Assets Tell Us? NBER, Inc. Cambridge. Working Paper 7951.

Anthony, Robert.N. Glen A Welsch, dan James S Reece. (1985). Fundamentals of Management Accounting. 4th Edition. Richard D Irwin. Inc, Homewood, Illinois, 60430.

Brigham dan Houston. (2006). Dasar-dasar Managemen Keuangan, Edisi sepuluh. Salemba empat. Jakarta.

Badan Pusat Statistik.(2007). Statistik Indonesia Tahun 2007. Jakarta.

Bank Indonesia. (2007). Laporan Bulanan Perkembangan Moneter, Sistem Pembayaran, dan Perbankan Vol.10, No.1, Juli 2007. Jakarta.

Bank Indonesia. (2006). Laporan Pengawasan Perbankan. Jakarta. Bank Indonesia. (2006). Perekonomian Indonesia. Jakarta.

Bank Indonesia. (2007). Tinjauan Kebijakan Moneter, Ekonomi Moneter dan Perbankan. Jakarta.

Boediono, (1991). Tingkat Bunga dan Faktor-Faktor Penentunya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. No.1 Tahun VI, 18 - 26. Jakarta.

Coleman, Alan B, Donald G Simonson, George H Hempel, Bnak Manageent : Text and Cases, $th edition, Jhon Wiley&Sons Inc, 1994.

Gumilar, Aten., Bandi Soebandi. (1996).Manajemen Bank, Cetakan Pertama, CV Abadi Luhur, Bandung.

Insukindro. (1995). Ekonomi Uang dan Bank. Teori dan Pengalaman di Indonesia. – Yogyakarta: BPFE.

Kusnendi. (2006). Analisis Jalur. Badan Penerbit Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.


(5)

123

Luh Gede Meydianawathi (2007), Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia, Fakultas Ekonmi, Universitas Udayana, Bali. ---. (2007). Analisis Jalur dengan AMOS. Magister Manajemen. Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

M. Manullang. (1989). Ekonomi Moneter.Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Mukti Andriani. (1999). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Bunga yang Diterima Perbankan di Indonesia. Skripsi Sajana Tidak Diterbitkan, UPN Veteran Jawa Timur

Muliaman D.Hadad dkk. (2004). Model Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi Rumah Tangga di Indonesia. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan. Bank Indonesia. Jakarta. (www.bi.go.id)

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen. Edisi ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Nopirin. (1990). Pengantar Ilmu Eknomi Makro & Mikro.Yogyakarta: BPFE.

Rose, Peter S. (1995). Commercial Bank Management. 3rd edition. Texas A&M university.USA.

Sukirno, Sadono. (2003). Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Teguh, Pudjomulyo, (1996). Aplikasi Akuntasi Manajemen dalam Praktek Perbankan. BPFEE. Yogyakarta.

Warjiyo, Perry (2004), Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesi, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Jakarta


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Pengaruh Jumlah ATM, Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) Terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 115 92

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige

2 48 98

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN JUMLAH KREDIT USAHA KECIL PADA BANK UMUM DI PROPINSI JAWA TIMUR (TAHUN 2003 – 2012)

1 5 19

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga sertifikasi

0 3 132

Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

0 5 192

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT, CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Tingkat Sukubunga Kredit, Capital Adequacy Ratio (Car),Non Performing Loan (Npl) Dan Return On Assets (Roa)

0 3 19

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT (PT. Bank ICB Bumiputera., Tbk).

0 0 52

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,SUKU BUNGA KREDIT, INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA.

0 0 129